Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Dosen Pengampu : Pajar Anugrah Prasetyo,S.Si M.Pd

Di susun Oleh :
Dimas Nur Habilah
NIM : 20221510125
PGSD – 1C

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2022
[Type here]

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmatnya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata pelajaran.
Dalam makalah ini, penulis akan sedikit menjelaskan tentang " Konsep Dasar Jasmani, Olahraga dan kesehatan"
dengan segala permasalahannya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan di susun
dalam berbagai keterbatasan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun, sehingga mendorong kami untuk bisa memperbaikinya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penulis berharap makalah ini bermanfaat, khususnya bagi
penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Amin.

ii
[Type here]

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................................ ii


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Pembahasan ...................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 6
2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ............................................................................... 6
2.2 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan .................................................................. 6
2.3 Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ................................................................................ 7
2.4 Fungsi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan................................................................................. 7
2.5 Pentingnya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ......................................................................... 8
2.6 Circuit Training............................................................................................................................................. 8
2.7 Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan circuit training ........................................................ 8
2.8 Pengertian Atletik ......................................................................................................................................... 9
2.9 Sejarah Atletik ............................................................................................................................................ 10
2.10 Cabang-cabang dan Penjelasan Atletik..................................................................................................... 10
2.11 Pertandingan dan Peraturannya dalam Cabang Atletik ............................................................................ 12
2.12 Peraturan pertandingan ............................................................................................................................. 14
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................................. 18
3.2 Saran ........................................................................................................................................................... 18

iii
[Type here]

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atletik adalah salah satu unsur dari pendidikan jasmani dan kesehatan, yang merupakan komponen-
komponen pendidikan keseluruhan yang mengutamakan aktivitas jasmani serta pembinaan hidup sehat dan
pengembangan jasmani, mental, social, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang. Atletik berasal dari
kata Yunani yaitu Atlon, Atlun yang berarti pertandingan atau perjuangan. Jadi atletik menurut Ensoklopedi
Zikrurrahmat, M.Pd 2 Indonesia berarti pertandingan dan olah raga pada atletik. Atletik yaitu suatu cabang
olahraga mempertandingkan lari, lompat, jalan dan lempar. Olahraga atletik mula-mula dipopulerkan oleh
bangsa Yunani kira-kira pada Abad ke-6 SM. Orang yang berjasa mempopulerkannya adalah Iccus dan
Herodicus. Tetapi walaupun demikian dasarnya tetap sama yaitu berjalan, lari, lompat dan lempar. Atletik
dikatakan sebagai ibu dari segala cabang olahraga karena mengandung berbagai unsur gerakan sehari-hari. Pada
zaman primitif sangat penting artinya untuk mencari nafkah dan mempertahankan hidup. Mereka hidup dengan
berburu binatang liar, diperlukan ketangkasan, kecepatan dan kekuatan. Pandangan hidup pada zaman itu
adalah yang kuat;yang berkuasa sehingga untuk dapat tetap hidup dan mempertahankan diri mereka harus
berlatih jasmani. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno telah terlihat arah latihan jasmani. Istilah atletik ini
juga bisa dijumpai dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris Athletic, dalam bahasa Perancis
Ateletique, dalam bahasa Belanda Atletik, dalam bahasa Jerman Athletik. Dengan demikian mengetahui
kejadiankejadian pada masa lampau, dapat diambil Program Kegiatan Cabang Olahraga Atletik 3 hikmahnya
untuk menentukan langkah-langkah dimasa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penjelasan Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ?


2. Apa saja Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ?
3. Apa saja Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ?
4. Bagaimana Fungsi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ?
5. Bagaimana Pentingnya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan ?
6. Apa pengertian Circuit Training ?
7. Apa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan circuit training ?
8. Apa Pengertian Atletik?
9. Bagaimana Sejarah Atletik?
10. Apa saja Cabang Cabang Atletik ?
11. Bagaimana Penjelasan Cabang Atletik?
12. Apa saja pertandingan yang dipertandingkan dalam cabang Atletik ?
13. Bagaimana peraturan pertandingan cabang Atletik?
14. Apa saja nomor-nomor Atletik ?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan

4
[Type here]

2. Mengetahui Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


3. Mengetahui Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
4. Mengetahui Fungsi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
5. Mengetahui bagaimana Pentingnya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
6. Mengetahui Circuit Training
7. Mengetahui hal yang perlu diperhatikan saat melakukan circuit training
8. Mengetahui Pengertian Atletik
9. Mengetahui Sejarah Atletik
10. Memahami Cabang Cabang Atletik
11. Mengetahui penjelasan cabang Atletik
12. Mengetahui pertandingan cabang Atletik
13. Memahami peraturan pertandingan cabang Atletik
14. Mengetahui nomor-nomor Atletik

5
[Type here]

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan memiliki pengertian yang luas sehingga bila dijelaskan
akan sangat beragam penjabarannya. Menurut Rahayu, (2013: 17) Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk memperoleh kemampuan individu, baik
dalam hal fisik, mental serta emosional. Pengertian ini tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional saja
yang menganggap bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan berasal dari aktivitas fisik, tetapi kita
harus mengerti bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai suatu proses pembentukan kualitas
pikiran dan juga tubuh. Sedangkan UNESCO yang tertera dalam International Charte of Physical Education
1974 (dalam Mardiana, dkk, 2008: 1.4) mengemukakan, pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan
seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan keterampilan
jasmani, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Ateng, 1983
(dalam Mardiana, dkk, 2008: 1.4) pendidikan jasmani merupakan bagian integrasi dari pendidikan secara
keseluruhan melalui berbagai kegiatan jasmani yang bertujuan mengembangkan individu secara organik,
neuromuskuler, intelektual, dan emosional Oleh karena itu, pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan
merupakan bagian dari pendidikan nasional yang harus melibatkan unsur-unsur penting berupa fikiran dan
tubuh. Dimana semua aspek tersebut sangat berkaitan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadikan
masingmasing individu agar menjadi baik.

2.2 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Menurut Rahayu, (2013: 18) mengungkapkan, ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan sebagai berikut:
a. Permainan dan Olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan
lokomotor non-lokomotor, dan manipulative, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket,
bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan bela diri, serta aktivitas lainnya.
b. Aktivitas Pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk
postur tubuh, serta aktivitas lainnya.
c. Aktivitas Senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan
senam lantai, serta aktivitas lainnya.
d. Aktivitas Ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic, serta aktivitas lainnya.
e. Aktivits Air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang, serta
aktivitas lainnya.
f. Pendidikan Luar Kelas meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah,
dan mendaki gunung.
g. Kesehatan meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang
terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, mencegah dan
merawat cedera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.
Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.

6
[Type here]

2.3 Tujuan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Menurut Kristiyandaru (2010: 39) tujuan pendidikan jasmani olahraga, dan kesehatan sebagai berikut:
a. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani.
b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam
konteks kemajemukan budaya, etnis, dan agama.
c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan tugas-tugas ajar pendidikan jasmani.
d. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan
demokratis melalui aktivitas jasmani, permainan dan olahraga.
e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan berbagai macam permainan dan olahraga seperti;
permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri/senam, aktivitas ritmik, akuatik, dan
pendidikan luar kelas (outdoor education).
f. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga.
g. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
h. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan,
kebugaran, dan pola hidup sehat.
i. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat kreatif.

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan dari pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yaitu untuk,
membentuk karakter yang kuat, mengembangkan keterampilan gerak seseorang, menumbuhkan kemampuan
berfikir secara kritis, mengembangkan sikap sportifitas, serta pola hidup yang sehat.

2.4 Fungsi Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

Menurut Kristiyandaru, (2010: 39-40) fungsi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai berikut:
a. Aspek organis: menjadikan fungsi sistem tubuh lebih baik, meningkatkan kekuatan otot, daya tahan
otot, daya tahan kardiovaskuler, dan fleksibilitas.
b. Aspek neuromuskuler: meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan otot, mengembangkan
keterampilan lokomotor, nonlokomotor, manipulatif, ketepatan, irama, power, kecepatan reaksi,
kelincahan, berbagai keterampilan olahraga, dan keterampilan reaksi.
c. Aspek perseptual: mengembangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat, kemampuan
ruang, koordinasi, gerak visual, keseimbangan tubuh, dominasi, lateralitas, image tubuh.
d. Aspek kognitif: mengembangkan kemampuan mengeksplorasi, menemukan sesuatu, memahami,
memperoleh pengetahuan dan membuat keputusan. Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan,
keselamatan, dan etika serta penggunaan strategi dan teknik. Mengembangkan pengetahuan bagaimana
fungsi tubuh, menghargai kinerja tubuh, pemahaman untuk memecahkan problemproblem
perkembangan melalui aktivitas gerak.
e. Aspek sosial: menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan, mengembangkan kemampuan
membuat keputusan dalam situasi kelompok, belajar berkomunikasi dan tukar pikiran dengan orang
lain, mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai-nilai yang positif dalam masyarakat.
f. Aspek emosional: mengembangkan respon yang sehat terhadap aktivitas jasmani dan rekreasi yang
positif sebagai penonton, memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas, menghargai
pengalaman estetika dari berbagai aktivitas yang relevan.

7
[Type here]

Berdasarkan pendapat di atas, fungsi pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan berkaitan dengan
meningkatkan fungsi tubuh, mengembangkan kemampuan keterampilan dan pengetahuan, meningkatkan
kemampuan koordinasi gerakan tubuh, menyesuaikan diri dengan orang lain di kehidupan seharihari, serta
mengembangkan respon yang positif.

2.5 Pentingnya Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan


Menurut Kristiyandaru, (2010: 41) ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan
jasmani, yaitu:
a. Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa,
b. Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya dan,
c. Meningkatkan pengertian siswa dan prinsip-prinsip serta bagaimana menerapkan dalam praktik.

2.6 Circuit Training


Circuit training merupakan latihan yang mengombinasikan latihan aerobik dengan kekuatan. Pada
umumnya circuit training menggunakan konsep HIIT (High Intensity interval training). Program seperti ini
memanfaatkan sistem EPOC (hutang oksigen) sehingga akan membakar energi lebih banyak walaupun sudah
tidak latihan (dalam keadaan istirahat).
Circuit training dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan terbagi menjadi beberapa post dengan
gerakan-gerakan berbeda. Gerakan latihan pada circuit training dapat
menggunakan freeweight maupun machine.Penggunaan alat-alat tersebut tentunya disesuaikan dengan dengan
tujuan fitness yang diinginkan dan ketersediaan alat. Circuit training adalah serangkaian jenis olahraga yang
dipilih dengan cermat dan disusun secara berurutan. Lalu, dilakukan satu per satu dengan jumlah istirahat
bervariasi di antara gerakan.
Circuit training dapat dilakukan secara beregu maupun individu. Apabila berdasar time-based, setiap satu set
gerakan pada circuit training umumnya dilakukan selama selama 60-120 detik. Jika Anda melakukan latihan
selama 60 detik maka lakukan istirahat selama 20 detik sebelum melakukan gerakan selanjutnya. Gunakanlah
rasio antara rest dan workout berikut ini (sesuaikan dengan kemampuan) :
REST – WORKOUT = 60s – 60, 30 – 60, 20 – 60.
Penelitian menunjukkan bahwa melakukan circuit training dapat memberikan dampak yang positif terhadap
kebugaran.

2.7 Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat melakukan circuit training:
• Memiliki tujuan yang jelas sebelum melakukan circuit training.
• Tentukan gerakan apa saja yang akan dilakukan, sesuaikan dengan alat yang ada dan kondisi peserta.
• Tentukan intensitas latihan yang diinginkan (mulailah dari intensitas yang ringan agar tubuh beradaptasi
dulu).
• Tentukan waktu workout dan istirahat tiap gerakannya dan saat perpindahan antar post.
• Lakukan gerakan di tiap post dengan baik dan benar untuk mengurangi cedera.

Contoh Gerakan Circuit Training

Gerakan circuit training dikenal karena dilakukan dengan penuh semangat ala militer. Sehingga dengan
gerakan yang terlihat sederhana tersebut bisa membakar kalori hingga membentuk tubuh ideal. Adapun
contoh gerakan circuit training yang serdehana seperti :

1. Push-up
8
[Type here]

2. Sit-up, squat
3. Shin-up
4. lunges
5. high knees.

Pola Latihan Circuit dapat dilakukan sebagai berikut, dan bisa terus diulang sesuai yang diperlukan :

• Push-up sebanyak mungkin sesuai kemampuan selama 30 detik, lalu istirahat 30 detik
• Sit-up sebanyak mungkin sesuai kemampuan selama 30 detik,lalu istirahat 30 detik
• Squat sebanyak mungkin sesuai kemampuanselama 30 detik,lalu istirahat 30 detik
• Chin-up sebanyak mungkin sesuai kemampuan selama 30 detik,lalu istirahat 30 detik
• Lunges sebanyak mungkin sesuai kemampuan selama 30 detik,lalu istirahat 30 detik
• High knees sebanyak mungkin sesuai kemampuan selama 30 detik,lalu istirahat 30 detik

Manfaat Circuit Training bagi Tubuh

• Meningkatkan daya tahan otot


• Meningkatkan kekuatan otot
• Meningkatkan kesehatan jantung
• Meningkatkan rutinitas dalam berolahraga
• Dapat menurunkan berat badan
• Dapat memperbaiki serta meningkatkan suasana hati

2.8 Pengertian Atletik

Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain bersumber dari
bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai pengertian berlomba atau bertanding. Misalnya ada istilah
pentathlon atau decathlon. Istilah lain yang menggunakan atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek
(bahasa Belanda), athletique (bahasa Perancis) atau athletik (bahasa Jerman). Istilahnya mirip sama, namun
artinya berbeda dengan arti atletik di Indonesia, yang Pembelajaran Atletik Direktorat Pendidikan Luar Biasa 5
berarti olahraga yang memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan lempar. Istilah lain yang
mempunyai arti sama dengan istilah atletik di Indonesia adalah “Leichtatletik” I(Jerman), “Athletismo”
(Spanyol), “Olahraga” (Malaysia), dan “Track and Field” (USA).
Atletik merupakan aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan-gerakan alamiah dan wajar
sesuai dengan apa yang dilaksanakan pada kehidupan kita sehari-hari. Seperti jalan, lari, lompat, lempar dan
loncat (Sukirno, 2011:17). Muncul pertanyaan, mengapa atletik merupakan suatu mata pelajaran yang wajib
diberikan di sekolah-sekolah,jawaban yang logis untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah atletik merupakan
ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of
sport). Menurut Gyulai (dalam Sukirno, 2011:1) “cabang olahraga atletik merupakan salah satu cabang
olahraga yang memiliki keistimewaan, dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Lebih dari lima puluh
juta masyarakat di dunia melibatkan diri pada kegiatan atletik dengan memilih lebih dari seratus ribu club
atletik yang terlibat dalam kegiatan kompetisi”. Atletik yang meliputi gerakan jalan, lari, lempar, dan lompat
adalah cabang olahraga yang paling tua di dunia. Hal ini karena umur olahraga atletik ini sama tuanya dengan
mulai adanya manusia-manusia yang pertama di dunia.
Atletik merupakan gerak dasar dari hampir setiap aktivitas olahraga (fisik/jasmani), seperti bagaimana
cara orang berjalan dengan gerakan yang baik dan benar, bagaimana cara berlari dengan baik dan benar,
bagaimana cara melakukan gerakan lempar yang bisa di transfer ke dalam bentuk gerakan yang similar secara

9
[Type here]

baik dan benar, dan bagaimana gerakan dasar lompat yang baik dan benar, sehingga menjadikan setiap gerakan
itu menjadi lebih efisien dan efektif.

2.9 Sejarah Atletik

Atletik yang kita kenal saat ini tergolong sebagai cabang olahraga yang paling tua di dunia. Gerak-gerak
dasar yang terkandung dalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban manusia di muka bumi ini.
Bahkan gerak tersebut sudah dilakukan sejak manusia dilahirkan yang secara bertahap berkembang sejalan
dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan kematangan biologisnya, mulai dari gerak yang sangat
sederhana sampai pada gerakan yang sangat kompleks. Pada jaman purba, ketika peradaban manusia masih
sangat primitif, hukum rimba masih berlaku dimana yang kuat memakan yang lemah. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya manusia saat itu harus bertahan dari gangguan binatang buas atau harus berburu binatang
untuk dijadikan santapan hidupnya atau mencari makanan berupa umbi-umbian atau buah-buahan. Dalam
upaya tersebut mereka melakukan berbagai ketangkasan seperti: memanjat pohon, melempar, melompat dan
berlari. Mereka harus berjalan bermil-mil jauhnya, kadangkala harus berlari secepat-cepatnya serta terampil
dalam melempar atau melompat untuk mendapatkan buruannya atau menghindar dari sergapan binatang buas.
Gerakan tersebut merupakan cikal bakal gerakan atletik yang ada sekarang ini. Pembelajaran Atletik Menurut
seorang pujangga Yunani bernama Humeros dalam bukunya berjudul Illiad, diperkirakan kegiatan atletik sudah
dilakukan tahun 1100 SM, tercatat nama-nama seperti Eurialus, Epius, Odysseus, Aias dan Argamenon. Mereka
disebut sebagai jago-jago lomba berkuda, lari dan lempar lembing Odysseus saat itu disebut sebagai jago
lempar cakram yang belum terkalahkan lemparannya. Sehingga gambar Odysseus dengan cakramnya
diabadikan sebagai symbol atletik dan di Indonesia dipakai sebagai lambang atau logo PASI.
atletik mulai ada pada peradaban Mesir sekitar 3000 Sebelum Masehi. Pada saat itu cabang olahraga tersebut
belum ada namanya, hingga di awal tahun 1829 SM, digelar Tailteann Games di Festival Lugnasad.
Termasuk berbagai bentuk perlombaan trek dan lapangan . Kemudian, Atletik dimulai dari
diselenggarakannya olimpiade pertama pada tahun 776 sebelum Masehi. Pada saat itu satu-satunya event
olahraga adalah perlombaan lari atau stade. Seiring berjalanya waktu permintaan akan olimpiade semakin
banyak, hingga semakin berkembang pula kreativitasnya. Sejak saat itu masyarakat lain menjadi gemar
kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini
sering dihubungkan dengan pelatihan tempur.

2.10 Cabang-cabang dan Penjelasan Atletik

Berikut ini adalah 10 Macam contoh olahraga atletik :


1. Lari
Lari merupakan olahraga yang paling mudah dilakukan dan banyak disenangi oleh masyarakat.
Walaupun sebagian besar dari mereka menyukai olahraga ini semata-mata untuk menjaga kebugaran
serta kesehatan fisik misalnya melakukan olahrga lari di waktu pagi.
Ada banyak jenis cabang dalam olahraga lari misalnya lari marathon, sprint, lari estafet dan juga
jalan cepat, serta masih banyak jenis lainnya. Selain kekuatan dan kebugaran fisik untuk bisa
memenangkan perlombaan lari diperlukan strategi yang tepat sehingga bisa menjaga ritme kecepatan
berlari secara baik. Lari terbagi kedalam beberapa bagian diantaranya :
a. Lari jarak pendek
Lari jarak pendek adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh,
atau sampai jarak yang telah ditentukan, pelarinya bisa juga disebut dengan sprinter. Pengertian
umum lari jarak pendek adalah lari yang menempuh jarak antara 50 M sampai dengan jarak 400 M.
Adapun tujuan dari lari pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan
10
[Type here]

dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari ditentukan oleh panjang Langkah dan frekuensi
Langkah ( jumlah Langkah persatuan waktu). Oleh karena itu seorang pelari jarak pendek harus
dapat meningkatkan satu atau kedua-duanya.
b. Lari jarak menengah
Lari jarak menengah ( 800 , m1500 m, dan 3000 m) sedikit berbeda dengan Gerakan lari jarak
pendek, pada garis besarnya perbedaannya yaitu terutama pada cara kaki menapak. Lari jarak
1500m kaki menapak pada ujung kaki tumit dan menolak dengan ujung kaki.
c. Lari jarak jauh/ Marathon
Lari jarak jauh dilakukan dalam lintasan stadion jarak 3.000m, keatas 5.000m, 10.000m,
sedangkan marathon dan juga cross-country, harus dilakukan diluar stadion kecuali start dan finish,
secara fisik dan mental merupakan keharusan bagi lari jarak jauh. Ayunan lengan dan kaki
dilakukan seringan-ringannya. Makin jauh jarak lari yang ditempuh makin rendah lutut diangkat
dan Langkah juga makin kecil.
d. Lari Halang Rintang/ Gawang
Lari steeple-chase 3000m termasuk kedalam lari jarak jauh dengan melalui rintangan-rintangan.
Rintangan itu ada dua macam : 1) rintangan gawang, rintangan air dengan gawang di depannya
(water jump). Pelari steeple-chase harus memiliki kecepatan seperti pelari 1500m, tetapi juga harus
memilki daya tahan seperti pelari 5000m, dan harus memilki kemahiran khusus dalam melewati
rintangan-rintangan tersebut.
2. Tolak Peluru
Tolak peluru adalah olahraga yang dilakukan dengan cara menolak logam berbentuk bundar
menyerupai sebuah peluru. Jauhnya tolakan peluru menjadi ukuran untuk menentukan nilai yang
didapat, semakin jauh daya tolak lemparan semakin bagus juga nilai yang didapat. Peluru yang dilempar
tidak boleh keluar dari lingkaran yang ditentukan, bila peluru jatuh diluar lingkaran maka akan kena
diskualifikasi.
3. Memanah
Olahraga memanah berlomba untuk menembakkan anak panah ke sebuah papan khusus untuk
bidikan panah. Semakin akurat anak panah menancap pada papan sasaran maka akan semakin tinggi
nilai yang didapat.
4. Menembak
Menembak merupakan salah satu cabang olahraga atletik yang menyenangkan. Dalam olahraga
ini kita akan belajar konsentrasi untuk membidik sasaran tembak dengan tepat. Pada olahraga
menembak peluru yang digunakan adalah peluru karet. Poin penilaian dihitung dari akurasi menembak
papan tembak dengan tepat.
5. Angkat Besi
Olahraga angkat besi memerlukan tenaga serta otot yang kuat. Pada olaharga ini kita diharuskan
mengangkat beban denagn berat tertentu sesuai dengan cabang yang diikuti. Dalam perlombaan angkat
besi peserta harus mengangkat beban menggunakan satu atau dua tangan dan harus kuat mengangkat
beban sampai ke atas kepala. Nilai yang diberikan berdasarkan beban angkat dan cara mengangkat
beban tersebut, apakah langsung terangkat dengan satu Gerakan atau dengan jeda.
6. Lompat Tinggi
Cabang atletik yang satu ini memerlukan keterampilan serta kelenturan tubuh. Olahraga lompat
tinggi dilakukan untuk menguji keterampilan dalam melompat melewati mistar yang lintang dengan
ketinggian tertentu. Mistar tersebut tidak boleh tersentuh oleh tubuh kamu, karna bila tersentuh mistar
akan jatuh maka kamu gagal mendapatkan nilai .
11
[Type here]

7. Lompat jauh
Cabang olahraga atletik yang satu ini mudah untuk dilakukan, kamu cukup melompat sekuat
tenaga untuk mendapatkan lompatan terjauh. Para pelompat professional selalu melatih kaki memreka
agar bisa mendapatkan lompat yang jauh. Biasanya mereka bisa melompat dengan jarak 5 sampai 7
meter.
8. Lempar lembing
Lempar lembing adalah cabang olah raga atletik yang melombakan keterampilan melemparkan
lembing untuk mencapai jarak tertentu. Untuk mendapatkan lemparan terjauh kamu harus
menyeimbangkan antara kecepatan, teknik dan jug kekuatan. Jarak lemparan yang diperoleh dihitung
dari tancapan ujung lembing yang dilemparkan.
9. Lompat indah
Olahraga ini menggabungkan gaya akrobatik di udara dengan lompatan. Kamu harus melompat
dari ketinggian tertentu dan selama masih berada di udara kamu harus melakukan Gerakan yang
memenuhi nilai keindahan serta estetika tertentu sebelum terjatuh kedalam air kolam yang berada di
bawah papan loncat.
10. Lompat galah
Pada dasarnya olahraga lompat galah hampir mirip dengan lompat tinggi yaitu kamu diharuskan
untuk melompat melewati mistar melintang dangan ketinggian tertentu. Tetapi pada olahraga kali ini
bisa menggunakan alat bantu berupa galah sehingga bisa membuat lompatan lebih tinggi.
11. Lempar cakram
Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik, cakram yang dilempar berukuran garis
tengah 220mm dan berat 2kg untuk laki-laki, 1kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan
sejak olimpiade tahun 1896 di Athena,Yunani.

2.11 Pertandingan dan Peraturannya dalam Cabang Atletik

1. Olahraga Jalan Cepat


Pengertian jalan cepat adalah gerakan berjalan dengan melangkah ke depan secara terus menerus
tanpa adanya hubungan terputus dengan area tanah. Dalam melakukan gerakan jalan cepat, posisi salah
satu kaki atlet harus selalu menyentuh tanah dimana posisi tumpuan kaki harus lurus.
Pada olahraga jalan cepat, tidak diperkenankan langkah melayang atau membuat lompatan. Menurut
aturannya, kaki pejalan cepat harus tetap di atas tanah dan sekurang-kurangnya satu kaki harus selalu
menginjak tanah. Jalan cepat adalah suatu nomor atletik yang harus dilakukan dengan segala
kesungguhan. Jalan cepat diadakan pada tahun 1867 di London.
Di Indonesia, perlombaan jalan cepat sebagai nomor yang diperlombakan pada kejuaraan nasional
atletik tahun 1978. Jarak yang diperlombakan ialah untuk wanita: 5 km dan 10 km, dan untuk pria: 10
km dan 20 km.
2. Olahraga Atletik Berlari
Lari termasuk cabang olahraga cabang dari atletik. Olahraga lari adalah gerakan maju
kedepan dengan cepat dimana pada saat tertentu posisi kaki berada di udara dan tidak menyentuh tanah.
Gerakan berlari membutuhkan kekuatan otot, kecepatan, dan koordinasi anggota tubuh yang sangat baik
agar dapat mencapai garis finish.
Cabang Olahraga atletik ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa nomor lari, diantaranya:
1. Lari Jarak Pendek

12
[Type here]

Jarak tempuh nomor lari jarak pendek yaitu 100 meter, 200 meter, dan 400 meter. Biasanya pada
lari jarak pendek menggunakan start jongkok, yang membedakannya hanya pada jarak tempuhnya.
Pelari 200 meter yang baik dapat berlari pada kecepatan rata-rata lebih tinggi dari kecepatan 100 meter
mereka.
Kemudian ada lari jarak pendek 400 meter, yang merupakan jenis lari cepat dengan panjang lintasan
400 meter. Lari jarak pendek ini merupakan cabang-cabang olahraga ini yang memperhitungkan
kecepatan dalam mencapai finis.
Jadi intinya adalah makin cepat mencapai finish maka makin baik pula hasilnya. Biasanya dalam
melakukan olahraga ini menggunakan start jongkok.
2. Lari Jarak Jauh
Lari jarak jauh disebut juga dengan marathon, dimana jarak tempuhnya adalah 3 kilometer, 5
kilometer, 10 kilometer, dan di atas 10 kilometer. Pada lari jarak jauh menggunakan start berdiri dimana
tekniknya sama dengan nomor lari yang lain.
3. Lari Estafet
Lari estafet adalah olahraga lari yang dilakukan dengan membawa tongkat dengan ukuran
tertentu dimana tongkat tersebut diserahkan ke pelari berikutnya di daerah pergantian. Biasanya nomor
lari estafet yang diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter, dan nomor 4 x 400 meter. Dalam
melakukan lari estafet ini sangat membutuhkan kerja sama tim sehingga hasil yang didapatkan tidak
mengecewakan.
4. Lari Gawang
Lari gawang adalah olahraga lari dengan cepat untuk menempuh jarak tertentu dengan melewati
beberapa rintangan berupa gawang atau palang rendah.

3. Olahraga Melompat
Olahraga melompat dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Berikut ini adalah cabang olahraga atletik
lompat yang sering diperlombakan:
• Lompat jauh; Lompat jauh (long jump) adalah gerakan melompat ke depan dan mengangkat kaki ke atas
pada bagian depan tubuh. Gerakan ini dilakukan agar dapat membawa titik berat badan selama mungkin
di udara untuk mencapai jarak sejauh mungkin.
• Lompat tinggi; Lompat tinggi (high jump) adalah cabang olahraga atletik yang dilakukan dengan cara
melompat setinggi mungkin untuk melewati mistar dengan ketinggian tertentu. Olahraga ini
membutuhkan kekuatan otot perut dan otot kaki agar dapat mencapai gerakan lompatan yang tinggi.
• Lompat galah; Lompat galah (pole vault) adalah cabang olahraga atletik yang dilakukan dengan cara
melompat melewati mistar pada ketinggian tertentu dengan menggunakan sebuah galah panjang dan
fleksibel.

4. Tolak Peluru
Tolak peluru adalah cabang olahraga atletik selanjutnya dimana atlet harus melakukan tolakan peluru.
Tolak peluru adalah olahraga yang dilakukan dengan meletakkan peluru (bola besi bulat) diantara leher dan
bahu. Kemudian melemparkannya sejauh mungkin dengan cara mendorong peluru dan menggunakan satu
tangan.
Bola atau peluru yang digunakan juga memiliki berat beragam tergantung nomor olahraga tolak peluru
yang dipertandingkan. Tujuan dari olahraha ini adalah menolak peluru sejauh mungkin dengan teknik yang
benar. Olahraga tolak peluru mulai dikompetisikan dalam olimpiade pada 1896. Berat peluru atau bola besi
yang digunakan beragam, mulai dari 2,76 kg hingga 7,26 kg, hal ini bergantung pada tingkatan usia serta
gender atletnya.
Dalam melakukan olahraga tolak peluru ini ada beberapa cara atau teknik yang bisa diterapkan agar
dalam melakukannya tidak akan mengalami cedera.

13
[Type here]

5. Lempar Lembing
Cabang olahraga atletik selanjutnya adalah lempar lembing yang juga sering dipertandingkan di event-
event olahraga dunia. Termasuk salah satu cabang olahraga yang populer, tujuan dari olahraga lempar lembing
adalah melemparkan lembing sejauh mungkin dengan teknik yang benar. Lempar lembing adalah salah satu
cabang olahraga atletik yang dimainkan dengan cara melempar sebuah tombak dengan ujung yang runcing
(lembing) sejauh mungkin. Teknik dasar melakukan olahraga ini berkutat pada cara memegang lembing, cara
membawa lembing, teknik membuat awalan, cara melempar lembing.
Lembing yang digunakan pada olahraga lempar lembing terdiri dari dua bagian, yaitu ujung lembing
yang terbuat dari logam dan badan lembing berbahan kayu atau metal. Pada badan lembing, terdapat tali yang
dililitkan pada titik seimbang atau titik gravitasi lembing. Ukuran lembing yang digunakan pada pertandingan
resmi adalah sebagai berikut:
• Untuk nomor putra: berat lembing 800 gram dan panjang lembing 2,6-2,7 meter
• Untuk nomor putri: berat lembing 600 gram dan panjang lembing 2,2-2,3 meter
6. Lempar Cakram
Meskipun sama-sama dilempar, cabang olahraga atletik lempar cakram memiliki teknik melempar yang
berbeda serta objek lempar yang berbeda, yakni berupa cakram. Lempar cakram ini adalah salah satu dari
nomor lomba atletik lempar yang menggunakan sebuah benda kayu berbentuk piring bersabuk besi atau bahan
lain yang berbentuk bulat pipih yang dilemparkan. Dimana sang atlet harus melemparkan cakram sebanyak
maksimal 3 kali dalam setiap perlombaan. Sebelum melakukan lemparan, atlet akan melakukan putaran
sebanyak dua kali sebelum melemparkan cakram sejauh mungkin.
Untuk memperoleh jarak lempar terjauh pada lapangan khusus lempar cakram dengan beberapa
peraturan yang mengikat. Untuk melakukan olahraga yang termasuk cabang-cabang olahraga atletik ini, Anda
harus terlebih dahulu mengetahui cara dan teknik yang tepat .
7. Lempar Martil
Selain lempar cakram, ada satu lagi cabang olahraga atletik lempar yakni lempar martil. Berbeda dengan
olahraga lempar sebelumnya, objek yang dilempar pada cabang olahraga martil ini memiliki bobot yang jauh
lebih berat.
Lontar martil adalah olahraga untuk arti atletik yang populer di mana atlet harus melemparkan benda
bulat berat ke jarak yang ditentukan, dengan memutarnya di udara dengan bantuan kawat atau tali yang melekat
padanya. Lontar martil termasuk olahraga yang membutuhkan kekuatan, keseimbangan, dan proyeksi. Terlepas
dari kekuatan fisik yang berat, itu membutuhkan koordinasi kerja kaki yang sangat baik. Secara historis, sejak
1900, ini adalah bagian dari Pertandingan Olimpiade dalam kategori pria. Pada tahun 1995, barulah
diperkenalkan pula kategori lontar martil untuk kategori wanita. Asosiasi Federasi Atletik Internasional (IAAF)
adalah badan pengelola olahraga ini.

8. Panahan
Jenis olahraga terakhir adalah panahan. Ya, olahraga ini menjadi salah satu cabang olahraga yang tak
kalah populer dibandingkan olahraga-olahraga atletik lainnya. Panahan adalah kegiatan menggunakan busur
panah untuk menembakkan anak panah. Awal mula adanya cabang olahraga ini dimulai sejak 5000 tahun.
Awalnya, panahan digunakan dalam berburu sebelum berkembang sebagai senjata dalam pertempuran dan
kemudian jadi olahraga ketepatan.
Selain teknik yang tepat, ketepatan atlet mengarahkan anak panah untuk bisa menembak ke titik tengah
papan target merupakan aspek penting dan penentu dalam menentukan pemenang dalam pertandingan olahraga
panahan.
Aturan dalam olahraga panahan, untuk jarak jauh menembakkan 6 anak panah, sebanyak 6 seri. Jadi total
hasilnya dikalikan 6. Dan untuk jarak 50 dan 30 meter, harus menembakkan anak 3 anak panah dikali 12.
Penilaian ini berlaku untuk semua ronde.

2.12 Peraturan pertandingan

1. Peraturan Umum

14
[Type here]

1). Panitia Pelaksana

Secara umum apabila perlombaan tersebut dilaksanakan oleh provinsa, maka perlombaan atletik dilaksanakan
oleh pengurus provinsi yang bertanggung jawab terhadap PB. PASI. Hakim, wasit dan juri yang bertugas telah
mendapat rekomendasi dari pengurus besar PASI. Keputusan hakim adalah mutlak dan bersifat independent.
Semua wasit juri harus mempunyai sertifikat wasit juri tingkat nasional

2). Peraturan Lomba

Peraturan perlombaan yang akan digunakan adalah peraturan perlombaan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
(PASI) yang diadopsi dari peraturan organisasi atletik tingkat Internasional yaitu IAAF.

3). Pakaian dan Sepatu

a. Pakaian perlombaanl/seragam harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan merupakan seragam
resmi dari daerah yang bersangkutan.

b. Peserta diwajibkan memakai pakaian yang bersih dan sopan, dengan potongan yang sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu/tidak menimbulkan keberatan-keberatan. Pakaian perlombaan harus dibuat
dari bahan yang tidak tembus pandang/tidak transfaran, sekalipun dalam keadaan basah.

c. Pakaian dan tas yang menggunakan tanda-tanda reklame yang tidak sesuai dengan ketentuan IAAF,
tidak dibenarkan/dibawa ke dalam arena perlombaan.

d. Seluruh peserta menggunakan sepatu olahtaga, bagi yang menggynajkan sepatu spikes, panjang paku
spikes tidak boleh lebih dari 9 mm

2. Peraturan Khusus
Peraturan khusus yang diterapkan biasanya menyesuaikan dengan jenis dan tingkat even perlombaan
dibawah ini adalah satu contoh peraturan khusus untuk event lomba tingkat pelajar ( POPDA ) tahun 2016

1. Peserta

a. Perorangan putra dan putri

b. Bukan peraih medali Popnas/Kejuaraan

c. Bukan peserta kejuaraan tingkat Internasional

d. Bukan peserta binaan PPLP

e. Peserta kelahiran 1 Januari tahun 1999

2. Peralatan

Semua peralatan yang akan digunakan adalah sesuai dengan standar PASI yang diadopsi dari IAAF
technical handbook.

3. Nomor-nomor perlombaan atletik merupakan nomor lepas, dibagi dalam :

a. Nomor Lintasan:
15
[Type here]

Lari 100m, 200m, 400m, 800m, 1500m, 5000, 10.000 m dan estafet

b. Nomor Lapangan :

1.Lompat Jauh

2.Lompat tinggi

3.Lompat jangkit

4.Lompat galah

5.Lempar cakram

6.Lempar Lembing

7.Lontar martil

4. Penentuan Lintasan dan Nomor Lapangan

a. Penentuan Lintasan :

• Penentuan Lintasan dan urutan giliran peserta perlombaan dicantumkan dalam buku program yang
ditentukan dengan undian oleh panitia pelaksana, sesuai dengan ketentuan pasal 141 peraturan IAAF.

• Penentuan urutan lintasan nomor lari untuk babak selanjutnya dilaksanakan oleh panitia pelaksana.

b. Penentuan Nomor Lapangan

• Setiap peserta berhak melakukan lompatan/tolakan percobaan sebanyak dua kali yang pelaksanaannya
akan diatur secara bergiliran oleh panitia pelaksana.

• Dalam nomor lompat jauh, tolak peluru dan lempar lembing setiap siswa berhak melompat/menolak 5
kali, 3 kali babak penyisihan dilanjutkan 3 kali babak final, dan pemenangnya akan ditentukan dari hasil yang
terjauh.

5. Pemanggil Peserta

• Pemanggilan peserta untuk memasuki arena perlombaan akan dilakukan dari tempat roll call

• pembagian waktu pemanggilan peserta untuk setiap nomor lomba adalah sebagai berikut :

1. Untuk seluruh nomor lintasan, pemanggilan pertama peserta dilaksanakan 30 menit sebelum nomor
perlombaan ini dimulai dan pemanggilan terakhir 20 menit sebelum dimulai. Selanjutnya 10 menit sebelum
perlombaan dimulai para peserta masuk ke arena perlombaan.

2. Untuk nomor lompat dan lempar, pemanggilan pertama dilaksanakan 45 menit sebelum perlombaan
dimulai dan pemanggilan terakhir 25 menit sebelum perlombaan. Selanjutnya peserta di bawa masuk ke arena
perlombaan 15 menit sebelum perlombaan.

6. Roll Call Untuk Peserta


16
[Type here]

• empat roll call berada di sekitar Stadion Atletik. Bila nama peserta dipanggil oleh panitia pelaksana
lomba, mereka diharapkan menunjukkan kartu identitas peserta, nomor dada, sepatu perlombaan /spikes, tas
lapangan kepada panitia/petugas roll call.

• Nomor dada, tiap-tiap peserta diharuskan menggunakan 2 (dua) buah nomor dada yang masing-masing
satu pasang dipakai di dada dan di punggung. Nomor tidak diperkenankan di lipat-lipat.

• Para Official, pelatih dan pendamping tidak diperkenankan men dampingi pesertanya masuk ke dalam
lapangan/lintasan.

Keterangan :

• Panggilan I peserta/pelatih diharuskan membubuhkan tanda (V) di depan nama peserta sebagai tanda
hadir.

• Panggilan II peserta diharuskan masuk ruangan roll call

• Mereka diharuskan hadir tepat waktu sesuai jadwal.

7. Cara Memperkenalkan peserta di lapangan

Bila atlet disebutkan namanya oleh penyiar (Announcer) diharapkan untuk maju selangkah sambil
melambaikan tangannya kepada penonton.

8. Protes

• Protes yang menyangkut keabsahan peserta harus diselesaikan sebelum perlombaan dimulai dan
diselesaikan melalui panitia keabsahan peserta.

• Proes menyangkut suatu hasil perlombaan dapat diajukan dalam waktu 30 menit setelah suatu hasil
perlombaan dapat diumumkan secara resmi oleh panitia pelaksana lomba.

• Setiap protes tingkat pertama dapat disampaikan secara lisan oleh peserta yang bersangkutan atas nama
peserta tersebut kepada wasit. Kemudian wasit akan mempertimbangkan dengan disertai bukti-bukti yang
cukup dan diangap perlu untuk mengambil keputusan atau akan meneruskannya kepada panitia hakim.

• Apabila keputusan wasit atas protes yang baru diajukan ternyata tidak diterima oleh pihak yang
mengajukan protes, si pengaju protes dapat naik banding kepada dewan hakim.

• Besarnya uang protes ditetapkan 100$ US (Seratus Dollar) atau sesuai dengan jumlah itu

17
[Type here]

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan adalah proses pendidikan yang memanfaatkan
aktivitas fisik untuk memperoleh kemampuan individu, baik dalam hal fisik, mental serta emosional.
Pengertian ini tidak hanya menunjuk pada pengertian tradisional saja yang menganggap bahwa
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan berasal dari aktivitas fisik, tetapi kita harus mengerti
bahwa pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan sebagai suatu proses pembentukan kualitas pikiran
dan juga tubuh. Sedangkan UNESCO yang tertera dalam International Charte of Physical Education
1974 (dalam Mardiana, dkk, 2008: 1.4) mengemukakan, pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan seseorang sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara
sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh peningkatan
kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan, dan pembentukan watak.
Atletik merupakan aktivitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerakan-gerakan alamiah dan
wajar sesuai dengan apa yang dilaksanakan pada kehidupan kita sehari-hari. Seperti jalan, lari, lompat,
lempar dan loncat (Sukirno, 2011:17). Muncul pertanyaan, mengapa atletik merupakan suatu mata
pelajaran yang wajib diberikan di sekolah-sekolah,jawaban yang logis untuk menjawab pertanyaan
tersebut adalah atletik merupakan ibu dari sebagian besar cabang olahraga (mother of
sport).
Atletik merupakan gerak dasar dari hampir setiap aktivitas olahraga (fisik/jasmani), seperti
bagaimana cara orang berjalan dengan gerakan yang baik dan benar, bagaimana cara berlari dengan baik
dan benar, bagaimana cara melakukan gerakan lempar yang bisa di transfer ke dalam bentuk gerakan
yang similar secara baik dan benar, dan bagaimana gerakan dasar lompat yang baik dan benar, sehingga
menjadikan setiap gerakan itu menjadi lebih efisien dan efektif.

3.2 Saran

Penulis mengharapkan agar para pembaca bisa menerapkan pola hidup sehat,juga bisa mendapatkan tubuh
yang lebih fit melalui cabang olahraga atletik. Dengan menerapkan rutinitas berolahraga yang konsisten untuk
bisa mempertahankan ketahanan daya tahan tubuh.

18
[Type here]

DAFTAR PUSTAKA

Abdhul, Y. (2022). Olahraga Atletik: Pengertian, Sejarah, Dan Cabang. Jakarta: deepublish.
Cr7, A. (2022). OLAHRAGA ATLETIK. OLAHRAGA ATLETIK, 29.
Fadillah, S. F. (2019). Pengertian Atletik Beserta Sejarah, Peraturan dan Cabang-Cabangnya. Bandung:
NESABAMEDIA.
Intan, N. (2022). Olahraga Atletik: Pengertian, Sejarah, Dan Cabang. Jakarta: deepublish.
Lutfhy, L. (2022). KONSEP PENDIDIKAN JASMANI. KONSEP PENDIDIKAN JASMANI, 11.
Ongko, J. (2014). CIRCUIT TRAINING, SINGKAT DAN EFEKTIF. ASOSIASI PELATIH KEBUGARAN
INDONESIA.
Rizka, N. (2017). MACAM-MACAM CABANG ATLETIK. MACAM-MACAM CABANG ATLETIK, 15.
Rose, B. (2022). Macam Olahraga Atletik. Macam Olahraga Atletik, 6.
Sportstars. (2022). Contoh Gerakan Circuit Training dan Manfaatnya dalam Kebugaran Jasmani. Jakarta:
buddyku.
Sportstars, T. (2022). Contoh Gerakan Circuit Training dan Manfaatnya dalam Kebugaran Jasman. Jakarta:
sportars.id.

19

Anda mungkin juga menyukai