Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Melania Ningrum NIM P3.73.34.2.18.019
2. Mita Puspita Sari NIM P3.73.34.2.18.020
3. Nur Afifah Firas NIM P3.73.34.2.18.022
4. Vanistya Rofina Hotnida NIM P3.73.34.2.18.037
Pertama-tama, kami ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Konsep dan Indikator
Perilaku Kesehatan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Adapun penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.Untuk itu, kami
ucapkan permohonan maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini. Kami pun berharap
pembaca makalah ini dapat memberikan kritik dan sarannya kepada kami agar di kemudian hari
kami bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada segala pihak yang tidak bisa disebutkan
satu demi satu atas bantuan yang telah diberikan dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah …................................................................................. 1
1.3 Tujuan …………...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Batasan Perilaku ..………......................................................................... 2
2.2 Ilmu-Ilmu Dasar Perilaku........................................................................ 3
2.3 Perilaku Kesehatan ……….................................................................... 3
2.4 Domain Perilaku………………............................................................. 5
2.5 Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan……………………….. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ................................................................................................. 11
3.2 Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang hubungan
kesehatan terhadap perilaku serta hal-hal yang terkait terhadap perilaku dan kesehatan.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Menurut Notoatmodjo (2005) perilaku dapat ditafsirkan sebagai kegiatan atau aktivitas
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Manusia sebagai salah satu makhluk
hidup mempunyai aktivitas yang dapat dibagikan menjadi dua kelompok yaitu aktivitas
yang dapat dilihat oleh orang lain dan aktivitas yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Menurut seorang ahli psikologi, Skiner (1938), beliau mendapati bahwa perilaku merupakan
respons atau reaksi seorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh itu, perilaku
manusia terjadi melalui proses: Stimulus Organisme Respons, sehingga teori Skinner
ini disebut teori "S-O-R" (stimulus-organisme-respons). Teori skinner juga menjelaskan
adanya dua jenis respons, yaitu:
a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditunjukkan oleh rangsangan-
rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimuli, karena menimbulkan
respons yang relatif tetap misalnya makanan lezat akan menimbulkan nafsu untuk makan
da sebagainya. Respondent respons juga mencakup perilaku emosional misalnya sedih
apabila ditimpa berita musibah.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang
kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsangan yang terakhir ini
disebut reinforcing stimuli atau reinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons.
Perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R” tersebut dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Perilaku ini adalah respons yang masih belum dapat dilihat oleh orang lain. Respons
seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan
2
sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk "unobservable behavior" atau "covert
behavior" yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
b. Perilaku terbuka (Overt behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan,
atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau "observable behavior".
Menurut Notoatmodjo lagi, perilaku pada seseorang individu itu terbentuk dari dua faktor
utama yaitu stimulus yang merupakan faktor eksternal dan respons yang merupakan faktor
internal. Faktor eksternal seperti faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun non-fisik
dan faktor internal pula adalah faktor dari diri dalam diri orang yang bersangkutan. Faktor
eksternal yang paling berperanan dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor sosial
dan budaya, yaitu di mana seseorang tersebut berada. Sementara itu, faktor internal yang
paling berperan adalah perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan
sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga cabang ilmu yang membentuk perilaku
seseorang itu yaitu ilmu psikologi, sosiologi dan antropologi (Notoatmodjo, 2005).
3
1. Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat, sering disebut dengan perilaku sehat
(healthy behavior) yang mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar
dari penyakit dan penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku dalam
mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif).
2. Perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh
penyembuhan atau pemecahan masalah. Perilaku ini disebut perilaku pencarian
pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan
yang diambil seseorang untuk memperoleh penyembuhan atau terlepas dari masalah
kesehatan yang dideritanya. Pelayanan kesehatan yang dicari adalah fasilitas kesehatan
moden (rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya) maupun tradisional (dukun,
sinshe, paranormal).
Menurut Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2005), beliau membagikan perilaku kesehatan
menjadi tiga, yaitu:
4
a. Didiamkan saja, dan tetap menjalankan aktivitas sehari-hari.
b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri (self treatment) melalui
cara tradisional atau cara moden.
c. Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke fasilitas pelayanan kesehatan
moden atau tradisional.
Becker mengatakan hak dan kewajiban orang yang sedang sakit adalah merupakan
perilaku peran orang sakit (the sick role behavior). Perilaku peran orang sakit antara lain:
Menurut Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2005), beliau mendapati terdapat tiga
domain perilaku yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ahli pendidikan di Indonesia
kemudian menterjemahkan ketiga domain ini ke dalam cipta (kognitif), rasa (afektif), dan
karsa (psikomotor), atau peri cipta, peri rasa, dan peri tindak. Untuk kepentingan pendidikan
praktis, tiga tingkat ranah perilaku telah dikembangkan sebagai berikut:
1. Pengetahuan(knowledge)
5
a. Tahu (know).
Tahu diartikanhanya hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (comprehension).
Memahami sesuatu objek bukan sekadar tahu objek tersebut, tetapi orang itu harus
dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application).
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksudkan dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang
lain.
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis (syntesis)
6
f. Evaluasi (evaluation)
2. Sikap (Attitude)
Menurut Campbell (1950), sikap dapat didefinisikan dengan sederhana, yakni :" An
individual's attitude is syndrome of response consistency with regard to object." Dengan
kata lain, sikap itu adalah kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek,
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan yang lain.
Sementara itu, Newcomb menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Allport (1954) dalam
Notoatmodjo (2005), pula merumuskan bahwa sikap terbentuk dari 3 komponen
utama,yaitu :
a. Menerima
Menerima diartikan individu atau subjek mau menerima stimulus atau objek yang
diberikan.
7
b. Menanggapi
c. Menghargai
Menghargai diartikan apabila subjek dapat memberikan nilai yang positif terhadap
objek atau stimulus.
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab diartikan subjek tersebut berani mengambil resiko terhadap apa
yang diyakininya.
Faktor-faktor misalnya adanya fasilitas atau sarana dan prasarana perlu supaya sikap
meningkat menjadi tindakan. Praktik atau tindakan dapat dikelompokkan menjadi 3
tingkatan mengikut kualitasnya, yaitu:
Subjek telah melakukan sesuatu tetapi masih bergantung pada tuntunan atau
menggunakan panduan.
8
b. Praktik secara mekanisme (mechanism).
Subjek telah melakukan sesuatu hal secara otomatis tanpa perlu kepada panduan.
c. Adapsi (adoption).
Tindakan yang sudah berkembang yaitu tindakan tersebut tidak sekadar rutinitas
tetapi sudah merupakan perilaku yang berkualitas.
Sikap terhadap kesehatan adalah penilaian individu terhadap hal-hal yang mencakupi
pemeliharaan kesehatan, yaitu:
9
c. Sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan moden maupun tradisional.
d. Sikap untuk menghindari kecelakan.
3. Praktik kesehatan
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,
1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku
yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni
pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan
praktek kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan,
individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
3.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12