Anda di halaman 1dari 45

TUMBUH KEMBANG MANUSIA

“TUMBUH KEMBANG MASA


SEKOLAH,REMAJA,DEWASA,LANSIA ”

OLEH :

Hera Yuli Pratiwi Amd, KEP

SMK ISLAM KEPANJEN

JL.TERUSAN SULTAN HASANUDIN PENARUKAN

KEPANJEN – MALANG

2016

1
TUMBUH KEMBANG MASA SEKOLAH

A. . Pengertian Tumbuh Kembang Anak Usia 6-12 Tahun

Bertambah besarnya anak atau perubahan secara nyata yang terjadi pada diri anak
karena mengalami perubahan yang sangat drastis ataupu cepat dalam aspek fisis
akibat multifikasi sel dan bertambahnya zat interseluler, pertumbuhan tinggi anak
dapat dihitung dalam satuan cm ataupun inci, sedangkan berat anak akan dapat
dihitung dalam bentuk kilogram atau pound., Perkembangan yang terjadi pada anak
akan mulai nampak secaranyata karena pada masa ini anak akan sangat banyak
bergaul dengan teman-temannya, dan dari sinilah anak akan mulai membedakan
apakah ini baik atau buruk, disinilah pola kepribadian anak akan terbentuk dengan
baik.

B. Tumbuh kembang Anak Dari Segi Fisik


• Tinggi Badan, kenaikan tinggi badan anak akan mengalami peningkatan 2-3 inci
yang rata-rata pertumbuhan tinggi anak perempuan pada saat umur seperti ini
mencapai 58 inci serta anak laki-laki mencapai 57,5 inci lebih rendah daripada anak
laki-laki.
• Perbandingan Tubuh, Pada masa saat ini anak akan mengalami perubahan
perbandingan namun ukuran kepala akan tetap, sedangkan ukuran leher lebih panjang,
tungkai kaki lebih panjang, dahi yang akan melebar, badan akan memanjang serta
akan membesar.
• Berat Badan, Berat badan ketika anak berumur seperti ini akan bertambah seberat 3-
5 pon per tahunnya. Biasanya anak laki-laki me,iliki berat badan seberat 85,5 pon
sedangkananak perempuan memiliki berat 88,5 pon.
• Gigi, Anak akan memiliki 22 gigi tetap, keempat gigi yang terakhir itu akan tumbuh
seiring usia anak dalam tahap masa remaja.

C. Tumbuh kembang Anak Dari Segi Bahasa

• Perbendaharaan Kata, merupakan modal dasar dalam menggali atau mpun


mempotensikan kemampuan dalam berkata-kata yang akan ia peroleh dilingkungan
yang ada disekitarnya, karena anak akan mampu mengadopsi apakah kata- kata yang
ia pergunakan itu baik ataupun tidak.
• Kosa kata Bilangan, Dari pelajaran yang akan anak itu dapat bdari sekolah dan
dibantu dari keluarga anak akan mampu mengetahui bilangan.
• Kosa Kata Waktu, Dalam Berhubungan Dengan orang lain anak akan menggunakan
kata-kata yang tepat dalam mengatakan hal yang akan berhub dengan waktu.

2
• Kosa kata populer atau kata-kata makian, anak akan mempelajari kosa kata populer
ini atau makian yang akan ia dapatkan dari orang yang lebih dewasa atau belajar dari
apa yang ia lihat dari kehidupan atau dari televisi.
• Kosa kata Rahasia, Anak akan mempergunakan kosakata yang kita akan dengar
aneh. Itulah kosa kata rahasia yang akan digunakan anak padasaat ia berkomunikasi
dengan teman sebayanya atau teman akrapnya baik tulisan ataupun secara lisan.
• Kosa kata baik dalam cara ia berbicara, cara anak dalam berbicara saat ini sudahlah
baik karena anak sudah mulai mencapai usia yang mulai beranjak kemasa remaja.

D. Tumbuh kembang Anak Dari Perkembangan sosial


Maksud perkembengan sosial disni adalah pencapai kematangan dalam hubungan
sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan
norma-norma kelompok, tradisi dan moral (agama). Perkembangan sosial pada anak-
anak sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping dengan
keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group)
atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah tembah luas.
Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri-sendri
(egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja sama) atau sosiosentris (mau
memperhatiakn kepentingan orang lain). Anak dapat berminat terhadapat kegiatan-
kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi
anggota kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam
kelompoknya.
Berkat perkembangan sosil, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
Dalam proses belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat
dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas kelompok, baik yang
membutuhkan tenaga fisik (seperti: membersihkan kelas dan halaman sekolah),
maupun tugas yang membutuhkan pikiran (seprti: merencanakan kegiatan camping,
membuat rencana study tour).

E. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahawa pengungkapan emosi
secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk
mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi

3
diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses peniruan,
kemampuan orang tua daal mengendalikan emosinya sangat berpengaruh. Emosi-
emosi yang secara dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah,
takut, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senagng, nikmat,
atau bahagia).
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu,
dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan
senang, bergairah, bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu
untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan
penjelasan guru, membaca buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin
dalam belajar.

F. Karakteristiknya antara lain :


1.Senangbermain,
Maksudnya dalam usia yang masih dini anak cenderung untuk ingin bermain dan
menghabiskan waktunya hanya untuk bermain karena anak masih polos yang dia tahu
hanya bermain maka dari itu agar tidak megalami masa kecil kurang bahagia anak
tidak boleh dibatasi dalam bermain. Sebagai calon guru SD kita harus mengetahui
karakter anak sehingga dalam penerapan metode atau model pembelajaran bisa sesuai
dan mencapai sasaran, misalnya model pembelajran yang santai namun serius,
bermain sambil belajar, serta dalam menyusun jadwal pelajaran yang berat(IPA,
matematika dll.) dengan diselingi pelajaran yang ringan(keterampilan, olahraga dll.)

2.Senangbergerak,
Anak senang bergerak maksudnya dalam masa pertumbuhan fisik dan mentalnya anak
menjadi hiperaktif lonjak kesana kesini bahkan seperti merasa tidak capek mereka
tidak mau diam dan duduk saja menurut pengamatan para ahli anak duduk tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
Mungkin dengan permaianan, olahraga dan lain sebagainya.

4
3.Senang bekerja dalam kelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia,
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengan
orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelomppok
tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi
aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya
dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang
lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan
demokrasi. Hal ini dapat membawa implikasi buat kita sebagai calon guru agar
menetapkan metode atau model belajar kelompok agar anak mendapatkan pelajaran
seperti yang telah disebutkan di atas, guru dapat membuat suatu kelompok kecil
misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena terdapat banyak perbedaan
pendapat dan sifat dari anak-anak tersebut dan mengurangi pertengkaran antar anak
dalam satu kelompok. Kemudian anak tersebut diberikan tugas untuk mengerjakannya
bersama, disini anak harus bertukar pendapat anak menjadi lebih menghargai
pendapat orang lain juga.

4.Senang merasakan/ melakukan sesuatu secara langsung


Ditinjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional
konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep
konsep baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam pemahaman anak SD semua
materi atau pengetahuan yang diperoleh harus dibuktikan dan dilaksanakan sendiri
agar mereka bisa paham dengan konsep awal yang diberikan. Berdasarkan
pengalaman ini,siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu,
fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Dengan demikian kita
sebagai calon guruhendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsungdalam proses pembelajaran. Sebagai contoh anak akan lebih
memahami tentangarahmata angina, dengan cara membawa anak langsung keluar
kelas, kemudian menunjuklangsung setiap arah angina, bahkan dengan sedikit
menjulurkan lidah akandiketahui secara persis dari arah mana angina saat itu bertiup.

5
5.Anak cengeng
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin
diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus
selalu dibimbing. Di sini sebagai calon guru SD maka kita harus membuat metode
pembelajaran tutorial atau metode bimbingan agar kita dapat selalu membmbing dan
mengarahkan anak, membentuk mental anak agar tidak cengeng.

6.Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain


Pada pendidikan dasar yaitu SD, anak susah dalam memahami apa yang diberikan
guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metode yang tepat
misalnyadengan cara metode ekperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang
diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan sedangkan
dengan ceramah yang dimana guru cuma berbicara didepan membuat anak malah
tidak memahami isi dari apa yang dibicarakan oleh gurunya

7.Senang diperhatikan
Di dalam suatu interaksi social anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara
dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk mengarahkan
perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak
yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya dengan guru agar anak
lain beserta guru memperhatikannya.

8.Senang meniru dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering
dia lihat dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan
dikenakan orang yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak
yang terpengaruh acara televisi dan menirukan adegan yang dilakukan disitu,
misalkan acara smack down yang dulu ditayangkan sekarang sudah ditiadakan karena
ada berita anak yangmelakukan gerakan dalam smack down pada temannya, yang
akhirnya membuat temannya terluka. Namun sekarang acara televisi sudah dipilah-
pilah utuk siapa acara itu ditonton sebagai calon guru kita hanya dapat mengarahkan
orang tua agar selalu mengawasi anaknya saat dirumah.
Contoh lain yang biasanya ditiru adalah seorang guru yang menjadi pusat perhatian
dari anak didiknya. Kita sebagai calon guru harus menjaga tindakan, sikap,

6
perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh yang baik
untuk anak didik kita.

G. Perkembangan kognitif pada anak usia sekolah


Piaget mengindentifikasi empat periode atau tahapan utama perkembangan kognitif
yaitu: tahap sensorimotor, tahap pra operasional, tahap operasional konkret, dan tahap
operasi formal (Shaffer dan Kipp, 2010: 253). Setiap tahap perkembangan
mempunyai ciri khas tersendiri dan setiap tahap perkembangan saling berkaitan.
Lanjut Piaget dalam teorinya tentang perkembangan kognitif, fase sensormotorik
terjadi ketika umur 0-2 tahun, fase pra operasional kongret sekitar umur 2-7 tahun,
fase operasional kogret pada usia 7-11 tahun, dan fase operasional formal pada usia
11 tahun keatas (Santrock, 2007: 246).
Menurut Piaget, kognisi berkembang melalui struktur mental atau skema(Piaget
&Inhelder, 1969 dalam Shaffer & Kipp, 2009:250). Skema adalah sistem mental yang
tidak dapat diamati yang mendasari kecerdasan. Skema adalah pola pemikiran atau
tindakan beberapa pengetahuan dasar dimana anak-anak menafsirkan dunia mereka.

Pada tahap operasional kongret anak-anak sudah memiliki pemahaman yang lebih
daripada anak-anak pra operasinal mengenai konsep spasial, sebab-akibat,
pengelompokan, penalaran induktif dan deduktif, konservasi, serta angka (Papalia
dkk,2009:443).

7
TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA

3.1. TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA REMAJA (12-18 TAHUN)

3.1.1. Masa Remaja (12-18 tahun)


Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah, karena masa ini merupakan
proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri. Masalah yang sering dijumpai
adalah perubahan bentuk tubuh.
Perkembangan khusus yang terjadi pada masa ini adalah kematangan identitas
seksualyang ditandai dengan perkembangan organ reproduksi. Masa ini merupakan masa
krisis identitas dimana anak memasuki proses pendewasaan dan meninggalkan masa anak-
anak, sehingga membutuhkan bantuan dari orang tua.

3.1.1.1 Masa remaja dibedakan menjadi 3 yaitu :


a. Remaja awal (11-14 tahun)
 Percepatan pertumbuhan fisik. Perempuan biasanya lebih tinggi daripada teman laki-
laki sebayanya.
 Isu penting : perubahan fisik yang luar biasa cepat (apakah saya normal?) dan
kemandirian
b. Remaja Tengah (15-17 tahun)
 Pubertas biasanya hampir tuntas, sehingga perhatian remaja terfokus pada identitas
pribadi dan aliansi dengan teman sebayanya.
 Isu otonomi. Pengaruh teman sebaya sangat kuat
c.Remaja Lanjut (Usia 18-21 tahun)
 Perhatian remaja beralih pada masa depan mereka. Keterlibatan dengan teman sebaya
biasanya tidak lagi dengan suatu kelompok saja. Mulai ada komitmen dalam
hubungan antar personal. Berfikir formal dan konseptual.
3.1.2.Pertumbuhan dan Perkembangan masa remaja (puber)
A.    Pertumbuhan
1.      Ciri-ciri fisik
Perbedaa Laki-laki Perempuan
n
Usia 11 – 16 tahun 10 – 15 tahun

8
Ciri Terjadi mimpi basah Mengalami  menstruasi
khusus
Ciri – ciri tumbuhnya kumis dan payudara tumbuh membesar, tumbuhnya rambut di
kelamin jambang, tumbuhnya ketiak dan di sekitar alat kelamin, serta
sekunder rambut di ketiak dan membesarnya pinggul.
di sekitar alat kelamin,
serta dada menjadi lebih
bidang.

2. Ciri-ciri Psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis
Kurang Mulai memperhatikan penampilan. Mudah cemas dan bingung bila adanya
lebih perubahan psikis. Tidak mau dibatasi aktivitasnya. Mulai memilih teman yang
usia 10 cocok. Tidak mau diperlakukan seperti anak kecil. Selalu ingin mencoba hal-
– 17 hal baru. Senang meniru idola atau berkhayal. Mulai bersikap kritis. Mulai ada
tahun perubahan bentuk fisik. Mulai menghasilkan hormon reproduksi. Alat kelamin
mulai berkembang. Hormon pertumbuhan masih terus dihasilkan.

3.1.3. Perubahan Tubuh Selama Masa Remaja


1.      Tinggi
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi yang matang antara usia tujuh belas dan
delapan belas tahun, dan rata-rata anak laki-laki kira-kira setahun sesudahnya.
2.      Berat
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi. Tetapi
berat badan sekarang tersebar ke bagian-bagian tubuh yang tadinya hanya mengandung
sedikit lemak atau tidak mengandung lemak sama sekali.
3.      Proporsi Tubuh
Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik.
Misalnya, badan melebar dan memanjang sehingga anggita badan tidak lagi kelihatan terlalu
panjang.
4.      Organ Seks
Baik organ seks pria maupun wanita mencapai ukuran yang matang pada akhir masa
remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian.
5.      Ciri-ciri Sekunder

9
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang
pada akhir masa remaja.

3.1.4. Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja


Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik
berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya.Adapun kondisi-
kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :

1.      Pengaruh Keluarga


Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena
faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia
lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor
lingkungan akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan
yang dibawa dari orang tuanya.
2.      Pengaruh Gizi
Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit
lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi
cukup. Lingkungan juga dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga
menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
3.      Gangguan Emosional
Terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan membawa akibat
berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary. Bila terjadi hal
demikian pertumbuhan awal remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang
seharusnya.
4.      Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali
pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat
dari pada laki-laki-laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki
berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat kematangannya dari pada laki-laki
5.      Status Sosial Ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, cenderung
lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah.
6.      Kesehatan

10
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang
berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat
disbanding yang sering sakit.
7.      Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik.
Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin
panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada
perempuan).

3.2. Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja.


3.2.1. Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh,
otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001).Perubahan pada
tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan
kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi.Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh
kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya
adalah kematangan.Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna
meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

3.2.2. Perkembangan Kognitif


Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami
dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka.Dalam pandangan Piaget, remaja
secara aktif membangun dunia kognitif mereka, dii mana informasi yang didapatkan tidak
langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka.Remaja sudah mampu
membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja
juga menghubungkan ide-ide tersebut.Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang
dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga
memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,
menalar, berpikir, dan bahasa.Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa
pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah
sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan

11
remaja untuk berpikir abstrak.Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai
tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak.Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi.Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir
dengan fleksibel dan kompleks.Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal.Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi
konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal.Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.Remaja sudah mampu memikirkan suatu
situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001).
Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat
memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu
memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat
membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka
sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif
yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat darii kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka
mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock,
2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya
ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam
Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan
melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” (Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam
Beyth-Marom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk
cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.
Personal fabel adalah "suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendirii mengenai
diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar" .Kata fabel berartii cerita rekaan yang tidak
berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi
keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat,
yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya.
Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai
berikut :

12
“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak
terpengaruh oleh hukum alam.Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-
destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari
bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena
perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan
sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-
coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja
biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya”.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu
keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri,
merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang
dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993).Umumnya dikemukakan bahwa remaja
biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat
melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja
maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga
mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam
mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku
berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk.,
pada remaja dan orang dewasa adalah sama.

3.2.3. Perkembangan kepribadian dan sosial.


Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu
berhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan perkembangan
sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian identitas diri.
Yang dimaksud dengan pencarian identitas diri adalah proses menjadi seorang yang unik
dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia & Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya
dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).Dibanding pada masa kanak-
kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah,
ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).Dengan
demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.

13
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup
kuat.Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk
menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak
dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan
seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al,
1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan
bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal
persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi
sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau
film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).

3.2.4.      Perkembangan Motorik


Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot
memungkinkan berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik. Keterampilan
motorik ini dibagi dua jenis, yaitu:
a.   Keterampilan atau gerak kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik dan turun tangga;
b. Keterampilan motorik halus atau keterampilan memanipulasi, seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda-
benda atau alat-alat mainan (Audrey Curtis, 1998; Elizabeth Hurlock, 1956)
Dari referensi lain, Perkembangan motorik ini, meliputi kemampuan gerak, koordinasi,
keseimbangan dan peningkatan gerak.
a.       Gerak Lokomotor
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Berjalan,berlari, melompat,meloncat dan
merangkak
b.      Gerak Non Lokomotor
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Keseimbangan, kelentukan dan kekuatan
c.       Gerak Manipulatif
Yang termasuk dalam gerak Lokomotor adalah Melempar Bola, menendang,dan menangkap.

Perkembangan keterampilan motorik merupakan faktor yang sangat penting bagi


perkembangan pribadi secara keseluruhan.Kecakapan motorik yaitu kemampuan melakuakan
koordinasi kerja system syaraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-
gerakan atau kegiatan secara tepat, sesuai antara rangsangan dan responnya.Dalam

14
perkembangan masa remaja, perkembangan aspek motorik bukanlah aspek yang mengalami
banyak perubahan, atau tidak terlihat ciri-ciri yang menonjol. Sebagaimana pertumbuhan
internal lebih menonjol pada pribadi remaja dibandingkan dengan pertumbuhan eksternal,
perkembangan fisik, emosi dan sosial pun pada masa ini jauh lebih menonjol dibandingkan
dengan perkembangan motoriknya.
Namun demikian, mengenai pengukuran keterampilan motorik remaja sering ditemui
di universitas-universitas yang memberikan tes beberapa gerakan olahraga untuk calon
mahasiswanya. Dalam tes ini dapat diketahui kemampuan-kemampuan motorik remaja
seperti kecepatan, ketangkasan, kelenturan dan lain-lain yang dapat diukur diantaranya
dengan:
(1) Tes aerobik lari 2,4 km,
(2) Tes shooting bola basket,
(3) Tes passing bola voli,
(4) Tes dribble sepakbola, dan
(5) Tes renang.

Penyusunan suatu tes keterampilan olahraga harus memenuhi berapa persyaratan.


Para ahli menyatakan persyaratan tersebut meliputi: kesahihan (validity), keajegan atau
keterandalan (reliability), objektif, ekonomis, menarik, dan dapat dilaksanakan. (Kirkendall,
1980); (Abdullah, 1988); (Arikunto, 1991).
Suatu alat tes yang sahih berarti alat tes tersebut akan mengukur apa yang seharusnya
diukur. (Safrit, 1981); (Kirkendall, 1980). Alat tes memiliki keterandalan atau keajegan yang
tinggi apabila alat tes tersebut mengukur secara tetap dan apa yang diukur (Kirkendall, 1980;
Safrit, 1981; Abdullah, 1988) dan alat tes tersebut dikatakan obyektif apabila tes tersebut
dilakukan oleh beberapa orang, memperoleh hasil yang sama atau hampir sama (Kirkendall,
1980).

Dibawah ini kemampuan-kemampuan motorik yang dapat dikuasai remaja


disesuaikan dengan indikator-indikatornya.
Konstruk Meteri Indikator
Obstacle run (lari Kelincahan
rintangan)
Melempar bolabasket Kekuatan otot
Tes kemampuan Lompat jauh tanpa  Daya ledak

15
Konstruk Meteri Indikator
motorik umum dari awalan  Kekuatan otot
Scott
Wall pass. Ketepatan
Lari cepat selama Kecepatan
empat detik
Lompat jauh tanpa  Daya ledak
awalan  Kekuatan otot
Tes kemampuan Melempar bola Kekuaran otot
motorik umum dari softball
Barrow
Zigzag run Kelincahan
Wall pass Ketepatan
Medicine ball put Kekuatan otot
Lari cepat 60 yard Kecepatan

3.2.5. Psikomotor.
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan Gerak gerik mulai
mantap
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan Jenis dan jumlah cabang permainan lebih
selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja

3.2.6. Bahasa.
Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa
asing Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.Menggemari
literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik.Menggemari
literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religious.

3.2.7. Moralitas.
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan
kebutuhan dan bantuan dari orang tua Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai
atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru
atau kesalahan.
Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau
sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya

16
Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem
nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya.
Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya
Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan
dengan orang tuanya.

3.2.8. Perilaku Keagamaan


Mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan mulai dipertanyakan
secara kritis dan skeptis Eksistensi dan sifat kemurah-an dan keadilan Tuhan mulai
dipahamkan dan dihayati menurut sistem kepercayaan atau agama yang dianutnya.
Penghayatan kehidupan keagamaan sehari-hari dilakukan atas pertimbangan adanya
semacam tuntutan yang memaksa dari luar dirinya Penghayatan kehidupan keagamaan
sehari-hari mulai dilakukan atas dasar kesadaran dan pertimbangan hati nuraninya sendiri
secara tulus ikhlas.
Masih mencari dan mencoba menemukan pegangan hidup Mulai menemukan pegangan
hidup
Konatif, Emosi, Afektif dan Kepribadian.
3.3. Ciri-ciri Masa Remaja.
Masa remaja adalah suatu masa perubahan.Pada masa remaja terjadii perubahan yang
cepat baik secara fisik, maupun psikologis.Ada beberapa perubahan yang terjadi selama masa
remaja.

3.3.1. Peningkatan Emosional


Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal
dengan sebagai masa storm & stress.Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari
perubahan fisik terutama hormon yang terjadi pada masa remaja.Dari segi kondisi sosial,
peningkatan emosi ini merupakan tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang
berbeda dari masa sebelumnya.
Pada masa ini banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya
mereka diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri
dan bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring
berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal masa
kuliah.

17
3.3.2. Perubahan Yang Cepat
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri.
Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,
pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat
badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.

3.3.3. Perubahan Dalam Hal Yang Menarik


Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
Selama masa remaja banyak hal-hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa kanak-
kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang.Hal ini juga dikarenakan
adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja diharapkan untuk
dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih penting.
Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi
berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan lawan
jenis, dan dengan orang dewasa.

3.3.4. Perubahan Nilai


Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.

3.3.5. Kebanyakan Remaja Bersikap Ambivalen


Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
Di satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung
jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri untuk
memikul tanggung jawab tersebut.

3.4. Karakteristik Perkembangan Remaja


Memerinci karakteristik perilaku dan pribadi pada masa remaja, yang terbagi ke
dalam bagian dua kelompok yaitu remaja awal (11-13 s.d. 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-

18
16 s.d. 18-20 tahun) meliputi aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas,
keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian, sebagai berikut:
Remaja Awal
(11-13 Th s.d.14-15 Th)
Remaja Akhir
(14-16 Th.s.d.18-20 Th)

Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi
diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya Sudah menunjukkan arah kecenderungan
tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya.
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti
pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti
dalam yang cepat Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat
menguasai dirinya.
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis,
sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba
Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan
ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang
juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya.
Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya Kalau
kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas
kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.

3.4.1 Adapun beberapa karakteristik dari anak usia remaja adalah:


1. Masa remaja merupakan periode penting artinya segala sesuatu yang terjadi baik
jangka pendek maupun panjang berakibat langsung terhadap sikap dan prilaku
mereka.
2. Masa remaja merupakan periode peralihan artinya anak beralih menjadi dewasa dan
meniggalkan segala sesuatu yang bersifat kekanakan dan mempelajari prilaku baru
untuk menggantikan perilaku dan sikap yang sudah ditinggalkan.
3. Masa remaja merupakan periode perubahan yang mencakup perubahan emosi,
perubahan proporsi tubuh, minat, perilaku dan nilai yang dianut.

19
4. Masa remaja merupakan masa mencari identitas.
5. Usia remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan karena menimbulkan
beberapa pertentangan dengan orangtua.
6. Masa remaja merupakan masa tidak realistik. Hal ini disebabkan sudut pandang
mereka terhadap sesuatu dan menjadikannya cermin. Semakin tidak realistic cita-
citanya maka anak akan semakin menjadi marah dan akan sakit hati apabila semua
harapan tidak berhasil dicapainya.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa artinya mereka akan merubah stereotif
baru menjadi remaja dewasa dengan melakukan peran baru menjadii sosok orang
dewasa dalam hal prilaku dan sikap serta tindakan mereka sehingga memberikan citra
yang mereka inginkan.

TUMBUH KEMBANG MASA DEWASA

.     Periode Perkembangan Masa Dewasa Awal


Individu yang menginjak usia 21 tahun sampai usia 40 tahun termasuk kedalam
periode dewasa awal. Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-
pola kehidupan baru mulai dari segi fisik hingga segi psikis. Adapun periode penyesuaian
dari segi fisik dan psikis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.    Periode Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Fisik
Puncak efisiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan dua puluhan, namun
kemudian terjadi penurunan lambat laun hingga awal usia empat puluhan. Dengan demikian
dalam periode penyesuaian, secara fisik orang mampu menghadapi dan mengatasi masalah-
masalah yang sukar dan paling banyak jumlahnya dalam periode ini.

20
Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk
menerima perubahan-perubahan fisik. Meskipun terkadang penampilan seseorang secara fisik
tidak sebagaimana yang diharapkan, namun orang tersebut dapat berusaha untuk menjadikan
dirinya menarik dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Contohnya saja
dengan melakukan olah raga agar fisik tetap bugar dan melakukan diet tertentu, tidak hanya
pada orang yang menderita kegemukan, namun juga diet pada makanan tertentu juga
dilakukan pada orang yang ingin menjaga kesehatannya. Seperti orang yang menderita
penyakit diabetes melakukan diet makan atau minuman yang mengandung kadar gula yang
tinggi yang bertujuan untuk menjaga kesehatannya.

2.    Periode Penyesuaian Diri Dewasa Awal dalam Segi Psikis


Periode dewasa awal mengalami perubahan-perubahan secara psikis, diantaranya
dapat dipaparkan dalam berbagai segi yaitu sebagai berikut ini:
a.    Intelegensi / Kognitif
Intelegensi merupakan Kemampuan berfikir lebih realistis dan berfikir jauh kedepan,
strategis dan selalu bersemangat untuk  berwawasan luas. Usia dewasa  awal adala masa
pengoptimalan intelegensi setiap individu. Terlebih lagi jika seseorang berkecimpung dalam
dunia perkuliahan, akan banyak sekali perubahan signifikan yang terjadi dari segi intelegensi
dan pemikiran. Dewasa awal adalah masa dimana seseorang dapat berpikir luas dan dapat
mengembangkan segala hal yang terdapat dalam pemikirannya. Biasanya seseorang akan
langsung dapat menuangkan segala pemikirannya dalam sebuah perbuatan. 

b.    Moral
Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral anak-anak dan remaja mengiringi
kematangan kognisi. Pada masa dewasa, penilaian moral seringkali menjadi lebih kompleks.
Pengalaman mungkin mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali criteria
mereka tentang bener dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman
personal sebagai alasan jawaban mereka terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-orang
yang mengidap kanker atau saudara yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih
besar memaafkan pria yang mencuri obat mahal semi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan
menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri (Bielby&Papalia, 1975).
Pengalaman seperti ini amat di warnai oleh emosi, memicu pemikiran ulang dengan cara
yang tidak biasa dilakukan oleh diskusi impersonal dan hipotesis, dan pengalaman ini lebih
mungkin membuat orang melihat sudut pandang orang lain.

c.    Emosional
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah
mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil
dan tenang secara emosional. Apabila emosi yang menggelora yang merupakan cirri tahun-
tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan
tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan orang-orang dewasa belum terlaksana secara
memuaskan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tiga puluhan, hal itu umumnya
tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari
masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka

21
dalam upaya penyelesaian itu. Kekhawatiran-kekhawatiran utama mungkin terpusat pada
pekerjaan mereka, karena mereka merasa bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat
mereka harapkan atau kekhawatiran mereka mungkin terpusat pada masalah-masalah
perkawinan atau peran sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi
masala-masalah utama dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian terganggu secara
emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.

d.   Sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola
kehidupan orang dewasa yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga hubungan dengan
teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang dan berbarengan dengan itu
keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai
akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populer pun, akan
mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “ krisis keterasingan”. 
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk
maju dalam karier – dengan demikian keramah tamahan masa remaja diganti dengan
persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar
tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat menyisihkan waktu sedikit
untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab.
Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.

e.    Bahasa
Usia dewasa awal adalah masa seseorang dapat lebih berfikir matang dibandingkan
masa remaja dan anak-anak. Segala sesuatu yang akan dilakukan pasti sudah dipikirkan
secara matang. Dengan demikian, dalam segi berbahasapun, orang yang menginjak masa
dewasa awal akan lebih anggun dalam bertutur kata. Orang yang menginjak masa dewasa
awal dapat lebih pandai menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan lawan bicaranya.
Rata-rata kosa kata bahasa yang digunakan pada usia dewasa awal lebih banyak
dibandingkan masa sebelumnya, apalagi bagi orang yang sedang atau pernah berkecimpung
dalam dunia perkuliahan.
f.     Kepribadian
Ketika seseorang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk
menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu pula memanfaatkannya. Meskipun
penampilannya tidak sebagaimana yang diharapakn, namun orang sudah menyadari
kekurangan-kekurangan dirinya dan menyadari bahwa ia tidak dapat menghapus kekurangan
sekalipun dapat berusaha untuk memperbaiki penampilannya. Kesadaran tersebut
menimbulkan minat mereka akan hal-hal yang menyangkut kecantikan ,diet, dan olahraga.
Minat untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur tiga
puluhan, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat namun minat akan
penampilan muncul lagi jika mulai ada tanda-tanda ketuaan.

g.    Rasa Keinginan
Akhir masa remaja, keinginan untuk keluar dari lingkungan rumah menjadi semakin
besar lagi. Mereka semakin terdorong dengan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang
lebih tinggi di tempat lain, atau bekerja di tempat yang baru.  Dalam bersosialisasi mereka
umumnya sudah cukup  nyaman dengan kemampuan dirinya dan sudah mulai menemukan

22
identitas  dirinya. Dalam berinteraksi  dengan orang lain bahkan mereka sudah berani untuk
lebih serius, misalnya dengan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya dalam bentuk
berpacaran.

h.    Keagamaan
Biasanya, sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keragu-raguan di
bidang kepercayaan atau agamanya, yang menggangunya pada waktu ia masa remaja. Setelah
menjadi dewasa ia biasanya sudah mempunyai suatu pandangan hidup, yang didasarkan pada
agama, yang member kepuasan baginya. Atau dapat terjadi bahwa orang yang meninggalkan
agama yang dianut keluarga, karena agama itu tidak memberi kepuasan baginya. Bagaimana
pun juga, orang dewasa muda tampaknya kurang memperhatikan masalah agama
dibandingkan dengan sewaktu mereka masih lebih muda dulu. Itulah sebabnya mengapa
Peacock menamakan periode usia dua puluhan ini sebagai “periode dalam kehidupan yang
paling tidak religious”. Sikap kurang meminat agama ini tampak pada jarangnya orang pergi
ke tempat ibadah atau sikap acuh terhadap ibadah.
Apabila seseorang sudah berkeluarga, umunya ia kembali kepada agama, atau setidak-
tidaknya ia tampak menaruh cukup perhatian. Orang tua dengan anak-anak kecil, sring
merasa bahwa ,mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada anak-anak merupakan
tanggung jawab moral sebagai orang tua, dan kewajiban untuk memberi teladan bagi anak-
anaknya. Oleh sebab itu, orang berupaya membiasakan diri lagi untuk beribadah serta
melakukan praktek-praktek agama dan ikut serta dalam kegiatan-kagiatan organisasi agama.
Adapun optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas
perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah mengemukakan rumusan
tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut:

a.  Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri)


Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan
fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa
menyalurkan kebutuhan biologis.

Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan
pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya.
Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu,
sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.

b.  Belajar hidup bersama dengan suami istri


Dari pernikahannya, dia akan saling menerima dan memahami pasangan masing-
masing, saling menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah tangga.
Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati, sehingga berakibat pada
perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam
menanggapi masalah yang dihadapi bersama.

c. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga


Masa dewasa yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 – 40) dianggap
sebagai rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu
tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umumnya telah

23
menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum),
akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari
sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara
ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini
merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk
memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.

d.  Mengelolah rumah tangga


Setelah menjadi pernikahan, dia akan berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia
akan berusaha membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan
sebaik-baiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan
diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masing-masing. Mereka juga harus dapat
melahirkan, membesarkan, mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu,
tetap menjalin hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya yang lain.

e. Mulai bekerja dalam suatu jabatan


Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas,
umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya.
Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta
memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria
tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila
tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan
mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera.

Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu,
pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan
pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat
membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda
adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan
penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok
yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang
terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.

f.  Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak


Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang,
damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga
negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini
diwujudkan dengan cara-cara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat
kewarganegaraan (KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar
negeri), (2) mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor,
pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan
diri agar tidak tercela di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam
pergaulan sosial di masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti
membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya).

24
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang
tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak
mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina
kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan
melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.

g.  Memperoleh kelompok sosial yang seirama dengan nilai-nilai pahamnya


Masa dewasa awal ditandai juga dengan membntuk kelompok-kelompok yang sesuai
dengan nilai-nilai yang dianutnya. Salah satu contohnya adalah membentuk ikatan sesuai
dengan profesi dan keahlian.

B.     Periode Perkembangan Masa Dewasa Madya


Individu yang berusia 40 tahun sampai 60 tahun disebut sebagai masa dewasa madya.
Usia ini secara keseluruhan kondisi kejiwaannya (psikis) semakin stabil, namun pada kondisi
fisiknya semakin menurun dengan bertambahnya usia. Kondisi fisik maupun psikis tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1.    Penyesuaian Terhadap Perubahan Kondisi Fisik
Perubahan kondisi secara fisik ini meliputi penerimaan dan penyusuaian dengan
berbagai perubahan fisik. Penyusuaian yang sulit pada pria dan wanita berusia madya karena
adanya kenyataan bahwa sikap individu yang kurang menguntungkan semakin diintensifkan
lagi oleh perilaku sosial yang kurang menyenangkan terhadap perubahan norma yang muncul
bersama pada tahun-tahun selanjutnya.
Pada usia ini dapat teridentifikasi berbagai kemunduran-kemunduran yang terjadi,
seperti pada laki-laki mulai timbul kerutan-kerutan pada wajah, rambut yang semakin
memutih, stamina yang semakin menurun dengan ditandai sering pegal-pegal, kesemutan,
capek, ataupun terkena rematik. Sedangkan pada perempuan terjadi hal yang serupa juga
pada laki-laki dan ditambah dengan terhentinya menstruasi dan terjadinya manopouse (tidak
menghasilkan sel telur lagi) pada perempuan. Dengan adanya kemunduran fisik tersebut,
dapat berakibat pada penyesuaian psikis seseorang dan akan berpengaruh terhadap
mentalnya. 
2.    Penyesuaian Terhadap Perubahan Kondisi Psikis

25
Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi
usia, terjadi perubahan-perubahan  fisik. Selain itu adapula perubahan-perubahan psikologis
yang dialami, diantaranya sebagai berikut:

a.    Intelegensi / Kognitif
Perkembangan pada tahap ini intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal
yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola
pemikiran ini. Orang dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara
mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan
suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian
secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan
masalah tersebut.
Orang dewasa madya mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya
maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa dalam
menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia
menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas
dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal.
Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai
proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi. Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-
anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan
warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity
dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari pada
intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke
kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam
hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan
generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para
orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau
perkecualian pasti ada.

b.    Moral
           Pada masa ini aspek-aspek perkembangan moral dan keagamaan tumbuh dengan pesat.
Tentu hal ini tidak lepas dari kesadaran terhadap dirinya untuk menjadi serang individu yang
utuh dan terintegrasi. Masa dewasa ini selalu memiliki keinginan untuk bisa mengikuti niliai-
nilai adat istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang memiliki tempat
tersendiri di hati orang dewasa, namun sering kali dewasa muda belum bisa mengikuti nilai-
nilai tersebut secara sempurna.
           Menurut fowler, pada masa ini individu mampu mengambil dan melakukan tanggung
jawab secara penuh terhadap yang diyakininnya. Sering kali konsekuensi yang paling buruk

26
akibat dari keyakinan tersebut harus ditanggungnya. Masa dewasa ini telah memasuki masa
post-conventional yaitu mampu menguji secara mandiri keyakinan atau kepercayaan yang
terlepas dari pengaruh rang lain atau kelompok masyarakat.

c.    Emosional
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-
anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan
warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity
dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari pada
intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke
kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam
hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan
generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para
orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau
perkecualian pasti ada.

d.   Sosial
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa Dewasa madya ( Middle
Adulthood)  ini antara lain:
1)   Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.
2)   Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-
ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan
dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
3)   Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4)   Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi
kebutuhan pribadi dan sosial.

e.    Bahasa
Menguasai bahasa adalah salah satu cara terjalinnya komunikasi yang lebih dekat.
Antara satu individu dengan individu lain dapat terjalin keakraban ketika satu dengan yang
lain menjalin komunikasi yang intensif. Pada usia dewasa madya, terdapatnya suatu kesulitan
dalam berkomunikasi. Usia madya ini mulai mengalami kemunduran dalam segi bahasa
setelah mengalami pucaknya. Kosa kata tinggi yang dulu pernah dimengerti, kini sedikit-
sedikit mulai terlupakan akibat faktor kemunduran ingatan. Sehingga dalam
berkomunikasipun sedikit terganggu apalagi terhadap generasi yang lebih muda yang sering

27
menggunakan bahasa gaul masa kini. Usia dewasa madya lebih sering menuturkan bahasa
yang sedikit agak kaku dan baku, dibandingkan generasi yang lebih muda darinya.

f.     Kepribadian
Usia madya cenderung mulai terlihat sifat yang sedikit seperti kekanak-kanakan.
Orang yang menginjak usia madya ini lebih suka untuk lebih diperhatikan oleh orang-orang
sekitar. Hal ini dikarenakan dengan menyadarinya adanya kemunduran-kemunduran fisik
yang dialami sehingga timbul perasaan membutuhkan keberadaan orang lain untuk
membantu beberapa aktivitas tertentu.

g.    Rasa Keinginan
Rasa keinginan pada usia dewasa madya sedikit lebih berkurang daripada masa
sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perasaan sudah terpenuhinya segala kebutuhan,
ambisi, dan cita-cita yang sudah dicapai. Adanya kepuasan ini menimbulkan berkurangnya
motivasi untuk mengejar karier terus-menerus seperti masa sebelumnya. Bagi individu yang
telah bekerja keras di masa mudanya, pada masa inilah ia dapat merasakan hasil kerja keras
yang pernah ia lakukan dan menikmati hasil usahanya.

h.    Keagamaan
Masa dewasa madya menunjukkan tanda positiv pada aspek keagamaan. Seseorang
yang menginjak masa ini lebih meningkatkan diri dalam melakukan ibadah dengan khusuk
kepada Allah swt. Orang pada masa dewasa madya ini menyadari bahwa ketenangan dan
kedamaian hanya didapat dengan kedekatannya dengan Allah. Sekaya apapun seseorang,
seterkenal apapun seseorang, hal yang paling membahagiakan adalah ketika jiwa merasa
damai dan dekat dengan Allah swt.

C.     Periode Perkembangan Masa Dewasa Akhir


Masa dewasa akhir disebut juga  usia lanjut. Masa dewasa akhir adalah periode
penutup dalam rentang hidup seseorang. Menurut Bernice Neugarten (1968) James C.
Chalhoun (1995) masa dewasa akhir adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65 tahun sebagai usia
yang menunjukkan proses penuaan yang berlangsung secara nyata dan seseorang telah
disebut lanjut usia. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu
penanganan segera dan terintegrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan
lanjut usia menjadi 4 yaitu : usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly)
60 -74 tahun, lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun. Usia dewasa akhir ini ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang
semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya
adalah sebagai berikut; perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan
fisik, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam system syaraf, perubahan
penampilan.
1.    Perubahan fisik
Perubahan fisik yang dialami oleh dewasa akhir atau usia lanjut terjadi dengan
ditandai dengan menurunnya dan memburuknya fungsi dan keadaan fisik. Perubahan ini pasti
terjadi pada usia lanjut hanya saja berbeda untuk setiap individu. Perubahan penampilan pada
usia lanjut sangat terlihat dari wajah individu, wajah akan mulai mengendor dan

28
memunculkan ciri penuaan lainnya. Selain pada wajah perubahan secara fisik juga dapat
dilihat dari individu yang kulit nampak keriput dan otot terlihat. Perubahan fisik yang terjadi
pada masa dewasa akhir, pada umumnya terjadi pada penurunan beberapa fungsi organ tubuh
seperti menurunnya kemampuan otak dan sistem syaraf, yang meliputi; hilangnya sejumlah
neuron yang merupakan unit-unit sel dasar dari sistem syaraf, serta kemampuan otak yang
semakin menurun, dan melemahnya daya ingat, seperti:
1)        Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan
mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori (speed of information
retrieval from memory). Dalam hal ini adalah sangat penting untuk menjaga agar memori itu
tetap eksis dan karenanya perlu digunakan secara terus-menerus dan jangan dibuat
menganggur atau diistirahatkan. Untuk itu membaca, mendengar berbagai berita, atau cerita
melalui berbagai media sangat penting bagi lansia. Namun bagi lansia yang
“mengistirahatkan diri,” atau dipaksa untuk istirahat tanpa kegiatan apapun, tidak mau
membaca Koran, maunya ongkang-ongkang kaki, enak-enak, apalagi sambil merenungi
nasibnya diyakini akan semakin mempercepat kemunduran fungsi ingatan dan fungsi
mentalnya. Hal semacam ini menjadi bahaya bagi lansia, karena hal-hal lain pun mengalami
kemunduran secara cepat.
2)        Indera penglihatan, ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek
pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya sensitivitas terhadap warna. Orang berusia
lanjut pada umumnya menderita presbyopia atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas,
yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang.
3)        Indera pendengaran, orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi nada
yang sangat tinggi, sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf dan berakhirnya
pertumbuhan organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga
(cochlea), walaupun mereka pada umumnya tetap dapat mendengar pada suara yang lebih
rendah daripada nada C sejelas orang yang lebih muda. Menuru Hurlock pria cenderung lebih
banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan wanita.
4)        Terjadi perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai akibat dari
berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan bagian dalam
pipi. Syaraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah banyak sejalan dengan
bertambahnya usia.
5)        Indera penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia, sebagian
karena oleh pertumbuhan sel dalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin
lebatnya buku rambut di lubang hidung.
6)        Karena kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba di kulit semakin
kurang peka.
7)        Daerah kepala terjadi perubahan, seperti:
a)    Hidung menjulur lemas
b)   Bentuk mulut berubah akibat hilangnya gigi atau harus memakai gigi palsu
c)    Mata kelihatan pudar, tak bercahaya dan sering mengeluarkan cairan
d)   Dagu berlipat 2 atau 3
e)    Pipi berkerut, longgar dan bergelombang
f)    Kulit berkerut dan kering, berbintik hitam, banyak tai lalat atau di tumbuhi kutil
g)   Rambut mernipis, berubah menjadi putih atau abu-abu dan keku
h)   Tumbuh rambut halus pada hidung, telinga dan alis.
8)        Daerah tubuh terjadi perubahan seperti:

29
a)    Bahu membungkuk dan nampak kecil
b)   Perut membesar dan membuncit
c)    Pinggul tampak mengendor dan lebih lebar di bandingkan dengan waktu sebelumnya
d)   Garis pinggang melebar, menjadikan badan tampak seperti terisap
e)    Payudara pada wanita menjadi kendur dan melorot
9)        Daerah persendian terjadi perubahan, seperti:
a)    Panggal tangan menjadi kendor dan terasa berat, sedangkan ujung tangan tampak
mengkerut
b)   Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol, terutam yang ada disekitar
pergelangan kaki
c)    Tangan menjad kurus kering dan pembuluh vena disepanjang bagian belakang tangan
menonjol
d)   Kaki membesar karena otot-otot mengendor, timbul benjolan-benjolan, ibu jari kaki
membengkak dan bisa meradang serta sering timbul kelosis
e)    Kuku tangan dan kaki menebal mengeras dan mengapur.
10)    Sistem Pernafasan, kapasitas paru-paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun, sekalipun
tanpa penyakit (Fozard, 1992). Paru-paru kehilangan elastisitasnya, dada menyusut, dan
diafragma melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang-orang dewasa
lanjut dapat memperbaiki fungsi paru-paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.

Perubahan fisik ini diteliti oleh para peneliti sehingga menghasilkan “Teori-teori
Biologi Mengenai Penuaan” yaitu sebagai berikut:
1)        Kerangka tubuh (skelton) mengalami perubahan, disebabkan karena mengerasnya tulang-
tulang, menumpuknya garam mineral dan modifikasi pada susunan organ tulang bagian
dalam. Berakibat tulang menjadi mengapur dan mudah retak atau patah dan sembuhnya
lambat.
2)        Sistem syaraf (nervous sistem) terutama pada otak, berat otak menyempit, bilik-bilik
jantung melebar pita jaringan portikal menyempit. Menyebabkan menurunnya kecepatan
belajar dan kemampuan intelektual.
3)        Viscera atau isi perut, mengalami perubahan bentuk. Terjadi athropia atau berhentinya
pertumbuhan pada limpa, hati, alat reproduksi, jantung, paru-paru, pankreas, dan ginjal.
4)        Jantung, berubahnya posisi jantung. Berkurangnya ratio berat jantung dan berat tubuh.
Perubahan kualitas elastisitas jaringan pada jantung, katup jantung secara bertahap menjadi
kurang halus dan kurang lentur. Merupakan akibat dari meningkatnya jumlah timbunan
jaringan lemak dan kalsium.
5)        Seluruh saluran usus , saluran kencing, dan organ otot yang lembut paling sedikit
berpengaruh dan paling akhir terpengaruhi.
2.    Perubahan Psikis
Akibat perubahan fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkungannya. Dengan semakin
lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya ini mengakibatkan interaksi sosial
para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara

30
perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu : kehilangan peran di
tengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen. Adapun perubahan-
perubahan psikis tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Intelegensi/Kognitif
Usia dewasa akhir dilihat dari segi kognitif menglami kemunduran dengan ditandai
munculnya penyakit lupa atau pikun. Dengan timbulnya penyakit lupa ini, membuat individu
dalam kehidupannya mengalami ketidak teraturan. Pada usia inilah diperlukan perhatian yang
lebih dari orang-orang terdekat untuk mengarahkan dan menuntun orang dewasa akhir dalam
melakukan suatu hal, seperti mengarahkan dalam menaruh benda sesuai dengan tempatnya
dan mengingatkannya menaruh benda itu dimana ketika dibutuhkan. Ataupun mengingatkan
sudah sholat atau belum, atau bahkan menuntunnya pada saat membaca bacaan sholat.

b.    Moral
Secara segi moral, usia dewasa akhir lebih cenderung tidak perduli lagi dengan
norma-norma atau aturan-aturan yang ada di lingkungan tersebut. Hal ini dikarenakan
banyaknya terjadi kemunduran dalam fisiknya yang berakibat berdampak pada moralnya.
Contohnya saja usia dewasa akhir tidak lagi memikirkan perasaan malu ketika mandi bahkan
buang air besar atau buang air kecil dibantu oleh orang lain. Usia dewasa akhir ini hanya bisa
pasrah dengan keadaan kemunduran fisik yang terjadi pada dirinya dan justru ia menyadari
bahwa ia membutuhkan bantuan orang lain dalam berbagai hal.

c.    Emosional
Usia dewasa akhir lebih tempramen dalam segi emosional. Hal ini dikarenakan
berawal dari faktor fisik yang semakin mengalami kemunduran sehingga berpengaruh pada
segi psikis termasuk emosionalnya. Beberapa orang yang mencapai usia dewasa akhir
mengalami ketidaksiapan dalam menghadapi segala kemunduran fisik yang terjadi baik
dilihat dari luar maupun fungsi organ-organ tubuh yang dimiliki. Sebelum menginjak usia
dewasa akhir, seseorang pernah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan pernah
melakukan berbagai prestasi. Sedangkan ketika orang tersebut menginjak usia dewasa akhir,
ia hampir tidak percaya bahwa dirinya tidak lagi dapat berkarya secara maksimal seperti dulu
sehingga timbul perasaan kesal pada dirinya sendiri karena segala sesuatu harus dibantu oleh
orang lain. Ditambahlagi terkadang orang yang membantu tidaklah sesuai dengan yang
diharapkannya. Oleh karena itulah usia dewasa akhir lebih cepat temperamental.

d.   Sosial
Akibat adanya kemunduran dari segi aspek fisik, moral, intelegensi, dan lebih cepat
temperamental, maka usia dewasa akhir semakin jauh dari lingkungan masyarakat dan mulai
terkucilkan. Usia dewasa akhir lebih sedikit berinteraksi dengan lingkungan masyarakat. Pada
usia ini justru lebih membutuhkan perhatian yang lebih dari keluarga terdekat untuk
menguatkan diri dan membantu memunculkan kepercayadirian agar tetap bersemangat dalam
menjalankan kehidupan meskipun mulai terjauh dari lingkungan masyarakat.

e.    Bahasa
Usia dewasa akhir dari segi bahasa juga mengalami kemunduran dengan ditandai
pelafalan kosa kata yang kurang jelas. Hal ini dikarenakan telah menanggalnya beberapa gigi

31
yang membuat artikulasi kurang jelas. Selain itu, terkadang  pada beberapa orang yang telah
menginjak usia dewasa akhir kurang dapat berkomunikasi dengan baik terhadap lawan
bicaranya.

f.     Kepribadian
Segi kepibadian usia dewasa akhir lebih cenderung seperti kekanak-kanakan. Orang
yang menginjak usia ini lebih manja seperti anak-anak dikarenakan ia sendiri menyadari
bahwa ia membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat dan berharap orang-orang terdekat
tersebut dapat mengindahkan keinginannya tersebut. Oleh karena itulah peran orang-orang
sekitar sangatlah dibutuhkan untuk membangun semangat hidup orang yang berada pada
masa dewasa akhir ini. Kunci dari menangani hal seperti ini adalah antara orang yang berusia
dewasa akhir dan orang yang lebih muda darinya harus bisa mengambil peranannya masing-
masing dan saling mengerti dengan keadaan.

g.    Rasa Keinginan
Usia dewasa akhir cenderung lebih mengalami kemunduran dalam rasa keinginan dan
motivasi. Pada usia ini bahkan ada yang begitu saja pasrah dengan ketidak berdayaan
melakukan berbagai hal. Tidak ada lagi rasa ingin mengejar karier seperti saat ia muda an
tidak ada lagi keinginan untuk mencapai sesuatu. Disinilah peran kelurga dan orang terdekat
sangat penting untuk membangkitkan gairah hidupnya. Orang-orang sekitar dapat memotivasi
untuk melakukan suatu hal yang bermakna di sisa hidup orang dewasa akhir.

h.    Keagamaan
Berbeda halnya dari segi aspek psikologis lainnya yang mengalami banyak
kemunduran, justru dari segi agama semakin adanya kemajuan yang pesat. Usia dewasa akhir
lebih memfokuskan dirinya dengan kedekatan terhadap Sang Pencipta. Orang yang
menginjak usia dewasa akhir lebih giat dalam beribadah dikarenakan munculnya pemikiran
semua dari Allah dan akan kembali kagi kepada Allah.

Ada pula Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai
dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1.    Perkembangan keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan
membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan
intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2.    Perkembangan generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu
selama masa pertengahan kedewasaan. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir,
pandangan mereka menganai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi
memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda
memandang kahidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk
hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam

32
pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih
tersisa.
3.    Perkembangan integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir.
Integritas paling cepat dilukiskan sehingga suatub keadaan yang dicapai seseorang setelah
memlihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil
melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi.

TUMBUH KEMBANG MASA LANSIA

Pengertian Lansia
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas).
Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya
yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di
samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang
cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala

33
penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik,
pencarian makna hidup selanjutnya.

2.2 Pengertian Lansia Menurut Para Ahlia


Menurut Erikson tahap dewasa akhir memasuki tahap integrity vs despair yaitu
kemampuan perkembangan lansia mengatasi krisis psikososialnya. Banyak stereotip positif
dan negatif yang mampu mempengaruhi kepribadian lansia. Integritas ego penting dalam
menghadapi kehidupan dengan puas dan bahagia. Hal ini berdampak pada hubungan sosial
dan produktivitasnya yang puas. Lawannya adalah despair yaitu rasa takut mati dan hidup
terlalu singkat, rasa kekecewaan. Beberapa cara hadapi krisis dimasa lansia adalah tetap
produktif dalam peran sosial, gaya hidup sehat, dan kesehatan fisik.
Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock, 2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi
orang lanjut usia atau lansia, yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia.
Pandangan orang barat yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah
berumur 65 tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau
sudah lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur lebih
dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai sebagai usia
maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia
lanjut dini yang berkisar antara usia 60-70 tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia 70
tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74
tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) dan orang tua lanjut (85
tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda.
Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok
yakni :
a)      Kelompok lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b)      Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c)      Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, lanjut usia merupakan
periode di mana seorang individu telah mencapai kemasakan dalam proses kehidupan, serta
telah menunjukan kemunduran fungsi organ tubuh sejalan dengan waktu, tahapan ini dapat
mulai dari usia 55 tahun sampai meninggal.

34
2.3 Karakteristik Dewasa Akhir
1)      Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2)      Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang mengaggapnya sebagai hukuman.
3)      Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4)      Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut
tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang
masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi
masyarakat sekitar.
5)      Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut
6)      Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
7)      Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8)      Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.

2.4 Adapun Tugas Perkembangan Lansia :


1)      Menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik. Misalnya adanya perubahan penampilan pada
wajah wanita, menggunakan kosmetik untuk menutupi tanda-tanda penuaan pada wajahnya.
Pada bagian tubuh, khususnya pada kerangka tubuh, mengerasnya tulang sehingga tulang
menjadi mengapur dan mudah retak atau patah.
2)      Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan keluarga.
3)      Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
4)      Menjalin hubungan dengan orang-orang disekitarnya.
5)      Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan.
6)      Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes dan harmonis.

35
2.5 Perkembangan Lansia
a.     Perkembangan Fisik
Berkurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot juga
mengakibatkan pengaturan suhu badan menjadi sulit. Selain itu, pada usia lanjut terjadi
penurunan dalam jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya. Orang usia
lanjut pada umumnya menderita gangguan susah tidur (insomnia). Lalu, perubahan dalam
pencernaan mungkin merupakan perubahan yang paling kelihatan dalam fungsi pengaturan
pencernaan. Kesulitan dalam makan sebagian diakibatkan pada gigi yang tanggal yang
merupakan gejala umum bagi orang usia lanjut dan juga karena daya penciman dan perasa
yang menjadi kurang tajam. Sehingga menyebabkan jenis makanan yang paling lezat menjadi
terasa tidak enak. Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada
usia dewasa akhir, diantanya adalah : Daerah kepala, Daerah Tubuh, Daerah persendian.
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin
lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal
ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu:
kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.

b.      Perkembangan Kognitif


    Kecerdasan dan Kemampuan Memproses
Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa lansia . Ada
beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Meskipun kecepatan tersebut perlahan-
lahan menurun, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika
penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya terhadap
kehidupan kita dalam beberapa segi substansial.
    Pendidikan, Pekerjaan dan Kesehatan
Pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan adalah tiga komponen yang paling berpengaruh
dalam fungsi kognitif dari orang-orang dewasa lanjut. Pada saat ini mereka telah memperoleh
pendidikan yang lebih baik. Pendidikan memiliki korelasi positif dengan skor-skor pada tes-

36
tes intelegensi. Orang-orang dewasa lanjut mungkin melanjutkan pendidikan untuk sejumlah
alasan.
Pengalaman kerja menekankan pada orientasi kognitif. Peningkatan penekanan pada
proses informasi di dalam pekerjaannya mungkin mempertinggi kecakapan intelektual
individu. Sedangkan, kesehatan yang buruk berkaitan dengan tes-tes intelegensi pada masa
dewasa akhir. Olahraga terkait dengan perbaikan fungsi kognitif diantara orang-rang dewasa
usia lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktiviti berolahraga pada dewasa lanjut ini adalah
pemilihan jenis olahraga yang akan dijalani, dan harus disesuaikan dengan usia subjek, dalam
erti kondisi fizik individu. Oleh sebab itu, aktiviti berolahraga dianjurkan untuk selalu
berkonsultasi dengan tenaga medis yang kompeten dalam masalah ini.

c.       Perkembangan Psikis dan Intelektual


Menurut david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental
merupakan bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar
penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55 tahun,
kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan, hal ini juga
berlaku pada seorang lansia.
Kemerosotan intelektual lansia ini pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat
dihindarkan, disebabkan berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi
kemampuan intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu faktor
untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan menyediakan
lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan intelektual mereka, serta
dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.

d.      Perkembangan Emosional


Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi
masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan diri

37
dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak
kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan
yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan
ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung
menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang
berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.

e.       Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat


Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya
maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya
menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga
sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka
melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing
atau diasingkan.
Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi dengan
orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah menangis,
mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-rengek dan
menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.

38
2.6 Bahaya Penyesuaian Pribadi dan Sosial pada Usia Lanjut
1.      Bahaya Fisik :
Penyakit dan hambatan fisik, Kurang gizi, Gangguan gizi,   Mengendurnya kemampuan
sosial, Kecelakaan.
2.      Bahaya Psikologis :
Mereka menerima pendapat tentang kebudayaan dari suatu usia, Perasaan rendah diri dan
rasa tak enak yang datang bersamaan dengan perubahan fisik, Usia lanjut perlu menetapkan
pola hidup yang berbeda dengan masa muda, Kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan
mental sudah terjadi, Perasaan bersalah karena mereka tidak bekerja sedangkan orang lain
masih bekerja, Kurangnya pendapatan, Menjauh atau sengaja melapas dari berbagai
kehidupan sosial, pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang
semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.

2.7 Berbagai Gangguan Pada Lansia


1.      Parkinson
Penyakit Parkinson (bahasa Inggris: paralysis agitans, Parkinson disease) adalah
penyakit degeneratif syaraf yang pertama ditemukan pada tahun 1817 (An Essay on the
Shaking Palsy) oleh Dr. James Parkinson. Parkinson adalah gangguan pergerakan akibat
kerusakan sel otak sehingga menjejaskan penghasilan bahan biokimia dopamin yang
bertanggungjawab dalam proses koordinasi pergerakan anggota badan, dengan gejala berupa
adanya tremor pada saat beristirahat, kesulitan untuk memulai pergerakan dan kekakuan otot.
Parkinson menyerang sekitar 1 di antara 250 orang yang berusia di atas 40 tahun dan sekitar 1

39
dari 100 orang yang berusia di atas 65 tahun. Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah
kurangnya jumlah neurotransmitter dopamin di dalam susunan saraf.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya
juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang
tidak diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak
memegang peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi
yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan
otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun
memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa
yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin
pada sel saraf.
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin,
pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi,
propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan
penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan
penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup
penderita.
Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan
kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani
aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi
kembali mandiri.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan karbidopa
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi
efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Mengkonsumsi levodopa selama bertahun-
tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendakik, wajah
menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa
ahli percaya bahwa menambahkan atau mengganti levodopa dengan bromokriptin selama
tahun-tahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak
dikehendaki.
Sel-sel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang dicangkokkan ke dalam
otak penderita Parkinson bisa memperbaiki kelainan kimia tetapi belum cukup data mengenai
tindakan ini.

40
Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan
kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin.
Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu
penderita tetap mandiri.

Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas,
dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu
memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena
kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa
mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).

2.      Alzaimer
lzheimer atau nyanyuk menyebabkan semua fungsi otak, terutama daya ingatan
seseorang, merosot. Antara puncanya ialah peningkatan usia, keturunan, latar belakang
pendidikan yang rendah, jantina dan penyakit lain seperti strok. Penyakit ini juga bukan saja
boleh menyebabkan pesakit lupa tetapi turut menjejaskan daya intelek, kebolehan berfikir
secara logik dan pada peringkat teruk mereka turut kehilangan keupayaan berinteraksi atau
memahami perkataan.
Mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang adalah
aktivitas yang disebut-sebut bermanfaat bagi otak. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak ada
bukti kuat bahwa semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer.Sebuah panel ahli yang
terdiri dari para ahli menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi sosial juga belum terbukti
dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut. Kelompok ahli itu mengamati puluhan
riset yang menunjukkan cara-cara untuk mencegah Alzheimer, penyakit yang merusak otak
dan tidak dapat diobati. Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan
dampaknya bagi pencegahan.

3.      Post power syndrome


Arti dari "syndrome" itu adalah kumpulan gejala. "Power" adalah kekuasaan. Jadi,
terjemahan dari post power syndrome kira-kira adalah gejala-gejala pasca kekuasaan. Gejala
ini umumnya terjadi pada orang-orang yang tadinya mempunyai kekuasaan atau menjabat
satu jabatan, namun ketika sudah tidak menjabat lagi, seketika itu terlihat gejala-gejala

41
kejiwaan atau emosi yang kurang stabil. Gejala-gejala itu biasanya bersifat negatif, itulah
yang diartikan post power syndrome.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya post-power syndrome. Pensiun dini dan
PHK adalah salah satu dari faktor tersebut. Bila orang yang mendapatkan pensiun dini tidak
bisa menerima keadaan bahwa tenaganya sudah tidak dipakai lagi, walaupun menurutnya
dirinya masih bisa memberi kontribusi yang signifikan kepada perusahaan, post-power
syndrome akan dengan mudah menyerang. Apalagi bila ternyata usianya sudah termasuk usia
kurang produktif dan ditolak ketika melamar di perusahaan lain, post-power syndrome yang
menyerang akan semakin parah.
Gejala post-power syndrome:

1. Gejajala fisik, misalnya menjadi jauh lebih cepat tua tampaknya dibandingkan waktu
dia menjabat. Rambut semakin banyak beruban, keriput, sakit-sakitan, dan menjadi
lemah.
2. Gejala emosi, misalnya cepat teringgung, merasa tidak berharga, menarik diri dari
pergaulan,dsb.
3. Gejala perilaku, misalnya malu bertemu orang lain, lebih mudah melakukan pola-pola
kekerasan atau menunjukkan kemarahan.

Ciri-ciri orang yang rentan menderita post-power syndrome:

1. Orang yang terlalu senang dihargai dan dihormati orang lain, permintaanya senantiasa
terlaksana/dituruti, suka dilayani.
2. Orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya harga diri,
dengan jabatan dia lebih merasa diakui orang lain.
3. Orang yang meletakkan arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada kemampuan
mengatur orang lain, untuk dapat berkuasa atas orang lain.
Post-power syndrome hampir selalu dialami terutama orang yang sudah lanjut usia dan
pensiun dari pekerjaannya. Hanya saja banyak orang yang berhasil melalui fase ini dengan
cepat dan dapat menerima kenyataan dengan hati yang lapang. Tetapi pada kasus-kasus
tertentu, dimana seseorang tidak mampu menerima kenyataan yang ada, ditambah dengan

42
tuntutan hidup yang terus mendesak, dan dirinya adalah satu-satunya penopang hidup
keluarga, resiko terjadinya post-power syndrome yang berat semakin besar.

Beberapa kasus post-power syndrome yang berat diikuti oleh gangguan jiwa seperti tidak
bisa berpikir rasional dalam jangka waktu tertentu, depresi yang berat, atau pada pribadi-
pribadi introfert (tertutup) terjadi psikosomatik (sakit yang disebabkan beban emosi yang
tidak tersalurkan) yang parah.
Post-power syndrome dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Antara pria
dan wanita, pria lebih rentan terhadap post power sindrome karena pada wanita umumnya
lebih menghargai relasi dari pada prestise, prestise dan kekuasaan itu lebih dihargai oleh pria.
Kematangan emosi dan kehangatan keluarga sangat membantu untuk melewati fase ini. Dan
satu cara untuk mempersiapkan diri menghadapi post-power syndrome adalah gemar
menabung dan hidup sederhana. Karena bila post-power syndrome menyerang, sementara
penderita sudah terbiasa hidup mewah, akibatnya akan lebih parah.
Apabila seseorang telah mampu menaklukan fase Post-Power Syndrome akan jauh
menjadi lebih bijaksana dan mampu membuktikan kebermanfaatan atas eksistensinya.

43
2.8 GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

a.    Gangguan persepsi


Halusinasi dan ilusi pada lanjut usia merupakan fenomena yang disebabkan oleh
penurunan ketajaman sensorik. Pemeriksa harus mencatat apakah penderita mengalami
kebingungan terhadap waktu atau tempat selama episode halusinasi dapat disebabkan oleh
tumor otak dan patologo fokal yang lain.
b.    Proses berpikir
Gangguan pada progresi pikiran adalah neologisme, gado-gado kata, sirkumstansialitas,
asosiasi longgar, asosiasi bunyi, flight of ideas, dan retardasi. Hilangnya kemampuan untuk
dapat mengerti pikiran abstrak.
c.    Gangguan Sensorik dan kognitif
Sensorik mempermasalhkan fungsi dari indra tertentu, sedangkan kognitiv merupakan
kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah, menyimpan dan menggunakan kembali
semua masukan sensorik secara baik. Fungsi kognitif terdiri dari unsur-unsur, memperhatikan
(atensi), mengingat (memori), mengerti pembicaraan/berkomunikasi (bahasa), bergerak
(motorik), dan merencanakan /melaksanakan keputusan (eksekutif) juga intelektual.
d.    Gangguan Kesadaran
Indikator yang peka terhadap disfungsi otak adalah adanya perubahan kesadaran, adanya
fluktuasi tingkat kesadaran. Pada keadaan yang berat penderita dalam keadaan somnolen atau
stupor.
e.    Gangguan Orientasi
Gangguan orientasi terhadap waktu, tempat dan orang berhubungan dengan gangguan
kognisi. Gangguan orientasi sering ditemukan pada gangguan kognitif, gangguan kecemasan,
gangguan buatan, gangguan konversi dan gangguan kepribadian, terutama selam periode stres
fisik atau lingkungan yang tidak mendukung. Pemeriksa dilakukan dengan dua cara: Apakah
penderita mengenali namanya sendiri dan apakah juga mengetahui tanggal, tahun, bulan dan
hari.
f.      Gangguan Daya ingat
Daya ingat dinilai dalam hal daya ingat jangka panjang, pendek dan segera.Tes yang
diberikan pada penderita dengan memberikan angka enam digit dan penderita diminta untuk
mengulangi maju mundur. Penderita dengan daya ingat yang tak terganggu biasanya dapat
mengingat enam angka maju dan lima angka mundur. Daya ingat jangka panjang diuji
dengan menanyakan tempat dan tanggal lahir, nama dan hari ulang tahun anak-anak

44
penderita. Daya ingat jangka pendek dapat diperiksa dengan beberapa cara, misalnya dengan
menyebut tiga benda pada awal wawancara dan meminta penderita mengingat kembali benda
tersebut akhir wawancara atau dengan memberikan cerita singkat pada penderita dan
penderita diminta untuk mengulangi cerita tadi secara tepat/persisi.
g.    Gangguan Fungsi intelektual
Konsentrasi, informasi dan kecerdasan. Sejumlah fungsi intelektual mungkin diajukan
untuk menilai pengetahuan umum dan fungsi intelektual. Menghitung dapat diujikan dengan
meminta penderita untu mengurangi 7 dari angka 100 dan mengurangi 7 lagi dari hasil akhir
dan seterusnya sampai tercapai angka 2.

45

Anda mungkin juga menyukai