OLEH :
KEPANJEN – MALANG
2016
1
TUMBUH KEMBANG MASA SEKOLAH
Bertambah besarnya anak atau perubahan secara nyata yang terjadi pada diri anak
karena mengalami perubahan yang sangat drastis ataupu cepat dalam aspek fisis
akibat multifikasi sel dan bertambahnya zat interseluler, pertumbuhan tinggi anak
dapat dihitung dalam satuan cm ataupun inci, sedangkan berat anak akan dapat
dihitung dalam bentuk kilogram atau pound., Perkembangan yang terjadi pada anak
akan mulai nampak secaranyata karena pada masa ini anak akan sangat banyak
bergaul dengan teman-temannya, dan dari sinilah anak akan mulai membedakan
apakah ini baik atau buruk, disinilah pola kepribadian anak akan terbentuk dengan
baik.
2
• Kosa kata populer atau kata-kata makian, anak akan mempelajari kosa kata populer
ini atau makian yang akan ia dapatkan dari orang yang lebih dewasa atau belajar dari
apa yang ia lihat dari kehidupan atau dari televisi.
• Kosa kata Rahasia, Anak akan mempergunakan kosakata yang kita akan dengar
aneh. Itulah kosa kata rahasia yang akan digunakan anak padasaat ia berkomunikasi
dengan teman sebayanya atau teman akrapnya baik tulisan ataupun secara lisan.
• Kosa kata baik dalam cara ia berbicara, cara anak dalam berbicara saat ini sudahlah
baik karena anak sudah mulai mencapai usia yang mulai beranjak kemasa remaja.
E. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahawa pengungkapan emosi
secara kasar tidaklah diterima di masyarakat. Oleh karena itu, dia mulai belajar untuk
mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Kemampuan mengontrol emosi
3
diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasan). Dalam proses peniruan,
kemampuan orang tua daal mengendalikan emosinya sangat berpengaruh. Emosi-
emosi yang secara dialami pada tahap perkembangan usia sekolah ini adalah marah,
takut, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senagng, nikmat,
atau bahagia).
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku individu,
dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi yang positif, seperti perasaan
senang, bergairah, bersemangt atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu
untuk mengonsentrasikan dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan
penjelasan guru, membaca buku,aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin
dalam belajar.
2.Senangbergerak,
Anak senang bergerak maksudnya dalam masa pertumbuhan fisik dan mentalnya anak
menjadi hiperaktif lonjak kesana kesini bahkan seperti merasa tidak capek mereka
tidak mau diam dan duduk saja menurut pengamatan para ahli anak duduk tenang
paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak.
Mungkin dengan permaianan, olahraga dan lain sebagainya.
4
3.Senang bekerja dalam kelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia,
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi dengan
orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk suatu kelomppok
tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak dapat belajar memenuhi
aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya
dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang
lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan
demokrasi. Hal ini dapat membawa implikasi buat kita sebagai calon guru agar
menetapkan metode atau model belajar kelompok agar anak mendapatkan pelajaran
seperti yang telah disebutkan di atas, guru dapat membuat suatu kelompok kecil
misalnya 3-4 anak agar lebih mudah mengkoordinir karena terdapat banyak perbedaan
pendapat dan sifat dari anak-anak tersebut dan mengurangi pertengkaran antar anak
dalam satu kelompok. Kemudian anak tersebut diberikan tugas untuk mengerjakannya
bersama, disini anak harus bertukar pendapat anak menjadi lebih menghargai
pendapat orang lain juga.
5
5.Anak cengeng
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin
diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri dan harus
selalu dibimbing. Di sini sebagai calon guru SD maka kita harus membuat metode
pembelajaran tutorial atau metode bimbingan agar kita dapat selalu membmbing dan
mengarahkan anak, membentuk mental anak agar tidak cengeng.
7.Senang diperhatikan
Di dalam suatu interaksi social anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan berbagai cara
dilakukan agar orang memperhatikannya. Di sini peran guru untuk mengarahkan
perasaan anak tersebut dengan menggunakan metode tanya jawab misalnya, anak
yang ingin diperhikan akan berusaha menjawab atau bertantya dengan guru agar anak
lain beserta guru memperhatikannya.
8.Senang meniru dalam kehidupan sehari hari anak mencari suatu figur yang sering
dia lihat dan dia temui. Mereka kemudian menirukan apa yang dilakukan dan
dikenakan orang yang ingin dia tiru tersebut. Dalam kehidupan nyata banyak anak
yang terpengaruh acara televisi dan menirukan adegan yang dilakukan disitu,
misalkan acara smack down yang dulu ditayangkan sekarang sudah ditiadakan karena
ada berita anak yangmelakukan gerakan dalam smack down pada temannya, yang
akhirnya membuat temannya terluka. Namun sekarang acara televisi sudah dipilah-
pilah utuk siapa acara itu ditonton sebagai calon guru kita hanya dapat mengarahkan
orang tua agar selalu mengawasi anaknya saat dirumah.
Contoh lain yang biasanya ditiru adalah seorang guru yang menjadi pusat perhatian
dari anak didiknya. Kita sebagai calon guru harus menjaga tindakan, sikap,
6
perkataan, penampilan yang bagus dan rapi agar dapat memberikan contoh yang baik
untuk anak didik kita.
Pada tahap operasional kongret anak-anak sudah memiliki pemahaman yang lebih
daripada anak-anak pra operasinal mengenai konsep spasial, sebab-akibat,
pengelompokan, penalaran induktif dan deduktif, konservasi, serta angka (Papalia
dkk,2009:443).
7
TUMBUH KEMBANG MASA REMAJA
8
Ciri Terjadi mimpi basah Mengalami menstruasi
khusus
Ciri – ciri tumbuhnya kumis dan payudara tumbuh membesar, tumbuhnya rambut di
kelamin jambang, tumbuhnya ketiak dan di sekitar alat kelamin, serta
sekunder rambut di ketiak dan membesarnya pinggul.
di sekitar alat kelamin,
serta dada menjadi lebih
bidang.
2. Ciri-ciri Psikologis
Usia Ciri-ciri Psikologis
Kurang Mulai memperhatikan penampilan. Mudah cemas dan bingung bila adanya
lebih perubahan psikis. Tidak mau dibatasi aktivitasnya. Mulai memilih teman yang
usia 10 cocok. Tidak mau diperlakukan seperti anak kecil. Selalu ingin mencoba hal-
– 17 hal baru. Senang meniru idola atau berkhayal. Mulai bersikap kritis. Mulai ada
tahun perubahan bentuk fisik. Mulai menghasilkan hormon reproduksi. Alat kelamin
mulai berkembang. Hormon pertumbuhan masih terus dihasilkan.
9
Ciri-ciri seks sekunder yang utama berada pada tingkat perkembangan yang matang
pada akhir masa remaja.
10
Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik remaja. Remaja yang
berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat
disbanding yang sering sakit.
7. Pengaruh Bentuk Tubuh
Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik.
Diantara perubahan fisik yang sangat berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin
panjang dan tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada
perempuan).
11
remaja untuk berpikir abstrak.Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai
tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir
secara abstrak.Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi.Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir
dengan fleksibel dan kompleks.Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau
penjelasan tentang suatu hal.Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi
konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal.Hal ini
memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.Remaja sudah mampu memikirkan suatu
situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001).
Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat
memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu
memperkirakan konsekuensi dari tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat
membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana mereka
sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan kognitif
yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat darii kemampuan seorang remaja untuk berpikir
lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka
mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan (Santrock,
2001).
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya
ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam
Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan
melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” (Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam
Beyth-Marom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk
cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.
Personal fabel adalah "suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendirii mengenai
diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar" .Kata fabel berartii cerita rekaan yang tidak
berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi
keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat,
yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya.
Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai
berikut :
12
“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak
terpengaruh oleh hukum alam.Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-
destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari
bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena
perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan
sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-
coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja
biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya”.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu
keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri,
merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang
dilakukan remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993).Umumnya dikemukakan bahwa remaja
biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat
melakukan perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja
maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga
mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam
mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku
berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk.,
pada remaja dan orang dewasa adalah sama.
13
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup
kuat.Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai untuk
menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku banyak
dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan
seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et al,
1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001) mengemukakan
bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi remaja dalam hal
persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja, teman-teman menjadi
sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian yang menarik, musik atau
film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
14
perkembangan masa remaja, perkembangan aspek motorik bukanlah aspek yang mengalami
banyak perubahan, atau tidak terlihat ciri-ciri yang menonjol. Sebagaimana pertumbuhan
internal lebih menonjol pada pribadi remaja dibandingkan dengan pertumbuhan eksternal,
perkembangan fisik, emosi dan sosial pun pada masa ini jauh lebih menonjol dibandingkan
dengan perkembangan motoriknya.
Namun demikian, mengenai pengukuran keterampilan motorik remaja sering ditemui
di universitas-universitas yang memberikan tes beberapa gerakan olahraga untuk calon
mahasiswanya. Dalam tes ini dapat diketahui kemampuan-kemampuan motorik remaja
seperti kecepatan, ketangkasan, kelenturan dan lain-lain yang dapat diukur diantaranya
dengan:
(1) Tes aerobik lari 2,4 km,
(2) Tes shooting bola basket,
(3) Tes passing bola voli,
(4) Tes dribble sepakbola, dan
(5) Tes renang.
15
Konstruk Meteri Indikator
motorik umum dari awalan Kekuatan otot
Scott
Wall pass. Ketepatan
Lari cepat selama Kecepatan
empat detik
Lompat jauh tanpa Daya ledak
awalan Kekuatan otot
Tes kemampuan Melempar bola Kekuaran otot
motorik umum dari softball
Barrow
Zigzag run Kelincahan
Wall pass Ketepatan
Medicine ball put Kekuatan otot
Lari cepat 60 yard Kecepatan
3.2.5. Psikomotor.
Gerak – gerik tampak canggung dan kurang terkoordinasikan Gerak gerik mulai
mantap
Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan Jenis dan jumlah cabang permainan lebih
selektif dan terbatas pada keterampilan yang menunjang kepada persiapan kerja
3.2.6. Bahasa.
Berkembangnya penggunaan bahasa sandi dan mulai tertarik mempelajari bahasa
asing Lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu yang dipilihnya.Menggemari
literatur yang bernafaskan dan mengandung segi erotik, fantastik dan estetik.Menggemari
literatur yang bernafaskan dan mengandung nilai-nilai filosofis, ethis, religious.
3.2.7. Moralitas.
Adanya ambivalensi antara keinginan bebas dari dominasi pengaruh orang tua dengan
kebutuhan dan bantuan dari orang tua Sudah dapat memisahkan antara sistem nilai – nilai
atau normatif yang universal dari para pendukungnya yang mungkin dapat ber-buat keliru
atau kesalahan.
Dengan sikapnya dan cara berfikirnya yang kritis mulai menguji kaidah-kaidah atau
sistem nilai etis dengan kenyataannya dalam perilaku sehari-hari oleh para pendukungnya
16
Sudah berangsur dapat menentukan dan menilai tindakannya sendiri atas norma atau sistem
nilai yang dipilih dan dianutnya sesuai dengan hati nuraninya.
Mengidentifikasi dengan tokoh moralitas yang dipandang tepat dengan tipe idolanya
Mulai dapat memelihara jarak dan batas-batas kebebasan- nya mana yang harus dirundingkan
dengan orang tuanya.
17
3.3.2. Perubahan Yang Cepat
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual. Terkadang
perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan diri dan kemampuan mereka sendiri.
Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan internal seperti sistem sirkulasi,
pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan eksternal seperti tinggi badan, berat
badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh terhadap konsep diri remaja.
18
16 s.d. 18-20 tahun) meliputi aspek : fisik, psikomotor, bahasa, kognitif, sosial, moralitas,
keagamaan, konatif, emosi afektif dan kepribadian, sebagai berikut:
Remaja Awal
(11-13 Th s.d.14-15 Th)
Remaja Akhir
(14-16 Th.s.d.18-20 Th)
Lima kebutuhan dasar (fisiologis, rasa aman, kasih sayang, harga diri dan aktualisasi
diri) mulai menunjukkan arah kecenderungannya Sudah menunjukkan arah kecenderungan
tertentu yang akan mewarnai pola dasar kepribadiannya.
Reaksi-reaksi dan ekspresi emosionalnya masih labil dan belum terkendali seperti
pernya-taan marah, gembira atau kesedihannya masih dapat berubah-ubah dan silih berganti
dalam yang cepat Reaksi-reaksi dan ekspresi emosinalnya tampak mulai terkendali dan dapat
menguasai dirinya.
Kecenderungan-kecenderungan arah sikap nilai mulai tampak (teoritis, ekonomis, estetis,
sosial, politis, dan religius), meski masih dalam taraf eksplorasi dan mencoba-coba
Kecenderungan titik berat ke arah sikap nilai tertentu sudah mulai jelas seperti yang akan
ditunjukkan oleh kecenderungan minat dan pilihan karier atau pendidikan lanjutannya; yang
juga akan memberi warna kepada tipe kepribadiannya.
Merupakan masa kritis dalam rangka meng-hadapi krisis identitasnya yang sangat
dipengaruhi oleh kondisi psiko-sosialnya, yang akan membentuk kepribadiannnya Kalau
kondisi psikososialnya menunjang secara positif maka mulai tampak dan ditemukan identitas
kepriba-diannya yang relatif definitif yang akan mewarnai hidupnya sampai masa dewasa.
19
4. Masa remaja merupakan masa mencari identitas.
5. Usia remaja merupakan usia yang menimbulkan ketakutan karena menimbulkan
beberapa pertentangan dengan orangtua.
6. Masa remaja merupakan masa tidak realistik. Hal ini disebabkan sudut pandang
mereka terhadap sesuatu dan menjadikannya cermin. Semakin tidak realistic cita-
citanya maka anak akan semakin menjadi marah dan akan sakit hati apabila semua
harapan tidak berhasil dicapainya.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa artinya mereka akan merubah stereotif
baru menjadi remaja dewasa dengan melakukan peran baru menjadii sosok orang
dewasa dalam hal prilaku dan sikap serta tindakan mereka sehingga memberikan citra
yang mereka inginkan.
20
Ketika orang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk
menerima perubahan-perubahan fisik. Meskipun terkadang penampilan seseorang secara fisik
tidak sebagaimana yang diharapkan, namun orang tersebut dapat berusaha untuk menjadikan
dirinya menarik dan bertujuan untuk meningkatkan kebugaran fisiknya. Contohnya saja
dengan melakukan olah raga agar fisik tetap bugar dan melakukan diet tertentu, tidak hanya
pada orang yang menderita kegemukan, namun juga diet pada makanan tertentu juga
dilakukan pada orang yang ingin menjaga kesehatannya. Seperti orang yang menderita
penyakit diabetes melakukan diet makan atau minuman yang mengandung kadar gula yang
tinggi yang bertujuan untuk menjaga kesehatannya.
b. Moral
Dalam teori Kohlberg, perkembangan moral anak-anak dan remaja mengiringi
kematangan kognisi. Pada masa dewasa, penilaian moral seringkali menjadi lebih kompleks.
Pengalaman mungkin mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali criteria
mereka tentang bener dan salah. Sebagian orang secara spontan menyebut pengalaman
personal sebagai alasan jawaban mereka terhadap dilemma moral. Misalnya, orang-orang
yang mengidap kanker atau saudara yang memiliki penyakit tersebut, berkecenderungan lebih
besar memaafkan pria yang mencuri obat mahal semi istrinya yang sedang sakit sekarat, dan
menjelaskan pandangan ini dari pengalaman mereka sendiri (Bielby&Papalia, 1975).
Pengalaman seperti ini amat di warnai oleh emosi, memicu pemikiran ulang dengan cara
yang tidak biasa dilakukan oleh diskusi impersonal dan hipotesis, dan pengalaman ini lebih
mungkin membuat orang melihat sudut pandang orang lain.
c. Emosional
Sekitar awal atau pertengahan umur tiga puluhan, kebanyakan orang muda telah
mampu memecahkan masalah-masalah mereka dengan cukup baik sehingga menjadi stabil
dan tenang secara emosional. Apabila emosi yang menggelora yang merupakan cirri tahun-
tahun awal kedewasaan masih tetap kuat pada usia tiga puluhan, maka hal ini merupakan
tanda bahwa penyesuaian diri pada kehidupan orang-orang dewasa belum terlaksana secara
memuaskan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tiga puluhan, hal itu umumnya
tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan orang-orang muda itu tergantung dari
masalah-masalah penyesuaian diri yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka
21
dalam upaya penyelesaian itu. Kekhawatiran-kekhawatiran utama mungkin terpusat pada
pekerjaan mereka, karena mereka merasa bahwa mereka tidak mengalami kemajuan secepat
mereka harapkan atau kekhawatiran mereka mungkin terpusat pada masalah-masalah
perkawinan atau peran sebagai orang tua. Apabila seseorang merasa tidak mampu mengatasi
masala-masalah utama dalam kehidupan mereka, mereka sering sedemikian terganggu secara
emosional sehingga mereka memikirkan atau mencoba untuk bunuh diri.
d. Sosial
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam pola
kehidupan orang dewasa yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga hubungan dengan
teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi renggang dan berbarengan dengan itu
keterlibatan dalam kegiatan kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai
akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang populer pun, akan
mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut Erikson sebagai “ krisis keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat kuat untuk
maju dalam karier – dengan demikian keramah tamahan masa remaja diganti dengan
persaingan dalam masyarakat dewasa – dan mereka juga harus mencurahkan sebagian besar
tenaga mereka untuk pekerjaan mereka, sehingga mereka dapat menyisihkan waktu sedikit
untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-hubungan yang akrab.
Akibatnya, mereka menjadi egosentris dan ini tentunya menambah kesepian mereka.
e. Bahasa
Usia dewasa awal adalah masa seseorang dapat lebih berfikir matang dibandingkan
masa remaja dan anak-anak. Segala sesuatu yang akan dilakukan pasti sudah dipikirkan
secara matang. Dengan demikian, dalam segi berbahasapun, orang yang menginjak masa
dewasa awal akan lebih anggun dalam bertutur kata. Orang yang menginjak masa dewasa
awal dapat lebih pandai menggunakan bahasa yang tepat sesuai dengan lawan bicaranya.
Rata-rata kosa kata bahasa yang digunakan pada usia dewasa awal lebih banyak
dibandingkan masa sebelumnya, apalagi bagi orang yang sedang atau pernah berkecimpung
dalam dunia perkuliahan.
f. Kepribadian
Ketika seseorang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk
menerima perubahan-perubahan fisik dan telah tahu pula memanfaatkannya. Meskipun
penampilannya tidak sebagaimana yang diharapakn, namun orang sudah menyadari
kekurangan-kekurangan dirinya dan menyadari bahwa ia tidak dapat menghapus kekurangan
sekalipun dapat berusaha untuk memperbaiki penampilannya. Kesadaran tersebut
menimbulkan minat mereka akan hal-hal yang menyangkut kecantikan ,diet, dan olahraga.
Minat untuk meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur tiga
puluhan, ketika ketegangan dalam pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat namun minat akan
penampilan muncul lagi jika mulai ada tanda-tanda ketuaan.
g. Rasa Keinginan
Akhir masa remaja, keinginan untuk keluar dari lingkungan rumah menjadi semakin
besar lagi. Mereka semakin terdorong dengan keinginan untuk melanjutkan sekolah yang
lebih tinggi di tempat lain, atau bekerja di tempat yang baru. Dalam bersosialisasi mereka
umumnya sudah cukup nyaman dengan kemampuan dirinya dan sudah mulai menemukan
22
identitas dirinya. Dalam berinteraksi dengan orang lain bahkan mereka sudah berani untuk
lebih serius, misalnya dengan menjalin hubungan dengan lawan jenisnya dalam bentuk
berpacaran.
h. Keagamaan
Biasanya, sesudah orang menjadi dewasa ia telah dapat mengatasi keragu-raguan di
bidang kepercayaan atau agamanya, yang menggangunya pada waktu ia masa remaja. Setelah
menjadi dewasa ia biasanya sudah mempunyai suatu pandangan hidup, yang didasarkan pada
agama, yang member kepuasan baginya. Atau dapat terjadi bahwa orang yang meninggalkan
agama yang dianut keluarga, karena agama itu tidak memberi kepuasan baginya. Bagaimana
pun juga, orang dewasa muda tampaknya kurang memperhatikan masalah agama
dibandingkan dengan sewaktu mereka masih lebih muda dulu. Itulah sebabnya mengapa
Peacock menamakan periode usia dua puluhan ini sebagai “periode dalam kehidupan yang
paling tidak religious”. Sikap kurang meminat agama ini tampak pada jarangnya orang pergi
ke tempat ibadah atau sikap acuh terhadap ibadah.
Apabila seseorang sudah berkeluarga, umunya ia kembali kepada agama, atau setidak-
tidaknya ia tampak menaruh cukup perhatian. Orang tua dengan anak-anak kecil, sring
merasa bahwa ,mengajarkan dasar-dasar agama yang dianut kepada anak-anak merupakan
tanggung jawab moral sebagai orang tua, dan kewajiban untuk memberi teladan bagi anak-
anaknya. Oleh sebab itu, orang berupaya membiasakan diri lagi untuk beribadah serta
melakukan praktek-praktek agama dan ikut serta dalam kegiatan-kagiatan organisasi agama.
Adapun optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas
perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah mengemukakan rumusan
tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal sebagai berikut:
Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok untuk dijadikan
pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya.
Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu,
sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
23
menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum),
akademi atau universitas. Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan
pendidikan, umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari
sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara
ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini
merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk
memasuki kehidupan rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.
Tetapi kadang-kadang ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu,
pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan bertahan dengan
pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat
membangun kehidupan ekonomi rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda
adalah masa untuk mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan
penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok
yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang
terbaik, mereka akan mampu memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.
24
Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi orang
tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya hidup sendiri/selibat), mungkin tidak
mengikuti tugas perkembangan bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina
kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan
melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
25
Usia dewasa madya atau yang popular dengan istilah setengah baya, dari sudut posisi
usia, terjadi perubahan-perubahan fisik. Selain itu adapula perubahan-perubahan psikologis
yang dialami, diantaranya sebagai berikut:
a. Intelegensi / Kognitif
Perkembangan pada tahap ini intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal
yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari pola
pemikiran ini. Orang dewasa madya mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara
mutlak dan universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan
suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian
secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan
masalah tersebut.
Orang dewasa madya mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya
maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya. Orang dewasa dalam
menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu secara teoritis. Ia
menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas
dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal.
Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai
proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi. Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-
anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan
warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity
dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari pada
intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke
kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam
hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan
generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para
orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau
perkecualian pasti ada.
b. Moral
Pada masa ini aspek-aspek perkembangan moral dan keagamaan tumbuh dengan pesat.
Tentu hal ini tidak lepas dari kesadaran terhadap dirinya untuk menjadi serang individu yang
utuh dan terintegrasi. Masa dewasa ini selalu memiliki keinginan untuk bisa mengikuti niliai-
nilai adat istiadat yang berlaku, begitu pula dengan nilai keagamaan yang memiliki tempat
tersendiri di hati orang dewasa, namun sering kali dewasa muda belum bisa mengikuti nilai-
nilai tersebut secara sempurna.
Menurut fowler, pada masa ini individu mampu mengambil dan melakukan tanggung
jawab secara penuh terhadap yang diyakininnya. Sering kali konsekuensi yang paling buruk
26
akibat dari keyakinan tersebut harus ditanggungnya. Masa dewasa ini telah memasuki masa
post-conventional yaitu mampu menguji secara mandiri keyakinan atau kepercayaan yang
terlepas dari pengaruh rang lain atau kelompok masyarakat.
c. Emosional
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi (berhenti), yaitu ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anak-
anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan
warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity
dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas dari pada
intimacy (keakraban) karena rasa kasih ini telah men"generalize" (menyamaratakan) ke
kelompok lain, terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam
hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan
generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para
orang tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau
perkecualian pasti ada.
d. Sosial
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa Dewasa madya ( Middle
Adulthood) ini antara lain:
1) Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.
2) Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-
ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam kehidupan
dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
3) Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
4) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi
kebutuhan pribadi dan sosial.
e. Bahasa
Menguasai bahasa adalah salah satu cara terjalinnya komunikasi yang lebih dekat.
Antara satu individu dengan individu lain dapat terjalin keakraban ketika satu dengan yang
lain menjalin komunikasi yang intensif. Pada usia dewasa madya, terdapatnya suatu kesulitan
dalam berkomunikasi. Usia madya ini mulai mengalami kemunduran dalam segi bahasa
setelah mengalami pucaknya. Kosa kata tinggi yang dulu pernah dimengerti, kini sedikit-
sedikit mulai terlupakan akibat faktor kemunduran ingatan. Sehingga dalam
berkomunikasipun sedikit terganggu apalagi terhadap generasi yang lebih muda yang sering
27
menggunakan bahasa gaul masa kini. Usia dewasa madya lebih sering menuturkan bahasa
yang sedikit agak kaku dan baku, dibandingkan generasi yang lebih muda darinya.
f. Kepribadian
Usia madya cenderung mulai terlihat sifat yang sedikit seperti kekanak-kanakan.
Orang yang menginjak usia madya ini lebih suka untuk lebih diperhatikan oleh orang-orang
sekitar. Hal ini dikarenakan dengan menyadarinya adanya kemunduran-kemunduran fisik
yang dialami sehingga timbul perasaan membutuhkan keberadaan orang lain untuk
membantu beberapa aktivitas tertentu.
g. Rasa Keinginan
Rasa keinginan pada usia dewasa madya sedikit lebih berkurang daripada masa
sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perasaan sudah terpenuhinya segala kebutuhan,
ambisi, dan cita-cita yang sudah dicapai. Adanya kepuasan ini menimbulkan berkurangnya
motivasi untuk mengejar karier terus-menerus seperti masa sebelumnya. Bagi individu yang
telah bekerja keras di masa mudanya, pada masa inilah ia dapat merasakan hasil kerja keras
yang pernah ia lakukan dan menikmati hasil usahanya.
h. Keagamaan
Masa dewasa madya menunjukkan tanda positiv pada aspek keagamaan. Seseorang
yang menginjak masa ini lebih meningkatkan diri dalam melakukan ibadah dengan khusuk
kepada Allah swt. Orang pada masa dewasa madya ini menyadari bahwa ketenangan dan
kedamaian hanya didapat dengan kedekatannya dengan Allah. Sekaya apapun seseorang,
seterkenal apapun seseorang, hal yang paling membahagiakan adalah ketika jiwa merasa
damai dan dekat dengan Allah swt.
28
memunculkan ciri penuaan lainnya. Selain pada wajah perubahan secara fisik juga dapat
dilihat dari individu yang kulit nampak keriput dan otot terlihat. Perubahan fisik yang terjadi
pada masa dewasa akhir, pada umumnya terjadi pada penurunan beberapa fungsi organ tubuh
seperti menurunnya kemampuan otak dan sistem syaraf, yang meliputi; hilangnya sejumlah
neuron yang merupakan unit-unit sel dasar dari sistem syaraf, serta kemampuan otak yang
semakin menurun, dan melemahnya daya ingat, seperti:
1) Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan
mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori (speed of information
retrieval from memory). Dalam hal ini adalah sangat penting untuk menjaga agar memori itu
tetap eksis dan karenanya perlu digunakan secara terus-menerus dan jangan dibuat
menganggur atau diistirahatkan. Untuk itu membaca, mendengar berbagai berita, atau cerita
melalui berbagai media sangat penting bagi lansia. Namun bagi lansia yang
“mengistirahatkan diri,” atau dipaksa untuk istirahat tanpa kegiatan apapun, tidak mau
membaca Koran, maunya ongkang-ongkang kaki, enak-enak, apalagi sambil merenungi
nasibnya diyakini akan semakin mempercepat kemunduran fungsi ingatan dan fungsi
mentalnya. Hal semacam ini menjadi bahaya bagi lansia, karena hal-hal lain pun mengalami
kemunduran secara cepat.
2) Indera penglihatan, ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek
pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya sensitivitas terhadap warna. Orang berusia
lanjut pada umumnya menderita presbyopia atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas,
yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang.
3) Indera pendengaran, orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi nada
yang sangat tinggi, sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf dan berakhirnya
pertumbuhan organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga
(cochlea), walaupun mereka pada umumnya tetap dapat mendengar pada suara yang lebih
rendah daripada nada C sejelas orang yang lebih muda. Menuru Hurlock pria cenderung lebih
banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan wanita.
4) Terjadi perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai akibat dari
berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan bagian dalam
pipi. Syaraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah banyak sejalan dengan
bertambahnya usia.
5) Indera penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia, sebagian
karena oleh pertumbuhan sel dalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin
lebatnya buku rambut di lubang hidung.
6) Karena kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba di kulit semakin
kurang peka.
7) Daerah kepala terjadi perubahan, seperti:
a) Hidung menjulur lemas
b) Bentuk mulut berubah akibat hilangnya gigi atau harus memakai gigi palsu
c) Mata kelihatan pudar, tak bercahaya dan sering mengeluarkan cairan
d) Dagu berlipat 2 atau 3
e) Pipi berkerut, longgar dan bergelombang
f) Kulit berkerut dan kering, berbintik hitam, banyak tai lalat atau di tumbuhi kutil
g) Rambut mernipis, berubah menjadi putih atau abu-abu dan keku
h) Tumbuh rambut halus pada hidung, telinga dan alis.
8) Daerah tubuh terjadi perubahan seperti:
29
a) Bahu membungkuk dan nampak kecil
b) Perut membesar dan membuncit
c) Pinggul tampak mengendor dan lebih lebar di bandingkan dengan waktu sebelumnya
d) Garis pinggang melebar, menjadikan badan tampak seperti terisap
e) Payudara pada wanita menjadi kendur dan melorot
9) Daerah persendian terjadi perubahan, seperti:
a) Panggal tangan menjadi kendor dan terasa berat, sedangkan ujung tangan tampak
mengkerut
b) Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol, terutam yang ada disekitar
pergelangan kaki
c) Tangan menjad kurus kering dan pembuluh vena disepanjang bagian belakang tangan
menonjol
d) Kaki membesar karena otot-otot mengendor, timbul benjolan-benjolan, ibu jari kaki
membengkak dan bisa meradang serta sering timbul kelosis
e) Kuku tangan dan kaki menebal mengeras dan mengapur.
10) Sistem Pernafasan, kapasitas paru-paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun, sekalipun
tanpa penyakit (Fozard, 1992). Paru-paru kehilangan elastisitasnya, dada menyusut, dan
diafragma melemah. Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang-orang dewasa
lanjut dapat memperbaiki fungsi paru-paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.
Perubahan fisik ini diteliti oleh para peneliti sehingga menghasilkan “Teori-teori
Biologi Mengenai Penuaan” yaitu sebagai berikut:
1) Kerangka tubuh (skelton) mengalami perubahan, disebabkan karena mengerasnya tulang-
tulang, menumpuknya garam mineral dan modifikasi pada susunan organ tulang bagian
dalam. Berakibat tulang menjadi mengapur dan mudah retak atau patah dan sembuhnya
lambat.
2) Sistem syaraf (nervous sistem) terutama pada otak, berat otak menyempit, bilik-bilik
jantung melebar pita jaringan portikal menyempit. Menyebabkan menurunnya kecepatan
belajar dan kemampuan intelektual.
3) Viscera atau isi perut, mengalami perubahan bentuk. Terjadi athropia atau berhentinya
pertumbuhan pada limpa, hati, alat reproduksi, jantung, paru-paru, pankreas, dan ginjal.
4) Jantung, berubahnya posisi jantung. Berkurangnya ratio berat jantung dan berat tubuh.
Perubahan kualitas elastisitas jaringan pada jantung, katup jantung secara bertahap menjadi
kurang halus dan kurang lentur. Merupakan akibat dari meningkatnya jumlah timbunan
jaringan lemak dan kalsium.
5) Seluruh saluran usus , saluran kencing, dan organ otot yang lembut paling sedikit
berpengaruh dan paling akhir terpengaruhi.
2. Perubahan Psikis
Akibat perubahan fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkungannya. Dengan semakin
lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya ini mengakibatkan interaksi sosial
para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara
30
perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu : kehilangan peran di
tengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen. Adapun perubahan-
perubahan psikis tersebut adalah sebagai berikut:
a. Intelegensi/Kognitif
Usia dewasa akhir dilihat dari segi kognitif menglami kemunduran dengan ditandai
munculnya penyakit lupa atau pikun. Dengan timbulnya penyakit lupa ini, membuat individu
dalam kehidupannya mengalami ketidak teraturan. Pada usia inilah diperlukan perhatian yang
lebih dari orang-orang terdekat untuk mengarahkan dan menuntun orang dewasa akhir dalam
melakukan suatu hal, seperti mengarahkan dalam menaruh benda sesuai dengan tempatnya
dan mengingatkannya menaruh benda itu dimana ketika dibutuhkan. Ataupun mengingatkan
sudah sholat atau belum, atau bahkan menuntunnya pada saat membaca bacaan sholat.
b. Moral
Secara segi moral, usia dewasa akhir lebih cenderung tidak perduli lagi dengan
norma-norma atau aturan-aturan yang ada di lingkungan tersebut. Hal ini dikarenakan
banyaknya terjadi kemunduran dalam fisiknya yang berakibat berdampak pada moralnya.
Contohnya saja usia dewasa akhir tidak lagi memikirkan perasaan malu ketika mandi bahkan
buang air besar atau buang air kecil dibantu oleh orang lain. Usia dewasa akhir ini hanya bisa
pasrah dengan keadaan kemunduran fisik yang terjadi pada dirinya dan justru ia menyadari
bahwa ia membutuhkan bantuan orang lain dalam berbagai hal.
c. Emosional
Usia dewasa akhir lebih tempramen dalam segi emosional. Hal ini dikarenakan
berawal dari faktor fisik yang semakin mengalami kemunduran sehingga berpengaruh pada
segi psikis termasuk emosionalnya. Beberapa orang yang mencapai usia dewasa akhir
mengalami ketidaksiapan dalam menghadapi segala kemunduran fisik yang terjadi baik
dilihat dari luar maupun fungsi organ-organ tubuh yang dimiliki. Sebelum menginjak usia
dewasa akhir, seseorang pernah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan pernah
melakukan berbagai prestasi. Sedangkan ketika orang tersebut menginjak usia dewasa akhir,
ia hampir tidak percaya bahwa dirinya tidak lagi dapat berkarya secara maksimal seperti dulu
sehingga timbul perasaan kesal pada dirinya sendiri karena segala sesuatu harus dibantu oleh
orang lain. Ditambahlagi terkadang orang yang membantu tidaklah sesuai dengan yang
diharapkannya. Oleh karena itulah usia dewasa akhir lebih cepat temperamental.
d. Sosial
Akibat adanya kemunduran dari segi aspek fisik, moral, intelegensi, dan lebih cepat
temperamental, maka usia dewasa akhir semakin jauh dari lingkungan masyarakat dan mulai
terkucilkan. Usia dewasa akhir lebih sedikit berinteraksi dengan lingkungan masyarakat. Pada
usia ini justru lebih membutuhkan perhatian yang lebih dari keluarga terdekat untuk
menguatkan diri dan membantu memunculkan kepercayadirian agar tetap bersemangat dalam
menjalankan kehidupan meskipun mulai terjauh dari lingkungan masyarakat.
e. Bahasa
Usia dewasa akhir dari segi bahasa juga mengalami kemunduran dengan ditandai
pelafalan kosa kata yang kurang jelas. Hal ini dikarenakan telah menanggalnya beberapa gigi
31
yang membuat artikulasi kurang jelas. Selain itu, terkadang pada beberapa orang yang telah
menginjak usia dewasa akhir kurang dapat berkomunikasi dengan baik terhadap lawan
bicaranya.
f. Kepribadian
Segi kepibadian usia dewasa akhir lebih cenderung seperti kekanak-kanakan. Orang
yang menginjak usia ini lebih manja seperti anak-anak dikarenakan ia sendiri menyadari
bahwa ia membutuhkan bantuan dari orang-orang terdekat dan berharap orang-orang terdekat
tersebut dapat mengindahkan keinginannya tersebut. Oleh karena itulah peran orang-orang
sekitar sangatlah dibutuhkan untuk membangun semangat hidup orang yang berada pada
masa dewasa akhir ini. Kunci dari menangani hal seperti ini adalah antara orang yang berusia
dewasa akhir dan orang yang lebih muda darinya harus bisa mengambil peranannya masing-
masing dan saling mengerti dengan keadaan.
g. Rasa Keinginan
Usia dewasa akhir cenderung lebih mengalami kemunduran dalam rasa keinginan dan
motivasi. Pada usia ini bahkan ada yang begitu saja pasrah dengan ketidak berdayaan
melakukan berbagai hal. Tidak ada lagi rasa ingin mengejar karier seperti saat ia muda an
tidak ada lagi keinginan untuk mencapai sesuatu. Disinilah peran kelurga dan orang terdekat
sangat penting untuk membangkitkan gairah hidupnya. Orang-orang sekitar dapat memotivasi
untuk melakukan suatu hal yang bermakna di sisa hidup orang dewasa akhir.
h. Keagamaan
Berbeda halnya dari segi aspek psikologis lainnya yang mengalami banyak
kemunduran, justru dari segi agama semakin adanya kemajuan yang pesat. Usia dewasa akhir
lebih memfokuskan dirinya dengan kedekatan terhadap Sang Pencipta. Orang yang
menginjak usia dewasa akhir lebih giat dalam beribadah dikarenakan munculnya pemikiran
semua dari Allah dan akan kembali kagi kepada Allah.
Ada pula Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai
dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1. Perkembangan keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan orang lain dan
membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan
intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2. Perkembangan generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang dialami individu
selama masa pertengahan kedewasaan. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir,
pandangan mereka menganai jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi
memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda
memandang kahidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk
hidup. Pada masa ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam
32
pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu yang masih
tersisa.
3. Perkembangan integritas
Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang terakhir.
Integritas paling cepat dilukiskan sehingga suatub keadaan yang dicapai seseorang setelah
memlihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil
melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupannya. Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi
perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap kondisi-kondisi.
Pengertian Lansia
Masa dewasa lanjut usia merupakan masa lanjutan atau masa dewasa akhir (60 ke atas).
Perlu memperhatikan khusus bagi orangtuanya yang sudah menginjak lansia dan anaknya
yang butuh dukungan juga untuk menjadi seorang dewasa yang bertanggungjawab. Di
samping itu permasalahan dari diri sendiri dengan perubahan fisik, mulai tanda penuaan yang
cukup menyita perhatian. Saat individu memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala
33
penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik,
pencarian makna hidup selanjutnya.
34
2.3 Karakteristik Dewasa Akhir
1) Adanya periode penurunan atau kemunduran. Yang disebabkan oleh faktor fisik dan
psikologis.
2) Perbedaan individu dalam efek penuaan. Ada yang menganggap periode ini sebagai
waktunya untuk bersantai dan ada pula yang mengaggapnya sebagai hukuman.
3) Ada stereotip-stereotip mengenai usia lanjut. Yang menggambarkan masa tua tidaklah
menyenangkan.
4) Sikap sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia lanjut
tidak begitu dibutuhkan karena energinya sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang
masih menghormati orang yang berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi
masyarakat sekitar.
5) Mempunyai status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia lanjut
6) Adanya perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
7) Penyesuaian diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang
disebabkan oleh sikap sosial yang negatif.
8) Ada keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.
35
2.5 Perkembangan Lansia
a. Perkembangan Fisik
Berkurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot juga
mengakibatkan pengaturan suhu badan menjadi sulit. Selain itu, pada usia lanjut terjadi
penurunan dalam jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya. Orang usia
lanjut pada umumnya menderita gangguan susah tidur (insomnia). Lalu, perubahan dalam
pencernaan mungkin merupakan perubahan yang paling kelihatan dalam fungsi pengaturan
pencernaan. Kesulitan dalam makan sebagian diakibatkan pada gigi yang tanggal yang
merupakan gejala umum bagi orang usia lanjut dan juga karena daya penciman dan perasa
yang menjadi kurang tajam. Sehingga menyebabkan jenis makanan yang paling lezat menjadi
terasa tidak enak. Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada
usia dewasa akhir, diantanya adalah : Daerah kepala, Daerah Tubuh, Daerah persendian.
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat
berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya. Dengan semakin
lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai melepaskan diri dari kehidupan
sosialnya karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan
interaksi sosial para lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal
ini secara perlahan mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu:
kehilangan peran ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
36
tes intelegensi. Orang-orang dewasa lanjut mungkin melanjutkan pendidikan untuk sejumlah
alasan.
Pengalaman kerja menekankan pada orientasi kognitif. Peningkatan penekanan pada
proses informasi di dalam pekerjaannya mungkin mempertinggi kecakapan intelektual
individu. Sedangkan, kesehatan yang buruk berkaitan dengan tes-tes intelegensi pada masa
dewasa akhir. Olahraga terkait dengan perbaikan fungsi kognitif diantara orang-rang dewasa
usia lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktiviti berolahraga pada dewasa lanjut ini adalah
pemilihan jenis olahraga yang akan dijalani, dan harus disesuaikan dengan usia subjek, dalam
erti kondisi fizik individu. Oleh sebab itu, aktiviti berolahraga dianjurkan untuk selalu
berkonsultasi dengan tenaga medis yang kompeten dalam masalah ini.
37
dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa tersisih, tidak
dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru seperti penyakit yang tidak
kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan sebagian kecil dari keseluruhan perasaan
yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan
ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu
masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung
menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang
berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial
psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari
dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan
mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan–
kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
38
2.6 Bahaya Penyesuaian Pribadi dan Sosial pada Usia Lanjut
1. Bahaya Fisik :
Penyakit dan hambatan fisik, Kurang gizi, Gangguan gizi, Mengendurnya kemampuan
sosial, Kecelakaan.
2. Bahaya Psikologis :
Mereka menerima pendapat tentang kebudayaan dari suatu usia, Perasaan rendah diri dan
rasa tak enak yang datang bersamaan dengan perubahan fisik, Usia lanjut perlu menetapkan
pola hidup yang berbeda dengan masa muda, Kecurigaan atau realisasi bahwa penurunan
mental sudah terjadi, Perasaan bersalah karena mereka tidak bekerja sedangkan orang lain
masih bekerja, Kurangnya pendapatan, Menjauh atau sengaja melapas dari berbagai
kehidupan sosial, pada saat kematian semakin mendekat, oran ingin seperti ingin membuang
semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat lagi.
39
dari 100 orang yang berusia di atas 65 tahun. Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah
kurangnya jumlah neurotransmitter dopamin di dalam susunan saraf.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami kemunduran
sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan sel saraf dan otot lainnya
juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel saraf dan berkurangnya dopamin terkadang
tidak diketahui. Penyakit ini cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak
memegang peran utama.
Kadang penyebabnya diketahui. Pada beberapa kasus, Parkinson merupakan komplikasi
yang sangat lanjut dari ensefalitis karena virus (suatu infeksi yang menyebabkan peradangan
otak). Kasus lainnya terjadi jika penyakit degeneratif lainnya, obat-obatan atau racun
memengaruhi atau menghalangi kerja dopamin di dalam otak. Misalnya obat anti psikosa
yang digunakan untuk mengobati paranoia berat dan skizofrenia menghambat kerja dopamin
pada sel saraf.
Penyakit Parkinson bisa diobati dengan berbagai obat, seperti levodopa, bromokriptin,
pergolid, selegilin, antikolinergik (benztropin atau triheksifenidil), antihistamin, anti depresi,
propanolol dan amantadin. Tidak satupun dari obat-obat tersebut yang menyembuhkan
penyakit atau menghentikan perkembangannya, tetapi obat-obat tersebut menyebabkan
penderita lebih mudah melakukan suatu gerakan dan memperpanjang harapan hidup
penderita.
Di dalam otak levodopa diubah menjadi dopamin. Obat ini mengurangi tremor dan
kekakuan otot dan memperbaiki gerakan. Penderita Parkinson ringan bisa kembali menjalani
aktivitasnya secara normal dan penderita yang sebelumnya terbaring di tempat tidur menjadi
kembali mandiri.
Pengobatan dasar untuk Parkinson adalah levodopa-karbidopa. Penambahan karbidopa
dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas levodopa di dalam otak dan untuk mengurangi
efek levodopa yang tidak diinginkan di luar otak. Mengkonsumsi levodopa selama bertahun-
tahun bisa menyebabkan timbulnya gerakan lidah dan bibir yang tidak dikehendakik, wajah
menyeringai, kepala mengangguk-angguk dan lengan serta tungkai berputar-putar. Beberapa
ahli percaya bahwa menambahkan atau mengganti levodopa dengan bromokriptin selama
tahun-tahun pertama pengobatan bisa menunda munculnya gerakan-gerakan yang tidak
dikehendaki.
Sel-sel saraf penghasil dopamin dari jaringan janin manusia yang dicangkokkan ke dalam
otak penderita Parkinson bisa memperbaiki kelainan kimia tetapi belum cukup data mengenai
tindakan ini.
40
Untuk mempertahankan mobilitasnya, penderita dianjurkan untuk tetap melakukan
kegiatan sehari-harinya sebanyak mungkin dan mengikuti program latihan secara rutin.
Terapi fisik dan pemakaian alat bantu mekanik (misalnya kursi roda) bisa membantu
penderita tetap mandiri.
Makanan kaya serat bisa membantu mengatasi sembelit akibat kurangnya aktivitas,
dehidrasi dan beberapa obat. Makanan tambahan dan pelunak tinja bisa membantu
memperlancar buang air besar. Pemberian makanan harus benar-benar diperhatikan karena
kekakuan otot bisa menyebabkan penderita mengalami kesulitan menelan sehingga bisa
mengalami kekurangan gizi (malnutrisi).
2. Alzaimer
lzheimer atau nyanyuk menyebabkan semua fungsi otak, terutama daya ingatan
seseorang, merosot. Antara puncanya ialah peningkatan usia, keturunan, latar belakang
pendidikan yang rendah, jantina dan penyakit lain seperti strok. Penyakit ini juga bukan saja
boleh menyebabkan pesakit lupa tetapi turut menjejaskan daya intelek, kebolehan berfikir
secara logik dan pada peringkat teruk mereka turut kehilangan keupayaan berinteraksi atau
memahami perkataan.
Mengonsumsi minyak ikan, berolahraga rutin dan mengisi teka teki silang adalah
aktivitas yang disebut-sebut bermanfaat bagi otak. Tetapi menurut kajian terbaru, tidak ada
bukti kuat bahwa semua itu dapat mencegah penyakit Alzheimer.Sebuah panel ahli yang
terdiri dari para ahli menyimpulkan, suplemen, obat atau interaksi sosial juga belum terbukti
dapat mencegah penyakit degenerasi otak tersebut. Kelompok ahli itu mengamati puluhan
riset yang menunjukkan cara-cara untuk mencegah Alzheimer, penyakit yang merusak otak
dan tidak dapat diobati. Tetapi belum menemukan satu pun bukti yang cukup kuat akan
dampaknya bagi pencegahan.
41
kejiwaan atau emosi yang kurang stabil. Gejala-gejala itu biasanya bersifat negatif, itulah
yang diartikan post power syndrome.
Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya post-power syndrome. Pensiun dini dan
PHK adalah salah satu dari faktor tersebut. Bila orang yang mendapatkan pensiun dini tidak
bisa menerima keadaan bahwa tenaganya sudah tidak dipakai lagi, walaupun menurutnya
dirinya masih bisa memberi kontribusi yang signifikan kepada perusahaan, post-power
syndrome akan dengan mudah menyerang. Apalagi bila ternyata usianya sudah termasuk usia
kurang produktif dan ditolak ketika melamar di perusahaan lain, post-power syndrome yang
menyerang akan semakin parah.
Gejala post-power syndrome:
1. Gejajala fisik, misalnya menjadi jauh lebih cepat tua tampaknya dibandingkan waktu
dia menjabat. Rambut semakin banyak beruban, keriput, sakit-sakitan, dan menjadi
lemah.
2. Gejala emosi, misalnya cepat teringgung, merasa tidak berharga, menarik diri dari
pergaulan,dsb.
3. Gejala perilaku, misalnya malu bertemu orang lain, lebih mudah melakukan pola-pola
kekerasan atau menunjukkan kemarahan.
1. Orang yang terlalu senang dihargai dan dihormati orang lain, permintaanya senantiasa
terlaksana/dituruti, suka dilayani.
2. Orang yang membutuhkan pengakuan dari orang lain karena kurangnya harga diri,
dengan jabatan dia lebih merasa diakui orang lain.
3. Orang yang meletakkan arti hidupnya pada prestise jabatan dan pada kemampuan
mengatur orang lain, untuk dapat berkuasa atas orang lain.
Post-power syndrome hampir selalu dialami terutama orang yang sudah lanjut usia dan
pensiun dari pekerjaannya. Hanya saja banyak orang yang berhasil melalui fase ini dengan
cepat dan dapat menerima kenyataan dengan hati yang lapang. Tetapi pada kasus-kasus
tertentu, dimana seseorang tidak mampu menerima kenyataan yang ada, ditambah dengan
42
tuntutan hidup yang terus mendesak, dan dirinya adalah satu-satunya penopang hidup
keluarga, resiko terjadinya post-power syndrome yang berat semakin besar.
Beberapa kasus post-power syndrome yang berat diikuti oleh gangguan jiwa seperti tidak
bisa berpikir rasional dalam jangka waktu tertentu, depresi yang berat, atau pada pribadi-
pribadi introfert (tertutup) terjadi psikosomatik (sakit yang disebabkan beban emosi yang
tidak tersalurkan) yang parah.
Post-power syndrome dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Antara pria
dan wanita, pria lebih rentan terhadap post power sindrome karena pada wanita umumnya
lebih menghargai relasi dari pada prestise, prestise dan kekuasaan itu lebih dihargai oleh pria.
Kematangan emosi dan kehangatan keluarga sangat membantu untuk melewati fase ini. Dan
satu cara untuk mempersiapkan diri menghadapi post-power syndrome adalah gemar
menabung dan hidup sederhana. Karena bila post-power syndrome menyerang, sementara
penderita sudah terbiasa hidup mewah, akibatnya akan lebih parah.
Apabila seseorang telah mampu menaklukan fase Post-Power Syndrome akan jauh
menjadi lebih bijaksana dan mampu membuktikan kebermanfaatan atas eksistensinya.
43
2.8 GANGGUAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA
44
penderita. Daya ingat jangka pendek dapat diperiksa dengan beberapa cara, misalnya dengan
menyebut tiga benda pada awal wawancara dan meminta penderita mengingat kembali benda
tersebut akhir wawancara atau dengan memberikan cerita singkat pada penderita dan
penderita diminta untuk mengulangi cerita tadi secara tepat/persisi.
g. Gangguan Fungsi intelektual
Konsentrasi, informasi dan kecerdasan. Sejumlah fungsi intelektual mungkin diajukan
untuk menilai pengetahuan umum dan fungsi intelektual. Menghitung dapat diujikan dengan
meminta penderita untu mengurangi 7 dari angka 100 dan mengurangi 7 lagi dari hasil akhir
dan seterusnya sampai tercapai angka 2.
45