Anda di halaman 1dari 15

Implementasi Bidang Pengajaran dalam

Pengembangan Perangkat Assesmen (assessment) dan


Evaluasi (evaluation) Kemampuan Daya Nalar Tingkat
Tinggi (Higher Order Thinking Skill )
OLEH:
Lusi Mardiah 8206175005
Rini Lestari Dalimunthe 8206175006
Tujuan :
1. Untuk mengetahui pengertian kemampuan berpikir tingkat
tinggi.
2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa.
3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa.
4. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah dan
mengambil keputusan siswa,
5. Untuk mengetahui ranah kognitif HOTS dalam taksonomi
bloom revisi.
6. Untuk mengetahui implementasi pengajaran pembelajaran
Assessment (Penilaian)

Assessment merupakan komponen penting pada pembelajaran dan berperan sebagai


alat untuk mengetahui hasil pembelajaran. Assessment diperlukan pada setiap
pembelajaran dengan tujuan agar dapat mengukur apakah suatu tujuan pembelajaran telah
tercapai atau tidak.

Assesment yang dikatakan telah sesuai dengan kurikulum 2013 adalah assesment
yang memiliki kemampuan untuk menilai pembelajaran dengan menyeluruh.

Aiken (1997:1) mengemukakan bahwa berbagai instrument:

 Tes

 Non Tes
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)

● Menurut Tomei (2005), HOTS mencakup transpormasi informasi dan ide-ide. Transpormasi

ini terjadi jika siswa menganalisis, menyintesis, atau menggabungkan fakta dan ide,

menggeneralisasi, menjelaskan, atau sampai pada suatu kesimpulan/interpretasi.


● Menurut Abdullah (2019) Higher Order Thingking Skill (HOTS) adalah cara berpikir individu

yang mampu memanfaatkan pengetahuannya menjadi sebuah informasi baru sehingga dapat

berikir kritis untuk mencapai sesuatu keputusan dalam memecahkan masalahnya.


● menurut Lewis & Smith (1993) menyatakan bahwa berpikir tingkat tinggi terjadi ketika

seseorang memperoleh informasi baru dan disimpan dalam memori dan mengaitkan dan atau

menata ulang dan memperluas informasi tersebut untuk mencapai tujuan atau menemukan

kemungkinan jawaban dalam kondisi yang membingungkan.


Berikut ini merupakan bagan keterkaitan antara Keterampilan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills) dengan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking).

(Sumber : Abdullah, 2019)


Keterampilan Berpikir Kreatif

● Kreatifitas dapat didefinisikan sebagai “proses “ untuk menghasilkan


sesuatu yang baru dari elemen yang ada dengan menyusun kembali
elemen tersebut.
● Ada tiga domain utama dari ekspresi kreatif, yakni:

- kreativitas seni,

- kreativitas saintifik,

- Kreativitas sehari-hari.
Keterampilan Berpikir Kritis:

Menurut Sies berpikir kritis merupakan proses berpikir terampil dan bertanggung jawab
seseorang ketika seseorang mempelajari suatu permasalahan dari semua sudut pandang, dan terlibat
dalam penyelidikan sehingga dapat memperoleh opini, penilaian, atau pertimbangan terbaik
menggunakan kecerdasannya untuk menarik kesimpulan.
Ada 4 ketermapilan yang terkait berpikir kritis, yakni :
1. Kemampuan mendefenisikan masalah.
2. Kemampuan memilih informasi yang relevan untuk menyelesaikan masalah.
3. Kemampuan mengembangkan dan memilih hipotesis yang relevan.
4. Kemampuan melegitimasi kesimpulan dan mengevaluasi inferensi.
Menyelesaikan Masalah (Problem Solving)

Problem solving adalah proses yang mencakup visualisasi, sosiasi, abstrak, pemahaman,
manipulasi, bernalar, analisis, sintesis, dan generalisasi, yang masing-masingharus diatur dan
dikoordinasikan.
Menurut Sugrue model penyelesaian masalah (problem solving) mencakup tiga
komponen utama yang saling berinteraksi, yakni : struktur pengetahuan, fungsi kognitif, dan
keyakinan.
Membuat Keputusan
Menurut Galotti pengambilan keputusan berpusat pada masalah memilih. Orang
mungkin berhasil atau gagal jika salah memilih. Tantangan yang dihadapi adalah
memilih alternatif yang layak untuk dilakukan.
Ketika melakukan pilihan yang terbaik, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan antara lain : tujuan dan nilai-nilai yang dikejar, efek samping, biaya
kesempatan, keadaan stabil atau berubah, pengetahuan yang diperoleh, minat pribadi
dan orang lain, dan sebagainya.
Dimensi kognitif HOTS dalam Taksonomi Bloom revisi ada 3 yaitu :
- Menganalisis (analyzing / C3 )
Menurut (Jailani dkk.,2018) menganalisis meliputi kemampuan untuk memecah suatu kesatuan menjadi
bagian-bagian dan menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut dihubungkan satu dengan yang lain
atau bagian tersebut dengan keseluruhannya.
- Mengevaluasi (evaluate/ C4)
Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal,
bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu yang berdasar pada kriteria tertentu.
- Mencipta (create/ C5)
Mencipta juga dapat diartikan sebagai meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang
menyeluruh sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau fungsional.
Taksonomi Bloom revisi yang dikemukakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), pada
dimensi proses kognitif HOTS meliputi proses menganalisis (analyze), mengevaluasi
(evaluate), dan mencipta (create), sedangkan pada dimensi pengetahuan HOTS meliputi
pengetahuan konseptual (conceptual knowledge), pengetahuan prosedural (procedural
knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge).
Table : HOTS dalam taksonom revisi
Implementasi Pengajaran
Berdasarkan diagram trsbut.
HOTS sebagai proses kognitif perlu
direncanakan dalam kurikulum,
diimplementasikan dalam proses pembelajaran
dan dinilai hasil pelaksanaan pembelajarannya
dalam asesmen. HOTS harus selalu memiliki
triangulasi logical-order-curriculum-
instruction-assessment. AKM sebagai
pengganti UN sebagaimana disinggung di awal
tulisan adalah dalam kapasitas fungsi menilai
hasil pelaksanaan pembelajaran yang akan
memberi masukkan tentang seberapa banyak
intended-learning-outcomes dicapai. Hal ini
sejalan dengan pemahaman kurikulum dalam
pembelajaran sebagai – structured series of
intended learning outcomes (Mauritz Johnson,
1980).
Kebijakan Kemdikbud untuk menghapus Ujian Nasional (UN) pada 2021 mendatang lalu menggantinya dengan Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter sudah mulai ditanggapi dan diantisipasi pelaksanaannya secara kurang
tepat di lapangan. Beberapa Dinas Pendidikan di tingkat kabupaten/kota, dengan material dan sumberdaya seadanya
bahkan mencoba menyusun, mempersiapkan pelatihan soal-soal higher-order-thinking-skills (HOTS) untuk literasi dan
numerasi bagi para gurunya tanpa memberikan sekuens pelatihan perencanaan dan praktik pembelajaran menggunakan
HOTS.
Agak sulit membayangkan bagaimana reaksi siswa yang terbiasa mengikuti proses pembelajaran dilaksanakan secara
konvensional lalu diberi “kejutan” dengan penilaian menggunakan butir-butir soal yang berkarakter higher-order-thinking-
skills (HOTS).
Bahkan guru saja kalau tidak terbiasa mengerjakan butir-butir soal berkarakter higher-order-thinking-skills mengalami
kesulitan; padahal seharusnya soal tersebut dikerjakan oleh siswa. Melatih guru menggunakan soal-soal HOTS untuk
penilaian bukan jalan pintas untuk merubah strategi guru dalam mengajar atau perilaku siswa dalam belajar.
Jika strategi pembelajaran dilaksanakan menggunakan HOTS, maka tanpa atau dengan pelatihan, guru akan melakukan
asesmen HOTS minimal melalui tes formatif untuk menilai kemajuan belajar atau tes sumatif untuk menilai hasil
pembelajaran di dalam kelas dan/atau pada mapel yang dia ampu. Dengan demikian, menjelang pelaksanaan AKM pada
tahun 2021, cukup beralasan untuk menyarankan lebih memprioritaskan pelatihan guru dalam strategi pembelajaran
menggunakan HOTS, ketimbang pelatihan guru dalam penyusunan butir-butir soal HOTS, atau alternatif komprominya
adalah pelatihan guru dalam strategi pembelajaran HOTS yang terintegrasi dengan pelatihan penyusunan butir soal di
dalamnya.  Jika ini berhasil dilaksanakan, sangat boleh jadi hasil asesmen dari proses pembelajaran menggunakan HOTS
merupakan representasi dari perilaku mengajar pendidik dan hasil belajar peserta didik yang terinternalisasi.
KESIMPULAN
● Higher Order Thingking Skill (HOTS) adalah cara berpikir individu yang mampu memanfaatkan
pengetahuannya menjadi sebuah informasi baru sehingga dapat berikir kritis untuk mencapai sesuatu
keputusan dalam memecahkan masalahnya. Keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) berkaitan
dengan kemampuan menyelesaikan permasalahan, berpikir kritis dan berpikir kreatif.
● Kreatifitas dapat didefinisikan sebagai “proses “ untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen
yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Pemikiran kreatif masing-masing orang akan
berbeda dan terkait dengan cara mereka berpikir dalam melakukan pendekatan terhadap permasalahan
● Berpikir kritis merupakan proses berpikir terampil dan bertanggung jawab seseorang ketika seseorang
mempelajari suatu permasalahan dari semua sudut pandang, dan terlibat dalam penyelidikan sehingga
dapat memperoleh opini, penilaian, atau pertimbangan terbaik menggunakan kecerdasannya untuk
menarik kesimpulan.
● Problem solving adalah proses yang mencakup visualisasi, sosiasi, abstrak, pemahaman, manipulasi,
bernalar, analisis, sintesis, dan generalisasi, yang masing-masingharus diatur dan dikoordinasikan.
● Taksonomi Bloom revisi yang dikemukakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), pada dimensi proses
kognitif HOTS meliputi proses menganalisis (analyze), mengevaluasi (evaluate), dan mencipta (create),
sedangkan pada dimensi pengetahuan HOTS meliputi pengetahuan konseptual (conceptual knowledge),
pengetahuan prosedural (procedural knowledge), dan pengetahuan metakognitif (metacognitive
knowledge).
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai