Anda di halaman 1dari 39

PERTUMBUHAN TANAMAN MENTIMUN TERHADAP

PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN


KAMBING

SALSABILA PRATIWI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOUOGI


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
UNIVERSITAS TADUUAKO
PAUU
2022
PERTUMBUHAN TANAMAN MENTIMUN TERHADAP
PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN
KAMBING

“Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan


Matakuliah Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah
Pada Fakultas Pertanian Universitas Tadulako”

Oleh
SALSABILA PRATIWI
E 281 19 083

PROGRAM STUDI AGROTEKNOUOGI


JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
UNIVERSITAS TADUUAKO
PAUU
2022

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul
Nama

: Salsabila Pratiwi

Stambuk

: E281 19 083

: Laporan Praktikum Metode Penelitiandan Penulisan Ilmiah


Kelompok
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian

Palu, Mei 2022

Mengetahui,

ii
i
Koordinator Asisten Asisten Penanggung Jawab

Samsu S.P Muh.Khairuddin Hidayat S.P

Mengetahui,
DosenPenanggungJawabPraktikum
MatakuliahMetodePenelitiandan Penulisan Ilmiah

Dr. sc.agr.Ir. Henrv Novero Barus. M.Sc,


NIP. 19651105 199203 1 004
RINGKASAN

Salsabila Pratiwi (E28119083) Pertumbuhan Tanaman Mentimun

Terhadap Pemberian Dosis Pupuk Kandang Ayam dan Kambing.

Mentimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis

sayuran dari family Cucurbitales yang sudah populer di seluruh dunia.

Menurut sejarahnya tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa

sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah daerah

Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para

ahli tanaman memastikan daerah asal tanaman mentimun adalah India,

tepatnya di lereng gunung Himalaya. Pertama kali tanaman mentimun

dibudidayakan oleh manusia seribu (1000) tahun yang lalu. Adapun tujuan

ii
i
dari praktikum metode penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian

pupuk kotoran kambing pada pertumbuhan dan produksi tanaman

mentimun dan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk.

Praktikum Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah dilaksanakan di Kebun

Akademik Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum

pertama saat pengolahan lahan dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2022

sampai dengan 14 Mei 2022. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan

metode Rancangan acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu jenis

pupuk kotoran dan dosis pupuk setiap bedeng. Jenis pupuk kotoran yang

digunakan yaitu pupuk kotoran ayam dan pupuk kotoran kambing, dosis

disetiap bedeng yaitu DI = 5 Ton/ha (3 kg/bedeng), D2 = 10 Ton/ha (6

kg/bedeng), D3 = 15 Ton/ha (9 kg/bedeng), D4 = 20 Ton/ha (12

kg/bedeng), D5 = 25 Ton/ha (15 kg/bedeng).

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Praktikum Matakuliah Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah. Laporan

praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

matakuliah Metode Penelitian danPenulisan Ilmiah di Fakultas Pertanian

Universitas Tadulako.

Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

penyelesaian laporan praktikum ini, terutama yang terhormat:

ii
i
1. Dr.sc.agr.Ir. Henry Novero Barus, M.Sc. Selaku Dosen

Penanggung Jawab Praktikum Mata Kuliah Metode Penelitian dan

Penulisan Ilmiah

2. Samsu S.P, Selaku Koordinator Asisten MataKuliah Metode

Penelitian dan Penulisan Ilmiah

3. Muh. Khairuddin Hidayat S.P, Selaku Asisten Penanggung Jawab

Praktikum MataKuliah Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah

Penyusun berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan laporan

paktikum ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan. Olehnya

itu,dengan penuh rasa rendah hati menerima kritikan dan saran yang

sifatnya membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat

kepada pembacanya.

Palu, Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................. i
HALAMAN JUDUL..................................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................
RINGKASAN .....................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
v
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

ii
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarB el akang..........................................................................
1
1.2 RumusanMasalah.......................................................................
2
1.3 TujuanPraktikum........................................................................
2
1.4 ManfaatPraktikum......................................................................
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PenelitianTerdahulu...................................................................
4
2.2 TanamanMentimun....................................................................
5
2.3SyaratTumbuhTanamanMentimun.................................................
8
2.4 PupukKotoranAyam..................................................................
9
2.5 Hipotesis.............................................................................................

BAB III METODE PRAKTIKUM


3.1 Tempat Dan Waktu.............................................................................
3.2 Alat Dan Bahan..................................................................................
3.3DesainPraktikum............................................................................
12
3.4 PelaksanaanPraktikum........................................................................
3.4.1 PenyiapanTempatPraktikum....................................................
3.4.2 PembuatanBedengan...............................................................
3.4.3 PenyiapanBenihTanaman........................................................
3.4.4 Penanaman..............................................................................
3.5 Pemeliharaan......................................................................................
3.5.1 Penyiraman..............................................................................
3.5.2 Penyiangan..............................................................................
3.5.3 Pengendalian Hama ................................................................
3.6 Parameter Pengamatan........................................................................
3.6.1 AwalMuncul Tunas ................................................................
3.6.2 TinggiTanaman.......................................................................
3.6.3 JumlahDaun.............................................................................
3.6.4 AwalMunculBunga.................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN BIODATA PENYUSUN

ii
i
DAFTAR TABEL

vii
i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran la. Data pengamatan periode muncul tunas (hari) umur 4 HST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambingError! Bookmark not defined.
Lampiran lb. Sidik ragam periode muncul tunas (hari) umur 4 HST pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing.............................................................33
Lampiran 2a. Data pengamatan tinggi tanaman mentimun umur 2 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing...............................................33
Lampiran 2b. Sidik ragam tinggi tanaman mentimun umur 2 MST pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing.............................................................33
Lampiran 3a. Data pengamatan tinggi tanaman mentimun umur 4 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing...............................................34
Lampiran 3b. Sidik ragam tinggi tanaman mentimun umur 4 MST pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing.............................................................34
Lampiran 4a. Data pengamatan jumlah daun tanaman mentimun umur 2 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing...............................................34
Lampiran 4b. Sidik ragam jumlah daun tanaman mentimun umur 2 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing...............................................35
Lampiran 5a. Data pengamatan jumlah daun tanaman mentimun umur 4 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing...............................................35
Lampiran 5b. Sidik ragam jumlah daun tanaman mentimun umur 4 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing...............................................35
Lampiran 6a. Data pengamatan rata-rata bobot buah tanaman mentimun pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing...............................................36
Lampiran 6b. Sidik ragam rata-rata bobot buah tanaman mentimun pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing.............................................................36
Lampiran 7a. Data pengamatan diameter buah tanaman mentimun pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing.............................................................36
Lampiran 7b. Sidik ragam diameter buah tanaman mentimun pada berbagai dosis

pupuk kandang ayam dan kambing......................................................................37


BABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Mentimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis

sayuran dari family Cucurbitales yang sudah populer di seluruh dunia. Menurut

sejarahnya tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa sumber literatur

menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah daerah Asia Utara, tetapi

sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan

daerah asal tanaman mentimun adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya.

Pertama kali tanaman mentimun dibudidayakan oleh manusia seribu (1000) tahun

yang lalu. Columbus disebut-sebut sebagai orang yang beijasa menyebarluaskan

tanaman mentimun keseluruh dunia. Di Cina mentimun dikenal dua abad sebelum

masehi, tanaman mentimun juga menyebar di Timur Tengah, kemudian meluas ke

negara-negara lain di kawasan Asia, sedangkan penyebaran mentimun di Amerika

adalah California, New York, Carolina Selatan, Texas, dan Florida.

Pembudidayaan mentimun meluas keseluruh dunia, baik di daerah beriklim panas

(tropis) maupun daerah beriklim sedang (Cahyono, 2006).

Mentimun memiliki banyak manfaat dapat dibuat acar, gado-gado, asinan

dan lain-lain. Buah mentimun dapat juga dimanfaatkan untuk kosmetik kerut,

menjaga kesehatan tubuh, penghambat penuaan dan meningkatkan stamina.

Kandungan serat buah mentimun yang tinggi berguna untuk melancarkan buang air

besar, menurunkan kolestrol (Cahyono, 2006).

Prospek pengembangan budidaya mentimun makin cerah seiring dengan

lajunya pertambahan penduduk, peningkatan pendidikan, dan peningkatan gizi

masyarakat. Disamping itu berkembangnya industri kosmetik menambah


permintaan pasar dalam negeri terhadap mentimun. Selain pasar dalam negeri

peluang eksport juga semakin besar. Beberapa negara yang dijadikan sasaran

eksport mentimun adalah Malaysia, Singapura, Jepang, Inggris, Perancis, dan

Belanda (samadi, 2002) . Pemupukan adalah salah satu pemeliharaan yang utama

untuk mendapatkan hasil yang optimal. Peranan suplai unsur hara untuk tanaman

menunjukkan manfaat yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi

mentimun (lubis, 2017). Penyiraman adalah komponen terpenting untuk hidup.

Tanpa air, semua makhluk hidup di bumi tidak akan bertahan hidup. Demikian

pula untuk tanaman. Air akan diserap bersama unsur pupuk, untuk keperluan

hidupnya. Air juga tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Karena air dalam

jumlah banyak dan terlalu lama berada di daerah perakaran akan menyebabkan

akar tidak bisa bernafas, sehingga akar akan mati. Penyiraman yang baik

hendaknya memperhatikan cuaca kapasitas lapang agar kebutuhan air tanaman

dapat mencukupi untuk pertumbuhan yang optimal.

Manfaat pupuk kandang bagi tanaman semusim selain untuk menyuburkan

tanaman juga dapat meningkatkan efesiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga

dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia

dapat secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk kandang untuk menurunkan

dosis penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan

telah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi,

jagung dan kentang) maupun tanaman sayur-sayuran (kacang panjang, timun dan

terong) (Rusmaili, 2011). Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman mentimun 10

ton/ha. Pupuk kotoran kambing merupakan pupuk padat yang mengandung air dan

lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah bahan-bahan
yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang tersedia dalam tanah, juga

mencukupi keperluan pertumbuhan dan meningkatkan hasil produksi tanaman

sayur-sayuran buah (timun, labu-labuan dan belewah) (Intan, 2010). Secara umum

pupuk kandang kotoran kambing yang telah dikomposkan mengandung 1,85 % N,

11,3 % C/N, 1,14 % P dan 2,49 % K.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah penerapan pupuk kandang/kotoran kambing dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan produsi pada tanaman mentimun?

2. Adakah pengaruh intensitas pemberian pupuk organik kotoran kambing

dengan dosis pupuk 6 kg/bedengan pada tanaman mentimun ?

1.3 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum metode penelitian ini untuk mengetahui

pengaruh pemberian pupuk kotoran kambing pada pertumbuhan dan produksi

tanaman mentimun dan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk.

1.4 Manfaat Praktikum

Hasil yang dituju dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui

pengaruh pemberian pupuk kotoran kambing dengan dosis yang telah ditentukan

sehingga dapat memperoleh hasil yang sangan baik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Respon Dosis Pupuk Kandang Kambing Terhadap Pertumbuhan dan Hasil

Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.)Varietas Hibrida . Journal Viabel


Pertanian. (2016), 10(2) 11- 29. Kesuburan tanah merupakan salah satu faktor yang

sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tananaman.

Penggunaan kotoran ayam sebagai pupuk adalah satu pilihan yang tepat, karena

kotoran ayam merupakan salah satu jenis pupuk organik yang mengandung unsur

hara makro dan mikro yang dapat meningkatkan kesuburan tanah secara kimia dan

dalam memperbaiki sifat fisik maupun biologi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui dosis terbaik pupuk kandang ayam yang dapat meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) yang optimal di

Kabupaten Sikka. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK)

dengan enam perlakuan dan empat ulangan yaitu : PKO : 0 ton/ha, PK1 : 20 ton/ha,

PK2 : 30 ton/ha, PK3 : 40 ton/ha, PK4 : 50 ton/ha, PK5 : 60 ton/ha. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam berpengaruh

sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah buah tan' 1, panjang buah tan' 1, bobot

buah tan'1, bobot buah ha'1, dan berpengaruh nyata nyata terhadap jumlah daun.

Dosis pupuk kandang ayam 60 ton/ha merupakan perlakuan pupuk terbaik untuk

pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) yang optimal

dengan rata-rata produksi 19,98 ton/ha di Kabupaten Sikka.

2.2 Tanaman Mentimun

Daerah asal tanaman mentimun adalah benua Asia. Para ahli botani

menyebutkan bahwa mentimun berasal dari lereng gunung Himalaya dan India.

Pasalnya, di daerah tersebut ditemukan sumber genetik (plasma nutfah) jenis

mentimun liar. Pada 1882, seorang ahli botani, Augustin Pyramus de Condolle

memasukan mentimun ke daftar tanaman asli India, seperti dikutip dari buku
Sayuran Agroindustri Potensial. Namun, sebagian ahli menyebutkan sumber

genetik mentimun terdapat di Cina. Sebab di negara tersebut mentimun sudah

dikenal sejak abad kedua sebelum Masehi. Adapun ahli botani Soviet, Nikolai

Ivanovich, juga berpendapat bahwa mentimun atau Cucumis sativus berasal dari

dataran Cina. Wilayah ini meliputi daerah pegunungan Cina bagian tengah dan

barat, serta dataran-dataran rendah disekitarnya. Selain itu, wilayah ini juga

merupakan sentra asal tanaman terluas dan wilayah pertanian tertua di dunia. Di

Indonesia, tanaman mentimun banyak ditanam di dataran rendah. Pada mulanya

sentra pertanaman mentimun terdapat di Jawa Barat, Aceh, Bengkulu, Jawa Timur

dan Jawa Tengah. Kemudian budidaya mentimun meluas di hampir seluruh

sebagian besar provinsi Indonesia.

Klasifikasi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006)

dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan yaitu Divisi (Spermatophyta), Sub

divisi (Angiospermae), Kelas (Dicotyledonae), Ordo (Cucurbitales), Famili

(Cucurbitaceae), Genus (Cucumis), dan Spesies (Cucumis sativus L).

Adapun morfologi dari tanaman mentimun sebagai berikut:

Mentimun (Cucumis sativus L.) memiliki akar tunggang dan bulu-bulu

akar tetapi daya tembusnya relatif dangkal, sekitar kedalaman 30-60 cm. Oleh

karena itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan

air (Rukmana, 1994).

Batang mentimun berupa batang lunak dan berair, berbentuk pipih,

berambut halus, berbuku-buku, dan berwarna hijau segar. Batang utama dapat
menumbuhkan cabang anakan. Ruas batang atau buku-buku batang berukuran 7—

10 cm dan berdiameter 10—15 mm. Diameter cabang anakan lebih kecil dari

batang utama. Pucuk batang aktif memanjang (Imdad dan Nawangsih, 2001).

Daun mentimun terdiri atas helaian daun (lamina), tangkai daun, dan ibu

tulang daun. Helaian daun mempunyai bangun dasar bulat atau bangun ginjal,

bagian ujung daun runcing berganda. Pangkal daun berlekuk, tepi daun bergerigi

ganda. Daun mentimun dewasa mempunyai ukuran panjang dan lebar yang dapat

mencapai 20 cm, berwarna hijau tua hingga hijau muda, permukaan daun berbulu

halus dan berkerut (Imdad dan Nawangsih, 2001).

Bunga mentimun berbentuk terompet dan berwarna kuning bila sudah

mekar. Mentimun termasuk tanaman berumah satu, artinya bunga jantan dan betina

letaknya terpisah, tetapi masih dalam satu tanaman. Bunga betina mempunyai

bakal buah yang membengkak, terletak di bawah mahkota bunga, sedangkan pada

bunga jantan tidak mempunyai bagian bakal buah yang membengkak (Sumpena,

2008).

Buah mentimun merupakan buah sejati tunggal, terjadi dari satu bunga

yang terdiri satu bakal buah saja (Imdad dan Nawangsih, 2001). Buah

berkedudukan menggantung dan dapat berbentuk bulat, kotak, lonjong atau

memanjang dengan ukuran yang beragam. Jumlah dan ukuran duri atau kutil yang

terserak pada ukuran buah beragam, biasanya lebih jelas terlihat pada buah muda.

Warna kulit buah juga beragam dari hijau pucat hingga hijau sangat gelap, daging

bagian dalam berwarna putih hingga putih kekuningan. Biji matang berbentuk

pipih dan berwarna putih ( Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).


2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Mentimun

Mentimun cocok ditanam di lahan yang jenis tanahnya lempung sampai

lempung berpasir yang gembur dan mengandung bahan organik. Mentimun

membutuhkan pH tanah di kisaran 6-7 dengan ketinggian tempat 100 - 1000 M di

atas permukaan laut (dpi). Mentimun juga membutuhkan sinar matahari terbuka,

drainase air lancar dan bukan bekas penanaman mentimun dan familinya seperti

melon, semangka, dan waluh.

Aspek agronomi penanaman mentimun tidak berbeda dengan komoditas

sayuran komersil lainnya, seperti kecocokan tanah dan tinggi tempat, serta iklim

yang sesuai meliputi suhu, cahaya, kelembapan dan curah hujan. Untuk

pertumbuhan yang optimum diperlukan iklim kering, sinar matahari yang cukup

dengan temperatur optimal antara 210 C - 300 C. sementara untuk suhu

perkecambahan biji optimal yang dibutuhkan antara 250 C - 350 C. kelembapan

udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun agar hidup dengan baik

adalah antara 50 - 85%. Sementara curah hujan optimal untuk budidaya mentimun

adalah 200 - 400 mm/bln, curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk

pertumbuhan apalagi pada saat berbunga karena akan mengakibatkan

menggugurkan bunga (Wahyudi, 2011)

2.4 Pupuk Kandang Kambing

Kotoran kambing mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat

hara bagi tanaman melalui proses penguraian. Proses ini terjadi secara bertahap

dengan melepaskan bahan organik yang sederhana untuk pertumbuhan tanaman.

Feses kambing mengandung sedikit air sehingga mudah terurai, kambing juga

memiliki unsur N yang lebih tinggi dari pada pupuk kotoran hewan lainnya
Penambahan bahan organik seperti pupuk kotoran kambing ke dalam tanah

merupakan salah satu teknik budidaya yang lebih baik dari segi teknis, ekonomis,

sosial maupun dari lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran dan dapat

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang mengandung

unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Pupuk

kandang mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K)

kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang

sebagian besar berasal dari kotoran padat (Sutedjo, 2010).

Manfaat pupuk kandang bagi tanaman semusim selain untuk menyuburkan

tanaman juga dapat meningkatkan efesiensi penggunaan pupuk kimia, sehingga

dosis pupuk dan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia

dapat secara nyata dikurangi. Kemampuan pupuk kandang untuk menurunkan

dosis penggunaan pupuk konvensional sekaligus mengurangi biaya pemupukan

telah dibuktikan oleh beberapa hasil penelitian, baik untuk tanaman pangan (padi,

jagung dan kentang) maupun tanaman sayur-sayuran (kacang panjang, timun dan

terong) (Rusmaili, 2011). Pupuk kotoran kambing merupakan pupuk padat yang

mengandung air dan lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk

mengubah bahan-bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang

tersedia dalam tanah, juga mencukupi keperluan pertumbuhan dan meningkatkan

hasil produksi tanaman sayur-sayuran buah (timun, labu-labuan dan belewah).

2.5 Hipotesis

Terdapat pengaruh interaksi antara takaran pupuk kascing dan pupuk urea

terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun varietas wulan dan diperoleh
takaran pupuk kascing dan urea yang optimum sehingga mampu memberikan

pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun varietas

wulan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Metode Penelitian dan Penulisan Ilmiah dilaksanakan di Kebun

Akademik Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Praktikum pertama saat

pengolahan lahan dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2022 sampai dengan

14 Mei 2022.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan praktikum yaitu Tractor, cangkul, sekop, tali rafia,

meteran, ajir bambu, patok kayu, dan alat tulis. Adapun Bahan yang digunakan

untuk praktikum yaitu Benih mentimun, pupuk organik/kandang (kotora kambing

dan kotoran ayam), Pupuk anorganik (NPK, Sp 36, dan KCL) dan Air.

3.3 Desain Praktikum

Penelitian ini dilakukan secara ekperimen dengan menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan 2 Faktor. Faktor pertama

ialah jenis pupuk yang digunakan (P), yaitu pupuk kandang ayam (Pl) dan pupuk

kandang kambing (P2) . Faktor kedua yaitu takaran atau dosis penggunan pupuk

(D), Terdiri dari 5 taraf yaitu DI = 5 Ton/ha (3 Kg/Bedeng), D2= 10 Ton/ha (6

Kg/Bedeng), D3 = 15 Ton/Ha (9 Kg/Bedeng), D4 = 20 Ton/Ha (10 Kg/Bedeng),

D5 = 25 Ton/Ha (15 Kg/Bedeng). Adapun ulangan Percobaan sebanyak 4 kali.

Sehingga didapatkan 2x5 = 10 kombinasi perlakuan.

1
9
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan
DI D2 D3 D4 D5
P1 P1D1 P1D2 P1D3 P1D4 P1D5
P2 P2D1 P2D2 P2D3 P2D4 P2D5

Keterangan :
PlDl=Pemberian pupuk kotoran ayam 5 Ton/ha (3 Kg/
Bedeng),
P1 D2=Pemb pupu kotor Kg/
ayam 10 Ton/ha (6
eri an k an Bedeng),
PlD3=Pemberia pupu kotor Ton/ Kg/
ayam 15 (9
n k an Ha Bedeng),
P1 D4=Pemb pupu kotor Ton/ (1 Kg/
ayam 20
eri an k an Ha 0 Bedeng),
P1D 5 =Pemb pupu kotor Ton/ (1 Kg/
ayam 25
eri an k an Ha 5 Bedeng),
P2D1 =Pemb Pupu kotor Ton/ Kg/
kambing 5 (3
eri an k am ha Bedeng),
P2D2=Pemb eri Pupu kotora kambing | Kg/
(6
an k m 10 Ton/ha Bedeng),
P2D3=Pemberi Pupu kotora kambing Ton/ Kg/
(9
an k m 15 Ha Bedeng),
P2D4=Pemberian Pupuk kotoram kambing 20 Ton/Ha (10 Kg/Bedeng), dan

P2D5=Pemberian Pupuk kotoram kambing 25 Ton/Ha (15 Kg/Bedeng)

3.4 Pelaksanaan Praktikum

3.4.1 Penyiapan Tempat Praktikum

Penyiapan tempat pratikum dilakukan dengan pengolahan tanah sebanyak

2 kali. Pengolahan pertama, dilakukan dengan cara membajak tanah menggunakan

traktor untuk menggemburkan dan membersihkan lahan dari gulma dan tanaman

lainnya. Pengolahan kedua, tanah dicangkul untuk menghancurkan bongkahan

tanah sekaligus membuat plot bedengan dan pembuatan drainase.

3.4.2 Pembuatan Bedeng

Pembuatan bedengan dilakukan setelah proses pembajakan telah selesai

dengan ukuran lebar 200 cm, panjang 300 cm dan setiap bedeng memiliki

2
0
ketinggian 15 cm.

3.4.3 Penyiapan Benih Tanaman

Penyiapan benih tanaman diperlukan benih tanaman mentimun yang

bermutu dan berkualitas baik. Namun sebelum dilakukan proses penaman terlebih

dilakukan perendaman sekitar 5 menit.

3.4.4 Penanaman

Pada proses penanam dilakukan dengan cara membuat lubang pada tanah

untuk tanaman mentimun dengan jarak 40 x 40 cm per tanaman. Kemudian

memasukkan dua butir benih mentimun dan menutup kembali dan dilakukan

penyiraman agar kelembaban tanah terjaga.

3.5 Pemeliharaan

3.5.1 Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari setiap pagi dan sore hari agar tanaman

mendapatkan air yang cukup. Penyiraman dapat dilakukan saat lahan tidak

dibasahi oleh air hujan dikarenakan tanaman membutuhkan ketersediaan air saat

masa pertumbuhan.

3.5.2 Penyiangan

Penyiangan dilakukan ketika sudah terdapat tumbuhan disekitar tanaman

dengan cara pembersihan tanaman dari gulma yang dapat menggangu pertumbuhan

tanaman dengan cara mencabut gulma tersebut.

3.5.3 Pengendalian Hama

Pengendalian hama dilakukan dengan memusnahkan hama yang terdapat

pada tanaman dengan pengendalian menggunakan bahan yellow trap, pitfail trap

dan dilakukan penyemprotan insektisida.

2
1
3.6 Parameter Pengamatan

3.6.1 Periode Muncul Tunas

Pengamatan waktu muncul tunas dilakukan setiap hari setelah tanam.

Tanaman diamati ketika dilakukan penyiraman setiap pagi dan sore hari.

Pengamatan dilakukan secara langsung tanpa alat bantu dan priode tunas muncul

pada 3 HST.

3.6.2 Tinggi Tanaman

Pengamatan pada tinggi tanaman dilakukan dengan pengamatan langsung

dimulai dari pangkal batang sampai ujung daun terpanjang menggunakan.

Pengamatan dilakukan mulai dari umur 7 HST, 14 HST, 21, HST dan 28 HST.

3.6.3 Jumlah Daun

Pengamatan pada jumlah daun dilakukan dengan pengamatan langsung

dengan cara menghitung daun yag sudah ada. Pengamatan dilakukan mulai dari

umur 7 HST, 14 HST, 21, HST dan 28 HST.

3.6.4 Awal Muncul Bunga

Pengamatan pada awal muncul bunga dilakukan dengan pengamatan

langsung dilihat dari tanaman yang telah berbunga disetiap tanaman. Periode

munculnya bunga yaitu 4 MST.

2
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Periode Muncul Tunas
Tabel 1. Interaksi antara jenis pupuk dan dosis pada periode muncul tunas
Ulan i
Perlakuan Jumlah Rerata
1 gar 3 4
D1P1 5 32 5 6 19

00
D1P2 3 3 4 5 15 3,8ab
D2P1 3 5 3 3 14 3,5ab
D2P2 4 4 5 4 17 4,3C
D3P1 5 4 6 5 20 5,0c
D3P2 2 2 5 3 12 3,0ab
D4P1 2 2 2 4 10 2,5a
D4P2 5 4 3 4 16 4,0b
D5P1 3 4 3 3 13 3,3ab
D5P2 3 4 4 5 16 4,0b
BNJ 5% 1,34

Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda pada uji
BNJ taraf 5%
4.1.2 Tinggi Bibit (cm)

Hasil pengamatan tinggi tanaman pada pengamatan pertumbuhan tanaman

mentimun pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing disajikan pada

Tabel lampiran 2a dan 3a. Sedangkan sidik ragamnya pada Tabel 2b dan 3b. Hasil

sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan kambing

pada berbagai dosis pupuk memberikan pengaruh sangat nyata pada minggu ke-2

dan memberikan pengaruh nyata pada minggu ke-4.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman (cm) tanaman mentimun pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam dan kambing.
Waktu Pengamatan (MST)
Perlakuan
2 MST 4 MST
DI 7,76a 67,68ab
D2 1 l,30b 57,83a
D3 12,45b 65,19ab
D4 12,23b 73,09b
D5 15,06c 80,70c

2
3
BNJ 5% 2,32 13,83
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda pada uji

BNJ taraf 5%

Hasil Uji BNJ 5% (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan kambing pada dosis D5 memberikan nilai rata-rata tertinggi

pada tinggi tanaman mentimun pada minggu ke-2 maupun minggu ke-4 yaitu

dengan jumlah 15,06 pada minggu ke-2 dan 80,70 pada minggu ke-4. Dosis ini

berbeda dengan D4, D3, D2, dan DI.

4.1.3 Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumlah daun pada pengamatan pertumbuhan tanaman

mentimun pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing disajikan pada

Tabel lampiran 4a dan 5a. Sedangkan sidik ragamnya pada Tabel 4b dan 5b. Hasil

sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan kambing

pada berbagai dosis pupuk memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun tanaman

mentimun pada minggu ke-4.

Tabel 3. Rata-rata jumlah daun tanaman mentimun pada berbagai dosis pupuk
kandang ayam dan kambing.

Waktu Pengamatan (MST)


Perlakuan
2 MST 4 MST
DI 16,00a
D2 17,63ab
D3 16,88ab
D4 18,88b
D5 20,50c
BNJ 5% 2,78
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda pada uji

BNJ taraf 5%

Hasil Uji BNJ 5% (Tabel 3) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

2
4
kandang ayam dan kambing pada dosis D5 memberikan nilai rata-rata tertinggi

pada jumlah daun tanaman mentimun pada minggu ke-4 yaitu dengan jumlah

20,50. Dosis ini berbeda dengan D4, D3, D2, dan DI.

4.1.4 Bobot Buah

Data pengamatan bobot buah pada tanaman mentimun dan sidik ragam

berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian yang telah dilakukan tersaji pada

Tabel lampiran 6a dan 6b. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian

berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing berpengaruh sangat nyata pada

bobot buah. Sedangkan jenis pupuk dan interaksi kedua faktor tidak berpengaruh.

Tabel 4. Rata-rata bobot (gr) buah tanaman mentimun pada berbagai dosis pupuk

kandang ayam dan kambing.

Jenis Dosis
Pupuk Rerata
Pupuk DI D2 D3 D4 D5
P1 867 85 841 1035 1151 237,45
P2 1020 5 94 799 1030 1119 245,45
Rerata 235,88ab 1224,50a 205,00a 258,13 283,75c
b b
BNJ 41,
5% 69
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda pada uji

BNJ taraf 5%

Hasil Uji BNJ 5% (Tabel 4) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

kandang ayam dan kambing pada dosis D5 memberikan nilai rata-rata tertinggi

pada bobot buah tanaman mentimun. Dosis ini berbeda dengan D4, D3, D2, dan

DI.

4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian yang dilakukan, perlakuan pemberian pupuk kandang

kambing berpengaruh sangat nyata terhadap pengamatan tinggi tanaman, jumlah

daun, dan besar buah. Adapun perlakuan interval waktu penyiraman memiliki

2
5
pengaruh yang sangat nyata pada efesiensi penggunaan air.

Hasil pengamatan tinggi tanaman pada pengamatan pertumbuhan tanaman

mentimun pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing disajikan pada

Tabel lampiran 2a dan 3a. Sedangkan sidik ragamnya pada Tabel 2b dan 3b. Hasil

sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan kambing

pada berbagai dosis pupuk memberikan pengaruh sangat nyata pada minggu ke-2

dan memberikan pengaruh nyata pada minggu ke-4.

Hasil pengamatan jumlah daun pada pengamatan pertumbuhan tanaman

mentimun pada berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing disajikan pada

Tabel lampiran 4a dan 5a. Sedangkan sidik ragamnya pada Tabel 4b dan 5b. Hasil

sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan kambing

pada berbagai dosis pupuk memberikan pengaruh nyata pada jumlah daun tanaman

mentimun pada minggu ke-4.

Data pengamatan bobot buah pada tanaman mentimun dan sidik ragam

berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian yang telah dilakukan tersaji pada

Tabel lampiran 6a dan 6b. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian

berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing berpengaruh sangat nyata pada

bobot buah. Sedangkan jenis pupuk dan interaksi kedua faktor tidak berpengaruh.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:


1. Pupuk kotoran kambing merupakan pupuk padat yang mengandung air dan
lendir, dalam keadaan demikian peranan jasad renik untuk mengubah
bahan-bahan yang terkandung dalam pupuk menjadi zat-zat hara yang
tersedia dalam tanah, juga mencukupi keperluan pertumbuhan dan

2
6
meningkatkan hasil produksi tanaman sayur-sayuran buah (timun, labu-
labuan dan belewah).
2. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman
untuk pertumbuhannya. Pupuk kandang mengandung unsur makro seperti
nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan
sulfur (S).
3. Interval waktu penyiraman yang baik pada tanaman mentimun yaitu dua
hari sekali.

5.2 Saran

2
7
DAFTAR PUSTAKA

Ardiayaningsih 2011. Pengelolaan bahan organik untuk memelihara kesuburan


tanah.
Cahyono, B. 2006. Timun. Penerbit Cv Aneka Ilmu, Semarang.

Lista et al, 2016. Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah dan
Upaya. Surakarta : Sebelas maret Universitas Press.
Lubis, A.M., Pulungan,A. Gnyapang Dan M.Y. Pulungan. 2017. Pupuk Dan
Pemupukan. Fakultas Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara.
Medan.

Misiuna 2016 Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Untad, 2021.


Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan.

Mua’rif 2018. Kesuburan dan Pemupukan Kandang tanah pertanian. Bandung

Sunarjono 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah.PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta,


wahyudi 2016. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakart wijaya M.M.B.,
Hasibuan, B.E. Fauzi, Sarifuddin dan Hanum, H. 2016. Kesuburan Tanah dan
Pemupukan. USU Press: Medan.

Wiyantoko et al, 2017. Genesis dan Klasifikasi tanah. Jurusan tanah fakultas
pertanian Universitas andalas padang.

Hartatik, Wiwik, , L. R. Widowati, Sri Widiati, U Jainuddin. 2006. Pupuk


Kandang. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian dan
Pengembangan Pertanian Bogor. Bogor

Marliah. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Akibat
Perbedaan Jarak Tanam dan Jumlah Benih Per Lubang Tanam. J. Agrista.
Hal 55-59.

Bertua, Irianto dan Ardiyaningsih, 2O12."Pengaruh Dosis Pupuk Kandang Ayam Terhadap
Pertumbuhan Dan Hasil Mentimun (Cucumis Sativus L.) Pada Tanah
Ultisol "Program Studi Agroekotek nologi, Fakultas Pertanian Universitas
Jambi

Aisyah, S., N. Sunarlim, dan B. Solfan. 2011. Pengaruh urine sapi terfermentasi
dengan dosis dan interval pemberian yang berbeda terhadap

2
8
pertumbuhan tanaman sawi (Brassica juncea L). Jurnal
Agroteknologi 2: 1-5
Duaja, M.D. 2012. Pengaruh Bahan dan Dosis Kompos Cair Terh

Rajak, O., J. R. Patty, dan J. I. Nendissa. 2016. Pengaruh dosis dan interval waktu
pemberian pupuk organic cair terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman sawi. Jurnal budidaya pertanian Vol 12, No 2. Hal. 66-73.

Roidah, I S., 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Kesuburan Tanah
Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo Vol.l No.l Tahun
2013:30-42

Lingga, P. dan Marsono. 2002. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya.


Jakarta

Adam, S. Y. 2013. Pengaruh Pupuk Fosfor Pada Pertumbuhan dan


ProduksiTanaman Mentimun (Cucumis sativus L.). Skripsi.
Universitas Gorontalo.Gorontalo. 24 Him.

BPS. 2013. Produksi Tanaman Mentimun Di Indonesia 2011-2012. Sebuahartikel.


http://bps.go.id. Diakses pada tanggal 26 Mei 2013.

Cahyono, B. 2003. Timun. Aneka Ilmu. Semarang. 124 Him.

Prabowo, D.P. 2009. Survey Hama dan Penyakit pada Pertanaman


Mentimun(Cucumis sativus L.) di Desa Ciherang, Kecamatan
Pacet, KabupatenCianjur, Jawa Barat. [Skripsi]. Institusi Pertanian
Bogor. Bogor.

2
9
LAMPIRAN

Konversi :

Sp 36 150 kg/ha

Urea 150 kg/ha

KCL 150 kg/ha

Rumus :

Berat pupuk X Luas bedengan


Luas lahan
150.000X6
----------------= 90
10.000

Bak Air

X X

30
P1 KLP P1D KLPK 6
D5 K1 5


* Keterangan
Ulangan l
P1 KLP P1D KLPK 7
Ulangan D1 K2 1
Ulangan 2
P1 KLP P1D KLPK 8
D2 K3 2
Ulangan 3
i aiiaiiian P1 KLP P1D KLPK 9

Ulangan 4
Mentimun D3
P1
K4
KLP
3
P1D KLPK
D4 K5 4 10

P1 KLP P1D KLPK


D5 K 11 5 16
P1 P1 P2 P2 P1 P1 P2 P2 P2 P2 P1 P1 KLP P1D KLPK
D5
U3 D4
U3 D5
U3 D4
U3 D5
U4 D4
U4 D5
U4 D4
U4 D5
U2 D4
U2 D4
U1 D1 K 12 1 17
P1 P1 P2 P2 P1 P1 P2 P2 P2 P2 P1 P1 KLP P1D KLPK
D1
U3 D2
U3 D1
U3 D2
U3 D1
U4 D2
U4 D1
U4 D2
U4 D1
U2 D2
U2 D2
U1 D2 K 13 2 18
P1 P2 P1 P2 P1 P2 P1 P1 P1 P1 P2 P1 KLP P1D KLPK
D3
U3 D3
U3 D3
U4 D3
U4 D3
U2 D3
U2 D5
U2 D4
U2 D1
U2 D2
U2 D3
U1 D3 K 14 3 19

P1 KLP P1D KLPK


D4 K 15 4 20
P1 P2 P2
D5
U1 D5
U1 D4
U1
P1 P2 P2 P2 KLP P2 KLP P2 KLPK P2 KLP
D1 D1 D2 D5 K D5 K D5 31 D5 K 36
U1 U1 U1 21 26
P1 P2 KLP P2 KLP P2 KLPK P2 KLP
D3 D1 K D1 K D1 32 D1 K 37
U1 22 27
P2 KLP P2 KLP P2 KLPK P2 KLP
D2 K D2 K D2 33 D2 K 38
P2 KLP P2 KLP P2 KLPK P2 KLP
D3 K D3 K D3 34 D3 K 39
P2 KLP P2 KLP P2 KLPK P2 KLP
D4 K D4 K D4 35 D4 K 40
25 30

3
* Faktor Pertama Tabel 1. Kombinasi Perlakuan
P1 Pupuk Kandang Ayam P2
Pupuk Kandang Kambing

* Faktor Ke Dua
DI 5 Ton/ha (3 Kg/Bedeng) D2 10
Ton/ha (6 Kg/Bedeng) D3 15
Ton/ha (9 Kg/Bedeng) D4 20
Ton/ha (12 Kg/Bedeng) D5 25
Ton/ha (15 Kg/Bedeng)

Keterangan Perlakuan

DI D2 D3 D4 D5
RI P1D1 P1D2 P1D3 P1D4 P1D5
P2 P2D1 P2D2 P2D3 P2D4 P2D5

Keterangan Perlakuan

* Faktor Pertama PI Pupuk Kandang Ayam P2 Pupuk Kandang Kambing


* Faktor Ke Dua
DI 5 Ton/ha (3 Kg/Bedeng) D2 10 Ton/ha (6 Kg/Bedeng) D3 15 Ton/ha (9 Kg/Bedeng) D4 20
Ton/ha (12 Kg/Bedeng) D5 25 Ton/ha (15 Kg/Bedeng)

3
Lampiran la. Data pengamatan periode muncul tunas (hari) umur 4 HST pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam dan kambing
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rerata
1 2 3 4
D1P1 5 3 5 6 19 4,8
D1P2 3 3 4 5 15 3,8
D2P1 3 5 3 3 14 3,5
D2P2 4 4 5 4 17 4,3
D3P1 5 4 6 5 20 5,0
D3P2 2 2 5 3 12 3,0
D4P1 2 2 2 4 10 2,5
D4P2 5 4 3 4 16 4,0
D5P1 3 4 3 3 13 3,3
D5P2 3 4 4 5 16 4,0
Jumlah 35 35 40 42 152 3,8

3
Lampiran 2b. Sidik ragam periode muncul tunas (hari) umur 4 HST pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing
Sumber F Tabel
DB JK KT F Hit Notasi
Keragaman 5% 1%
Perlakuan 9 21,4 2,4 2,77 * 2,2 3,15
5 2,9
Blok 3 3,8 1,3 1,47 ns 4,60
6 2,7
Faktor D 4 4,6 1,2 1,35 ns 4,11
3 4,2
Faktor P 1 o,o o,o 0,00 ns 7,68
** 1 2,7
Interaksi D*P 4 16,8 4,2 4,87 4,11
3
Galat 27 23,2 0,9
Total 39 48,4 1,2 K =24 39
Keterangan : ns (tidak nyata), * (nyata), ** (sangat nyata) K=

Lampiran 3a. Data pengamatan tinggi tanaman mentimun umur 2 MST pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam dan kambing
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rerata
1 2 3 4
D1P1 8,5 7,3 7,6 8,8 32,2 8,1
D1P2 6,7 9,4 8,5 5,3 29,9 7,5
D2P1 H,3 5,6 10,3 14,5 41,7 10,4
D2P2 9,4 14,2 13,2 H,9 48,7 12,2
D3P1 10,8 8,3 H,4 12,1 42,6 10,7
D3P2 8,8 17,3 14,6 16,3 57 14,3
D4P1 13,5 11,7 13,2 9,4 47,8 12,0
D4P2 H,4 13,9 12,3 12,4 50 12,5
D5P1 15,1 12,5 16,1 13,7 57,4 14,4
D5P2 13,6 17,1 18,1 14,3 63,1 15,8
Jumlah 109,1 117,3 125,3 118,7 470,4 H,8

Lampiran 4b. Sidik ragam tinggi tanaman mentimun umur 2 MST pada berbagai dosis pupuk
kandang ayam dan kambing
Sumber F Tabel
DB JK KT F Hit Notasi
Keragaman 5% 1%
Perlakuan 9 259,7 28, 5,6 ** 2,2 3,15
Blok 3 13, 9 4, 1 0,8 ns 5 2,9 4,60
Faktor D 3 4 55, 6 ** 6 2,7
4 222,3 10,82 4,11
18, 6 18, 3,5 3 4,2
Faktor P 1 ns 7,68
2 19, 2 4, 5 0,9 1 2,7
Interaksi D*P 4 ns 4,11
Galat 2 1138,8 8 5, 3 3
7 3 1 10, K
Total 411,7 49,28
Keterangan : ns (tidak9nyata), * (nyata), **6 (sangat nyata) K=

3
4
Lampiran 5a. Data pengamatan tinggi tanaman mentimun umur 4 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rerata
1 2 3 4
D1P1 65,6 53,2 81,5 56,3 256,6 64,2
D1P2 80,6 65,3 65,3 73,6 284,8 71,2
D2P1 84,3 47,8 32,1 63,9 228,1 57,0
D2P2 56,4 52,7 42,8 82,6 234,5 58,6
D3P1 53,4 67,5 53,6 78,2 252,7 63,2
D3P2 85,3 55,1 73,6 54,8 268,8 67,2
D4P1 67,3 71,2 43,7 87,3 269,5 67,4
D4P2 73,6 78,5 84,3 78,8 315,2 78,8
D5P1 71,2 73,6 88,3 65,8 298,9 74,7
D5P2 86,9 83,2 91,4 85,2 346,7 86,7
Jumlah 724,6 648,1 656,6 726,5 2755,8 68,9

Lampiran 6b. Sidik ragam tinggi tanaman mentimun umur 4 MST pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing
Sumber F Tabel
DB JK KT F Hit Notasi 5% 1%
Keragaman
Perlakuan 9 3041, 337,9 1,86 ns 2,25 3,15
Blok 3 3 539, 179,9 0,99 ns 2,96 4,60
Faktor D 4 6 2357, 589,4 3,24 * 2,73 4,11
Faktor P 1 7 519, 519,8 2,86 ns 4,2 7,68
Interaksi 8 1
D*P 4 163, 40,9 0,22 ns 2,73 4,11
Galat 27 8 4915, 182,1
Total 39 8 8496, 217,9 K =19,58
7 * (nyata), ** (sangat nyata)
Keterangan : ns (tidak nyata), K=

Lampiran 7a. Data pengamatan jumlah daun tanaman mentimun umur 2 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing
D1P1 5 5 7 4 21 5,3
Perlakuan 2
D1P2 6 5 3 16 4,0
D2P1 4 3 8 6 21 5,3
D2P2 4 3 4 5 16 4,0
D3P1 3 7 5 7 22 5,5
D3P2 5 5 8 7 25 6,3
D4P1 5 5 4 5 19 4,8
D4P2 6 8 9 6 29 7,3
D5P1 7 3 6 9 25 6,3
D5P2 6 6 7 8 27 6,8
Ulangan - ------ Jumlah Rerata
1 2 3 4

35
Jumlah 47________________51_________63_________60________221________5,5
Lampiran 8b. Sidik ragam jumlah daun tanaman mentimun umur 2 MST pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing
Sumber Notas F Tabel
DB JK KT F Hit
Keragaman i 5% 1%
Perlakuan 9 43,7 4,9 2,14 ns 2,25 3,15
Blok 3 16,9 5,6 2,47 ns 2,96 4,60
Faktor D 4 23,3 5,8 2,57 ns 2,73 4,11
Faktor P 1 0,6 0,6 0,27 ns 4,21 7,68
Interaksi D*P 4 19,8 4,9 2,17 ns 2,73 4,11
Galat 27 61,4 2,3
Total 39 122,0 3,1 KK=27,29
Keterangan : ns (tidak nyata), * (nyata), ** (sangat nyata)

Lampiran 9a. Data pengamatan jumlah daun tanaman mentimun umur 4 MST pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rerata
1 2 3 4
D1P1 19 19 18 16 72 18,0
D1P2 14 18 10 14 56 14,0
D2P1 23 16 16 18 73 18,3
D2P2 17 13 19 19 68 17,0
D3P1 16 18 19 15 68 17,0
D3P2 16 17 17 17 67 16,8
D4P1 18 20 19 19 76 19,0
D4P2 18 19 18 20 75 18,8
D5P1 17 21 20 19 77 19,3
D5P2 13 26 23 25 87 21,8
Jumlah 171 187 179 182 719 18,0

Lampiran 10b. Sidik ragam jumlah daun tanaman mentimun umur 4 MST pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam dan kambing
Sumber F Tabel
DB JK KT F Hit Notasi
Keragaman 5% 1%
Perlakuan 9 147,2 16,4 2,08 ns 2,25 3,15
Blok 3 13,5 4,5 0,57 ns 2,96 4,60
Faktor D 4 99,4 24,8 3,16 * 2,73 4,11
Faktor P 1 4,2 4,2 0,54 ns 4,21 7,68
Interaksi D*P 4 43,6 10,9 1,39 ns 2,73 4,11
Galat 27 212,3 7,9
Total 39 373,0 9,6 K 45,60
Keterangan : ns (tidak nyata), * (nyata), ** (sangat nyata) K=

3
6
Lampiran 11a. Data pengamatan rata-rata bobot buah tanaman mentimun pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing
Ulangan
Perlakuan Jumlah Rerata
1 2 3 4
D1P1 250 223 237 157 867 216,8
D1P2 246 264 256 254 1020 255,0
D2P1 180 241 245 189 855 213,8
D2P2 210 217 213 301 941 235,3
D3P1 267 183 138 253 841 210,3
D3P2 179 192 190 238 799 199,8
D4P1 312 156 270 297 1035 258,8
D4P2 289 211 236 294 1030 257,5
D5P1 250 294 307 300 1151 287,8
D5P2 301 246 285 287 1119 279,8
Jumlah 2484 2227 2377 2570 9658 241,5

Lampiran 12b. Sidik ragam rata-rata bobot buah tanaman mentimun pada
berbagai dosis pupuk kandang ayam dan kambing
Sumber F Nota F Tabel
DB JK KT
Keragaman Hit si 5% 1%
Perlakuan 9 33916,9 3768,5 2,28 * 2,25 3,15
Blok 3 6557,3 2185,8 1,32 ns 2,96 4,60
Faktor D 4 29714,6 7428,7 4,49 ** 2,73 4,11
Faktor P 1 640,0 640,0 0,39 ns 4,21 7,68
Interaksi D*P 4 3562,3 890,6 0,54 ns 2,73 4,11
Galat 27 44637,7 1653,2
Total 39 85111,9 2182,4 KK=16,84
Keterangan : ns (tidak nyata), * (nyata), ** (sangat nyata)

Lampiran 13a. Data pengamatan diameter buah tanaman mentimun pada berbagai
dosis pupuk kandang ayam dan kambing
D1P1 3,5 2,8 4,8 4,6 15,7 3,
Perlakuan 9 3,
D1P2 3,2 3,2 3,8 3,1 13,3
D2P1 2,7 3,7 4,7 3,8 14,9 3 3,
D2P2 4,6 4,7 3,4 4,6 17,3 7 4,
D3P1 4,3 4,2 3,6 4,8 16,9 3 4,
D3P2 3,7 4,3 3,7 4,2 15,9 2 4,
D4P1 4 4,2 4,7 4,3 17,2 0 4,
D4P2 3,6 3,7 2,3 3,3 12,9 3 3,
D5P1 4,9 3,8 3.6 3,9 12,6 2 4,
D5P2 4,2 4,1 4,6 4,2 17,1 2 4,
Ulangan 3
-------- Jumlah Rerata
1 2 3 4

37
Jumlah 38,7 38,7 35 40,8 153,8 3,9
Lampiran 14b. ,6
. Sidik ragam diameter buah tanaman mentimun pada berbagai dosis
pupuk kandang ayam dan kambing
Sumber F F Tabel
DB JK KT Notasi 5% 1%
Keragama Hit
Perlakua 9 7,8 0,9 1,0 ns 2,25 3,15
n Blok 3 1,4 0,5 90,5 ns 2,96 4,60
Faktor 4 1,4 0,3 8
0,4 ns 2,73 4,11
D Faktor P 1 o,o o,o 3
0,0 ns 4,21 7,68
Interaksi D*P 4 6,4 1,6 2
2,0 ns 2,73 4,11
Galat 27 21,4 0,8 2
Total 39 30,5 0,8 KK= =23,15
Keterangan : ns (tidak nyata), * (nyata), ** (sangat nyata)
BIODATA PENYUSUN

Penyusun bernama lengkap Salsabila Pratiwi,

lahir di Sidodadi pada tanggal 14 November

2000, terlahir sebagai anak ketiga dari tiga

bersaudara. Penulis memulai pendidikan dari

Sekolah Dasar Negeri 018 Bulili dan tamat

tahun 2013. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan di SMPN 02 Baras dan lulus pada

tahun 2016.

Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan pada tingkat Sekolah Menengah

Kejuruan di SMK Negeri 01 Baras dan lulus pada tahun 2019. Kemudian pada

tahun yang sama di tahun 2019 penulis melanjutkan pendidikan ke Universitas

Tadulako melalui jalur SBMPTN dan diterima sebagai mahasiswa Fakultas

Pertanian Program Studi Agroteknologi BKU Agronomi.

3
9

Anda mungkin juga menyukai