Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TENTANG HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KESEHATAN DAN NILAI

MODEL PROMOSI KESEHATAN

Pembimbing : Frensi Agres Yudithia, M.T

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RIFQI
MUHAMMAD RIDHO
MUHAMMAD RIDWAN
MUHAMMAD TAUFIK AL KHALIQ

TEKNIK ELEKTROMEDIK
POLTEKKES SITEBA PADANG
2021 / 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai hubungan
perilaku dengan kesehatan. Setiap pembahasan dibahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh
kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik. Karena itu, sudah sepantasnya jika
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membimbing kami.
kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang
akan datang.
Wassalamualikum Wr.Wb.

Padang, 29 Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1. Latar Belakang............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3. Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
a. Kesehatan....................................................................................................
b. Perilaku.......................................................................................................
c. Perilaku Sehat.............................................................................................
d. Hubungan Kesehatan dengan Perilaku............................................................
e. Pencegahan, Tujuan, dan Dampak Hidup Sehat..............................................
BAB III MODEL DAN NILAI...........................................................................
a.Model Kepercayaan Kesehatan………………………………………………………
b.Model Transteorik……………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP................................................................................................
1. Kesimpulan................................................................................................
2. Kritik dan Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor tersebut pengaruh perilaku terhadap
status kesehatan , baik kesehatan individu maupunkelompok sangatlah besar. Salah satu usaha
yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan kegiatan
pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana kegiatan tersebut
bisamerubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor – faktor lain yang ikut
berperan dan saling berkaitandalam proses perubahan perilaku itu sendiri.
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup
berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir,
persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
2. Apa faktor – faktor penentu perilaku?
3. Bagaimana upaya perubahan perilaku kesehatan?
4. Apa saja teori – teori perilaku kesehatan dan perubahannya?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. untuk memenuhi tugas sosiologi
2. untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
3. untuk memotivasi pembaca agar menerapkan hidup bersih
BAB II

PEMBAHASAN

a. Kesehatan
Definisi Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947).Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan.
konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur
fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam
pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual,
spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan
kesehatannya.

b. Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati
dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa
interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab
seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan
dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Dilihat dari Segi Biologis :

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan.
Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia
berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing – masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan
atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar.
Dilihat dari Segi Psikologi.

Menurut Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te rhadap stimulus
( rangsangan dari luar . pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-
respons).skiner membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive)
dan operant response (instrumental response).

Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseoang terhadap
rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam, yakni:

Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung
dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir , tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.

Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku sudah
tampak dalam bentuk tindakan nyata makan disebut overt behavior.

c. Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang
dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku
kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku
kesehatan menjadi tiga dimensi :
1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh
seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit
menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan,
pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari
kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap
penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau
mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk
menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas
orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan
tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi
kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari
kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan. Menurut
Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu
dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb
mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap
belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau
kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan
masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen
kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri,
penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan
oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-
betul sehat.

PERUBAHAN PERILAKU SEHAT


Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan kesehatan yang
menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku (behaviour change). Perubahan
perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi atau pendidkan kesehatan, sekurang-
kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni :
1. Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai –
nilai kesehatan)
2. Mengembangkan perilaku positif ( pembentukan atau pengambangan perilau sehat ).
3. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan
norma/nilai kesehatan ( perilaku sehat ). Dengan perkatan mempertahankan perilaku sehat
yang sudah ada.
Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan
di dalam diri seseorang.

Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka :


1. FAKTOR SOSIAL :
Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara lain
sktruktur sosial, pranata –pranata sosial dan permasalahan – permasalahan sosial yang
lain. Pada factor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang baik yang maka
orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila
seseorang berada pada lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan memiliki
perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial ( keluarga, teman ) mendorong
perubaha perubahan sehat. Contohnya konsumsi alcohol, kebiasaan merokok, dan
perilaku seksual.
2. FAKTOR KEPRIBADIAN :
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku salah satunya adalah perilaku itu
sendiri (kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian
individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang
merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku
yang serupa. Contohnya yang berhubungan adalah rasa kehatian – hatian, membatasi
porsi pemakaian internet pada waktu – waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini
akan membantu individu agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan
( habit) yang dapat merubah perilaku.
3. FAKTOR EMOSI :
Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan – harapan yang
dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang mendorong
melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok.

PROSES TERJADINYA
Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang
yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena
tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin
menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena
– mena dapat tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku :
1. Prekontemplasi :
- Belum ada niat perubahan perilaku.
2. Kontemplasi :
- individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin
mengubah perilakunya menjadi lebih sehat.
- Belum siap berkomitmen untuk berubah.
3. Persiapan :
- Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan.
- Sudah pernah melakukan tapi masih gagal.

4. Tindakan :
- Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai
usaha memberlakukan perilaku hidup sehat.
5. Pemeliharaan :
- Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan ( 6 bulan
dilhat kembali ). Mungkin berlangsung lama.
- 6 bulan dilihat kembali.

d. Hubungan Kesehatan dengan Perilaku


Seperti yang telah di jelaskan di Bab 1, hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san
saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula.
Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala
kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup
yang sehat.

e. Pencegahan, Tujuan, dan Dampak Hidup Sehat


PENCEGAHAN
Perilaku pencegahan penyakit ( health prevention ) adalah respon untuk melakukan pencegahan
penyakit dan upaya mepertahankan dan meningkatkan kesehatannya / segala tindakan secara medis
direkomendasikan, dialkukan secara sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan
bermaksud untuk mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang
tidak tampak nyata ( asimptomatik ). Pada proses pencegahan dapat dilakukan dalam dua bentuk
medis dan non medis.
- Contoh pencegahan secara Medis : imunisasi, makan makanan bergizi yang mengandung
kebutuhan tubuh.
- Contoh pencegahan Non-Medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman
keras dan alcohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku dan gaya hidup yang positif
bagi kesehatan ( misalnya, tidak gonta ganti pasangan, adaptasi dengan lingkungan )

TUJUAN

Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar terjadinya suatu pola
hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.

AKIBAT

Akibat Perilaku Sehat:

a. Reinforcement (Peningkatan)
Reinforcemen merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa kesenangan dan
kepuasan.
Contohnya:
- Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di
berikan mainan.
- Negative reinforcement : anda minum milanta agar sakit maag hilang.
b. Extincion (peniadaan).
Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di hilangkan maka akan
melemah responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer lain yang mempertahankan perilaku
sehat.Contohnya: anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di berikan mainan
tetap melakukan perilaku sehatnya karena pujian orang tua atau kepuasan karena tangannya
bersih dari kuman.
c. Punishment (hukuman)
Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa konsekuensi yang
tidak menyenangkan cenderung ditekan.Contohnya: anak kecil yang bermain dengan benda
tajam seperti pisau dimarahi oleh Ibunya, akan tidak mengulanginya lagi.
BAB III

NILAI DAN MODEL PROMOSI KESEHATAN

A. Health Belief Model ( Model Kepercayaan Kesehatan )

Health Belief Model (HBM) seringkali dipertimbangkan sebagai kerangka utama

dalam perilaku yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan telah mendorong

penelitian perilaku kesehatan sejak tahun 1950-an. HBM diuraikan dalam usaha mencari

cara menerangkan perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. HBM ini digunakan untuk

meramalkan perilaku peningkatan kesehatan (Smet, 1994).

HBM merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya proses kognitif,

dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan, termasuk hitungan. Menurut HBM,

kemungkinan individu akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara

langsung pada hasil dari dua keyakinan atau penilaian kesehatan (health beliefs) yaitu:

ancaman yang dirasakan dri sakit atau luka (perceived threat of injury or ilness) dan

pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian (benefits and costs).

Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan

muncul. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau

kesakitan betul-betul merupakan ancaman kepada dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila

ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku pencegahan juga akan

meningkat.
Penilaian tentang ancaman yang akan dirasakan ini berdasarkan pada:

a) ketidak-kekebalan yang dirasakan (perceived vulnerability) yang merupakan

kemungkinan bahwa orang-orang dapat mengembangkan masalah kesehatan

menurut kondisi mereka,


b) keseriusan yang dirasakan (perceived severity). Orang-orang yang mengevaluasi

seberapa jauh keseriusan penyakit tersebut apabila mereka mengembangkan

masalah kesehatan mereka atau membiarkan penyakitnya tidak ditangani.

Penilaian yang kedua yang dibuat adalah perbandingan antara keuntungan dengan

kerugian dari perilaku dalam usaha untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan

atau tidak.

PERCEPTIONS AND
ASSESSMENT LIKELIHOOD OF ACTION
MODIFYING FACTOR

DEMOGRAPHY VARIABELS
Assessed sum of
Age, gender, race ...
PERCEIVED
SOCIOPSYCHOLOGICAL
BENEFITS Minus
VARIABLES
Personality, social class, peer and LIKELIHOOD
reference group pressure, .... PERCEIVED
OF
STRUCTURAL VARIBLES
Knowledge about and prior PREVENTIVE
contact with the disease
ACTION

PERCEIVED THREAT
Perceived SERIOUSNESS and
SUCEPTIBILITY
Of

INJURY OR ILLNESS
CUES TO ACTION

Tambahan untuk penilaian yang terdahulu, petunjuk untuk berperilaku (cues to

action) diduga tepat untuk memulai proses perilaku, disebut keyakinan terhadap posisi yang

menonjol (salient position). Hal ini dapat berupa berbagai macam informasi dari luar atau
nasehat mengenai permasalahan kesehatan. Contoh : media massa, kampanye, nasehat

orang lain, penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman, artikel dari koran, dan

sebagainya.

Ancaman, keseriusan, ketidak-kekebalan dan pertimbangan keuntungan dan

kerugian, dipengaruhi oleh :

a. Variabel demografis (usia, jenis kelamin, latar belakang budaya)

b. Variabel sosiopsikologis (kepribadian, kelas sosial, tekanan sosial)

c. Variabel struktural (pengetahuan dan pengalaman masalah)

Orang tua bila dibandingkan dengan remaja akan melihat secara berbeda tentang

risiko dari kanker dan masalah jantung. Orang yang punya pengalaman dengan kanker akan

bersikap lain terhadap kanker (dan merokok) dibandingkan dengan orang yang tidak punya

pengalaman ini.

Model ini menganggap bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari

pengetahuan maupun sikap. Secara khusus menegaskan bahwa persepsi sesorang tentang

kerentanan dan kemujaraban pengobatan dapat mempengaruhi keputusan seseorang

dalam perilaku-perilaku kesehatannya.

Menurut health belief model, perilaku ditentukan oleh apakah seseorang itu :

1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah kesehatan tertentu

2. Menganggap masalah ini serius

3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan

4. Tidak mahal

5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan kesehatan


Sebagai contoh seorang wanita akan mempergunakan kontrasepsi apabila dia telah

mempunyai beberapa orang anak dan mengetahui bahwa dia masih berpotensial untuk

hamil beberapa tahun mendatang.

Meskipun beberapa unsur health belief model terbukti berkaitan dengan perilaku

kesehatan secara statistik model ini memiliki kelemahan :

1. Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan kepercayaan-kepercayaan

serta sikap-sikap lain seseorang, yang juga mempengaruhi perilaku

2. Penelitian psiokologi sosial selama puluhan tahun membuktikan bahwa kepercayaan

seseorang sesungguhnya lebih sering mengikuti perubahan perilaku dan bukan

mendahuluinya

B. Model Transteoritik ( Transtheoritical Model )

Model transteoritik (model bertahap, stage of change), sesuai namanya mencoba

menerangkan serta mengukur perilaku kesehatan dengan tidak tergantung pada perangkap

teori tertentu. Prochaska dan teman-teman (1979) mula mula bermaksud menjelaskan

proses apa yang terjadi bila peminum alkohol berhenti, dan juga terhadap proses dalam

berhenti merokok. Penelitian ini mengidentifikasikan 4 tahap independent :

1) Prekontemplasi : mengacu kepada tahap bila seseorang belum memikirkan

sebuah perilaku sama sekali, orang itu belum bermaksud merubah perilaku.

2) Kontemplasi : seseorang benar-benar memikirkan untuk mengubah perilaku,

namun masih belum siap melakukannya.

3) Aksi : mengacu kepada keadaan bila orang telah melakukan perubahan perilaku.
4) Pemeliharaan : merupakan pengentalan jangka panjang dari perubahan yang

telah terjadi yaitu individu kembali pada pola perilaku sebelum tahap-tahap aksi.

Model transteoritik sejalan dengan teori-teori rasional atau teori-teori pembuatan

keputusan dan teori ekonomi yang lain, terutama dalam mendasarkan diri pada proses-

proses kognitif untuk menjelaskan perubahan perilaku. Suatu perkembangan menarik akhir-

akhir ini dalam menggunakan model transteoritik adalah usaha mencocokan pendekatan-

pendekatan intervensi dengan tahap perubahan tertentu seseorang audiens sasaran berada.

Model transteoritik saat ini merupakan subyek dari berbagai upaya penelitian di

bidang kesehatan masyarakat, baik untuk pengendalian penyakit-penyakit kronik maupun

penyakit infeksi.

Model ini menjelaskan kesiapan atau kerelaan individu untuk berubah, yaitu

merubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat dan dari sehat menjadi lebih sehat lagi.

Model ini mempunyai 5 tahap diantaranya :

1. Tahap Pre Kontemplasi :

Pada tahap ini individu tidak mengetahui adanya masalah dan tidak memikirkan

perubahan perilaku pada dirinya. Disini komunikasi berperan untuk menumbuhkan

kesadaran tentang kebutuhan untuk berubah dengan memberikan informasi

(untung/ rugi penyakit).

2. Tahapan Kontemplasi :

Disini individu mulai berpikir tentang perubahan dimasa yang akan datang disini

komunikator membantu memberikan motivasi dukungan untuk membuat

perencanaan spesifik.
3. Keputusan/ Menentukan ( Decision/ Deterinination )

Tahapan ini individu mulai membuat rencana perubahan

dengan itu kita membantu mengembangkan rencana tindakan

nyata dengan mengatur tujuan secara bertahap.

4. Aksi ( Action )

Pada tahap ini individu mengimplementasikan rencana

tindakan spesifik. Komunikator berperan membantu

memberikan umpan balik, memecahkan masalah, dukungan

sosial dan pemaksaan.

5. Perawatan ( Maintenace )

Tahap ini individu mengulang tindakan yang

direkomendasikan, komunikator membantu mengulang,

menentukan alternatif serta menghindari kegagalan.


BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak
hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari
konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku
kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health
knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
2. Kritik dan saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk
itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan
kualitas hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

http://panthom-zone.blogspot.co.id/2011/11/hubungan-kesehatan-dengan-
perilaku.html
http://dhesheindry.blogspot.co.id/2012/04/makalah-perilaku-kesehatan.html
http://francescomiswary.blogspot.co.id/2015/07/makalah-perilaku-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai