Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KONSEP PERILAKU KESEHATAN

Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik


yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan.

Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/08/makalah-konsep-dasar-perilaku-kesehatan.html

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAULUAN
1.1 Latar Belakang : ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah : .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan : ......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian perilaku : ............................................................................................... 3
2.2 Definisi kesehatan : ................................................................................................. 4
2.3 Definisi perilaku kesehatan : ............................................................................... 5
2.4 Perubahan perilaku sehat : ................................................................................... 8
2.5 Hubungan kesehatan dengan perilaku : .......................................................... 10
2.6 Pencegahan, tujuan dan dampak hidup sehat : ............................................ 11
2.7 Upaya perubahan perilaku sehat : ..................................................................... 12
2.8 Teory perilaku kesehatan dan perubahannya : ............................................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan : ............................................................................................................... 18
3.2 Saran : ........................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA : ........................................................................................................ 19


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang
yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain
ataupun orang yang melakukannya. Berdasarkan sifatnya perilaku terbagi
menjadi dua, yaitu perilaku perilaku baik dan buruk.
Tolak ukur perilaku yang baik dan buruk ini pun dinilai dari norma-norma
yang berlaku dimasyarakat. Baik itu norma agama, hukum, kesopanan,
kesusialaan, dan norma-norma lainnya.
Dalam kesehatan hubungan perilaku sangatlah erat sekali. Banyak hal yang
tanpa kita sadari dari perilaku yang kecil dapat menimbulkan efek kesehatan
yang besar bagi seseorang. Salah satu contohnya berupa pesan kesehatan
yang sedang maraknya digerakkan oleh promoter kesehatan tentang cuci
tangan sebelum melakukan aktifitas, kita semua tahu jika mencuci tangan
adalah hal yang sederhana, tapi dari hal kecil tersebut kita bisa melakukan
revolusi kesehatan kearah yang lebih baik. Sungguh besar efek perilaku
tersebut bagi kesehatan, begitu pula dengan kesehatan yang baik akan
tercermin apabila seseorang tersebut melakukan perilaku yang baik.
Maka dari itu dalam makalah ini, penulis hanya membahas tentang hubungan
kesehatan dengan perilaku, factor-faktor penyebab rendahnya perilaku yang
baik, dampaknya serta control perilaku kearah yang lebih baik, sesuai dengan
judul makalah yaitu hubungan kesehatan dengan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?
2. Apa hubungan ilmu perilaku dengan kesehatan?
3. Bagaimana upaya perubahan perilaku kesehatan?
4. Apa saja teori teori perilaku kesehatan dan perubahannya?
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang
hubungan kesehatan terhadap perilaku serta hal-hal yang terkait terhadap
perilaku dan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan
baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor
yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu
sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan
penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting
untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu
mengubah perilaku tersebut.
Dilihat dari Segi Biologis:
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)
yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup
mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai
aktivitas masing masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat
diamati pihak luar
Dilihat dari Segi Psikologis
Menurut Skiner (1938), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang
te rhadap stimulus (rangsangan dari luar. pengertian itu dikenal dengan teori
S-O-R (stimulus-organisme-respons). skiner membedakan respons tersebut
menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant response
(instrumental response).
Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme
atau seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut.
Respon ini berbentuk 2 macam, yakni:
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan
tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir ,
tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara
langsung. Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan
disebut overt behavior.

2.2 Definisi Sehat


Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit
akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi
aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat
mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan. konsep sehat
yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik,
mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan
suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual
dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam
mempertahankan kesehatannya.
2.3 Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari
konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku
kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health
knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar
tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian.
Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :
1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa
yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan,
seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-
faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang
fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari
kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap
terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari
kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap
faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari
kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku
kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang
menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya
yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb
mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: perilaku untuk mencegah
penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage).
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-
sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti
lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain,
perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik
yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi
diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan
mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi
dan elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan
individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk
pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran
melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan oleh
individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu
mereka betul-betul sehat.
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan
mencakup :
1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia
merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan
penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat
pencegahan penyakit
a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.
b) Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk
mencegah malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak
menularkan penyakit kepada orang lain.
c) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha
mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau
pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.
d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari
penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa
pemulihan.
2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup
respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan
obat obat.
3) Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi,
sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur unsur yang terkandung di
dalamnya., pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan
tubuh kita.
4) Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap
lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup
perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.
Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:
1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c. Perilaku gizi (makanan dan minuman).
2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan
Kesehatan atau Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath
Seeking Behavior). Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari
mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar
negeri.
3. Perilaku Kesehatan Lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik
maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat
klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
a. Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya.
Perilaku ini mencakup antar lain :
(1) Menu seimbang
(2) Olahraga teratur
(3) Tidak merokok
(4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba
(5) Istirahat yang cukup
(6) Mengendalian stress
(7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
b. Perilaku Sakit
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya
terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit,
pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup:
(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
(2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan
penyakit yang layak.
(3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan
kesehatan).

2.4 Perubahan Perilaku Sehat


Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan
kesehatan yang menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku (
behaviour change ). Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari
promosi atau pendidkan kesehatan, sekurang- kurangnya mempunyai 3
dimensi, yakni :
Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai
dengan nilai nilai kesehatan)
Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau pengambangan
perilau sehat).
Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai
dengan norma/nilai kesehatan (perilaku sehat). Dengan perkatan
mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada.
Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara
kedua kekuatan di dalam diri seseorang.

Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka :


FAKTOR SOSIAL : Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi
perilaku antara lain sktruktur sosial, pranata pranata sosial dan
permasalahan permasalahan sosial yang lain. Pada factor sosial ini bila
seseorang berada pada lingkungan yang baik yang maka orang tersebut akan
memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang
berada pada lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan
memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial ( keluarga,
teman ) mendorong perubaha perubahan sehat. Contohnya konsumsi
alcohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
FAKTOR KEPRIBADIAN : Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
salah satunya adalah perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana
dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap
perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang
merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba
merubah perilaku yang serupa. Contohnya yang berhubungan adalah rasa
kehatian hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada waktu waktu
tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu agar
dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan ( habit) yang dapat
merubah perilaku.
FAKTOR EMOSI : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau
harapan harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya
berhubungan dengan stress yang mendorong melakukan perilaku tidak sehat
seperti merokok.

PROSES TERJADINYA
Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang
ada orang yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang
merubah perilakunya karena tekanan dari masyarakat lingkunganya, atau
karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma yang ada.
Proses terjadinya perubahan ini tidak semena mena dapat tercapai dan
harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku :
1. Prekontemplasi : Belum ada niat perubahan perilaku
2. Kontemplasi : Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius ingin
mengubah perilakunya menjadi lebih sehat.
- Belum siap berkomitmen untuk berubah.
3. Persiapan : - Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan.
- Sudah pernah melakukan tapi masih gagal.
4. Tindakan : Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6
bulan dari sejak mulai usaha memberlakukan perilaku hidup sehat.
5. Pemeliharaan : Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang
telah dilakukan ( 6 bulan dilhat kembali).
- Mungkin berlangsung lama.
- 6 bulan dilihat kembali.

2.5 Hubungan Kesehatan dengan Perilaku


Seperti yang telah di jelaskan di Bab sebelumnya, hubungan kesehatan
dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang
sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu
konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup yang sehat.

2.6 Pencegahan, Tujuan dan Dampak Hidup Sehat


PENCEGAHAN
Perilaku pencegahan penyakit (health prevention) adalah respon untuk
melakukan pencegahan penyakit dan upaya mepertahankan dan
meningkatkan kesehatannya / segala tindakan secara medis
direkomendasikan, dialkukan secara sukarela oleh seseorang yang percaya
dirinya sehat dan bermaksud untuk mencegah penyakit atau
ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata
(asimptomatik). Pada proses pencegahan dapat dilakukan dalam dua bentuk
medis dan non medis.
Contoh pencegahan secara Medis : imunisasi, makan makanan bergizi yang
mengandung kebutuhan tubuh.
Contoh pencegahan Non-Medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak
minum minuman keras dan alcohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku
dan gaya hidup yang positif bagi kesehatan (misalnya, tidak gonta ganti
pasangan, adaptasi dengan lingkungan )
TUJUAN
Tujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar
terjadinya suatu pola hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.
AKIBAT
Akibat Perilaku Sehat:

a. Reinforcement (Peningkatan)
Reinforcemen merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa
kesenangan dan kepuasan.
Contohnya:
- Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan
bila di berikan mainan.
- Negative reinforcement : anda minum milanta agar sakit maag hilang.
b. Extincion (peniadaan).
Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di
hilangkan maka akan melemah responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer
lain yang mempertahankan perilaku sehat.Contohnya: anak kecil yang mau
cuci tangan sebelum makan bila di berikan mainan tetap melakukan perilaku
sehatnya karena pujian orang tua atau kepuasan karena tangannya bersih
dari kuman
c. Punishment (hukuman)
Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa
konsekuensi yang tidak menyenangkan cenderung ditekan.Contohnya: anak
kecil yang bermain dengan benda tajam seperti pisau dimarahi oleh Ibunya,
akan tidak mengulanginya lagi.

2.7 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan


Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan
dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari
pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang
program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar
covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam program program
kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma
norma kesehatan diperlukan usaha usaha yang konkrit dan positip.
Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa
dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia
mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan
peraturan / undang undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini
menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung
lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri.
Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya
dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu
lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.

2) Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan
kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan
pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi
menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan
orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam
ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat
lebih langgeng.
3) Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian
informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif.
Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga
ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya.
Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun
pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan
lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih
mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan
terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan,
propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk
mewujutkan perubahan
yang langgeng.

2.8 Teori Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahanya


Teori Teori perilaku kesehatan
1. Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal
2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba
merumuskan teori terbentuknya perilaku manusia
3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC,
Reason Action, PRECED-PROCEED, Behavior intention, Thoughs and
Feeling.
a) Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )
Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil
interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
1. Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man made
2. Behavior : reaksi terhadap antecedent
3. Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan
banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu
membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan
banyak ( C )
b) Teori REATION ACTION (FESBEIN &AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya intention/niat sebagai faktor penentu
perilaku
Niat itu sendiri ditentukan oleh :
1. sikap
2. norma subjektif
3. pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat,
dimana niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi,
keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas
setelah diimunisasi.
c) Teori PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas
Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai
karena :
1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )

d) Teori BEHAVIOR INTENTION( Snehendu Kar : 1980 )


Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :
1. Behavior intention
2. Social support
3. Accessibility to information
4. Personal autonomy
5. Action situation
B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )
Contoh:
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan
persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan :
1. Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)
2. Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)
3. Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)
4. Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
5. Kondisi jauh dari puskemas(AS)
e) Teori THOUGHT AND FEELING ( WHO:1984)
Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :
1. Thoughts and feeling
2. Personal reference
3. Resources
4. Culture
B = f ( TF, PR, R, C )
Contoh :
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia
punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila
menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui
sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu
untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih
keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu
maka status sosial makin naik (C).

Teori Teori Perubahan Perilaku Kesehatan


Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan
yang bertujuan behavior change
Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :
1. mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai
dengan nilai-nilai kesehatan )
2. pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
3. memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt
Lewin.

Teori Perubahan Perilaku Kesehatan


Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme.
Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar
melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari
sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku,
misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb
a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan
ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang
berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena
dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan,
pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi penyesuaian secara
kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
Contoh :
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa
bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan
kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak
hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).
b) Teori Fungsi (Katz : 1960)
Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
1. instrumental
2. defence mechanism
3. penerima objek dan pemberi arti
4. nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat
memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat
dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

c) Teori Kurt Lewin (1970)


Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang
antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces
(kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan
terjadinya perubahan perilaku :
1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya
tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit
keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke
puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat
tentang pentingnya deteksi dini kusta.
2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta
bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan
terjad perubahan perilaku.
3. Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan
yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan
baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan
yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari
konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku
kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health
knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek
kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.

3.2. Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan
produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu
konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas
hidup yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku


Kesehatan. Jakarta: Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm. 23
Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan.2008.Pendidikan Kesehatan dan
Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai