Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERILAKU KESEHATAN

Tugas Mata Kuliah


Antropologi Kesehatan

Disusun Oleh : Kelompok 4

Dhea rizkiyani solihah


Febri Nurwanti
Iis Komala
Oppi rafidyanti
Tiara dwi rahma

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIK SEBELAS APRIL SUMEDANG
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim

Assalamualikum Wr.Wb

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan

rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini

terdiri dari pokok pembahasan mengenai Perilaku Kesehatan.

Dalam penyelesaian Makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan,

terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,

berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan dengan cukup baik.

Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam

proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh

karena itu,kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Wassalamualikum Wr.Wb.

Sumedang, Oktober 2019

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Rasionalisasi pendidikan budi pekerti dalam PPKn ...........................


B. Integrasi pendidikan budi pekerti dalam PPKn ................................
C. Pengembangan Pendidikan Budi Pekerti Dalam Kepribadian
Di Masa Kini ........................................................................................
D. Deskripsi dan arah pembelajaran PPKn masa depan ..........................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan

seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang

lain ataupun orang yang melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku

terbagi menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk.

Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari

norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum,

kesopanan, kesusialaan, dan norma-norma lainnya.

Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak

hal yang tanpa kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan

efek kesehatan yang besar bagi seseorang. Salah satu contohnya berupa

pesan kesehatan yang sedang maraknya digerakkan oleh promoter

kesehatan tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua

tahu jika mencuci tangan adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil

tersebut kita bisa melakukan revolusi kesehatan kearah yang lebih baik.

Sungguh besar efek perilaku tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan

kesehatan yang baik akan tercermin apabila seseorang tersebut melakukan

perilaku yang baik.

Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang

hubungan kesehatan dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya

perilaku yang baik, dampaknya serta control perilaku kearah yang lebih
baik, sesuai dengan judul makalah yaitu hubungan kesehatan dengan

perilaku.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dapat dipaparkan diatas

dapat saya sebutkan apa yang menjadi tujuannya, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?

2. Apa yang dimaksud dengan Domain perilaku kesehatan?

3. Apa saja bentuk-bentuk perilaku kesehatan dan perubahannya?

1.3 Tujuan penulisan

Setelah terurainnya rumusan masalah diatas maka apat saya

sebutkan apa yang menjai tujuannya :

1. Mengetahui rasionalisasi pendidikan Budi Pekerti dalam PPKn.

2. Mengetahui integrasi Pendidikan Budi Pekerti dalam PPKn.

3. Mengetahui pengembangan budi pekerti saat ini.

4. Mengetahui Deskripsi Dan Arah Pembelajaran Ppkn Masa Depan.

1.4 Manfaat penulisan

Setelah terurainya tujuan dari pembuatan makalah ini dapat


ditentukan manfaat dari makalah ini setelah memiliki tujuan tersebut,
yaitu:
1. Dapat Mengetahui rasionalisasi pendidikan Budi Pekerti dalam PPKn.

2. Dapat Mengetahui integrasi Pendidikan Budi Pekerti dalam PPKn.

3. Dapat Mengetahui pengembangan budi pekerti saat ini.

4
4. Dapat Mengetahui Deskripsi Dan Arah Pembelajaran Ppkn Masa

Depan.

5. Dapat menerapkan dalam kehidupan yang nyata mengenai sikap budi

pekerti.

6. Memberikan makna serta gambaran mengenai sikap budi pekerti yang

seharusnya.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu

tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan

tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan

berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari

bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak

sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu.

Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku

individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.

Dilihat dari Segi Biologis :

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk

hidup ) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk

hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena

mempunyai aktivitas masing – masing. Perilaku manusia adalah semua

tindakan atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang

tidak dapat diamati pihak luar

Dilihat dari Segi Psikologis :

Menurut Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu respon atau reaksi

seseorang te rhadap stimulus ( rangsangan dari luar . pengertian itu dikenal

dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons).skiner membedakan

6
respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan

operant response (instrumental response).

Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons

organisme atau seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek

tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam, yakni:

1. Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia

dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya

berpikir , tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.

2. Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara

langsung. Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan

disebut overt behavior.

Seorang ahli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan

respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

(Skinner, 1938 yang dikutip dalam Notoatmodjo,2003).

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua:

a. Perilaku Tertutup (Covert behavior), Respon seseorang terhadap stimulus

dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert), Misalnya: Seorang ibu

hamil tahu pentingnya periksa kehamilan, seorang pemuda tahu bahwa

HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan sebagainya.

b. Perilaku Terbuka (Overt behavior),Respon seseorang terhadap stimulus

dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka, misalnya seorang ibu

7
memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas

untuk diimunisasi.

2.2 Kesehatan

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari

penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang

meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu

keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak

hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO

tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan.

konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan

eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan

adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka

kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-

unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan

bagian integral kesehatan.

Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan

yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-

8
perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan

penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam

mempertahankan kesehatannya.

2.3 Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku

kesehatan mencakup :

1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia

merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan

penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat

pencegahan penyakit

a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.

b) Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk

mencegah malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku

untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.

c) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha

mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau

pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.

d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh

dari penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter

selama masa pemulihan.

9
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup

respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan

dan obat – obat.

3. Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan,

persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang

terkandung di dalamnya., pengelolaan makanan dan lain sebagainya

sehubungan dengan tubuh kita.

4. Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap

lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup

perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:

1) Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance) Adalah perilaku

atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan

agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh

sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :

a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,

serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan

sakit.

c) Perilaku gizi (makanan dan minuman).

2) Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan

Kesehatan atau Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath

10
Seeking Behavior). Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang

pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini

dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari

pengobatan ke luar negeri.

3) Perilaku Kesehatan Lingkungan Adalah bagaimana seseorang merespon

lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan

bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi

kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi

lain tentang perilaku kesehatan ini.

a) Perilaku hidup sehat Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan

upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan

meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :

1) Menu seimbang

2) Olahraga teratur

3) Tidak merokok

4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba

5) Istirahat yang cukup

6) Mengendalian stress

7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan

b) Perilaku Sakit Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan

penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab

dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb.

c) Perilaku peran sakit (the sick role behavior) Perilaku ini mencakup:

11
1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan

penyembuhan penyakit yang layak.

3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan

pelayanan kesehatan).

1.4 Domain perilaku kesehatan

Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus

atau rangsangan dari luar organisme (orang),namun dalam memberikan

respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap

stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya : tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

b. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor

lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah

merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang merupakan

hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal

maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah

12
kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas.Sehingga membagi

perilaku manusia menjadi 3 domain,ranah atau kawasan yakni: kognitif

(cognitive), afektif (affective), psikomotor (psychomotor). Dalam

perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil

pendidikan kesehatan, yakni:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

a. Proses adopsi perilaku

Penilitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum

orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut

terjadi proses yang berurutan yakni

 Awareness (kesadaran) yakni orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

 Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.

 Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya).

 Triall, orang telah mencoba perilaku baru.

13
 Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya tehadap stimulus.

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu:

 Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali

(recall). Tahu merupakan tingkat yang paling rendah dan

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari antara lain

menyebutkan,meguraikan,mendefinisikan,menyatakan dan

sebagainya.

 Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

 Applikasi (Aplication)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi yang real atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, perinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

 Analisis (analysis)

14
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya

satu sama lain.

 Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada misalnya

menyusun,merencanakan, meringkas, menyesuaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori.

 Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi. Evaluasi ini

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.

a. Komponen pokok sikap

Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu:

 Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek

 Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

 Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)(Alport,1954

yang dikutip dalam Notoatmodjo)

15
b. Berbagai Tingkatan Sikap

Terdiri dari : menerima (receiving),merespon (responding)

menghargai (valuing), bertanggung jawab (responsible)

c. Praktek atau Tindakan (practice)

Terdiri dari : persepsi (perception), respon terpimpin (guided

response), mekanisme (mechanism), adopsi (adoption).

Faktor penentu (Determinan) perilaku kesehatan pada umumnya

melibatkan banyak faktor. Kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku.

Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: faktor

pembawa (predisposing faktor) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai. faktor pendukung (enabling

faktor) yang terwujud dalam lingkungan fisik, sumber daya, tersedia atau

tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan,faktor pendorong

(reinforcing faktor) yang terwujud di dalam sikap dan perilaku petugas

kesehatan maupun petugas lain, teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi

kelompok referensi dari periaku masyarakat.

Dari faktor-faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan,

sikap, kepercayaan, tradisi dari orang yang bersangkutan. Disamping itu

ketersediaan fasilitas kesehatan dan periaku petugas kesehatan juga

mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Dinas Kesehatan

16
Polewali Mandar, 2008).

BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan

beberapa penyimpulan mengenai pendidikan budi pekerti dan PPKn di

masa kini yaitu:

a. Budi pekerrti menggambarkan kualitas watak sekaligus kepribadian

seseorang, dalam hal ini siswa yang tercemin ke dalam sikap dan

perilakunya sesuai konsep ini, norma, dan moral yang menjadi

komoitmennya dan masyarakat dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.

b. Ruang lingkup budi pekerti mencangkup sikap dan perilaku seseorang

(siswa) dalam hubungannya dengan Tuhan Maha Esa dirinya sendiri,

keluarga, masyarakat dan bangsa, serta alam sekitar.

c. Pendidikan budi pekerti dilakukan sebagai upaya pembinaan bagi para

siswa agar menjadi orang-orang yang berwatak sekaligus

berkepribadian mempesona dan terpuji sesuai dengan konsep nilai,

norma, moral agama dan kemasayarakatan, serta budaya bangsa.

Pencerminan watak sekaligus kepribadian yang memesona menjadi

harapan sebagai anggota masyarakat madani, seperti religius, jujur,

toleran, disiplin, bertanggung jawab, memiliki harga diri dan percaya

diri, peka terhadap lingkungan, demokratis, cerdas, kratif, dan inovatif.

17
d. Muatan bahan ajar pendidikan budi pekerti dikembangkan berdasarkan

GBPP Model Pengintegrasian Budi Pekerti ke dalam PPKn untuk Guru

SD/MI, SLTP/MTS, dan SMU/SMK/MA, yaitu dengan memadukan n

ilai-nilai budi pekerti dalam setiap pokok bahasan PPKn dan dipilih

yang relevan seiring pertumbuhan dan perkembangan watak sekaligus

kepribadian siswa mulai dari anomous, heteronomous, sosionomous,

dan autonomous serta prakonvensional, konvensional, dan purna-

konvensional.

e. dalam proses pembelajaran sebaiknya diupayakan terciptanya

kondisi yang menantang, menyenangkan, demokratis, dan kondusif

sehingga memungkinkan terjadinya internalisasi dan personalisasi nilai-

nilai budi pekerti dalam diri para siswa selama membahas bahan ajar

PPKn. Pada gilirannya setelah para siswa menyatukaitkan semua

perolehan belajarnya (kognitif, afektif, dan psikomotorik) menjadi suatu

kesatuan yang berarti (interpenetrasi) untuk kemudian diaktualisasikan,

maka akan terwujudlah komitmen sikap dan perilakunya yang

memesona dan terpuji.

f. Disamping unsur keteladanan dari semua pihak secara terus-menerus

selalu diharapkan, maka demi terciptanya kondisi pembelajaran yang

kondusif, hendaknya menggunakan pendekatan dan metode, antara lain

analisis nilai moral, analisis lingkungan, belajar bekerja sama

(cooperative learning), simulasi, bermain peran, debat, curah pendapat,

18
tanya jawab, diskusi, dialog, dan studi kasus, secara bergantian serta

disesuaikan dengan esensi bahan ajar dan tingkat perkembangan siswa.

1.2 Saran

Berdasarkan apa yang telah dibahas dan telah disimpulkan diatas

dapat dibuat beberapa saran yang harus dilakukan;

1. Dapat terealisasinya program pendidikan budi pekerti dan PPkn dengan

penerapan-penerapannya baik di sekolah maupun lingkungan lainnya

dengan baik.

2. Mampu menjadikan acuan agar dapat memiliki perasaan tenggang rasa

untuk pengambilan sikap budi pekerti.

3. Memberikan gambaran mengenai pedidikan budi pekerti dan PPkn

masa kini serta dapat diterapkan dalam kemajuan sikap dan budaya

untuk setiap orang yang mempelajarinya.

19
Daftar Pustaka

20

Anda mungkin juga menyukai