Anda di halaman 1dari 13

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

KONSEP NILAI TEMPAT

Dosen Pengampu : Aan Nurhasanah,S.Pd.,M.Pd.

DisusunOleh:

ADIA PRIMA NUGRAHA 20221510088


FAHMI ARIPUDIN 20221510126
FAJAR SIDIQ 20221510194
FATUR RAHMAN 20221510204

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

         Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,hidayah,dan inayah-Nya sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah tentang Pembelajaran Matematika SD kelas awal ini dengan baik.Meskipun ini

jauh dari sempurna tapi kami akan berusaha untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

        Kami juga memohon untuk para pembaca ikut berpartisipasi sekedar membaca makalah ini untuk

menambah wawasan dan pengeetahuan.Semoga makalah ini bermanfaat.

                                                                                                
DAFTAR ISI
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD KONSEP NILAI TEMPAT.........................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................................................5
A. Pengertian...........................................................................................................................................................5
B. Sejarah Nilai Tempat (Bilangan Cacah)................................................................................................................5
1. Sistem Numerasi Hindu-Arab..............................................................................................................................5
2. Konsep Nilai Tempat............................................................................................................................................6
3. Menulis dan Membaca Lambang Bilangan..........................................................................................................7
C. Cara Menentukan Nilai Tempat...........................................................................................................................7
1. Bilangan Bulat..................................................................................................................................................7
2. Bilangan Desimal.............................................................................................................................................9
D. Cara Pembelajaran Nilai Tempat Berdasarkan Teori Bruner.............................................................................11
1. Enactive:........................................................................................................................................................11
2. Ikonik:............................................................................................................................................................11
3. Simbolik:........................................................................................................................................................11
E. Mengaplikasi Pembelajaran Nilai Tempat Yang Mengacu Pada Teori Bruner...................................................11
1. Bentuk Konkret..................................................................................................................................................11
2. Bentuk Semikonkret..........................................................................................................................................12
3. Bentuk Semiabstrak...........................................................................................................................................12
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................................................13
A. Simpulan............................................................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Nilai tempat merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari dalam matematika untuk

kehidupan manusia. Karena dengan memahami nilai tempat manusia dapat mengerti tentang

penghitungan nilai angka bail satuan, ratusan, ribuan, dll. Yang digunakan dalam manjalani kehidupannya

sehari-hari.

Selain itu Nilai tempat merupakan ilmu dasar bagi anak anak yang baru pertama kali mengenal

angka, disamping itu banyak hal yang berkaitan dengan nilai tempat ini. Bagi anak-anak yang baru masuk

Sekolah Dasar (SD) Materi ini begitu penting bagi mereka untuk bisa mengenal lebih dalam Matematika.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu ditemui dalam setiap jenjang

pendidikan, mulai dari SD, SMP, SMA, bahkan perguruan tinggi. Pemerintah sebagai pembuat kurikulum

memiliki alasan kuat pentingnya mengajarkan matematika di setiap jenjang pendidikan tersebut. Alasan

tersebut dapat diketahui dari pendapat Freudenthal (Van Den Heuvel-Panhuizen, 2003) bahwa

“mathematics as a human activity” yang berarti bahwa semua aktivitas manusia memanfaatkan konsep

matematika sehingga membuat matematika sangat dekat dan penting dalam kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud Nilai Tempat ?

2. Bagaimana Nilai Tempat Bisa Ada ?

3.  Seperti Apa Contoh Nilai Tempat?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Serta Sejarah Dari Nilai Tempat.

2. Melihat Serta Mencontohkan Berbagai Macam Nilai Tempat.

3.  Mengetahui Berbagai Macam Cara Pembelajaran Melalui Beberapa Metode.


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Nilai tempat suatu bilangan adalah nilai dari sebuah angka yang menunjukkan letaknya pada

suatu bilangan. Untuk lebih lengkapnya berikut ini pengertian nilai tempat suatu bilangan menurut

beberapa tokoh.

 Menurut Ashlok (1994) Nilai tempat adalah pemberian suatu nilai kapada masing-masing

tempat/posisi dalam lambing bilangan multi digit.

 Menurut Kramer (1970) menyatakan nilai posisi atau tempat dari suatu angka dalam suatu

lambang bilangan tergantung pada tempat angka itu berada dalam lambang bilangan

tersebut. Sehingga setiap angka dalam lambang bilangan desimal mempunyai nilai yang

ditentukan oleh nilai angka itu sendiri dan nilai tempat angka itu (Negoro & Harahap,

1983).

 Menurut Wiratmo, nilai tempat dapat diartikan sebagai nilai suatu angka dalam dalam

suatu bilangan tertentu. Nilai tempat suatu angka mempunyai berbagai tingkat bergantung

dari letak bilangan tersebut. Tingkatan tempat tersebut adalah satuan, puluhan, ratusan,

ribuan, puluh ribuan, dan seterusnya.

Nilai tempat mengacu pada nilai setiap digit dalam angka. Misalnya, angka 753 memiliki tiga

"tempat" atau kolom masing-masing dengan nilai tertentu. Dalam angka tiga digit ini, ( 3 ) di tempat

"satuan", ( 5 ) di tempat "puluhan", dan ( 7 ) di tempat "ratusan". Untuk mengetahui lebih dalam tentang

nilai tempat kita perlu belajar lebih dalam dari sejarahnya.

B. Sejarah Nilai Tempat (Bilangan Cacah)


Untuk memahami nilai tempat bilangan cacah memerlukan pengertian sistem numerasi Hindu-

Arab, konsep nilai tempat, menulis dan membaca lambang bilangan .

1. Sistem Numerasi Hindu-Arab

Menurut Negoro & Harahap (1983) “bilangan adalah suatu ide yang sifatnya abstrak”. Bilangan

bukan simbol dan bukan pula lambang bilangan. Menurut Musser & Burger (1991) bilangan adalah

suatu ide/gagasan, suatu abstraksi, yang merepresentasikan suatu kuantitas. Dan lambang bilangan

dinyatakan sebagai simbol yang kita lihat, tulis, atau sentuh bila merepresentasikan bilangan. Jadi

bilangan adalah ide yang bersifat abstrak dan merepresentasikan suatu kuantitas.
Lambang bilangan adalah simbol yang merepresentasikan bilangan yang dapat kita tulis, lihat,

dan sentuh. Sistem pemberian nama bilangan disebut dengan sistem numerasi (Ruseffendi, 1984). Ada

dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam sistem numerasi yaitu (1) simbol-simbol pokok yang

digunakan, dan (2) aturan menyatukan simbol-simbol pokok itu untuk menulis lambang bilangan.

Secara umum sistem numerasi yang banyak digunakan orang saat ini yang menggunakan sistem

nilai tempat adalah sistem numerasi Hindu-Arab. Sistem numerasi Hindu-Arab ini juga disebut dengan

sistem numerasi desimal (Ruseffendi, 1984). Dan menurut Troutman & Lichtenberg (1991) sistem

numerasi Hindu-Arab ini mempunyai karakteristik: (1) Menggunakan sepuluh macam angka yaitu 0

sampai dengan 9; (2) Menggunakan sistem bilangan dasar sepuluh. Artinya setiap sepuluh satuan

dikelompokkan menjadi satu puluhan, setiap sepuluh puluhan menjadi satu ratusan, dan seterusnya.

Jadi pada lambang bilangan dasar sepuluh, tempat paling kanan adalah tempat satuan dengan

nilai tempatnya satu, tempat sebelah kirinya tempat puluhan dengan nilai tempatnya sepuluh, dan

seterusnya; (3) Menggunakan sistem nilai tempat. Contoh pada bilangan 16, nilai tempat angka 1

adalah sepuluh, berarti 1 puluhan dan nilai tempat angka 6 adalah satu, berarti 6 menunjukkan 6

satuan; (4) Menggunakan sistem penjumlahan dan perkalian. Contoh bilangan 15, bilangan ini dapat

dituliskan sebagai (1 x 10) + (5 x 1).

Dengan sepuluh macam angka dan aturan-aturan mengombinasikannya menggunakan sistem

bilangan dasar 10, maka akan dapat dituliskan nama-nama bilangan mana pun yang kita perlukan.

2. Konsep Nilai Tempat

Menurut Ashlock (1994) gagasan nilai tempat menyangkut pemberian suatu nilai kepada masing-

masing tempat atau posisi dalam lambang bilangan multi-digit; yaitu masing-masing tempat dalam

lambang bilangan tersebut bernilai perpangkatan sepuluh. Kramer (1970) menyatakan nilai posisi atau

tempat dari suatu angka dalam suatu lambang bilangan tergantung pada tempat angka itu berada

dalam lambang bilangan tersebut.

Sehingga setiap angka dalam lambang bilangan desimal mempunyai nilai yang ditentukan oleh

nilai angka itu sendiri dan nilai tempat angka itu (Negoro & Harahap, 1983). Sebagai contoh bilangan

15, angka 1 mempunyai nilai 1 puluhan, dan angka 5 mempunyai nilai 5 satuan. Nilai tempat 1 adalah

sepuluh, nilai bilangannya 10, nilai tempat 5 adalah satu, nilai bilangannya 5 (Seputra & Amin, 1994).

Payne & Huinker (1993) menyatakan ada tiga komponen utama dari pemahaman nilai tempat

bilangan dua angka yaitu kuantitas dan nama basis, nama bilangan, dan lambang bilangan berkaitan

dengan nilai tempat. Menurut Payne & Rathmell ada tiga komponen pengetahuan nilai tempat yaitu

model-model konseptual, representasi lisan, dan representasi simbolik. Pendapat Payne & Huinker

serta Payne & Rathmell tersebut nampaknya ada kesamaan yaitu kuantitas dengan model konseptual,
representasi lisan dengan nama bilangan dan nama basis, dan representasi simbolik dengan lambang

bilangan berkaitan dengan nilai tempat.

3. Menulis dan Membaca Lambang Bilangan

Membilang dengan cara satu-satu merupakan cara yang meyakinkan bagi siswa untuk

mengurutkan bilangan yang menyatakan banyak anggota suatu himpunan. Akibatnya, membilang

merupakan komponen penting untuk memahami bilangan dua angka atau lebih. Oleh karena itu,

program pembelajaran di kelas-kelas awal harus banyak memberikan perhatian pada membaca dan

menulis lambang bilangan. Menulis dan membaca lambang bilangan dimulai setelah anak dapat

mengenali lambang bilangan dan dapat menghubungkannya dengan banyaknya benda.

Pemahaman yang baik akan nilai tempat sangat membantu siswa dalam membaca dan

menuliskan lambang-lambang bilangan terutama dalam tulisan ini yaitu bilangan-bilangan yang terdiri

dari dua angka. Siswa perlu mengetahui prosedur membaca dan menulis lambang bilangan.

C. Cara Menentukan Nilai Tempat


          Bilangan terdiri dari bilangan bulat atau bilangan desimal, untuk dapat menentukan nilai tempat

suatu bilangan, kita perlu memahami terlebih dahulu perbedaan bilangan bulat dan bilangan desimal.

1. Bilangan Bulat.
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari bilangan cacah dan bilangan bulat negatif. bilangan
cacah sendiri merupakan himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan nol dan bilangan bulat positif.
Bilangan bulat positif bisa juga disebut sebagai bilangan asli, merupakan himpunan bilangan bulat yang
bernilai positif. Jadi untuk menentukan nilai tempat dari bilangan bulat dapat dilakukan dengan
beberapa cara berikut :

a. Satuan

Pada contoh di atas 4 berada di nilai satuan. Karena Bilangan satuan disusun oleh satu

angka, antara 0 sampai 9.


b. Puluhan

Pada contoh diatas 2 merupakan puluhan (20) sedangkan 4 merupakan satuan. Bilangan

puluhan disusun oleh dua angka, antara 10 sampai 99.

c. Ratusan

Pada contoh diatas 6 merupakan ratusan( 600 ), 2 merupakan puluhan ( 20 ) dan 4

merupakan satuan. Bilangan ratusan disusun oleh tiga angka, antara 100 sampai 999.

d. Ribuan

Pada contoh diatas 8 adalah ribuan (8000), 6 merupakan ratusan ( 600 ), 2 merupakan

puluhan ( 20 ) dan 4 merupakan satuan. Bilangan ribuan disusun oleh empat angka, antara

1000 sampai 9999.

Contoh lainnnya :
Pada bilangan 3.463 ( Tiga Ribu Empat Ratus Enam Puluh Tiga ) dari pengejahan pun kita

bisa mengetahui nilainya. Angka 3 dari belakang adalah satuan, angka 6 adalah puluhan,

angka 4 adalah ratusan dan angka 3 yang di depan adalah ribuan.

2. Bilangan Desimal.

Bilangan desimal adalah bilangan yang punya penyebut khusus, yaitu sepuluh, seratus, seribu, dan
seterusnya. Bilangan desimal memiliki ciri khas dalam penulisannya, yaitu menggunakan tanda koma
sebagai pemisah antara bilangan bulat dan bilangan pecahannya. Untuk memahami bentuk bilangan
desimal kita perlu mengetahui nilai tempatnya.

Cara Menentukan Nilai Tempat Bilangan Desimal

Contoh:

3,567

Penjelasan:

Dari bilangan desimal di atas, angka 3 adalah bilangan bulat yang menunjukkan bilangan satuan.
Kemudian, angka 5 yang terletak di belakang koma menunjukkan bilangan persepuluhan yang nilainya
0,5.

Angka 6 merupakan bilangan bulat yang menunjukkan bilangan perseratusan dengan nilai 0,06.
Terakhir, angka 7 menunjukkan bilangan perseribuan yang nilainya 0,007.

Dengan begitu, bilangan di atas terdiri atas, 3 satuan + 5 persepuluhan + 6 perseratusan + 7


perseribuan.
Contoh lainnya :

a. Satu Angka Di Belakang Koma

Contoh:

0,9

Angka nol merupakan bilangan bulat yang menempati nilai satuan, sedangkan angka sembilan
menempati bilangan persepuluhan.

b. Dua Angka Di Belakang Koma

Contoh:

2,98

Angka dua merupakan bilangan bulat yang menempati nilai satuan, angka sembilan
merupakan bilangan persepuluhan, dan angka delapan adalah bilangan perseratusan.

c. Tiga Angka Dibelakang Koma

Contoh:

4,985

Angka empat merupakan bilangan bulat yang menempati nilai satuan, angka sembilan
merupakan bilangan persepuluhan,mangka delapan adalah bilangan perseratusan dan angka lima
adalah bilangan perseribuan.

d. Banyak Angka Di Belakang Koma

Contoh:

5,8976

Angka lima merupakan bilangan bulat yang menempati nilai satuan, angka delapan
merupakan bilangan persepuluhan,angka sembilan adalah bilangan perseratusan, angka tujuh
adalah bilangan perseribuan dan angka enam adalah persepuluhribuan.
D. Cara Pembelajaran Nilai Tempat Berdasarkan Teori Bruner

Penerapan metode pembelajaran yang menerapkan teori dari seorang psikolog asal Amerika yaitu
Jerome Brunner lahir pada tahun 1915. Teori Belajar Bruner memperkenalkan istilah "Discovery Learning".
Menurut teori itu proses belajar akan berjalan maksimal dan menyenangkan apabila guru memberi
kesempatan kepada peserta didi untuk menemukan suatu aturan termasuk (konsep, teori, definisi) melalui
contoh-contoh yang sering dijumpai oleh peserta didik dan mudah dipraktikkan dalam pembelajaran.

Penerapan teori Bruner dengan metode "Discovery Learning" akan berhasil dan maksimal, jika kita
memperhatikan langkah-langkah dibawah ini, yakni :

 Menentukan tujuan pembelajaran


 Melakukan indentifikasi karakteristik siswa
 Memilih materi pelajaran
 Menentukan topik yang akan dipelajari
 Mengembangkan bahan dan alat belajar
 Menggunakan 3 tahapan (enaktif, ikonik, simbolik)

Seperti penjelasan diatas salah satu yang sangat penting dan harus di terapkan dalam teori Bruner yakni
dengan mengaplikasikan 3 tahapan yaitu :

1. Enactive:
Tahap ini melalui Tindakan, jadi bersifat konkret (Representasi berbasis tindakan).
2. Ikonik:
Tahap ini diwujudkan dalam bentuk visual, gambar, atau diagram (Representasi berbasis gambar).
3. Simbolik:
Tahap yang penyajian berdasarkan pada sistem berpikir abstrak dan lebih fleksibel serta
menggunakan kata-kata/bahasa (Representasi berbasis bahasa).

Sebagai contoh penerapan dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Pada mata pelajaran
matematika saya akan menerapkan 3 tahapan dari bruner. Dimana saya akan memberikan instruksi kepada
peserta didik untuk menggabungkan 1 pulpen dengan 3 pulpen lainnya dan kemudian menghitung jumlah
pulpen yang telah digabung (Tahap Enaktif). Selanjutnya kegiatan belajar dilanjutkan dengan menggunakan
gambar yang mewakili 1 pulpen dan 3 pulpen dengan gambar bintang untuk setiap 1 pulpennya, sehingga
akan ada 5 bintang sesuai dengan jumlah pulpen (Tahap Ikonik). Kegiatan terakhir yang saya terapkan yakni
dengan simbol penjumlahan (+) dan kedua bilangan dengan lambang bilangan juga, yakni 1 + 3 = 4 (Tahap
Simbolis).

E. Mengaplikasi Pembelajaran Nilai Tempat Yang Mengacu Pada Teori Bruner

1. Bentuk Konkret

Dalam penyajian bentuk konkret, aktivitas-aktiviatas yang dilakukan adalah (a) Membilang kubus

satuan; (b) Menyusun 10 kubus satuan menjadi satu rangkaian (puluhan); (c) Mengganti 10 kubus satuan
(1 rangkaian) dengan 1 batang puluhan; (d) Membuat rangkaian sendiri dengan bilangan cacah 11-50; (e)

Menunjukkan puluhan dan satuan dengan menggunakan alat peraga manipulatif.

Dalam penyajian bentuk konkret, aktivitas-aktiviatas yang dilakukan adalah:

a. Membilang kubus satuan

b. Menyusun 10 kubus satuan menjadi satu rangkaian (puluhan)

c. Mengganti 10 kubus satuan (1 rangkaian) dengan 1 batang puluhan

d. Membuat rangkaian sendiri dengan bilangan cacah 11-50

e. Menunjukkan puluhan dan satuan dengan menggunakan alat peraga manipulat

2. Bentuk Semikonkret

Aktivitas yang dilakukan dalam penyajian bentuk semikonkret adalah (a) Membilang banyaknya

gambar kubus satuan, (b) Memasangkan gambar dengan benda konkret sebagai alat peraga manipulatif

untuk menunjukkan bilangan 11-50, (c) Menunjukkan puluhan dan satuan dengan menggunakan gambar

alat peraga manipulatif.

Aktivitas yang dilakukan dalam penyajian bentuk semikonkret adalah:

a.       Membilang banyaknya gambar kubus satuan

b.      Memasangkan gambar dengan angka untuk menunjukkan bilangan 11-50

c.       Menunjukkan puluhan dan satuan dengan menggunakan gambar alat peraga manipulatif. 

3. Bentuk Semiabstrak

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam penyajian bentuk semiabstrak adalah membuat coretan

pada kolom puluhan dan satuan dalam tabel nilai tempat sesuai dengan banyak puluhan dan satuan

bilangan 11-50 dari gambar alat peraga manipulatif. Berikut ini contoh tabel nilai tempat dengan

banyaknya coretan pada kolom puluhan dan kolom satuan.

Tabel Nilai Tempat Bilangan Cacah

LAMBANG BILANGAN PULUHAN SATUAN

11 | |

23 || |||

35 ||| |||||

46 |||| ||||||
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam mengajarkan nilai tempat bilangan cacah yang mengacu pada teori Bruner di kelas rendah SD
menggunakan pendekatan yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa. Salah satu pendekatan
pembelajaran nilai tempat yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa adalah pendekatan
konkret, semikonkret, semiabstrak, dan abstrak.
Pembelajaran bentuk konkret menggunakan alat peraga berupa lidi dan ikatan puluhan lidi, kubus-kubus
satuan dan kubus batang puluhan. Pembelajaran bentuk semikonkret menggunakan gambar lidi dan gambar
ikatan puluhan lidi, gambar-gambar kubus satuan dan batang puluhan. Pembelajaran bentuk semiabstrak
menggunakan tabel nilai tempat berupa pemberian coretan pada kolom satuan dan kolom puluhan.
Pembelajaran bentuk abstrak berbentuk bilangan dan tulisan.
Alat peraga yang digunakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa di kelas. Blok basis
sepuluh atau lidi dapat diganti dengan sedotan, atau lainnya. Sekian makalah ini di buat untuk melengkapi
materi tentang nilai tempat. Terimakasih.

DAFTAR PUSAKA

https://iwanumsida.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Mengenal Nilai Tempat Suatu Bilangan - MATRAMATIKA
Konsep Dasar Matematika: Apa Itu Nilai Tempat? (greelane.com)
PEMBELAJARAN NILAI TEMPAT MATEMATIKA DASAR | Kumpulan Rumus Matematika dan
Penyelesaiannya (matematikarumuscarapenyelesaianya.blogspot.com)
Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar: PEMBELAJARAN NILAI TEMPAT BILANGAN CACAH MENGACU
PADA TEORI BRUNER DI KELAS RENDAH SEKOLAH DASAR (teguh-sahidan.blogspot.com)
3 Tahapan Model Pembelajaran Jerome Bruner - Kompasiana.com
Wiratmo,Siswo,dkk.BundaJagoanMatematika,2011. Jakarta:Grasindo
http://teguh-sahidan.blogspot.com/2008/11/pembelajaran-nilai-tempat-bilangan.html?m=1
http://www.breastisbest.com/browseproducts/Base-10--Place-Value--Plastic-1-cm-Cubes-(100).HTML
http://www.bmseducation.co.za/cubes-base-ten-dienes-2/
http://puvidham.org/Cube%20Rods%20Plates.jpg
Bilangan Desimal: Arti, Contoh, dan Cara Menentukan Nilai (detik.com)
Pengertian dan Contoh Bilangan Bulat | Matematika Kelas 7 (ruangguru.com)

Anda mungkin juga menyukai