Anda di halaman 1dari 12

Makalah Komunikasi Kesehatan

PESAN VERBAL

Disusun
Oleh:

Wilda : 22181084
Agustina : 22181085
M. Haikal : 22181086
Wahyuni Nur : 22181119

Dosen Pengampu:
Muslim, SKM

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lampoh Keude, Oktober 2022


Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Komunikasi Verbal........................................................................2
B. Jenis-Jenis Komunikasi Verbal........................................................................2
C. Karakteristik Komunikasi Verbal....................................................................3
D. Unsur dalam Komunikasi Verbal....................................................................4
E. Hambatan Komunikasi.....................................................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsuf Yunani ternama, Aristoteles, mengungkapkan pemikiran
terkenalnya bahwa manusia adalah zoon politicon. Ini berarti manusia adalah
makhluk yang dikodratkan untuk hidup dalam kelompok masyarakat dan
bergantung satu sama lain.
Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia sebagai makhluk sosial harus
berinteraksi dengan sesamanya. Interaksi atau proses yang dilakukan dalam
pertukaran informasi atau pesan antar individu ini disebut komunikasi.
Dalam proses komunikasi, ada informasi atau maksud yang hendak
disampaikan oleh pengirim pesan kepada penerima. Informasi itu memuat
serangkaian kata-kata atau tulisan atau bersifat verbal. Nah, proses penyampaian
pesan berupa produk bahasa tadi disebut dengan komunikasi verbal.
Komunikasi memiliki peran penting dalam dunia ini. Komunikasi bahkan
sanggup untuk menyentuh segala aspek kehidupan. Manusia sebagai makhluk
social, hanya dapat hidup berkembang dan berperan sebagai manusia dengan
berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lain dengan cara komunikasi.
Hampir sebagian besar kegiatan manusia selalu berkaitan dengan komunikasi.
Semuanya membutuhkan komunikasi.
Walaupun komunikasi telah dipelajari sejak zaman purbakala, perhatian
terhadap komunikasi baru muncul pada awal abad ke-20. Barnett Pearce (1989)
menyebutkan, munculnya peran komunikasi sebagai penemuan revolusioner
(revolutionary discovery) yang disebabkan oleh penemuan teknologi komunikasi,
seperti radio, televisi, telepon, handphone, satelit, dan jaringan computer.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal adalah proses transmisi pesan dengan menggunakan
bahasa dari pengirim pesan (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan).
Kata-kata yang kita ucapkan merupakan isyarat verbal yang digunakan untuk
tujuan komunikasi. Komunikasi verbal sering dianggap sebagai bagian utama dari
komunikasi.
Komunikasi verbal sebagian besar terjadi dalam situasi tatap muka
langsung. Namun, komunikasi verbal kini semakin luas dengan memanfaatkan
instrumen atau perangkat elektronik seperti telepon dan surat elektronik (email).
Faktor yang paling penting dalam komunikasi verbal adalah adanya simbol-
simbol verbal dalam pesan yang disampaikan seperti penggunaan bahasa lewat
susunan kata atau kalimat.

B. Jenis-Jenis Komunikasi Verbal


Komunikasi verbal dibagi menjadi dua jenis yaitu komunikasi verbal
membaca dan mendengarkan, lalu satu lagi menulis dan berbicara. Biar lebih
jelas, yuk baca dulu penjelasannya di bawah ini!
1. Berbicara dan menulis
Berbicara adalah jenis komunikasi verbal vokal yang paling sering kita
gunakan setiap hari, dimana kita berkomunikasi secara langsung dengan orang
lain. Sedangkan menulis adalah komunikasi verbal non vokal, karena untuk
menyampaikan informasi tersebut kita menggunakan media lain berupa tulisan
tanpa berbicara apa pun.
2. Mendengar dan membaca
Dengan mendengarkan, kita bisa mendapatkan sebuah informasi baru.
Begitu juga dengan membaca, membaca juga menjadi salah satu cara untuk
mendapatkan informasi, dan karena itu baik membaca maupun mendengar
merupakan bagian dari komunikasi verbal.

2
C. Karakteristik Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Jelas dan Ringkas
Berlangsung sederhana, pendek dan langsung. Bila kata-kata yang
digunakan sedikit, maka terjadinya kerancuan juga masin sedikit.
Berbicara secara lambat dan pengucapan yang jelas akan membuat kata
tersebut makin mudah dipahami.
2. Perbendaharaan kata
Penggunaan kata-kata yang mudah dimengerti oleh seseorang akan
meningkatkan keberhasilan komunikasi. Komunikasi tidak akan berhasil
jika pengirim pesan tidak mampu menterjemahkan kata dan uacapan.
3. Arti konotatif dan denotative
Makna konotatif adalah pikiran, perasaan atau ide yang terdapat
dalam suatu kata, sedangkan arti denotative adalah memberikan pengertian
yang sama terhadap kata yang digunakan.
4. Intonasi
Seorang komunikator mampu mempengaruhi arti pesan melalui nada
suara yang dikirimkan. Emosi sangat berperan dalam nada suara ini.
5. Kecepatan berbicara
Keberhasilan komunikasi dipengaruhi juga oleh kecepatan dan
tempo bicara yang tepat. Kesan menyembunyikan sesuatu dapat timbul
bila dalam pmbicaraan ada pengalihan yang cepat pada pokok
pembicaraan.
6. Humor
Humor dapat memningkatkan keberhasilan dalam memberikan
dukungan emosi terhadap lawan bicara. Tertawa membantu mengurangi
ketegangan pendengar sehingga meningkatkan keberhasilan untuk
mendapat dukungan.

3
D. Unsur dalam Komunikasi Verbal
Unsur penting dalam komunikasi verbal, dapat berupa kata dan bahasa. [
1. Kata
Kata merupakan lambang terkecil dari bahasa. Kata merupakan
lambang yang mewakili sesuatu hal, baik itu orang, barang, kejadian, atau
keadaan. Makna kata tidak ada pada pikiran orang. Tidak ada hubungan
langsung antara kata dan hal. Yang berhubungan langsung hanyalah kata
dan pikiran orang. [10] Komunikasi verbal merupakan sebuah bentuk
komunikasi yang diantarai (mediated form of communication).[11]
Seringkali kita mencoba membuat kesimpulan terhadap makna apa yang
diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-
kata yang kita gunakan adalah abstraksi yang telah disepakati
maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus
'dibagi' (shared) di antara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi
tersebut.
2. Bahasa
Bahasa adalah suatu sistem lambang yang memungkinkan orang
berbagi makna. Dalam komunikasi verbal, lambang bahasa yang
dipergunakan adalah bahasa lisan, tertulis pada kertas, ataupun elektronik.
[6] Bahasa memiliki tiga fungsi yang erat hubungannya dalam
menciptakan komunikasi yang efektif. Fungsi itu digunakan untuk
mempelajari dunia sekitarnya, membina hubungan yang baik antar sesame
dan menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia. Ada tiga teori
yang membicarakan sehingga orang bisa memiliki kemampuan berbahasa,
diantarnya:
a. Operant Conditioning Theory yang dikembangkan oleh seorang ahli
psikologi behavioristik yang bernama B. F. Skinner (1957). Teori ini
menekankan adanya unsur rangsangan (stimulus) serta tanggapan
(response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan
jika satu organism dirangsang oleh stimuli dari luar, orang cenderung
akan memberi reaksi. Anak-anak mengetahui bahasa karena ia diajar
oleh orang tuanya atau meniru apa yang diucapkan oleh orang lain

4
b. Cognitive Theory yang dikembangkan oleh Noam Chomsky, yang
menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia
adalah pembawaan biologis yang dibawa dari lahir.
c. Mediating Theory atau teori penengah, yang dikembangkan oleh
Charles Osgood. Teori ini menyatakan bahwa manusia dalam
mengembangkan kemampuannya berbahasa, tidak saja bereaksi
terhadap rangsangan (stimuli) yang diterima dari luar, tetapi juga
dipengaruhi oleh proses internal yang terjadi dalam dirinya.

Bahasa juga miliki karakteristik sebagai berikut:


a. Pengalihan (displacement). Bahasa memiliki karakteristik yang namanya
pengalihan, dimana kita dapat berbicara mengenai hal-hal yang jauh dari
kita, baik dari segi tempat maupun waktu, berbicara tentang masa lalu atau
masa depan, berbicara tentang hal-hal yang tidak pernah kita lihat seperti
kuda terbang, makhluk planet lain.
b. Pelenyapan. Suara saat kita bicara bisa hilang atau lenyap dengan cepat.
Suara harus diterima dengan segera setelah itu dikirimkan atau kita tidak
akan pernah menerimanya.
c. Kebebasan makna. Isyarat bahasa memiliki kebebasan makna.

Suatu kata memiliki arti atau makna yang mereka gambarkan karena
kitalah yang secara bebas yang menentukan arti atau maknanya.
a. Transmisi budaya. Bahasa dipancarkan secara budaya. Seorang anak yang
dibesarkan dalam lingkungan keluarga berbahasa Inggris akan menguasai
bahasa Inggris

E. Hambatan Komunikasi
dalam komunikasi antar personal terdapat beberapa hambatan yang ada.
Hambatan ini dapat merusak sebuah hubungan jika tidak dihindari. hambatan-
hambatan tersebut antara lain sebagai berikut:

5
1. Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia.
Karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh
apapun perintah yang diberikan atasan. Yang berakibat karyawan tersebut
takut mengemukakan pendapatnya.
2. Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator
sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada
komunikan. Kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat
menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran
(misinterpretation) yang bisa menimbulkan salah komunikasi
(miscommunication). Misalnya kesalahan pengucapan bahasa
dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi menjadi
demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
3. Perceptual distorsion
Distorsi persepsi disebabkan perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain, sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi
dan wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
4. Cultural Differences
Hambatan komunikasi dapat terjadi karena disebabkan adanya perbedaan
kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Ada beberapa kata-kata yang
memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam
bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan
kata tersebut suatu jenis makanan yaitu sayur.
5. Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses
berlangsungnya komunikasi. Misalnya : kebisingan, suara hujan atau petir,
dan cahaya yang kurang jelas.
6. Poor choice of communication channels
Gangguan yang disebabkan oleh media yang dipergunakan dalam
melancarkan komunikasi. misalnya sambungan telephone yang terputus-

6
putus, suara radio yang hilang dan muncul, gambar yang kabur pada
pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat sehingga informasi
tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
7. No Feed back
Komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan tetapi tidak adanya
respon dan tanggapan dari komunikan, maka yang terjadi adalah
komunikasi satu arah yang sia-sia.
Pada tiap personal terjadi proses komunikasi yang bertujuan untuk
mengenali satu dengan lainnya, maka dari itu komunikasi yang terjalin
harus terdapat pengertian serta kepercayaan antar personal, selain itu
terdapat beberapa komponen yang harus dijaga untuk menjaga hubungan
komunikasi agar tidak terjadi kesalah pahaman yang dapat mengakibatkan
perusakan atau pemutusan hubungan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagai tenaga medis yang profesional, kita harus memiliki kemampuan
untuk berkomunikasi dengan baik. Kemampuan ini dapat membantu banyak pihak
untuk memahami informasi yang hendak disampaikan, juga memudahkan kita
untuk menjalankan prosedur kesehatan. Oleh sebab itu, tenaga medis diharapkan
mempelajari tahapan dan strategi dalam berkomunikasi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Morrisan dan Andy Corry Wardhany, Teori Komunikasi, Bogor: Ghalia


Indonesia, 2009
Richard West dan Lynn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi; Analisis
dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 200).
Muhammad Ahmad Al-‘Aththar, The Magic of Communication, Jakarta:
Zaman, 2012
Marheni Fajar, Ilmu Komunikasi dan praktek, Yogyakarta: Graha Ilmu.
2009
Onong Uchjana Efendi, Ilmu komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2006
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal &
Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003
Hasan Bahanan, Taksonomi Konsep Komunikasi, Surabaya: Patyrus. 2005
Prof. Dr. H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa, 2007
Agus M. Hardjana, Komunikasi Intrapersonal &
Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Kanisius, 2003
Julia T. Wood, Communication in Our Lives, USA: University of North
Carolina at Capital Hill, 2009
Widyo Nugroho, Modul Teori Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Faisal Wibowo . Komunikasi Verbal dan Nonverbal. 2010
Ani Atih. Komunikasi Verbal dan Nonverbal dalam Hubungan Interpersonal.
Universitas Negeri Jakarta , 2015

Anda mungkin juga menyukai