Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGARUH ANGIN DAN AWAN TERHADAP


TANAMAN GANDUM

Disusun
Oleh :

JULISANIKA
NIM: 22130048

Pembimbing :
SARI WARDANI S,T.M,T

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lampoh Keude, Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Sejarah Perkembangan Gandum di Indonesia...........................................3
B. Klasifikasi Tanaman Gandum...................................................................5
C. Pengertian Angin.......................................................................................6
D. Faktor Terjadinya Angin...........................................................................7
E. Manfaat Angin...........................................................................................8
F. Pengaruh Angin Terhadap Tanaman Gandum..............................................8

BAB III PENUTUP...............................................................................................11


A. Kesimpulan..............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara agraris. Berbagai macam tanaman bisa tumbuh
subur di tanah Indonesia, seperti serealia dan kacang-kacangan. Serealia
merupakan makanan pokok bangsa Indonesia. Setiap daerah mempunyai bahan
makanan pokok masing-masing, sehingga banyak bermunculan tanaman serealia
di tanah Indonesia (kadarisman,1994). Serealia adalah jenis tumbuhan golongan
tanaman padi-padian/rumput-rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk
menghasilkan bulir-bulir berisi biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati. Semua
tanaman serealia adalah tanaman semusim, yang berarti satu kali tanam, satu kali
panen dan tumbuh baik di daerah beriklim sedang.
Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan
mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun
pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan
uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan
terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang
banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula
menurunkan suhu udara.
Angin dalam budidaya pertanian dapat berpengaruh langsung seperti
merobohkan tanaman. Namun pengaruh angin secara tidak langsung sangat
komplek baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi tanaman. Dengan
adanya angin maka akan membantu dalam penyerbukan tanaman dan pembanihan
alamiah. Namun kelemahannya juga akan terjadi penyerbukan silang dan
penyebaran benih gulma yang tidak dikehendaki. Selain itu angin merupakan
salah satu penyebar hama dan patogen yang dapat mempertinggi serangan hama
dan penyakit yang akan sangat merugikan..

1
B. Rumusan Masalah
berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya,maka penulis
merumuskan masalah menjadi beberapa,diantaranya:
1. Bagaimana Perkembangan Gandum di Indonesia
2. Apa Saja Klasifikasi Tanaman Gandum
3. Apa Pengertian Angin
4. Apa saja Faktor Terjadinya Angin
5. Apa saja Manfaat Angin
6. Bagaimana Pengaruh Angin Terhadap Tanaman Gandum

C. Tujuan
adapun tujuan makalah,ialah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Perkembangan Gandum di Indonesia
2. Untuk mengetahui Apa Saja Klasifikasi Tanaman Gandum
3. Untuk mengetahui Apa Pengertian Angin
4. Untuk mengetahui Apa saja Faktor Terjadinya Angin
5. Untuk mengetahui Apa saja Manfaat Angin
6. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Angin Terhadap Tanaman
Gandum

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Gandum di Indonesia


Gandum (Triticum aestivum L.) merupakan tanaman yang berasal dari
daerah subtropis, akan tetapi melalui usaha–usaha manusia dibidang pemuliaan
dan budidaya tanaman, penyebaran tanaman gandum mulai meluas ke daerah
iklim sedang dan tropis. Masyarakat prasejarah sudah mengenal sifat-sifat
gandum dan tanaman biji-bijian lainnya sebagai sumber makanan. Berdasarkan
penggalian arkeolog, diperkirakan gandum berasal dari daerah sekitar Laut Merah
dan Laut Mediterania, yaitu daerah sekitar Turki, Siria, Irak, dan Iran. Sejarah
Cina menunjukkan bahwa budidaya gandum telah ada sejak 2700 SM.
Pengembangan gandum di Indonesia dimulai sejak Menteri Pertanian
dipegang oleh Prof.Dr.Ir.H. Thoyib Hadiwijaya dengan membentuk Tim Inti Uji
Adaptasi Gandum pada tahun 1978, lokasi uji coba terletak di Kabanjahe
(Sumatera Utara). Benih asal yang digunakan adalah Cimmyt Meksiko dengan
produktivitas empat ton/ha dalam bentuk pecah kulit (Dirjen Bina Produksi
Tanaman Pangan, 2001 cit., Puspita, 2009).
Pengembangan uji adaptasi tersebut tidak berlanjut, Kemudian pada tahun
2000 PTISM Bogasari Flour Mills mensponsori kegiatan penelitian gandum di
Indonesia melalui Proyek Gandum 2000. Penelitian tersebut dilakukan untuk
mempelajari kemungkinan pengembangan gandum di Indonesia sebagai bagian
dari strategi pengembangan gandum (pewilayahan gandum). Adapun proyek
tersebut dilakukan melalui kerjasama antara Departemen Pertanian, Institut
Pertanian Bogor (IPB) Bogor, Universitas Brawijaya, SEAMEO Biotrop,
Universitas Kristen Satia Wacana (UKSW) Salatiga dan Universitas Slamet
Riyadi (Unisri) Solo. Penelitian tersebut menghasilkan pemetaan wilayah yang
sesuai untuk pembudidayaan tanaman gandum (Bogasari, 2004).
Pada tahun 2001 pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian
merintis pengembangan gandum dalam bentuk demonstrasi area di enam provinsi

3
yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan, dengan menggunakan benih galur asal
India dan Cimmyt. Sampai tahun 2003 Ditjen Tanaman Pangan Departemen
Pertanian terus melakukan pengembangan gandum berupa penelitian dan
percobaan dalam rangka penyiapan dan perbanyakan sekaligus uji multi lokasi.
Hasil yang diperoleh dari usaha pengembangan tersebut cukup menggembirakan
dan memperoleh respon yang cukup baik dari petani dan pemerintah daerah.
Panen perdana gandum dilakukan pada tahun 2002 di Kabupaten Pasuruan, Jawa
Timur.
Selanjutnya pada tahun 2004, Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan
Departemen Pertanian mencanangkan dan meluncurkan program pengembangan
gandum secara massal melalui Program Pengembangan Gandum Berkibar
(Berkembang, Kurangi Impor dan Bantu Rakyat) seluas satu juta hektar yang
diharapkan dapat terwujud di Indonesia. Hingga saat ini Indonesia telah melepas
empatvarietas gandum yaitu : 1) Dewata berasal dari DWR 162 (India), 2) Selayar
berasal dari Cimmyt Meksiko, 3) Nias berasal dari Thailand, dan 4) Timor berasal
dari India. Keempat varietas tersebut hanya untuk dataran tinggi (>800 m dpl) dan
banyak ditanam saat ini hanya varietas Dewata dan Nias. Dilepaskannya empat
varietas gandum oleh pemerintah menunjukkan bahwa gandum dapat
dikembangkan di Indonesia.
Beberapa wilayah di Indonesia yang berpotensi menjadi daerah penghasil
gandum seperti daerah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini terbukti dengan
keberhasilan UPT Pusat Pengembangan Perbenihan Kentang (P3K) di Desa
Ngadiwono yang telah sukses mengembangkan dan membudidayakan salah satu
varian asal Australia. Dari uji coba tersebut, pertumbuhan dan hasil produksi
gandum asal Australia cukup bagus. Budidaya gandum di Kecamatan Tosari,
Pasuruan ini mampu memproduksi biji gandum sebanyak 4 ton per hektar.

4
B. Klasifikasi Tanaman Gandum
Klasifikasi tanaman gandum secara ilmiah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : TriticumL.
Species : Triticum aestivum L.
Tanaman gandum dapat tumbuh ideal di daerah subtropik. Tanaman
gandum (Triticum aestivum L.) dapat berkembang dengan baik pada daerah
dengan curah hujan rata-rata 254 mm sampai 1,779 mm per tahun dan daerah
yang mempunyai infiltrasi yang baik. Curah hujan yang tinggi kurang baik untuk
pertumbuhan tanaman gandum karena pada kondisi ini jamur dan bakteri akan
cepat berkembang. Suhu optimum untuk budidaya tanaman gandum adalah
berkisar antara 20-22 ºC (Hariyanto et al., 2002).
Dari segi waktu penanamannya, ada tiga jenis gandum yaitu gandum
musim panas (spring wheat), gandum musim dingin (winter habit bread wheat)
dan gandum “durum”. Gandum musim dingin memerlukan suhu rendah dan hari
pendek pada awal pertumbuhannya serta dipanen pada musim dingin.
Sebaliknya,gandum musim panas tidak memerlukan suhu rendah dan dipanen
pada awal musim panas. Tanaman gandum jarang ditemukan di Indonesia karena
kondisi lingkungan memang tidak cocok untuk tanaman gandum yang merupakan
tanaman subtropis. Walaupun demikian, para ahli agronomi terus berupaya untuk
mengembangkan budidaya gandum di Indonesia (Anonim, 2003).
Komoditas gandum merupakan bahan makanan penting di dunia sebagai
sumber kalori dan protein. Gandum merupakan bahan baku tepung terigu yang
banyak digunakan untuk pembuatan berbagai produk makanan seperti roti, mie,
kue biskuit, dan makanan ringan lainnya (Wiyono, 1980). Gandum cukup terkenal
dibandingkan bahan makanan lainnya sesama serealia karena kandungan gluten
dan proteinnya yang cukup tinggi pada biji gandum. Biji gandum memiliki

5
kandungan gizi yang cukup tinggi diantaranya karbohidrat 60-80%, protein
25%,lemak 8-13%, mineral 4,5% dan sejumlah vitamin lainnya (Sramkova et al.,
2009).

C. Pengertian Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah
yang bertekanan rendah yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang
dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin.
Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari
tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan,
udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik.
Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara
dingin di sekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara
menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Di atas tanah udara menjadi
panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara
dingin ini dinamanakan konveksi.
. Kecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal
pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan
tujuan angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan
angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan
ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu,
kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya..
Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata.
Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat
pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin..
Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut
anemometer. Jenis anemometer yang paling banyak digunakan adalah
anemometer mangkok. Kecepatan angin dapat diukur dalam satuan meter per
detik, kilometer per jam, atau knot (1 knot– sekitar 0,5 m/s).

6
Arah angin diukur dalam satuan derajat yaitu utara 360°, selatan180°,
timur 90°, barat 270°, dan seterusnya. Beberapa contoh angin yang diberi nama
sesuai dengan arah datangnya angin yaitu angin darat adalah angin yang datang
dari arah darat, angin laut adalah angin yang datang dari laut .
Pada permukaan bumi terdapat atmosfer yang diakibat perbedaan dalam
menerima energi matahari, maka dalam skala luas/global angin membentuk
sirkulasi tertentu. Oleh karena itu maka angin memiliki laju dan arah. Di samping
angin yang bergerak dalam skala luas terdapat angin yang terjadi di lokasi tertentu
atau disebut angin lokal. Contoh dari angin lokal adalah angin laut dan angin
darat.

D. Faktor Terjadinya Angin


1. Gradien barometris : Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien
barometrisnya, makin cepat tiupan angin.
2. Letak tempat : Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari
yang jauh dari garis khatulistiwa.
3. Tinggi tempat : Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang
bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat
laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang tidak
rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu
tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.
4. Waktu : Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.
Salah satu faktor penyebab timbulnya angin adalah adanya gradien
tekanan yang timbul karena adanya perbedaan suhu udara. Kuat atau
lemahnya hembusan angin ditentukan oleh besarnya kelandaian tekanan
udara atau dengan kata lain kecepatan angin sebanding dengan kelandaian
tekanan udaranya. Disamping kelandaian tekanan, gerak angin ditentukan
oleh faktor-faktor lain seperti pengaruh rotasi bumi dan gaya
gesek .Semakin besar perbedaan tekanan udara maka semakin besar pula

7
kecepatan angin berhembus. Angin secara umum dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
a. Angin Geostropik Angin yang timbul setelah gaya gradien tekanan
dan gaya coriolis mengalami keseimbangan serta paralel terhadap
isobar.
b. Angin Gradien Angin yang timbul akibat ada pengaruh gaya
sentrifugal-sentripetal. Dimana kenyataan di alam isobar tidak pernah
lurus akan tetapi melengkung.
c. Angin Vertikal Angin vertikal timbul karena adanya pengaruh dari
gaya gravitasi bumi dan juga gaya gerak udara keatas yang
diakibatkan adanya perbedaan tekanan.

E. Manfaat Angin
Manfaat angin adalah sebagai berikut :
1. Angin untuk menggerakan perahu layar menelusuri nusantara, bahkan
untuk menembus batas lintas negara, misalnya seperti Orang Buton.
2. Angin sebagai tenaga listrik pengganti bahan bakar diesel atau batubara,
di negara Australia angin digunakan sebagai tenaga listrik pengganti
bahan bakar diesel atau batubara.
3. Angin sangat berguna untuk perjalanan para nelayan pulang dan pergi.
4. Angin berfungsi sebagai instrument untuk membantu take-off atau
landing pesawat di landasan pacu bandara.
5. Angin juga bermanfaat untuk menghilangkan rasa panas dan gerah.
seperti pada alat kipas angin.Dibidang olahraga, ski air, paralayang , dan
lain-lain.

F. Pengaruh Angin Terhadap Tanaman Gandum


Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca seperti suhu yang
optimum dimana tanaman tumbuh dan berproduksi dengan sebaik-baiknya,
kelembaban udara yang berpengaruh terhadap penguapan permukaan tanah dan
penguapan permukaan daun, maupun pergerakan awan, Membawa uap air

8
sehingga udara panas menjadi sejuk dan juga Membawa gas-gas yang sangat
dibutuhkan oleh pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Ditinjau dari segi keuntungannya angin sangat membantu dalam
penyerbukan tanaman. angin akan membawa serangga penyerbuk lebih aktif
membantu terjadinya persarian bunga dan pembenihan alamiah. Sedangkan pada
keadaan kecepatan angin kencang, kehadiran serangga penyerbuk menjadi
berkurang sehingga akan berpengaruh terhadap keberhasilan penangkaran benih
dan akan menimbulkan penyerbukan silang.
Dari segi kerugiannya, angin yang kencang dapat menimbulkan bahaya
dalam Penyerbukan, karena angin bijinya tidak bisa menjadi murni sehingga
tanaman perlu diisolasi. Dan juga dapat menyebarkan hama penyakit seperti
perkembangan jamur.
Perkembangan panyakit sangat tergantung pada cuaca. Keadaan cuaca
yang sangat lembab sangat menguntungkan bagi perkembangan jamur. Serangan
patogen cenderung akan meluas bila kelembaban tinggi. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa patogen dipencarkan oleh angin. Dari hasil penelitian
Tantawi (2007) diketahui bahwa pemencaran konidium pada satu musim tanam
tembakau di Jember didukung oleh peningkatan kecepatan angin dan penurunan
kelembaban udara. Pada bulan kering maupun bulan lembab peningkatan
kecepatan angin yang diikuti dengan menurunnya kelembaban udara akan
mendukung pemencaran konidium. Berdasarkan data aktual untuk memencarkan
konidium hanya memerlukan kecepatan angin 0,28 m/det pada suhu 25ºC.
Selain sebagai penyebar patogen, angin juga mempengaruhi peningkatan
jumlah luka pada tanaman inang dan dapat pula mempercepat pengeringan
permukaan tanaman yang basah. Penyebaran penyakit yang sangat cepat
dimungkinkan karena adanya angin baik secara langsung atau tidak langsung
melalui vektor yang dapat terbawa angin dalam jarak jauh. Selain itu karena
hembusan keras angin atau karena saling bersinggungan antar tanaman atau
melalui pasir yang diterbangkan juga dapat menyebabkan permukaan tanaman
terluka dan hal ini memungkinkan terjadinya infeksi.

9
Banyak jamur parasit yang penyebarannya terutama dilakukan oleh angin
karena jamur membentuk dan membebaskan spora ke udara dalam jumlah yang
tidak terhitung, mempunyai ukuran yang kecil dan ringan sekali sehingga mudah
diangkut oleh angin dalam jarak jauh. Meskipun spora-spora jamur pada
umumnya terdapat dalam lapisan udara di dekat tanah, di lapisan udara yang
paling tingginya ribuan meter pun masih terdapat spora. Pada kenyataannya
penyakit tertentu hanya dapat disebarkan oleh angin pada jarak pendek, bahkan
sering sangat pendek. Pada umumnya spora akan mati karena kekeringan dan
sinar matahari pada waktu disebarkan jarak jauh itu, sedangkan pada waktu
mengendap tidak tepat jatuh pada tumbuhan atau bagian yang rentan. Semakin
cepat anginnya maka spora yang akan tersebar pun akan semakin jauh
keberadaannya.
Angin hampir tidak bisa dikendalikan. Perlu adanya suatu pengelolaan
lingkungan karena adanya pengaruh angin yang sangat komplek ini. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan yaitu menghindari adanya pengaruh yang tidak
dikehendaki misalnya penanaman tanaman sejenis agar tidak terjadi penyerbukan
silang. Namun jika permasalahan penyebaran patogen maka usaha yang dapat
dilakukan yaitu pengendalian sedini mungkin agar mengurangi jumlah patogen
yang dapat disebarkan oleh angin. Selain itu dapat pula menggunakan tanaman
pematah angin agar laju dan arah angin dapat sedikit dikendalikan seperti
menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin perlindungan sejauh 15 –
20 kali tinggi pohon pelindung. Misalnya tinggi pohon 10 meter, tanaman sejauh
150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga memperlambat kecepatan angin.
Dengan adanya pematah angin maka laju dan arah angin menuju pertanaman
dapat sedikit ditekan sehingga penyebaran patogen akan lebih kecil.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Angin selain sebagai unsur cuaca juga sangat berpengaruh terhadap
kondisi disekitar tanaman. Selain pengaruhnya banyak bermanfaat bagi tanaman,
potensi kerugian tanaman yang disebabkan adanya angin juga besar. Oleh karena
itu perlu adanya pengelolaan terhadap lingkungan agar fungsi angin lebih
mengarah pada hal yang mendukung budidaya pertanian. Usaha pengelolaan
angin di lahan pertanian memang sangat sulit. Namun usaha masih dapat
dilakukan walaupun hanya berpengaruh kecil.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fahrizayusroh. 2010. Penyebaran Penyakit Melalui Angin.

http://fahrizayusroh.wordpress.com, [10 Mei 2015].

Kartasapoetra,Ance Gunarsih,Ir.,1993. “klimatologi pengaruh iklim terhadap


tanah dan tanaman. Jakarta:Bumi Aksara.

Tantawi, A. R. 2007. Hubungan Kecepatan Angin Dan Kelembaban Udara


Terhadap Pemencaran Konidium Cercospora Nicotianae Pada
Tembakau.Agritrop, 26 (4) : 160– 167.

Tjasyono, B. 2004.Kli matologi . ITB: Bandung.

Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB

https://tanamangandum07.wordpress.com/2012/10/14/syarat-tumbuh-tanaman-
gandum/

http://diary-monic.blogspot.co.id/2012/12/gandum.html

http://makalahkuliah7.blogspot.co.id/2014/05/agro-industri-tanaman-gandum.html

12

Anda mungkin juga menyukai