Anda di halaman 1dari 19

Dosen Pengampuh : Harni, SST., M.Tr.

Keb
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat

MAKALAH

KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT

Disusun Oleh Kelompok I

Astianta Anabela Gaharpun : Nim PBD21249

Devi Nur Alparida : Nim PBD21229

Rezha Pajeriah : Nim PBD21240

Wa Ode Alna : Nim PBD21246

PROGRAM STUDI S1-KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PELITA IBU

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah yang berjudul “Konsep dasar kesehatan
masyarakat”

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya para
mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 08 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………… i
B. Rumusan Masalah…………………………………………………..…….… ii
C. Tujuan………………………………………………………………………. iii

BAB II PEMBAHASAN

A. konsep dasar ilmu kesehatan masyarakat………………………………….. 4


B. Tujuan Ilmu Kesehatan Masyarakat……………………………………….. 5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat……… 6
D. Konsep Pencegahan Penyakit………………………………………………. 7
E. Sasaran kesehatan masyarakat……………………………………………… 8

BAB II PENUTUP

A. KESIMPULAN……………………………………………………………. 9
B. SARAN…………………………………………………………………….. 10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan
juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang, pangan, dan
papan. Dengan berkembang nya pelayanan kesehatan saat sekarang ini, memahami etika
kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat. Memahami etika kesehatan
merupakan tuntutan yang dipandang semakin perlu, karena etika kesehatan membahas
tentang tata susila dokter dalam menjalankan profesi, khususnya yang berkaitan dengan
pasien.
Masyarakat merupakan salah satu unsur utama dalam berdirinya suatu negara.
Negara yang makmur, merupakan tanda bahwa negara tersebut memiliki masyarakat
yang juga makmur. Kemakmuran ini didukung oleh banyak faktor. Salah satunya adalah
kesehatan lingkungan masyarakat dan keselamatan kerja di suatu negara tersebut.
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka
pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal
diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk
kepentingan pendidikan dan pelatihan serta -penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan
Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang
kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan
pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai
(Dinas Kesehatan, 2020).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar ilmu kesehatan masyarakat?
2. Apa yang dimaksud dengan Tujuan Ilmu Kesehatan Masyarakat?
3. Apa yang dimaksud dengan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Masyarakat?
4. Apa yang dimaksud dengan Konsep Pencegahan Penyakit?
5. Apa yang dimaksud dengan Sasaran kesehatan masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar ilmu kesehatan masyarakat?
2. Untuk mengetahui Tujuan Ilmu Kesehatan Masyarakat?
3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Masyarakat?
4. Untuk mengetahui Konsep Pencegahan Penyakit?
5. Untuk mengetahui Sasaran kesehatan masyarakat?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat

Ilmu kesehatan masyarakat merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang
kesehatan dalam suatu komunitas. Ilmu kesehatan masyarakat berfokus pada pencegahan
(preventif). Kesehatan masyarakat terdiri dari 2 kata dasar yakni sehat dan masyarakat.
Sehat berdasarkan definisi WHO (2020) adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara
fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi
sehat terus mengalami perubahan dari tahun ke tahun.

1. Undang-undang No.9 Tahun 1960, Sehat diartikan sebagai kondisi pada seseorang yang
memungkinkan bagi pihak bersangkutan untuk memenuhi tugas peri-kehidupannya di
tengahtengah masyarakat tanpa merasa cemas di dalam memelihara dan memajukan
dirinya sendiri maupun keluarganya sehari-hari.

2. Undang-undang RI No. 23 tahun 1992 pasal 1 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomi.

3. Undang-undang Kesehatan No.36 tahun 2009 Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Perkembangan definisi kesehatan dari tahun ke tahun semakin meluas seiring


bertambahnya indikator seseorang untuk dikatakan sehat. Ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam menetukan seseorang tergolong sehata atau tidak. Aspek-aspek yang
ditinjau adalah:

a. Fisik (Tubuh)
b. Mental (tentang kejiwaan seseorang)
c. Spiritual (tentang hubungan manusia dengan penciptanya atau kepercayaanya,
tercerimin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, atau
penyembahan terhadap pencinta alam dan seisinya yang dapat dilihat dari praktek
keagamaan dan kepercayaannya serta perbuatan baik yang sesuai dengan norma-
norma masyarakat)
d. Sosial (tentang interaksi manusia yang satu dengan manusia lainnya)
6. Produktif social dan ekonomis (mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara
ekonomi. Untuk anak dan remaja ataupun bagi yang sudah tidak bekerja maka sehat
dari aspek produktif secara ekonomis adalah kemampuan seseorang untuk berlaku
produktif secara sosial.
Masyarakat menurut batasan bebas adalah setiap kelompok manusia yang telah
cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya
dan berfikir tentang dirinya sebagai suatu kesatuan sosial dengan batasan-batasan
tertentu. Sedangkan menurut Linton, keluarga adalah satu bentuk masyarakat yang
terkecil. Kumpulan dari keluarga-keluarga menentukan gambaran keadaan masyarakat
yang lebih besar dan untuk mempelajari keadaan masyarakat, kita harus mempelajari
tentang kehidupan manusia seperti; sosiologi, anthropologi, ekologi, psikologi, ekonomi
dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Dari gabungan definisi ini dapat dikatakan bahwa
kesehatan masyarakat itu merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang terdiri dari
berbagai disiplin ilmu untuk menjelaskan fenomena-fenomena kesehatan yang terjadi di
masyarakat.

Salah satu tokoh bernama Charles Edward Amory Winslow (2020) telah memberikan
batasan yang kompeherensif tentang kesehatan masyarakat. Sekarang ini, Winslow
dikenal sebagai Bapak kesehatan masyarakat. Winslow merupakan seorang ahli
kesehatan masyarakat dan seorang ahli bakteriologi.

Adapun definisi Winslow tentang kesehatan masyarakat yaitu: Kesehatan masyarakat


adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan
kesehatan melalui “Usaha-usaha Pengorganisasian Masyarakat” untuk

1. Perbaikan sanitasi lingkungan

2. Pemberantasan penyakit-penyakit menular

3. Pendidikan untuk kebersihan perorangan

4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini


dan pengobatan.

5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan


hidup yang layak dalam memelihara kesehatannya.

Awalnya kesehatan masyarakat diartikan sebagai upaya untuk mengatasi masalah


yang mengganggu kesehatan terkait lingkungan bahkan hanya berfokus pada program
sanitasi saja. Diakhir abad ke 18, kegiatan kesehatan masyarakat mulai berkembang,
upaya pencegahan penyakit tidak hanya melalui upaya perbaikan sanitasi tetapi juga
melalui kegiatan imunisasi. Imunisasi merupakan Imunisasi adalah suatu proses untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan cara memasukkan vaksin, yakni virus atau
bakteri yang sudah dilemahkan, dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri (virus) tersebut
telah dimodifikasi.

Kegiatan imunisasi berkembang setelah ditemukannya vaksin. Batasan Kesehatan


masyarakat pun berkembang di awal abad ke 19 yang merupakan integrasi antara ilmu
sanitasi dengan ilmu kedokteran. Dan ditahun 1920, kesehatan masyarakat diartikan
sebagai Ilmu dan Seni: mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan
kesehatan, melalui “Usaha-usaha pengorganisasian masyarakat yang dicetuskan oleh
Winslow.

Dari definisi Winslow tersebut, kesehatan masyarakat tidak hanya sebagai ilmu
tetapi juga suatu seni. Ilmu Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori
(ilmu) dan Praktek (seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang
hidup, dan meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat).

B. Tujuan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Tujuan semua usaha kesehatan masyarakat baik dalam bidang preventif, kuratif
maupun rehabilitasi ialah agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun sosialnya.

Tujuan kesehatan masyarakat terjabarkan dalam 2 kategori yakni tujuan umum


dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dan tujuan khusus kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut:

1. Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh
dalam memelihara kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan secara mandiri.

2. Khusus

a. Meningkatkan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam pemahaman


tentang pengertian sehat sakit.

b. Meningkatkan kemampuan individu, keluarga kelompok dan masyarakat dalam


mengatasi masalah kesehatan.

c. Tertangani/terlayani kelompok keluarga rawan, kelompok khusus dan kasus yang


memerlukan penanganan tindak lanjut dan pelayanan kesehatan.

Menurut WHO (World Health Organisation), tujuan kesehatan masyarakat adalah


melindungi dan meningkatkan kesehatan penduduk dengan menggunakan tiga cara utama
yakni:

1. Melindungi penduduk dari ancaman kesehatan (health protection)

2. Pencegahan kejadian penyakit (disease prevention)

3. Peningkatan derajat kesehatan penduduk (health promotion)

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat


Hendrik L Blum mengatakan bahwa ada empat faktar yang mempengaruhi status
kesehatan masyarakat, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
Lingkungan mempunyai pengaruhi peranan yang besar di ikuti perilaku, fasilitas
kesehatan dan keturunan. Lingkungan sangat berfariasi umumnya di golongkan tiga
kategori, yaitu: yang berhubungan dengan aspek fisik misalnya: sampah, air udara, tanah,
iklim, perumaan dan sebagainya.Perilaku merupakan faktor kedua mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat, karena sehat tidaknya lingkungan individu, keluarga dan
masyarakat sangat tergantung pada prilaku manusia itu sendiri, selain itu juga
dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan, sosial ekonom dan
prilaku-prilaku lain yang melekat pada dirinya.

Pelayanan kesehatan merupakan faktor ke tiga yang mempengaruhi kesehatan


masyarakat, karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan
pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta
kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas
sangat di pengaruhi oleh lokasi, apakah dapat di jangkau masyarakat atau tidak. Faktor
keturunan merupakan faktor yang telah ada dalam tubuh manusia yang di bawa sejak
lahir, misalnya dalam penyakit keturunan diabetes militus, asma bronkial dan sebagainya
(Nasrul, 1998).

1. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseorang terhadap rangsangan yang
berkaitan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan.
Menurut Notoatmodjo dalam Dwi (2021), rangsangan yang terkait dengan perilaku
kesehatan terdiri dari 4 unsur, yaitu: sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan lingkungan.
Menurut Nasrul (2021) perilaku kesehatan terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan
tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan
tingkat pencegahan penyakit, yaitu:
a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior)
Contoh: Ibu-ibu memasak makanan yang bervitamin dan bergizi untuk keluarga.
b. Perilaku pencegahan penyakit (healt prevention behavior) Contoh: Melaksanakan 3 M
(menimbun, menanam, ,menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah
c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior) Contoh: Berobat ke
puskesmas, rumah sakit, dan dokter praktik
d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior) Contoh: Seorang
penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan mengandung lemak

2. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya statu
kesehatan yang optimum pula (Notoatmodjo dalam Ricky, 2020). Sedangkan kesehatan
lingkungan menurut WHO adalah ilmu dan keterampilan yang memusatkan perhatiannya
pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang
diperkirakan menimbulkan/akan menimbulkan hal-hal yang merugikan perkembangan
fisiknya, kesehatannya maupun kelangsungan hidupnya.
Kesehatan lingkungan mencakup aspek yang sangat luas yang meliputi hampir
seluruh aspek kehidupan manusia. Pentingnya lingkungan yang sehat akan
mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Ruang lingkup kesehatan lingkungan
meliputi (Ricky, 2020):
a. Masalahperumahan Rumah bagi manusia mempunyai arti, yaitu: Sebagai tempat
untuk melepaskanlelah, beristirahat setelah penat melaksanakan kewajiban
seharihari Sebagai tempatuntuk melindungi diri dari bahaya yang datang
mengancam.
b. Pembuangan kotoran manusia (tinja) Yang dimaksud kotoran manusia adalah
semua benda atau zat yang tidak dipakailagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan
dari dalam tubuh.
c. Penyediaan air bersih Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan
yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat,
yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya
yang berhubungandengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau
taraf/kualitashidupmasyarakat
3. Pelayanan Kesehatan

Sesorang apabila menderita penyakit atau mersakan suatu kelainan pada bagian
tubuhnya akan berusaha dan bertindak untuk mngetahui penyebabnya dan upaya
penyembuhannya. Banyak upaya untuk melakukannya, antara lain dengan cara mencari
pengobatan ke pelayanan kesehatan yang tersedia baik milik pemerinta maupun swasta.
Tindakan percarian pengobatan oleh seseorang erat kaitannya dengan persepsi seseorang
tentang pelayanan kesehatan tersebut. Apabila persepsi seseorang terhadap pelayanan
kesehatan yang ada itu baik maka dia akan memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut
dan dengan segera menkonsultasikan penyakitnya.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang di selenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan,
keluarga, kelompok atau masyarakat.
Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan beraneka ragam karena semua ini di
tentukanoleh:
a. Pengoganisasian pelayanan, yaitu apakah dilakukan sendiri atau bersama-sama
dalamsuatuorganisasi.
b. Ruang lingkup kegiatan, yaitu apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan
kegiatan, peningkatan kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegah penyakit,
pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi dari padanya.
c. Sasaran pelayanan kesehatan, yaitu apakah untuk perseorangan, kelompok ataupun
untuk masyarakat secara keseluruhan (Tri,2020).
Kebutuhan seseorang terhadap pelayanan kesehatan adalah yang obyektif, karena
mrupakan wujud dari masalah-masalah kesehatan yang ada di msyarakat yang tercermin
dari gambaran pola penyakit. Dengan demikian untuk menentukan perkembangan
kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat mengacu pada perkembangan pola
penyakit di masyarakat.
Adapun tuntutan kesehatan adalah suatu yang obyektif, oleh karena itu
pemenuhan terhadap tuntutan kesehatan sedikit pengaruhnya terhadap perubahan derajat
kesehatan, karena sifat yang obyektif, maka tuntutan terhadap kesehatan sangat di
pengaruhi oleh status sosial masyarakat itu sendiri. Untuk dapat menyelenggarakan
kesehatan dengan baik maka banyak hal yang perlu di perhatikan di antaranya adalah
kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, sehingga pelayanan kesehatan secara umum di
pengaruhi oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya
merupakan gambaran dari maslah kesehatan yang di hadapi masyarakat tersebut.

4 Genetika Atau Keturunan


Factor genetic berpengaruh hanya 5 persen terhadap status kesehatan. Genetic
biasanya di kaitkan dengan adanya kemiripan anak-anak dengan orang tuanya dalam hal
bentuk tubuh, proposi tubuh dan percepatan perkembangan. Diamsusikan bahwa selain
aktifitas nyata dari lingkungan yang menentukan pertumbuhan, kemiripan ini
mencerminkan pengaruh gen yang di kontribusi oleh orang tuanya kepada keturunannya
secara biologis.
Faktor ini paling kecil pengaruhnya terhadap kesehatan perorangan atau
masyarakat dibandingkan dengan faktor yang lain. Pengaruhnya pada status kesehatan
perorangan terjadi secara evolutif dan paling sukar di deteksi. Untuk itu perlu dilakukan
konseling genetik. Untuk kepentingan kesehatan masyarakat atau keluarga, faktor genetik
perlu mendapat perhatian dibidang pencegahan penyakit.
Misalnya seorang anak yang lahir dari orangtua penderita diabetas melitus akan
mempunyai resiko lebih tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan
penderita DM. Untuk upaya pencegahan, anak yang lahir dari penderita DM harus diberi
tahu dan selalu mewaspadai faktor genetik yang diwariskan orangtuanya .Olehkarenanya,
ia harus qmengatur dietnya, teratur berolahraga dan upaya pencegahan lainnya sehingga
tidak ada peluang faktor genetiknya berkembang menjadi faktor resiko terjadinya DM
pada dirinya.
Jadi dapat di umpamakan, genetik adalah peluru (bullet) tubuh manusia adalah
pistol (senjata), dan lingkungan/prilakun manusia adalah pelatuknya (trigger). Semakin
besar penduduk yang memiliki resiko penyakit bawaan akan semakin sulit upaya
meningkatkan derajat kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan
yang baik untuk menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah
munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran semakin maju.
Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan untuk meningkatkan upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

D. Konsep Pencegahan Penyakit

Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk


melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan potensial. Pencegahan penyakit adalah
upaya mengekang perkembangan penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan
melindungi tubuh dari berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan

Pencegahan adalah mengambil suatu tindakan yang diambil terlebih dahulu


sebelum kejadian, dengan didasarkan pada data / keterangan yang bersumber dari hasil
analisis epidemiologi atau hasil pengamatan / penelitian epidemiologi (Nasry, 2006).

Pencegahan merupakan komponen yang paling penting dari berbagai aspek


kebijakan publik (sebagai contoh pencegahan kejahatan, pencegahan penyalahgunaan
anak, keselamatan berkendara), banyak juga yang berkontribusi secara langsung maupun
tidak langsung untuk kesehatan.

Konsep pencegahan adalah suatu bentuk upaya sosial untuk promosi, melindungi,
dan mempertahankan kesehatan pada suatu populasi tertentu (National Public Health
Partnership, 2020).

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu


sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, haruslah didasarkan
pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis dari epidemiologi.
Pencegahan penyakit berkembang secara terus menerus dan pencegahan tidak hanya
ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan penyakit non-infeksi, seperti yang
dianjurkan oleh James Lind yaitu makanan sayur dan buah segar untuk mencegah
penyakit scorbut. Bahkan pada saat ini pencegahan dilakukan pada fenomena non-
penyakit seperti pencegahan terhadap ledakan penduduk dengan keluarga berencana.

1. Tujuan Pencegahan Penyakit

Tujuan pencegahan penyakit adalah menghalangi perkembangan penyakit dan


kesakitan sebelum sempat berlanjut. Sehingga diharapkan upaya pencegahan penyakit ini
mampu menyelesaikan masalah kesehatan di masyarakat dan menghasilkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

2. Pencegahan Penyakit Berdasarkan Riwayat Alamiah Penyakit


Salah satu kegunaan pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit adalah untuk
dipakai dalam merumuskan dan melakukan upaya pencegahan. Artinya, dengan
mengetahui perjalanan penyakit dari waktu ke waktu serta perubahan yang terjadi di
setiap masa/fase, dapat dipikirkan upaya-upaya pencegahan apa yang sesuai dan dapat
dilakukan sehingga penyakit itu dapat dihambat perkembangannya sehingga tidak
menjadi lebih berat, bahkan dapat disembuhkan. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan
akan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit itu dari waktu ke waktu, sehingga
upaya pencegahan itu di bagi atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit.

Ada empat tingkat utama dalam pencegahan penyakit, yaitu :

1. Pencegahan tingkat awal (Priemodial Prevention)


a) Pemantapan status kesehatan (underlying condition)
2. Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
a. Promosi kesehatan (health promotion)
b. Pencegahan khusus
3. Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
a. Diagnosis awal dan pengobatan tepat (early diagnosis and prompt
treatment)
b. Pembatasan kecacatan (disability limitation)
4. Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
a. Rehabilitasi (rehabilitation).

Pencegahan tingkat awal dan pertama berhubungan dengan keadaan penyakit


yang masih dalam tahap prepatogenesis, sedangkan pencegahan tingkat kedua dan ketiga
sudah berada dalam keadaan pathogenesis atau penyakit sudah tampak.

4. Tingkat pencegahan penyakit:

a. Pencegahan tingkat Dasar (Primordial Prevention)

Pencegahan tingkat dasar merupakan usaha mencegah terjadinya risiko atau


mempertahankan keadaan risiko rendah dalam masyarakat terhadap penyakit secara
umum. Tujuan primordial prevention ini adalah untuk menghindari terbentuknya pola
hidup social-ekonomi dan cultural yang mendorong peningkatan risiko penyakit .
upaya ini terutama sesuai untuk ditujukan kepada masalah penyakit tidak menular
yang dewasa ini cenderung menunjukan peningkatannya Pencegahan ini meliputi
usaha memelihara dan mempertahankan kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada
dalam masyarakat yang dapat mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit
dengan melestarikan pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau
mengurangi tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit
secara umum. Contohnya seperti memelihara cara makan, kebiasaan berolahraga, dan
kebiasaan lainnya dalam usaha mempertahankan tingkat risiko yang rendah terhadap
berbagai penyakit tidak menular.

Selain itu pencegahan tingkat dasar ini dapat dilakukan dengan usaha mencegah
timbulnya kebiasaan baru dalam masyarakat atau mencegah generasi yang sedang
tumbuh untuk tidak melakukan kebiasaan hidup yang dapat menimbulkan risiko
terhadap berbagai penyakit seperti kebiasaan merokok, minum alkhohol dan
sebagainya. Sasaran pencegahan tingkat dasar ini terutama kelompok masyarakat usia
muda dan remaja dengan tidak mengabaikan orang dewasa dan kelompok manula.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pencegahan awal ini diarahkan kepada
mempertahankan kondisi dasar atau status kesehatan masyarakat yang bersifat positif
yang dapat mengurangi kemungkinan suatu penyakit atau factor risiko dapat
berkembang atau memberikan efek patologis. Factor-faktor itu tampaknya banyak
bersifat social atau berhubungan dengan gaya hidup atau pola makan. Upaya awal
terhadap tingkat pencegahan primordial ini merupakan upaya mempertahankan
kondisi kesehatan yang positif yang dapat melindungi masyarakat dari gangguan
kondisi kesehatan yang sudah baik.

b. Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)


Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang
sehat agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit (Eko budiarto,
2020). Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) dilakukan dengan dua cara :
(1) menjauhkan agen agar tidak dapat kontak atau memapar penjamu, dan
(2) menurunkan kepekaan penjamu. Intervensi ini dilakukan sebelum perubahan
patologis terjadi (fase prepatogenesis).
Jika suatu penyakit lolos dari pencegahan primordial, maka giliran pencegahan
tingkat pertama ini digalakan. Kalau lolos dari upaya maka penyakit itu akan segera dapat
timbul yang secara epidemiologi tercipta sebagai suatu penyakit yang endemis atau yang
lebih berbahaya kalau tumbuldalam bentuk KLB.
Pencegahan tingkat pertama merupakan suatu usaha pencegahan penyakit melalui
usaha-usaha mengatasi atau mengontrol faktor-faktor risiko dengan sasaran utamanya
orang sehat melalui usaha peningkatan derajat kesehatan secara umum (promosi
kesehatan) serta usaha pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. Tujuan pencegahan
tingkat pertama adalah mencegah agar penyakit tidak terjadi dengan mengendalikan
agent dan faktor determinan. Pencegahan tingkat pertama ini didasarkan pada hubungan
interaksi antara pejamu (host), penyebab (agent atau pemapar), lingkungan
(environtment) dan proses kejadian penyakit.
Usaha pencegahan penyakit tingkat pertama secara garis besarnya dapat dibagi
dalam usaha peningkatan derajat kesehatan dan usaha pencegahan khusus. Usaha
peningkatan derajat kesehatan (health promotion) atau pencegahan umum yakni
meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat secara optimal, mengurangi
peranan penyebab dan derajat risiko serta meningkatkan lingkungan yang sehat secara
optimal. contohnya makan makanan bergizi seimbang, berperilaku sehat, meningkatkan
kualitas lingkungan untuk mencegah terjadinya penyakit misalnya, menghilangkan
tempat berkembang biaknya kuman penyakit, mengurangi dan mencegah polusi udara,
menghilangkan tempat berkembang biaknya vektor penyakit misalnya genangan air yang
menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedesatau terhadap agent penyakit seperti
misalnya dengan memberikan antibiotic untuk membunuh kuman.
Adapun usaha pencegahan khusus (specific protection) merupakan usaha yang
ter-utama ditujukan kepada pejamu dan atau pada penyebab untuk meningkatkan daya
tahan maupun untuk mengurangi risiko terhadap penyakit tertentu. Contohnya yaitu
imunisasi atau proteksi bahan industry berbahaya dan bising, melakukan kegiatan kumur-
kumur dengan larutan Flour untuk mencegah terjadinya karies pada gigi. Sedangkan
terhadap kuman penyakit misalnya mencuci tangan dengan larutan antiseptic sebelum
operasi untuk mencegah infeksi, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan untuk
mencegah penyakit diare.

c. Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)


Sasaran utama pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancamakan
menderita penyakit tertentu melalui diagnosis dini untuk menemukan status patogeniknya
serta pemberian pengobatan yang cepat dan tepat. Tujuan utama pencegahan tingkat
kedua ini, antara lain untuk mencegah meluasnya penyakit menular dan untuk
menghentikan proses penyakit lebih lanjut, mencegah komplikasi hingga pembatasan
cacat. Usaha pencegahan penyakit tingkat kedua secara garis besarnya dapat dibagi dalam
diagnosa dini dan pengobatan segera (early diagnosis and promt treatment) serta
pembatasan cacat.
Tujuan utama dari diagnosa dini ialah mencegah penyebaran penyakit bila
penyakit ini merupakan penyakit menular, dan tujuan utama dari pengobatan segera
adalah untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit
dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat. Cacat yang terjadi diatasi terutama untuk
mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan terjadinya kecacatan
yang lebih baik lagi.
Salah satu kegiatan pencegahan tingkat kedua adalah menemukan penderita
secara aktif pada tahap dini. Kegiatan ini meliputi :
(1) pemeriksaan berkala pada kelompok populasi tertentu seperti pegawai negeri, buruh/
pekerja perusahaan tertentu, murid sekolah dan mahasiswa serta kelompok tentara,
termasuk pemeriksaan kesehatan bagi calon mahasiswa, calon pegawai, calon tentara
serta bagi mereka yang membutuhkan surat keterangan kesehatan untuk kepentingan
tertentu
(2) penyaringan (screening) yakni pencarian penderita secara dini untuk penyakit yang
secara klinis belum tampak gejala pada penduduk secara umum atau pada kelompok
risiko tinggi
(3) surveilans epidemiologi yakni melakukan pencatatan dan pelaporan sacara teratur dan
terus-menerus untuk mendapatkan keterangan tentang proses penyakit yang ada
dalam masyarakat, termasuk keterangan tentang kelompok risiko tinggi.
d. Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan pada tingkat ketiga ini merupakan pencegahan dengan sasaran


utamanya adalah penderita penyakit tertentu, dalam usaha mencegah bertambah
beratnya penyakit atau mencegah terjadinya cacat serta programrehabilitasi. Tujuan
utamanya adalah mencegah proses penyakit lebih lanjut, seperti pengobatan dan
perawatan khusus penderita kencing manis, tekanan darah tinggi, gangguan saraf dan
lain-lain serta mencegah terjadinya cacat maupun kematian karena penyebab tertentu,
serta usaha rehabilitasi.

Rehabilitasi merupakan usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial


seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis (seperti pemasangan
protese), rehabilitasi mental (psychorehabilitation) dan rehabilitasi sosial, sehingga
setiap individu dapat menjadi anggota masyarakat yang produktif dan berdaya guna.

Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu


sebelum kejadian. Dalam mengambil langkah-langkah pencegahan, haruslah
didasarkan pada data atau keterangan yang bersumber dari hasil analisis dari
epidemiologi. Pencegahan penyakit berkembang secara terus menerus dan
pencegahan tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, tetapi pencegahan
penyakit non-infeksi, seperti yang dianjurkan oleh James Lind yaitu makanan sayur
dan buah segar untuk mencegah penyakit scorbut. Bahkan pada saat ini pencegahan
dilakukan pada fenomena non-penyakit seperti pencegahan terhadap ledakan
penduduk dengan keluarga berencana.

Upaya preventif/pencegahan adalah sebuah usaha yang dilakukan individu dalam


mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Prevensi secara etimologi berasal
dari bahasa latin, praevenire, yang artinya datang sebelumatau antisipasi, atau
mencegah untuk tidak terjadi sesuatu. Dalam pengertian yang sangat luas, prevensi
diartikan sbegai upaya secara sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya
ganggguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau masyarakat. Usaha
pencegahan penyakit secara umum dikenal berbagai strategi pelaksanaan yang
tergantung pada jenis, sasaran serta tingkat pencegahan. Dalam strategi penerapan
ilmu kesehatan masyarakat dengan prinsip tingkat pencegahan seperti tersebut di atas,
sasaran kegiatan diutamakan pada peningkatan derajat kesehatan individu dan
masyarakat, perlindungan terhadap ancaman dan gangguan kesehatan, penanganan
dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan, serta usaha rehabilisasi
lingkungan.

E. Sasaran kesehatan masyarakat

Sasaran Kesehatan masyarakat terbagi atas 3 yakni tingkat individu, tingkat keluarga,
dan tingkat kelompok khusus baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai
masalah kesehatan.

1. Individu
Individu atau bisa diartikan perseorangan, merupakan salah satu dari anggota
keluarga. Jika salah satu anggota keluarga (individu) mengalami masalah kesehatan
maka akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental dan
sosial.
2. Keluarga
Dalam tingkatan masyarakat, keluarga merupakan unit terkecil. Keluarga terdiri dari
kepala keluarga dan anggota keluarga yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya
saling tergantung dan interaksi, bila salah satu atau beberapa keluarga mempunyai
masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota dan keluarga yang lain
3. Kelompok
khusus Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasai yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan, dan termasuk di antaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat
pertumbuhan dan perkembangan seperti; ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita,
anak usia sekolah, dan usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan, di antaranya penderita penyakit menular dan tidak
menular.
c. Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, di antaranya; wanita tuna
susila, kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba, kelompok-kelompok
pekerja tertentu, dan lainlain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, di antaranya; panti werda, panti
asuhan, pusatpusat rehabilitasi dan penitipan anak

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan


juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping sandang, pangan, dan
papan. Dengan berkembang nya pelayanan kesehatan saat sekarang ini, memahami etika
kesehatan merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat.
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka
pertumbuhan dan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal ini secara optimal
diselenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi untuk
melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk
kepentingan pendidikan dan pelatihan serta -penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang kesehatan

B. SARAN

Hendaknya para mahasiswa giat belajar agar bisa menenggulangi permasalahan


kesehatan masyarakat yang sangat banyak saat ini. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, penulis berharap untuk makalah selanjutnya akan lebih baik lagi. Dan
semoga makalah ini dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca

DAFTAR PUSTAKA
Eliani, Sri Sumiarti. 2020. Kesehatan Masyarakat. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan, Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan..

Jannah, Esa. 2020. Konsep Dasar Kesehatan Masyarakat

Azrul Azwar (2019), Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Depkes RI, 2020. Buku
Pedoman Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Notoatmojo, Soekidjo. 2021. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip- Prinsip Dasar. Jakarta:
Rineka cipta

Anda mungkin juga menyukai