FERTILITAS
Disusun Oleh:
Kelompok 15
PRODI D3-KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
SURABAYA
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul "Fertilitas".
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Maternitas dan untuk mengetahui permasalahan fertilitas yang terjadi di
Indonesia sehingga dapat menjadi bahan pembelajaran dan menambah pengetahuan.
Selain itu, kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarrnya
kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran sekiranya
membangun dari para pembaca agar kekurangan dapat diperbaiki dan menjadi lebih
sempurna. Semoga makalah ini dapat memenuhi kebutuhan pembaca dan menambah
wawasan mengenai fertilitas yang terjadi di Indonesia.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…….…………………………………………………..… 2
DAFTAR ISI …………..……………………………….…............................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…....…………………………………….........…. 4
B. Rumusan Masalah……..……………………………..............…. 5
C. Tujuan Penyusunan Makalah…………..……….….............…… 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Fertilitas………..…………………………………..........6
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fertilitas….………..........…. 7
C. Pengukuran Fertilitas…………………………..... ………...........8
D. Dampak negatif dan positif dari Fertilitas…………..……..........12
E. Upaya menanggulangi fertilitas………..………………………. ..14
DAFTAR PUSTAKA………………………………........................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu
terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda
kehidupan misalnya bernafas, berteriak, jantung berdenyut dan sebagainya.
Indonesia merupakan negara yang padat penduduknya. Hal ini terlihat
dari jumlah penduduk Indonesia yang mendapati posisi terpadat keempat di
dunia setelah Amerika Serikat. Sebagai negara berkembang dengan tingkat
penduduk yang cukup tinggi, ini merupakan salah satu masalah pokok yang
harus dihadapi. Pada hakikatnya angka kelahiran merupakan hal positif bagi
sebuah negara dibanding tingginya angka mortalitas yang mengindikasi
adanya konflik dan permasalahan di negara tersebut. Namun tingkat kelahiran
dapat memberikan permasalahan lainnya khususnya dalam hal ekonomi. Hal
ini diperkuat dengan kenyataan bahwa kualitas penduduk masih rendah
sehingga diposisikan sebagai beban pembangunan daripada modal
pembangunan.
Pada umumnya kasus kehamilan yang tidak dikehendaki terjadi pada
ibu yang berstatus sosial ekonomi rendah. Ini akan menimbulkan masalah
tersendiri yang cukup rumit seperti proses kehamilan, proses persalinan ibu,
ketercukupan gizi ibu dan anak dan lain sebagainya. Sementara itu, kasus
kehamilan yang tidak dikehendaki tidak hanya terbatas terjadi pada
perempuan dengan status menikah, tetapi juga perempuan yang tidak
menikah.
Melihat dari apa yang tengah terjadi di saat ini, tentu kita harus
mempelajari dan memahami mengenai fertilitas itu sendiri dan diharapkan
kita sadar akan bagaimana mengendalikan laju fertilitas di masa mendatang
yang berdampak pada ketimpangan terhadap beban pembangunan negara.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada materi
fertilitas ini yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan fertilitas ?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi angka fertilitas ?
3. Bagaimana cara menghitung angka fertilitas ?
4. Apa danpak positif dan negatif dari Fertilitas?
5. Apa upaya penanggulanagn fertilitas?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan fertilitas
2. Untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi angka fertilitas
3. Untuk mengetahui cara menghitung angka fertilitas
4. Untuk mengetahui danpak positif dan negatif dari Fertilitas
5. Untuk mengetahui upaya penanggulanagn fertilitas
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fertilitas
Fertilitas yang bahasa inggrisnya “fertility” berarti reproductive
performance (Webster’s, 1966). Fertilitas adalah suatu pengertian yang
digunakan oleh ahli demografi untuk menunjukan tingkat pertambahan jumlah
anak (Hutabarrat, 1973)
Pengertian lain dari fertilitas sebagai istilah demografi diartikan
sebagai hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita atau sekelompok
wanita, dengan kata lain fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang lahir
hidup (Hatmadji, 1981).
Menurut ahli lain, fertilitas adalah suatu istilah yang dipergunakan di
dalam bidang demografi untuk menggambarkan jumlah anak yang benar-
benar dilahirkan hidup. Fertilitas juga diartikan sebagai suatu ukuran yang
diterapkan untuk mengukur hasil reproduksi wanita yang diperoleh dari
statistik jumlah kelahiran hidup (Pollard, 1984)
Melihat dari pendapat para ahli dalam memberi definisi mengenai
fertilitas maka dapat disimpulkan bahwa fertilitas dapat diartikan sebagai
suatu ukuran dari hasil reproduksi dan dinyatakan dengan jumlah bayi yang
lahir hidup ataupun yang lahir mati.
Menurut Hatmadji (1981), terdapat konsep-konsep penting dalam
mengkaji fenomena fertilitas, diantaranya:
1. Lahir hidup (Life Birth), menurut WHO, adalah suatu kelahiran seorang
bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana si
bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal : bernafas, ada denyut
jantungnya atau tali pusat atau gerakan-gerakan otot.
6
2. Lahir mati (Still Birth) adalah kelahiran seorang bayi dari kandungan
yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda
kehidupan.
3. Abortus adalah kematian bayi dalam kandungan dengan umur kurang
dari 28 minggu. Ada dua macam abortus : disengaja (induced) dan tidak
disengaja (spontaneus). Abortus yang disengaja mungkin lebih sering kita
kenal dengan istilah aborsi dan yang tidak disengaja lebih sering kita
kenal dengan istilah keguguran.
4. Masa reproduksi (Childbearing age) adalah masa dimana perempuan
melahirkan, yang disebut juga usia subur (15-49 tahun).
B. Faktor-faktor Fertilitas
Menurut Ida Bagus Mantra (1985), terdapat sejumlah faktor yang
dapat mempengaruhi fertilitas yang dibedakan atas faktor-faktor demografi
dan non demografi. Faktor-faktor demografi antara lain meliputi struktur atau
komposisi umur, status perkawinan, umur kawin pertama, keperidian atau
fekunditas dan proporsi penduduk yang kawin.
Sedangkan faktor-faktor non demografi diantaranya keadaan ekonomi
penduduk, tingkat pendidikan, perbaikan status wanita, urbanisasi dan
industrialisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berpengaruh secara langsung
ataupun tidak langsung terhadap fertilitas.
Davis dan blake (1956 dalam Ida Bagus Mantra,1985) memperinci
pengaruh faktor social melalui 11 “variable antara” yang dikelompokkan
sebagai berikut:
7
3. Lamanya masa reproduksi yang hilang karena perceraian, perpisahan atau
ditinggal pergi oleh suami, dan suami meninggal.
4. Abstinensi sukarela
5. Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang
tidak dapat dihindari.
6. Frekuensi hubungan seks.
C. Pengukuran Fertilitas
Pengukuran fertilitas memiliki dua macam pengukuran, yaitu
pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuran fertilitas kumulatif. Pengukuran
fertilitas tahunan (vital rates) adalah mengukur jumlah kelahiran pada tahun
tertentu yang dihubungkan dengan jumlah penduduk yang mempunyai resiko
untuk melahirkan pada tahun tersebut. Sedangkan pengukuran fertilitas
kumulatif adalah mengukur jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh
seorang wanita hingga mengakhiri batas usia subur.
8
a) Ukuran ukuran Fertilitas Tahunan
1. Tingkat Fertilitas Kasar (Crude Birth Rate)
Tingkat fertilitas kasar adalah banyaknya kelahiran hidup pada suatu
tahun tertentu tiap 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Dalam ukuran
CBR, jumlah kelahiran tidak dikaitkan secara langsung dengan penduduk
wanita, melainkan dengan penduduk secara keseluruhan.
CBR = B x 1000
Pm
dimana:
CBR = Tingkat Kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahun
K = Bilangan konstan yang biasanya 1.000
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Adapun kelemahan dalam perhitungan CBR yakni tidak memisahkan
penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih kanak-kanak dan
yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan sangat kasar.
Sedangkan kelebihan dalam penggunaan ukuran CBR adalah perhitungan
ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang jumlah anak
yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
9
GFR = __B__ x k
Pf’15 – 44
atau
GFR = __B__ x k
Pf’15 – 49
dimana:
GFR = Tingkat Fertilitas Umum
B = Jumlah kelahiran
Pf (15-49) = Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada
pertengahan tahun
Pf (15-49) = Jumlah penduduk wanita umur 15-49 tahun pada
pertengahan tahun
K = Bilangan konstanta yang bernilai 1.000
10
dimana:
ASFRi = Tingkat Fertilitas menurut Umur
Bi = Jumlah kelahiran bayi pada kelompok umur i
Pfi = Jumlah wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
K = Angka konstanta, yaitu 1.000
11
meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya Banyaknya
perempuan yang dilahirkan oleh kohor perempuan
GRR =5 ASFR
GRR = 5 x Jumlah ASFR
= 5 x 208,31
= 1041,55
= 1.041,55 kelahiran bayi perempuan tiap 1000 perempuan usia
reproduksi.
3. Net Reproduction Rates (NRR)
NRR adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah kohor hipotesis
dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan meninggalkan para
(pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa reproduksinya.
NRR = ASFR x nLx 1o
Persaingan lapangan kerja ini disebabkan oleh pertumbuhan penduduk di Negara kita
yang sangat tinggi dan rupanya pertumbuhan penduduk ini tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah selama ini sehingga
yang terjadi adalah bertambahnya jumlah pengangguran di Indonesia.
b. Persaingan untuk Mendapatkan Pemukiman
Persaingan untuk mendapatkan permukiman yang layak ini biasanya terjadi didaerah
perkotaan yang padat, dan permasalahan seperti ini biasa terjadi karena perumahan
yang tidak memadai dan kondisi rumah yang sudah tak layak huni. Namun tidak
semua masyarakat bersaing untuk mendapatkan permukiman yang layak, nyatanya
banyak juga masyarakat yang memilih tetap tinggal yang sudah bertahun-tahun
12
menjadi tempat tinggalnya dengan alasan sudah terbiasa dan warisan dari nenek
moyang sehingga mereka enggan untuk meninggalkannya.
c. Meningkatnya Jumlah Kemiskinan
Di Negara kita ini memiliki tingkat kelahiran yang tinggi namun tidak didampingi
dengan tingkat kematian, dengan demikian tentu semakkin banyak fasilitas dan
jumlah tenaga kerja guru yang diperlukan, namun sebagai hasilnya tidak setiap anak
memiliki kesempatan untuk bersekolah dan mendapatkan pendidikan yang layak dan
memadai.
Kita bisa memanfaatkannya sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) dari Negara kita
sendiri, tanpa membutuhkan tenaga dari luar negeri untuk memakmurkan bangsa ini
sendiri dan bisa mengirim tenaga kerja dari Indonesia ke luar negeri, karena
berlimpahnya ketersediaannya Sumber Daya Manusia dari Indonesia itu sendiri.
b. Dapat Meningkatkan Produksi
13
masyarakat Indonesia itu sendiri, tanpa harus membutuhkan produksi dari luar negeri
yang tidak kalah saing hasil produktivitasnya.
c. Meningkatnya Solidaritas antar Bangsa
Bertambahnya penduduk, berarti makin banyak juga aneka ragam suku bangsa di
tanah air ini, kita bisa meningkatkan solidaritas antar sesama bangsa setanah air untuk
mempersatukan jiwa tanah air, dengan bersosialisasi antar sesame, sehingga dapat
mencapai tujuan bangsa bersama-sama dengan jiwa solidaritas yang tinggi.
d. Berkesempatan Berwirausaha menjadi lebih besar
Banyaknya jumlah penduduk bisa dimanfaatkan untuk berwirausaha, dalam kata lain
dapat membuka lapangan kerja baru bagi sebagian besar penduduk di Indonesia,
sehingga dapat memproduksi suatu barang atau teknologi yang berguna untuk bangsa
itu sendiri, dan memajukan bangsa Indonesia yang saat ini masih dikategorikan
sebagai Negara berkembang.
B. Bidang Pendidikan :
14
1. Melaksanakan program wajib belajar 9 Tahun,
2. Penambahan fasilitas pendidikan yang lebih lengkap dan merata di semua
daerah Indonesia,
3. Penciptaan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga
kerja,
4. Peningkatan kualitas tenaga pengajar (guru dan dosen) di lembaga pendidikan
milik pemerintah,
5. Penyediaan program pelatihan bagi para pengajar dan pencari kerja,
6. Memperoleh riset dan penemuan baru dalam bidang IPTEK di lembaga-
lemabaga pemerintah,
7. Mendirikan sekolah non-formal.
C. Bidang Ekonomi :
1. Mengadakan pelatihan tenaga kerja industri,
2. Mengembangkan kegiatan industri padat karya,
3. Usaha industri kecil dan koperasi,
4. Penciptaan perangkat hukum yang menjamin tumbuh dan berkembangnya
usaha/investasi, baik PMDN ataupun PMA,
5. Optimalisasi peranan BUMN dalam kegiatan perekonomian, sehingga dapat
lebih banyak menyerap tenaga kerja,
6. Penyederhanaan birokrasi dalam perizinan usaha. Pembangunan/menyediakan
fasilitas umum (jalan,telepon) sehingga dapat mendorong kegiatan ekonomi.
D.Bidang Kesehatan :
1. Menambah fasilitas kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),
2. Mengadakan program penyuluhan kesehatan,
3. Pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin,
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Pengukuran Fertilitas Kumulatif Adalah pengukuran jumlah rata rata-rata
anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga mengakhiri batas usia
suburnya. Adapun ukuran – ukuran fertilitas kumulatif adalah :
a. Tingkat Fertilitas Total (TFR) adalah jumlah kelahiran hidup laki laki-laki &
wanita tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir masa reproduksinya
dengan catatan :
tidak ada seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa
reproduksinya.
tingkat fertilitas menurut umur tdk berubah pd periode waktu tertentu.
b. Gross Reproduction Rates (GRR) adalah jumlah kelahiran bayi perempuan
oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya dengan catatan tdk ada
seorang perempuan yg meninggal sebelum mengakhiri masa reproduksinya.
c. Net Reproduction Rates (NRR) adalah jumlah kelahiran bayi (pr) oleh sebuah
kohor hipotesis dari 1000 (pr) dengan memperhitungkan kemungkinan
meninggalkan para (pr) itu sebelum mengakhiri mengakhiri masa
reproduksinya.
17
Daftar Pustaka
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125427-S-5750-Analisis%20hubungan-
Literatur.pdf
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-15202-Chapter1-803224.pdf
http://widyaastuti-agrittude.blogspot.com/2011/11/fertilitas-penduduk.html
http://demografi.bps.go.id/parameter2/index.php/fertilitas
18