ADMINISTRASI KEBIJAKAN RS
DOSEN PENGAMPUH:
Oleh:
Kelompok IV
Fahyana A. (B1B119048)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
melimpahkan anugrah dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen yang berperan memberikan
masukan serta bimbingan yang bermanfaat dalam proses pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah kami kerjakan ini masih terdapat banyak
kesalahan serta kekurangannya sehingga kami mengharapkan saran dan masukan
yang membangun demi tercapainya pencapaian yang kita harapkan bersama-sama
dengan isi karya tulis ini. Kami juga berharap bahwa semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca sebagaimana mestinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................3
A. Rekomendasi Kebijakan............................................................................3
B. Pengertian Advokasi Kesehatan................................................................7
C. Tujuan Advokasi Kesehatan......................................................................8
D. Sasaran Dan Pelaku Advokasi Kesehatan...............................................10
E. Pendekatan Advokasi Kesehatan.............................................................10
F. Unsur Dasar Advokasi Kesehatan...............................................................11
G. Langkah-langkah Pokok dalam Advokasi Kesehatan.............................13
H. Peran Dinas Provinsi dan Kabupaten/ Kota dalam Advokasi Kesehatan14
I. Indikator Keberhasilan Advokasi Kesehatan..............................................15
J. Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung..........................................................15
BAB III..................................................................................................................19
PENUTUP..............................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................19
B. Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan modal investasi bangsa, serta
merupakan salah satu dari 3 komponen utama yang mempengaruhi kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu kesehatan perlu dipelihara, ditingkatkan
dan diupayakan oleh setiap orang. Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yang
bersifat lintas sektor, oleh karena itu diperlukan kepedulian semua pihak terhadap
kesehatan. Banyak orang dan banyak pihak yang belum menyadari pentingnya
kesehatan dalam hidupnya. Masalah kesehatan seringkali kalah prioritas
dibandingkan dengan masalah ekonomi dan kebutuha fisik lainnya. Oleh karena
itu perlu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
Tingkat kesehatan dan kualitas SDM kita pada umumnya sangat rendah (urutan
ke-109 di dunia) sehingga perlu upaya khusus untuk meningkatkan kesadaran
semua pihak terhadap kesehatan ini. Dengan dicanangkannya Indonesia Sehat
2010, upaya mengenalkan kesehatan kepada berbagai pihak ini perlu dipacu, agar
memperoleh dukungan dalam pelaksanaannya. Untuk itu perlu dilakukannya
pendekatan komunikatif dan inovatif yang memperhatikan setiap segmen sasaran.
Sehubungan dengan itu semua, perlu dilakukan advokasi kesehatan kepada
berbagai pihak, terutama para penentu kebijakan dan berbagai sektor, termasuk
lembaga perwakilan rakyat baik di Pusat maupun daerah.
1
Advokasi merupakan upaya mempengaruhi kebijakan Pemerintah melalui
pendekatan persuasif. Hal ini merupakan law enforcment yang dapat memaksa
atau memobilisasi masyarakat untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu. Banyak
orang yang masih belum menyadari pentingnya kesehatan. Kesehatan dipengaruhi
oleh banyak faktor yang bersifat lintas sektor sehingga masalah kesehatan sering
kalah prioritas dibanding masalah ekonomi dan kebutuhan fisik lainnya. Oleh
karena itu, upaya mengenalkan kesehatan perlu dipicu agar memperoleh
dukungan dan kepedulian semua pihak. Perlu dilakukannya pendekatan persuasif,
cara-cara komunikatif dan inovatif yang memeprhatikan setiap segmen sasaran
untuk meningkatkan kesadaran semua pihak, oleh kerena itu diperlukannya
advokasi kesehatan kepada berbagai pihak agar kesehatan dianggap sebagai
sesuatu yang penting oleh pihak lain, terutama para penentu kebijakan dan
berbagai sektor, termasuk lembaga perwakilan rakyat, baik pusat maupun daerah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Rekomendasi Kebijakan?
2. Apa yang dimaksud dengan Advokasi Kesehatan?
3. Apa tujuan dari Advokasi Kesehatan?
4. Siapa sajakah sasaran dan pelaku dari Advokasi Kesehatan?
5. Bagaimana pendekatan dari Advokasi Kesehtan?
6. Apa saja unsur dasar dari Advokasi Kesehatan?
7. Apa saja langkah-langkah Pokok dalam Advokasi Kesehatan?
8. Apa saja Indikator Keberhasilan Advokasi Kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rekomendasi Kebijakan
a. Pengertian Rekomendasi
1. Hal minta perhatian bahwa orang yang disebut dapat dipercaya, baik (biasa
dinyatakan dengan surat), penyuguhan
2. Saran yang menganjurkan, (membenarkan, menguatkan): pemerintah atau
menyetujui.
3
merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan yang berlangsung dalam satu
struktur. Pembuatan proses kebijakan publik merupakan kegiatan yang dinamis
karena ia dapat berubah sepanjang waktu. Perubahan itu mungkin menyangkut
langkah-langkah atau tahapan-tahapan dari sub-sub prosesnya maupun tahapan-
tahapan yang teradapat didalam sub-sub proses itu sendiri.
4
antara efektifitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos
moneter.
3. Kecukupan (adequacy), berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat
efektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan menumbuhkan
adanya masalah. Kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan
antara alternatif kebijakan dan hasil yang diharapkan.
4. Perataan (equity), kebijakan yang akibatnya (misalnya, unit pelayanan
atau manfaat moneter) atau usaha (misalnya biaya moneter) secara adil
didistribusikan.
5. Responsivitas (responsiveness), berkenaan dengan seberapa jauh suatu
kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-
kelompok masyarakat tertentu. Kriteria responsivitas adalah penting
karena analis yang dapt memuaskan semua kriteria lainnya, efektifitan,
efisiensi, kecukupan, kesamaan masih gagal jika belum menanggapi
kebutuhan aktual dari kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya
suatu kebijakan.
6. Ketepatan (appropriateness). Kriteria ketepatan secara dekat berhubungan
dengan rasionalitas, substantif, karena pertanyaan tentang ketepatan
kebijakan tidak berkenaan dengan satuan kriteria individu tetapi dua atau
lebih kriteria secara bersama-sama. Ketepatan merujuk pada nilai atau
harga dari tujuan program dan kepada kuatnya asumsi yang melandasi
tujuan-tujuan tersebut.
5
diaplikasikan ke depan, analisis ini dapat juga digunakan untuk
mengevaliasi kinerja kebijakan.
2. Analisis biaya-efektivitas adalah suatu pendekatan untuk rekomendasi
kebijakan yang memungkinkan analisis untuk membandingkan dan
memberikan anjuran kebijakan dengan mengkuantifikasi total biaya dan
akibat. Biaya diukur dalam bentuk uang sementara efektivitas diukur
dalam satuan barang, pelayanan atau beberapa satuan nilai akibat
lainnya. Analisis biaya-efektivitas digunakan untuk merekomendasikan
berbagai alternatif kebijakan dan program-program dalam
pemberantasan kejahatan, pelatihan tenaga kerja, transportasi,
kesehatan, pertahanan, dan berbagai bidang lainnya.
d. Metode Rekomendasi
6
B. Pengertian Advokasi Kesehatan
Menurut Foss & Foss et al (1980); Toulmin (1981) advokasi adalah upaya
persuasif yang mencangkup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi, dan
rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu (Hadi Pratomo dalam Notoatmodjo,
2005). Advokasi adalah usaha mempengaruhi kebijakan publik melalui
bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif (John Hopkins School for Public
Health). WHO (1989) seperti dikutip UNFPA dan BKKBN (2002)
mengungkapkan bahwa “Advocacy is a cpmbination on individual and social
action design to gain political comitment, policy support, social acceptence and
system support for particular health goal programe”.
7
intervensi yang berhubungan dengan bidang organisasi, politik, dan ekonomi yang
direkayasa untuk memfasilitasi adaptasi perilaku dan lingkungan untuk
memperbaiki kesehatan. Jadi promosi kesehatan bukan hanya perubahan perilaku
melainkan juga perubahan lingkungan, karena lingkungan diciptakan oleh
keputusan yang dibuat individu, organisasi atau pemerintah, mereka yang peduli
terhadap kesehatan atau kesejahteraan individu dan masyarakat (promotor
kesehatan), perlu terlibat atau mempengaruhi pembuatan keputusan tersebut.
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Adanya pemahaman atau pengenalan atau kesadaran.
b. Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.
c. Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk
membantu dan menerima perubahan.
d. Adanya tindakan/ perbuatan/ kegiatan nyata (yang diperlukan).
e. Adanya kelanjutan kegiatan (kesinambungan kegiatan)
8
Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggran
pembangunan nasional begi pembangunan sektor kesehatan, juga tergantung pada
cara pandang dan kepedulian (concern) mereka terhadap kesehatan dalam konteks
pembangunan nasional. Oleh sebab itu untuk meningkatkan komitmen para
eksekutif dan legislative terhadap kesehatan perlu advokasi kepada mereka.
Komitmen politik ini dapat diwujudkan antara lain dengan pernyataanpernyataan,
baik secara lisan maupun tertulis, dapi para pejabat eksekutif maupun legislatif,
mengenai dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu kesehatan.
9
sistem kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu dikembangkan.
Mengingat bahwa masalah kesehatan merupakan dampak dari berbagai sektor,
maka program untuk pemecahannya atau penanggulangannya pun harus bersama-
sama dengan sektor lain. Dengan kata lain, semua sektor pembangunan yang
mempunyai dampak terhadap kesehatan, harus memasukkan atau mempunyai unit
atau sistem yang menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya.
Unit ini secara internal menangani masalah kesehatan yang dihadapi oleh
karyawan, dan secara eksternal mengatasi dampak institusi tersebut terhadap
kesehatan masyarakat.
Kata kunci dalam proses atau kegiatan advokasi ini adalah pendekatan
persuasif, secara dewasa, dan bijak, sesuai keadaan yang memungkinkan tukar
pikiran secara baik (free choice).
10
1. Melibatkan para pemimpin atau Para pembuat Undang-undang, mereka yang
terlibat dalam penyusunan hukum, peraturan maupun pemimpin politik yaitu
mereka yang menetapkan kebijakan publik sangat berpengaruh dalam
menciptakan perubahan yang terkait dengan masalah sosial termasuk
kesehatan.
2. Bekerja dengan media massa, Media massa sangat berperan penting dalam
membentuk opnini publik. Media juga sangat kuat dalam mempengaruhi
persepsi public atas isu atau masalah tertentu terutama dalam hal kesehatan.
Mengenal, menbangun, dan menjaga kemitraan dengan media massa sangat
penting dalam proses advokasi.
3. Membangun kemitraan, Dalam upaya advokasi sangat penting dilakukan
upaya jaringan, kemitraan yang berkelanjutan dengan individu, organisasi-
organisasi dan sektor lain yang bergerak dalam sektor yang sama, dalam hal
ini adalah kesehatan. Kemitraan ini dibentuk oleh individu, kelompok yang
bekerja sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang sama.
4. Memobilisasi massa, merupakan suatu proses mengorganisasikan individu
yang telah termotivasi kedalam kelompok-kelompok atau mengorganisasikan
kelompok yang sudah ada. Dengan mobilisasi dimaksudkan agar motivasi
individu dapat diubah menjadi tindakan kolektif.
5. Membangun kapasitas, maksudnya adalah melembagakan kemampuan untuk
mengembangkan dan mengelola program yang komprehensif dan
membangun kritikal massa pendukung yang memiliki keterampilan advokasi.
Agar upaya advokasi dapat berhasil tujuan, advokasi perlu dibuat lebih
spesifik berdasarkan pertanyyan berikut: apakah isu atau masalah tersebut dapat
menyatukan atau membuat berbagai kelompok bersatu dalam suatu koalisi yang
kuat? Apakah tujuan advokasi dapat dicapai? Apakah tujuan advokasi memang
menjawab permasalahan?
Adanya data dan riset pendukung sangat penting agar keputusan dibuat
berdasarkan informasi yang tepat dan benar. Oleh karena itu, data dan riset
11
mungkin diperlukan dalam menentukan masalah yang akan diadvokasi,
identifikasi solusi pemecahan masalah maupun menentukan tujuan yang realistis.
Bila isu dan tujuan telah disusun, upaya advokasi harus ditujukan bagi
kelompok yang dapat membuat keputusan dan idealnya ditujukan bagi orang yang
berpengaruh dalam pembuatan keputusan, misalnya staf, penasihat, orang tua
yang berpengaruh, media massa dan masyarakat.
Khalayak sasaran berbeda bereaksi tidak sama atas pesan yang berbeda.
Seorang tokoh politik mungkin termotivasi kalau dia mengetahui banwa banyak
dari konstituen yang diwakilinya peduli terhadap masalah tertentu. Seorang
Menkes mungkin akan mengambil keputusan ketika kepada yang bersangkutan
disajikan data rinci mengenai besarnya masalah kesehatan tertentu. Jadi penting
diketahui pesan apa yang diperlukan agar khalayak sasaran yang dituju dapat
membuat keputusan yang mewakili kepentingan advokator.
5. Membangun koalisi
12
8. Evaluasi upaya advokasi
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta. Data
sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkan informasi yang tepat dan
benar. Data berbasis fakta sangat membantu menetapkan masalah,
mengidentifikasi solusi dan menentuka tujuan yang realistis. Adanya data sering
menjadi argumen yang sangat persuasif.
13
yang dituju dapat membuat keputusan yang mewakili kepentingan advokator.
Kata kunci untuk bahan informasi ini adala informasi yang akurat, tepat dan
menarik.
14
5. Menyusun bahan advokasi, menugasi tim penyusun bahan advokasi dan
menetapkannya.
6. Mengembangkan kemitraan dengan cara membangun dan mengembangkan
kemitraan untuk advokasi.
7. Mengelola kegiatan advokasi dengan merencanakan, menggerakkan
pelaksanaan, memantau, mengawai, dan menilai kegiatan advokasi
1. Indikator Output
2. Indikator Proses
3. Indikator Input
Adanya sasaran yang jelas, bahan informasi/ advokasi, dan kesiapan pelaku
advokasi.
Model yang digunakan sebagai dasar tema penelitian ini ialah turunan
model implementasi top-down yang disebut directandindirectimpact on
implementation yaitu model teori yang dikembangkan oleh George C. Edwards III
(1990).
15
Menurut pandangan Edwards III (dalam Subarsono, 2011, h.90),
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel yang saling berhubungan
satu sama lain, diantaranya:
1. Komunikasi
2. Sumber Daya
3. Disposisi
4. Struktur birokrasi
16
Menunjuk bahwa struktur birokrasi menjadi penting dalam implementasi
kebijakan. Aspek struktur birokrasi ini mencangkup dua hal penting pertama
adalah mekanisme, dan struktur organisasi pelaksana sendiri. Mekanisme
implementasi program biasanya sudah ditetapkan melalui standar operating
procedur (SPO) yang dicantumkan dalam guideline program/kebijakan. SOP yang
baik mencantumkan kerangka kerja yang jelas, sistematis, tidak berbelit dan
mudah di pahami oleh siapapun karena akan menjadi acuan dalam bekerjanya
implementor. Sedangkan struktur organisasi pelaksana pun sejauh mungkin
menghindari hal yang berbelit, panjang dan kompleks. Struktur organisasi
pelaksana harus dapat menjamin adanya pengambilan keputusan atas kejadian luar
biasa dalam program secara cepat. Dan hal ini hanya dapat lahir jika struktur
didesain secara ringkas dan fleksibel menghindari “ virus weberian” yang kaku,
terlalu hirarkhis dan birokratis.
Kesimpulan Penelitian
17
Rekomendasi Kebijakan
Mengacu pada hasil temuan dalam penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti, maka ada beberapa rekomendasi/saran terkait dalam
Implementasi Kebijakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin Di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung , yaitu sebagai berikut :
1) Implementor perlu lebih mengoptimilkan sumber daya dari unsur
peralatan medis agar proses Implementasi Kebijakan Pelayanan
Jamkesmas berjalan dengan lebih baik sehingga kinerja pelayanan
dapat dicapai secara optimal, efisien dan efektif.
2) Untuk mengatasi faktor penghambat seperti kurangnya pemahaman
masyarakat dan lamanya penyaluran kartu JAMKESMAS kepada
pengguna kartu JAMKESMAS maka disarankan kepada
Pemerintah kota Bitung agar melakukan koordinasi dan pembinaan
kepada instansi/dinas terkait serta mengoptimilkan sosialisasi
kepada masyarakat.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep perubahan yang terjadi pada individu dan masyarakat juga
dipengaruhi oleh kebijakan maupun perubahan orgnisasi, dan politik bahkan
faktor ekonomi, maka lingkungan yang mendukung perubahan perilaku sangatlah
penting. Oleh karena itu, rekomendasi dan advokasi kebijakan sebagai salah satu
strategi promosi kesehatan untuk mendukung perubahan perilaku individu
maupun masyarakat menjadi penting. Advokasi hakekatnya adalah bekerja dengan
individu dan organisasi untuk membuat suatu perubahan, suatu proses dimana
orang terlibat dalam proses pembuatan keputusan yang mempengaruhi kehidupan
mereka. tujuan dari advokasi kesehatan adalah diperolehnya komitmen dan
dukungan dalam upaya kesehatan, baik berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana,
kemudahan, keiktusertaan dalam kegiatan, maupun berbagai bentuk lainnya sesuai
keadaan dan usaha.
B. Saran
Dalam memberikan promosi kesehatan mencakup advokasi diharapkan
dapat bekerja sama antara individu dan organisasi dalam membuat suatu
perubahan.
19
Besar harap kami, dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan apabila masih banyak kekurangan dari isi makalah yang telah disusun
ini mohon saran dan kritik yang membangun, agar kami bisa memperbaiki
makalah ini dengan makalah yang lebih baik lagi terima kasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
21