Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PERBEDAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

DENGAN PROMOSI KESEHATAN


Disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Promosi Kesehatan

Nama : Indah Mega Utami

NIM : P17320118038

Tingkat 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat kesehatan yang
diberikan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Perbedaan pendididkan kesehatan dengan promosi kesehatan”
Tak lupa juga shalawat dan salam saya haturkan kepada junjungan saya Nabi Muhammad
SAW.Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah promosi kesehatan serta bertujuan untuk
membantu dalam memahami materi dalam rangka memperluas wawasan dan intelektualitas saya
serta para pembaca. pada kesempatan ini saya banyak mengucapkan terimakasih kepada para
Tim dosen Promosi Kesehatan.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mohon saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca dan dosen mata kuliah agar makalah ini dapat lebih baik dari
sebelumnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat menjadi tambahan
ilmu dan pedoman untuk melakukan penelitian yang lebih luas.

Bandung,24 januari 2020

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
dimana tercantum dalam pasal 28 H ayat 1 UUD 1945 yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besar peranannya dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang berkualitas dalam rangka mengimbangi makin ketatnya persaingan
bebas di era globalisasi.Keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut memerlukan
pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan produktif dengan melibatkan semua sector
terkait termasuk swasta dan masyarakat. Pembangunan kesehatan bertujuan untukmeningkatkan
kesadaran, kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.Oleh karena itu perlu diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, promosi kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
(preventif),penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Selain promosi kesehatan ada juga pendidikan ksehatan untuk membantu membangun bangsa
yang sehat ini
Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan
pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan
kebiasaan sasaran pendidikan.
Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorangkepada oranglain,
karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapatmengubah kebiasaan dan tingkah
lakunya sendiri. Bahwa yang harus dilakukanoleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar
individu, keluarga, kelompok danmasyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya sendiri.
Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu,keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
Sebenarnya istilah promosi kesehatan adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan
kesehatan yang secara organisasi structural dimana tahun 1984 organisasi WHO dalam salahsatu
divisinya ,yaitu Division Health Education diubah menjadi Division On Health Promotion and
Education. Dan konsep ini baru oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000 mulai menyesuaikan
dengan merubah pusat penyuluhan kesehatan masyarakat menjadi Direktorat Promosi Kesehatan
dansekarang menjadi Pusat Promosi Kesehatan
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pendidikkan kesehatan dan promosi kesehatan
saya akan menyusun makalah dengan judul “ perbedaan pendidikan kesehatan dengan promosi
kesehatan”
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas penulis menarikrumusan masalah sebagai
berikut :
1. Konsep promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?
2. Pengertian promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?
3. Tujuan promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?
4. Strategi promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?
5. Metode promosi kesehatan dan pendidikan ksehatan?
6. Visi Misi promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?
7. Dimesi (Ruang Lingkup) promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?
8. Media promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui perbedaan pendidikan kesehatan dengan promosi kesehatan dilihat dari
konsep,pengertian,strategi,tujuan,visi misi dan ruang lingkupnya.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini yaitu denganmengumpulkan
informasi dari berbagai buku dan browsing di internet
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KONSEP

2.1.1 Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu , dimana
dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan. Hal ini berarti
promosi kesehatan merupakan program kesehatan yang di rancang untuk membawa perbaikan
yang berupa perubahan perilaku baik dalam masyarakat sendiri maupun dalam organisasi dan
lingkungannya.

2.1.2 Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan.
Pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Konsep dasar
pendidikan adalah proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang pada diri
individu, kelompok atau masyarakat. Berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai
makhluk social dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup didalam masyarakat selalu
memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu,
kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar.

2.2 Pengertian

2.2.1 Promosi Kesehatan

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui


proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong
dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Menurut para ahli promosi kesehatan yaitu :


 Lawrence Green (1984) Promosi Kesehatan adalah Segala bentuk kombinasi pendidikan
kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan
 Ottawa Charter, 1986 Promosi Kesehatan adalah Suatu proses untuk untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu
untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, maka
masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (fisik, sosial budaya, dsb).
 Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol terhadap,
dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984).

2.2.2 Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan.
Merupakan suatu kegiatan untuk membantu individu,kelompok, atau masyarakat dalam
meningkatkan kemampuan atau perilakunya,untuk mencapai kesehatan secara optimal.

Menurut para ahli pendidikan kesehatan yaitu;

 Pengertian pendidikan kesehatan merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh


menguntungkan secara kebiasaan, sikap dan pengetahuan ada hubungannya dengan
kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa. Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam
rangka mempermudah diterimanya secara suka rela perilaku yang akan meninhkatkan
dna memelihara kesehatan.Menurut Wood dikutip dari Effendi (1997)
 Unsur program ksehatan dan kedoktern yang didalamnya terkandung rencana untuk
merubah perilaku perseorangan dan masyarakat dengan tujuan untuk membantu
tercapainya program pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan. Menurut Stewart dikutip dari Effendi (1997)
 Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan
kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu
klien baik individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai
perawat pendidik. Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)

2.3 Tujuan

2.3.1 Promosi Kesehatan

 Tujuan Umum

Meningkatknya PHBS individu, keluarga dan masyarakat serta berperan aktif dalam setiap
gerakan kesehatan masyarakat melalui upaya promosi kesehatan yang terintegrasi secara
lintas program, lintas sektor, swasta dan masyarakat.

 Tujuan Khusus
1. Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para
pengambilan kebijakan dari berbagai pihak.
2. Meningkatkan kerjasama, antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga
dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
penyelenggaraan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
4. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang efektif
dengan mempertimbangkan kearifan lokal.
5. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat dengan seluruh program dan sektor terkait, di pusat, provinsi dan
kabupaten/kota dengan mengacu kepada rencana strategis kementerian kesehatan.

2.3.2 Pendidikan Kesehatan

 Tujuan Utama
1. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri
2. Memahami apa yang dapat merekalakukan terhadapmasalahnya,dengan sumber
daya yang ada padamereka dan dukungan dari luar
3. Memutuskan kegiatan yangpaling tepatguna untuk meningkatkan taraf hidup
sehatdan kesejahteraan masyarakat (Ida Bagus,tjitaersa1992)
Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut undang-undang kesehatan No23 tahun
1992 maupun WHO yaitu ; “meningkatkan kemampuan masyarakatuntuk memelihara dan
meningkatkan derajatkesehatan baik fisik , mental dan sosialnya sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara social ,pendidikan kesehatan disemua program kesehatan baik
pemberantasan penyakit menular,sanitasi lingungan,gizi masyarakat pelayanan kesehatan
maupun program kesehatan lainnya”

Tujuan ini diperinci sebagai berikut :

1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat


2. Mendorong individu agar mampu secara mandiri/kelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hiduo sehat
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepatsarana pekayanan kesehatan
yang ada.

2.4 Strategi

2.4.1 Promosi Kesehatan

Strategi diperlukan dalammewujudkan visi misi dari promosi kesehatan.adapun strategi yang
digunakan dalam mewujudkan promosi kesehatan yaitu ;

 Global Strategi
1. Advokasi
Kegiatan ditujukkan kepada pembuat keputusan dan pterhadap masyarakat enentu
kebijakan dalambidang kesehatan maupun sector lain diluar kesehatan yang
mempunyai pengaruh terhadap masyarakat . para pembuat keputusan akan
mengadakan atau mengeluarkan kenijakandalam bentuk peraturan ,undeang-
undang,instruksi yangdiharapkan menguntungkan bagi masyarakat umum.
Sasaranadvokasi ini adalah pejabat eksekutifdan legislatif para pejabat pemerintah
,swasta,pengusaha,partai politi dan organisasi masyarakat atau LSMdi tingkat
pusatsampai daerah.
2. Dukungan Sosial
Promosi kesehatan akanmudahjika mendapat dukungan dari berbagai elemen
yangadadi masyarakat seperti; tokoh agama,tokoh adat yang berpengaruh di
masyarakat ,petugas kesehatan,pejabat pemerintah.dengan adanya dukungan
diharapkan promosi kesehatan dapatdijembatani baik dari pihak pengelola progam
kesehatan dan masyarakat
3. Pemberddayaan Masyarakat
Dibutuhkan dalamkaitannya supaya masyarakatmemperoleh kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan dirisendiri.
 Piagam Otawa
Piagam otawa dicetuskan dalam konferensi internasional promosi kesehatan di Ottawa-
canada 5tahun 1986 yang menghasilkan 5rumusan strategi;
1. Kemampuan individu
Diharapkan tiap individu mempunyai pengetahuan dankemampuan yang baik dalam
memelihara kesehatan,mengenalpenyebab dan mencegah penyakit
2. Gerakan masyarakat
Kegiatan yang dilaksanaksecara bersama dalamupaya meningkatkan kesehatan
mereka sendiri
3. Reoterasi pelayanan kesehatan
Titik berat pelayanan kesehatan saat ini masih bertumpu pada pemerintah dan
swasta. Melibatkan masyarakatdalam pelayanan kesehatan berarti memberdayaka
masyarakat dalam memeliharadan meningkatkan kesehatan.karenakesehatan bukan
hanya masalah pemerintah dan swasta melainkanjugamenjadi tanggung jawab
masyarakat.
4. Kebijakan berwawasan kesehatan
Semua kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus mempertimbangkan dampak
kesehatan bagi masyarakat
5. Lingkungan yang mendukung
Tiap aktifitas yang dilakukan masyarakat harusmemperhatikan dampak yang akan
terjadi pada lingkungan sekitar.

2.4.2 Pendidikan Kesehatan

Pendekatan pendidikan dan latihan perlu dipahami oleh setiap penyelanggara pendidikan
karena kesalahan dalam menentukan pendekatan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal.
Pendekatan, tersebut terdiri dari pendekatan berorientasi kepada pendidikan atau lembaga
pendidikan (Tradisional teacher/institution centred approach) dan pendekatan yang
berorientasi kepada kebutuhan dan karakteristik peserta didik secara individual (student
centred approach) (Zaidin Ali, 2010)

1. Pendekatan yang berorientasi kepada pendidikan/lembaga pendidikan. Pendekatan ini


adalah sistem pendidikan yang konvensional.

Ciri-ciri dari sistem ini: Hampir seluruh kegiatan belajar/menagajr dikendalikan penuh oleh
pendidik dan staf lembaga pendidik. Pendidik mengkomunikasikan pengetahuan kepada
peserta didik dalam bentuk pokok bahasan dalam silabus.

2. Metode Mengajar

Metode yang digunakan dalam strategi pendidikan kesehatan dengan pendekatan yang
berorientasi kepada pendidikan atau lembaga pendidikan meliputi 2 cara antara lain
menggunakan metode pada tingkat rendah atau pemula dan pendekatan pada tingkat yang
lebih tinggi atau berpengalaman. Pada tingkat rendah atau pemula metode yang banyak
digunakan adalah metode-metode Ekspositori (ceramah, penjelasan dari pendidik) yang
dikombinasikan dengan metode latihan, diskusi kelompok praktek dan belajar individu
sebagai pendukungnya.

Sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi/berpengalaman metode yang banyak digunakan
adalah kuliah, film, siaran-siaran radio, yang dikombinasikan dengan penugasan-penugasan
individu/kelompok, tutorial/belajar mandiri, seminar dan praktek.

3. Pendekatan yang berorientasi pada peserta didik.

Pendekatan-pendekatan yang berorientasi pada peserta didik adalah pendekatan dalam


belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan peserta didik secara individual,
sedangkan lembaga pendidikan dan para pendidik berfungsi dan berperan sebagai
penunjang saja, fasilitator, motivasi. Sistem ini disebut juga sistem belajar terbuka (open
learning sistem) dimana setiap peserta didik dapat berkembang dengan kemampuannya (Zaidin
Ali, 2010).
2.5 Metode pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan

1. Metode Individual (Perorangan)


Metode individual dalam pendidikan kesehatan digunakan untuk membantu perilaku baru atau
membina seseorang yang telah mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Contohnya seorang ibu hamil yang tertarik terhadap imunisasi tetanus toksoid (TT) setelah
mendapat/mendengarkan penyuluhan kesehatan. Pendekatan agar ibu hamil segera minta
imunisasi adalah ibu hamil tersebut didekati secara perorangan. Pendekatan pada perongan
diartikan tidak hanya ibu saja yang didekati tetapi juga suami atau keluarga dari ibu hamil tersebut.
Bentuk pendekatan pada metode individual antara lain:
a. Interview (wawancara)
Interview atau wawancara sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara petugas kesehtan dengan klien ditujukan untuk menggali informasi mengapa
individu tidak atau belum menerima perubahan, individu tertarik atau belum mnerima
perubahan, untuk mempengaruhi apakah perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu
mem[punyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan
yang lebih mendalam.
b. Bimbingan dan penyuluhan
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas kesehatan lebih intensif .Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan
dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku
tersebut.
2. Metode Kelompok
Memilih metode kelompok harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat
Pendidikan formal dari sasaran.
a. Kelompok Besar
Kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk
kelompok besar antara lain ceramah dan seminar.
1. Ceramah : Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
2. Seminar : Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas.Seminar adalah suatu penyajian dari seorang ahli atau beberapa orang ahli
tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok Kecil
Bila peserta kegiatan kurang dari 15 orang biasanya kita sebut kelompok kecil.Metode metode
yang cocok untuk kelompok kecil adalah:
1. Diskusi Kelompok
Semua anggota kelompok dalam diskusi kelompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-
hadapan atau saling memandang satu sama lain. Misal dalam bentuk lingkaran atau segi empat.
Pimpinan diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak menimbulkan kesan ada yang
lebih tinggi.
Ketika memulai diskusi pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan yang dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar terjadi
diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus mengarahkandan mengatur sedemikian
rupa sehingga semua orang dapat kesempatan berbicara dan tidak menimbulkan dominasi
peserta diskusi.
2. Curah Pendapat (brain storming)
Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama dengan metode
diskusi kelompok. Bedanya pada permulaan pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah dan kemudian tiap peserta memberikan jawaban atau tanggapan (curah pendapat).
Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam flipchart atau papan
tulis. Sebelumsemua peserta mencurahkan pendapatnya tidak boleh dikomentari oleh
siapapun. Baru setelah semua anggota mengeluarkan pendapatnya tiap anggota dapat
mengomentari dan akhirnya terjadi diskusi.
3. Bola salju (snow Bolling)
Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5 menit maka tiap 2 pasang bergabung
menjadi satu. Mereka tetap mendiskusikan masalah tersebut dan mencarai
kesimpulannya.Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang bergabung lagi
dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi diskusi
seluruh anggota kelompok
4. Kelompok-kelompok kecil (Buzz Group)
Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut. Selanjutnya hasil dari tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari kesimpulannya.
5. Bermain peran (Role Play)
Metode ini terdiri beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai perawat atau bidan sedangkan anggota lainnya sebagai
pasien atau anggota m atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan misalnya bagaimana
interaksi atau berkomunikasi sehari-hari dalam melaksanakan tugas.
6. Permainan simulasi (Simulation Game)
Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.pesan-pesan akan
kesehatan disajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli. Cara
permainan persis seperti main monopoli dengan mengunakan dadu, gaco(petunjuk arah) selain
beberan atau papan main. Beberapa orang menjadi pemain dan sebagian lagi berperan sebagai
nara sumber

3. Metode Massa (publik)


Metode pendidikan kesehatan massa dipakai untuk mengkomunikasikan pesan-pesan kesehatan
yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik. Dengan demikian, cara yang
paling tepat adalah pendekatan massa.Promosi kesehatan tidak membedakan umur, jenis kelamin,
pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya maka pesan-pesan kesehatan
yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian ruapa sehingga dapat ditangkap oleh massa
tersebut.
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang
dicapai dan Indera penerima dari sasaran promosi.
1. Berdasarkan Teknik Komunikasi
a. Metode penyuluhan langsung.
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan
sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD),
pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll.
b. Metode yang tidak langsung.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka
dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media).
Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb
2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai
a. Pendekatan Perorangan
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak
langsung dengan sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah
hubungan telepon, dan lain-lain
b. Pendekatan Kelompok
Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok
sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara
lain : Pertemuan, Demostrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain
c. Pendekatan Masal
Petugas promosi kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus
Kepada sasara yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam
golongan iniadalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran
tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film,dll
3. Berdasarkan Indera Penerima
a. Metode Melihat/Memperhatikan. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera
penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran
dinding, Pemutaran Film
b. Metode Pendengaran. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera
pendengar,umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode “Kombinasi”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar,
dicium,diraba dan dicoba)
2.6 Visi Misi
2.6.1 Promosi Kesehatan
Visi promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan status kesehatanya baik fisi,mental social dan diharapkan pula mampu produktif
secara ekonomi maupun social sebagaimana UU kesehatan No.23 tahun1992.
Misi promosi kesehatan:

1, Adfokat, upaya para pengambil keputusan diberbagai sector yang terkait dengan
kesehatan.dengan maksud agar program kesehatan yang ditawarkan di percayai dan perlu
dukungan melalui kebijakan.

2. menjembatani,menjadi jembatan dan menjalin kemitraan dengan berbagai program/sector


yangterkait kesehatan

3.memampukan, memberi kemampuan pada masyarakat agar mempercayai dan meningkatkan


kesehatan secara mandiri.

2.6.2 Pendidikan Kesehatan

Visi pendidikan kesehatan adalah pertama, tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga
dan masyarakat dalammembina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta peran
aktifdalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yag optimal. Kedua, terbentuknya perilaku
sehat pada individu, keluarga dan masyarakat yang sesuai dengan konsephidup sehat baik fisik,
mental dan social sehingga dapat menurunkan angkakesakitan dan kematian.

Misi :

1, Pendidikan kesehatan dalam faktor lingkungan

karena perilaku masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut kurang atau tidak
dimanfaatkandan dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi lingkungan
tersbutdimanfaatkan dan dipelihara secara optimal maka perlu adanya pendidikankesehatan bagi
masyarakat. Demikian pula dengan lingkungan non fisik, akibatmasalah-masalah social banyak
warga masyarakat yang menderita stress dangangguan jiwa. Oleh karena itu baik dalam
memperbaiki masalah social maupunmenangani akibat masalah social diperlukan pendidikan
kesehatan

2. Peran pendidikan kesehatan dalam faktor perilaku

Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang


kesehatan atau disebut “melek kesehatan” Pendidikan kesehatan juga penting untuk mencapai
perilaku. Jadi kesehatan bukan hanyadisadari dan disikapi melainkan dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari

3. pendidikan kesehatan dalam pelayanan kesehatan

Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesiadalam hal ini


Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatanmasyarakat dalam bentuk pusat
pelayanan kesehatan.

4. pendidikan kesehatan dalam faktor hereditas

Orangtua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalammewariskan status
kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dangizinya baik akan mewariskan
kesehatan yang baik pula pada anaknya.Sebaliknya, kesehatan orang tua khususnya kesehatn ibu
yang rendah dan kuranggizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi anaknya

2.7 Ruang Lingkup

2.7.1 Promosi Kesehatan

Ilmu-ilmu yang dicakup promosi kesehatan dapat dikelompokan menjadi 2 bidang, yaitu:

· Ilmu perilaku

· Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi perilaku

Berdasarkan dimensi dan tempat pelatanaksanaannya ruang lingkup promosi kesehatan terbagi
atas 2 duamensi, yaitu:

· Pelayanan preventif dan promotif

Pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan
meningkat status kesehatannya.

· Pelayanan kuratif dan rehabilitatif

Pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan
menjadi pulih kesehatannya
2.7.2 Pendidikan Kesehatan

Dari dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni :

a. Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu.

b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok.

c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.

Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai tempat,


dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya :

a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.

b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah-rumah sakit dengan

sasaran pasien atau keluarga pasien, di puskesmas, dan sebagainya.

c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau

karyawan yang bersangkutan.

Dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5


tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel dan Clark, sebagai berikut :

a. Promosi kesehatan (health promotion)

Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi,
kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, higiene perorangan, dan sebagainya.

b. Perlindungan khusus (specific protection)

Dalam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini pendidikan
kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang. Hal ini karena kesadaran
masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai perlindungan terhadap penyakit pada dirinya
maupun pada anak-anaknya masih rendah.

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)

Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan


penyakit maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan
kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan
menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu
pendidikan kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.

d. Pembatasan cacat (disability limitation)

Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit
maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain
mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya.
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat
atau ketidakmampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.

e. Rehabilitasi (rehabilitation)

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk
memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena
kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan melakukan latihan-
latihan yang dianjurkan.Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-
kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut tetapi juga perlu pendidikan kesehatan
kepada masyarakat.

2.8 Media Promosi kesehatan danPendidikan kesehatan

 Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media
cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata
warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar
balik, sticker, dan pamflet.
Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang, Biaya tidak
tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat mengungkit rasa
keindahan, Meningkatkan gairah belajar,
Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek
gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)
 Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar
dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film, cassete, CD,
VCD.
Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat, Mengikutsertakan
semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik karena ada suara dan gambar
bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat dikendalikan, Jangkauan relatif lebih besar,
Sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit, Perlu listrik,
Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu
berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu terampil dalam
pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).

 Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang secara umum
melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya: Papan reklame yaitu poster
dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu
pesan dalam bentuk tulisan dan disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan
ukuran tergantung kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat
dilihat oleh semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar (DEPKES RI, 2006).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Promosi kesehatan lahir dari pendidikan kesehatan. Alasan yang dikemukakan
diantaranya; pertama,agar para pendidik kesehatan di masyarakat menjadi lebih sadar
tentang perlunya sebuah pendekatan positif dalampendidikan kesehatan lebih dari
sekedar pencegahan penyakit. Kedua, menjadi semakin nyata bahwa pendidikan
kesehatan akanlebih berdaya jika didukung dengan seperangkat upaya.
Pendidikan kesehatan yang bertujuan merubah perilaku individu,kelompok dan
masyarakat ternyata tidak cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan karena diluar itu
masih banyak factor atau dterminan yang mempengaruhi kesehatan dan berada diluar
wilayah kesehatan .dterminan kesehatan tersebut tidak bias di intervensi dengan
pendidikan kesehatan tapi harus lewat regulasi dan legislasi, melalui upaya mediasi ddan
advokasi. Upaya advokasi, dukungan social dan pemberdayaan inilah yang merupakan
misi dan strategi utama dalam promosi kesehatan.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang perbedaan pendidikan kesehatan dengan promosi kesehatan dari
segi konsep,pengertian,tujuan,visi misi , strategi dan ruang lingkup untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

Aidin.faidin.2014.makalah:promosi kesehatan

Promosi Kesehatan.2016.promkes.kemkes.go.id

Amrin,madolan,2017.Promosi Kesehatan.www.mitrakesmas.com

Dwianto,yunas.2017.Ruang LIngkup Pendidikan Kesehatan. www.kompasiana.com

Mubarak,dkk.2007.Promosi Kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar dalam


pendidikan.yogyakarta:Graha Ilmu

Susilowati,Dwi.2016.Promosi Kesehatan.Pusdik SDM kesehatan Badan Pengembangan dan


Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai