Anda di halaman 1dari 168

NOTA DINAS

Dr. Hendro Widodo, M.Pd


Pembimbing Skripsi
Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Hal : Persetujuan Munaqasah


Lamp : 3 eks
Kepada
Yth. Kaprodi Pendidikan Agama
Islam
Universitas Ahmad Dahlan
Di Yogyakarta

AssalamualaikumWr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan skripsi


yang ditulis oleh:

Nama : Himawati Fadliyah

NIM : 1511031067

Fakultas : Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

JudulSkripsi : Implementasi Kurikulum Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan


Bahasa Arab (ISMUBA) di Pondok Pesantren Modern
Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Pleret, Bantul,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020

Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut dapat diajukan untuk ujian munaqasah.

Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Yogyakarta, 4 Oktober 2019
Pembimbing

Dr. Hendro Widodo, M.Pd


NIY. 60130748

i
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Himawati Fadliyah
NIM : 1511031067
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Agama Islam
Perguruan Tinggi : Universitas Ahmad Dahlan

Menyatakan bahwa naskah skripsi ini secara keseluruhan benar-benar


bebas dari plagiasi. Jika kemudian hari terbukti melakukan plagiasi, maka saya
siap ditindak sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Yogyakarta, 19 Oktober 2019
Yang Menyatakan

Himawati Fadliyah
NIM. 1511031067

ii
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
Alamat:Jl.Kapas9, Semaki,Yogyakarta55166
Telp(0274)563535, 511839, Rektor511829, Fax,(0274)564604

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Nomor : FAI/20/D.3/X/2019

Tugas Akhir dengan judul : Implementasi Kurikulum Al-Islam


Kemuhammadiyahan dan Bahasa
Arab (ISMUBA) di Pondok
Pesantren Modern Muhammadiyah
Boarding School (PPM MBS)
Pleret, Bantul, Yogyakarta Tahun
Ajaran 2019/2020
Yang disusun oleh
Nama : Himawati Fadliyah
NIM : 1511031067
Telah diuji pada sidang tanggal : 15 Oktober 2019
Nilai Ujian :A
Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad
Dahlan
Yogyakarta, 19 Oktober 2019

Mengetahui
Dekan Ketua Program Studi
Fakultas Agama Islam Pendidikan Agama Islam

Dr. Nur Kholis, S.Ag.,M.Ag. Farid Setiawan, S.Pd.,M.Pd.I.


NIY. 60010350 NIY. 60150846

iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI

UJIAN SKRISPI

Skripsi berjudul : Implementasi Kurikulum Al-Islam Kemuhammadiyahan


dan Bahasa Arab (ISMUBA) di Pondok Pesantren Modern
Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Pleret,
Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020

Nama : Himawati Fadliyah


NIM : 1511031067
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Telah disetujui tim penguji ujian munaqasyah:

Ketua : Dr. Hendro Widodo, M.Pd (…………….)

Penguji I : Farid Setiawan, S.Pd., M.Pd.I (…………….)

Penguji II : Hanif Cahyo AK, S.Ag.,M.A (…………….)

Diuji di Yogyakarta pada

Waktu : Selasa, 15 Oktober 2019

Nilai : A

Hasil : Lulus tanpa perbaikan/Lulus dengan perbaikan/ Tidak Lulus

iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Himawati Fadliyah

NIM : 1511031067 Email : emafadly9@gmail.com

Fakultas : Agama Islam Program Studi :Pendidikan Agama Islam

Judul tugas akhir : Implementasi Kurikulum Al-Islam Kemuhammadiyahan dan


Bahasa Arab (ISMUBA) di Pondok Pesantren Modern
Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Pleret, Bantul,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020

Dengan ini saya menyerahkan hak Sepenuhnya kepada Pusat Sumber Belajar
Universitas Ahmad Dahlan untuk menyimpan, mengatur akses serta melakukan
pengelolaan terhadap karya saya ini dengan mengacu pada ketentuan akses tugas
akhir elektronik sebagai berikut (beri tanda pada kotak):

Saya mengijinkan karya tersebut diunggah kedalam aplikasi Repository Pusat


Sumber Belajar Universitas Ahmad Dahlan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 19 Oktober 2019

Himawati Fadliyah

Mengetahui,
Pembimbing

Dr. Hendro Widodo, M.Pd

v
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Himawati Fadliyah

NIM : 1511031067 Email :emafadly9@gmail.com

Fakultas : Agama Islam Program Studi :Pendidikan Agama Islam

Judul tugas akhir : Implementasi Kurikulum Al-Islam Kemuhammadiyahan dan


Bahasa Arab (ISMUBA) di Pondok Pesantren Modern
Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Pleret, Bantul,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Hasil karya yang saya serahkan ini adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar kesarjanaan baik di Universitas Ahmad Dahlan
maupun di institusi pendidikan lainnya.
2. Hasil karya saya ini bukan saduran/terjemahan melainkan merupakan gagasan,
rumusan, dan hasil pelaksanaan penelitian/implementasi saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing akademik dan narasumber
penelitian.
3. Hasil karya saya ini merupakan hasil revisi terakhir setelah diujikan yang telah
diketahui dan disetujui oleh pembimbing.
4. Dalam karya saya ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali yang digunakan sebagai acuan dalam naskah
dengan menyebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terbukti
ada penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena
karya saya ini, serta sanksi lain yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
Universitas Ahmad Dahlan.

Yogyakarta, 18 Oktober 2019

Himawati Fadliyah

vi
MOTTO

َ‫َو ََل ت َ ِهنُوا َو ََل تَحْ زَ نُوا َوأ َ ْنت ُ ُم ْاْل َ ْعلَ ْونَ إِ ْن ُك ْنت ُ ْم ُمؤْ ِمنِين‬

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati,

padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-

orang yang beriman”

(QS. Ali Imran (3) : 139)

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta, untuk kakak dan

adik-adik saya, serta untuk para pembelajar yang gigih menghadapi segala

rintangan demi mencapai tujuan dan cita-cita, lillahi ta’ala

viii
TRANSLITERASI ARAB – LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan penelitian ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tertanggal 22 januari 1988 No:

158/1987 dan 0543b/U/1987.

A. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

‫ا‬ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan

‫ب‬ ba’ b be

‫ت‬ ta’ t te

‫ث‬ sa’ ṡ es (dengan titik di atas)

‫ج‬ jim j je

‫ح‬ ḥa ḥ ha (dengan titik di bawah)

‫خ‬ kha kh ka dan ha

‫د‬ dal d de

‫ذ‬ żal ż zet (dengan titik di atas)

‫ر‬ ra’ r er

‫ز‬ zai z zet

‫س‬ sin s es

ix
‫ش‬ syin sy es dan ye

‫ص‬ ṣad ṣ es (dengan titik di bawah)

‫ض‬ ḍad ḍ de (dengan titik di bawah)

‫ط‬ ṭa’ ṭ te (dengan titik di bawah)

‫ظ‬ ẓa’ ẓ zet (dengan titik di bawah)

‫ع‬ ‘ain ‘ koma terbalik

‫غ‬ gain g ge

‫ف‬ fa’ f ef

‫ق‬ qaf q qi

‫ك‬ kaf k ka

‫ل‬ lam l ‘el

‫م‬ mim m ‘em

‫ن‬ nun n ‘en

‫و‬ waw w w

‫ه‬ ha’ h ha

‫ء‬ hamzah ʼ apostrof

‫ي‬ ya’ y ye

x
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap

‫متعددة‬ ditulis Muta’addidah

‫عدّة‬ ditulis ‘iddah

C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h

‫حكمة‬ ditulis Ḥikmah

‫علة‬ ditulis ‘illah

‫كرامةاْلولياء‬ ditulis Karāmah al-auliyā'

‫زكاةالفطر‬ ditulis Zakāh al-fiṭri

D. Vokal Pendek

__ ََ___ Fath}ah ditulis a

‫فعل‬ ditulis fa’ala

_____ kasrah ditulis i

َِ

‫ذكر‬ ditulis żukira

__ َُ___ ḍammah ditulis u

‫يذهب‬ ditulis yażhabu

xi
E. Vokal Panjang

1 Fatḥah + alif ditulis ā

‫جاهلية‬ ditulis jāhiliyyah

2 Fatḥah + ya’ mati ditulis ā

‫تنسى‬ ditulis tansā

3 Kasrah + ya’ mati ditulis i

‫كريم‬ ditulis karim

4 ḍammah + wawu mati ditulis ū

‫فروض‬ ditulis furūḍ

F. Vokal Rangkap

1 Fatḥah + ya’ mati ditulis ai

‫بينكم‬ ditulis bainakum

2 Fatḥah + wawu mati ditulis au

‫قول‬ ditulis qaul

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan dengan

Apostrof

‫اانتم‬ ditulis a’antum

‫اعدّت‬ ditulis u’iddat

xii
‫لئنشكرتم‬ ditulis la’in syakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam

Diikuti huruf Qamariyah ditulis dengan menggunakan huruf ”al”. Apabila

Syamsiyah ditulis dengan menggandakan huruf Syamsiyah yang

mengikutinya.

‫القران‬ ditulis al-Qur’ān

‫القياس‬ ditulis al-Qiyās

‫السماء‬ ditulis al-Samā’

‫الشمس‬ ditulis al-Syam

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

‫ذوىالفروض‬ ditulis żawi al-furūḍ

‫السنةاهل‬ ditulis ahl as-sunnah

xiii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas segala nikmat, karunia Allah, hidayah dan rahmat-Nya,

hingga akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancer. Shalawat

dan salam selalu tercurah kepada uswah hasanah, Rasulullah Muhammad SAW,

sbeserta keluarga, sahabat, dan ummatnya yang senantiasa istiqamah dengan

syari’at dan dakwah Islam.

Teriring do’a dan rasa terimakasih kepada semua pihak, khususnya dalam

menyelesaikan skripsi ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Muchlas, M.T, selaku Rektor Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

2. Bapak Dr. Nur Kholis, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam

Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

3. Bapak Farid Setiawan, S.Pd.,M.Pd.I., M.Pd.I, selaku Kaprodi Pendidikan

Agama Islam UAD

4. Bapak Dr.H. Hendro Widodo, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi, yang

telah meluangkan waktunya untuk memberikan araha, bimbingan dan

motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Terkhusus, kepada segenap pengurus BIMAWA (Biro Mahasiswa dan

Alumni) UAD yang telah begitu berjasa memberikan fasilitas berupa

Beasiswa Program Misi Kader Persyarikatan (BPM-KP)

6. Segenap Dosen dan karyawan Program Studi Pendidikan Agama Islam FAI

UAD Yogyakarta, yang telah banyak memberi ilmu dan pengalaman selama

menempuh pendidikan di UAD.

xiv
7. Ustadz Kamiludin, M.Pd selaku Mudir MBS Pleret beserta segenap Ustadz

Ustadzah yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu memberikan

informasi yang dibutuhkan selama penelitin.

8. Orang tua tercinta yang tak henti-henti mendoakan dan mendukung setiap

proses dalam penyusunan skripsi ini serta ke tiga saudara, kakak dan kedua

adik yang selalu memberi motivasi.

9. Orang-orang terdekat dan sahabat dekat yang banyak memberikan bantuan

baik moril maupun materiil.

10. Teman-teman seperjuangan, PAI 2015 yang telah menjadi keluarga dan

memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu

Jazaakumullahhu Khairan Katsiran

Yogyakarta, Oktober 2019


Penyusun,

Himawati Fadliyah
NIM. 1511031067

xv
DAFTAR ISI

NOTA DINAS ......................................................................................................... i


SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
PENGESAHAN TUGAS AKHIR ......................................................................... iii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI........................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN AKSES ........................................................... v
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ..................................................................... vi
MOTTO ................................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii
TRANSLITERASI ARAB – LATIN ..................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xvi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xix
ABSTRAK ............................................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
E. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 11
F. Landasan Teori....................................................................................... 16
G. Metode Penelitian ................................................................................... 29
H. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 39
BAB II KURIKULUM ISMUBA ......................................................................... 41
A. Latar Belakang ....................................................................................... 41
B. Visi dan Misi .......................................................................................... 42
C. Tujuan Pengembangan Kurikulum ISMUBA ........................................ 43
D. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ISMUBA ............................................. 43
E. Struktur Kurikulum Al-Islam, Kemuhammadiyah dan Bahasa Arab .... 45
F. Standar Kompetensi Lulusan .................................................................. 48

xvi
G. Standar Isi ............................................................................................... 54
H. Standar Proses ........................................................................................ 55
BAB III PROFIL MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (MBS)
PLERET, YOGYAKARTA .................................................................................. 58
A. Sejarah MBS Pleret Yogyakarta ............................................................. 58
B. Visi Misi MBS Pleret Yogyakarta .......................................................... 59
C. Letak Geografis ...................................................................................... 60
D. Struktur Organisasi Pesantren ................................................................ 60
E. Sarana Prasarana ..................................................................................... 60
F. Karakteristik Guru .................................................................................. 61
G. Karakteristik Peserta Didik .................................................................... 62
BAB IV IMPLEMENTASI KURIKULUM ISMUBA DI PONDOK
PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH BOARDINGSCHOOL (PPM
MBS) PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA ..................................................... 64
A. Struktur Kurikulum ISMUBA Berbasis Pesantren di MBS Pleret ....... 64
1. Kurikulum ISMUBA Majelis Pendidikan Dasar dan
MenengahPimpinan Pusat Muhammadiyah .................................................. 64
2. Kurikulum Pesantren Muhammadiyah (PesantrenMu) Lembaga
Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PP Muhammadiyah .... 66
B. Implementasi Kurikulum ISMUBA Berbasis Pesantren di PPM MBS
Pleret 72
1. Perencanaan ........................................................................................ 72
2. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................................. 73
3. Penilaian dan Evaluasi ........................................................................ 91
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum ISMUBA
di PPM MBS Pleret ........................................................................................... 94
1. Faktor Pendukung ............................................................................... 94
2. Faktor Penghambat ............................................................................. 98
D. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Implementasi
ISMUBA di MBS Pleret ................................................................................. 101
1. Menggunakan Metode Pembelajaran yang Sesuai ........................... 101
2. Program Tamyiz ............................................................................... 102
3. Memanfaatkan Sumber Daya yang Ada ........................................... 104

xvii
4. Kajian Keislaman .............................................................................. 105
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 107
A. Kesimpulan ................................................................................................ 107
B. Saran ........................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 112
LAMPIRAN ........................................................................................................ 114
Dokumentasi Kegiatan Penelitian Skripsi........................................................... 114
Pedoman Wawancara .......................................................................................... 115
Dokumentasi Foto Penelitian .............................................................................. 134
Surat Keterangan Penelitian ................................................................................ 145
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... 146

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 1: Data Amal Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan ........................ 4


Tabel 2: Struktur kurikulum ISMUBA SMP Muhammadiyah ............................. 45
Tabel 3: Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka dan Ekuivalen Jam Pembelajaran
ISMUBA Kelas 7-9 (SMP) ..................................................................... 48
Tabel 4: Pembagian Tugas Mengajar Guru ISMUBA .......................................... 61
Tabel 5: Data jumlah siswa MBS Pleret tingkat SMP tahun ajaran 2019/2020 ... 63
Tabel 6: Struktur kurikulum Pesantren Muhammadiyah (PesantrenMu) ........... 686
Tabel 7: Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka dan Ekuivalen Jam
PembelajaranPesantrenMu Kelas 7-9 (SMP/MTs) ................................. 67
Tabel 8: Jadwal pelajaran MBS Pleret tahun ajaran 2019/2020 ........................... 75
Tabel 9: Hasil analisis kesesuaian jadwal pelajaran di MBS Pleret dengan struktur
kurikulum ISMUBA kelas 7 ................................................................... 78
Tabel 10: Hasil analisis kesesuaian jadwal pelajaran di MBS Pleret dengan
struktur kurikulum PesantrenMu ............................................................ 79
Tabel 11: Jadwal Kegiatan Harian Santri.............................................................. 83

xix
ABSTRAK

IMPLEMENTASI KURIKULUM AL-ISLAM


KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB (ISMUBA)
BERBASIS PESANTREN DI PONDOK PESANTREN MODERN
MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (PPM MBS) PLERET,
BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2019/2020
Himawati Fadliyah
Kurikulum ISMUBA adalah kurikulum ciri khas yang ditujukan
untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah pada sekolah
Muhammadiyah non pesantren. Namun, pada kenyataannya, kurikulum
ISMUBA masih digunakan di pesantren yang memiliki kebutuhan
pendidikan keagamaan lebih banyak daripada sekolah umum. Maka dari
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur kurikulum
ISMUBA berbasis pesantren, implementasi kurikulum ISMUBA berbasis
pesantren, faktor pendukung dan penghambat, serta upaya yang dilakukan
dalam menghadapi hambatan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan Teknik studi
kasus. Subjek penelitian meliputi Kepala Sekolah (Mudir), Guru, Peserta
didik di MBS Pleret. Teknik pengumpulan data dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan, struktur kurikulum ISMUBA di
MBS Pleret mengacu pada dua standar kurikulum yaitu kurikulum
ISMUBA dari Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan kurikulum
PesantrenMu dari Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah PP
Muhammadiyah. Dalam implementasinya, kurikulum ISMUBA
dilaksankan secara klasikal di Sekolah, non klasikal di Asrama, dan
perkaderan melalui Ortom. Faktor pendukung: guru ISMUBA yang
kompeten, manajemen kurikulum yang baik, dan lingkungan yang
kondusif. Faktor penghambat: kurangnya sarana dan prasarana, adaptasi
santri baru, dan santri yang bosan saat pembelajaran. Upaya yang
dilakukan: menggunakan metode yang sesuai, program Tamyiz,
memanfaatkan sumber daya yang ada, dan mengadakan kajian keislaman.
Kata kunci : Implementasi, Kurikulum, ISMUBA, Pondok Pesantren

xx
ABSTRACT

IMPLEMENTATION OF AL-ISLAM MUHAMMADIYAH AND


ARABIC CURRICULUM (ISMUBA) BASED ON ISLAMIC
BOARDING SCHOOL IN MUHAMMADIYAH MODERN
BOARDING SCHOOL PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR 2019/2020

Himawati Fadliyah

The ISMUBA curriculum is a unique curriculum aimed at primary


and secondary education at Muhammadiyah non-pesantren schools.
However, in reality, the ISMUBA curriculum is still used in Islamic
boarding school which have more religious education needs than public
schools. Therefore, this study aims to determine the structure of the
ISMUBA-based pesantren curriculum, the implementation of the
ISMUBA-based pesantren curriculum, supporting and inhibiting factors,
and the efforts made in dealing with these obstacles.
This type of research is qualitative research. Research subjects
include the Principal (Mudir), Teachers, Students in MBS Pleret. Data
collection techniques with interviews, observation and documentation.
Data analysis techniques are data reduction, data presentation, and drawing
conclusions.
The results showed that the ISMUBA curriculum structure in MBS
Pleret referred to two curriculum standards namely the ISMUBA
curriculum from the PP Muhammadiyah Dikdasmen Assembly and
Pesantren curriculum from the Muhammadiyah Pesantren Development
Institute PP Muhammadiyah. In its implementation, the ISMUBA
curriculum is implemented classically in schools, non-classically in
dormitories, and cadres through Ortom. Supporting factors: competent
ISMUBA teachers, good curriculum management, and a conducive
environment. Inhibiting factors: lack of facilities and infrastructure,
adaptation of new students, and students who are bored while learning.
Efforts are being made: using appropriate methods, the Tamyiz program,
utilizing available resources, and conducting Islamic studies.

Keywords: Implementation, Curriculum, ISMUBA, Islamic Boarding


School

xxi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bab II pasal 3

dikemukakan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Yuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggungjawab”.1

Pendidikan merupakan upaya untuk membangun dan

mseningkatkan mutu peserta didik menuju era globalisasi yang penuh

dengan tantangan, sehingga perlu disadari bahwa pendidikan merupakan

suatu yang sangat fundamental bagi setiap individu, karena keberadaan

pendidikan tidak dapat diabaikan terutama dalam memasuki era

persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad millenium ini.2

1
Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosdakaya,2009),hlm.20
2
Veithzal Rival Zainal, dkk, Islamic Education Management dari Teori ke Praktik,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015), hlm.1

1
2

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta

didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan

pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung di lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga,

interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak

sebagai peserta didik. Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat

formal. Guru sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal

dalam lembaga pendidikan guru. Di sekolah, guru melakukan interaksi

pendidikan secara berencana dan sadar serta ada kurikulum formal yang

bersifat tertulis. Dalam lingkungan masyarakat pun terjadi berbagai

interaksi pendidikan. Kurikulumnya juga bervariasi dari yang memiliki

kurikulum formal secara tertulis sampai kurikulum yang tidak tertulis yang

hanya berupa gagasan pemimpin suatu kelompok atau satuan pendidikan

masyarakat.3

Begitulah adanya posisi kurikulum di dalam suatu lembaga

pendidikan, terlebih pendidikan formal. Kurikulum seolah menjadi jiwa

yang menghidupi pendidikan dan penunjuk arah suatu pendidikan tersebut

agar dibawa menuju tujuan-tujuan tertentu yang telah dirancang

sebelumnya, sehingga perlu adanya implementasi kurikulum, agar tujuan

pendidikan dapat tercapai. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil

pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya

kegiatan pendidikan.

3
Fristianan Irina, Pengembangan Kurikulum Teori, Konsep dan Aplikasi, (Parama Ilmu:
Yogyakarta, 2016), hlm. 1-3
3

Kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan oleh

lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program

pendidikan tersebut, siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga

mendorong perkembangan dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan

pendidikan yang telah ditetapkan.4

Berbicara mengenai lembaga pendidikan, tentu tidak hanya

memandang lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemerintah saja atau

yang dikenal dengan sekolah negeri. Di Indonesia juga terdapat sekolah

yang kelola oleh swasta, yaitu oleh lembaga-lembaga atau yayasan-

yayasan pendidikan yang nyatanya mampu bersaing dengan sekolah-

sekolah negeri.

Muhammadiyah, selain sebagai organisasi Masyarakat yang

berfokus pada dakwah keislaman, juga berperan aktif dalam penyediaan

layanan pendidikan bagi masyarakat.5 Berdasarkan Database Amal Usaha

Muhammadiyah (AUM), berikut adalah data Amal Usaha Muhammadiyah

di bidang pendidikan yang dilansir dari laman Muhammadiyah.or.id:

Tabel 1

Data Amal Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan

No Jenis Amal Usaha Jumlah

1 TK/TPQ 4.623

2 Sekolah Dasar (SD)/MI 2.604

4
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja
Rosydakarya,2017), hlm.10
5
Miftachul Huda, Ikhwanul Muhammadiyah, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,2007),
hlm. 92
4

3 Sekolah Menengah Pertama (SMP)/MTs 1.772

4 Sekolah Menengah Atas (SMA)/SMK/MA 1.143

5 Pondok Pesantren 67

6 Perguruan Tinggi 172

(sumber : Database Pimpinan Pusat Muhammadiyah6)

Idealisme pendidikan Muhammadiyah yang dibangun oleh K.H

Ahmad Dahlan memerlukan pembaharuan (tajdid) pendidikan secara

konsekuen dan berkelanjutan. Prinsip tajdid pendidikan Muhammadiyah

adalah mengintegrasikan ilmu agama Islam dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Dalam pendidikan Muhammadiyah, Islam sebagai sentral

(Core), sedangkan ilmu empiric-eksperimental dan teknologi sebagai

instrumental. Ijtihad pendidikan Muhammadiyah dapat mengimbangi laju

perkembangan zaman, dan sekaligus mampu mengatasi pelbagai macam

tantangannya.7

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, pondok pesantren

merupakan suatu pendidikan Islam yang tertua yang sudah ada sejak

zaman kolonial Belanda. 8 Pondok pesantren adalah Lembaga keagamaan

yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan


9
menyebarkan ilmu agama Islam. Pondok pesantren adalah tempat

menyeleksi calon-calon Ulama dan Kyai. Banyak orang tua yang

6
www.Muhammadiyah.or.id (diakses pada 14 September 2019)
7
Farid Setiawan, dkk, Mengokohkan Spirit Pendidikan Muhammadiyah, (Yogyakarta:
Pyramedia, 2010), hlm. xxix
8
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di Tengah
Arus Perubahan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 83
9
Ibid.
5

memasukkan anaknya ke pesantren dengan harapan kelak menjadi Ulama

atau Kyai. Namun, pada kenyataannya tidak semua lulusan Pondok

Pesantren menjadi Ulama atau Kyai.10

Pada dasarnya, tujuan umum dari pesantren Muhammadiyah sama

dengan tujuan sekolah-sekolah Muhammadiyah yang lain yaitu mencetak

kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa. Kurikulum yang

digunakan relatif sama, yaitu kurikulum pendidikan nasional dan atau

kurikulum kemenag. Selain itu juga, baik pesantren Muhammadiyah

maupun sekolah Muhammadiyah non pesantren menggunakan kurikulum

ISMUBA Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai kurikulum khusus

yang bermuatan materi keislaman, kemuhammadiyahan dan bahasa arab.

Hanya saja, pembinaan dalam pesantren berlangsung selama 24 jam

sehingga sangat memungkinkan untuk menambah muatan kurikulum

Ismuba yang ada.

Berdasarkan penjabaran dari tujuan pendidikan secara umum, dan

tujuan pendidikan Muhammadiyah yang hendak dicapai, tentunya dalam

suatu lembaga pendidikan haruslah melaksanakan proses pendidikan

dengan baik. Tidak hanya sebatas mengajarkan saja (transfer pengetahuan)

melainkan harus dengan implementasi atau tindakan dari teori-teori

(kurikulum) yang telah ada.

Masyarakat menilai dan menaruh harapan besar kepada pendidikan

Muhammadiyah justru karena adanya ciri khusus dan keunggulan tersebut.

10
Ibid.,hlm. 83
6

Namun, dalam realitasnya, pelaksanaan pendidikan pendidikan tersebut

belum secara optimal mencapai idealisme yang dicita-citakan. Hal ini

dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut: 1) Pendidikan ISMUBA

merupakan ciri khusus dan keunggulan pendidikan Muhammadiyah dalam

implementasinya belum optimal. 2) Pembelajaran ISMUBA cenderung

berorientasi pada penguasaan aspek kognitif sehingga belum efektif

membentuk kompetensi yang komprehensif. 3) Kurikulum ISMUBA perlu

mengadaptasi perkembangan ilmu pengetahuan dan sosial budaya yang

berkembang cepat. 4) Alokasi waktu pendidikan Ismuba sebanyak 7

(tujuh) jam pelajaran per/minggu masih kurang memadai.11

Inilah yang menjadi bahan penelitian, bagaimana kurikulum

ISMUBA diterapkan di MBS Pleret, yang merupakan salah satu Amal

Usaha Muhamamdiyah di bidang Pendidikan yaitu Pondok Pesantren

Modern. MBS Pleret memiliki dua jenjang pendidikan menengah yaitu

tingkat SMP dan tingkat SMA. Penelitian ini dikhususkan pada jenjang

SMP. Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan 24 jam sehingga

waktu yang dialokasikan untuk menerapkan kurikulum ISMUBA lebih

banyak dari lembaga pendidikan Muhammadiyah non pesantren. Selain

itu, muatan kurikulum ISMUBA di pesantren lebih banyak dari pada

muatan kurikulum ISMUBA di lembaga pendidikan Muhammadiyah yang

lain. Hal tersebut dikarenakan Pondok Pesantren memiliki peran yang

strategis dalam menanamkan nilai-nilai keislaman. Pondok Pesantren

11
Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Modul Pelatihan bagi Calon Pelatih
Implementasi Kurikulum Ismuba, ( Jakarta: Dikdasmen PP Muhammadiyah, 2018), hlm. 13
7

Muhammadiyah memiliki sifat pendidikan yang berkesinambungan, dan

berperan membentuk akhlak, perangai, karakter, bahkan budaya terhadap

santri.12

Pada saat ini, pondok pesantren menjadi salah satu pendidikan

banyak diminati masyarakat dengan alasan, di pondok pesantren

penanaman nilai-nilai keislaman dan karakter lebih baik dibandingkan

dengan sekolah umum. Di pondok pesantren juga terdapat program-

program unggulan seperti program bilingual (penggunaan 2 bahasa asing),

program tahfidz, dan program-program lain yang menunjang

perkembangan bakat dan minat peserta didik. Sehingga tidak heran apabila

pondok pesantren modern pada saat ini menjadi tren, dan terus

berkembang baik secara kualitas maupun kualitas. Fenomena tersebut

dapat dilihat dari pesantren-pesantren modern yang telah membuka

pendaftaran lebih awal dibandingkan sekolah umum, dan dengan seleksi

yang ketat, seperti yang terjadi di pesantren-pesantren Modern di

Yogyakarta, khususnya pesantren Muhammadiyah.

Dari sekian banyak pesantren Muhammadiyah, peneliti

memutuskan untuk melakukan penelitian di MBS Pleret dikarenakan

beberapa alasan yaitu:

Pertama, Alasan Objektif : Sekolah masih tergolong baru, yaitu baru 5

tahun didirikan tetapi peminatnya sudah cukup banyak. Berikut ini adalah

12
Miftachul Huda, Ikhwanul Muhammadiyah, (Yogyakarta : Suara Muhammadiyah,
2007)
8

data jumlah santri MBS Pleret tingkat menengah pertama (SMP) terhitung

dari tahun pertama diresmikan yaitu 2014 hingga 2019.

Diagram 1
Diagram data perkembangan jumlah santri MBS Pleret

Jumlah Santri MBS Pleret


70
60
50
40
30
20
10
0
2014/20152015/20162016/20172017/20182018/20192019/2020

(sumber : Dokumen MBS Pleret)

Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat bahwa hampir setiap

tahun jumlah santri MBS Pleret mengalami peningkatan. Jumlah santri

tersebut dihitung berdasarkan jumlah santri yang masuk hingga lulus.

Sebagai contoh: tahun 2014, jumlah santri adalah 40. Namun yang berhasil

menyelesaikan pendidikan di MBS Pleret berjumlah 37 santri, sehingga

tercantum angka 37.13

Dengan adanya konsep Boarding School ini, tentu menjadi

terobosan baru dalam pengembangan pendidikan berbasis pesantren di

Indonesia. Dimana peserta didik tetap memperoleh materi pelajaran

umum, namun pelajaran agama juga sangat di tekankan yaitu 100%

pendidikan umum dan 100% pendidikan agama.14

13
Wawancara dengan Ustadz Nurwanto selaku Wadir Kurikulum MBS Pleret pada hari
Senin, 22 Juli 2019
14
www.mbspleret.sch.id (diakses pada 1 Juni 2019)
9

Kedua, Alasan Subjektif : Berdasarkan observasi awal dari peneliti, bahwa

setiap satuan pendidikan Muhammadiyah, baik itu sekolah umum maupun

pesantren menggunakan kurikulum ISMUBA atau istilah ISMUBA dalam

mata pelajaran Agama. Namun, berdasarkan pengalaman peneliti bahwa

kebutuhan pendidikan Agama untuk Pesantren jauh lebih banyak

dibandingkan dengan sekolah umum sehingga peneliti ingin mengetahui

sejauh mana peran kurikulum ISMUBA di Pesantren, dan bagaimana

Implementasinya. Adapun pemilihan tempat yaitu MBS Pleret,

dikarenakan kultur sekolah yang mencerminkan kesederhanaan, dengan

gedung sekolah dan asrama yang masih terpisah-pisah (tidak terpadu

dalam satu lokasi), namun memiliki semangat untuk terus berkembang,

dan banyak diminati masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah struktur kurikulum ISMUBA MBS Pleret,

Yogyakarta?

2. Bagaimanakah implementasi kurikulum ISMUBA berbasis

pesantren di MBS Pleret, Yogyakarta?

3. Bagaimanakah faktor pendukung dan penghambat implementasi

kurikulum ISMUBA di PPM MBS Pleret, Yogyakarta?

4. Bagaimana Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan

Implementasi ISMUBA di MBS Pleret, Yogyakarta?


10

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui struktur kurikulum ISMUBA MBS Pleret,

Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui implementasi kurikulum ISMUBA berbasis

pesantren di MBS Pleret, Yogyakarta.

3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat

implementasi kurikulum ISMUBA di PPM MBS Pleret,

Yogyakarta.

4. Untuk mengetahui upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi

Hambatan Implementasi ISMUBA di MBS Pleret, Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan gambaran secara jelas, bagaimana

implementasi kurikulum Ismuba berbasis pesantren yang di terapkan di

Muhammadiyah Boarding School Pleret, Yogyakarta. Diharapkan

mampu memberi kontribusi bagi berkembangnya penyelenggaraan

pendidikan pesantren modern, terkhusus dalam lingkup

Muhammadiyah.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Universitas Ahmad Dahlan


11

Sebagai bahan referensi untuk menambah kajian pengetahuan

secara teoritis mengenai implementasi kurikulum ISMUBA yang

berbasis Pesantren.

b. Untuk PPM MBS Pleret, Yogyakarta

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam peningkatan mutu pendidikan, terkhusus pendidikan agama,

dan dapat lebih meningkatkan kegiatan-kegiatan yang

mencerminkan implementasi dari kurikulum Ismuba tersebut.

c. Untuk Peneliti

Memberikan pengalaman dalam bidang penelitian terkait

pendidikan di Pondok Pesantren, terkhusus Pondok Pesantren yang

dikelola oleh organisasi Muhammadiyah.

E. Tinjauan Pustaka

1. Skripsi yang berjudul “ Peran ISMUBA dalam Menumbuhkan Sikap

Tanggung Jawab Berorganisasi di SMA Muhammadiyah Pakem” yang

disusun oleh Waeni Nursayanti dari Universitas Islam Negeri sunan

Kalijaga tahun 2015.Disimpulkan bahwa ISMUBA di SMA

Muhammadiyah Pakem dilakukan dengan dua bentuk yaitu kegiatan

pembelajaran dan kegiatan keislaman. Kemudaian, ISMUBA juga

berperan dalam menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam


12

berorganisasi, terkhusus organisasi IPM yang ada di Sekolah

tersebut.15

Adapun perbedaan penelitian yang ditulis oleh Waeni Nursayanti

dengan penelitian adalah tempat penelitian dan fokus penelitian, yang

mana skripsi yang di tulis oleh Waeni Nursayanti mengaitkan antara

ISMUBA dengan penanaman sikap tanggung jawab berorganisasi.

Sedangkan penelitian ini terfokus untuk meneliti implementasi

kurikulum ISMUBA tersebut dalam berbagai aspek.

2. Skripsi yang berjudul “Implementasi Kurikulum Muatan Lokal

Berbasis Pesantren di MTs Futuhiyah 01 Mranggen Demak” yang

disusun oleh Muhammad Hanif dari IAIN Walisongo Semarang tahun

2010. Skripsi tersebut meneliti pelaksanaan kurikulum muatan lokal di

Madrasah, dengan menjabarkan isi kurikulum muatan lokal itu sendiri

yang disesuaikan dengan kultur Madrasah.16

Perbedaan penelitian terdapat pada subjek yang diteliti, yaitu

kurikulum muatan lokal dan kurikulum ISMUBA. Namun

persamaannya adalah tempat penelitian yaitu pondok pesantren, akan

tetapi lokasinya berbeda.

3. Skripsi yang berjudul “Evaluasi Implementasi Kurikulum Mata

Pelajaran Al-Qur’an Kelas XI di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta”

15
Waeni Nursayanti, Peran Ismuba dalam Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab
Berorganisasi di SMA Muhammadiyah Pakem, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015
16
Muhammad Hanif, Peran Ismuba dalam Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab
Berorganisasi di SMA Muhammadiyah Pakem, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2015
13

yang disusun oleh Wulan Yuliana dari UIN Yogyakarta tahun 2013.

Penelitian tersebut menjabarkan tentang implementasi kurikulum mata

pelajaran Al-Qur’an dalam bingkai KTSP. Hasil penelitian tersebut

yaitu, Implementasi kurikulum terlihat baik, ditinjau dari empat

kriteria yang terpenuhi yaitu proses pembelajaran yang dilakukan

sesuai dengan yang direncanakan, sarana dan prasarana yang memadai,

kondisi lingkungan sekolah yang kondusif dan siswa yang telah


17
memenuhi KKM, jika diprosentase maka berjumlah 91,32%.

Perbedaan penelitian terdapat pada jenis kurikulum yang

diteliti,lokasi penelitian, dan ruang lingkup penelitian, dimana dalam

skripsi wulan Yuliana hanya meneliti satu kelas saja sedangkan

peneliti melakukan penelitian pada satu sekolah.

4. Skripsi yang berjudul “Strategi Kaderisasi Da’i, Studi Kasus di Pondok

Pesantren Al-Fadlu, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal” yang

disusun oleh Kharis Anwar Misbah, dari Universitas Islam Negeri

(UIN) Walisongo Semarang pada tahun 2016. Penelitian tersebut

menjabarkan tentang strategi-strategi yang dilakukan untuk kaderisasi

Da’i melalui 1) penentuan program-program pondok, 2) penentuan dan

pembuatan jadwal kegiatan, 3) penentuan pembimbing. sedangkan

17
Wulan Yuliana, Evaluasi Implementasi Kurikulum Mata Pelajaran al-qur’an Kelas XI
di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2013
14

secara khusus berupa pendidikan muhadhoroh, tahasus dan

pengembangan potensi santri.18

Perbedaan dengan penelitian ini yaitu dalam penggunaan

kurikulum yang diimplementasikan dalam kegiatan pengajaran di kelas,

bukan hannya dengan program-program pondok pesantren yang ada di

asrama.

5. Skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Pembelajaran PAI

dengan Pendekatan Multiple Intelligences di SMP Muhammadiyah 3

Kaliwungu”. yang disusun oleh Harun Nur Zakki, dari Universitas

Islam Negeri Walisongo Semarang tahun 2016 . Penelitian tersebut

membahas tentang implementasi pembelajaran PAI dengan pendekatan

multiple intelligences melalui proses kegiatan belajar di kelas. Adapun

untuk metose maupun media pembelajaran disesuaikan dengan gaya

belajar siswa. Penelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif

dengan teknik analisis deskriptif.19

Perbedaan dengan skripsi ini adalah teknik penelitian yang

digunakan yaitu bukan menggunakan teknik analisis melainkan teknik

strudi kasus. Focus penelitian juga berbeda, yaitu skripsi ini

implementasi yang dilakukan bukan hanya di dalam kelas saja

melainkan di luar kelas melalui kegiatan-kegiatan kepondokan maupun

ekstrakurikuler.

18
Kharis Anwar Misbah, Strategi Kaderisasi Da’I di Pondok Pesantren Al-Fadlu,
Kaliwungu, Kendal, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016
19
Harun Nur Zakki, Implementasi Manajemen Pembelajaran PAI dengan Pendekatan
Multiple Intelligence di SMP Muhammadiyah 3 Kaliwungu, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, 2016
15

6. Hasil Observasi Peneliti dalam kegiatan magang dasar, magang lanjut,

dan magang terapan di MBS Prambanan selama 20 hari pada bulan

Agustus 2018. Observasi yang dilakukan yaitu pengamatan terhadap

budaya pondok pesantren, karakteristik guru dan peserta didik,

instrument pembelajaran, serta kegiatan pembelajran di dalam kelas

maupun ekstrakurikuler. MBS Prambanan merupakan MBS yang

pertama kali berdiri sebelum berdirinya beberapa MBS di daerah-

daerah yang lain. Kaitannya dengan skripsi ini adalah sebagai

pembanding antara MBS Pleret dan MBS Prambanan, baik dari segi

struktur organisasi, kurikulum, maupun unsur-unsur yang lain.. Selain

itu, MBS Prambanan dan MBS Pleret berada dalam naungan yang

sama yaitu dibawah Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)

Yogyakarta.

Perbedaan observasi atau magang di MBS Prambanan dengan

penelitian di MBS Pleret yaitu, magang di MBS Prambanan mencakup

hal-hal secara menyeluruh yaitu kultur sekolah, struktur organisasi,

perangkat pembelajaran, kurikulum, dan praktek mengajar secara

langsung. Sedangkan skripsi ini hanya membahas implementasi

kurikulumnya saja, yaitu kurikulum ISMUBA.20

20
Observasi di Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan, Sleman,
Yogyakarta pada bulan Agustus 2018.
16

F. Landasan Teori

1. Implementasi Kurikulum

a. Pengertian Implementasi

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata Implementasi

berarti pelasanaan.21 Dapat dijabarkan bahwa implementasi adalah

pelaksanaan dari teori-teori yang telah ada bentuk kegiatan.

Menurut Mulyasa, imlementasi merupakan suatu proses penerapan

ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis,

sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan

pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap.22

Bersadarkan uraian di atas maka, dapat disimpulkan bahwa

Istilah implementasi berarti pelaksanaan teori-teori, ide-ide,

konsep, kebijakan dan inovasi kedalam bentuk tindakan nyata.

b. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal

dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curee

yang artinya “tempat berpacu”. Istilah kurikulum berasal dari dunia

olahraga, terutama dalam bidang atletik pada zaman Romawi Kuno

di Yunani. 23 S. Nasution, mengutip perkataan William B. Ragan

dalam buku asas-asas kurikulum, bahwa kurikulum dapat diartikan

dalam arti yang luas, yaitu meliputi seluruh program dan


21
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Balai
Pustaka, 2007), hlm. 441
22
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian Guru dan
Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 178
23
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,(Bandung. Remaja
Rosdakarya,2017), hlm.2
17

kehidupan dalam sekolah, yakni segala pengalaman peserta didik

di bawah tanggung jawab sekolah. Kurikulum tidak hanya meliputi

bahan pelajaran tetapi meliputi seluruh kehidupan dalam kelas.

Jadi, hubungan sosial antara guru dan murid, metode mengajar,

cara mengevaluasi termasuk kurikulum.24

Adapun asas-asas kurikulum, yaitu:

1) Asas filosofi yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang

sesuai dengan filsafat negara.

2) Asas psikologis, yang memperhitungkan faktor peserta didik

dalam kurikulum yakni: psikologi anak, perkembangan anak,

psikologi belajar yaitu bagaimana proses belajar anak.

3) Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkembangan dan

perubahannya, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia

berupa pengetahuan, dan lain-lain.

4) Asas organisatoris, yang mempertimbangkan bentuk dan

organisasi bahan pelajaran yang disajikan.25

Dapat disimpulkan bahwa, kurikulum adalah seluruh

program kegiatan sekolah, yakni segala pengalaman peserta didik

si sekolah. Kurikulum disusun, dilaksanakan dan dievaluasi guna

mencapai tujuan pendidikan. Dalam pelaksanaan kurikulum

hendaknya disesuaikan dengan asan-asa kurikulum yaitu, asas

filosofis, asas psikologis, asas sosiologis, dan asas organisatoris.

24
S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta:Remaja Rosydakarya,2011), hlm. 8
25
Ibid.
18

c. Pengertian Implementasi Kurikulum

Pembelajaran di dalam kelas merupakan tempat untuk

melaksanakan dan menguji kurikulum. Dalam kegiatan

pembelajaran semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode,

alat, dan kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan yang akan

mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata (actual curriculum in

action). Perwujudan konsep, prinsip, dan aspek-aspek kurikulum

tersebut seluruhnya terletak pada kemampuan guru sebagai

implementator kurikulum. Oleh karena itu, gurulah kunci

pemegang pelaksana dan keberhasilan kurikulum. Kurikulum

dalam dimensi kegiatan adalah sebagai manifestasi dari upaya

untuk mewujudkan kurikulum yang masih bersifat dokumen

tertulis menjadi aktual dalam serangkaian aktivitas pembelajaran.26

Implementasi kurikulum merupakan aktualisasi kurikulum

tertulis (written curiculum) dalam bentuk pembelajaran. Ia juga

mengemukakan bahwa implementasi kurikulum adalah

operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat potensial

(tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, implementasi kurikulum merupakan hasil

terjemah guru terhadap kurikulum berdasarkan Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang dijabarkan

26
Rusman, Managemen Kurikulum, ( Depok: Rajagrafindo Persada, 2009), hlm. 70
19

kedalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

sebagai rencana tertulis.27

Implementasi kurikulum setidaknya dipengaruhi oleh tiga

faktor berikut:

1) Karakteristik kurikulum; yang mencakup ruang lingkup ide

baru suatu kurikulum dan kejelasannya bagi pengguna di

lapangan.

2) Strategi implementasi; yaitu strategi yang digunakan dalam

implementasi, seperti diskusi profesi, seminar, penataran, loka

karya, penyediaan buku kurikulum, dan kegiatan-kegiatan

yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di lapangan.

3) Karakteristik pengguna kurikulum; yang meliputi pengetahuan,

keterampilan, nilai, dan sikap guru terhadap kurikulum, serta

kemampuannya untuk merealisasikan kurikulum (curriculum

planning) alam pembelajaran.28

Berdasarkan uraian pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa implementasi kurikulum adalah suatu tindakan nyata atau

pelaksanaan dari teori-teori dan konsep kurikulum yang telah

disusun. Implementasi kurikulum harus berdasarkan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar peseta didik, yang kemudian

dijabarkan dalam bentuk silabus dan RPP sebagai rencana tertulis.

27
Mulyasa, Implementasi Kurikulum...., hlm.179
28
Ibid., hlm. 179
20

2. Kurikulum ISMUBA

a. Pengertian dan Latar Belakang Pemikiran

Pendidikan ISMUBA merupakan muatan pendidikan pokok

dalam sistem pendidikan Muhammadiyah. Mata pelajaran

ISMUBA memiliki fungsi utama membina mengantarkan peserta

didik menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT, berakhlak mulia, mengamalkan agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As-

Sunnah.29

Muhammadiyah secara kelembagaan merespon kebutuhan

masyarakat dengan menciptakan sistem pendidikan Islam Modern

yang integratif-holistik, berupa sekolah umum yang

mengintegrasikan ilmu-ilmu agama Islam, dan madrasah yang

mengintegrasikan ilmu-ilmu umum. Sistem pendidikan Islam ini,

didukung oleh adanya kurikulum yang senantiasa dikembangkan

sesuai dengan faktor internal dan eksternal.30

Pada tahun 1911, KH. Ahmad Dahlan berijtihad membangun

suatu sistem pendidikan Islam modern yang integratif-holistik

berupa sekolah umum yang mengintergasikan ilmu agama Islam

dan madrasah yang mengintegrasikan ilmu umum sebagai sintesa


31
atas realitas adanya pendidikan yang dikotomis. Sistem

29
DIKDASMEN, Kurikulum Ismuba untuk SMP Muhammadiyah,(Yogyakarta: PWM
Yogyakarta,2012), hlm. 1
30
Ibid.
31
Ibid., hlm.2
21

pendidikan ini memiliki ciri utama, yaitu diajarkan ilmu agama

Islam dan bahasa Arab, dan dalam perkembangannya diajarkan

pula mata pelajaran Kemuhammadiyahan. Ketiga mata pelajaran

ini, lazim disebut ISMUBA bagi sekolah dan Madrasah

Muhammadiyah yang merukapan ciri khusus dan keunggulan.32

b. Tujuan Pengembangan Kurikulum ISMUBA

Kurikulum ISMUBA ini disusun dan dikembangkan dengan

tujuan:

1) Menjadi standar mutu pengelolaan pendidikan pada sekolah

Muhammadiyah

2) Menjadi acuan operasional bagi kepala sekolah dan guru dalam

menyusun dan mengelola kurikulum pada tingkat satuan

pendidikan secara optimal.

3) Menjadi acuan operasional bagi Majelis Pendidikan Dasar dan

Menengah dalam melakukan koordinasi dan supervisi

penyusun dan pengelolaan kurikulum di setiap satuan

pendidikan.33

c. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah

Visi pendidikan Muhammadiyah adalah berkembangnya

fungsi Pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah mencakup

sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang berbasis Al-Islam

32
Ibid., hlm.2
33
Ibid., hlm.2
22

dan Kemuhammadiyahan, holistik integratif, bertata kelola baik,

serta berdaya saing dan berkeunggulan.

Misi Pendidikan Muhammadiyah antara lain:

1) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang

unggul dan berkemajuan;

2) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang

holistik dan integratif yakni membangun potensi akal, hati,

dan keterampilan yang seimbang;

3) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang

akuntabel dan inklusif;

4) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang

didukung oleh iptek dan imtak.34

Tujuan pendidikan Muhammadiyah adalah:

1) Terciptanya transformasi (perubahan cepat kearah kemajuan)

tata kelola Sekolah, Madrasah, dan Pondok Pesantren

Muhammadiyah pada semua jenjang yang dilakukan secara

baik, maju, profesional dan modern.

2) Berkembangnya sistem gerakan dan tata kelola Sekolah,

Madrasah, dan Pondok Pesantren Muhammadiyah yang

berkualitas utama bagi terciptanya kondisi dan faktor-faktor

pendukung terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-

benarnya.

34
Ibid., hlm.2
23

3) Berkembangnya peran strategis Sekolah, Madrasah, dan

Pondok Pesantren Muhammadiyah secara kualitatif dalam

kehidupan umat, bangsa, dan dinamika global.35

Pendidikan Muhammadiyah adalah sistem pendidikan Islam

modern yang integratif-holistik, berupa sekolah umum yang

mengintegrasikan ilmu-ilmu agama Islam, dan madrasah yang

mengintegrasikan ilmu-ilmu umum. Secara detail, konsep

pendidikan Ismuba yang integratif-holistik dapat diformulasikan

dalam aspek-aspek sebagai berikut:

1) Isi kurikulum mengintegrasikan kurikulum pendidikan

pendidikan pengetahuan umum dengan pendidikan ISMUBA.

Dengan mengintegrasikan keseluruhan kurikulum dalam suatu

jalinan kegiatan belajar mengajar, diharapkan siswa dapat

memahami esensi ilmu dengan agama Islam, dan memahami

serta mengamalkan ajaran Islam dengan landasan ilmu yang

luas.

2) Proses pembelajaran mengembangkan seluruh potensi siswa,

meliputi kecerdasan intelektual, emosional, sosial dan spiritual

serta memadukan secara utuh keseluruhan ranah hasil belajar

yaituantara ranah kognitif, afektif dan psikomotor dalam

seluruh aktivitas pembelajaran ISMUBA.

35
Ibid., hlm. 3
24

3) Pengetahuan dan amal perbuatan, yakni mengembangkan ilmu

agama Islam melalui pendidikan ISMUBA untuk diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan dengan proses

pembelajaran yang mengutamakan adanya suri tauladan yang

baik (uswah hasanah) bagi seluruh warga sekolah.

4) Kerjasama sekolah, orangtua, dan masyarakat dalam bentuk

tanggungjawab bersama dalam pendidikan.

5) Budaya sekolah, yakni lingkungan pergaulan, tata hubungan,

pola perilaku, kebiasaan baik dan segenap peraturan

sekolah/madrasah diwujudkan dalam kerangka ajaran dan nilai-

nilai Islam yang melandasi segala aspek perilaku dan peraturan

yang mencerminkan akhlak karimah.36

3. Pengertian Pesantren

Kata pesantren yang berasal dari kata santri dengan pendapat

awalan pe- dan akhiran -an. Kata tersebut mengandung arti asrama

tempat tinggal santri atau tempat murid-murid belajar mengaji dan

sebagainya. Istilah santri berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru

ngaji. Sumber yang lain menyebutkan bahwa kata itu berasal dari

bahasa India chasti dari akar kata Shastra yang berarti buku-buku suci,

buku-buku agama atau buku tentang ilmu pengetahuan.37

Kata pesantren sering digunakan dalam bahasa sehari-hari dengan

tambahan kata “pondok” menjadi “pondok pesantren”. Ditinjau dari

36
Ibid.,hlm. 35
37
Iskandar Engku dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami, (Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya, 2016), hlm.172.
25

segi bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan

yang mendasar di antara keduanya karena kata pondok adalah berasal

dari bahasa arab Funduq yang artinya hotel dan pesantren. Dalam

pemahaman masyarakat Indonesiadapat diartikan sebagai tempat

berlangsungnya suatu pendidikan agama Islam yang telah melembaga

sejak zaman dahulu. Jadi, pada hakikatnya pondok pesantren

merupakan lembaga pendidikan Islam.38

Secara fisik, pondok pesantren biasanya terdiri dari unsur-unsur

berikut:

a. Surau atau Masjid

b. Asrama untuk pelajar (santri)

c. Ruang belajar (kelas)39

Kesenjangan dalam tingkat keanekaragaman organisasi amat

besar dan dapat ditunjukkan berdasarkan komponen-komponen

pranata-pranatanya yang membentuk pesantren. Dari sini terjadi

kristalisasi jenis-jenis yang nyata dari organisasi pesantren sebagai

berikut:

a. Jenis A : yaitu pesantren yang paling sederhana.

b. Jenis B : yaitu memiliki semua komponen pondok pesantren yang

“klasik”.

c. Jenis C : yaitu bentuk klasik yang diperluas dengan suatu

madrasah.

38
Ibid.
Ridlwan Nasir, Mencari Tipologi …., hlm. 85
39
26

d. Jenis D : yaitu bentuk klasik yang diperluas dengan suatu madrasah

ditambah dengan program tambahan seperti keterampilan.

e. Jenis E : yaitu pesantren modern yakni di samping sektor

pendidikan ke-Islaman klasik juga mencakup semua tingkat

sekolah formal dari Sekolah Dasar (Madrasah Ibtidaiyah) sampai

tingkat Pergutruan Tinggi.40

Ada 5 klasifikasi pesantren yang dikemukakan oleh Ridlwan

Nasir, yaitu:

a. Pondok Pesantren Salaf/ Klasik : yaitu pondeok pesantren yang di

dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (wetin dan sorogan),

dan sistem klasikal (madrasah) salaf.

b. Pondok Pesantren Semi Berkembang : yaitu pondok pesantren

yang di dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf dan sistem

klasikal (madrasah) swasta dengan kurikulum 90% agama dan 10%

umum.

c. Pondok Pesantren Berkembang : yaitu pondok pesantren seperti

semi berkembang, hanya saja sudah lebih bervariasi dalam bidang

kurikulumnya, yakni 70% agama dan 30% umum. Di samping itu

juga diselenggarakan madrasah SKB Tiga Menteri dengan

penambahan diniyah.

d. Pondok Pesantren Khalaf/ Modern : yaitu seperti bentuk pondok

pesantren berkembang, hanya saja sudah lebih lengkap lembaga

40
Ibid.,hlm.86
27

pendidikan yang ada di dalamnya, antara lain diselenggarakannya

sistem sekolah umum dengan penambahan diniyah (praktek

membaca kitab salaf), perguruan tinggi (baik umum maupun

agama), bentuk koperasi dan dilengkapi dengan takhasus (bahasa

Arab dan Inggris).

e. Pondok Pesantren Ideal : yaitu sebagaimana bentuk pondok

pesantren modern hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih

lengkap, terutama bidang keterampilan yang meliputi bidang

pertanian, teknik, perikanan, perbankan, dan benar-benar

memperhatikan kualitasnya dengan tidak menggeser ciri khusus

kepesantrenannya yang masih relevan dengan kebutuhan

masyarakat/perkembangan zaman. Dengan adanya bentuk tersebut

diharapkan alumni pondok pesantren benar-benar berpredikat

khalifah fil ardli.41

Pada sebagian pesantren, sistem penyelenggaraan pendidikan

dan pengajaran makin lama makin berubah karena dipengaruhi oleh

perkembangan pendidikan di tanah air, serta tuntutan dari masyarakat

di lingkungan pondok pesantren sendiri. Namun, sebagian pesantren

tetap mempertahankan sistem pendidikan yang lama.42Seiring dengan

perkembangan dan kemajuan ekonomi Islam di Indonesia, banyak

pesantren yang mengalami kemajuan secara fisik. Sehingga unsur

tradisional hampir tidak dilihat lagi dalam bentuk bangunannya.

41
Ibid., hlm. 87
Iskandar Engku, Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan …., hlm. 120
42
28

Adapun dalam kurikulum atau metode pengajarannya masih ada yang

mempertahankan metode pengajaran pesantren klasik.

Respon pesantren terhadap modernisasi pendidikan Islami dan

perubahan-perubahan sosial ekonomi, yang berlangsung dalam

masyarakat Indonesia sejak awal abad ini mencakup:

a. Pembaharuan substantif atau isi pendidikan pesantren dengan

memasukkan subjek-subjek umum dan vokasional.

b. Pembaharuan metodologi, seperti sistem klasikal, perjenjangan.

c. Pembaruan kelembagaan, seperti kepemimpinan pesantren,

diverifikasi lembaga pendidikan.

d. Pembaruan fungsi, dari semula hanya fungsi kependidikan,

kemudian dikembangkan sehingga mencakup fungsi sosial-

ekonomi.43

Seiring berjalannya waktu, pesantren semakin banyak

didirikan di Indonesia, sehingga dikenal dengan istilah ekspansi

pesantren. Ekspansi pesantren juga dapat dilihat dari pertumbuhan

pesantren yang semula hanya rural based institution, kemudian

berkembang menjadi lembaga pendidikan urban. Hal tersebut dapat

dilihat dari kemunculan pesantren-pesantren di perkotaan besar. Hal

penting dalam pembicaraan mengenai ekspansi pesantren adalah

pengadopsian aspek-aspek tertentu sistem pesantren oleh lembaga

pendidikan umum. Salah satu contoh yaitu pengadopsian sistem

43
Ibid.
29

“pengasramaan” murid SMP/SMA yang menggunakan istilah

Boarding School. Kalau diperhatikan, sistem boarding sebenarnya

merupakan salah satu karakteristik dasar sistem pendidikan pesantren

yang dikenal sebagai sistem santri mukim.44

Berdasarkan penjelasan tentang pengertian pesantren, unsur-

unsur pesantren dan beberapa pendapat tentang klasifikasi pesantren

maka MBS Pleret dapat dikategorikan sebagai pesantren modern.

Ditinjau secara fisik, MBS Pleret menerapkan sitem klasikal atau

kelas berjenjang, dan juga gedung yang telah dilengkapi dengan

berbagai sarana dan prasarana yang memadai untuk mengembangkan

minat dan bakat peserta didik, serta memenuhi beberapa kriteria

pesantren modern yang lain seperti, kurikulum agama Islam yang

terintegrasi dengan kurikulum pendidikan Nasional, sistem

kepemimpinan pesantren, dan lain sebagainya. Selanjutnya, penamaan

Boarding School dikarenakan adanya sistem “pengasramaan” siswa

sekolah umum yaitu SMP Muhammadiyah Pleret, Bantul, Yogyakarta.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Kualitatif.

Penelitian kualitatif ialah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

44
Ibid., hlm. 124
30

instrumen kunci.45 Penelitian kualitatif bermaksud untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam. Pemahaman yang mendalam itu dapat

berupa penjelasan terperinci tentang proses-proses, model-model

interaksi, metode-metode pengasuhan dan pembelajaran, bentuk-

bentuk keteladanan, cara-cara pemecahan masalah, strategi-strategi

manajemen konflik, teknik-teknik penilaian dan sebagainya.46

Teknik yang digunakan adalah teknik penelitian studi kasus,

yaitu penelitian yang dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem.

Kesatuan ini dapat berupa program kegiatan, peristiwa, atau

sekelompok individu yang terkait oleh tempat, waktu atau ikatan

tertentu. Suatu kasus dapat terdiri atas satuunit atau lebih dari satu unit,

tetapi merupakan satu kesatuan. Kasus dapat satu orang, satu kelas,

satu sekolah, beberapa sekolah tetapi dalam satu kantor kecamatan, san

sebagainya. Dalam studi kasus digunakan beberapa Teknik

pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan studi documenter,

tetapi semuanya difokuskan kearah mendapatkan kesatuan data dan

kesimpulan.47

45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 15
46
Nusa Putra dkk, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2012), hlm. 23.
47
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2015), hlm. 64
31

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berada di Muhammadiyah Boarding

School (MBS) Pleret, Yogyakarta, pada jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP).

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan

Agustus 2019, yaitu pada awal semester ganjil tahun ajaran

2019/2020.

3. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah informan yaitu orang yang

menyampaikan informasi, baik yang berkaitan langsung maupun tidak

langsung dengan pelaksanaan implementasi kurikulum Ismuba di MBS

Pleret. Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu:

a. Informan kunci

Informasi kunci dalam penelitian ini adalah Mudir atau Pimpinan

Pondok Pesantren (1 orang), Wakil Mudir bagian kurikulum (1

orang), guru ISMUBA (1 orang).

b. Informan pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini yaitu: Musrif dan

Musrifah asrama (masing-masing 1 orang), serta siswa pengurus

IPM (1 orang).
32

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para

ilmuan hanya dapat bekerja dengan data, yaitu fakta mengenai

dunia kenyatan yang diperoleh melalui observasi. Data itu

dikumpulkan dan sering dengan berbagai alat yang canggih,

sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron)

maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi

dengan jelas.48

Observasi atau pengamatan dapat mengoptimalkan

kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian,

perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan

memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati

oleh subjek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber

data. Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang

diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subjek.49

Dapat disimpulkan bahwa, observasi adalah kegiatan

mengamati suatu objek dengan mengamati setiap unsur-unsur

terkecilnya, mengumpulkan data-data dan fakta-fakta dari hasil

pengamatan dengan cara melihat maupun merasakan peristiwa

yang diamati, kemudian disimpulkan menjadi sebuah informasi

hasil pengamatan.

48
Sugiyono, Metode Penelitian ....,hlm.310
49
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosydakarya,
2018), hlm. 175
33

Observasi dapat dibagi menjadi dua yaitu observasi terbuka

dan observasi tertutup. Observasi terbuka adalah observasi yang

diketahui oleh subjek dan subjek secara sukarela memberikan

kesempatan kepada observer untuk mengamati peristiwa yang

terjadi. Sedangkan observasi tertutup, adalah observasi yang tidak

diketahui oleh para subjeknya.50

Dalam penelitian ini observasi yang digunakan adalah

observasi terbuka yaitu dengan memohon izin kepada objek untuk

melakukan pengamatan dan objek menyetujui untuk dilakukannya

pengamatan tersebut. Observasi yang dilakukan meliputi

pengambilan data-data dan informasi dengan mengamati kondisi

dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan topik penelitian di

MBS Pleret. Adapun objek menelitian yang diobservasi antara lain:

1) Letak geografis

2) Keadaan gedung

3) Sarana prasarana

4) Kondisi lingkungan sekolah

5) Pelaksanaan pembelajaran dan implementasi ISMUBA

6) Keadaan guru, karyawan, dan peserta didik

b. Interview

Interview atau wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

50
Ibid., hlm. 176.
34

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

dan juga apabila peneliti ingin mengetahuai hal-hal dari responden

yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan

tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan dan keyakinan pribadi.51

Secara garis besar, ada dua macam pedoman wawancara:

1) Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman

wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan

ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewawancara sangat

diperlukan,bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini

lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah

sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis wawancara ini

cocok untuk penelitian kasus.

2) Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara

yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.

Pewawancara tinggal membubuhkan tanda v (check) pada

nomor yang sesuai.52

Dalam penelitian ini, metode wawancara yang digunakan

adalah wawancara tidak terstruktur karena jawaban yang

diperlukan adalah jawaban deskriptif dan mendalam dari

narasumber dan jawaban yang diberikan tidak dapat diprediksi oleh

51
Sugiyono, Metode Penelitian ....,hlm.310
52
Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta :
RinekaCipta, 2013), hlm. 270
35

pewawancara sehingga tidak memungkinkan untuk dibuat format

check list seperti pedoman wawancara terstruktur. Pertanyaan yang

diajukan sudah dirinci terlebih dahulu sehingga dalam kegiatan

wawancara dapat dilaksanakan dengan mudah karena pertanyaan

sudah disiapkan sebelumnya dan tidak terlalu melebar dari topik

wawancara.

Wawancara ditujukan kepada beberapa pihak sesuai maksud

dan tujuan penelitian, antara lain: Mudir MBS Pleret, Waka

Kurikulum MBS Pleret Yogyakarta, guru ISMUBA, Musyrif dan

Musyrifah Asrama, dan perwakilan dari peserta didik. Pertanyaan

yang diajukan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan profil

MBS Pleret dan Implementasi kurikulum ISMUBA, antara lain:

1) Latar belakang berdirinya MBS Pleret

2) Struktur kurikulum ISMUBA di MBS Pleret

3) Implementasi kurikulum ISMUBA di MBS Pleret

4) Faktor pendukung dan penghambat

5) Upaya yang dilakukan untuk menghadapi hambatan, serta

pertanyaan-pertanyaan lain yang masih berkaitan untuk

mendapatkan informasi-informasi tambahan.

c. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan


36

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya

foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk

karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gamabr, patung, film

dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.53

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data

karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk

meramalkan. Dokumen juga dapat digunakan sebagai bukti dalam

suatu pengujian. Dokumen dibagi menjadi dua yaitu dokumen

pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau

karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman,

dan kepercayaannya. Sedangkan dokumen resmi adalah bentuk

penyajian informasi tertulis yang ditujukan untuk kalangan sendiri

(internal) maupun untuk kalangan umum (eksternal).54

Dapat disimpulkan bahwa dokumentasi adalah suatu

kegiatan untuk mengumpulkan data-data dalam bentuk tulisan,

gambar, karya, sketsa, dan lain-lainnya yang dapat dimanfaatkan

untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan serta

digunakan sebagai bukti suatu pengujian. Dalam penelitian ini

53
Ibid, hlm.29
54
Lexy J. Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif...., hlm. 217-219
37

metode dokumentasi digunakan untuk pengambilan gambar atau

foto, catatan-catatan dan dokumen-dokumen yang ada di MBS

Pleret yang berisi informasi-informasi berkaitan dengan tema

penelitian. Adapun dokumentasi yang diperlukan dalam penelitian

ini, antara lain:

1) Struktur organisasi MBS Pleret

2) Pedoman kurikulum ISMUBA

3) Silabus dan RPP ISMUBA

4) Foto Sarana prasarana yang ada di MBS Pleret

5) Foto Kegiatan belajar mengajar di kelas

6) Foto Kegiatan keagamaan yang ada di Asrama

7) Dokumen-dokumen dan foto-foto lain yang masih berkaitan

dengan penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyususun secara

sistematis daya yang diperoleh dari hasil wwancara, catatan lapangan,

dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam

kategori, menjabarkan ke dalam unti-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke dalam pola, memilih yang penting dan yang akan

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh

diri sendiri dan orang lain. 55 Analisis data yang digunakan dalam

55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,....,hlm. 335
38

penelitian ini adalah analisis data kualitatif, dengan komponen-

komponennya sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap

pertama yaitu, editing, pengelompokan, dan meringkas data. Tahap

kedua, menyusun kode-kode dan catatan-catatan mengenai

berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta

proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema,

kelompok-kelompok, dan pola-pola data.56

Reduksi data dilakukan untuk memilih antara data yang

berkaitan langsung dengan perencanaan dan pelaksanaan

kurikulum ISMUBA dan data yang tidak berkaitan secara

langsung, sehingga analisis yang disusun oleh peneliti dapat tepat

sasaran dan tidak mengembang terlalu jauh dan dapat di tarik

kesimpulan.

b. Penyajian Data

Penyajian data yakni, menjalin kelompok data yang satu

dengan kelompok data yang lain sehingga seluruh data yang

dianalisis dilibatkan dalam satu kesatuan. Dalam hubungan ini data

yang tersaji berupa kelompk-kelompok yang kemudian saling


57
dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

Penyajian data dalam skripsi ini merupakan penyajian dari

56
Ibid, hlm. 338
Sugiyono, Metode Penelitian ….,hlm. 341
57
39

hasil pengambilan data dan informasi dari pelaksanaan

implementasi kurikulum ISMUB yang telah dianalisis di lapangan

sesuai dengan kenyataan.

c. Penarikan Kesimpulan

Dengan menggunakan prinsip induktif, kesimpulan diambil

dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau

kecenderungan dari display data yang telah dibuat. Ada kalanya

kesimpulan telah tergambar sejak awal, namum kesimpulan

peneliti tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa

menyelesaikan analisis seluruh data yang ada. Peneliti dalam hal

ini masih harus mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin

merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai

pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai

gejala atau realitas yang diteliti.58

H. Sistematika Pembahasan

BAB I : Pendahuluan

Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, Teknik

Analisis Data, Sistematika pembahasan

BAB II : Kurikulum ISMUBA

Latar Belakang, Visi dan Misi, Tujuan Pengembangan Kurikulum

ISMUBA, Prinsip Pelaksanaan kurikulum ISMUBA, Struktur Kurikulum

58
Ibid., 345
40

ISMUBA, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,

Standar Guru.

BAB III : Profil MBS Pleret, Yogyakarta

Sejarah MBS Pleret Yogyakarta, Visi Misi MBS Pleret

Yogyakarta, Letak Geografis, Struktur Organisasi Sekolah, Sarana

Prasarana, Karakteristik Guru, Karakteristik Peserta Didik

BAB IV: Implementasi Kurikulum ISMUBA Berbasis Pesantren di MBS

Pleret, Yogyakarta

Struktur kurikulum Ismuba di MBS Pleret, Pelaksanaan kurikulum

ISMUBA berbasis pesantren di MBS Pleret, Faktor-faktor pendukung dan

penghambat pelaksanaan kurikulum ISMUBA di MBS Pleret, Upaya-

upaya dalam menghadapi hambatan dalam Implementasi kurikulum

ISMUBA di MBS Pleret

BAB V : Penutup

Pada bagian penutup berisi kesimpulan dan saran.

Bagian Akhir :

Pada bagian akhir berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran


BAB II
KURIKULUM ISMUBA
A. Latar Belakang

Muhammadiyah secara kelembagaan merespon kebutuhan

masyarakat dengan menciptakan sistem pendidikan Islam modern yang

bersifat integratif-holistik, berupa sekolah umum yang mengintegrasikan

ilmu-ilmu agama Islam, dan madrasah yang mengintegrasikan ilmu-ilmu

umum. Sistem pendidikan Islam ini didukunng oleh adanya kurikulum

yang senantiasa dikembangkan sesuai dengan faktor internal dan

eksternal.59

Dalam amanat Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), menegaskan bahwa:

1. Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud

agar memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada satuan

pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah

serta peserta didik;

2. Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan

pendidikan.

Sistem pendidikan Muhammadiyah yang diprakarsai oleh

KH. Ahmad Dahlan memiliki ciri utama yaitu diajarkan ilmu agama

Islam dan Bahasa Arab, dan dalam perkembangannya diajarkan pula

matapelajaranKemuhammadiyahan. Ketiga mata pelajaran ini, yaitu

59
Majelis Dikdasmen, Kurikulum ISMUBA untuk SMP/MTS Muhammadiyah, (Jakarta:
majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, 2017), hlm. 1

41
42

Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab yang disebut

ISMUBA bagi sekolah dan Madrasah Muhammadiyah, termasuk

Pondok Pesantren Muhammadiyah sebagai ciri khusus dan

keunggulan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

Muhammadiyah perlu adanya pengembangan kurikulum ISMUBA,

yang konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran dan penilaian

pendidikan Ismuba, standar kompetensi lulusan, standar isi, struktur

kurikulum, dan beban belajar.60

B. Visi dan Misi

Visi pendidikan Muhammadiyah adalah berkembangnya fungsi

Pendidikan dasar dan menengah Muhammadiyah mencakup sekolah,

madrasah dan pondok pesantren yang berbasis Al-Islam dan

Kemuhammadiyahan, holistik integratif, bertata kelola baik, serta berdaya

saing dan berkeunggulan.

Misi Pendidikan Muhammadiyah adalah:

1. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan

berkemajuan;

2. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang holistik dan

integratif yakni membangun potensi akal, hati, dan keterampilan yang

seimbang;

3. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akuntabel

dan inklusif;

60
Ibid.
43

4. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang didukung

oleh iptek dan imtak.61

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum ISMUBA

Kurikulum ISMUBA ini disusun dan dikembangkan dengan tujuan:

1. Menjadi standar mutu pengelolaan pendidikan pada sekolah

Muhammadiyah.

2. Menjadi acuan operasional bagi kepala sekolah dan guru dalam

menyusun dan mengelola kurikulum pada tingkat satuan pendidikan

secara optimal.

3. Menjadi acuan operasional bagi Majelis Pendidikan Dasar dan

Menengah dalam melakukan koordinasi dan supervisi penyusunan dan

pengelolaan kurikulum di setiap satuan pendidikan.62

D. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ISMUBA

Kurikulum Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan bahasa Arab

(ISMUBA) dikembangkan oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

(Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan mengacu pada

standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyususnan

kurikulum yang dibuat oleh BSNP dan pedoman Majelis Dikdasmen PP

Muhammadiyah. pengembangan kurikulum ini memperhatikan prinsip-

prinsip pnengembangan sesuai sesuai dengan mata pelajaran sebagai

berikut.

61
Ibid.,hlm. 2-3
62
Ibid.,hlm. 2
44

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta

didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sebagai kader

Muhammadiyah dan kader Bangsa.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kebutuhan

Muhammadiyah secara nasional sesuai tujuan pendidikan, keragaman

karakteristik peserta didik, kondisi wilayah dan daerah, jejaring dan

jenis pendidikan.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum ISMUBA dikembangkan atas dasar kesadaran

bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara

dinamis.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum memperhatikan pemangku

kepentingan untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan

kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan. Oleh

karena itu, pengembangan kurikulum memperhatikan keseimbangan

antara hard skills dan soft skills.


45

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi

kompetensi sikap (spiritual dan sosial),pengetahuan dan keterampilan),

bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan

disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan,

pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk

belajar sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan

wilayah/daerah.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan

nasional dan wilayah/daerah untuk membangun kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sesuai dengan ajaran Islam

yang berkemajuan.63

E. Struktur Kurikulum Al-Islam, Kemuhammadiyah dan Bahasa Arab

Struktur kurikulum ISMUBA pada SMP Muhammadiyah adalah

sebagai berikut:

Tabel 2
Struktur kurikulum ISMUBA SMP Muhammadiyah

Kelas, Semester dan Alokasi


Waktu
No Mata Pelajaran
VII VIII IX
1 2 1 2 1 2
1 Al-Qur’an (Tahsin, Tilawah, 3 3 3 3 3 3

63
Ibid., hlm. 6
46

Tahfidz)
2 Pendidikan Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
3 Pendidikan Fikih 3 3 3 3 3 3
4 Pendidikan Tarikh 1 1 1 1 1 1
5 Pendidikan Kemuhammadiyahan 1 1 1 1 1 1
6 Pendidikan Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
Jumlah Jam 12 12 12 12 12 12
(sumber: Kurikulum ISMUBA untuk SMP/MTs, Dikdasmen PP

Muhammadiyah)

Alokasi waktu dan beban belajar ISMUBA pada jenjang SMP

dialokasikan untuk kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

a. Al-Qur’an (Tahsin, Tilawah, Tahfidz) dengan alokasi waktu 3 jam

pelajaran per minggu, dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran

tatap muka di kelas dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran per

minggu, dan dalam bentuk kegiatan dan/atau penugasan Tilawah,

Tahsin dan Tahfidz yang dirancang dan dibimbing oleh guru untuk

mencapai standar kompetensi yang ditetapkan dengan alokasi

waktu 1 jam pelajaran per minggu.

b. Pendidikan Aqidah Akhlak, alokasi waktu 2 jam pelajaran per

minggu, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran tatap

muka, dan diperkuat dengan keteladanan serta kegiatan pembiasaan

melalui program dan kultur sekolah, maupun dalam bentuk tugas

terstruktur dan tugas mandiri oleh siswa yang dirancang oleh guru

untuk mencapai standar kompetensi.

c. Pendidikan Fikih, alokasi waktu 3 jam pelajaran per minggu,

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran tatap muka

dengan alokasi waktu 1-2 jam pelajaran per minggu, dan dalam
47

bentuk praktik ibadah. Kegiatan praktik ibadah dilakukan oleh

semua siswa, dirancang oleh guru dan terbimbing untuk mencapai

standar kompetensi dengan alokasi waktu 1-2 jam pelajaran per

minggu. Kegiatan praktik ibadah mengacu pada buku pedoman

praktik ibadah, dapat dilakukan dalam kelas, di laboratorium

agama maupun tempat lain. Pendidikan Fikih diperkuat dengan

keteladanan serta kegiatan pembiasaan melalui program maupun

kultur sekolah, serta dalam bentuk tugas mandiri oleh siswa yang

dirancang oleh guru untuk mencapai standar kompetensi.

d. Pendidikan Tarikh, alokasi waktu 1 jam pelajaran per minggu,

dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran tatap muka.

Pendidikan Tarikh diperkuat dengan pembiasaan dalam program

maupun kultur sekolah.

e. Pendidikan Kemuhammadiyahan, dilaksanakan dengan alokasi

waktu 1 jam pelajaran per minggu dalam bentuk kegiatan

pembelajaran tatap muka, dan diperkuat dengan pembiasaan dalam

program maupun kultur sekolah.

f. Pendidikan Bahasa Arab, dilaksanakan dengan alokasi waktu 2 jam

per minggu dalam bentuk kegiatan pembelajaran tatap muka, dan

diperkuat dengan latihan-latihan maupun penugasan baik


48

terstruktur maupun mandiri oleh siswa yang dirancang oleh guru

untuk mencapai standar kompetensi.64

Tabel 3
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka dan Ekuivalen Jam Pembelajaran
ISMUBA Kelas 7-9 (SMP)

Satu jam Jumlah Minggu Jumlah jam Jumlah jam


Kelas pelajaran jam per efektif per pelajaran per per tahun
(menit) minggu tahun tahun (@60 menit)

408-456
7 40 12 34-38
(16.320-18.240 272-304
menit)
408-456
8 40 12 34-38 (16.320-18.240 272-304
menit)
408-456
9 40 12 34-38 (16.320-18.240 272-304
menit)
(sumber: Kurikulum ISMUBA Dikdasmen PP Muhammadiyah)

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa, implementasi ISMUBA

bukan hanya dilaksanakan di dalam kelas saja, tetapi dapat melalui

praktek, penugasan terhadap peserta didik, kegiatan sekolah, dan

kultur sekolah dengan alokasi waktu yang sudah ditentukan.

F. Standar Kompetensi Lulusan

Dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), dikemukakan bahwa

64
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PWM DIY, Petunjuk Teknis Implementasi
Kurikulum Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (ISMUBA) dan Penguatan Pendidikan
Karakter Terintegrasi pada Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Tahun Pelajaran 2017/2018,
(Yogyakarta: Dikdasmen PWM DIY, 2017), hlm. 13-14
49

“Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang

mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan”.65

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan capaian minimal

daripada setiap jenjang pendidikan, untuk mata pelajaran pendidikan Al-

Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab. SKL ini terdiri dari

dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.66

DIMENSI SIKAP
SMP
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki semangat
dan konsisten dalam berakidah Islam dengan menjalankan Al-
Qur’an dan Hadits sebagai pedoman hidup.
2. Berakhlak karimah, berkarakter, jujur, peduli, santun dalam
berkomunikasi dan pergaulan sehari-hari
3. Bertanggung jawab, istiqamah dan berkemajuan
4. Pembelajar sejati, sepanjang hayat, dan kritis dalam mengambil
ibrah
5. Sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional.

DIMENSI PENGETAHUAN
1. Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif
dan suprarasional pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berkenaan dengan:
a. Ilmu pengetahuan
b. Teknologi
c. Seni
d. Budaya
e. Humaniora
f. Keislaman
g. Kemuhammadiyahan
h. Bahasa Arab

2. Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,


keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, dan kawasan regional

65
Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan...., hlm. 29
66
Dikdasmen, Kurikulum Pendidikan Al-Islam...., hlm.8
50

DIMENSI PENGNETAHUAN
Faktual
Pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan sederhana dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, keislaman, kemuhammadiyahan
dan bahasa Arab terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, dan kawasan regional.

Konseptual
Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip, generalisasi, teori
yang digunakan terkait dengan pengetahuan teknis dan spesifik tingkat
sederhana, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
humaniora, keislaman, kemuhammadiyahan dan bahasa Arab terkait
dngan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan
kawasan regional.

Prosedural
Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang terkait
dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metoe tingkat sederhana
berkaitan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, humaniora,
keislaman, kemuhammadiyahan dan bahasa Arab terkait dengan
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara dan kawasan
regional.

Metakognitif
Pengetahuan tentang kekuatan dan kelembutan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis dan spesifik
tingkat sderhana, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, humaniora, keislaman, kemuhammadiyahan dan bahasa Arab
terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara
dan kawasan regional.

Suprarasional
Pengetahuan tentang keimanan terhadap hal yang ghaib dan
menggunakannya dalam mempelajari ilmu keislaman.
DIMENSI KETERAMPILAN
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
1. Kreatif
2. Prodiktif
3. Kritis
4. Mandiri
5. Kolaboratif, dan
6. Komunikatif
Melalui pendekatan yang beragam; normatif, ilmiah, dan pendekatan lain
sesuai dengan yang dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain
secara mandiri.
(sumber: Kurikulum ISMUBA Dikdasmen PP Muhammadiyah)
51

Adapun, Standar Kompetensi Lulusan bagi Pondok Pesantren

Muhammadiyah setingkat SMP/MTs dijabarkan lebih detail dalam

pedoman pendidikan Pesantren Muhammadiyah, yaitu:

1. Kelas VII

a. Mampu membaca Al-qur’an dengan fasih, lancar, dan benar

b. Mampu menghafal Al-Qur’an 1 juz (juz 30) dengan lancar dan

benar

c. Mampu menjalankan shalat fardhu dengan tertib dan benar sesuai

dengan tuntunan Rasulullah saw

d. Mampu menunjukkan sikap jujur dan adil dalam kehidupan sehari-

hari

e. Mampu menunjukkan sikap hidup bersih, sehat dan mandiri

f. Mampu menghafal mufradat bahasa Arab 1.000 kata berkaitan

dengan lingkungan Asrama dan Masdrasahdan menerapkan dalam

komunikasi

g. Mampu menghafal vocabulary bahasa Inggris 1.000 kata berkaitan

dengan lingkungan Asrama dan madrasah dan menerapkan dalam

komunikasi

h. Mampu berpidato dalam bahasa Indonesia dengan naskah/teks

i. Mampu berinteraksi dan beradaaptasi di lingkungan Asrama dan

madrasah

j. Mampu mengenal beragam budaya dan golongan sosial ekonomi di

lingkungan Asrama dan madrasah


52

k. Mampu menunjukkan sikap hidup bersama dengan teman sejawat

l. Mampu mengenali Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Tapak

Suci (TS), dan Hizbul Wathan (HW)

2. Kelas VIII

a. Mampu membaca dan menulis Al-Qur’an dengan benar

b. Mampu menghafal Al-Qur’an setengah juz (setengah juz 29)

dengan lancar dan benar

c. Mampu menjalankan shalat fardhu dan shalat sunnah rawatib,

shalat dhuha dengan benar sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw

d. Mampu melaksanakan ibadah-ibadah sunnah

e. Mampu bertindak jujur dan adil

f. Mampu melaksanakan hidup bersih, sehat dan mandiri

g. Mampu menghafal mufradat bahasa Arab 1.500 kata berkaitan

dengan lingkungan Asrama dan Masdrasahdan menerapkan dalam

komunikasi

h. Mampu menghafal vocabulary bahasa Inggris 1.500 kata berkaitan

dengan lingkungan Asrama dan madrasah dan menerapkan dalam

komunikasi

i. Mampu berpidato dalam bahasa Inggris atau arab dengan

naskah/teks

j. Mampu berinteraksi engan lingkungan sekitar secara santun

k. Mampu memahami keberagaman budaya dan golongan sosial

ekonomi di lingkungan Asrama dan madrasah


53

l. Mampu menggunakan informasi dan teknologi dengan benar

m. Mampu memahami dan menghargai perbedaan pendapat

n. Mampu bekerjasama dengan orang lain

o. Mampu berpartisipasi sebagai anggotadalam kegiatan IPM, TS dan

HW

3. Kelas IX

a. Mampu membaca dengan fasih dan menulis (Al-Qur’an) dengan

benar

b. Mampu menghafal Al-Qur’an sebelumnya dan menambah hafalan

setengah juz (setengah juz 29 berikutnya) dengan lancar dan benar

c. Mampu menjalankan shalat fardhu dan shalat sunnah rawatib,

shalat dhuha, shalat tahajjud dengan benar sesuai dengan tuntunan

Rasulullah saw

d. Mampu mengamalkan ibadah puasa sunnah

e. Mampu menjadi imam dalam shalat berjama’ah

f. Mampu menerapkan nilai-nilai kejujuran dan keadilan

g. Mampu menerapkan hidup bersih, sehat, dan mandiri

h. Mampu menghafal mufradat bahasa Arab 2.000 kata berkaitan

dengan lingkungan Asrama dan Masdrasahdan menerapkan dalam

komunikasi

i. Mampu menghafal vocabulary bahasa Inggris 2.000 kata berkaitan

dengan lingkungan Asrama dan madrasah dan menerapkan dalam

komunikasi
54

j. Mampu berpidato dalam bahasa Inggris atau arab dengan

naskah/teks

k. Mampu berinteraksi engan lingkungan sekitar secara santun

l. Mampu memahami perbedaan pendapat

m. Mampu berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan Asrama

dan madrasah

n. Mampu memanfaatkan informasi dan teknologi dengan benar

o. Mampu memberi contoh kepada teman sejawat

p. Mampu mengatur kebutuhan hidupnya secara tertib

q. Mampu berpartisipasi sebagai anggota dan/atau pengurus dalam

kegiatan IPM, TS dan HW.67

Standar tersebut dapat ditambah apabila suatu Pesantren

Muhammadiyah menghendaki standar yang lebih tinggi untuk lulusannya.

G. Standar Isi

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi

untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu, yang dituangkan dalam kriteria kompetensi lulusan, kompetensi

bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran.68 Isi

kurikulum pada hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang

dikembangkan dan diusun dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.69

67
LP2M, Standar Pendidikan….,hlm.18
68
Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan....,hlm. 24
69
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 20170. hlm. 88
55

Standar isi disesuaikan dengan subtansi tujuan pendidikan nasional

dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan

keterampilan. Oleh karena itu, standar isi dikembangkan untuk

menentukan kriteria ruang lingkup dan tingkat kompetensi yang sesuai

dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan pada Standar Kompetensi

Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Standar isi terdiri

dari Kompetensi Inti (KI) merupakan capaian minimal dari pada setiap

pembelajaran. Sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan turunan

dari KI dalam setiap mata pelajaran pendidikan Al-Islam,

Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab.70

H. Standar Proses

Standar Proses adalah standar Nasional Pendidikan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan.71

Hasil pendidikan yang diharapkan telah dituangkan dalam standar

isi pendidikan dan standar kompetensi lulusan memerlukan proses

pendidikan yang baik. Selama ini, proses pendidikan ISMUBA

dilaksanakan secara terpisah dari mata pelajaran maupun program dan

kegiatan yang lain, sehingga belum dapat mencapai hasil yang maksimal.

Dalam sistem pendidikan integratif-holistik, keberadaan ISMUBA

merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri, akan tetapi dalam proses

pendidikannya terintegrasi dalam mata pelajaran lain, dan bahkan

70
Dikdasmen, Kurikulum Pendidikan Al-Islam….hlm. 10
71
Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan, (Bandung: Remaja Rosydakarya, 2009),
hlm. 28
56

keseluruhan program sekolah atau madrasah. Demikian halnya, ilmu

pengetahuan umum juga merupakan mata pelajaran yang tidak terlepas

dari nilai-nilai agama Islam dan Kemuhammadiyahan.72

Standar proses kurikulum ISMUBA mencakup beberapa hal yaitu:

1. Perencanaan pembelajaran yang terdiri dari desain pembelajaran

dan silabus. Perencanaan pembeajaran meliputi penyusunan RPP,

menyiapkan media dan sumber belajar, perangkat penilaian

pembelajaran, dan scenario pembelajaran. Silabus dan RPP

disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran yang disunkana.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan

(SKL) dan Standar Isi. Silabus digunakan sebagai acuan dalam

pengembangan RPP.73

2. Pelaksanaan pembelajaran. Persyaratan pelaksanaan pembelajaran

ISMUBA adalah memnuhi alokasi waktu jam tatap muka yaitu 40

menit untuk jenjang SMP. Pelaksanaan pembelajaran

menggunakan buku teks pelajaran ISMUBA untuk meningkatkan

efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Dalam hal ini, guru sangat

berperan penting dalam pengelolaan kelas dan

mengimplementasikan RPP yang telah disusun.74

3. Penilaian proses dan hasil pembelajaran. Penilaian proses

pemeblajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik yang

menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara utuh. Hasil

72
Ibid., hlm. 35
73
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PWM DIY, Petunjuk Teknis ….,hlm. 25
74
Ibid., hlm. 29-31
57

penilaian otentin digunakan guru untuk merencanakan program

perbaikan, pengayaan, atau pelayanan konseling. Evaluasi proses

pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan,

angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi

hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir

satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes

lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari

gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.75

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, standar

proses dilaksanakan berdasarkan standar isi suatu kurikulum yang

bertujuan untuk mencapai standar kompetensi. Standar proses berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran yang mencakup tiga hal utama yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan penilaian atau evaluasi.

75
Ibid., hlm. 34-35
BAB III
PROFIL MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL (MBS)
PLERET, YOGYAKARTA

A. Sejarah MBS Pleret Yogyakarta

Dalam pengumpulan informasi mengenai sejarah berdirinya MBS

Pleret, peneliti menggunakan metode wawancara kepada Mudir (kepala

pesantren/ direktur) dan Wadir (Wakil direktur) bagian Kurikulum, yang

berhasil dirangkum dalam narasi sebagai berikut:

Sebelum diresmikan menjadi PPM MBS Pleret, pada tahun 2005

telah berdiri sebuah pondok tradisional dengan nama Pondok Pesantren

Muhammadiyah Pleret yang diresmikan oleh Bpk Amin Rais. Pada tahun

2006 Pondok Pesantren Muhammadiyah Pleret terdampak gempa dan

akhirnya sempat berhenti melakukan kegiatan. Pada tahun 2007 pondok

mulai aktif dengan kegiatan pengajian setiap sore hari. Kegiatan terus

berjalan tercatat hingga Juli 2009. Pada waktu itu masih terdapat santri

yang ngalong, yaitu santri yang tidak bermukim atau menginap di pondok

dan hanya mengikuti kegiatan pengajiannya saja. Dikarenakan jumlah

santri hanya sedikit, yaitu sekitar 15 orang dan yang bermukim hanya 2

orang maka untuk mengisi kekosongan pondok beberapa siswa dari SMP

Muhammadiyah Pleret yang berjarak tidak jauh dari pondok diekrut untuk

menjadi santri namun tetap bersekolah seperti biasa.

Pada tahun 2013 MBS Pleret melakukan study banding ke Pondok

Pesantren Imam Syuhodo dan MBS Prambanan. Sehingga dari pihak PCM

58
59

Pleret, SMP dan SMA Muhammadiyah Pleret menyetujui untuk

mendirikan Boarding School. Setelah melalui proses yang panjang,

akhirnya pada tanggal 24 Agustus Tahun 2014 MBS Pleret diresmikan.

Secara kedinasan, santri MBS Pleret adalah siswa SMP Muhammadiyah

Pleret. Namun secara kepondokan atau administrasi adalah santri MBS

Pleret.76

B. Visi Misi MBS Pleret Yogyakarta

1. Visi

Terwujudnya muslim cerdas dan unggul dalam kepemimpinan,

keulamaan dan kemandirian

2. Misi

a. Melaksanakan pembelajaran dan kegiatan yang mampu

mencerdaskan pikiran dan hati santri

b. Melaksanakan kegiatan sekolah yang mampu membentuk sikap

kepemimpinan yang istiqomah

c. Mengembangkan potensi diri dan menumbuhkan sikap

kemandirian dalam perilaku sehari-hari melalui kegiatan intra/

ekstrakurikuler dan kepesantrenan

d. Melaksanakan kegiatan kepesantrenan yang mampu

mengembangkan wawasan keagamaan dan jiwa keilmuan77

76
Wawancara dengan Ustadz Kamiludin, selaku Mudir MBS Pleret, pada hari Selasa, 23
Juli 2019 dan Ustadz Nurwanto selaku Wadir bagian Kurikulum, pada tanggal 22 Juli 2019
77
www.mbspleret.sch.id (diakses pada 25 Juli 2019)
60

C. Letak Geografis

MBS Pleret Yogyakarta, terletak di komplek Masjid Taqorrub,

kelurahan Pleret, kecamatan Pleret, kabupaten Bantul, Yogyakarta.78

D. Struktur Organisasi Pesantren

(sumber: Dokumen MBS Pleret)

E. Sarana Prasarana

Sarana prasarana menjadi unsur terpenting dalam suatu satuan

pendidikan. Pondok pesantren modern tentunya memiliki sarana dan

prasarana yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pondok pesantren

tradisional. Sarana dan prasarana MBS Pleret yaitu gedung sekolah,

Masjid, Asrama, Mushola sekaligus Aula, mobil, UKS, koperasi, jasa

laundry, dan lain sebagainya.79

78
Wawancara dengan ustadz Nurwanto, Wadir kurikulum MBS Pleret tanggal 22 Juli
2019
79
Wawancara dengan ustadz Nurwanto, wadir Kurikulum MBS Pleret tanggal 22 juli
2019
61

F. Karakteristik Guru

Guru di MBS Pleret pada dasarnya sama dengan guru-guru di sekolah

pada umumnya. Guru dan Musyrif/Musyrifah di MBS Pleret disebut

dengan Ustadz dan Ustadzah. Secara akademis, mereka memenuhi

kualifikasi sebagai tenaga pendidik, di antaranya telah menempuh

pendidikan S1 keguruan, memiliki kompetensi yang mendukung di

masing-masing mata pelajaran yang diampu. Terkhusus untuk guru

ISMUBA, MBS Pleret mewajibkan guru untuk dapat berbahasa Arab

secara aktif (lisan dan tulisan). Hal tersebut dikarenakan buku ajar Ismuba

dari kelas VIII menggunakan bahasa Arab.80

Tabel 4
Pembagian Tugas Mengajar ISMUBA Ustadz/ah MBS Pleret Yogyakarata
Jenjang SMP Semester Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020

Jam Tatap Muka


7 7
8 8 9 9
No Nama Ustadz/ah Bidang Studi Jml Ket
P P
Pa Pi Pa Pi
i a
Insya’ 1 1 1 1 4
Muhammad
1 Imla’ 1 1 1 1 1 1 6
Muslikhun, S.S
Mahfudzat 1 1 1 1 1 1 6
Samsul Bahri, Tamyiz (Teori) 1 1 1 1 1 1 6
2
S.Pd.I Tamyiz (Praktek) 6 6 6 6 6 6 36
Fatkhur Rahim, Kemuhammadiyah 2 2 2 2 2 2 12
3
S.Th.I an
Hidayatul Azizah, Fiqih 2 2 2 2 8
4
S.Fil.I Khot 1 1 1 1 1 1 6
Rojingana 4 4 8
5 Tamrin Lughah
Sulaiman, S.Pd
Ummu Afifah N.Z, 2 2 2 2 8
6 Fiqih
S.Pd.I
7 Atika Maulul Azmi Tajwid / Tahsin 2 2 2 2 2 2 12

80
Wawancara dengan Ustadz Kamiludin selaku Mudir MBS Pleret pada hari Selasa, 23
Juli 2019
62

8 Muhammad Siddiq Tarikh 1 1 1 1 1 1 6


9 Rahmat Yuliarso Tamrin Lughah 4 4 4 4 16
Aqidah 2 2 2 2 2 2 12
Mokhamad Fadlil,
10 umu
S.E.I Ekonomi
m
umu
Iin Sholihin, BK
13 m
S.Sos,I
Al-Qur’an/Hadits 2 2 1 1 1 1 8
(Dokumen MBS Pleret)

Keterangan :

Umum= bukan pelajaran ISMUBA/ Pelajaran Umum

G. Karakteristik Peserta Didik

Setiap peserta didik tentu memiliki karakteristik yang berbeda satu

sama lain. Secara umum, karakter yang sangat menonjol ditunjukkan

olehpeserta didik yaitu tentang kesopanan dan kepatuhan terhadap guru.

Dapat dilihat dalam kesehariannya yaitu membudayakan 5S pada saat

bertemu dengan guru. Bahkan, adab bersalaman pun mereka praktekkan

dengan sebaik mungkin. Karakter yang terlihat selanjutnya adalah peserta

didik di MBS Pleret tergolong siswa yang aktif. Mereka aktif bertanya,

aktif menjawab dan aktif dalam kegiatan lainnya seperti ekstrakurikuler ,

organisasi yang ada di sekolah (IPM) dan beberapa perlombaan. Peserta

didik berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia.81

81
Hasil observasi pada hari Rabu, 31 Juli 2019 di MBS Pleret
63

Tabel 5
Data jumlah santri MBS Pleret tingkat SMP tahun ajaran 2019/2020
Kelas Putra Putri Jumlah
VII 34 32 66
VIII 34 24 58
IX 16 19 35
Total 159
(Dokumen MBS Pleret)

Data jumlah santri tersebut adalah santri MBS yang mukim atau

tinggal di Asrama MBS yang bersaral dari berbagai wilayah di seluruh

Indonesia dan dari latar belakang pendidikan yang berbeda seperti sekolah

Negeri, sekolah Muhammadiyah, sekolah Islam Terpadu, dan sebagainya.


BAB IV
IMPLEMENTASI KURIKULUM ISMUBA
DI PONDOK PESANTREN MODERN MUHAMMADIYAH
BOARDINGSCHOOL (PPM MBS) PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA

A. Struktur Kurikulum ISMUBA Berbasis Pesantren di MBS Pleret

Struktur kurikulum merupakan isi atau muatan kurikulum, baik

yang berupa pertemuan tatap muka di kelas maupun dkegiatan di luar

kelas dan mandiri untuk mencapai target standar kompetensi lulusan dan

tujuan pendidikan. Kurikulum ISMUBA berbasis pesantren adalah muatan

kurikulum keagamaan yang ada di pondok pesantren yaitu dengan

pembelajaran di dalam kelas atau klasikal dan pembelajaran non klasikal

di Asrama.

MBS Pleret Menggunakan 2 standar untuk struktur dari kurikulum

ISMUBA, yaitu:

1. Kurikulum ISMUBA Majelis Pendidikan Dasar dan

MenengahPimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut keterangan dari Ustadz Syamsul Bahri selaku wakil

Direktur bidang Kema’hadan MBS Pleret, bahwa kurikulum ISMUBA

dari PP Muhammadiyah digunakan sejak awal berdirinya MBS Pleret,

dikarenakan belum adanya kurikulum yang dikhususkan untuk

Pesantren Muhammadiyah. Namun, dalam implementasinya hingga

saat ini kurikulum ISMUBA dari PP Muhammadiyah hanya gunakan

untuk kelas 7 saja dengan alasan, pembelajaran kelas 7 masih

64
65

menggunakanbuku ajar berbahasa Indonesia dan belum diwajibkan

menggunakan buku ajar bahasa Arab. Adapun untuk alokasi waktu,

sama persis dengan standar dari Majellis Dikdasmen PP

Muhammadiyah.82

Keterangan senada juga di sampaikan oleh Ustadz Nurwanto

Selaku wakil Direktur bagian Kurikulum :

“Untuk kurikulum yang dari Dikdasmen , kita pakai sebagian


saja yaitu kelas 7. Buku-buku untuk kelas 7 masih pakai buku-
buku dari Dikdasmen, karena kan kelas 7 masih pakai bahasa
Indonesia, jadi masih standar. Untuk kelas 8-9 yang dipakai
dari Dikdasmen hanya pelajaran Kemuhammadiyahan saja.
Selebihnya kita pakai kitab-kitab gundul”83

Dikdasmen PP Muhammadiyah, selain menyusun standar atau

pedoman Kurikulum juga menerbitkan buku-buku pelajaran ISMUBA

yang disesuaikan dengan standar kurikulum itu sendiri. Pada dasarnya,

kurikulum ISMUBA dari Dikdasmen PP Muhammadiyah ditujukan

untuk lembaga pendidikan Muhammadiyah non Pesantren. Namun,

berdasarkan keterangan dari Mudir, bagian kurikulum dan guru

ISMUBA, MBS Pleret hanya menggunakan buku-buku ISMUBA

seperti, Al-Qur’an, Fiqih, Aqidah, Akhlak, Tarikh, dan untuk kelas 7

saja. Mata pelajaran Kemuhammadiyahan digunakan dari kelas 7

sampai dengan kelas 9. Sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Arab

tidak menggunakan buku dari PP Muhammadiyah, tetapi

82
Wawancara dengan Ustadz Syamsul Bahri selaku Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
tanggal 22 Juli 2019
83
Wawancara dengan Ustadz Nurwanto selaku Wadir Kurikulum MBS Pleret, pada
tanggal 22 Juli 2019
66

menggunakan buku dari MBS Prambanan dan buku Tamyiz (metode

menerjemahkan Al-Qur’an dan Kitab Kuning).84

2. Kurikulum Pesantren Muhammadiyah (PesantrenMu) Lembaga

Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PP

Muhammadiyah

Kurikulum PesntrenMu merupakan kurikulum yang

diberlakukan untuk Pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia

yang memadukan mater-materi agama, sains dan keunggulan

lokal. 85 Ustadz Syamsul Bahri memberikan penjelasan mengenai

kurikulum PesantrenMu jika dibandingkan dengan kurikulum

ISMUBA, sebagai berikut:

“ Standar banget yang dilakukan oleh Dikdasmen itu sendiri


jika digunakan untuk pesantren. Muatan-muatan ISMUBA nya
itu sangan standar dan hanya untuk sekolah-sekolah umum.
Tapi kan kami pesantren, sehingga yang kami lakukan ya itu
tadi, mengambil buku dari Dikdasmen hanya untuk kelas 7,
yang untuk kelas 8 dan 9 tidak mengambil. Contoh, bahasa
Arab. Yang dipelajari di kelas 3 SMP Muhammadiyah, sama
dengan materi salah satu SD Muhammadiyah di Jogja.itu kan
jauh banget. Kalau dari Dikdasmen itu hanya At-Ta’aruf,
sedangkan kita kan mengarah pada yang lebih.”86

Berdasarkan keterangan di atas, kurangnya muatan kurikulum

ISMUBA dari Dikdasmen PP Muhammadiyah apabila diterapkan di

Pesantren menjadi alasan mengapa MBS Pleret hanya menggunakan

sebagian saja yaitu hanya untuk kelas 7.

Berikut ini adalah penjabaran dari kurikulum PesantrenMu:

84
Observasi pada hari Rabu, 31 Juli 2019
85
LP2M, Standar Pendidikan…., hlm. 14
86
Wawancara dengan ustadz Syamsul Bahri, Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
tanggal 22 Juli 2019
67

a. Struktur kurikulum mata pelajaran umum mengikuti struktur

kurikulum dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk

SMP/SMA atau Kementerian Agama untuk MTs/MA

b. Untuk bahasa Arab dan bahasa Isnggris dipraktekkan dalam

kehidupan sehari-hari melalui kegiatan latihan pidato, khutbah

Jum’at, kultum, pengumuman, komunikasi antar teman sejawat

c. Proses pendidikan PesantrenMu yang bersifat holistik integratif

menyediakan berbagai kegiatan ekstra kurikuler yang diharapkan

dapat membentuk kompetensi kepemimpinan calon lulusan

d. Kewirausahaan tidak distrukturkan dalam kurikulum formal,

melainkan didesain dalam bentuk praktik langsung dalam

berwirausaha;dan tahfidz juga tidak distrukturkan tetapilangsung

dipraktikkan di luar jam pelajaran formal

e. Lulusan PesantreMu wajib mengabdi (melakukan pengabdian) di

PesantrenMu atau lembaga pendidikan Muhammadiyah lainnya,

dan bisa dilakukan sambil mengikuti kuliah. Pengabdian ini dalam

rangka membangun keterpanggilan dalam berdakwah dan

mengamalkan ilmunya kepada umat sekaligus merupakan alih

pengalaman empiric dan pengaplikasikan ilmu kegruan. Belajar

selama 6 tahun yang dilakukan oleh santri itu di depan ustadz;

penngabdiab merupakan belajar riil di depan santri: belajar


68

membuat persiapan, belajar percaya diri, belajar memimpin, belajar

menegelola kelas, belajar mendedikasikan diri.87

Di bawah ini adalah struktur kurikulum kurikulum yang

digunakan oleh MBS Pleret, berdasarkan standar kurikulum

Pesantren Muhammadiyah pada tahun ajaran 2019/2020.

Tabel 6
Struktur kurikulum Pesantren Muhammadiyah (PesantrenMu)
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
No Mata Pelajaran 1 2 1 2 1 2
M P M P M P M P M P M P
1 Al-Islam
a. Al-Qur’an 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2
(Tahsin,Tilawah,Tahfid
zul qur’an, Tafsir*)
b. Hadits 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 -
c. Aqidah 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 -
d. Akhlaq 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 -
e. Fiqih & Tarjih/HPT 3 - 3 - 3 - 3 - 3 - 3 -
f. Sirah Nabawiyah 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 -
2 Bahasa Arab
a. Qiraah 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 -
b. Muhadasah *) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
c. Imla’ 2 - 2 - - - - - - - - -
d. Khat (Naskhi dan 2 2 2 2 - 2 - 2 - 2 - 2
Riq’i)*)
e. Nahwu*) - - - - 2 2 2 2 2 2 2 2
f. Sharaf *) - - - - 2 2 2 2 2 2 2 2
g. Insya’ - - - - - - - - 2 - 2 -
3 Bahasa Isnggris *)
a. Listening 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
b. Speaking - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2
c. Reading 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 -
d. Writing - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2

87
LP2M, Standar Pendidikan…., hlm.13
69

4 Kemuhammadiyahan/ 2 - 2 - 2 - 2 - 2 - 2 -
Keaisyiyahan
2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 3 1
Jumlah
7 6 9 6 9 0 9 0 0 9 0 7
Total Beban Belajar (40’) 43 45 49 49 49 47
*) Kurikulum Pesantren88

Tabel 7
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka dan Ekuivalen Jam Pembelajaran
PesantrenMu Kelas 7-9 (SMP/MTs)

Satu jam Jumlah Minggu Jumlah jam Jumlah jam


Kelas pelajaran jam per efektif per pelajaran per per tahun
(menit) minggu tahun tahun (@60 menit)

952-1292
7 40 28 34-38
(38.080-42.560 635-709
menit)
1088-1216
8 40 32 34-38 (43.520-48.640 725-810
menit)
952-1292
9 40 28 34-38 (38.080-51.680 635-861
menit)
(sumber: Standar Pendidikan Pesantren Muhammadiyah)

Berdasarkan penelitian terhadap dua kurikulum tersebut, secara

umum kurikulum ISMUBA dan PesantrenMu memiliki beberapa

persamaan dan perbedaan yang penulis rangkum sebagai berikut:

1. Sama-sama kurikulum yang lahir dari persayarikatan

Muhammadiyah. Perbedaannya adalah kurikulum ISMUBA

disusun oleh Majelis Pendidikan Dasa dan Menengah sedangkan

kurikulum PesantrenMu disusun oleh Lembaga Pengembangan

Pesantren Muhammadiyah.

LP2M, Standar Pendidikan …., hlm. 13


88
70

2. Persamaan dalam prinsip penyusunan kurikulum dan tujuan

pengembangan kurikulum. Perbedaannya adalah peruntukannya,

ISMUBA untuk sekolah Muhammadiyah dan PesantrenMu untuk

Pesantren Muhammadiyah pada setiap jenjang pendidikan dari SD

sampai SMA/sederajat.

3. Persamaan dalam beban belajar yang dirumuskan dalam bentuk

satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti

pembelajaran melalui sistem tatap muka, pembiasaan, penugasan

terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, maupun

kegiatan praktek. Beban belajar kegiatan tatap muka untuk jenjang

SMP umum maupun pesantren adalah 40 menit.

4. Perbedaan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Standar

kompetensi lulusan dalam kurikulum PesantrenMu dijabarkan

secara rinci capaian-capaian yang harus dimiliki pada setiap

jenjang kelas. Sedangkan standar kompetensi lulusan pada

kurikulum ISMUBA dijelaskan secara umum. Standar penilaian

pada kedua kurikulum tersebut memiliki perbedaan yaitu

5. Secara garis besar, muatan yang terdapat dalam kurikulum

ISMUBA dan kurikulum PesantrenMu adalah sama yaitu

mencakup Al-Qur’an Hadits, Fikih, Aqidah Akhlak, Tarikh,

Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab. Namun, dalam kurikulum

PesantrenMu terdapat tambahan bahasa Inggris dan membagi satu

pelajaran ISMUBA menjadi beberapa mata pelajaran yang


71

selanjutnya disebut sebagai kurikulum pesantren atau

kepondokan. Mata pelajaran tambahan tersebut antara lain: a) mata

pelajaran Al-Qur’an selain mencakup Tahsin, Tilawah dan Tahfidz

ditambah dengan Tafsir, b) mata pelajaran Fikih, mendapat

tambahan Ushul Fikih dan Tarjih, c) mata pelajaran Bahasa Arab,

dibagi menjadi Qira’ah, Muhadatsah, Imla’, Khat, Nahwu, Sharaf,

dan Insya’, d) mata pelajaran Kemuhammadiyahan ditambahkan

dengan KeAisyiyahan.

6. Jumlah beban belajar yang berbeda. Dalam kurikulum ISMUBA,

beban belajar untuk kelas 7-9 tidak terdapat perbedaan , yaitu 12

jam pelajaran per minggu. Sedangkan beban belajar dalam

kurikulum PesantrenMu bagi kelas 7-9 terdapat perbedaan yaitu,

kelas 7 sebanyak 28 jam, kelas 8 sebanyak 32 jam, dan kelas 9

sebanyak 28 jam pelajaran per minggu.

7. Buku ajar ISMUBA dari Dikdasmen, bukan berarti tidak relevan

sama sekali untuk pesantren Muhammadiyah namun kurang secara

muatan sehingga perlu ditambah dengan sumber-sumber belajar

yang lain yang menunjang kurikulum Pesantren Muhammadiyah.

Sedangkan untuk buku ajar Kemuhammadiyahan, tetap dapat

digunakan di dalam Pesantren, namun dengan penambahan jam

pelajaran.

Namun demikian di MBS Pleret tetap menggunakan istilah

ISMUBA dalam penyebutan kurikulum keagamaan atau kepondokan.


72

Meskipun dalam prakteknya dominan menggunakan kurikulum

PesantrenMu.89

B. Implementasi Kurikulum ISMUBA Berbasis Pesantren di PPM MBS

Pleret

Implementasi kurikulum ISMUBA di MBS Pleret meliputi

perencanaan, pelaksanaan, danevaluasi yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-

kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina peserta

didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai

sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri peserta

didik. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat

manajemen untuk mencapai tujuan manajemen lembaga

pendidikan, juga sebagai pendorong untuk melaksanakan sistem


90
pendidikan sehingga mencapai hasil optimal. Perencanaan

pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi

kurikulum pesantren LP2M PP Muhammadiyah, akan tetapi, guru

tidak membuat RPP secara tertulis. Silabus yang digunakan pun

secara keseluruhan mengacu pada kurikulum pesantren

Muhammadiyah. Secara garis besar, kurikulum ISMUBA dan

kurikulum Pesantren Muhammadiyah tidaklah jauh berbeda. Sama-

89
Hasil Observasi dan Penelitian Kurikulum ISMUBA di MBS Pleret
90
Rusman, Managemen Kurikulum…., hlm. 21
73

sama berorientasi pada sistem pendidikan holistik integerasi. Hanya

saja karena kebutuhan pesantren akan kurikulum Agama lebih

banyak, maka disusunlah kurikulum Pesantren Muhammadiyah

(PesantrenMu) yang memang baru digunakan oleh MBS Pleret

pada tahun ajaran 2019/2020 dan tidak serta merta meninggalkan

kurikulum ISMUBA yang lama. Meskipun standar kurikulum

mengalami perubahan, namun penyebutan ISMUBA tetap berlaku

sebagai identitas mata pelajaran Agama di MBS Pleret.91

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Proses pelaksanaan kurikulum harus menunjukkan adanya

kegiatan pembelajaran, yaitu upaya guru untuk membelajarkan

peserta didik, baik di sekolah melalui kegiatan tatap muka maupun

di luar sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler dan mandiri. 92

Penjelasan tersebut tidak bertentangan dengan apa yang dilakukan

oleh MBS Pleret, yaitu membagi kurikulum dalam dua jenis:mata

pelajaran sekolah sekolah dan mata pelajaran pesantren, ditambah

dengan kegiatan-kegiatan Organisasi serta ekstrakurikuler.

Penjabarannya adalah sebagai berikut:

91
Wawancara dengan Ustadz Syamsul Bahri, wadir Kema’hadan tanggal 22 Juli 2019
dan hasil observasi pada tanggal 24 Juli 2019
92
Zainal Arifin, Konsep Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), hlm.
74

a. Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran dan Mata Pelajaran

ISMUBA di Sekolah

Yang dimaksud dengan penambahan alokasi waktu di sini

adalah, MBS Pleret menerapkan sistem 100% pendidikan umum

dan 100% pendidikan agama Islam. Maksudnya, bahwa

kurikulum pendidikan umum tetap diberikan secara keseluruhan

sesuai standar pendidikan Nasional dan pendidikan agama Islam

juga diberikan secara keseluruhan dengan memasukkan mata

pelajaran kepondokan kedalam jadwal pelajaran sekolah. Hal

tersebut sesuai dengan struktur kurikulum PesantrenMu yang

merupakan pengembangan dari kurikulum Ismuba untuk pondok

pesantren.93

Sebagai pondok pesantren MBS Pleret memiliki porsi yang

lebih banyak untuk materi ISMUBA itu sendiri. Sehingga hal

tersebut berpengaruh pada jumlah jam belajar di sekolah dimana

siswa atau santri memulai aktivitas dari pukul 06.00 pagi sampai

setelah sholat ashar atau sekitar pukul 15.30. Kegiatan belajar di

sekolah diawali dengan tadarus dan sholat dhuha. Jarak yang

tidak jauh antara asrama dengan sekolah memungkinkan siswa

untuk masuk kelas tepat waktu.94

Dapat disimpulkan bahwa, penambahan alokasi waktu

dapat diartikan bahwa, beberapa mata pelajaran ISMUBA di

93
Wawancara dengan Ustadz Kamiludin, selaku Mudir MBS Pleret pada hari Selasa, 23
Juli 2019
94
Hasil observasi pada hari Rabu, 31 Juli 2019 di MBS Pleret
75

MBS Pleret memiliki porsi waktu yang lebih banyak jika

dibandingan dengan porsi waktu mata pelajaran ISMUBA di

lembaga pendidikan Muhammadiyah non Pesantren. Jumlah mata

pelajaran untuk Pesantren lebih banyak dikarenakan terdapat

kurikulum pesantren yang dimasukkan dalam jadwal pelajaran di

sekolah atau kelas, sehingga waktu yang diperlukan juga lebih

banyak.

Tabel 8
Jadwal pelajaran MBS Pleret tahun ajaran 2019/2020
Senin
Jam Ke-
7 (Pa) 7 (Pi) 8 (Pa) 8 (Pi) 9 (Pa) 9 (Pi)
06.10–06.50
Tadarus dan Dhuha
06.50–07.00
07.10–07.50 IPS PPKn Mtk B. Ing B.Indo Tarikh
07.50–08.30 IPS PPKn Mtk B. Ing B.Indo B.Ing
08.30–09.10 PPKn IPS IPA Mtk Tarikh B.Ing
09.10–09.50 PPKn IPS IPA Mtk B.Ing B.Indo
09.50–10.05 Istirahat
10.05–10.45 B. Ing Tamyiz IPS Khot B.Ing B.Indo
10.45–11.25 B. Ing B. Indo IPS IPA Mtk Aqidah
11.25–12.05 Tamyiz B. Indo Khot IPA Mtk Aqidah
12.05–13.10 Istirahat dan Sholat
13.10–13.50 B. Indo Tahsin Kemuh TL Aqidah PPKn
13.50–14.30 B. Indo Tahsin Kemuh TL Aqidah PPKn
Selasa
Jam Ke-
7 (Pa) 7 (Pi) 8 (Pa) 8 (Pi) 9 (Pa) 9 (Pi)
06.10–06.50
Tadarus dan Dhuha
06.50–07.00
07.10–07.50 Apel Pagi
07.50–08.30 Kemuh Penjas IPS IPA Mtk Mtk
08.30–09.10 Kemuh Penjas IPS IPA Mtk Mtk
09.10–09.50 Penjas Kemuh Mtk Tahsin IPA B.Indo
76

09.50–10.05 Istirahat
10.05–10.45 Penjas Kemuh Mtk Tahsin IPA B.Indo
10.45–11.25 Tahsin IPA IPA Kemuh TL TL
11.25–12.05 Tahsin IPA IPA Kemuh TL TL
12.05–13.10 Istirahat dan Sholat
13.10–13.50
Tamyiz
13.50–14.30
Rabu
Jam Ke-
7 (Pa) 7 (Pi) 8 (Pa) 8 (Pi) 9 (Pa) 9 (Pi)
06.10–06.50
Tadarus dan Dhuha
06.50–07.00
07.10–07.50 Fiqih B. Indo QH Penjas Fiqih B. Ing
07.50–08.30 Fiqih B. Indo B. Ing Penjas Fiqih B.Ing
08.30–09.10 B. Indo Fiqih B. Ing QH B. Ing Tahsin
09.10–09.50 B. Indo Fiqih Penjas B. Ing B. Ing Tahsin
09.50–10.05 Istirahat
10.05–10.45 IPA BK Penjas B. Ing Khot Fiqih
10.45–11.25 IPA B. Ing Aqidah B. Indo Tahsin Fiqih
11.25–12.05 BK B. Ing Aqidah B. Indo Tahsin Khot
12.05–13.10 Istirahat dan Sholat
13.10–13.50
Tamyiz
13.50–14.30
Kamis
Jam Ke-
7 (Pa) 7 (Pi) 8 (Pa) 8 (Pi) 9 (Pa) 9 (Pi)
06.10–06.50
Tadarus dan Dhuha
06.50–07.00
07.10–07.50 Imla' Mtk B. Ing Fiqih PPKn IPS
Mahfud
07.50–08.30 Mtk B. Ing Fiqih PPKn IPS
zat
08.30–09.10 Mtk Imla' BK Tarikh IPS IPA
Mahfud
09.10–09.50 Mtk Tarikh BK IPS IPA
zat
09.50–10.05 Istirahat
10.05–10.45 Tarikh TL B. Indo Insya' BK Mtk
10.45–11.25 B. Ing TL B. Indo IPS Kemuh Mtk
11.25–12.05 B. Ing Tarikh Tamyiz IPS Kemuh BK
12.05–13.10 Istirahat dan Sholat
77

13.10–13.50 TL B. Ing Fiqih B. Indo IPA Kemuh


13.50–14.30 TL B. Ing Fiqih B. Indo IPA Kemuh
Jum'at
Jam Ke-
7 (Pa) 7 (Pi) 8 (Pa) 8 (Pi) 9 (Pa) 9 (Pi)
06.10–06.50
Tadarus dan Dhuha
06.50–07.00
07.10–07.50 IPS TL B. Indo Imla' IPS Penjas
Mahfud
07.50–08.30 IPS TL B. Indo IPS Penjas
zat
08.30–09.10 Mtk IPS Imla' TL Penjas IPS
Mahfud
09.10–09.50 Mtk IPS TL Penjas IPS
zat
09.50–10.05 Istirahat
10.05–10.45 TL Mtk TL IPS Insya' QH
10.45–11.25 TL Mtk TL IPS QH Insya'
11.25–12.05
12.05–13.10 Istirahat dan Sholat
13.10–13.50
Tamyiz
13.50–14.30
Sabtu
Jam Ke-
7 (Pa) 7 (Pi) 8 (Pa) 8 (Pi) 9 (Pa) 9 (Pi)
06.10–06.50
Tadarus dan Dhuha
06.50–07.00
07.10–07.50 Khot QH PPKn Aqidah B. Indo IPA
07.50–08.30 IPA QH PPKn Aqidah B. Indo IPA
08.30–09.10 IPA Khot Tahsin Tamyiz TL Imla'
Mahfud
09.10–09.50 QH Aqidah Tahsin Mtk TL
zat
09.50–10.05 Istirahat
10.05–10.45 QH Aqidah TL Mtk Imla' Tamyiz
Mahfud
10.45–11.25 Aqidah IPA TL PPKn TL
zat
11.25–12.05 Aqidah IPA Insya' PPKn Tamyiz TL
12.05–13.10 Istirahat dan Sholat
13.10–13.50
13.50–14.30
(Dokumen MBS Pleret)
78

Keterangan :
Tulisan yang ditebalkan adalah mata pelajaran ISMUBA
TL : Tamrin Lughoh (Bahasa Arab)
Kemuh : Kemuhammadiyahan
QH : Qur’an Hadits
Jadwal pelajaran di atas adalah isi atau struktur kurikulum yang
diimplementasikan di MBS Pleret. Dengan membandingkan antara jadwal
pelajaran dengan struktur kurikulum ISMUBA (khusus kelas 7)
PesantrenMu yang dijadikan sebagai standar kurikulum di MBS Pleret,
maka dapat ditemukan beberapa perbedaan (ketidak sesuaian) dan
pesamaan (kesesuaian), antara lain:

Tabel 9
Hasil analisis kesesuaian jadwal pelajaran di MBS Pleret dengan struktur
kurikulum ISMUBA kelas 7

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Implementasi


(per minggu)
Al-Qur’an 3 jam (2 jam tatap Pembelajaran (teori) tatap
(Tahsin,Tilawah, muka, 1 jam muka sebanyak 2 jam
Tahfidz) praktek) Tahsin (praktek) 2 jam di
kelas
Pendidikan Aqidah 2 jamtatap muka 2 jam tatap muka
Akhlak
Pendidikan Fikih 3 jam tatap muka 2 jam tatap muka
Pendidikan Tarikh 1 jam tatap muka 1 jam tata muka
Pendidikan 1 jam tatap muka 2 jam tatap muka
Kemuhammadiyahan
Pendidikan Bahasa Arab 2 jam tatap muka 2 jam tatap muka, ditambah
dengan mata pelajaran
kepondokan bahasa Arab
seperti imla’dan khat,
masing-masing 1 jam
sehingga total menjadi 4
jam pelajaran.

Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa kurikulum kurikulum


ISMUBA yang diimplementasikan untuk kelas 7 memiliki beberapa
79

perbedaan dan dapat dikatakan tidak semuanya sesuai dengan struktur


kurikulum ISMUBA yang ada.
Tabel 10
Hasil analisis kesesuaian jadwal pelajaran di MBS Pleret dengan struktur
kurikulum PesantrenMu
Kelas dan alokasi
waktu sesuai
Mata
pedoman LP2M Implementasi
Pelajaran
(per minggu)
7 8 9
Al-Qur’an 3 3 3 - Berubah nama menjadi Al-Qur’an Hadits
(Tahsin, jam jam jam dengan alokasi waktu untuk materi masing-
Tilawah, masing kelas 2 jam pelajaran setiap minggu
Tahfidz, - Alokasi waktu Tahsin adalah 2 jam pelajaran
Tafsir) setiap minggu
- Tilawah dan Tahfidz tidak dimasukkan dalam
jadwal pelajaran di sekolah

Hadits 2 2 2 - Diubah nama menjadi Al-Qur’an Hadits


jam jam jam dengan alokasi waktu untuk masing-masing
kelas 2 jam pelajaran setiap minggu.
- Tidak dipisahkan waktunya antara materi dan
praktek namun dijadikan salam satu waktu
pembelajaran.

Akhlak 2 2 2 - Tidak terdapat mata pelajaran akhlak di MBS


jam jam jam Pleret
Fiqih 3 3 3 - Alokasi waktu untuk mata pelajaran fiqih
jam jam jam adalah 2 jam pelajaran di masing-masing
kelas setiap minggunya
Sirah 2 2 2 - Berganti nama menjadi Tarikh
Nabawiyah jam jam jam - Alokasi waktu ssmasing-masing kelas adalah
1 jam pelajaran
Bahasa - - - - Berganti nama menjadi Tamrin Lughah
Arab dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran setiap
minggu pada masing-masing kelas
Qira’ah 2 2 2 - Tidak terdapat mata pelajaran Qira’ah di
jam jam jam semua kelas.
Imla’ 2 - - - Alokasi waktu untuk kelas 7 adalah 1 jam
jam pelajaran setiap minggu
- Imla’ masih diajarkan untuk kelas 8 dengan
alokasi waktu 1 jam pelajaran setiap minggu
Khat 2 2 2 - Alokasi waktunya adalah 1 jam pelajaran
jam jam jam pada tiap kelas setiap minggunya
80

- Tidak dipisahkan antara waktu materi dan


waktu praktek
Nahwu - 2 2 - Tidak diberikan pada jenjang SMP
jam jam
Sharaf - 2 2 - Tidak diberikan pada jenjang SMP
jam jam
Insya’ - - 2 - Alokasi waktu 1 jam pelajaran setiap
jam minggunya
- Kelas 8 masih diajarkan mata pelajaran
Insya’
Mahfudzat - Tidak terdapat dalam standar kurikulum,
tetapi menjadi mata pelajaran yang
ditambahkan oleh MBS Pleret
- Mata pelajaran Mahfudzat diberikan dari
kelas 7, 8 dan 9
- Alokasi waktu 1 jam pelajaran setiap
minggunya
Tamyiz - Metode penerjemahkan Al-Qur’an dan kitab
kuning yang diselenggarakan oleh MBS
Pleret dan tidak terdapat dalam standar
kurikulum ISMUBA.
- Metode Tamyiz juga sebagai pelajaran
Bahasa Arab, karena isinya mencakup ilmu
alat seperti Nahwu dan sharaf.
- Dilaksanakan dalam kelas kecil (masing-
masing kelas) maupun kelas besar (gabungan
beberapa kelas)
- Alokasi waktu adalah 1 jam pelajaran untuk
kelas kecil, dan 6 jam pelajaran untuk kelas
besar setiap minggunya

Adapun mata pelajaran ISMUBA selain yang disebutkan di

atas, adalah mata pelajaran yang diterapkan sesuai dengan

pedoman baik dari alokasi waktu maupun penamaan dari mata

pelajaranitu sendiri. Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa,

struktur kurikulum di MBS Pleret tidak sama persis dengan

struktur kurikulum PesantrenMu yang dijadikan sebagai standar

kurikulum. Terdapat beberapa mata pelajaran yang alokasi


81

waktunya lebih sedikit atau lebih banyak dibandingkan dengan

standar kurikulum PesantrenMu. Terdapat pula beberapa mata

pelajaran yang ditambahkan oleh MBS Pleret yang disesuaikan

dengan tujuan MBS Pleret.

b. Implementasi Kurikulum ISMUBA di Asrama

Asrama sebagai tempat tinggal santri tentunya menjadi

tempat yang tepat digunakan untuk menanamkan nilai-nilai ajaran

Islam. MBS Pleret menetapkan jadwal kegiatan harian santri yang

dapat melatih dan menegakkan kedisiplinan. Selain itu, kegiatan

harian santri juga tidak lepas dari kegiatan-kegiatan keagamaan

yang mencerminkan isi atau muatan pendidikan Ismuba yang

diajarkan seperti Fiqih, Ibadah, dan Akhlak sekaligus mendukung

keberhasilan dalam pencapaian target dan tujuan kurikulum.95

Jika ditinjau dari struktur kurikulum Pesantren

Muhammadiyah, mata pelajaran ISMUBA dibagi menjadi 2 jenis

yaitu kurikulum sekolah dan kurikulum pesantren. Tidak semua

kurikulum ISMUBA di implementasikan di Asrama, hanya

kurikulum pesantren saja yaitu, Al-Qur’an yang mencakup Tahsin,

Tilawah, Tahfidzul Qur’an dan Tafsir,Muhadasah, Khat, Nahwu,

Sharaf, dan Bahasa Inggris. Menurut penjelasan ustadz Syamsul

Bahri, implementasi kurikulum ISMUBA di Asrama yaitu:

95
Hasil observasi pada hari Rabu, tanggal 24 Juli 2019
82

Pembiasaan, Pendalaman Bahasa Arab dan Inggris,

Pendampingan Program Tahfidz dan Tahsin Al-Qur’an96

Penjelasan tersebut diperkuat dengan keterangan dari

ustadz Nurwanto, sebagai berikut:

“Ya, kalau di Asrama kita ada pembinaan sholat berjamaah,


puasa senin kamis, dholat tahajud, dhuha, tahfidz, tahsin, dan
pembiasaan bahasa Arab maupun inggris”

Dari penjelasan tersebut maka secara umum MBS Pleret

mengimplementasikan kurikulum ISMUBA di Asrama dengan

penjabaran sebagai berikut:

1) Pembiasaan

Pembiasaan atau sesuatu yang diulang-ulang maka akan

melahirkan sebuah kebiasaan. Pembiasaan tersebut meliputi

pembiasaan Ibadah, disiplin waktu, serta pembiasaan-

pembiasaan lain dalam kehidupan sehari-hari. Semuanya itu

diatur dalam buku aturan dasar santri dan jadwal kegiatan harian

santri.97

Dengan adanya tata tertib dasar dan jadwal kegiatan

asrama tersebut, kegiatan santri di Asrama dapat berjalan

dengan teratur tidak hanya dalam hal ibadah saja melainkan

dalam hal-hal keseharian yang lain. Dengan pendampingan dari

Musyrif/Musyrifah, kegiatan harian santri dapat dipantau dan

apabila terdapat kesulitan atau permasalahan maka

96
Wawancara dengan ustadz Syamsul Bahri, Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
tanggal 22 Juli 2019
97
Observasi pada tanggal 24 Juli 2019
83

Musyrif/Musyrifah selalu siap membantu. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh ustadzah Yoli, sebagai berikut:

“Tugas kami yang paling utama, mendampingi anak-


anak (santri). Kita kan bertiga, saya kebagian mengampu
yang SMP kelas 1, jadi masih baru banget, masing
penyesuaian. Kalau pagi, kita membangunkan untuk
sholat subuh dibantu sama IPM, sehabis itu kita
mendampingi kegiatan tahsin dan tahfidz. Kalau sore
atau malam setelah pulang sekolah, kadang mereka
(santri) minta setoran hadits atau hafalan Qur’an, ya kita
datangi, kita simak.”98

Demikianlah tugas Musyrif/Musyrifah di Asrama untuk

mendampingi santri dalam menjalankan pembiasaa-pembiasaan di

Asrama. di bawah ini adalah bentuk tata tertib dan jadwal harian

santri secara tertulis, sebagai berikut:

Tabel 11
Jadwal Kegiatan Harian Santri
Waktu Nama Kegiatan
03.30-04.15 Bangun pagi, tahajjud
04.15-05.50 Sholat shubuh, pemberian kosa kata Arab/Inggris
05.50-05.30 Hafalan Al-Qur’an
05.30-06.45 MCK (persiapan sekolah dan sarapan)
06.45-07.10 Sholat dhuha
07.10-12.05 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
12.05-13.10 Sholat dhuhur, makan siang
13.10-14,30 Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
14.30-15.30 Istirahat, sholat asar
15.30-16.30 Ekstrakurikuler
16.30-17.10 Persiapan sholat maghrib
17.10-17.30 Baca Al-Qur’an
17.30-18.15 Makan malam
18.15-18.55 Baca A-Qur’an
18.55-19.30 Sholat Isya’
19.30-20.30 Kajian malam
20.30-21.30 Belajar malam, setoran hafalan
21.30-03.30 Istirahat

98
Wawancara dengan Yoli Adriyani. S, Musyrifah MBS Pleret, tanggal 23 Juli 2019
84

Jum’at malam Latihan pidato


Sabtu malam Saturday night
Ahad pagi Pengajian, kerja bakti
(Dokumen MBS Pleret)

Selain jadwal harian santri, terdapat pula buku tata tertib

dasar santri yang dimiliki oleh setiap santri. Tata tertib dasar

santri tersebut berisi tentang segala tata tertib santri. Contoh

isinya yaitu, tata tertib selama di MBS Pleret (sekolah maupun

asrama). Hak dan kewajiban santri, peraturan, larangan, sanksi,

ketentuan-ketentuan (berpakaian, bergaul, dan sebagainya ).99

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan

adanya pembiasaan, maka penanaman nilai-nilai dan karakter

akan sangat efektif. Di bawah pengawasan dan pendampingan

guru, maka keberlangsungan pembiasaan tersebut mendapatkan

perhatian lebih. Dengan adanya pembiasaan tersebut maka santri

menjadi tertib beribadah, tertib dalam kegiatan sehari-hari, dan

dengan adnya tata tertib serta aturan yang berlaku maka adab

santri akan lebh terjaga. Sehingga pengalaman yang didapatkan

santri selama menampuh pendidikan di MBS Pleret bukan

sekedar pengalaman belajar di dalam kelas saja,namun belajar

dalam artian yangsesungguhnya yaitu berdasarkan pengalaman

sehari-hari.

99
Buku tata tertib dasar santri, MBS Pleret 2019
85

2) Pendalaman Bahasa Arab dan Inggris

Dalam kurikulum Ismuba, tidak hanya mencakup materi

keagamaan saja tetapi juga menekankan kemampuan berbahasa

Asing khususnya bahasa Arab dan Inggris. Mengingat bahasa

arab merupakan bahasa Al-Qur’an sehingga mempelajarinya

merupakan bagian dari mempelajari Al-Qur’an, sedangkan

bahasa Inggris adalah bahasa Internasional. Setiap satuan

pendidikan Muhammadiyah dianjurkan untuk mengajarkan

materi bahasa Arab sesuai dengan standar kompetensi yang

telah ditentukan. Dalam implementasinya MBS Pleret memecah

atau membagi pelajaran bahasa Arab menjadi beberapa mata

pelajaran yaitu. Tamrin Lughah, Nahwu, shorof, balaghah,

imla’.100

Untuk pendalaman bahasa Arab, di MBS Pleret terdapat

beberapa pelatihan bahasa Arab yaitu Muhadatsah dan

pembagian Mufrodat atau kosa kata bahasa Arab. Muhadatsah

adalah percakapan dengah menggunakan bahasa Arab. Latihan

muhadatsah dilaksanakan setiap pagi setelah sholat subuh yang

didampingi oleh pengurus IPM bagian bahasa. Sedangkan

mufrodat adalah kosa kata bahasa Arab yang diberikan setiap

hari oleh pengurus IPM bagian bahasa. Penambahan kosa kata

tersebut guna memperkaya wawasan bahasa Arab yang dapat

100
Wawancara dengan Ustadz Nurwanto selaku Wadir kurikulum, pada hari Selasa, 22
Juli 2019 di MBS Pleret
86

digunakan dalampercakapan sehari-hari maupun yang terdapat

dalam kitab kuning maupun Al-Qur’an.101

Pendalaman bahasa Inggris di MBS Pleret dilakukan

dengan adanya pembagian kosa kata bahasa Inggris setiap pagi

setelah sholat subuh. Sebagaimana dijelaskan oleh Ustadzah

Yoli andrian Syaputri sebagai Musyrifah di Asrama Putri:

“Kalau dari segi bahasa, niasanya sebelum masuk kelas


tahsin dan kelas tahfidz. Setau saya ada pembagian
kosakata bahasa Inggris dan bahasa Arab”102

Dalam program pendalam bahasa Inggris, tidak ada

program khusus, dalam artian hampir sama dengan program

bahasa Arab, yaitu pembagian kosa kata setiap pagi dan latihan

pidato atau Muhadharah. Muhadharah di laksanakan setiap

malam Jum’at. Santri yang bertugas pidato, diwajibkan

menggunakan bahasa Arab atau Inggris atau boleh keduanya.

Sehingga sangat bagus untuk melatih kemampuan public

speaking dan mental para santri untuk tampil di depan umum.103

Adanya kegiatan Muhadatsah dan pembagian Mufrodat

setiap pagi, menjadi kegiatan yang sangat membantu bagi santri

dalam mengaplikasikan bahasa Arab. Sebagaimana disampaikan

oleh Ananda Novia Puspitaningrum, selaku pengurus IPM MBS

Pleret:

101
Hasil observasi pada hari Kamis, 1 Agustus 2019
102
Wawancara dengan Yoli Adriyani. S, Musyrifah MBS Pleret, tanggal 23 Juli 2019
103
Wawancara dengan Ananda Novia Puspitaningrum selaku pengurus IPM, tanggal 23
Juli 2019
87

“Kegiatan yang sangat membantu ada mufrodat pagi, dan


kemana-manakami membawa catatan kecil. Bolehlah
berbahasaIndonesia, tetapi sedikit menyelipkan bahasa
arab untuk kata-kata yang diketahui meskipun awalnya
salah-salah, yang penting PD dulu. Nanti lama-
lamasetelah kami tau hukumnya akan bisa sendiri.”104

Dapat disimpulkan bahwa, Implementasi kurikulum

ISMUBA dalam berkaitan dengan skill atau kemampuan berbahasa

Asing berjalan dengan baik. MBS Pleret mengimplementasikan

kurikulum Pesantren yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Arab sesuai

dengan porsi yang berbeda. Bahasa Inggris, lebih sedikit waktunya

dibandingkan dengan bahasa Arab.

3) Program Tahfidz dan Tahsin Al-Qur’an

Program Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an di MBS Pleret

berjalan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Tahsin

dijadikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah dan

sebagai kegiatan di Asrama. Berdasarkan kurikulum PesantrenMu

yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan kurikulum, MBS Pleret

telah menetapkan target-target capaian untuk santri. Sejak kelas

VII santri sudah harus bisa membaca AL-Qur’an dengan lancar dan

benar makhraj serta tajwidnya. Dengan pendampingan dari para

Musyrif dan Musyrifah, kegiatan tahsin dan tahfidz Qur’an

dilaksanakan setiap pagi setelah shalat Subuh.105

104
Wawancara dengan Ananda Novia Puspitaningrum, santri sekaligus pengurus IPM
MBS Pleret, tanggal 23 Juli 2019
105
Hasil observasi pada hari Kamis, 1 Agustus 2019
88

Di MBS Pleret, santri ditargetkan mampu menghafal Al-

Qur’an minimal 6 juz selama 6 tahun menempuh pendidikan.

Namun, tak sedikit dari santri yang sudah mencapai target sebelum

lulus bahkan telah melebihi target. 106 Kegiatan pendampingan

Tahsin dan Tahfidz memang dilaksanakan pada pagi hari setelah

sholat Subuh. Tetapi, santri dapat melaksanakan hafalan mandiri

ketika jam-jam kosong atau tidak ada kegiatan dan santri dapat

menyetorkan hafalan dengan Musyrif/Musyrifah di luar jam

kegiatan Pondok.107

Sebagaimana motto MBS Pleret yaitu Excelent and

Qur’anic, yang berarti santri MBS Pleret diharapkan mampu

menjadi manusia yang cerdas dan berjiwa Al-Qur’an. Berjiwa Al-

Qur’an maksudnya adalah dapat membaca, menghafal,

menerjemahkan bahkan menafsirkan Al-Qur’an sebagai bekal

untuk dirinya, baik untuk kehidupan pribadi maupun untuk

kepentingan dakwah. Sebagaimana yang diungkapkan oleh ustadz

Kamiludin selaku Mudir MBS, “Kalau mau belajar Al-Qur’an, ya

di MBS Pleret”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya

kesinambungan dan keterkaitan yang erat antara program

pendalaman bahasa Arab dengan Tahfidz Qur’an.

106
Wawancara dengan ketua IPM MBS Putri, Ananda pada hari Selasa 23 Juli 2019
107
Hasil observasi pada hari Rabu, 31 Agustus 2019 di MBS Pleret
89

c. Perkaderan Muhammadiyah Melalui Ortom

Implementasi kurikulum ISMUBA yang salanjutnya adalah

adanya pengamalan nilai-nilai Kemuhammadiyahan yang

ditanamkan dalam diri santri. Sebagai Amal Usaha

Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, MBS Pleret tak hanya

melahirkan alumni-alumni yang pandai dalam urusan agama,

namun yang tak kalah pentingnya yaitu mencetak kader

persyarikatan. Dalam implementasinya, MBS Pleret menambah

jam pelajaran untuk mata pelajaran Kemuhammadiyahan. Pada

sekolah Muuhammadiyah non pesantren, pendidikan

Kemuhammadiyahan hanya diberikan satu jam dalam satu minggu.

Sedangkan di MBS Pleret memberikan waktu dua jam pelajaran

untuk mata pelajaran Kemuhammadiyah.108

Selain diimplementasikan di dalam kelas, penanaman nilai-

nilai Kemuhammadiyah di MBS Pleret juga dilakukan melalui

Organisasi Otonom (ortom) yaitu Ikatan Pelajar Muhammadiyah

(IPM), Hizbul Wathan (HW), dan Tapak Suci (TS). Di MBS

Pleret, posisi IPM sebagai kaki tangan dari Ustadz/Ustadzah dalam

menegakkan peraturan maupun dalam mendukung program-

program MBS yang ada. Sedangkan HW dan TS merupakan

ekstrakurikuler wajib bagi seluruh santri.109

108
Wawancara dengan ustadz Kamiludin selaku Mudir MBS Pleret pada hari Selasa 23
Juli 2019
109
Wawancara dengan ustadz Syamsul Bahri selaku Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
hari Senin 22 Juli 2019
90

Alokasi mata pelajaran Kemuhammadiyahan sebanyak 2

jam pelajaran dan kegiatan Organisasi yang diterapkan di MBS

Pleret, sesuai dengan standar kurikulum PesantrenMu namun juga

tidak terlalu bertentangan dengan standar kurikulum ISMUBA.

Terdapat perbedaan dalam alokasi waktu di sekolah dan perbedaan

teknis dan tugas IPM dikarenakan IPM di MBS Pleret

menyesuaikan dengan kultur pesantren. Sebagaimana dijelaskan

oleh Ananda Novia Puspitaningrum, selaku pengurus IPM:

“Sama dengan bidang-IPM yang lain, tapi kami


adadepartemen-departemen. Karena kita kan pesantren, jadi
ada departemen kebersihan, kedisiplinan, departemen
bahasa.”110

Jadi, IPM di MBS Pleret memiliki peran yang cukup

penting untuk turut serta mensukseskan program-program

pesantren termasuk di dalamnya mengadakan kegiatan-kegiatan

dan pelatihan yang menukung implementasi ISMUBA. Novia

menambahkan:

“Muhadharah, dibuat seasyik mungkin. Untuk


memberikankepada santri bahwa bahasa arab itu mudah dan
menyenangkan. (bidang bahasa). Pembagian mahfudzat pagi.
(bidang bahasa). Event, kasture. Pengajian untuk umum.
Wajib ngaji Al-Kahfi (bidanng Kajian Dakwah Islam).”111

Dari keterangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

Kemuhammadiyah adalah mata pelajaran yang sangat penting bagi

lembaga pendidikan Muhammadiyah, khususnya pesantren sebagai

110
Wawancara dengan Ananda Novia Puspitaningrum selaku pengurus IPM, tanggal 23
Juli 2019
111
Ibid.
91

pencetak kader Ulama, lebih khusus Ulama Muhammadiyah.

Dengan adanya Ortom di pesantren dan dilaksanakan secara

optimal, maka pemahaman santrei tentang Muhammadiyah tidak

berhenti sebatas pengetahuan saja. Tetapi memahami juga alur

pengorganisasiannya.

Hal tersebut sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan

Pesantren Muhammadiayah bahwa: 1) Santri kelas 7 mampu

mengenali IPM, TS dam HW. 2) Santri kelas 8 mampu

berpartisipasi sebagai anggota dalam kegiatan IPM, TS dan HW. 3)

Santri kelas 9 mampu berpartisipasi dalam kegiatan IPM, TS dan

HW.112

3. Penilaian dan Evaluasi

Evaluasi kurikulum digunakan untuk mengetahui efektivitas

kurikulum dan dalam upaya memperbaiki serta menyempurnakan

kurikulum. Evaluasi kurikulum juga erat hubungannya dengan definisi

kurikukulm itu sendiri, apakah sebagai kumpulan mata pelajaran atau

meliputi semua kegiatan dan pengalaman peserta didik di dalam

maupun di luar sekolah.113

Evaluasi kurikulum juga merupakan penilaian hasil belajar.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik atau guru adalah proses

pengumpulan informasi atau data tentang capaian pembelajaran

peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek

LP2M, Standar Pendidikan…, hlm. 18


112

Zainal Arifin, Konsep dan Model…., hlm. 93


113
92

keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis untuk

memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar

melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.114

Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi kurikulum yang

dilakukan di MBS Pleret secara rutin dilaksanakan dalam setiap

jangka beberapa waktu tertentu. Yaitu setiap minggu, setiap bulan,

setiap akhir semester, maupun setiap akhir tahun ajaran dengan

mengadakan rapat evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengoreksi

bilamana terdapat beberapa kesalahan dalam pelaksanaan, kesulitan-

kesulitan yangn ada, dan hal-hal apa saja yang perlu ditambahkan atau

di kurangi, evaluasi kurikulum ISMUBA dilaksanakan oleh pihak

internal MBS Pleret, namum dalam beberapa waktu, evaluasi juga

melibatkan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Pleret.115

Selain itu, evalulasi juga dilaksanakan dalam bentuk laporan

hasil belajar santri. Di MBS Pleret, laporan hasil belajar ada dua yaitu,

rapot dinas dan rapot pondok pesantren. Sebagaimana yang

disampaikan oleh ustadz Nurwanto sebagai berikut:

“Kita juga punya 2 rapot, yaitu penilaian di pondok dan dinas.


Kalau penilaian pondok dengan nilai yang asli. Kalaupenilaian
dinas itu bisa katrolan.”116

Ungkapan yang senada juga disampaikan oleh ustadz

Syamsul sebagai berikut:

114
Dikdasmen, Kurikulum Pendidikan …., hlm. 48
115
Wawancara dengan ustadz Kamiludin, Mudir MBS Pleret pada tanggal 23 Juli 2019
116
Wawancara dengan Ustadz Nurwanto selaku Wadir kurikulum, pada hari Selasa, 22
Juli 2019 di MBS Pleret
93

“Rapot dinas dan rapot pesantren. Karena KKM nya juga


berbeda, muatannya juga berbeda. Sehingga nanti ada
ujiannya, ujian praktek dan ujian tulis. Kalau ujian
ISMUBA seperti Fikih, Bahasa, itu ada prakteknya.”117

Kesimpulannya adalah, evaluasi kurikulum merupakan

usaha untuk menilai keefektivan suatu kurikulum. Dengan

diadakannya evaluasi, maka pihak yang terkait dapat mengambil

hasil evaluasi sebagai bahan acuan untuk perbaikan kurikulum

kedepannya. Evaluasi kurikulum di MBS Pleret selain berupa rapat

evaluasi oleh guru, juga dilakukan dengan mengevaluasi hasil

belajar santri. Evaluasi terhadap santri sama dengan pengambilan

nilai dapat melalui ujian tulis, lisan maupun praktek seperti halnya

sekolah pada umumnya. Namun, yang menjadi berbeda adalah

laporan hasil belajar santri menggunakan dua rapot yaitu rapot

dinas dan rapot kepondokan.

Dari penjabaran di atas, disimpulkan bahwasanya implementasi

kurikulum ISMUBA berbasis pesantren telah berjalan dengan baik, yaitu

sesuai dengan standar proses kurikulum ISMUBA yaitu perencanaan yang

mencakup penyusunan RPP sesuai dengan silabus, hanya saja RPP di

MBS Pleret tidak di susun secara tertulis, pelaksanaan pembelajaran baik

dengan tatap muka maupun dengan praktek dan penugasan disesuaikan

dengan alokasi waktu pelajaran sesuai struktur kurikulum yang digunakan

namun dengan modifikasi dari MBS Pleret, serta penilaian atau evaluasi

117
Wawancara dengan ustadz Syamsul Bahri selaku Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
hari Senin 22 Juli 2019
94

dengan tes tulis, lisan, maupun praktek. Bahkan tidak hanya itu, sebagai

pondok pesantren juga menerapkan desain pembelajaran non klasikal yang

dilaksanakan di Asrama yang mengacu pada struktur atau muatan

kurikulum PesantrenMu.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum

ISMUBA di PPM MBS Pleret

1. Faktor Pendukung

a. Guru ISMUBA yang Kompeten

Guru yang kompeten merupakan faktor penting dalam

berjalannya suatu kurikulum. Guru yang kompeten berarti guru

yang telah ahli dalam bidang pendidikan atau cabang ilmu terkait

dan telah sesuai dengan standar dan kriteria yang ditentukan.

Dalam standar kurikulum ISMUBA menjelaskan bahwa, guru

ISMUBA adalah seorang yang berdasarkan pendidikan dan

keahliannya, diangkat dan dihentikan oleh pimpinan persyarikatan

atas usul majelis penyelenggara pendidikan dengan tugas utama

mengajar pada mata pelajaran ISMUBA di lembaga pendidikan

Muhammadiyah.118 Adapun standar kompetensi guru untuk jenjang

pendidikan SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat memiliki: 1)

kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D4)

atau sederajat (S1), 2) latar belakang pendidikan tinggi dengan

118
Dikdasmen, Kurikulum Pendidikan…., hlm. 44
95

program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang

diajarkan, 3) sertifikasi profesi guru untuk SMP/MTs.119

Guru ISMUBA di MBS Pleret sudah sesuai dengan standar

di atas. Namun, lebih khusus untuk guru ISMUBA adalah guru

yang mampu berbahasa arab secara aktif sebagaimana yang

dijelaskan oleh ustadz Kamiludin, bahwa pada seleksi penerimaan

guru ISMUBA, syarat yang paling utama adalah yang mampu

berbahasa arab dengan aktif (lisan maupun tulisan) dikarenakan

buku-buku ISMUBA di MBS Pleret menggunakan tulisan arab

bagi kelas 8 dan 9.120

Guru ISMUBA di MBS Pleret juga telah diikutsertakan

dalam sosialisasi dan pelatihan kurikulum Pesantren

Muhammadiyah sebagai kurikulum resmi untuk pesantren

Muhammadiyah. Sebagai mana keterangan berikut yang

disampaikan oleh ustadz Syamsul :

“Mulai tahun ajaran 2019/2020 MBS Pleret memulai


menggunakan pedoman kurikulum dan menggunakan
buku-buku dari Lembaga Pengembangan Pesantren
Muhammadiyah (LP2M) yang menyusun kurikulum
PesantrenMu sebagai pengembangan dari kurikulum
Ismuba khusus untuk Pesantren Muhammadiyah. Sudah
ada pelatihan guru ISMUBA terkait dengan kurikulum dari
LP2M.”121

Ungkapan yang hampir sama juga disampaikan oleh ustadz

Kamiludin yaitu:

119
Mulyasa, Kurikulum yang…, hlm. 40
120
Wawancara dengan ustadz Kamiludin, Mudir MBS Pleret pada tanggal 23 Juli 2019
121
Wawancara dengan ustadz Syamsul Bahri selaku Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
hari Senin 22 Juli 2019
96

“Pada tahun ini MBS Pleret ingin melakukan uji coba untuk
melaksanakan kurikulum dari LP2M secara keseluruhan.
Kemaren 3 orang dari sini diikutkan pelatihan.”122

Dapat disimpulkan bahwa, guru yang kompeten sangat

diperlukan bagi berlangsungnya kurikulum yang ada di sekolah,

terkhusus dalam proses belajar mengajar. Guru yang menguasai

materi tentunya akan lebih banyak memberikan wawasan kepada

peserta didik, serta profesional dalam menjalankan tugas-tugas

guru yang lainnya.

b. Adanya Manajemen Kurikulum yang Baik

Manajemen kurikulum yang baik di MBS Pleret dapat

dilihat dari penentuan dan penyesuaian kurikulum ISMUBA yang

digunakan. Diawali dengan perencanaan yang matang, dan sesuai

dengan standar kurikulum ISMUBA, dilanjutkan dengan

implementasi kurikulum ISMUBA antara lain: Mata pelajaran

tersusun dengan rapi dan mencakup materi-materi ISMUBA secara

lengkap. Adapun dalam pelaksanaannya di Asrama, juga telah

diatur dengan baik, dengan adanya tata tertib dan jadwal harian

maka santri terbiasa untuk berdisiplin dalam menjalankan kegiatan.

Yang terakhir adalah evaluasi. Evaluasi yang dilakukan lebih

detail, dilihat dari rutinitas guru melaksanakan evaluasi setiap

122
Wawancara dengan ustadz Kamiludin, Mudir MBS Pleret pada tanggal 23 Juli 2019
97

minggu, maupun setiap akhir tahun. Selain itu, rapot yang

digunakan adalah rapot dinas dan rapot pesantren.123

Ustadz Syamsul menambahkan, bahwa salah satu faktor

pendukung implementasi ISMUBA adalah kegiatan-kegiatan

dilaksanakan dengan lancar, tertib, dan berjalan sesuai dengan

jadwal. 124 Kesimpulannya adalah, bahwa kurikulum ISMUBA

dijalankan dengan sebaik-baiknya, dimulai dari perencanaan,

pengawasan dan evaluasi yang dilaksanakan secara rutin dan

teratur.

c. Lingkungan Belajar yang Kondusif

MBS Pleret terletak di antara perkampungan yang jauh dari

pusat keramaian. Di sekitar lingkungan MBS Pleret merupakan

rumah-rumah warga yang terbilang cukup padat penduduk. Tidak

pula terdapat tempat-tempat tertentu yang menjadi sumber

pencemaran seperti sungai yang kotor, atau pabrik yang

mengeluarkan asap dan limbah pabrik. Jalan di sekitar kawasan

MBs Pleret merupakan jalan sempit atau gang sehingga kendaraan

yang lalu lalang tidak terlalu ramai sebagaimana jalan raya. Ruang

kelas yang dilengkapi dengan ventilasi dan kipas angin menambah

kenyamanan dalam belajar.125

123
Observasi dan wawancara dengan ustadz Nurwanto, wadir kurikulum pada tanggal 22
Juli 2019
124
awancara dengan ustadz Syamsul Bahri selaku Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
hari Senin 22 Juli 2019
125
Observasi pada tanggal 24 Juli 2019
98

2. Faktor Penghambat

a. Kurangnya Sarana dan Prasarana yang Mendukung

Pada dasarnya MBS Pleret telah memenuhi unsur-unsur

pokok sarana Pesantren Modern yaitu dengan memilik Asrama,

ruang kelas dan Masjid. Namun, sarana dan prasarana penunjang

lainnya masih belum tersedia, seperti laboratorium, alat peraga

pendidikan, perpustakaan, lapangan olahraga, ruang makan, dan

lain sebagainya. Gedung utama hanya digunakan untuk kantor,

kelas SMP Putri, dan Asrama SMP putri. Adapaun Asrama dan

kelas untuk putra berada tidak menyatu dengan gedung utama

namun masih berada di sekitar komplek gedung utama. Kelas dan

asrama putra menempati beberapa rumah yang disewa khusus

untuk MBS Pleret, yaitu sebanyak 3 rumah. Saat ini, ruang kelas

terpadu sedang dalam tahap pembangunan.126

Kurangnya sarana dan prasarana pendukung tersebut tidak

terlalu menghambat, tetapi akan lebih lengkap apabila sarana dan

prasarana pendukung tersebut ada di sekolah. Dengan kegiatan

pembelajaran dan kegiatan yang lainnya akan lebih efektif.

b. Penyesuaian santri baru terhadap lingkungan Sekolah maupun

Asrama

Santri yang memasuki lingkungan sekolah baru tentunya

memerlukan adaptasi. Namun dalam proses adaptasi tidaklah

126
Wawancara dengan ustadz Kamiludin, Mudir MBS Pleret pada tanggal 23 Juli 2019
99

mudah dan sebentar. Sebagaimana yang disampaikan oleh ustadzah

Yoli sebagai berikut:

“Mungkin kan dari mereka ada yang belum terbiasa dengan


kebiasan-kebiasaan di pondok seperti bangun tahajjud,
subuh, ngaji, dan lain-lain. Palingan kalau kendalanya
ngantuk, kurang semangat, masih penyesuaian.”127
Selain itu, pada awal masuk, bebrapa santri juga mengalami

kendala dalam membaca Al-Qur’an. Sebagaimana penjelasan dari

ustadz Kamiludin :

“Siswa masih kesulitan membaca Al-Qur’an, jadi diikutkan


tahsin dulu dan beberapa fasilitas yang masih belum
tersedia untuk menunjang kegiatan pembelajaran.”128

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa, adaptasi santri baru

menjadi kendala bagi berlangsungnya beberapa kegiatan baik di

Sekolah maupun di Asrama. Di Asrama, santri yang masih

beradaptasi dengan aturan, jadwal, maupun kegiatan sehari-hari

tentu akan menjadi pekerjaan tambahan bagi musyrif maupun

musyrifah untuk mendampingi santri secara lebih intens

dibandingkan dengan santri lama. Adapun santri yang pada awal

masuk belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, maka

belum diperbolehkan mengikuti program tahfidz, dan harus

mendapatkan bimbingan tahsin terlebih dahulu.

127
Wawancara dengan Yoli Adriyani. S, Musyrifah MBS Pleret, tanggal 23 Juli 2019
128
Wawancara dengan ustadz Kamiludin, Mudir MBS Pleret pada tanggal 23 Juli 2019
100

c. Santri Mengantuk, Bosan dan Jenuh pada Saat Pembelajaran

ISMUBA

Santri mengantuk, bosan atau jenuh ketika pembelajaran di

dalam kelas memang menjadi hambatan dalam proses

pembelajaran yaitu santri tidak menyimak penyampaian materi

dengan maksimal. Ananda Novia, salah satu santri MBS Pleret

menyatakan hal sebagai berikut:

“Materi ISMUBA itu membosankan, dan kesulitannya


adalah ketika mengubah dhamir dari anta-anti, ka-ki. Kalau
menurut saya pribadi, kesulitan awal belajar bahasa arab ya,
itu. Sulit membedakan ka, ki, kum, dan lain-lain.”129
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pendamping Asrama

putri yaitu Ustadzah Yoli Adrian S, sebagai berikut:

“Mungkin kan dari mereka ada yang belum terbiasa dengan


kebiasan-kebiasaan di pondok seperti bangun tahajjud,
subuh, ngaji, dan lain-lain. Palingan kalau kendalanya
ngantuk, kurang semangat, masih penyesuaian.”130

Pendamping Asrama Putra sekaligus guru ISMUBA, Ustadz

Syamsul Bahri juga menyampaikan hal yang hampir sama,

yaitu:

“Permasalahan personalia, dalam artian masalah dari diri


santri masing-masing. Ada yang malas, mungkin bosan dan
lain sebagainya.”131

Berdasarkan keterangan dari ketiga narasumber tersebut,

maka dapat disimpulkan bahwa kondisi santri yang mengantuk,

129
Wawancara dengan Ananda Novia Puspitaningrum selaku pengurus IPM, tanggal 23
Juli 2019
130
Wawancara dengan Yoli Adriyani. S, Musyrifah MBS Pleret, tanggal 23 Juli 2019
131
awancara dengan ustadz Syamsul Bahri selaku Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
hari Senin 22 Juli 2019
101

bosan ataupun jenuh pada saat pembelejaran baik di kelas maupun

di Asrama, memang menjadi faktor penghambat dalam proses

pembelajaran ISMUBA. Kondisi tersebut disebabkan oleh

beberapa hal diantaranya, kegiatan santri yang dimulai sejak pagi

hari sebelum subuh dan berpengaruh terhadap kondisi santri

terutama yang masih dalam tahap adaptasi. Selain itu, penyebab

kondisi santri ngantuk dan jenuh dikarenakan santri merasa

kesulitan dalam menerima materi yang disampaikan, dan memang

datang dari faktor pribadi masing-masing santri. Ketika santri

mengantuk, tidak semangat, tidak fokus, bosan maupun jenuh

maka suasana pembelajaran tidak akan kondusif dan materi yang

disampaikan kurang maksimal diterima oleh peserta didik.

D. Upaya yang Dilakukan dalam Mengatasi Hambatan Implementasi

ISMUBA di MBS Pleret

1. Menggunakan Metode Pembelajaran yang Sesuai

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya

bermodalkan materi yang telah dikuasai saja. Tetapi guru juga

menggunakan metode-metode pembelajaran yang dapat mendukung

dan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran yang

disampaikan. Metode pembelajaran tidaklah sama penggunaannya

antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain. Tentu saja

disesuaikan dengan isi materi serta situasi dan kondisi yang ada.

Adapun beberapa metode pembelajaran yang dilakukan antara lain:


102

metode ceramah, Manhaji (mengartikan kitab kuning dengan cara

guru mendikte bacaan dan terjemah), dan praktek secara langsung.132

Metode pembelajaran berkaitan erat dengan kemampuan guru

dalam memahami situasi dan kondisi pada saat proses pembelajaran.

Selain dengan metode yang telah disesuaikan, menurut keterangan

ustadzah Yoli, selaku musyrifah di Asrama mengungkapkan bahwa,

permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran pagi seperti tahsin

dan tahfidz, banyak santri yang mengantuk. Sehingga beliau

berinisiatif untuk memberikanice breaking atau sekedar hiburan

dengan permainan kecil-kecilan agar santri kembali semangat.133

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dapat menambah

semangat bagi peserta didik, dapat pula menghilangkan kejenuhan dan

kebosanan. Dengan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dan

menarik, maka santri juga dapat dengan mudah menerima materi yang

disampaikan.

2. Program Tamyiz

Tamyiz adalah formulasi dari Quantum Nahwu Shorof

linnaasyiin yang bisa mengantarkan santri dan siapapun yang bisa

membaca Al-Qur’an menjadi pintar terjemah Al-Qur’an dan kitab

kuning dengan mudah dalam waktu singkat karena menggunakan

132
Wawancara dengan ustadz Syamsul Bahri selaku Wadir Kema’hadan MBS Pleret pada
hari Senin, 22 Juli 2019.
133
Wawancara dengan Ustadzah Yoli Adiyani S, selaku Musyrifah pada tanggal 23 Juli
2019
103

pendekatan struktur satuan bahasa (manhaj attarkib) untuk memahami

i’rob dan terjemah Al-qur’an dan kitab kuning.134 Tamyiz tidak hanya

dijadikan mata pelajaran yang diajarkan di masing-masing kelas

dengan sklala kelas kecil (1 kelas), tetapi dalam beberapa waktu

Tamyiz juga dijadwalkan untuk kelas besar (gabungan kelas 7,8,9).

Alokasi waktu yang diberikan untuk kelas kecil adalah 1 jam pelajaran

dan untuk kelas besar adalah 2 jam pelajaran.135

Tamyiz juga menjadi kegiatan awal di tahun ajaran baru

2019/2020 yang dilaksanakan selama 3 minggu berturut-turut sebelum

dimulainya kegiatan pembelajaran formal di kelas. Kegiatan tersebut

dibagi menjadi 3 kelas besar yaitu Tamyiz 1 untuk santri putri baru

dan santri putra baru, Tamyiz 2 atau lanjutan untuk santri kelas 8

keatas. Metode yang digunakan adalah menggunakan lagu-lagu

populer dengan mengganti lirik menjadi materi Tamyiz yang telah

disederhanakan sedemikan rupa sehingga santri mudah menghafal dan

memahami.136

Menurut penjelasan daru Ustadz Kamiludin dan Ustadz

Syamsul, bahwa Metode tamyiz menggantikan metode terjemah Al-

Qur’an pada tahun sebelumnya yaitu metode Manhaji. Ustadz

Kamiludin menambahkan,

“Dengan metode ini, tidak hanya santri saja yang bisa belajar
terjemah dengan mudah dan cepat, guru-guru juga dianjurkan
untuk mengikuti dan alhasil, kami dapat mempraktekannya

134
Abaza, Tamyiz, (Jakarta, Tamyiz Publising, 2011), hlm. XII
135
Dokumen jadwal pelajaran MBS Pleret
136
Hasil observasi pada hari Rabu, 24 Juli 2019
104

dengan cepat dan mudah. Jadi bisa dibilang metode ini sangat
efektif.”137

Kesimpulannya adalah, Tamyiz merupakan salah satu program

unggulan di MBS Pleret. Pada dasarnya, Tamyiz adalah sebuah

metode belajar terjemah Al-Qur’an dan kitab kuning. Hampir sama

dengan belajar bahasa Arab, tetapi lebih ditujukan kepada pemahaman

tata bahasa dalam Al-qur’an dan kitab kuning yang berbeda dengan

bahasa untuk percakapan. Sehingga, metode Tamyiz menjadi salah

satu upaya untuk memudahkan santri memahami Al-Qur’an dan tata

bahasa Arab lebih mendalam dengan cara yang mudah.

3. Memanfaatkan Sumber Daya yang Ada

Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada, beberapa

kegiatan di MBS Pleret dapat berjalan dengan baik meskipun tanpa

sarana dan prasarana yang seharusnya ada. Sebagai contoh, dalam

kegiatan manasik Haji, siswa MBS mengaplikasikan ilmu pionering

dalam kegiatan HW dengan menyusun atau menggabungkan tongkat

menggunakan tali menjadi sebuah miniatur Ka’bah. Selain itu,

fasilitas yang terdapat di lingkungan sekitar MBS Pleret seperti

lapangan dan Masjid dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

siswa dalam melaksanakan suatu kegiatan. Berkaitan dengan fasilitas

berupa laboratorium, alat peraga pendidikan dan lain-lainnya, para

siswa maupun guru MBS Pleret dapat menggunakan fasilitas yang

137
Wawancara dengan ustadz Kamiludin, Mudir MBS Pleret pada tanggal 23 Juli 2019
dan ustadz Syamsul Bahri, wadir kema’hadan pada tanggal 22 Juli 2019
105

terdapat di SMP Muhammadiyah Pleret karena letaknya yang relatif

dekat dengan MBS Pleret.138

Penjelasan yang hampir sama juga disampaikan oleh Wadir

bagian Kurikulum, ustadz Nurwanto, sebagai berikut:

“Laboraturiumnya kalau untuk pondok sendiri tidak ada, baru


komputernya saja. Kalau yang lain itu kita masuknyaSMP
Muhammadiyah Pleret. Yang kita tidak punya, terus SMP punya
berarti kita kesana. Untuk lapangan, di kelurahan ada lapangan
sepak bola, lapangan bad minton ya kita gunakan. Jadi disini ada
aula yang jadi mushola.”139

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar MBS Pleret seperti

fasilitas umum, fasilitas dari SMP Muhammadiyah Pleret yang

berjarak relatif dekat, dan dengan kemampuan-kemampuan santri

untuk merancang sendiri sarana-prasarana yang dibutuhkan maka

kegiatan-kegiatan di MBS Pleret dapat berjalan dengan lancar.

4. Kajian Keislaman

Kajian keislaman dilaksanakan setiap malam, bertempat di

aula masing-masing asrama (asrama putra dan putri). Tujuan dari

kegiatan ini adalah untuk memperdalam pemahaman materi

keagamaan yang didapatkan di sekolah. Mengingat jam pelajaran

yang diberikan terkadang tidak mencukupi untuk penyampaian materi,

maka dengan adanya kajian keislaman ini maka santri akan lebih

banyak mendapatkan penjelasan. Tidak hanya materi yang berkaitan

138
Wawancara dengan ustadz Kamiludin selaku Mudir MBS Pleret pada hari Selasa 23
Juli 2019
139
Observasi dan wawancara dengan ustadz Nurwanto, wadir kurikulum pada tanggal 22
Juli 2019
106

dengan pelajaran sekolah saja, tetapi juga materi-materi keagamaan

yang lain untuk memperluas wawasan.140

Tidak hanya kajian rutin setiap malam yang diisi oleh

ustadz’ustadzah, kajian keislaman juga dilaksanakan setiap ahad pagi

di masjid Taqarrub dan kajian hari Sabtu sore (Kasture) yang diadakan

oleh IPM bertempat di Masjid Taqarrub. Kajian tersebut dibuka untuk

umum dan biasanya dihadiri oleh warga sekitar MBS Pleret.141

Kesimpulannya adalah, kajian keislaman merupakan kegiatan

pendukung yang utama dalam menyampaikan pemahaman-

pemahaman tambahaan yang terkadang tidak didapatkan di Sekolah.

Materi yang disampaikan adalah seputar kegamaan, tata bahasa (Arab

dan Inggris), nasihat-nasihat dari musyrif/musyrifah. Sehingga, materi

yang tidak sempat tersampaikan ketika di sekolah karena waktu yang

sedikit, maka dapat dipenuhi dengan adanya kajian keislaman di

Asrama. Dalam hal ini, IPM juga berperan penting melalui bidang

Kajian Dakwah Islam (KDI) IPM mampu membuktikan eksistensi

dakwah mereka di tengah masyarakat dengan mengadakan kajian

sabtu sore (Kasture) yang diikuti selain dari santri juga dari

masyarakat umum sekitar MBS Pleret.

140
Wawancara dengan ustadz Syamsul Bahri wadir kema’hadan pada hari senin 22 Juli
2019
141
Wawancara dengan ketua Ananda Novia P, pengurus IPM MBS Pleret pada 23 Juli
2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Kurikulum ISMUBA di MBS Pleret

Struktur kurikulum ISMUBA di MBS Pleret berdasarkan pada 2

standar kurikulum yaitu ; 1) kurikulum ISMUBA dari Majelis

Dikdasmen PP Muhammadiyah, 2) kurikulum Pesantren

Muhammadiyah (PesantrenMu) dari Lembaga Pengembangan Pondok

Pesantren (LP2M) PP Muhammadiyah. Kedua standar kurikulum

tersebut dipadukan dan dimodifikaasi sesuai kebutuhan pesantren

dengan prosesntase penggunaan kurikulum ISMUBA sebanyak 20%

karena hanya menggunakan buku ajar untuk kelas 7, dan kurikulum

PesantrenMu sebanyak 80% yaitu dengan menerapkannya di kelas 8 ke

atas dan sebagai acuan dalam kegiayan kepondokan di Asrama.

Mulai tahun ajaran 2019/2020 MBS Pleret melakukan uji coba

terhadap kurikulum Pesantren Muhammadiyah dari LP2M. Sehingga,

hasil dari penggabungan standar kurikulum tersebut, yaitu: a) kelas 7

menggunakan buku ajar dari Dikdasmen PP Muhammadiyah karena

masih berbahasa Indonesia, 2) kelas 8 dan 9 menggunakan buku ajar

berbahasa Arab gundul, 3) struktur kurikulum ISMUBA di MBS Pleret

mengacu pada struktur kurikulum Pesantren Muhammadiyah dari

LP2M PP Muhammadiyah.

107
108

2. Implementasi Kurikulum ISMUBA di MBS Pleret

Terdapat 3 unsur dalam implementasi kurikulum ISMUBA di MBS

Pleret yaitu, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atau evaluasi.

Pertama, Perencanaan, mencakup perencanaam penyususnan

kurikulum.dan perencanaan pembelajaran. Perencanaan penyusunan

kurikulum yaitu penentuan standar kurikulum yang akan digunakan

yang hasilnya dituangkan dalam bentuk jadwal pelajaran, jadwal

ektrakurikuler, dan jadwal harian santri, sedangkan perencanaan

pembelajaran adalah dengan menyusun RPP yang berdasar pada silabus.

Silabus yang digunakan adalah silabus kurikulum PesantrenMu dari

Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M).

Kedua,pelaksanaan Implementasi struktur atau muatan kurikulum

ISMUBA di MBS Pleret terbagi menjadi 3 antara lain:

a. Implementasi mata pelajaran untuk sekolah, yaitu dengan

menambahkan alokasi waktu, memasukkan kurikulum kepondokan

dalam jadwal pelajaran, dan menambahkan beberapa mata pelajaran

sesuai dengan kebijakan internal MBS Pleret.

b. Implementasi ISMUBA di Asrama, dengan 3 penekanan yaitu

pembiasaan, program tahfidz dan tahsin, serta pendalaman bahasa

Arab dan Inggris yang dituangkan dalam beberapa kegiatan santri

seperti pembagian kosa kata setiap pagi, muhadharah, dan

muhadatsah. Bahasa Arab maupun Inggris digunakan dalam

percakapan santri meskipun bukan secara keseluruhan. Dalam artian,


109

santri bercakap-cakap dengan bahasa Indonesia dan menyeliupkan

beberapa kosakata bahasa Arab maupun Inggris yang mereka

ketahui.

c. Perkaderan Muhammadiyah melalui Ortom (organisasi otonom)

yaitu IPM, HW dan TS. IPM merupakan organisasi santri, sedangkan

HW dan TS merupakan ekstrakurikuler wajib. Implementasi

kurikulum ISMUBA di MBS Pleret tidak hanya mengacu pada

struktur kurikulumnya saja, namum juga mengacu pada standar-

standar kurikulum ISMUBA yang lain seperti standar guru, standar

kompetensi lulusan dan standar proses sehingga dapat tercapai tujuan

pendidikan yang diinginkan.

Ketiga,penilaian dan evaluasi dilakukan dengan mengadakan rapat

evaluasi kurikulum dan dengan penilaian hasil belajar santri setiap akhir

semestr. Penilaian tersebut dibagi atas penilaian ujian tertulis dan ujian

praktek yang kemudian nilai dari hasil ujian tersebut disajikan dalam

buku laporan hasil belajar santri. MBS Pleret menggunakan 2 jenis

laporan hasil belajar santri yaitu rapot dinas dan rapot pesantren.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum ISMUBA

Faktor pendukung berjalannnya implementasi kurikulum

ISMUBA yaitu, 1) Guru yang kompeten, 2) Manajemen kurikulum

yang baik, 3) Lingkungan belajar yang kondusif.

Sedangkan faktor penghambatnya yaitu, 1) Kurangnya sarana

prasarana, 2) Penyesuaian santri baru terhadap lingkungan asrama dan


110

sekolah, 3) Serta beberapa santri mengalami kejenuhan saat

pembelajaran ISMUBA di dalam kelas.

4. Upaya yang Dilakukan

Berdasarkan beberapa kesulitan atau penghambat yang terdapat

di MBS Pleret, maka upaya yang dilakukan antara lain: 1)

menggunakan metode pembelajaran yang sesuai, 2) mengadakan

program Tamyiz untuk melatih santri dalam hal penerjemahan Al-

Qur’an dan kitab kuning dengan cara yang mudah dan menyenangkan,

3) menggunakan sumber daya yang ada untuk mengatasi ketidaksediaan

sarana dan prasasrana yang mdiperlukan, 4) mengadakan kajian

keislaman untuk memperluas dan memperdalam wawasan santri dalam

hal keagamaan.

Beberapa hasil temuan dari penelitian di MBS Pleret adalah,

adanya persamaan dan perbedaan antara muatan kurikulum ISMUBA

dan PesantrenMu, kurikulum ISMUBA dan PesantrenMu dipadukan

menjadi satu kesatuan kurikulum, beberapa guru belum memenuhi

kualifikasi akademik atau tidak sesuai dengan latar belakang akademik

namun memiliki skill yang sesuai dengan bidang studi, guru tidak

menggunakan RPP dalam pelaksanaan pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka pene;iti memberikan saran


sebagai berikut:
111

1. Komite Sekolah dan guru sebaiknya terus mengupayakan pengadaan

sarana dan prasarana yang memadai bagi keberlangsungan proses

pembelajaran di MBS Pleret.

2. Penggunaan bahasa Arab dan bahasa Inggris oleh santri dalam

keseharian lebih di maksimalkan agar santri benar-benar dapat

menguasai bahasa arab dan Inggris secara aktif maupun pasif (lisan

dan tulisan).

3. Guru ISMUBA dapat lebih variatif dalam memilih metode

pembelajaran agar santri tidak jenuh, bosan, maupun mengantuk

ketika pembelajaran sedang berlangsung.

4. Musyrif dan Musyrifah lebih maksimal dalam memberikan motivasi

dan pendampingan terhadap santri, terutama santri baru yang masih

beradaptasi.

5. Guru sebaiknya menyusun Rancangan Persiapan Pembelajaran

(RPP) agar proses pembelajaran lebih maksimal.


112

DAFTAR PUSTAKA
Abaza, Tamyiz,Jakarta, Tamyiz Publising, 2018

Arifin, Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum,Bandung. Remaja


Rosdakarya,2017

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik,Jakarta:


Rineka Cipta, 2013

Engku, Iskandar dan Siti Zubaidah, Sejarah Pendidikan Islami,Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya, 2016

Gunawan,Imam,Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta: Bumi


Aksara, 2017

Hamalik,Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2014

Hamalik, Oemar, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: Remaja


Rosydakarya,2017

Hanif, Muhammad,Peran Ismuba dalam Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab


Berorganisasi di SMA Muhammadiyah Pakem, Skripsi S1 Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015

Huda, Miftachul, IkhwanulMuhammadiyah, Yogyakarta: SuaraMuhammadiyah,


2007

Irina, Fristianan,Pengembangan Kurikulum Teori, Konsep dan Aplikasi, Parama


Ilmu: Yogyakarta, 2016

Lembaga Pengembangan Pesantren Muhammadiyah (LP2M) PP Muhammadiyah,


Pedoman Kurikulum Pesantren Muhammadiyah, Yogyakarta,LP2M, 2017

Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Modul Pelatihan bagi Calon Pelatih


Implementasi Kurikulum Ismuba,Jakarta: Dikdasmen PP Muhammadiyah,
2018

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Kurikulum ISMUBA untuk SMP


Muhammadiyah,Yogyakarta: PP Muhamamdiyah,2017
113

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, Petunjuk Teknis Implementasi


Kurikulum ISMUBA dan Penguatan Pendidikan Karakter Terintegrasi
pada Sekolah/Madrasah Muhammadiyah Tahun Pelajaran
2017/2018,Yogyakarta: PWM Yogyakarta,2017

Misbah, Kharis Anwar, Strategi Kaderisasi Da’I di Pondok Pesantren Al-Fadlu,


Kaliwungu, Kendal, Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang, 2016

Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kemandirian


Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan,Bandung: Remaja Rosydakarya, 2009

Nasir, Ridlwan, Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal Pondok Pesantren di


Tengah Arus Perubahan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010

Nasution, S,Asas-Asas Kurikulum, Jakarta:Remaja Rosydakarya, 2011

Nursayanti,Waeni,Peran Ismuba dalam Menumbuhkan Sikap Tanggung Jawab


Berorganisasi di SMA Muhammadiyah Pakem, Skripsi S1 Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yogyakarta: Balai


Pustaka, 2007

Putra, Nusa. dkk, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam, Bandung:


Remaja Rosdakarya,2012

Rusman, Managemen Kurikulum, Depok: Rajagrafindo Persada, 2009

Setiawan, Farid dkk, Mengokohkan Spirit Pendidikan Muhammadiyah,


Yogyakarta: Pyramedia, 2010

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2016

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Remaja


Rosdakarya, 2015

Yuliana, Wulan, Evaluasi Implementasi Kurikulum Mata Pelajaran al-qur’an


Kelas XI di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Skripsi S1 Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013

Zainal, Veithzal Rival, dkk, Islamic Education Management dari Teori ke Praktik,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015
114

Zakki, Harun Nur, Implementasi Manajemen Pembelajaran PAI dengan


Pendekatan Multiple Intelligence di SMP Muhammadiyah 3 Kaliwungu,
Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2016

LAMPIRAN

Lampiran 1
Dokumentasi Kegiatan Penelitian Skripsi
Implementasi Kurikulum ISMUBA Berbasis Pesantren
di Muhammadiyah Boarding School Pleret, Bantul, Yogyakarta
Tahun Ajaran 2019/2020

No Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Senin, 22 Juli 2019 Wawancara dengan Wadir Kurikulum dan guru Ismuba

2 Selasa, 23 Juli 2019 Wawancara dengan Mudir, Musyrifah dan ketua IPM

3 Rabu, 24 Juli 2019 Dokumentasi: pengambilan gambar gedung asrama, gedung

sekolah/ruang kelas, kegiatan pembelajaran materi kepondokan,

data guru dan siswa serta data-data lain yang diperlukan

4 Rabu, 31 Juli 2019 – Observasi kegiatan di Asrama: pengamatan dan dokumentasi

Kamis, 1 Agustus 2019 kegiatan santri di Asrama yaitu, kajian malam, sholat berjama’ah,

setor hafalan Al-Qur’an dan Hadits, muhadatsah.

Wawancara dengan salah satu siswa kelas VIII

5 Senin, 5 Agustus 2019 Dokumentasi : pengambilan gambar kegiatan belajar mengajar di

kelas, dokumentasi jadwal pelajaran.


115

Lampiran 2

Pedoman Wawancara
Implementasi Kurikulum ISMUBA Berbasis Pesantren di Pondok Pesantren
Modern Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Pleret,Yogyakarta
Tahun Ajaran 2019/2020

Nama Narasumber : Kamiludin, M.Pd


Jabatan : Mudir MBS Pleret
Tempat Wawancara : MBS Pleret
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Juli 2019

No Pertanyaan Jawaban Kode


1 Bagaimana latar Berdiri tahun 2005 dengan nama Pondok 1
belakang berdirinya pesantren Muhammadiyah Pleret, 2006
MBS? terkena gempa dan akhirnya sempat fakum.
Sebelumnya diresmikan oleh Bpk. Amin Rais.
Tahun 2007 pondok masih aktif dengan
kegiatan pengajian setiap hari di sore hari. Juli
2009, masih ada santri yang ngalong. Waktu
itu Mudir masih mengajar di SMP
Muhammadiyah Pleret dan MTs
Muhammadiyah Kasian, Bantul. Untuk
mengisi kekosongan pondok, maka beberapa
siswa dari SMP Muhammadiyah Pleret yang
berjarak tidak jauh dari pondok diekrut untuk
menjadi santri, namun tetap bersekolah seperti
116

biasa. Pada tahun 2013 melakukan study


banding ke ponpes Imam Syuhodo dan MBS
Prambanan. Sehingga dari pihak PCM Pleret,
SMP dan SMA Muhammadiyah Pleret
menyetujui untuk mendirikan Boarding
School. Secara kedinasan, santri MBS Pleret
adalah siswa SMP Muhammadiyah Pleret.
Namun secara kepondokan atau administrasi
adalah santri MBS Pleret. Peresmian tanggal
24 Agustus Tahun 2014, santri yang
menginap hanya 2 orang, yang ngalong
sekitar 15 orang.
2 Apa tujuan dari Jika tidak ada sekolah formal, maka tidak ada 2
sistem Boarding santrinya. Namun letika berubah menjadi
school? MBS Pleret, santri pertama yang diterima
berjumlah 40 siswa.
3 Apa program Excelent and Qur’anic. Santri mampu 3
unggulan di MBS mengartikan Al-Qur’an dengan metode
Pleret? Tamyiz. Target hafalan Al-Qur’an 6 juz.
Namun, beberapa santri telah berhasil
mencapai target sebelum lulus, bahkan ada
yang lebih dari 6 juz. Mudir mempunyai cita-
cita dan harapan yaitu MBS Pleret menjadi
Pondok Pesantren dengan jiwa Al-Qur’an.
Sehingga terbentuk mindset di masyarakat,
jika ingin belajar Al-Qur’an maka ke MBS
Pleret.
4 Bagaimana - Pelajaran pondok tetap terjadwal dalam 4
implementasi setiap harinya. Hanya saja ada beberapa
kurikulum Ismuba pelajaran umum yang dikurangi supaya
117

di MBS Pleret? bersinergi.


- Pendalaman pelajaran Bahasa Arab dengan
mengembangkan menjadi beberapa mata
pelajaran seperti nahwu, sharaf, imla’, insya’,
dan tamrin lughah.
- Penambahan porsi jam pelajaran untuk mata
pelajaran Kemuhammadiyahan. Jika di
sekolah umum pelajaran Kemuhammadiyahan
hanya 1 jam, namun di MBS Pleret 2 jam
pelajaran.

5 Apa pedoman Menggunakan sumber dari Majelis 6


kurikulum Ismuba Dikdasmen PWM, tetapi sebagian saja yaitu
di MBS Pleret? kelas 7. Mulai tahun kemarin PWM sudah
tidak mengurusi bagian percetakan uku, dan
dialihkan ke Dikdasmen PP dan juga dari
LP2M. Karena kurikulum LP2M belum
tersedia, maka untuk kelas 8 dan 9 masih
mengadopsi kurikulum dari MBS Prambanan.
LP2M lebih runtut daripada sumber dari
Prambanan. Sehingga pada tahun ini MBS
Pleret ingin melakukan uji coba untuk
melaksanakan kurikulum dari LP2M secara
keseluruhan.Kemaren 3 orang dari sini
diikutkan pelatihan.
6 Apa saja faktor Pendukung : Guru berkompeten. Karena pada 7
pendukung dan saat perekrutan guru baru harus dengan
penghambat dalam kualifikasi mampu berbahasa Arab.
pelaksanaan Penghambat : Guru terkadang overload.
kurikulum Ismuba Seharusnya guru mengajar maksimal 24 jam
118

di Pondok pelajaran. Siswa masih kesulitan membaca


Pesantren? Al-Qur’an dan beberapa fasilitas yang masih
belum tersedia untuk menunjang kegiatan
pembelajaran.
7 Bagaimana upaya - Pada awal tahun ajaran baru, selama tiga 8
yang dilakukan minggu difokuskan untuk pendalaman bahasa
untuk menghadapi Arab yaitu dengan adanya kegiatan Tamyiz.
faktor penghambat Kegiatan Tamyiz adalah pendalaman belajar
tersebut? bahasa Arab dengan menggunakan metode
Tamyiz yang dinilai lebih mudah dan efektif
daripada metode sebelumnya yaitu metode
manhaji. Kegiatan tersebut dijadwalkan dari
pagi sampai malam dan dibagi menjadi 3
kelas yaitu, Tamyiz 1 untuk kelas untuk santri
baru putra dan santri baru putri, Tamyiz 2
untuk santri kelas atas.
- Terkait sarana dan prasarana yang belum
tersedia, biasanya MBS menggunakan sarana
dan prasarana dari SMP Muhammadiyah
Pleret. Selain itu, bisa juga dengan membuat
sarana dan prasarana sendiri. Sebagai contoh,
santri membuat miniatur Ka’bah dari tongkat
dan tali untuk melaksanakan latihan manasih
Haji.
8 Bagaimana evaluasi Evaluasi dilaksanakan mingguan, semesteran, 9
yang dilakukan? maupun tahunan. Dilakukan oleh pihak
internal MBS Pleret termasuk oleh PCM
Pleret atau BPH.
119

Nama Narasumber : Nurwanto


Jabatan : Wadir Kurikulum MBS Pleret
Tempat Wawancara : MBS Pleret
Hari/ Tanggal : Senin, 22 Juli 2019

No Pertanyaan Jawaban Kode


1 Bagaimana sejarah Kompleks masjid Taqarrub, Kanggotan, 1
MBS Pleret? Pleret, Pleret, Bantul Yogyakarta. Berdiri
tahun 2004 sebagai pondok biasa. Kemudian
ada inisiatif untuk mendirikan Boarding
school. Sebetulnya ini gabungan antara PCM
dan PCA Pleret, SMP/SMA Muhammadiyah
Pleret dan takmir masjid Kanggotan Pleret.
2 Apa saja sarana dan Kalau semuanya termasuk yang sewa-sewa 10
prasarana yang ada kita ada 5 gedung yang kita gunakan untuk
di MBS Pleret? asrama dan sekolah putra maupun putri. Satu
angkatan satu kelas putra dan satu kelas putri.
Jadi semuanya berjumlah 6 kelas. Asrama
putra ada 3, dan yang putri ada 1.
Laboraturiumnya kalau untuk pondok sendiri
tidak ada, baru komputernya saja. Kalau yang
lain itu kita masuknya SMP Muhammadiyah
Pleret. Yang kita tidak punya, terus SMP
punya berarti kita kesana. Untuk lapangan, di
kelurahan ada lapangan sepak bola, lapangan
bad minton ya kita gunakan. Jadi disini ada
aula yang jadi mushola.
120

3 Bagaimana struktur Kelas 7 masih berbahasa Indonesia, dan kelas 11


kurikulum Ismuba di 8-9 sudah berbahasa arab. Kalau
MBS Pleret? kemuhammadiyahan dari kelas 7 dan
seterusnya masih menggunakan buku dari
dikdasmen PP Muhamamdiyah. Tahun ini
rencama kan ada terbitan dari PP Muh
tentang kurikulum pesantren. Tapi sepertinya
belum semuanya jadi, di semua kelas. Sudah
ada pelatihan, tiap tahun mengirimkan guru
untuk mengikuti pelatihan.
Kalau muatannya sama, ISMUBA. Kalau
muatannya di PAI nya ada AL-Qur’an hadits,
aqidah, ibadah, tarikh. Kalau kelas 8-9
bukunya berbeda tetapi bukunya berbeda.
Kalau bahasa Arab kita pecah menjadi
nahwu, shorof, insya’, imlak, mahfudzat,
tamrin kughoh. Muatan keterampilan kita
gunakan untuk tafsir manhaji tahun kemarin,
menerjemahkan al-Qur’an. Kalau sekarang
kita masukkan tamyiz dalam kurikulum,
bukan hanya sebagai keterampilan.
4 Bagaimana Kita pakai silabus dari LP2M. 4
Implementasi Untuk kegiatan santri sebelum sekolah
Kurikulum Ismuba di mereka melaksanakan shalat dhuha terlebih
MBS Pleret? dahulu, baru masuk sekolah jam 7 sampai
jam 3. Jadi kalau di MBS Pleret itu
memasukkan kurikulum pesantren ke dalam
kurikulum sekolah. Jadi setiap hari mereka
ada pelajaran agama.
Diluar jam sekolah di bagian pesantren
mereka sudah ada materi lagi, ada kegiatan
121

ekstra, qiro’ah, kajian, hafalan qur’an, pidato


bahasa arab, dll.
5 Apakah faktor Faktor Penghambat: beberapa materi dirasa 7
pendukung dan cukup berat apabila diberikan kepada siswa.
penghambat Faktor pendukung : ada IPM yang bisa
implementasi membantu ustadz adalam melaksanakan
kurikulum Ismuba di kegiatan.
MBS Pleret?

5 Upaya apa yang Karena lingkungannya di pesantren yang 8


digunakan dalam mudah dikoordinasi saat ini yang kita
implementasi tekankan adalah bahasa dan Al-Qur’annya.
kurikulum Ismuba, Imlementasinya yang lebih mendalam Kalau
baik di dalam di bagian bahasa kita biasakan untuk
maupun di luar jam berbahasa Arab, nanti kan di IPM ada bagian
pelajaran? bahasa yang bisa membantu. Kalau Al-
Qur’an kita ada tahfidznya di bagian
kema’hadan sudah jelas. Untuk ibadah dan
sebagainya, di akhir semester kan ada ujian
praktek ibadah. Kalau biasanya di sekolah
umum menjelang ujian nasional saja, kalau
kita tidak.
6 Bagaimana evaluasi Kita juga punya 2 rapot, yaitu penilaian di 9
yang dilakukan pondok dengan nilai yang asli. Kalau
terhadap penilaian dinas itu bisa katrolan. Evaluasi
implementasi dilakukan setiap tahun. Dilakukan oleh pihak
kurikulum Ismuba? internal MBS karena yang tau situasi kan
sini.
122

Nama Narasumber : Syamsul Bahri


Jabatan : Guru Ismuba (Fiqih, Ushul Fiqih, Manhaji, Ulumul
Hadits)
Tempat Wawancara : MBS Pleret
Hari/ Tanggal : Senin, 22 Juli 2019
No Pertanyaan Jawaban Kode
1 Bagaimana struktur Struktur kurikulum Ismuba di MBS Pleret 11
kurikulum Ismuba di pada awalnya mengadopsi kurikulum
MBS Pleret? ISMUBA dari MBS Prambanan. Bahkan
buku-buku pelajaran juga banyak yang
mengambil dari sana. Adapun mata pelajaran
Ismuba pada dasarnya sama dengan Ismuba
di sekolah Muhammadiyah non pesantrem
yaitu Fiqih, Al-Qur’an Hadits, Akhlak,
Aqidah, Tarikh, Kemuhammadiyahan dan
Bahasa Arab. Hanya saja porsinya berbeda,
contohnya untuk mata pelajaran bahasa Arab
yang dipecah menjadi beberapa mata
pelajaran yaitu, Imla’, tamrin lughah,
manhaji. serta beberapa mata pelajaran
tambahan lain seperti ushul fiqh, tajwid,
ulumul hadits dan tahfidz.
Selain mengadopsi dari MBS Prambanan,
kurikulum Ismuba juga mengacu pada
pedoman kurikulum Ismuba dari Majelis
Dikdasmen PP Muhammadiyah yang
digunakan khusus untuk kelas 7. Mulai tahun
ajaran 2019/2020 MBS Pleret memulai
menggunakan pedoman kurikulum dan
123

menggunakan buku-buku dari Lembaga


Pengembangan Pesantren Muhammadiyah
(LP2M) yang menyusun kurikulum
PesantrenMu sebagai pengembangan dari
kurikulum Ismuba khusus untuk Pesantren
Muhammadiyah. Sudah ada pelatihan guru
ISMUBA terkait dengan kurikulum dari
LP2M. Dikarenakan masih awal percobaan,
kurikulum Ismuba dari MBS Prambanan dan
Dikdasmen PP Muhammadiyah tetap
digunakan sesuai kebutuhan.

2 Bagaimana Implementasi kurikulum ISMUBA 5


Implementasi dilaksanan sesuai pedoman yang ada.
Kurikulum ISMUBA Silabusnya kita ikut yang dari LP2M, baru
di MBS Pleret? nanti disusun RPP nya. Mata pelajaran
ISMUBA dimasukkan kedalam jadwal
pelajaran sekolah. Di luar kelas, kurikulum
Ismuba diimplementasikan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan isi
dari kurikulum Ismuba tersebut, antara lain:
program tahsin, tahfidz Qur’an dan Hadits,
pelatihan bahasa Arab, pelatihan pidato atau
ceramah, dan kegiatan Ortom seperti IPM,
HW, TS. Kesemuanya itu sudah diatur
dalam pedoman kurikulum PesantrenMu.
Pembagian mufrodat setiaphari, termasuk
setiap hari ustadz yang harus membimbing,
membacakan, mengartikan, menjelaskan jika
buku pelajaran berupa teks arab gundul.
124

3 Apakah faktor Faktor penghambat : santri bosan, tapi nanti 7


pendukung dan ya tergantung ustadznya, misal kalau bosan
penghambat di ajak jalan-jalan. Perlu adanya
implementasi kesinambungan, contoh dalam hal fiqih.
kurikulum ISMUBA Waktunya sedikit, tetapi materi cukup berat
di MBS Pleret? untuk santri. Sehingga, katena kita pesantren
kami menyiasati dengan kajian. Untuk
membahasn thaharah dan shalat saja, nanti
diberikan tambahan-tambahan materi dalam
kajian tersebut.
4 Upaya apa yang Pembelajaran di dalam kelas menggunakan 8
digunakan dalam beberapa metode pembelajaran sesuai dengan
implementasi kebutuhan antara lain: ceramah, praktek,
kurikulum ISMUBA, tamyiz, diskusi, dan tarjih.
baik di dalam Untuk diskusi, itu jelas dilakukan karena kan,
maupun di luar jam beberapa dari santri ada yang dari IT, MI
pelajaran? dan lsekolah umum, sehingga ada beberapa
perbedaan fikih. Jadi nanti akhirnya tetap
kami arahkan.
Salah satu strategi unggulan dari MBS Pleret
yaitu penggunaan metode Tamyiz untuk
menerjemahkan Al-Qur’an menggantikan
metode sebelumnya yaitu Manhaji. Metode
Tamyiz dirasa lebih efektif dan lebih mudah.
5 Bagaimana evaluasi Rapot dinas dan rapot pesantren. Karena 9
yang dilakukan KKM nya juga berbeda, muatannya juga
terhadap berbeda. Sehingga nanti ada ujiannya, ujian
implementasi praktek dan ujian tulis. ISMUBA, Fikih,
kurikulum Bahasa, itu ada prakteknya.
ISMUBA?
125

Nama Narasumber : Syamsul Bahri


Jabatan : Musrif Asrama Putra
Tempat Wawancara : MBS Pleret
Hari/ Tanggal : Senin, 22 Juli 2019

No Pertanyaan Jawaban Kode


1 Apa saja kegiatan Program tahfidz, program bahasa, pembinaan 12
santri di asrama? akhlak, karakter, kebersiha, segala macam baik
yang mencakup dirinya sebagai seorang anak,
maupun sebagai seorang muslim. Pagi kita
bangunkan jam 3 atau setengah 4, yang paling
wajib tahajud, hafalan, kemudian dhuha baru
dilanjutkan belajar formal ( di sekolah).
Setelah isya’ kita kajian, tergantung ustadznya
yang mau mengisi temanya apa.
2 Bagaimana Bahasa Arab dan bahasa Inggris, berjalan 5
implementasi secara formal seperti untuk pidato, pembagian
Ismuba di asrama? mufrodat, dan kegiatan-kegiatan formal yang
lain. Untuk bahasa sehari-hari bahasa arab
digunakan untuk beberapa kata-kata saja.
Seperti tidak boleh menggunakan kata saya,
kamu.
Ismuba itu mencakup luas sekali, tapi yang
kita terapkan ya Cuma tiga itu hafalan, bahasa
dan pembiasaan. Hafalan, standar di MBS 6
juz. Penekanannya ditempuh dengan cara
dauroh setiap tahunnya. Setiap akhir tahun kita
mengadakan tasmi’ akbar di hadapan tamu
126

undangan dan wali santri. Kalau SMP kita


targetkan 3 juz. Kalau kelas 9 bahkan ada yang
melebihi target 6 juz yaitu sampai 18 juz.
Tahun lalu kami mengadakan program tahasus,
santri santri yang dianggap cerdas meskipun
mengikuti pendidikan formal setelah selesai
pelajaran formal mereka memiliki kewajiban
hafalan sampai malam. Nanti ada orang yang
datang untuk menyimak hafalannya.
5 Apa faktor Permasalahan personalia, dalam artian masalah 7
penghambat dan dari diri santri masing-masing. Aada yang
pendukung malas, mungkin bosan dan lain sebagainya.
Implementasi Untuk penghambat-penghambat atau masalah
ISMUBA di yang lain saya kira tidak ada selama saya di
Asrama? sini
Kalau pendukungnya, ya kegiatan-kegiatan
dilaksanakan dengan lancar, tertib. Yang
penting jalan saja dulu.
6 Bagaimana upaya Musyrif bisa lebih kreatif dalam menangani 8
yang dilakukan masalah santri. Bisa diajak jalan-jalan kalau
dalam menghadapi lagi bosan, menggunakan metode-metode
hambatan yang pembelajaran yang sesuai.
ada?
127

Nama Narasumber : Yoli Adrian Syaputri


Jabatan : Musrifah Asrama Putri
Tempat Wawancara : MBS Pleret
Hari/ Tanggal : Selasa, 22 Juli 2019

No Pertanyaan Jawaban Kode


1 Apa saja kegiatan Dari pagi kita biasanya tahajud jam setengah 4 12
santri di asrama? kemudian tadarus, dzikir, dilanjutkan sholat
subuh. Kalau setelh sholat subuh sampai
setengah 6 yang kelas 8-9 tahfidz, yang kelas 7
tahsin. Dilanjutkan dengan pesiapan ke
sekolah, makan, mandi. Kemudian berngkat
sekolah jam 7 sampai ashar. Setelah itu pulang
ke asrama dan kegiatan bebas. Kalau malam
habis Isya’ santri ada belajar mandiri karena
tidak mungkin di kontrol satu persatu karena
ustadzahnya terbatas.
2 Bagaimana Tahsin khusus untuk kelas 7, sebelum mulai 5
implementasi kelas tahsin dan tahfidz, ada pembagian kosa
ISMUBA di kata bahasa arab.
asrama? Metode tahsinnya, ngaji bareng-bareng
kemudian di sela-sela mengaji saya
membaginkan pengetahuan tajwid dan bisa
langsung dipraktekkan. Kalau tahfidznya per
kelompok.
Pembiasaan bahasa. Untuk keseharian, bahasa
yang mereka gunakan adalah kosakata yang
pernah diajarkan, masih standar-standar. Kalau
128

nanti ada yang melanggar, nanti dari bidang


bahasa memberikan hukuman.
3 Apa faktor Mungkin kan dari mereka ada yang belum 7
penghambat dalam terbiasa dengan kebiasan-kebiasaan di pondok
implementasi seperti bangun tahajjud, subuh, ngaji, dan lain-
kurikulum ismuba lain. Palingan kalau kendalanya ngantuk,
di asrama? kurang semangat, masih penyesuaian.
Kalau saya sih lihat kondisi anak, paling kalau
saya nanti anak-anak saya buat game. Ada
jadwal kajian tiap malam sabtu, malam ahad.
Musyrifah juga dibantu oleh IPM untuk
membangunkan santri dan menegakkan
kedisiplinan yang lain.
4 Bagaimana upaya Menguatkan semangat anak-anak saja. Kalau 8
dalam mengatasi saya sih lihat kondisi anak, paling kalau saya
hambatan tersebut? nanti anak-anak saya buat game. Ada jadwal
kajian tiap malam sabtu, malam ahad.
Musyrifah juga dibantu oleh IPM untuk
membangunkan santri dan menegakkan
kedisiplinan yang lain.

Nama Narasumber : Ananda Novia Puspitaningrung


Jabatan : Siswa dan Ketua IPM Putri
Tempat Wawancara : MBS Pleret
Hari/ Tanggal : Selasa, 23 Juli 2019

No Pertanyaan Jawaban Kode


1 Bagaimana Bagi saya pribadi, karena sekolah di pondok 13
pandangan anda adalah investasi baik bagi saya pribadi maupun
tentang MBS bagi orang tua.
129

Pleret? Angkatan pertama: 24 putri dan 23 putra

2 Bagaimana Jadi untuk setiap harinya, paling tidak kami 6


implementasi mendapatkan satu mata pelajaran ISMUBA.
kurikulum Bahkan untuk bahasa arab satu minggu kami
ISMUBA? mendapatkan dua kali pelajaran. Bahasa Arab
di tempat kami namanya Tamrin Lughah
dalam durasi 2 jam setiap pertemuan. Selain
pendidikan di dalam kelas, bahkan Kami juga
masih mendapatkan pendidikan tahfidz,
hafalan hadits, ceramah agama, yang itu akan
sangat berguna banget untuk kami.
Kan kalau di MBS ditargetkan 1 tahun 1 juz.
Tetapi kembali ke santrinya bahkan santri bisa
melebihi target. Metode tahfidznya, kembali
ke masing-masing anak, mungkin dari kami
kan ada yang lebih mudah menghafal dengan
metode mendengar. Kalau di kami diputarkan
murotal pagi dan sore. Dengan adanya murotal
sedikit membantu kami untuk muraja’ah.
Untuk memudahkan menghafal di MBS ada
metode Tamyiz dan menggunakan kamus
kawakaban yang di situ kita tahu, jumlah huruf
di dalam al qur’an ada berapa, isim,
fi’il,hurufnya dll. Jadi dengan begitu kami
lebih mudah mengingat. Sebelumnya di
metode tamyiz hanya dengan metode
menyanyi. Tapi ketika diimplementasikan ke
dalam Al-Qur’an kami sudah hafal karena
kami sudah menyanyikannya. Alqur’annya
tidak kami nyanyikan, tetapi hurufnya, jenis-
130

jenisnya. Jadi dengan metode tamyiz kita bisa


belajar alquran sekaligus bahasa arab. Setiap
ba’da ashar kami dibacakan satu hadits, yaitu
hadits arba’in. Untuk ceramah agama, kami
ada muhadhara ada kultu. Kultumya habis
ashar, setelah pembacaan hadits. Muhadharah
sangat membantu kami untuk public speaking,
membangun mental kami untuk dapat
berbicara di depan umum dan kami
menggunakan 3 bahasa yaitu bahasa Indonesia,
Inggris, dan Arab.
3 Adakah kesulitan Materi ISMUBA itu membosankan, dan 7
dalam pelajaran kesulitannya adalah ketika mengubah dhamir
ISMUBA? dari anta-anti, ka-ki. Kalau menurut saya
pribadi, kesulitan awal belajar bahasa arab ya,
itu. Sulit membedakan ka, ki, kum, dan lain-
lain.
4 Upaya apa yang MBS menggunakan metode Tamyiz, bahasa 8
dilakukan untuk arab itu lebih mudah dari bahasa inggris.
mengatasi kesulitan Susah memahami materi nahwu sharaf. Kalau
tersebut? untuk prakteknya secara pasif bisa, tapi kalau
untuk melafazkan, saya dan teman-teman
masih sulit.
Kegiatan yang sangat membantu ada mufrodat
pagi, dan kemana-mana kami membawa
catatan kecil. Bolehlah berbahasa Indonesia,
tetapi sedikit menyelipkan bahasa arab untuk
kata-kata yang diketahui meskipun awalnya
salah-salah, yang penting PD dulu. Nanti lama-
lama setelah kami tau hukumnya akan bisa
131

sendiri
ISMUBA bisa jadi point plus dan menjadi
bekal ketika kami keluar atau lulus dari
pondok.
4 IPM sebagai ortom Ya, jadi IPM di MBS itu membantu Ustadz 14
yang ada di MBS, dan Ustadzah dalam menegakkan
menurut anda apa kedisipkinan, juga bisa sebagai wadah bagi
manfaat dan tujuan santri untuk melatih skill dalam berorganisasi.
dari IPM ?

5 Bidang-bidang apa Sama dengan bidang-IPM yang lain, tapi kami 15


saja yang ada di ada departemen-departemen. Karena kita kan
IPM MBS? pesantren, jadi ada departemen kebersihan,
kedisiplinan, departemen bahasa.

6 Kegiatan apa saja Muhadharah, dibuat seasyik mungkin. Untuk 16


yang berkaitan memberikan mindset kepada santri bahwa
dengan pendidikan bahasa arab itu mudah dan menyenangkan.
ISMUBA? (bidang bahasa). Pembagian mahfudzat pagi.
(bahasa). Event, kasture. Pengajian untuk
umum.
Wajib ngaji Al-Kahfi (KDI). Kalau di SMP,
masuk IPM di kls 8, kelas 9 purna.
Kemudian kita juga mengadakan Taruna
Melati dan Fortasi. Selanjutnya kita juga
membuat mini panel atau kelompok kecil
dengan minat yangberbeda-beda. Tetapi kami
sisipkan pengetahuan-pengetahuan perkaderan
di sana.
132

Keterangan Kode dan Kata Kunci

Kode Kata Kunci

1 Sejarah MBS Pleret

2 Tujuan system Boarding School

3 Program MBS Pleret

4 Implementasi kurikulum ISMUBA di sekolah

5 Implementasi kurikulum ISMUBA di Asrama

6 Pedoman kurikulum ISMUBA

7 Factor pendukung dan penghambat implementasi kurikulum ISMUBA

8 Upaya yang dilakukan

9 Evaluasi yang dilakukan

10 Sarana dan prasarana

11 Struktur kurikulum ISMUBA di MBS Pleret

12 Kegiatan Asrama

13 Pendapat tentang MBS Pleret

14 Manfaat dan tujuan IPM di MBS Pleret

15 Bidang-bidang IPM di MBS Pleret

16 Kegiatan IPM yang berkaitan dengan ISMUBA


133

Kategorisasi data wawancara

No Kategori Rincian isi kategori


1 Struktur - Menggunakan standar kurikulum ISMUBA
kurikulum Dikdasmen PP Muhammadiyah
ISMUBA di MBS - Menggunakan standar kurikulum PesantrenMu dari
Pleret LP2M PP Muhamamdiyah
- Mengkolaborasikan dua standar kurikulum
2 Implementasi - Penambahan alokasi waktu
kurikulum - Penambahan mata pelajaran
ISMUBA di MBS - Kegiatan di Asrama
Pleret - Perkaderan melalui organisasi otonom
3 Faktor pendukung - Guru yang kompeten
dan penghambat - Manajemen kurikulum yang baik
implementasi - Kurangnya sarana dan prasarana
kurikulum - Adaptasi santri baru
ISMUBA di MBS - Santri yang mengantuk ketika pelajaran SIMUBA
Pleret
4 Upaya yang - Menyesuaikan metode pembelajaran denga kondisi
dilakukan untuk peserta didik
menghadapi - Menggunakan metode Tamyiz untuk mempermudah
hambatan dalam menerjemahkan Al-Qur’an dan kitab kuning
implementasi - Menggunakan sumber daya yang ada
kurikulum - Mengadakan kajian ruting setiap malam
ISMUBA di MBS
Pleret
134

Lampiran 3

Dokumentasi Foto Penelitian


Sarana dan Prasarana

Gedung Asrama
135

Ruang kelas

Mobil MBS
Pleret
136

Kantor
137

Masjid
138

Kantin

Kegiatan

Pelatihan
Tamyiz
139

Tahsin dan
Tahfidz

Pembagian
Mufrodat Pagi

Kajian Malam
140

Pedoman Kurikulum dan Buku Pelajaran ISMUBA

Pedoman
Kurikulum
LP2M

Kurikulum
ISMUBA
Dikdasmen PP
Muhammadiyah
141

Contoh Silabus
142

Buku ajar untuk


kelas 8-9

Buku ajar dari


Dikdasmen PP
Muhammadiyah
143

Buku ajar dari


sumber lain

Aturan dan Tata Tertib

Kegiatan
Asrama
144

Tata Tertib
Dasar Santri
145

Lampiran 4

Surat Keterangan Penelitian


146

Lampiran 5

Daftar Riwayat Hidup

I. Identitas
1. Nama Lengkap : Himawati Fadliyah
2. Tempat Lahir : Wonosobo
3. Tanggal Lahir : 9 Juni 1995
4. Nama Ayah : Mualif
5. Nama Ibu : Alfiyah
6. Alamat : RT 2/ RW 3, Desa Tieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
7. Email : emafadly9@gmail.com
8. HP/WA : 085702508399/089661278598

II. Pendidikan Formal


1. SD/MI : SD Muhammadiyah Tieng (2007)
2. SMP/MTS : SMP Muhammadiyah Tieng (2010)
3. SMA/MA/SMK : SMK Muhammadiyah Purworejo (2014)

III. Pelatihan / Kursus/ Workshop


1. Pelatihan Nasional Muballigh Mahasiswa Muhammadiyah (2017)
2. Pelatihan Kewirausahaan Kementerian Koperasi (2018)
3. Pelatihan Darul Arqam Dasar IMM (2017)
4. Pelatihan Darul Arqam Madya IMM (2018)

IV. AktivitasOrganisasi
1. Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Purworejo (2015-
2017)
2. Hizbul Wathan UAD (2016-2017)
3. Himpunan Mahasiswa Program Studi PAI (2016-2017)
147

4. Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah FAI


(2017-2018)
5. Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Djazman Al-
Kindi Kota Yogyakarta (2018-2019)

Anda mungkin juga menyukai