Anda di halaman 1dari 4

SITOHISTOTEKNOLOGI I (P)

“Resume Presentasi Kelompok 3 Sitohistoteknologi I (P)”

Dosen Pengampu:

Purwanto, S.Si.
Ahmad fahrurrozi, M.Sc.
Burhannudin, M.Sc.

Disusun oleh :

Mita Puspita Sari P3.73.34.2.18.020

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS SEMESTER VI

TAHUN AJARAN 2021


Pewarnaan Sitologi dan Pengenalan Sel-sel Normal dan Abnormal dari Bahan Sitologi
I. Pewarnaan Sitologi
A. Pewarnaan Papanicolaou
 Tujuan : Untuk mendeteksi tanda-tanda kanker serviks
 Prinsip : Zat warna yang bersifat asam akan mewarnai bagian sel yang
bersifat basa dan zat warna yang bersifat basa akan mewarnai bagian sel yang
bersifat asam. Inti sel bersifat yang bersifat asam akan terwarnai dengan
hematoxylin yang bersifat basa, sedangkan sitoplasma yang bersifat basa akan
terwarnai dengan eosin alkohol atau orange G yang bersifat asam. Litium
karbonat digunakan untuk mengkonversi warna ungu hematoxylin menjadi
biru. Sementara penggunaan Alkohol konsentrasi bertingkat dan air untuk
menyesuaikan keadaan jaringan dengan pelarut zat warna, agar zat warna
dapat diserap dengan baik oleh jaringan.
 Zat warna :
1. Hemotoxylin
Menggunakan harris hematoxyline regresif, sel-sel yang overstained dan
kelebihan hematoxyline dihilangkan dengan ekstraksi diferensial di HCl.
2. Eosin-alkohol/EA-50
EA-50, memiliki formula yang sama digunakan untuk pengecatan kasus
ginekologik / nonginekologik, untuk melihat reaksi pewarnaan sitoplasma.
3. Bluing
Substitusi kebiruan solusion dapat digunakan untuk memperjelas bentuk /
struktur sel.
4. Proses hidrasi
Hidrasi merupakan penggunaan serangkaian alkohol bertingkat (50%.,
70%, 80%, dan 95%) untuk hidrasi dan dehidrasi berguna untuk
menghindari terjadinya penyusutan pada sel.
 Prosedur :
1. Fiksasi
Menggunakan alkohol 96%
2. Hidrasi
Celupkan pada
- Alkohol 80%
- Alkohol 60%
- Aquadest
(masing-masing sebanyak 10 kali)
3. Pewarnaan Inti
- Hematoxylin harris
- 0,05% HCL
- Bluing
4. Dehidrasi
Celupkan pada
- Alkohol 60%
- Alkohol 80%
- Alkohol 95%
5. Pewarnaan Sitoplasma
Celupkan pada
- Orange G-6
- Alkohol 95%
Celupkan pada
- EA-50
- Alkohol 95%
- Absolute alkohol
6. Clearing
- Alkohol dan xylol (1:1)
- Xylol hingga bersih
7. Mounting
Tutup dengan deck glass dan larutan ethelen
B. Pewarnaan Giemsa
 Tujuan : Untuk identifikasi morfologi sel, inti sel maupun sitoplasma sel,
sehingga bisa memberikan gambaran menyeluruh kondisi morfologi sel yang
diperiksa.
 Prinsip : Adanya presipitasi hitam yang terbentuk dari penambahan larutan
metilen biru dan eosin yang dilarutkan di dalam methanol.
 Zat warna :
- Larutan Giemsa
- Larutan phosfat buffer (ph 6,8)
- Methanol
 Prosedur :
1. Fiksasi methanol selama 5 menit
2. Keringkan di udara
3. Tetesi dengan pewarna Giemsa dengan perbandingan (GZ: Buffer phosfat
1:4)
4. Cuci dengan aquadest,lalu dikeringkan di udara
5. Setelah slide kering, dilakukan mounting media dengan entellan diatas
objek glass dan ditutup dengan deck glass (tidak boleh ada gelembung agar
rata pemandangannya).
C. Pewarnaan Diff Quick
 Tujuan : Untuk membedakan smear, sumsum tulang, FNAB, dan
mikroorganisme seperti H.pylori.
 Prinsip : Methylen blue akan mewarnai inti sel epitel, eosin akan mewarnai
sitoplasma dan methanol digunakan untuk memfiksasi spesimen pada kaca
objek.
 Zat warna :
- Reagen 1 : Metanol (Fiksatif)
- Reagen 2 : Eosin
- Reagen 3 : Methylen Blue
 Prosedur :
1. Buat apusan sampel pada objek glass lalu keringkan di udara
2. Celupkan spesimen ke dalam Reagen 1 sebanyak 5 kali
3. Celupkan spesimen ke dalam Reagen 2 sebanyak 5 kali
4. Celupkan spesimen ke dalam Reagen 3 sebanyak 5 kali
5. Bilas dengan aquadest
6. Biarkan spesimen kering
7. Amati hasil pada mikroskop

II. Pengenalan Sel-sel Normal dan Abnormal dari Bahan Sitologi


Contoh :
A. Sputum

B. Pap Smear

Anda mungkin juga menyukai