Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

KONSEP SEHAT SAKIT DAN KONSEP LINGKUNGAN DALAM KESEHATAN

YANG DISUSUN OLEH :

ARIFAH ADHA

HUMAIRA YESTIANA

NABILLA RIFDHA HELMI

RENI MARDIYANA

REVI DAYOSKA

SUFIA MUKHTI RANI

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Idrawati Bahar, S.Kep.M.Kep

PRODI KEPERAWATAN PADANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan
HidayahNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Sehat
Sakit dan Konsep Lingkungan Kesehatan”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
menambah pengentahuan penyusun dan untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar
keperawatan.

Demi kesempurnaan makalah ini, penyusun mohon kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun. Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat
bagi para pembaca semua, apabila ada kekurangan kami mohon maaf sebesar-besarnya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................…

BAB II KONSEP SEHAT SAKIT ..............................................................................


2.1 Definisi sehat.....................................................................……………………
2.2 Unsur pendatang tentang sehat……………………………………………….
2.3 Paradigma sehat………………………………………………………………
2.4 Definisi sakit……………………………………………………………………
2.5 Fase-fase sakit………………………………………………………………….
2.6 Tahapan sakit…………………………………………………………………..
2.7 Rentang sehat sakit…………………………………………………………….
2.8 Hubungan sehat sakit……………………………………………………………
2.9 Pencegahan penyakit…………………………………………………………..
2.10 Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat…………..
2.11 Respon perawat/tenaga kesehatan untuk klien dan keluarga…………………..
2.12 Upaya-upaya kesehatan masyarakat………………………………………….

BAB III KONSEP LINGKUAN DALAM KEPERAWATAN…………………….


3.1 Pengertian lingkungan………………………………………………………..
3.2 Jenis-jenis lingkungan………………………………………………………..
3.3 Hubungan lingkungan dengan kesehatan……………………………………
3.4 Hubungan lingkungan dengan timbulnya penyakit………………………….
3.5 Hubungan keempat komponen paradigma keperawatan…………………….
3.6 Terjadinya penyakit…………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................

Daftar Pustaka........................................................................................................…
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat menyadari bahwa klien adalah manusia
utuh dan unik yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, dan spritual tuntutan masyarakat akan
kualitas pelayanan perawatan cenderung semakin meningkat. Hal ini membawa dampak yang
positif terhadap peran dan fungsi perawat untuk mengantisipasi tuntutan masyarakat mutu
pelayanan perawatan.
Pada pengkajian seringkali perawat hanya memusatkan perhatian pada aspek biologis
atau fisiknya saja, sehingga asuhan keperawatan secara komprensif tidak tercapai. Maka dari
itu perlunya perawat untuk membekali baik ilmu maupun pengalaman-pengalaman. Sehingga
respon klien dapat terkaji lebih dalam dengan tujuan mengenal dan menentukan masalahnya
atau kebutuhannya.
Selanjutnya pada BAB 2 membahas tentang konsep lingkungan dalam keperawatan.
Lingkungan merupakan ciptaan yang maha kuasa yang telah diberikan oleh-Nya agar kita
bisa mensyukuri dan mempelihara lingkungan dimana pun berada.
Menjaga, merawat dan memelihara lingkungan merupakan suatu hal yang harus dilakukan
bagi setiap manusia, agar kita selalu memperoleh kebersihan dan kesehatan.

1.2 Rumusan masalah


Konsep sehat sakit:
a. Apa perbedaan pengertian sehat menurut para ahli?
b. Bagaimana terjadinya rentang sehat sakit?
c. Apa saja yang menyebabkan perilaku sehat dan sakit?
d. Bagaimana perilaku sehat dan sakit itu?

Konsep lingkungan dalam keperawatan:


a. Bagaimana cara memahami apa lingkungan itu?
b. Bagaimana cara mengetahui macam-macam lingkungan?

1.3 Tujuan
Konsep sehat sakit:
a. Membedakan definisi sehat dan sakit menurut para ahli.
b. Kontinum sehat sakit.
c. Mempertahankan status sehat.
d. Faktor yang berpengaruh terhadap perubahan sehat sakit.
e. Tingkat pencegahan.

Konsep lingkungan dalam keperawatan:


a. Mengetahui pengertian lingkungan.
b. Mengetahui apa saja macam-macam lingkungan.
BAB II
KONSEP SEHAT SAKIT
2.1 DEFINISI SEHAT
- Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah a state of complete
physical, mental, and social well being and not merely the absence of illness or
infirmity  (Suatu keadaan yang sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan).
Mengandung 3 karakteristik :
a. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
b. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
c. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat merupakan bukan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, bukan
merupakan suatu keadaan tetapi suatu proses. Proses di sini adalah adaptasi
individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapi terhadap lingkungan
sosialnya.
- Menurut Pender (1982) sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui
kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai
dengan tujuan, perawatan didi yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan
untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut Undang-Undung No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Sehat adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
- Menurut Dunn (1959) adalah sesuatu kejadian dimana tidak adanya tanda-tanda
dan gejala dari penyakit
- Menurut Perkin S. adalah suatu keadaan keseimbangan yang dinamis setara bentuk
tubuh dan fungsinya yang dapat mengadakan penyesuaian, sehingga tubuh dapat
mengatasi gangguan dari luar.

2.2 UNSUR PENDATANG TENTANG SEHAT


- Biologis : bebas dari penyakit.
- Psikologis : sejahtera dan aktualisasi diri.
- Sosial : mampu mangadaptasi tanggung jawab sosial, dan fungsi peran.
- Adaptasi : mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.
2.3 PARADIGMA SEHAT
a. Pengertian Paradigma Sehat
Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik. Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor. Upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan tetapi bagaimana menjadikan
orang tetap dalam kondisi sehat. Kesehatan dipengaruhi banyak faktor, yang
utama lingkungan dan perilaku. Kesehatan juga merupakan hak azasi manusia
dan menentukan kualitas hidup sumber daya manusia. Sejalan dengan
berkembangnya waktu paradigma pelayanan kesehatan sedang dikaji ulang.
Paradigma sehat merupakan model pembangunan kesehatan jangka panjang yang
diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan mereka sendiri.
Paradigma sehat didefinisikan sebagai cara pandang atau pola pikir pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif, antisipasif, dengan melihat masalah
kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis
dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada pemeliharaan
dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya
penyembuhan penduduk yang sakit.
Pada intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan
yang bersifat pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan
alokasi sumber daya untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap
mengupayakan yang sakit segera sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut
menekankan pada masyarakat untuk mengutamakan kegiatan kesehatan daripada
mengobati penyakit (Soejoeti, 2005)

b. Dasar Paradigma Sehat


Dasar dari paradigma sehat sangat berkaitan erat dengan keoptimalan masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini bersumber dari Undang –
undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan
- Pertama : menimbang bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
- Kedua : setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan
berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam
rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta penigkatan
ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional
- Ketiga : setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada
masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi
negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat juga
berarti investasi bagi pembangunan negara
- Keempat : setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan wawasan
kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan
masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah
maupun masyarakat
- Kelima : menimbang bahwa Undang-Undang No.23 Tahun 1992 tentang
kesehatan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan, tuntutan, dan
kebutuhan hukum dalam masyarakat sehingga perlu dicabut dan diganti
dengan Undang-Undang kesehatan yang baru
- Keenam : berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam bagian
pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima maka perlu membentuk Undang-
Undang tentang kesehatan (KepMenKes 1998).

c. Visi Dan Misi Paradigma Sehat


Promosi kesehatan masyarakat menjadi tujuan masayarakat dapat dicapai dengan
jasa kesehatan yang efektif dan equitable di departemen kesehatan.
Bagaimanapun untuk mencapai tujuan ini diperlukan banyak faktor kebijakan
dalam negri.
Untuk mewujudkan paradigma baru pembangunan kesehatan tersebut, pemerintah
telah menetapkan visi pembangunan kesehatan yakni “Indonesia sehat 2010“
untuk mewujudkannya dilaksanakan melalui empat misi pembangunan kesehatan.
- Pertama : menggerakan pembangunan kesehatan tidak semata-mata
ditentukan oleh kerja keras sektor kesehatan, melainkan dipengaruhi hasil
kerja serta kontribusi sektor positif berbagai sektor lainnya.
- Kedua : mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Dalam hal
ini, harus menyadari kesehatan adalah tanggung jawab bersama dari setiap
individu , masyarakat, pemerintah dan swasta.
- Ketiga : memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
dan terjangkau.
- Keempat : memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya (Soejoeti, 2005)

2.4 DEFINISI SAKIT


- Menurut Bauman (1985) sakit adalah : ketidakseimbangan dari kondisi normal
tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian. Terdapat
mengemukakan tiga kriteria dari keadaan sakit :
a. Adanya gejala
b. Persepsi tentang keadaan yang dirasakan.
c. Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.
- Menurut Pemons (1972) sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu
sebagai totalitas termasuk keadaaan organism sebagai sistem biologis dan
penyesuaian sosialnya.
- Pengertian sakit dalam bahasa inggris diartikan menjadi 2 yaitu illness dan
disease perbedaan kedua istilah ini ialah :
a. Illness
- Konsepnya abstrak
- Sifatnya subjektif
- Akibat mekanisme koping (pertahanan) tak adekuat.
b. Disease
- Suatu kondisi yang patologis
- Terdapat sign dan symptom.
- Menurut Imogene King sakit adalah gangguan dalam siklus hidup.
- Menurut Perkin’s sakit adalah suatu keadaan gangguan yang tidak menyenangkan
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari, baik
aktivitas jasmani, rohani dan sosial.
2.5 FASE-FASE SAKIT
- Fase laten
Seseorang sudah terinfeksi suatu mikroorganisme, karena badan seseorang baik
maka gejala-gejala dan tanda-tanda serta keluhan belum ada, sehingga aktifitas
sehari-hari dapat dilakukan.
- Prodromal
Pada fase ini seseorang sudah terdapat peningkatan, bahwa dirinya sakit, seperti
tidak enak badan atau kadang-kadang lemas.
- Akut
Tanda dan gejala akan bertambah dan semakin lengkap, bentuknya di sini klien
baru sadar bahwa dirinya sakit, kadang-kadang emosinya tidak stabil dan lekas
marah, dan ia hanya mampu memikirkan dirinya sendiri dan penyakitnya.
- Resolusi
Klien perlu tindakan yang sifatnya mengembalikan secara normal.

2.6 TAHAPAN SAKIT


Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu :
a. Tahap gejala / transisi : individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh, merasa
dirinya tidak sehat, merasa timbulnya berbagai gejala adanya bahaya. Mempunyai
3 aspek :
- Secara fisik : nyeri, panas tinggi
- Kognitif : interprestasi terhadap gejala
- Respons emosi terhadap ketakutan / kecemasan.
b. Tahap asumsi terhadap peran sakit (Sick Role) yaitu Penerimaan terhadap sakit
dimana individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman :
menghasilkan peran sakit, mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain
mengobati sendiri, mengikuti nasihat teman / keluarga.
Akhir tahap ini dapat ditentukan bahwa gejal telah berubah dan merasa lebih
buruk. Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang sakitnya. Rencana
pengobatan dipenuhi / dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman.
c. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Individu yang sakit meminta nasehat dari profesi kesehatan atas inisiatif sendiri.

Ada 3 tipe informasi :


- Validasi sakit
- Penjelasan gejala yang tidak dimengerti
- Keyakinan bahwa mereka akan baik.
Jika tidak ada gejala individu mempersepsikan dirinya sembuh jika ada gejala
kembali pada posisi kesehatan.
d. Tahap ketergantungan
Jika profesi kesehatan memvalidasi (menetapkan) bahwa seseorang sakit maka
yang menjadi pasien akan ketergantungan untuk memperoleh bantuan.
e. Tahap penyembuhan
Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit.

2.7 RENTANG SEHAT – SAKIT


1. Status sehat sakit tidak bersifat mutlak karena sehat-sakit merupakan rentang (jarak)
2. Skala akur secara hipotesis dengan mengukur kesehatan seseorang. Uraian di atas
menyebutkan bahwa tidak ada standar / ukuran yang pasti untuk mengatakan keadaan
seseorang itu sehat sakit.
3. Dinamis dan Individual.
Status kesehatan seseorang sifatnya berubah-ubah dan sifatnya individual.
Intensitasnya dan mekanisme koping yang dipergunakan.
4. Jarak sehat optimal – kematian
Rentang sehat – sakit terdiri atas rentang sehat yang dimulai dari sejahtera, sehat sekali,
sehat normal, sedangkan rentang sakit dimulai dari setengah sakit, sakit, sakit kronis dan
berakhir pada kematian.

2.8 HUBUNGAN SEHAT – SAKIT


Hubungan sehat – sakit dapat dijelaskan melalui beberapa model konsep sehat – sakit,
diantaranya (Bustan, 1996) :
1. Model Ekologi (The Traditional Ecological Model)
Merupakan model status kesehatan seseorang yang ditentukan dengan adanya hasil
interaksi antara Host (Manusia), Agent dan lingkungan. Hubungan interaksi yang
psoitif akan menimbulkan kondisi yang seimbang (sehat), dan bila salh satu terjadi
ketidakseimbangan maka yang lain akan mengalami kemampuan yang menurun dan
menimbulkan sakit
A H

Gambar 1. Kondisi Seimbang (Equilibrium) = sehat

H
A

Gambar 2. Kondisi Tidak Seimbang = sakit

2. The Health Field Concept Model


Model ini dikembangkan oleh HL Lamfframboise yang menjelaskan bahwa ada 4
faktor yang berperan dalam kondisi status kesehatan diantaranya ;
- Faktor lingkungan
- Faktor gaya hidup
- Faktor biologis
- Faktor sistem pelayanan kesehatan

Sehat

Lingkungan Gaya Hidup Biologi Sistem Pelayanan Kesehatan

Gambar 3. The Health Field Concept Model

3. The Enviroment of Health Model


Model ini dikembangkan oleh HL Blum dimana merupakan pengembangan model
sebelumnya dengan memberi penjelasan peranan atau faktor penyebab kondisi sehat-
sakit, diantaranya :
- Herediter
- Pelayanan kesehatan
- Gaya hidup
- Faktor lingkungan  merupakan faktor dengan peran paling besar
Herediter

Lingkungan Kesehatan Pelayanan Kesehatan

Gaya Hidup

Gambar 4. The Enviroment of Health Model

Hubungan Sehat – Sakit dapat digambarkan sebagai berikut ;

Sehat Sakit

Sembuh Penyakit

Gambar 5. Hubungan Sehat – Sakit

2.9 PENCEGAHAN PENYAKIT


Pencegahan penyakit adalah tindakan yang ditujukan untuk mencegah, menunda,
mengurangi, membasmi, mengeliminasi penyakit dan kecacatan dengan menerapkan
sebuah atau sejumlah intervensi yang telah dibuktikan efektif (Kleinbaum, et al., 1982;
Last, 2001).
Pencegahan  mengambil tindakan terlebih dahulu sebelum kejadian
1. Riwayat Alamiah Penyakit
a. Periode prepatogenesis
- Tingkat pencegahan primer meliputi : promosi kesehatan, perlindungan
khusus
b. Periode patogenesis
- Tingkat pencegahan sekunder meliputi : diagnosis dini dan pengobatan
segera serta pembatasan ketidakmampuan (disability)
- Tingkat pencegahan tersier meliputi : rehabilitasi
2. Tahap Pencegahan
Tingkat pencegahan disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit :
- Pencegahan primordial
Tujuan : menghindari terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan kultural
yang diketahui mempunyai kontribusi untuk meningkatkan resiko penyakit.
Pencegahan primordial yang efektif memerlukan adanya peraturan yang ketat
dari pemerintah.
- Pencegahan primer
Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit belum mulai
(pada periode pre patogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses
penyakit dan mengurangi insiden penyakit dengan cara mengendalikan
penyebab penyakit dan faktor resikonya. Terdiri dari : health promotion,
specific protection.
Promosi kesehatan meliputi : pendidikan kesehatan, penyuluhan, gizi yang
cukup sesuai dengan perkembangan, penyediaan perumahan yang sehat,
rekreasi yang cukup, pekerjaan yang sesuai, konseling perkawinan, genetika
dan pemeriksaan kesehatan yang berkala. Sedangkan perlindungan khusus
meliputi : imunisasi, kebersihan perorangan, sanitasi lingkungan, perlindungan
terhadap kecelakaan akibat kerja, penggunaan gizi tertentu, perlindungan
terhadap zat yang dapat menimbulkan kanker dan menghindari zat-zat
alergenik
- Pencegahan sekunder
Adala upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah
berlangsung namun belum timbul tanda / gejala sakit (patogenesis awal)
dengan tujuan proses penyakit tidak berlanjut dengan tujuan menghentikan
prose penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi. Terdiri dari : deteksi
dini dan pemberian pengobatan yang tepat.
Diagnosa dini dan pengobatan segera meliputi penemuan kasus (individu /
masal), skrining, pemeriksaan khusus dengan tujuan (menyembuhkan &
mencegah penyakit berlanjut, menular, mencegah komplikasi serta
memperpendek masa ketidakmampuan).
Contoh : PMS  kultur rutin bakteriologis untuk infeksi asimptomatis pada
kelompok resiko tinggi, Sifilis  tes serologis untuk infeksi preklinis pada
kelompok resiko tinggi, kanker leher rahim  hapusan pap, kanker payudara
 skrining dengan mammografi.
- Pencegahan tersier
Adalah pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir
periode patogenesis) dengan tujuan untuk mencegah cacat dan mengembalikan
penderita ke status sehat. Dengan tujuan menurunkan kelemahan dan
kecacatan, memperkecil penderitaan dan membantu penderita-penderita untuk
melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang tidak dapat diobati lagi. Terdiri
dari : disability limitation, rehabilitation.
Rehabilitasi meliputi : penyediaan fasilitas untuk pelatihan hingga fungsi
tubuh dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, pendidikan pada masyarakat dan
industriawan agar menggunakan mereka yang telah direhabilitasi, penempatan
secara selektif, memperkerjakan sepenuh mungkin, terapi kerja di rumah sakit
dan menyediakan temat perlindungan khusus. Contoh : penyakit vaskuler
diabetik pada kaki  perawatan kaki (pediatric care) rutin pasien diabetes,
Fraktura & cedera  memasang rel pergelangan tangan (handralis) di rumah
orang yang mudah jatuh, Ulserasi kulit kronis  penyediaan matras khusus
untuk penyandang cacat berat.

2.10 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DERAJAT KESEHATAN


MASYARAKAT
Menurut Hendrik L. Bloom ada empat faktor yang mempengaruhi status kesehatan
masyakarat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Dari bagian tersebut dapat dilihat bahwa faktor yang paling mempengaruhi derajat
kesehatan adalah faktor lingkungan, kemudian disusul oleh faktor perilaku pelayanan
kesehatan dan terakhir keturunan. Uraian faktor-faktor tersebut adalah :
1. Lingkungan hidup
Fisik : sampah, air, udara, perumahan dsb.
Sosial : kebudayaan , pendidikan, ekonomi (interaksi manusia)
Biologi : hewan , jasad remik, tumbuhan.
2. Perilaku
Merupakan adat atau kebiasaan dari masyarakat. Sehat tidaknya lingkungan dan
keluarga tergantung perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
Peranan pelayanan kesehatan adalah :
- Menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan penyakit
pengobatan, dan perawatan kesehatan.
- Dipengaruhi oleh faktor lokasi atau jarak ke tempat pelayanan kesehatan sumber
daya manusia, informasi kesesuaian program pelayanan kesehatan dengan
kebutuhan masyarakat.
4. Keturunan
Faktor keturunan adalah faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir. Sebagai contoh : diabetes mellitus, asma, epilepsy, retardasi mental, hipertensi,
buta warna dll.

Faktor Pengaruh Status Kesehatan


Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang dalam batas rentang
sehat – sakit yang bersifat dinamis yang dapat dipengaruhi oleh :
1. Perkembangan
Faktor usia (tumbuh kembang seseorang dari mulai bayi hingga usia lanjut) yang
memiliki respon dan pemahaman yang berbeda terhadap perubahan kesehatan.
2. Sosial kultural
Terkait dengan pemikiran dan keyakinan yang menimbulkan perubahan dalam
perilaku kesehatan.
3. Pengalaman masa lalu
4. Harapan seseorang tentang dirinya
Terkait dengan motivasi akan perilaku hidup bersih dan sehat dan mencegah
kemungkinan terkena penyakit.
5. Keturunan
6. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah sanitasi, personal hygiene, tempat pembuangan
limbah / kotoran, rumah yang sehat yang akan merubah perilaku kesehatan seseorang.
7. Pelayanan kesehatan
Contoh : tempat pelayan yang terlalu jauh, kualitas pelayanan yang kurang memadai
yang dapat mempengaruhi perubahan kesehatan seseorang

2.11 RESPON PERAWAT / TENAGA KESEHATAN UNTUK KLIEN DAN


KELUARGA
Respon perawat / tenaga kesehatan untuk klien dan keluarga meliputi :
1. Bantu menurunkan aspek negatif yang membuat klien sakit.
2. Menguatkan proses adaptasi klien untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Membantu klien dan keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan secara optimal.
4. Membantu klien dan keluarga bagaimana kalau terjadi dan tindakannya.

2.12 UPAYA-UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Upaya-upaya kesehatan masyarakat meliputi 4 area kegiatan yaitu : upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
1. Promotif
Adalah usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan ,meliputi usaha-usaha
untuk peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan, pemeliharaan kesehatan
lingkungan , olahraga teratur dan istirahat cukup sehingga dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
2. Preventif
Adalah usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit meliputi usaha-
usaha pemberian imunisasi (bayi, anak, bumil). Pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mendeteksi penyakit secara dini.
3. Kuratif
Adalah nusaha yangditujuikan kepada orang yang sakit untuk diobati secara tepat dan
adekuat sehinga kesehatan pulih.
4. Rehabilitatif
Adalah usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari penyakit yang
dideritanya ,untuk memperbaiki kelemahan pisik mental dan sosial pasien sebagai
akibat dari penyakit yang dideritanya meliputi latihan-latihan terpogram pisioterafi.
BAB III

KONSEP LINGKUNGAN DALAM KEPERAWATAN

3.1 Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan


menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. (Bagja
Waluya: 2010). Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan mahluk hidup lain. Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup
menempati dan melakukan proses, sehingga antara ruang dan komponen lingkungan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. (Adi Asmara: 2008)

       Lingkungan hidup merupakan ekologi terapan dengan tujuan agar manusia dapat
menerapkan prinsip dan konsep pokok ekologi dalam lingkungan hidup. Manusia merupakan
mahluk yang paling dominan terhadap ekosistem dibumi.

3.2 Jenis-Jenis Lingkungan

Lingkungan dibagi 2 yaitu :

a. Lingkungan dalam (internal) terdiri dari:

 Lingkungan fisik ( physical enviroment)

 Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara.


Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan
mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap,
bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan
baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus
memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus
mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien
ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.

 Lingkungan psikologi (psychology enviroment)


F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan
stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada
pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik
dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam
mempertahankan emosinya.

Komunikasi dengan p[asien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,
komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang
pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan
kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang kondisi
penyakitnya.

Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal
yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.

 Lingkungan social (social environment)

Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan data-
data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan
penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam
hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.

        Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan
dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas
yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

b. Lingkungan luar terdiri dari:

a. Kultur

b. Adat

c. Struktur masyarakat
d. Status social

e. Udara

f. Suara

g. Pendidikan

h. Pekerjaan dan

i. Sosial ekonomi budaya

3.3  Hubungan Lingkungan dengan Kesehatan

Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi


lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap
penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.

3.4  Hubungan Lingkungan dengan Timbulnya Penyakit

Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan tidak
bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.

3.5  Hubungan Keempat Komponen Paradigma Keperawatan

Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila


lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusia perlu
merawat dirinya atau membutuhkan perawatan dari orang lain.keperawatan dengan
lingkungan juga sangat berpengaruh dimana jika seseorang sedang rehabilitasi maka akan
memerlukan lingkungan yang bersih.

Konsep Lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat


yaitu lingkungan fisik, psikologi, social, budaya dan spiritual. Untuk memahami hubungan
lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok dan komunitas).

Agen= Hospes= Lingkungan


Ketiga komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan
penduduk.

AGEN       : Suatu faktor yang dapat menyebabkan penyakit.

HOSPES   : Mahluk hidup yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi atau dipengaruhi
oleh agen.

Faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan, seperti:

·         Lingkungan perumahan kumuh

·         Lingkungan kerja yang tidak nyaman

·         Tingkat sosial ekonomi yang rendah

·          Pendidikan masyarakat yang rendah

·         Terbatasnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan

·         Letak fasilitas pelayanan kesehatan yang jauh dari pemukiman penduduk

3.6  Terjadinya Penyakit

Proses terjadinya penyakit (John Gordon):

a)    Terjadi keseimbangan antara agen & Host yang bertumpu pada lingkungan atau
seseorang  dalam keadaan sehat.

b)    Agen lebih berat dari Host yang bertumpu pada lingkungn normal

c)    Host lebih berat dari Agen yang bertumpu pada lingkungn normal

d)    Agen lebih berat dari Host yang bertumpu pada lingkungn yang tidak normal

e)     Host lebih berat dari Agen yang bertumpu pada lingkungn yang tidak normal
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan :
Menurut World Health Organization (WHO) sehat adalah a state of complete physical,
mental, and social well being and not merely the absence of illness or infirmity  (Suatu
keadaan yang sempurna baik fisik mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan).
Mengandung 3 karakteristik :
d. Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
e. Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
f. Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Sehat merupakan bukan suatu kondisi tetapi merupakan penyesuaian, bukan merupakan suatu
keadaan tetapi suatu proses. Proses di sini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap
fisik mereka tetapi terhadap lingkungan sosialnya.

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan


manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. (Bagja
Waluya: 2010). Lingkungan merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan
dan mahluk hidup lain. Ruang merupakan suatu tempat berbagai komponen lingkungan hidup
menempati dan melakukan proses, sehingga antara ruang dan komponen lingkungan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. (Adi Asmara: 2008)

       Lingkungan hidup merupakan ekologi terapan dengan tujuan agar manusia dapat
menerapkan prinsip dan konsep pokok ekologi dalam lingkungan hidup. Manusia merupakan
mahluk yang paling dominan terhadap ekosistem dibumi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Konsep Dasar Keperawatan. Budiono. Sumirah Budi Pertami

http://arismunawarslalu.blogspot.com/2011/05/pengertian-dan-komponen-lingkungan.html

Anda mungkin juga menyukai