FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala , berkat izin, ridho dan
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
Wassalam, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang
Tema penelitian ini adalah Pemberian Pupuk Cangkang Telur Ayam dengan
judul “Respons Pemberian Limbah Cangkang Telur Ayam terhadap Pertumbuhan dan
Penulisan proposal penelitian ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak, oleh
1. Orang tua tercinta, Daike Arkeman (Ibu), Ario Dillah (Ayah), Nurul Aisyah
proposal penelitian.
2. Ibu Ir. Helfi Gustia, M.Si, Dosen pembimbing skripsi penulis yang telah
Jakarta.
4. Ibu Dr. Meisanti, M.P dan Bapak Ir. Sudirman, M.Si., Wakil Dekan Fakultas
i
Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta.
5. Bapak Dr. Naswandi Nur M.Si., Ketua Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian
terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2020 produksi telur ayam di
Indonesia mencapai 5.044.394,99 ton. Angka tersebut akan terus bertambah pada
tahun 2021-2022 seiring kebutuhan telur ayam di masyarakat, maka bertambah pula
potensi limbah cangkang telur ayam dari tingginya angka produksi tersebut (BPS
2020).
Jika limbah cangkang telur ayam tidak dapat dikendalikan, akan terjadi
udara (kulit telur mengandung sisa-sisa zat kompleks dari isinya yang memiliki bau
tidak sedap), pencemaran air (saat terjadi hujan dan kulit telur terbawa oleh air, maka
air akan terkontaminasi oleh sisa-sisa isi telur yang masih menempel dikulitnya), dan
dapat juga menjadi tempat bertumbuhnya bakteri maupun bibit penyakit (Rahmadina
Salah satu alternatif untuk mengatasi limbah cangkang telur ayam yang
telur ayam untuk nutrisi dalam budidaya tanaman. Dalam penelitian ini peneliti
memilih sawi sebagai tanaman yang akan diberikan perlakuan pupuk cangkang telur
ayam. Hal ini dikarenakan kandungan organik dalam cangkang telur ayam berupa :
Protein, Zinc, Fosfor, Magnesium, Kalium, Kalsium Karbonat, Natrium, dan Mangan
(Mn) (Nurjanah et.al., 2017). Menurut Umar (2000), cangkang telur mengandung
hampir 95,1% terdiri atas garam organik, 3,3% bahan organik (terutama protein),
1
1,6% air. Sebagian besar bahan organiknya terdiri atas senyawa Kalsium Karbonat
sekitar 98,5% dan Magnesium Karbonat sekitar 0,85%. Kandungan kulit telur ini
terdiri atas Kalium, Kalsium, Fosfor, dan Magnesium, masing-masing sebesar 0,121;
Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman sayuran yang masih banyak
namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Pada saat ini kebutuhan
sawi semakin lama semakin meningkat seiring dengan peningkatan populasi manusia,
Kandungan yang terdapat pada sawi adalah Protein, Lemak, Karbohidrat, Ca,
P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Selain itu manfaat sawi sangat baik
(Fahrudin, 2009). Sawi memiliki rasa yang enak, serta sistem budidayanya yang
cukup mudah dan mempunyai nilai ekonomis yang dapat bersaing dengan tanaman
Setiap 100 g sawi mengandung gizi sawi berupa 2,3 g protein ,0,4 g lemak,
4,0 g karbohidrat , 220 mg kalsium, 38,0 mg fosfor, 2,9 mg besi, vitamin A 1.940,0
mg, vitamin B 0,09 mg, vitamin C 102 mg, dan energi 22,0 kal. Di samping itu sawi
juga mengandung serat 0,7 g, air 92,2 g, natrium 20,0 mg.(Direktorat Gizi
2
B. Tujuan
C. Hipotesis
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Sawi termasuk tanaman sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi
berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina tanaman ini
telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina
dan Taiwan. Masuknya sawi ke Indonesia diduga pada abad XI bersamaan dengan
Tanaman sawi tumbuh dan beradaptasi pada semua jenis tanah, baik pada
tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah bertekstur liat berat dan juga
tanah organik seperti tanah gambut. Kemasaman (pH) tanah yang optimal pada
tanaman sawi antara 6 - 6,5 dan temperatur yang optimum adalah 15 - 20 ˚C (Pusat
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
4
B. Morfologi Tanaman Sawi
dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar ke semua
arah menggunakan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain
mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang
Batang tumbuhan sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak
kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun
(Rukmana, 2002). Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu serta tidak berkrop.
Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk
Tumbuhan sawi umumnya mudah berbunga serta berbiji secara alami baik di
dataran tinggi maupun pada dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun pada
banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai
daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu butir
halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tumbuh baik pada daerah yang berhawa
panas maupun berhawa dingin, sebagai akibatnya dapat diusahakan asal dataran
rendah sampai dataran tinggi, tetapi lebih baik pada dataran tinggi. Wilayah
penanaman yang cocok artinya mulai dari ketinggian 5 m sampai menggunakan 1.200
5
m di atas permukaan laut (dpl). Namun umumnya dibudidayakan pada daerah
ketinggian 100-500 m dpl, dengan syarat tanah gembur, banyak mengandung humus,
1. Iklim
mulai dari ketinggian 5 m sampai 1200 mdpl. Namun, biasanya tanaman ini
wilayah dengan suhu malam hari 15,6 0C dan 21,1 0C pada siang hari dan sinar
matahari 10 hingga 13 jam sehari. Namun, beberapa varietas tahan panas, dapat
tumbuh dengan baik dan berproduksi di daerah dengan suhu berkisar antara 27 0C
2. Tanah
Tanaman sawi cocok ditanam pada tanah yang gembur, mengandung humus
dan mempunyai drainase yang baik dengan pH antara 6-7 (Haryanto,2003). Sawi
dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, tanaman sawi lebih cocok di tanam pada
tanah lempung berpasir seperti jenis tanah andosol. Sifat biologis tanah yang baik
untuk pertumbuhan sawi adalah tanah yang mengandung banyak unsur hara. Tanah
6
Tanaman sawi dapat dibudidayakan pada berbagai ketinggian tempat. Sawi
jam, benih yang mengapung dipisahkan dan dibuang, namun yang tenggelam
berumur 7 - 14 hari setelah semai (HSS) dipindahkan ke dalam polybag dan siap
ditanam di kebun pada saat sawi berumur 14 - 21 hari setelah tanam (HSS) (Pusat
penjarangan tanaman dilakukan 10 hari setelah tanam atau bersamaan dengan waktu
waktu panen dengan frekuensi penyiraman tergantung kondisi (Pusat Penelitian dan
ton/ha. Terlambat panen dapat menyebabkan tanaman berbunga, batang keras, dan
tidak layak konsumsi. Sortasi dilakukan dengan memisahkan bagian yang tua, busuk
atau sakit. Penyimpanan hasil panen bisa mengggunakan wadah berupa keranjang
bambu, plastik atau karton yang sudah dilubangi untuk menjaga sirkulasi udara
7
Serangan hama tiap kali menjadi salah satu faktor penyebab penurunan
kualitas dan kuantitas pada tanaman hortikultura, salah satu hama yang menyerang
tanaman sawi adalah ulat grayak (Spodoptera litura F.) dari ordo Lepidoptera dan
Famili Noctuidae. Serangan ulat grayak saat hasil panen dapat mencapai 85%,
(mempunyai banyak jenis tanaman inang). Siklus hidupnya dapat ditemukan pada
semua tanaman hortikultura. Hama ini dapat menyebabkan kerusakan pada daun
2017).
E. Pupuk Organik
tanah. Pemupukan bertujuan untuk menjaga tanah supaya tetap mempunyai taraf
produktivitas yang tinggi. Pupuk yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara menggunakan dosis yang tepat. Pupuk organik ialah akibat dekomposisi bahan-
bahan organik yang diuraikan oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan
unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
memperbaiki sifat-sifat tanah baik fisika, kimia maupun biologi tanah yang penting
bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk organik harganya murah, mudah didapat dan
Pupuk kandang kambing merupakan salah satu pupuk organik yang cukup
tersedia di lingkungan kita, dan kandungan haranya pun cukup tinggi. Pupuk kandang
8
kambing memiliki kandungan hara 0.70% N, 0.40% P2O5, 0.25% K2O, C/N 20-25,
dan bahan organik 31% (Simanungkalit et al.2006). Oleh sebab itu pupuk kandang
dibandingkan dengan pupuk kandang lainnya, yaitu memiliki unsur makro Nitrogen
disebabkan oleh pupuk anorganik serta mampu menambah unsur hara makro dan
mikro juga memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisika tanah. ( Lingga dan Marsono
2006). Pupuk organik dapat berasal dari pelapukan residu tanaman, hewan dan
manusia. Salah satu sumber pupuk organik berasal dari kotoran ternak kambing.
Kotoran kambing cukup mudah diperoleh sebagai sumber utama unsur hara dalam
budidaya organik. Kebutuhan pupuk kandang sangat besar karena kandungan haranya
F. Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang
mengandung satu atau lebih senyawa anorganik. Fungsi utama pupuk anorganik
adalah menjadi penambah unsur hara atau nutrisi tanaman. Pada aplikasinya, sering
waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman,
kandungan jumlah nutrisi lebih banyak, tidak berbau menyengat, praktis serta mudah
diaplikasikan. Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik adalah harga yang cukup
9
mahal serta mudah larut dan mudah hilang, menimbulkan polusi pada tanah jika
diberikan dalam dosis yang tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai pada pupuk
penyebab penurunan kualitas kesuburan fisik serta kimia tanah. Keadaan ini semakin
tanah pertanian hanya berupa pupuk kimia. Hal ini mengakibatkan terdegradasinya
daya dukung serta kualitas tanah pertanian sehingga produktivitas lahan semakin
unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung
unsur hara mikro. Kandungan hara dalam pupuk anorganik terdiri atas unsur hara
Cangkang telur ayam diperoleh dengan cara mengumpulkan kulit telur yang
berasal dari limbah tukang nasi goreng dan martabak telur serta warmindo. Kemudian
dibersihkan dengan air terlebih dahulu lalu dijemur hingga kering selama kurang
lebih 2-3 hari, setelah itu ditumbuk dan diblender hingga kulit cangkang telur ayam
benar-benar halus. Setelah halus (tepung) dapat dipergunakan menjadi pupuk organik
dengan menaburinya ke tanah di sekitar tanaman atau di dalam polybag, dan lebih
baik lagi dicampurkan dengan media tanam agar pertumbuhan tanaman lebih
maksimal.
Selain itu, tepung cangkang telur ayam juga bermanfaat untuk menangkal
hama tanaman seperti bekicot. Kandungan gizi kulit telur yang tak kalah tinggi dari
10
telurnya, yang saat ini belum mendapat banyak perhatian. Para pakar kimiawi telah
melakukan uji coba terhadap cangkang telur ayam, sehingga kandungan dari
cangkang telur ayam telah terbukti. Bahwa cangkang telur ayam tersusun oleh bahan
anorganik 95,1%, protein 3,3% dan air 1,6%. Komposisi kimia dari kulit telur terdiri
dari protein 1,71%, lemak 0,36%, air 0,93%, serat kasar 16,21%, abu 71,34%
(Nursiam, 2011). Selain itu, rata-rata dari kulit telur mengandung 3% fosfor dan 3%
terdiri atas Magnesium, Natrium, Kalium, Seng, Mangan, Besi dan Tembaga
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Miles, serbuk kulit telur ayam
mengandung 39% Kalsium, dalam bentuk Kalsium Karbonat. Cangkang telur ayam
kering mengandung sekitar 95% Kalsium Karbonat dengan berat 5,5 g (Butcher dan
Miles, 1990).
kalsium terdiri atas Kalium, Kalsium, Fosfor dan Magnesium, masing-masing sebesar
0,121 %, 8,977 %, 0,394 % dan 10,541 %. Kalsium (Ca) pada cangkang telur ayam
11
III. METODE PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2022, yang berlokasi di
di Jalan Poncol Indah VII, RT. 01, Cirendeu, Ciputat Timur. Lokasi penelitian berada
pada ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut (dpl), dengan jenis tanah Latosol.
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah cangkul, polybag (40 x 40 ) cm,
analitik , kertas mika,thinwall cup puding 100 ml, kamera, sarung tangan dan alat
tulis (binder dan pulpen). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih
sawi Shinta®, NPK Mutiara 16:16:16 ,tepung limbah cangkang telur ayam, pupuk
C. Rancangan Penelitian
Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan perlakuan limbah cangkang telur ayam
yaitu :
12
Adapun model matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
Yij = μ + τi + βj + εij
Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan dosis cangkang telur ayam ke-i pada
kelompok ke-j
μ = Rata-rata populasi
εij= Pengaruh acak dari perlakuan dosis cangkang telur ayam ke-i pada kelompok
ke-j
Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan dengan lima ulangan sehingga
D. Pelaksanaan Penelitian
selanjutnya masukkan cangkang telur yang sudah kering dan bersih ke dalam kresek
besar dan hancurkan dengan alat penumbuk atau blender hingga menjadi tepung lalu
di timbang sesuai dengan dosis perlakuan. Dalam proses penghancuran tidak perlu
13
menambahkan air atau apapun yang bersifat cair. Hal ini untuk mencegah kulit telur
menjadi lengket dan untuk mendapatkan pupuk yang menyerupai tepung sehingga
Benih sawi disebar di thinwall cup puding 100ml selama 14 hari. Perawatan
terus dilakukan pada benih sawi hingga menjadi benih yang siap dipindahkan ke
polybag besar ukuran 40 x 40 cm. Pemindahan dilakukan pada saat benih berumur 14
hari. Media tanam yang digunakan adalah tanah, pupuk kandang kambing, arang
sekam dan NPK Mutiara 16:16:16 , media tersebut kemudian diberikan perlakuan
Limbah cangkang telur ayam diberikan satu kali yaitu satu minggu sebelum
3. Penanaman
Bibit yang telah berumur 14 hari dipindahkan ke media tanam dalam polybag
pembenaman. Bibit yang dipilih adalah bibit yang sehat, baik dan seragam. Jarak
4. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau tumbuh tidak normal.
5. Pemberian perlakuan
14
Pemberian perlakuan sebanyak satu kali yaitu pada umur 2 MST setelah sawi
6. Pemeliharaan
membuat tanah dari polybag tumpah atau keluar, penyiraman dilaksanakan saat pagi
lakukan dengan mencabut gulma yang ada di dalam polybag dan ditaruh ditoples,
7. Pemanenan
Pemanenan akan dilakukan pada saat tanaman sawi telah berumur 5 MST.
Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman beserta akarnya dari polybag
dan membersihkannya dari tanah yang menempel pada bagian akar tanaman.
atau meteran. Pengukuran dimulai dari pangkal batang sampai titik tumbuh tanaman.
Pengukuran jumlah daun yang dihitung adalah daun yang sudah membuka
sempurna, dengan cara manual dengan menghitung satu persatu pada tanaman.
15
Pengukuran panjang daun dilakukan pada daun terpanjang dengan
menggunakan penggaris yaitu mulai dari pangkal daun sampai ujung daun.
sawi terlebar yaitu mulai dari pinggiran daun sampai pinggiran daun lainnya.
Penimbangan bobot kotor tanaman sawi akan dilakukan pada saat tanaman
menimbang tanaman sawi yang telah dibuang akarnya dan telah disortir dari daun-
analitik.
16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2020. Konsumsi Kalori dan Protein Penduduk Indonesia dan
Provinsi. Jakarta.
Butcher, G.D. and Miles R. 1990. Concepts of Eggshell Quality. [Online].
(http://edis.ifas.ufl.edu/pdffiles/VM/ VM01300. PDF 1990. [10 maret 2022]
Cahyono, B. 2003. Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pet-Sai). Yayasan
Pustaka Nusantara.Yogyakarta. Hal 117.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2012. Komposisi Kimia Sawi Hijau.
Depkes RI. Jakarta.
Edi dan Yusri. 2010. Budidaya Sawi Hijau. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Jambi, Jambi.
Estu R, Tina S, Haryanto E. 2003. Sawi dan Selada. Jakarta : Penebar Swadaya.
Fahrudin. 2009. Budidaya Caisim Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk
Kascing.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Solo.
Haryanto, W ; T. Suhartini dan E . Rahayu. 2003. Sawi dan Selada. Edisi Revisi
Penebar Swadaya, Jakarta.
Heru, P dan Yovita, H., I. 2003. Hidroponik Sayuran Semusim Untuk Hobi dan
Bisnis. Gramedia, Jakarta
http://intan nursiam.wordpress.com/2011/02/26/uji-kualitas-telur/[10maret
2022]
Jannah, N. K., Yuliani, Y., dan Rahayu, Y. S. 2018. Penggunaan Pupuk Cair
Berbahan Baku Limbah Air Cucian Beras dengan Penambahan Serbuk
Cangkang Telur terhadap Pertumbuhan Tanaman Sawi Hijau (Brassica juncea
L.). LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi, Vol. 7 No. 1, Januari 2018: 15–19.
Leiwakabessy, F. M, dan A. Sutandi. 2004. Pupuk dan Pemupukan. Departemen Ilmu
Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Lingga dan Marsono. 2000. Pupuk dan Pemupukan. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Nurhidayah, T. 2017. Uji Ekstrak Daun Mara Tunggal (Clausena excavate Burm F.)
sebagai Hama Spodoptera litura pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L).
Jurnal Prodi Biologi, 6: 298 - 306.
Nurjanah. Rahmi Susanti, Khoiron Nazip. 2017. Pengaruh Pemberian Tepung
Cangkang Telur Ayam (Gallus gallus domesticus) terhadap Pertumbuhan
Tanaman Caisim (Brassica juncea L.) dan Sumbangannya pada Pembelajaran
Biologi SMA Prosiding Seminar Nasional Pendidikan IPA 2017 STEM Untuk
Pembelajaran SAINS Abad 21. Palembang, 23 September 2017.
Nursiam, Intan. 2011. Uji Kualitas Telur. [Online].
Pranata, A.S. 2010. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia
Pustaka, Jakarta
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2015. Budidaya Tanaman Caisim.
http://hortikultura.litbang.pertanian.go.id/teknologi-detail-
49.html.[10November
17
Putu, Ni Ulan, R.P., Ketut Srie, M., J. Ni Putu Sri, R. D., 2019. Variasi Dosis Tepung
Cangkang Telur Ayam Meningkatkan Jumlah Daun dan Berat Kering
Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir var. mahar).
Rahmadina, R., dan Tambunan, E. P. S. (2017). Pemanfaatan limbah cangkang telur,
kulit bawang dan daun kering melalui proses sains dan teknologi sebagai
alternatif penghasil produk yang ramah lingkungan. Klorofil: Jurnal Ilmu
Biologi dan Terapan, 1(1), 48–55.
Rukmana, 2002. Bertanam Petsai dan Sawi. Kanisius, Yogyakarta.
Simanungkalit, R.D.M., Saraswati, R., Hastuti, R.D, dan E. Husen. 2006. Bakteri
penambat nitrogen, dalam R.D.M. Simanungkalit, D.A. Suriadikarta, R.
Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik (Ed.). Pupuk organik dan pupuk
hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hlm 113-140
Sunarjono, H. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Supartha, I Nyoman, Wijaya. Gede. Aneka, Adnyana. 2012. Aplikasi Jenis Pupuk
Organik pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal
Agroteknologi Tropika. Vol 1 (2): 98-106.
Tan, K. H. 1993. Environmental soil science. Marcel Dekker. Inc, New York.
Umar, 2000, Kualitas Fisik Telur Ayam Kampung di Pasar Tradisional, Swalayan
dan Peternak di Kotamadya Bogor, Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Zulkarnain. 2013. Budidaya Sayuran Tropis. Bumi Aksara. Jakarta.
18
LAMPIRAN
BULAN
KEGIATAN JUNI JULY
1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan POP
X
cangkang telur ayam
Penyemaian X X
Persiapan media tanam X
Penanaman X
Pemberian Perlakuan X X
Penyulaman X
Pemeliharaan X X X X X
Parameter pengamatan X X X X
Pemanenan X
Pengolahan data X X X X
19
Lampiran 2. Denah Penelitian
I II III IV V
P0 P4 P3 P2 P1
P1 P3 P2 P1 P0
P2 P2 P1 P0 P4
P3 P1 P0 P4 P3
P4 P0 P4 P3 P2
Keterangan :
I-V : Ulangan
20