Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

GERAK SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kesehatan Jasmani dan
Olahraga

Dosen Pengampu:
Ida Herdiani S.Si.,M.Kes

Disusun oleh:

Vika Adelia Putri (C2114201013)


Rhendy Edytia (C2114201017)
Dede Kurniasih (C2114201038)
Noni Uswa Kuswaya (C2114201063)
Rika Septiani (C2114201077)
Nuzul Hidayatullah (C2114201089)
Delfi Seftyani (C2114201097)
Amanda Hanifah Valliant (C2114201103)
Nia Kurnia Dewi (C2114201113)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah AWT. Yang mana atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat Menyusun makalah yang berjudul
“GERAK SEBAGAI KEBUTUHAN DASAR” untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Kesehatan Jasmani dan Olahraga.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas dari hambatan yang penulis
hadapi, namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak
lain berkat dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala –
kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Ibu Ida Herdiani S.Si.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Kesehatan Jasmani
dan Olahraga.
2. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesainya makalah ini
3. Rekan kelompok yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan, mengingat akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis.
Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusun
makalah yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................5
C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
ISI.......................................................................................................................................6
A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kesehatan.......................................................6
B. Masalah Kesehatan di Indonesia............................................................................8
C. Usaha Pemecahan Masalah Kesehatan..................................................................9
D. Pemecahan Masalah Kesehatan Secara Sistematik..............................................13
E. Puasa dan Olahraga..............................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
A. Kesimpulan...........................................................................................................18
B. SARAN..................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada hakikatnya


merupakan suatu proses pendidikan melalui aktivitas fisik untuk
menyempurnakan manusia seutuhnya. Hal ini sesuai dengan tujuan
akhir dari pendidikan jasmani dan olahraga yang terletak pada
perannya sebagai wadah unik penyempurnaan karakter dan sebagai
wahana membentuk kepribadian yang kuat berhati mulia. Sependapat
dengan hal tersebut menurut Sukintaka pendidikan jasmani dan
olahraga merupakan proses interaksiantara peserta didik dan
lingkungan melalui aktivitas jasmani yang disusun secara sistematik
untuk menuju manusia Indonesia seutuhnya.
Secara terminologi pendidikan jasmani dan olahraga bermakna
pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani.
Pendidikan untuk jasmani bertujuan untuk mengembangkan fisik dan
keterampilan siswa dengan menggunakan olahraga untuk mencapai
tujuan pendidikan jasmani. Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani
dan olahraga menurut Depdiknas yang telah dibahas sebelumnya
bahwa terdapat sembilan tujuan pendidikan jasmani dan olahraga,
yaitu: meletakkan dan mengembangkan 1) landasan karakter melalui
internalisasi nilai, 2) landasan kepribadian (cinta damai, sosial,
toleransi dalam kemajemukan budaya etnis dan agama, 3) berpikir
kritis, 4) sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,
percaya diri, dan demokratis, 5) keterampilan gerak, teknik, strategi
berbagai permainan dan olahraga, senam, aktivitas ritmik, akuatik dan
pendidikan luar kelas, 6) keterampilan pengelolaan diri, pemeliharaan
kebugaran jasmani dan pola hidup sehat, 7) keterampilan menjaga
keselamatan diri sendiri dan orang lain, 8) konsep aktivitas jasmani
untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat, serta 9)

1
mengisi waktu luang yang bersifat rekreatif; sedangkan pendidikan
melalui aktivitas jasmani bermakna aktivitas jasmani menjadi sarana
untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan memberikan pengaruh positif pada kesehatan jasmani dan
rohani.

B. RUMUSAN MASALAH

a. Apa pengertian dan tujuan pendidikan kesehatan ?


b. Apa masalah kesehatan diindonesia ?
c. Bagaimana usaha pemecahan masalah kesehatan ?
d. Apa pemecahan masalah kesehatan secara sistematik ?
e. Apa itu puasa dan olahraga ?

C. TUJUAN RUMUSAN MASALAH

a. Mengetahui pengertian dan tujuan pendidikan kesehatan


b. Mengetahui apa masalah kesehatan diindonesia
c. Mengetahui Bagaimana usaha pemecahan masalah kesehatan
d. Mengetahui pemecahan masalah kesehatan secara sistematik
e. Mengetahui puasa dan olahraga

2
BAB II
ISI
A. Pengertian dan Tujuan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya
kesehatan (promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitative) yang menitik
beratkan pada uapaya untuk menitik beratkan prilaku hidup sehat. Secara
konsep pendidikan kesehatan merupakan upaya mempengaruhi/ mengajak
orang lain (individu, kelompok, dan masyarakat) agar berperilaku hidup
sehat. Secara oprasional pendidikan kesehatan adalah semua kegiatan
untuk meberikan / meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek
masyarakat dalam memelihara dan menigkatkan kesehatannya
(Notoatmojo, 2003).
Menurut Nyswander yang dikutip Notoatmodjo (1997), menyatakan
bahwa oendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis bukan proses pemindahan materi dari seseorang ke orang lain dan
bukan pula seperangkat prosedur. Hal itu dapat dilihat dari definisi yang
dikemuka kan yaitu pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan
pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan
kesehatan individu dan masyarakat.
Pendidikan kesehatan identik dengan penyuluhan kesehatan karena
keduanya berorientasi pada perubahan perilaku yang diharapkan, yaitu
perilaku sehata, sehingga mempunyai kemampuan mengenal masalah
kesehatan dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam meningkatkan
kesehatannya. Pendidkan kesehatan merupakan bagian dari promosi
kesehatan, yaitu suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatanya dan tidak hanya
mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek
kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan

3
(baik fisik maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmodjo, 2007).
Ada beberapa tujuan mengapa pendidikan kesehatan itu perlu
diberikan. Antara lain tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat, dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Terbentuknya perilaku sehat pada individu,
keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik
fisik, mental, dan social sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan
kematian. Berikut ini juga ada beberapa sumber dari kalangan ahli dan
institusi mengenai tujuan pendidikan kesehatan, antara lain:
Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk mengubah
periku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan
(Effendy, 1997).
Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu
menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami
apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya
yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu
memutuskan kegiatan yang tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup
sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).
Menurut Undang-undang kesehatan No.23 Tahun 1992 dan WHO,
tujuan pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan baik
secara fisik, mental dan sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi
maupun sosial, pendidikan kesehatan disemua program kesehatan baik
pemberantasan penyakit menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat,
pelayanan kesehatan, maupun program kesehatan lainnya (Mubarak,
2009).
Jadi tidak lain adalah tujuan pendidikan kesehatan itu sebenarnya
supaya manusia memperoleh pengetahuan dan pemahaman pentingnya
kesehatan supaya tercapai perilaku kesehatan sehingga dapat

4
meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental. Dan sosial, dan yang lebih
penting adalah menjadi manusia yang produktif secara ekonomi maupun
sosial.

B. Masalah Kesehatan di Indonesia

Masalah-masalah kesehatan secara umum di Indonesia penyakit


tertentu, seperti kanker, jantung, diabetes, meringankan depresi dan juga
meningkatkan mood. Pada umumnya aktivitas fisik mulai menurun ketika
kita telah tercapai usia lanjut, walaupun beberapa orang usia lanjut masih
melakukan berbagai aktivitas fisik. Seperti halnya olahraga, perhatian
terhadap makan juga akan semakin menurun. Padahal makanan adalah
jalur asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Seperti isu kesehatan
yang diusung oleh WHO (World Health Organization) adalah mengenai
keamanan pangan. Selain menjadi jalur asupan nutrisi, makanan juga bisa
menjadi jalur masuk penyakit dalam tubuh. Sehingga menjadi sesuatu
yang penting untuk memperhatikan keamanan pangan yang konsumsi
sehari-hari (Rahmawati, 2015).

1. Obesitas
Berat badan yang berlebihan atau dalam dunia medis dikenal dengan
obesitas ternyata meningkatkan kemungkinan terjadinya hipertensi,
diabetes tipe2, penyakit jantung coroner, stroke, penyakit kandung
empedu, osteoarthritis, sleep apnea, gangguan pernafasan, penyakit
payudara, prostat, kanker usus besar, dyslipidemia dan endometrium.
2. Tembakau
Tembakau yang saat ini lebih banyak dikonsumsi melalui rokok adalah
penyebab terbesar kematian dini, setidaknya ini sesuai dengan catatan

5
kesehatan di Amerika Serikat. Mereka menyebutnya dengan Tobacco
dependence disease atau penyakit ketergantungan tembakau. Pusat
pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika (The Centers for
Disease Control and Prevention) mengatakan bahwa perokok yang
mencoba berhenti lebih berhasil ketika mereka memiliki dukungan dari
dokter.
3. Penyalahgunaan Obat
Penyalahgunaan obat yang dimaksud disini adalah penyalahgunaan
obat-obatan terlarang dan alcohol. Sebuah masalah kesehatan yang
masih mengakar pada kalangan muda. Seperti yang kita tahu
ketergantungan akan obat-obatan terlarang dan alcohol dapat
menyebabkan kematian.
4. HIV/AID
Seolah-olah masih belum bisa terlepas dari baying-bayang HIV/AIDS,
antara lain 1991 dan 1996, AIDS yang terjadi pada usia dewasa terjadi
dua kali lebih cepat dari usia muda. Alasan utamanya adalah, dalam
usia dewasa (sekitar usia 50-an) kebanyakan orang melakukan
hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Padahal dalam usia
ini, sistem kekebalan tubuh elah menurun. Kesehatan mental demensia
yang identic dengan kesehatan usia lanjut ini ternyata bukan penyakit
yang disebabkan oleh penuaan. Demensia dapat disebabkan oleh
penyakit, reaksi terhadap obat-obatan, masalah penglihatan, masalah
pendengaran, infeks, ketidak seimbangan gizi, diabetes, dan gagal
ginjal. Ada banyak penyakit demensia (salah satunya Alzheimer) dan
beberapa penyakit bisa bersifat sementara, jika melakukan penanganan
medis yang tepat.
5. Masalah kesehatan mental
Yang akhir-akhir ini mulai popular adalah depresi. Jika tidak diobati,
depresi dapat menyebabkan penderita melakukan tindakan-tindakan
yang berbhaya, termasuk bunuh diri.
C. Usaha Pemecahan Masalah Kesehatan

6
Kemenkes menyelenggarakan program Indonesia sehat sebagai upaya
mewujudkan masyarakat Indonesia yang berperilaku sehat, hidup dalam
lingkungan sehat, serta mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Program Indonesia sehat terdiri atas 1) paradigm sehat, 2) penguatan
pelayanan kesehatan primer, dan 3) jaminan kesehatan nasional. Ketiganya
akan dilakukan dengan menerapkan pendekatan continuum of care dan
intervensi berbasis risiko (health risk).
Paradigma sehat menyasar pada penentu kebijakan pada lintas sector,
untuk memperhatikan dampak kesehatan dari kebijakan yang diambil baik
dihulu maupun dihilir, tenaga kesehatan yang mengupayakan agar orang
sehat tetap sehat atau tidak menjadi sakit orang sakit menjadi sehat dan
orang sakit tidak menjadi lebih sakit, institusi kesehatan yang diharapkan
penerapan standar mutu dan standar tarif dalam pelayanan kepada
masyarakat serta masyarakat, yang merasa kesehatan adalah harta berharga
yang harus dijaga.
Kementerian kesehatan akan melakukan penguatan pelayanan
kesehatan untuk tahun 2015-2019. Penguatan dilakukan meliputi kesiapan
6000 puskesmas di 6 regional, terbentuknya 14 RS Rujukan Nasional,
serta terbentuknya 184 RS Rujukan Regional.
Khusus untuk daerah terpencil dan sangan terpencil, dibangun RS
kelas D Pratama dengan kapasitas 50 tempat tidur untuk lebih
mendekatkan pelayanan kesehatan rujukan. Pada regional papua akan
didirikan 13 rumah sakit pratama. Sementara pada regional sumatera,
jawa, bali-nusa tenggara, Kalimantan, Sulawesi akan didirikan 55 rumah
sakit pratama.
Menkes menjelaskan, kementerian kesehatan telah melakukan
implementasi e-catalogue pada pengadaan obat dan alat kesehatan
dilingkup satuan kerja pemerintah. Hal ini telah dimulai sejak tahun 2013
untuk obat, dan awal tahun 2014 untuk alkes. Ini merupakan wujud nyata

7
tindak lanjut arahan presidn RI agar pengadaan barang/ jasa di lingkup
pemerintah dilakukan secara elektronik.
Kartu Indonesia sehat (KIS)
KIS yang dilunvurkan tanggal 3 November 2014 merupakan wujud
program Indonesia sehat dibawah pemerintahan presiden Jokowi. Program
ini menjamin dan memastikan masyarakat kurang mampu untuk
mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan sepeti yang dilakukan, melalui
jaminan kesehatan nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS
kesehatan. Perluasan cakupan PBI termasuk penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) dan Bayi Baru Lahir dari peserta penerimaan
PBI, serta memnerikan tambahan manfaat berupa layanan preventif,
promotif, dan deteksi dini dilaksanakan lebih intesif dan terintegrasi.
Pertemuan Antar menteri
Dalam mensinergikan program kesehatan dengan program
pembangunan dikementerian lain, menteri kesehatan telah melakukan
beberapa pertemuan dengan menteri cabinet kerja. Pertemun dilakukan
sejak akhir tahun 2014 dan masih berlangsung hingga saat ini.
Tanggal 23 desember 2014 menkes bertemu dengan mendagri. Ini
merupakan peetemuan pertama antar menteri cabinet kerja. Hasil
pertemuan kedua menteri adalah mensosialisasikan JKN melalui asosiasi
kepala daerah, memperkuat pembekalan teamwork nakes yang akan
ditempatkan didaerah untuk meyenyimbangkan pelayanan promotif
preventif dan kuratif-rehabilitatif, memperbanyak puskesmas bergerak
untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil, prioritas pembangunan
puskesmas di 50 wilayah, membuat surat edaran kepada kepala daerah
untuk mendukung peraturan pemerintah terkait standar pelayanan mutu
(SPM) bidang kesehatan, dan integrasi data administrasi kependudukan.
Tanggal 31 desember 2014 menkes bertemu dengan menkominfo.
Hasil pertemuan menyepakati penguatan SPGDT dengan layanan satu
nomor panggil -119 serta pelaksanaan assessment oleh kemenkominfo
terhadap berbagai aplikasi yang ada di kemenkes.

8
Pada tanggal 2 januari 2015 menkes melakukan rapat koordinasi
dengan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi.
Hasil pertemuan adalah menyiapkan infrakstruktur pendukung (bangunan
fisik, jalan, air bersih, sarasa komunikasi), sistem keamanan secara khusus
untuk wilayah perbatasan terkait dengan pergerakan manusia, hewan,
barang, penyakit, dan khusus untuk wilayah transmigrasi baru
mempertimbangkan juga bidang usaha kecil yang termanin dan sehat.
Tanggal 5 januari 2015, menkes bertemu dengan menteri perdangan
hasil pertemuan adalah mempromosikan jamu sebagai warisan budaya
Indonesia baik didalam negeri maupun luar negeri, mendukung
perlindungan masyarakat untuk produk makanan import, mendukung
pengaturan bahan berbahaya untuk makanan dan minuman, meningkatkan
koordinasi perdagangan barang dan jasa dalam rangka menghadapi
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
Pada tanggal 8 januari 2015 menkes melakukan rapat koordinasi
dengan menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat, dengan hasil yaitu
membangun akses masyarakat ke fasilitas pelayanan kesehatan primer,
meningkatkan pembangunan saranan air bersih dan sanitasi untuk
masyarakat, membangun perumahan untuk tenaga kesehatan,
mengintegrasikan pembangunan kawasan kumuh dengan program
kesehatan (Air bersih, STBM, dan PHBS), dan target kolaborasi
dilkasanakan dalam 5 tahun kedepan.
Tanggal 27 januari 2015 menkes bertemu dengan menteri pendidikan
dan kebudayaan. Adapun hasil pertemuan adalah menyusun materi PHBS
untuk guru sebagai agent of change, merevitalisasi usaha kesehatan
sekolah (UKS), menghdupkan kembali program pemberian makanan
tambahan anak sekolah (PMT-AS) melaui gerakan sarapan pagi,
membangun paket kegiatan rutin anak sekolah berupa membaca, olahraga,
menyanyikan lagu daerah dan piket mebersihkan lingkungan sekolah, serta
kegiatan akan dimulai dengan ajaran baru 2015/2016, menyusun peraturan
tentang pendirian SMK dan bidang penjurusannya.

9
Nusantara Sehat (NS)
Sebagai bagian dari penguatan pelayanan kesehatan primer untuk
mewujudkan Indonesia sehat kemenkes membentuk program nusantara
sehat (NS). Didalam program ini dilakukan peningkatan jumlah, sebaran,
komposisi dan mutu nakes berbasis pada tim yang memiliki latar belakang
berbeda mulai dari dokter, perawat, dan nakes lainnya (pendekatan yeam
based). Program NS tidak hanya berfokus pada kegiatan kuratif tetapi juga
pada promotif dan prefentif untuk mengamankan kesehatan masyarakat
dan daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan nawa cita
“membangun dari pinggiran”.
D. Pemecahan Masalah Kesehatan Secara Sistematik

Secara nasional harus segera ditingkatkan upaya-uapaya kemandirian


untuk pembuatan obat, vaksin dan alat kesehatan yang memang dapat
diproduksi dalam negeri. Beberapa perusahaan farmasi dalam negeri
bahkan produknya sudah diterima di negara tetangga. Disatu sisi,
pembiayaan BPJS tidak terbatas juga harus dibatasi. Rekomendasi dari
penilaian teknologi kesehatan atau health technology assessment harus
dilaksanakan oleh kementerian kesehatan karena rekomendasi yang
diberikan untuk menekan pembiayaan kesehatan, dan konsep dasar dari
kesehatan adalah mencegah lebih baik daripda mengobati.
E. Puasa dan Olahraga

Kesehatan merupakan salah satu nikmat allah SWT yang wajib kita
syukuri. Kesehatan merupakan mahkota bagi manusia yang mahal
harganya, dengan memilikinya seseorang dapat melaksanakan ibadah dan
amanah yang dipikulkan diatas pundak kita dengan sempurna sebagai
hamba allah dan khalifahnya dimuka bumi (Muchlas Abror, 1994: 7).
Untuk itu, strategi olahraga dan pola makan saat puasa harus dilakukan
dengan bai agar derajat kesehatan selalu tetap terpelihara.
Hal yang paling dikhawatirkan dalam olahraga, apabila dilakukan saat
puasa adalah menurunya cadangan cairan tubuh/dehidrasi. Untuk

10
mengganti cairan tubuh, maka harus menunggu saat berbuka. Akibatnya
bisa jadi tubuh akan kekurangan air. Keadaan ini dapat mengganggu
fungsi organ tubuh yang lain. Oleh karena itu, waktu paling tepat untuk
berolahraga adalah setengah hingga satu jam sebelum berbuka puasa.
Dengan demikian, tak perlu terlalu lama menunggu untuk minum sesuai
kebutuhan. Cairan atau keringat yang dikeluarkan tubuh waktu
berolahraga dapat segera tergantikan. Segera minum setelah berlatih, juga
dapat menurunkan kembali suhu badan yang meningkat akibat panas yang
terjadi ketika berolahraga.
Pada saat sore hari sibuk menyiapkan hidangan buka puasa, waktu
olahraga dapat diundur setelah berbuka. Tunggu dua jam setelah perut
diisi makanan agar organ pencernaan memiliki cukup waktu untuk
mencerna. Jika olahraga dimalam hari jadi pilihan, perlu diingat tubuh
kitapun memerlukan istirahat. Sebaiknya berhenti berolahraga 3 jam
sebelum tidur. Sebab tubuh perlu waktu memulihkan diri agar dapat
melakukan kegiatan sahur esok harinya dengan perubahan pola makan,
yang perlu kita lakukan adalah menyiasatinya sehingga masih tetap
mendukung gaya hidup sehat. Untuk tetap mempertahankan masa otot,
gunakan waktu berbuka puasa untuk mengonsumsi karbohidrat dan protein
dalam jumlah yang tinggi. Hal itu bertujuan untuk memberi makan otot
dan sel-sel tubuh dan mengihndari penurunan otot akibat lapar yang
berlebihan. Kemudian dilanjutkan berolahrga lebih kurang setelah shalat
tarawih setelah latihan masukan protein dan karbohidrat lagi.
Pastikan menu makanan saat sahur telah memenuhi kecukupan gizi.
Komposisi karbohidrat, protein, dan lemak juga harus seimbang, yaitu
15% protein, 20-25% lemak, dan sisanya karbohidrat. Kekurangan protein
dapat menyebabkan banaknya protein tubuh yang dipecah saat olahraga.
Padahal protein ini penting untuk proses metabolism sel-sel otak dan saraf.
Satu jam setelah latihan konsumsi lagi meal yang lebih kurang sama
dengan waktu berbuka puasa.

11
Saat sahur, konsumsilah makanan yang lebih tinggi kadar serat dan
lemaknya. Hal itu untuk menjaga kesehatan dan regularitas pembuangan.
Jangan lupa juga untuk mengonsumsi protein solid, seperti daging, ayam,
dan ikan. Gunakan waktu lebih kurang 30 menit sebelum berbuka puasa
untuk melakukan latihan aerobik ringan, seperti berjalan di treadmill atau
bersepeda dengan kondisi hipoglikemi sehingga tubuh kita dengan mudah
sekali memanfaatkan sel-sel lemak untuk sumber energi. Segera
sesudahnya berbukalah terlebih dulu dengan minumanyang manis.
Menurut riset ilmiah, minuman dingin lebih mudah diserap tubuh daripada
minuman hangat. Kemudian konsumsikan meal berprotein tinggi dengan
komposisi karbohidrat yang tidak terlalu banyak (Yudan R, 2005, Suara
Merdeka).
Keseimbangan adalah kata kunci dari ajaran Islam. Keseimbangan
tersebut meliputi kebutuhan jasmani dan rohani. Dimana olahraga
diperlukan untuk memperkuat badan, dan kebersihan rohani untuk
mengontrol sekaligus mengarahkan jasmani untuk melakukan aktivitas
yang baik juga benar. Jika berat salah satunya dikhawatirkan
keseimbangan terganggu.
Menurut Mahmud (2000: 61-62) bahwa antara hati, jiwa, akal, dan ruh
pengertiannya saling berkorelasi, saling bergantian tempat, dan memiliki
kemiripan satu sama lain dalam berbagai hal. Sedangkan orang yang tidak
mengetahui interelasi dan kemiripan antara keempat hal tadi sering kali
terperosok kedalam kesalahan. Untuk itu, agar tidak terjadi kesalahan
olahraga di bulan ramadhan, maka seseorang harus mengetahui metode
yang akan digunakannya. Saat puasa, penentuan intensitas dalam
berolahraga sangat penting. Menurut Djoko P.I (2000: 14)
intensitas adalah kualitas yang menunjukkan berat-ringannya latihan.
Olahraga di bulan ramadhan dapat dilakukan dengan intensitas 40%
hingga 50% lebih sedikit dari zona latihan yang biasa dilakukan. Contoh:
apabila biasa lari lima kali seminggu selama satu jam, maka saat puasa
cukup lakukan jalan cepat tiga kali seminggu, masing-masing 30 menit.

12
Setiap berolahraga di bulan ramadhan juga jangan lupa melakukan
pemanasan dan pendinginan. Lakukan gerakangerakan peregangan
(stretching), dengan tujuan dapat terhindar dari cedera atau nyeri otot
setelah melakukan olahraga
(http://jadilangsing.com/exercise/exercise_detail). Seorang yang sedang
berpuasa apabila memungkinkan dapat melakukan sedikit olahraga di
rumah dengan beban tubuh sendiri (latihan kalistenik). Hal itu untuk
merangsang otot agar tetap digunakan. Penggunaan otot secara sederhana
ini bisa membantu mencegah de-training yang sangat cepat menyebabkan
katabolik.
Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk
beristirahat setelah bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus
beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya, sekaligus memberi
kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga
dapat menutup rapat. Proses penyerapan makanan juga berhenti sehingga
asam amoniak, glukosa dan garam tidak masuk ke usus. Dengan demikian
sel-sel usus tidak mampu lagi membuat komposisi glikogen, protein dan
kolesterol. Disamping dari segi makanan, dari segi gerak (olah raga),
dalam bulan puasa banyak sekali gerakan yang dilakukan terutama lewat
pergi ibadah (http://www.scribd.com/doc).
Olahraga selama puasa jangan dilakukan terlalu berat. Sebab akan
menguras tenaga, kekurangan cairan atau dehidrasi, apalagi jika tinggal
daerah iklim panas. Cukup olah raga ringanbseperti senam ringan, jalan
dan jogging selama 20 s/d 30 menit. Waktu pelaksanaan olahraga:
1) Saat menjelang buka puasa, jika haus atau lemas karena kurangnya
kadar gula dalam darah hanya berlangsung beberapa saat saja. Waktu
berbuka dapat segera diatasi dengan minum minuman manis. Berbeda jika
olahraga yang dilakukan pagi atau siang hari. Jika terjadi haus atau lemas
tentu akan menimbulkan masalah, karena waktu berbuka puasa masih
lama.
2) Usai salat tarawih

13
3) Menjelang sahur.
Apabila olahraga menjelang berbuka puasa tentu harus menyesuaikan
dengan kondisi tubuh. Jika rasa lemas dan haus cukup mengganggu, ini
merupakan bahasa tubuh ataugejala kita kekurangan cairan dan gula darah.
Maka sebaiknya olahraga tidak dilakukan.
Untuk olahraga lain, bisa menggunakan sepeda, spinning atau jalan
pakaitreadmil. Olahraga seperti jalan sehat atau jalan cepat juga bisa
menjadi pilihan. Olahraga kardio tersebut justru dianjurkan sebelum
berbuka puasa. Latihan pembakaran yang berfungsi untuk kardiovaskular
tersebut bermanfaat saat perut kosong. Satu atau setengah jam sebelum
berbuka, latihan kardio bisa membakar lemak untuk dipergunakan sebagai
energi. Menurut personal trainer profesional Jefry Sihite, latihan seperti,
yoga, pilates, body balance, lebih tepat dilakukan saat berpuasa. Selain
intensitas rendah, latihan tersebut juga memiliki manfaat bagi pikiran dan
jiwa. (http://rumahdiabetes.com/2007)

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan


(promotif, prefentif, kuratif, dan rehabilitative) yang menitik beratkan
pada uapaya untuk menitik beratkan prilaku hidup sehat.
Pendidkan kesehatan merupakan bagian dari promosi kesehatan, yaitu
suatu proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatanya dan tidak hanya mengaitkan
diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan praktek kesehatan saja,
tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki lingkungan (baik fisik
maupun non fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka (Notoatmodjo, 2007).
Ada beberapa tujuan mengapa pendidikan kesehatan itu perlu diberikan.
Antara lain tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat, dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan
lingkungan sehat, serta peran aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.
Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan social sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

15
Dan sosial, dan yang lebih penting adalah menjadi manusia yang produktif
secara ekonomi maupun sosial.
B. SARAN

Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang harus
kami perbaiki. hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/146099-ID-pendidikan-kesehatan-
dan-aplikasinya-di.pdfhttp://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/
123456789/2770/BAB%20II.pdf?sequence=
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20150203/2611892/program-
indonesia-sehat-untuk-atasi-masalah-kesehatan/
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132308484/penelitian/
Yudik_Medikora_April_2009_Pengaruh_Olahraga_di_Bulan_Puasa.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai