Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PRINSIP PRINSIP KESEHATAN

Disusun Oleh:

Athaayaa Nasywa Helyandri ( 2202126)

Putri Febriana (2202104 )

Diva Harmaini Putri ( 2202134)

Guswahyuni (2202137)

Shindya Fransiska (2202151 )

Yazinta Putri Andini (2202157)

Dosen Pembimbing: Ns. Dwi Christina Rahayuningrum, M.Kep

S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SYEDZA SAINTIKA PADANG

TP 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat


d a n karuniaNya sehingga makalah ini telah terselesaikan.Penulis sadar bahwa
terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu, Kepada berbagai pihak yang telah membantu terselesainya
makalah ini penulis mengucapkan terima kasih.Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun tetap penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Amin

Padang, 9 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………

A. Latar
Belakang………………………………………………………………….
B. Rumusan
Masalah………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………
………..

BAB II PEMBAHAN ………………………………………………………………..

1. Pengertian prinsip kesehatan …………………………………………………


2. Peranan pendidikan kesehatan………………………………………………….
3. Konsep pendidikan kesehatan …………………………………………….
4. Proses pendidikan kesehatan ………………………………………………..
5. Tempat pelaksanan penkes…………………………………………………
6. Aspek sosial budaya dalam penkes.…………………………………

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………………………..
B. Saran……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena
tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam
melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23
tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan menurut
organisasi kesehatan dunia (WHO) yang paling baru yaitu bahwa kesehatan
merupakan keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial, dan tidak
hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pada dasarnya kesehatan mencakup tiga
aspek yaitu fisik, mental, dan sosial, tetapi menurut undang-undang No.
23/1992, kesehatan mencakup empat aspek yaitu fisik, mental, sosial, dan
ekonomi (Notoatmodjo, 2007:3). Jadi Kesehatan merupakan suatu gejala di
mana kondisi tubuh maupun jiwa dalam kondisi yang produktif baik dari segi
fisik, mental, sosial maupun ekonomi, di mana kesehatan suatu kondisi tubuh
yang sangat penting dalam menjalani aktifitas dalam kehidupan sehari-hari,
tanpa kesehatan akan menghambat aktifitas dalam kehidupan baik rohani
maupun jasmani. Kesehatan tubuh sangat berperan penting dalam menjalani
aktifitas-aktifitas baik dari segi fisik atau pikiran di mana kesehatan
merupakan modal utama dalam melakukan aktifitas dalam menjalani
kehidupan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip pendidikan kesehatan?


2. Apa saja peranan dari pendidikan kesehatan?
3. Bagaimana konsep pendidikan kesehatan?
4. Apa saja proses pendidikan kesehatan ?
5. Bagaimana tempatpelaksanaan pendidikan kesehatan?
6. Apa saja aspek sosial budaya dalam pendidikan kesehatan?

C.Tujuan

1. Untuk menegetahui defenisi prinsip pendidikan kesehatan


2. Untuk mengetahui peranan dari pendidikan kesehatan
3. Untuk mengetahui pentingnya konsep pendidikan kesehatan
4. Untuk mengetahui proses pendidiika kesehatan
5. Untuk mengetahui tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan
6. Untuk mengetahui aspek social budaya dalam pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Prinsip pendidikan kesehatan

Masyarakat pada umumnya memandang pendidikan kesehatan hanya berupa


kebiasaan makan yang sehat, olahraga teratur, perilaku hygiene yang bersih dan sehat
serta kewaspadaan terhadap zat berbahaya seperti obat terlarang, rokok dan alkohol.
Selain itu, masyarakat juga mengkaitkan pendidikan kesehatan di sekolah dengan
dengan keberadaan perawat sekolah, UKS dan puskesmas Anggapan masyarakat
tersebut perlu diluruskan. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu
kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut,
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik. Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat
berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan
tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan perilaku sasaran. Pendidikan
kesehatan bukan hanya mencakup pengetahuan kesehatan yang penting dan gangguan
kesehatan, Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan, yaitu memiliki
pengetahuan tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip
hidup sehat, memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan
kesehatan, memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup sehat,
peserta didik tumbuh kembang secara harmonis, menerapkan prinsip-prinsip
pencegahan penyakit, memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar,
memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal (European Network of
Health Promoting Schools dikutip dalam Thurston, 2006).

Adapun prinsip pendidikan kesehatan antara lain:

1) Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan


pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan
sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan,
2) Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada
orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri,
3) Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah
lakunya sendiri, dan
4) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Denman, 2002).

Urgensi Pendidikan Kesehatan di Sekolah Jika ditanya, hampir semua guru pasti
menyadari bahwa pendidikan kesehatan adalah hal yang baik untuk diajarkan (HEA,
1993). Apalagi dalam kurun waktu belakangan ini, perkembangan teknologi
informasi yang sedemikian pesat menyebabkan guru di sekolah menghadapi
tantangan perilaku kesehatan siswa yang berbahaya seperti rokok, alkohol dan
zat/minuman memabukkan lainnya, NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif
lainnya) serta perilaku seks yang tidak sehat, mengembangkan suatu model
pendidikan kesehatan yang up to date dengan perkembangan globalisasi budaya
melalui media teknologi informasi. Mereka memahami bahwa tantangan kesehatan
bukan lagi masalah higienitas, sanitasi lingkungan atau kebiasaan makan. Perhatian
akan perlunya pendidikan kesehatan yang terstruktur di sekolah juga dating dari
orang tua yang khawatir dengan komunitas pergaulan anak yang dibayang-bayangi
pengaruh buruk rokok, alkohol, NAPZA dan pornografi. Kebanyakan orang tua di
Inggris Raya menginginkan informasi yang berkaitan dengan program pendidikan
kesehatan yang dilaksanakan di sekolah serta antusias untuk berpartisipasi dalam
penyusunan program termasuk memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan anak
mereka (Coggans and McKellar, 2000).

Siswa di Inggris Raya melaporkan bahwa melalui pendidikan kesehatan di sekolah,


mereka bukan hanya mendapatkan bekal pengetahuan untuk berperilaku sehat namun
mereka merasakan peningkatkan kepedulian, toleransi dan pemikiran yang berkaitan
dengan isu-isu kesehatan global, serta keterampilan personal dan interpersonal
(Coggans and McKellar, 2000).

2. peranan pendidikan kesehatan

A. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan


Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh instansi baik
pemerintah, swasta, maupun LSM. Banyak pula proyek pengadaan sarana
sanitasi lingkungan dibangun untu masyarakat. Namun, karena perilaku
masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut kurang atau tidak
dimanfaatkan dan dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi
lingkungan tersbut dimanfaatkan dan dipelihara secara optimal maka perlu
adanya pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Demikian pula dengan
lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah social banyak warga
masyarakat yang menderita stress dan gangguan jiwa. Oleh karena itu baik
dalam memperbaiki masalah social maupun menangani akibat masalah social
diperlukan pendidikan kesehatan.
B. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku
Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan
perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan
kesehatn berupaya agar masyarakat menyadarai atau mengetahui bagaimana
cara memelihara kesehatan mereka, bagaimana menghindari atau mencegah
hal-hal yang merugikan kesehatan bilamana sakit dan kesehatan orang lain,
kemana seharusnya mencari kesehatan bilamana sakit dan sebaginya.
Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran/pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan atau disebut “melek kesehatan” (healthy
literacy). Pendidikan kesehatan juga penting untuk mencapai perilaku
kesehatan (healthy behavior). Jadi kesehatan bukan hanya disadari dan
disikapi melainkan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
C. Peran pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam
hal ini Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan
masyarakat dalam bentuk pusat pelayanan kesehatan (puskesmas). Namun,
pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat belum optimal atau masih rendah
(35% masyarakat yang menggunakan puskesmas).
D. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas
Orangtua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam
mewariskan status kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat
dan gizinya baik akan mewariskan kesehatan yang baik pula pada anaknya.
Sebaliknya, kesehatan orang tua khususnya kesehatn ibu yang rendah dan
kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya. Oleh
karena itu, pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok ini, agar
masyarakat atau orang tua menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat
mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan mereka.

3. konsep pendidikan kesehatan

 KONSEP HIDUP SEHAT


Sehat merupakan impian semua orang, baik itu anak- anak, remaja, dewasa
bahkan usia lanjut. Kesehatan yang baik menjadi prioritas utama setiap orang,
dapat dikatakan bahwa sehat merupakan kebutuhan hidup seseorang.
Seseorang yang sedang tidak sehat atau sakit akan mengakibatkan rutinitas
menjadi terganggu, aktifitas yang akan dilakukan menjadi tertunda bahkan
sampai tidak terlaksana. Pentinganya menjaga tubuh untuk tetap sehat perlu
memahami bagaimana konsep hidup sehat yang sebenarnya sehingga
terhindar dari berbagai penyakit.
Pendidikan kesehatan merupakan bentuk tindakan mandiri keperawatan untuk
membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang
didalamnya perawat sebagai perawat pendidik sesuai dengan tugas seorang
perawat.

4. Proses pendidikan kesehatan

Pokok dari pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Kegiatan belajar terdapat tiga
persalan pokok, yakni :
A. Persoalan masukan (input)
Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran
belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok atau masyarakat yang sedang
belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya.
B. Persoalan proses
Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan
kemampuan (prilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Di dalam proses ini
terjadi pengaruh timbale balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek
belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator) metode dan teknik belajar, alat
bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari.
C. Keluaran (output)
Keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan
atau perubahan perilaku dari subjek belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini ke dalam 4 kelompok
besar, yakni : Faktor materi (bahan mengajar), lingkungan, instrumental, dan
subjek belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware)
seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga, dan perangkat lunak
(software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya
5. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat sehingga dengan
sendirinya sasarannya juga berbeda. Misalnya:
Menurut Mubarak (2011) ruang lingkup pendidikan kesehatan yaitu:

 Pendidikan Kesehatan di Keluarga


 Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran
guru dan murid, yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam upaya
kesehatan sekolah (UKS)
 Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di pusat
kesehatan masyarakat, balai kesehatan, rumah sakit umum maupun
khusus dengan sasaran pasien dan keluarga pasien
 Pendidikan kesehatan di tempat – tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan
 Pendidikan Kesehatan di tempat umum ,misalnya
pasar,terminal,bandar udara,tempat-
 tempat pembelanjaan,tempat tempat olah raga,taman kota ,WC dsb
6. Aspek sosial budaya dalam pendidikan kesehatan
A. Persepsi masyarakat terhadap sehat dan sakit masyarakat mempunyai batasan
sehat atau sakit yang berbeda dengan konsep sehat dan sakit versi sistem
medis modern (penyakit disebabkan oleh makhluk halus, guna-guna, dan dosa
B. Kepercayaan
Kepercayaan dalam masyarakat sangat dipengaruhi tingkah laku kesehatan,
beberapa pandangan yang berasal dari agama tertentu kadang-kadang
memberi pengaruh negatif terhadap program kesehatan. Sifat fatalistik atau
Fatalisme adalah ajaran atau paham bahwa manusia dikuasai oleh nasib.
Seperti contoh, orang-orang Islam di pedesaan menganggap bahwa penyakit
adalah cobaan dari Tuhan, dan kematian adalah kehendak Allah. Jadi, sulit
menyadarkan masyarakat untuk melakukan pengobatan saat sakit.
PendidikanMasih banyaknya penduduk yang berpendidikan rendah, petunjuk-
petunjuk kesehatan sering sulit ditangkap apabila cara menyampaikannya
tidak disesuaikan dengan tingkat pendidikan khayalaknya.
C. Nilai Kebudayaan
Masyarakat Indonesia terdiri dari macam-macam suku bangsa yang
mempunyai perbedaan dalam memberikan nilai pada satu obyek tertentu.
Nilai kebudayaan ini memberikan arti dan arah pada cara hidup, persepsi
masyarakat terhadap kebutuhan dan pilihan mereka untuk bertindak
Contoh : Wanita sehabis melahirkan tidak boleh memakan ikan karena ASI
akan menjadi amis -Di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru.
Penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.
Penderita hanya terbatas pada anak-anak dan wanita. Setelah dilakukan
penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tradisi kanib
D. Etnosentris
merupakan sikap atau pandangan yg berpangkal pada masyarakat dan
kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yg
meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. Seperti contoh, Seorang
perawat/dokter menganggap dirinya yang paling tahu tentang kesehatan,
sehingga merasa dirinya berperilaku bersih dan sehat sedangkan masyarakat
tidak. Selain itu, budaya yang diajarkan sejak awal seperti budaya hidup
bersih sebaiknya mulai diajarkan sejak awal atau anak-anak karena nantinya
akan menjadi nilai dan norma dalam masyarakat.
E. Norma
merupakan aturan atau ketentuan yg mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yg
sesuai dan diterima oleh masyarakat. Terjadi perbedaan norma (sebagai
standar untuk menilai perilaku) antara satu kebudayaan dengan kebudayaan
yang lain. Masyarakat menetapkan perilaku yang normaL (normatif) serta
perilaku yang tidak normatif.
Contohnya: Bila wanita sedang sakit, harus diperiksa oleh dokter wanita dan
masyarakat memandang lebih bergengsi beras putih daipada beras merah,
padahal mereka mengetahui bahwa vitamin B1 lebih tinggi diberas merah
daripada diberas putih.
F. Inovasi Kesehatan
Tidak ada kehidupan sosial masyarakat tanpa perubahan, dan sesuatu
perubahan selalu dinamis. artinya setiap perubahan akan diikuti perubahan
kedua, ketiga dan seterusnya

Seorang petugas kesehatan jika akan melakukan perubahan perilaku kesehatan harus
mampu menjadi contoh dalam perilakukanya sehari-hari. Ada anggapan bahwa
petugas kesehatan merupakan contoh rujukan perilaku hidup bersih sehat, bahkan
diyakini bahwa perilaku kesehatan yang baik adalah kepunyaan/ hanya petugas
kesehatan yang benar.

Aspek Sosial yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan


1. Penghasilan (income). Masyarakat yang berpenghasilan rendah menunjukkan
angka kesakitan yang lebih tinggi, angka kematian bayi dan kekurangan gizi.
2. jenis kelamin (sex). Wanita cenderung lebih sering memeriksakan kesehatan
ke dokter dari pada laki-laki.
3. Jenis pekerjaan yang berpengaruh besar terhadap jenis penyakit yang diderita
pekerja.
4. Self Concept, menurut Merriam- Webster adalah : “the mental image one has
of oneselfyaitu gambaran mental yang dipunyai seseorang tentang dirinya.
Self concept ditentukan oleh tingkat kepuasan atau ketidakpuasan yang kita
rasakan terhadap diri kita sendiri. Self concept adalah faktor yang penting
dalam kesehatan, karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan perilaku
petugas kesehatan.
5. Image Kelompok. Imageseorang individu sangat dipengaruhi oleh image
kelompok. Perilaku anak cenderung merefleksikan dari kondisi keluarganya.
6. Identitas Individu pada Kelompok. Identifikasi individu kepada kelompok
kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan
kepuasan dalam pekerjaan mereka. Inovasi akan berhasil bila kebutuhan sosial
masyarakat diperhatikan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri
untuk membantu klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya
perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga
perilaku individu kelompok atau masyarakat sesuai dengan nila-nilai kesehatan
Konsep pendidikan kesehatan adalah proses belajar pada individu, kelompok atau
masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak
mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu dan lain
sebagainya.
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah bahwa pendidikan kesehatan itu
perlu untuk diteapkan dalam masyarakat Indonesia. Dengan adanya
pendidikan kesehatan masyarakat Indonesia dapat bertindak sesuai dengan
ketentuan dalam kesehatan sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit-
penyakit yang membahayakan diri sendiri.
Meskipun hasilnya akan terlihat dalam beberapa tahun kedepan, namun
pendidikan ini baik adanya untuk membantu masyarakat Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Simamora. (2009). Buku Ajar Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmojo, S. (2012). Promosi Kesehatn dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta:Rineka Cipta.

Undang Undang Republik Indonesia No 36 Tahun 2014 Tentang


Keperawatan. Jakarta : Laksana.

Lia rosa veronika sinaga dkk.(2021). Pendidikan Kesehatan dan ilmu prilaku
Yayasan kita menulis

Hasnidar et at.(2020). Ilmu kesehtan masyarakat Yayasan kita.menulis.

Irwan.(2020).” Ilmu Kesehatan masyarakat “ Yogyakarta :cv.absolut media

Kholid A.(2018).promosi Kesehatan dengan pendekatan teori


prilaku,media ,dan aplikasinya ,Raja grofindo persada.

Notoadmojo, S. (2010). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta Rinneka Cipta.

Susilo, R. (2011). Pendidikan Kesehatan Dalam Keperawatan. Penerbit ;


Muha Medika.

Anda mungkin juga menyukai