Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Konsep dan Indikator Perilaku Kesehatan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dosen Mata Kuliah : 1. Husjain Dj, S.K.M., M. Kes.


2. Dra. Warida, M. Kes.
3. Salbiah, S. Pd., M. Kes.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Melania Ningrum NIM P3.73.34.2.18.019
2. Mita Puspita Sari NIM P3.73.34.2.18.020
3. Nur Afifah Firas NIM P3.73.34.2.18.022
4. Vanistya Rofina Hotnida NIM P3.73.34.2.18.037

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK SEMESTER 2


POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Konsep dan Indikator
Perilaku Kesehatan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Adapun penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, kami
ucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun berharap
pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada kami agar di kemudian hari
kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang tidak bisa disebutkan
satu demi satu atas bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.

Bekasi, 14 Februari 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI …….......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah …................................................................................. 1
1.3 Tujuan …………...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Batasan Perilaku ..………......................................................................... 2
2.2 Ilmu-Ilmu Dasar Perilaku........................................................................ 3
2.3 Perilaku Kesehatan ……….................................................................... 3
2.4 Domain Perilaku………………............................................................. 5
2.5 Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan……………………….. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ................................................................................................. 11
3.2 Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya


dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya.
Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk.
Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma yang berlaku
dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan, kesusialaan, dan norma-norma
lainnya. Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang tanpa
kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan yang besar bagi
seseorang. Salah satu contohnya berupa pesan kesehatan yang sedang maraknya digerakkan
oleh promoter kesehatan tentang cuci tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu
jika mencuci tangan adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa
melakukan revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh besar efek perilaku tersebut
bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik akan tercermin apabila seseorang
tersebut melakukan perilaku yang baik.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan kesehatan
dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang baik, dampaknya serta
control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai dengan judul makalah yaitu hubungan
kesehatan dengan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
2. Apa yang dimaksud dengan Domain perilaku kesehatan?
3. Apa saja bentuk-bentuk perilaku kesehatan dan perubahannya?

1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang hubungan
kesehatan terhadap perilaku serta hal-hal yang terkait terhadap perilaku dan kesehatan.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Batasan Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku dapat ditafsirkan sebagai kegiatan atau aktivitas
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Manusia sebagai salah satu makhluk
hidup mempunyai aktivitas yang dapat dibagikan menjadi dua kelompok yaitu aktivitas
yang dapat dilihat oleh orang lain dan aktivitas yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Menurut seorang ahli psikologi, Skiner (1938), beliau mendapati bahwa perilaku merupakan
respons atau reaksi seorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh itu, perilaku
manusia terjadi melalui proses: Stimulus Organisme Respons, sehingga teori Skinner
ini disebut teori "S-O-R" (stimulus-organisme-respons). Teori skinner juga menjelaskan
adanya dua jenis respons, yaitu:

a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditunjukkan oleh rangsangan-
rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan
respons yang relatif tetap misalnya makanan lezat akan menimbulkan nafsu untuk makan
da sebagainya. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional misalnya sedih
apabila ditimpa berita musibah.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsangan yang terakhir ini
disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

Perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R” tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Perilaku tertutup (Covert behavior)

Perilaku ini adalah respons yang masih belum dapat dilihat oleh orang lain. Respons
seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan

2
sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk "unobservable behavior" atau "covert
behavior" yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
b. Perilaku terbuka (Overt behavior)

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan,
atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau "observable behavior".

2.2 Ilmu-Ilmu Dasar Perilaku

Menurut Notoatmodjo lagi, perilaku pada seseorang individu itu terbentuk dari dua faktor
utama yaitu stimulus yang merupakan faktor eksternal dan respons yang merupakan faktor
internal. Faktor eksternal seperti faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-fisik
dan faktor internal pula adalah faktor dari diri dalam diri orang yang bersangkutan. Faktor
eksternal yang paling berperanan dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial
dan budaya, yaitu di mana seseorang tersebut berada. Sementara itu, faktor internal yang
paling berperan adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan
sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga cabang ilmu yang membentuk perilaku
seseorang itu yaitu ilmu psikologi, sosiologi dan antropologi (Notoatmodjo, 2005).

2.3 Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2005), respons seseorang terhadap rangsangan atau objek-objek


yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-
sakit adalah merupakan suatu perilaku kesehatan( healthy behavior ). Ringkasnya perilaku
kesehatan itu adalah semua aktivitas seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat
diamati( unobservable). Pemeliharaan kesehatan ini meliputi pencegahan dan perlindungan
diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari
penyenbuhan apabila sakit. Dengan demikian, perilaku kesehatan bisa dibagi dua, yaitu:

3
1. Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat, sering disebut dengan perilaku sehat
(healthy behavior) yang mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar
dari penyakit dan penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku dalam
mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif).

2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh
penyembuhan atau pemecahan masalah. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan
yang diambil seseorang untuk memperoleh penyembuhan atau terlepas dari masalah
kesehatan yang dideritanya. Pelayanan kesehatan yang dicari adalah fasilitas kesehatan
moden (rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya) maupun tradisional (dukun,
sinshe, paranormal).

Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2005), beliau membagikan perilaku kesehatan
menjadi tiga, yaitu:

1.Perilaku sehat (healthy behavior)


Perilaku atau kegiatan yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, antara lain:
a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet)
b. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup.
c. Tidak merokok serta meminum minuman keras serta menggunakan narkoba.
d. Istirahat yang cukup.
e. Pengendalian atau manajemen stress.
f. Perilaku atau gaya hidup pasitif.

2. Perilaku sakit ( Illness behavior)


Perilaku sakit adalah tindakan atau kegiatan seseorang yang sakit atau terkena masalah
kesehatan pada dirinya atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk
mengatasi masalah kesehatan yang lainnya. Tindakan yang muncul pada orang sakit atau
anaknya sakit adalah:

4
a. Didiamkan saja, dan tetap menjalankan aktivitas sehari-hari.
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment) melalui
cara tradisional atau cara moden.
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas pelayanan kesehatan
moden atau tradisional.

3. Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior)

Becker mengatakan hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakan
perilaku peran orang sakit (the sick role behavior). Perilaku peran orang sakit antara lain:

a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.


b. Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat untuk
memperoleh kesembuhan.
c. Melakukan kewajibannya sebagai pasien
d. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses pnyembuhannya.
e. Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya, dan sebagainya.

2.4 Domain Perilaku

Menurut Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2005), beliau mendapati terdapat tiga
domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ahli pendidikan di Indonesia
kemudian menterjemahkan ketiga domain ini ke dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan
karsa (psikomotor), atau peri cipta, peri rasa, dan peri tindak. Untuk kepentingan pendidikan
praktis, tiga tingkat ranah perilaku telah dikembangkan sebagai berikut:
1. Pengetahuan(knowledge)

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia. Terdapat intensitas yang berbeda-beda


pada setiap pengetahuan sesorang terhadap objek. Tingkat pengetahuan dapat dibagi
dalam 6 tingkat, yaitu;

5
a. Tahu (know).

Tahu diartikanhanya hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

b. Memahami (comprehension).

Memahami sesuatu objek bukan sekadar tahu objek tersebut, tetapi orang itu harus
dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

c. Aplikasi (application).

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksudkan dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang
lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian


mencari hubungan antara komponen-kompenen yang terdapat dalam sebuah masalah
atau objek yang diketahui.

e. Sintesis (syntesis)

Sintesis adalah kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam


satu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.
Umumnya, analisis adalah kemampuan untuk menghasilkan formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang telah ada.

6
f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan penilaian terhadap


suatu objek tertentu, yang berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau yang
sedang berlaku dalam masyarakat.

2. Sikap (Attitude)

Menurut Campbell (1950), sikap dapat didefinisikan dengan sederhana, yakni :" An
individual's attitude is syndrome of response consistency with regard to object." Dengan
kata lain, sikap itu adalah kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek,
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain.
Sementara itu, Newcomb menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Allport (1954) dalam
Notoatmodjo (2005), pula merumuskan bahwa sikap terbentuk dari 3 komponen
utama,yaitu :

1 Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.

2 Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek.

3 Kecenderungan untuk bertindak.

Sikap bisa dibagi menurut tingkat intensitasnya, yaitu:

a. Menerima

Menerima diartikan individu atau subjek mau menerima stimulus atau objek yang
diberikan.

7
b. Menanggapi

Menanggapi diartikan subjek memberikan jawaban atau tanggapan terhadap


pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai

Menghargai diartikan apabila subjek dapat memberikan nilai yang positif terhadap
objek atau stimulus.

d. Bertanggung jawab

Bertanggung jawab diartikan subjek tersebut berani mengambil resiko terhadap apa
yang diyakininya.

3. Tindakan atau Praktik( Practice)

Faktor-faktor misalnya adanya fasilitas atau sarana dan prasarana perlu supaya sikap
meningkat menjadi tindakan. Praktik atau tindakan dapat dikelompokkan menjadi 3
tingkatan mengikut kualitasnya, yaitu:

a. Praktik terpimpin (guide response).

Subjek telah melakukan sesuatu tetapi masih bergantung pada tuntunan atau
menggunakan panduan.

8
b. Praktik secara mekanisme (mechanism).

Subjek telah melakukan sesuatu hal secara otomatis tanpa perlu kepada panduan.

c. Adapsi (adoption).

Tindakan yang sudah berkembang yaitu tindakan tersebut tidak sekadar rutinitas
tetapi sudah merupakan perilaku yang berkualitas.

2.5. Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan

1. Pengetahuan kesehatan (health knowledge)

Pengetahuan kesehatan adalah pengetahuan seseorang mengenai cara- cara menjaga


kesehatan, yakni:

a. Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular


b. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi kesehatan.
c. Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan moden maupun tradisional.
d. Pengetahuan untuk menghindari kecelakan.

2. Sikap terhadap kesehatan (health attitude)

Sikap terhadap kesehatan adalah penilaian individu terhadap hal-hal yang mencakupi
pemeliharaan kesehatan, yaitu:

a. Sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular.


b. Sikap tentang faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi kesehatan.

9
c. Sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan moden maupun tradisional.
d. Sikap untuk menghindari kecelakan.

3. Praktik kesehatan

Praktik kesehatan adalah tindakan seseorang untuk menjaga kesehatan, yaitu:


a. Tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular.
b. Tindakan tentang faktor-faktor yang terkait dan mempengaruhi kesehatan.
c. Tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan moden maupun tradisional.
d. Tindakan untuk menghindari kecelakan.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku
yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan
praktek kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan,
individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.

3.2. Saran

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling berkesinambungan,


individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita
dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Miswary M. 2015. “Makalah : Perilaku Kesehatan”. Makalah. Diunduh dari


https://miswarymyusuf.blogspot.com/2015/07/makalah-perilaku-kesehatan.html
14/02/2019 pukul 15.05 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai