PROPOSAL PENELITIAN
NURHILMI
NIM. 2016310305
Nama : Nurhilmi
Stambuk : 2016310305
ii
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
Jl. Ir. Soekarno No. 9, Telp. (0413) 81481, Bulukumba 92512
7. Keterangan Pembimbing :
iii
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
Jl. Ir. Soekarno No. 9, Telp. (0413) 81481, Bulukumba 92512
Bulukumba, 2020
Pembimbing I
iv
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BULUKUMBA
Jl. Ir. Soekarno No. 9, Telp. (0413) 81481, Bulukumba 92512
Bulukumba, 2020
Pembimbing II
v
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA .......................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
D. Rumusan Masalah................................................................................ 4
vi
vii
D. Hipotesis............................................................................................... 29
Tabel Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.5 Hidroponik dengan Ebb and Flow Systems (Flood and Drain System)........ 19
ix
PRAKATA
pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih atas semua dukungan
Bulukumba.
2. Dr. Hj. Andi Sumrah AP., M. Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
3. Fauzan Akbar, S. Pd., M. Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
4. Drs. Ansar Adil, M. Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberi saran
proposal ini.
5. Azrini Khaerah, S. Si., M. Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberi
x
xi
6. Orang tua yang dengan sabar telah mendidik dan mendo’akan kesuksesan
penyusunan proposal.
pembaca sekalian.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merusak lingkungan. Limbah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi
kesehatan manusia. Bila limbah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa
ada pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan
yang serius. Tumpukan limbah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan
mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang
mengakibatkan potensi limbah menjadi sangat besar dan tentunya tidak baik bagi
merupakan limbah basah dengan kadar air antara 65-75%. Sumber limbah
terbanyak berasal dari pasar tradisional dan pemukiman. Limbah pasar tradisional,
seperti pasar lauk-pauk dan sayur-mayur membuang hampir 95% limbah organik.
Jika ditinjau dari pengolahannya, limbah jenis ini akan lebih mudah ditangani.
Sementara itu, limbah di daerah pemukiman jauh lebih beragam. Namun, minimal
75% dari total limbah tersebut termasuk sampah organik dan sisanya merupakan
limbah anorganik. Limbah organik mampu terurai secara alami di alam dengan
bantuan mikroba (Hati, 2018:14). Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu
1
2
untuk bahan baku pupuk cair sehingga dapat mengurangi penumpukan limbah dan
dimulai dari rumah ke rumah dengan cara mengolahnya menjadi pupuk organik.
Selama ini pupuk organik yang dihasilkan dalam bentuk padat memang banyak.
Namun, jarang yang berbentuk cair, padahal pupuk organik cair ini lebih praktis
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu
bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi
ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman, baik menggunakan media
menggunakan tanah, tetapi menggunakan air dan larutan mineral bernutrisi yang
disediakan sebagai media tanam. Teknik ini mampu meningkatkan hasil tanaman
per satuan luas sampai lebih dari sepuluh kali bila dibandingkan dengan teknik
tidak mengenal musim di suatu tempat dan tidak memerlukan lahan yang luas,
namun waktu yang cukup lama (Rahayu, Mukarlina, dan Linda, 2018:62).
3
banyak keuntungan, yaitu tidak membutuhkan lahan yang besar dan perawatan
lebih praktis sehingga membutuhkan sedikit tenaga kerja, pemakaian pupuk lebih
efisien, didapatkan hasil panen yang lebat, sehat, dan segar, tanaman tumbuh lebih
berpusat pada pemberian air, unsur hara yang optimal sesuai dengan kebutuhan
tanaman, kondisi lingkungan, dan umur tanaman hingga tercapai hasil panen yang
penggunaan nutrisi pupuk organik cair dari limbah rumah tangga. Maka dari itu,
Pengolahan Limbah Rumah Tangga menjadi Pupuk Organik Cair sebagai Nutrisi
Hidroponik”.
4
B. Identifikasi Masalah
Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat
lingkungan.
2. Lahan yang minim untuk menanam sayuran, karena kebanyakan lahan (tanah)
C. Batasan Masalah
rumah tangga menjadi pupuk organik cair sebagai nutrisi pada pertumbuhan
D. Rumusan Masalah
tangga?
wick?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui cara pembuatan pupuk organik cair dari limbah rumah
tangga.
sistem wick.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pendidikan
tanaman.
2. Bagi Lingkungan
terbuang.
3. Bagi Peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
besar jumlah limbah berasal dari aktivitas rumah tangga, seperti yang
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada limbah yang terdiri dari air
bahan makanan, sayuran, dan kulit buah-buahan yang dibuang dan tidak
organik cair. Pengolahan limbah rumah tangga menjadi pupuk organik cair
yang akan dibuat yaitu limbah sayuran (kangkung, kol, tauge, dan tomat), dan
sehari-hari dalam rumah tangga yag tidak termasuk tinja, melainkan sisa-sisa
6
7
pencemaran. Jenis sampah rumah tangga yang dapat diolah menjadi kompos
adalah jenis sampah organik basah yang mudah sekali membusuk, seperti
dedaunan dan sampah sisa dapur. Oleh karena itu sebelum mengolah sampah
serat, fosfor, besi, kalium, vitamin, dan kadar air yang tinggi. Terdapat di
dalam limbah sayuran dan kulit buah mempunyai fungsi yang bisa membantu
unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang
(Sakinah, 2016:21).
bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk
organik cair ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara,
secara cepat. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat,
berbentuk cair yang berisikan unsur hara organik. Hal yang yang perlu
dan unsur-unsur hara lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara
tanaman, selain unsur hara, maka pupuk organik cair berisikan mikroba
yang mempunyai sifat fiksasi nitrogen dan pelarut phospat. Pupuk organik
9
dibuat dari sampah rumah tangga organik, maka bau yang dihasilkan pun
manfaat yang besar, karena pupuk cair mulai sering diaplikasikan sejak
dapat digunakan untuk tanaman bertani biasa. Pupuk cair lebih mudah
pembuatannya lebih cepat yaitu 2-3 minggu. Salah satu cara untuk
menambahkan air tuak nira dan larutan gula pasir sebagai nutrisi bagi
cair adalah limbah sayur baru, sisa sayuran basi, sisa nasi, sisa ikan,
ayam, kulit telur, limbah buah seperti anggur, kulit jeruk, apel dan lain-
lain. Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari limbah organik yaitu
bahan organik basah seperti sisa buah dan sayuran. Selain mudah
terdekomposisi, bahan ini juga kaya akan hara yang dibutuhkan tanaman.
2) Pemilahan sampah
sampah organik seperti sisa sayuran dan kulit buah. Dalam hal ini
3) Pencacahan
4) Pencampuran
300 ml larutan MOL pepaya yang sudah dicampur dengan 1 liter air
5) Pengadukan
6) Penyiraman
7) Pematangan
(Yovita, 2012:65).
dilakukan ketika matahari sudah terbit agar zat hara yang terkandung
dalam pupuk tersebut dapat langsung dipakai oleh tanaman dalam proses
berikut.
(Dahono, 2012:7).
13
3. Hidroponik
a. Definisi Hidroponik
artinya air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal dengan
jumlah kecil. Hal yang paling penting untuk tanaman hidroponik adalah
rockwool.
oleh banyak petani di negara kita ini. Hal ini karena karakteristik media
menyerupai busa jika dilihat secara sekilas, serta mempunyai berat yang
sangat ringan sehingga mudah saat digunakan untuk menyerap air ke akar
jamur, dan bakteri yang hidup di tanah. Proses budidaya tanaman dengan
b. Jenis-Jenis Hidroponik
1) Wick System
baik, selain sebagai penyerap cairan yang baik, juga tidak mudah
maksimal.
penyiraman
keinginan.
lainnya.
tanaman yang ditanam dengan teknik ini bisa tumbuh sehat dan
layu.
Kurnia, 2018:23).
teknik resirkulasi.
4) Drip System
bagian atas dan bawah. Kontainer atas untuk tanaman dan yang bawah
batang tanaman dan akan larutan sisa akan turun ke kontainer bawah
kontainer, yang satu di atas berisi tanaman dalam pot dengan substrat
kontainer bawah.
Gambar 2.5 Hidroponik dengan Ebb and Flow Systems (Flood and
Drain System)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Astereceae
Genus : Lactuta
yang mengandung gizi yang cukup tinggi. Salah satu upaya yang dapat
2018:62).
dengan bulu akar yang menyebar di dalam tanah. Akar tanaman selada
arah pada kedalaman antara 20-50 cm. Batang selada sebagian besar tipe
berkeriput atau kusut berlipat. Warna daun mulai dari hijau muda hingga
hijau tua. Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu, agak
keras, berwarna coklat tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4
mm dan lebar 1 mm. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping
1) Tanah
tidak mudah tergenang oleh air. Selada tumbuh baik dengan pH 5,0-
2018:8).
2) Iklim
a) Suhu
Brando.
b) Kelembaban
c) Curah hujan
d) Cahaya
e) Penyinaran
limbah kulit pisang sebagai pupuk organik cair dan aplikasinya terhadap
bahwa kadar nitrogen total dalam pupuk organik cair kulit pisang yaitu 0,032%
23
kompos cair merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah sampah.
Hal ini akan membawa manfaat yang besar karena pupuk cair mulai sering
hidroponik, pupuk cair dapat digunakan untuk tanaman bertani biasa. Pupuk cair
Sri, (2015:55) pada penelitian uji kualitas pupuk organik cair dari
MOL adalah berbagai sumber daya yang tersedia di sekitar lingkungan, seperti nasi,
tersebut sebagai tambahan nutrisi bagi tanaman. Larutan MOL mengandung unsur
perombak bahan organik, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman
pertumbuhan dan produksi tanaman selada (Lactuta sativa L.), menyatakan bahwa
tanaman yang diberi pupuk AB Mix 50% dan POC 50% memiliki volume tanaman
yang tinggi. Tingginya volume tanaman yang ditunjukkan oleh pemberian pupuk
AB Mix 50% dan POC 50% di atas disebabkan karena dosis NPK yang terkandung
24
pada pupuk AB Mix sudah mencukupi kebutuhan hara tanaman selada yang
yang buruk pada kondisi kesehatan manusia. Bila limbah dibuang secara
sembarangan atau ditumpuk tanpa ada pengelolaan yang baik, maka akan
menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang serius bagi lingkungan. Maka dari
itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengolahan limbah rumah
tangga menjadi pupuk organik cair sebagai nutrisi pada pertumbuhan tanaman
selada (Lactuta sativa L.). Hal ini juga merupakan suatu regulasi untuk menghindari
penggunaan pupuk kimia yang pada umumnya selalu digunakan untuk proses
pertumbuhan tanaman. Ditinjau dari segi lahan yang saat ini kurang memadai atau
terbatas untuk bercocok tanam, maka dari itu digunakanlah teknik hidroponik yang
hidroponik ini sangat mudah, karena tanaman dapat tumbuh dengan mudah tanpa
menggunakan media tanah, melainkan dengan media air, serta dapat mengecek
cara pembuatan pupuk organik cair, bagaimana cara penggunaan pupuk organik
cair pada teknik hidroponik, dan bagaimana efek pupuk organik cair pada tanaman
selada (Lactuta sativa L.). Pengolahan limbah dilakukan dengan cara sayuran dan
telah difermentasi diambil dan dimasukkan ke dalam botol penyimpanan, lalu inilah
25
yang digunakan sebagai pupuk organik cair pada aplikasi metode tanam hidroponik.
Dari metode tersebut diharapkan bisa menghasilkan tanaman selada yang memiliki
Tidak termanfaatkan
Pertumbuhan tanaman
selada (Lactuta sativa L.)
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat efektivitas penambahan
pupuk organik cair dari limbah rumah tangga pada media tanam terhadap
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
organik cair sebagai nutrisi pada pertumbuhan tanaman selada (Lactuta sativa
2. Desain Penelitian
28
29
B. Variabel Penelitian
1. Pupuk organik cair merupakan hasil dari pengolahan limbah rumah tangga
keduanya yang ditandai dengan tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun,
1. Alat
impraboard, netpot, kain flanel, pensil, mistar, gergaji besi, plastik, paku,
2. Bahan
unguiculata), kangkung air (Ipomoea aquatica), batang pisang, gula pasir, air
tuak dari nira, air, nutrisi hidroponik AB mix, benih selada (Lactuta sativa
3. Metode Kerja
batang pisang.
kangkung air sebanyak 0,25 kg dan juga batang pisang bagian dalam
sebanyak 1,5 kg. Kemudian juga menakar air tuak dari nira sebanyak
ember, lalu menambahkan gula sebanyak 1 kg, beserta air tuak dari
menggunakan tangan.
wadah lain.
gula selesai.
32
c. Tahap Semai
terpisah.
1 biji benih.
kekeringan.
semai.
2) Menyiapkan netpot yang sudah diberi kain flanel untuk menaikkan air
nutrisi di rockwool.
netpot.
e. Tahap Pembesaran
dengan cara mengganti air nutrisi yang sudah kotor dengan air nutrisi
yang baru.
dengan cara mengganti air nutrisi yang sudah kotor dengan air nutrisi
yang baru.
dengan cara mengganti air nutrisi yang sudah kotor dengan air nutrisi
melakukan pengecekan air nutrisi tiap hari, karena air sangat cepat
f. Panen
1) Memanen pada hari ke-34 dengan kondisi tanaman selada sudah siap
panen.
eksperimen, yaitu teknik mengukur atau menguji objek yang diteliti dan mencatat
1. Keadaan Tanaman
Ulangan
Perlakuan
1 2 3 4
K
P1
P2
P3
P4
Keterangan:
Sa = Segar
L = Layu
2. Tinggi Tanaman
Ulangan
Perlakuan Total Rata-Rata
1 2 3 4
K
P1
P2
P3
P4
36
3. Jumlah Daun
Ulangan
Perlakuan Total Rata-Rata
1 2 3 4
K
P1
P2
P3
P4
4. Bobot Basah
Ulangan
Perlakuan Total Rata-Rata
1 2 3 4
K
P1
P2
P3
P4
5. Warna Tanaman
Ulangan
Perlakuan
1 2 3 4
K
P1
P2
P3
P4
Keterangan:
HM = Hijau Muda
HT = Hijau Tua
37
Data yang diperoleh, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Analisis
data menggunakan One Way Anova (uji F) untuk menguji signifikansi pengaruh
yaitu jika (F hitung < F tabel), maka H0 diterima dan jika (F hitung > F tabel), maka
lanjutan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Pengolahan dan analisis data
Dahono. 2012. Pembuatan Kompos dan Pupuk Cair Organik dari Kotoran dan
Urin Sapi. Riau: Loka Pengkajian Teknologi Pertanian. Hal. 7.
Darmadi, I. G. W., dkk. 2019. Pendampingan Pembuatan Pupuk Organik (Kompos)
Cair dari Limbah Rumah Tangga di Kecamatan Selemadek Timur
Kabupaten Tabanan. Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat. Vol. 1. No.
2. Issue 2. Soilless 3. Hal. 143.
El-Kazzaz, K. A. and A. A. El-Kazzaz. 2017. Agriculture a New and Advanced
Method for Agriculture Development: an Introducion. Research Article,
Agri Res & Tech: Open Access Journal. Vol. 3. Hal. 4-7.
Gunawan, Kusmiadi, dan Prasetiyono. 2015. Studi Pemanfaatan Sampah Organik
Sayuran Sawi (Brassica juncea L.) dan Limbah Rajungan (Portunus
pelagicus) untuk Pembuatan Kompos Organik Cair. Jurnal Pertanian
dan Lingkungan. Vol. 8. No. 1. Hal. 38.
Hati, S. 2018. Pembuatan Pupuk Kompos Cair dari Limbah Rumah Tangga sebagai
Penunjang Mata Kuliah Ekologi dan Masalah Lingkungan. Skripsi.
Aceh: Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Ar-
Raniry Darussalam Banda Aceh. Hal. 9-22.
Irawan, L. N. 2017. Pengaruh Ekstrak Alang-Alang (Imperata cylindrica L.) dan
Teki (Cyperus rotundus L.) terhadap Pertumbuhan Gulma pada
Pertanaman Selada (Lactuca sativa L.). Skripsi. Purwokerto: Program
Studi Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Hal. 12.
Kurnia, M. E. 2018. Sistem Hidroponik Wick Organik Menggunakan Limbah
Ampas Tahu Terhadap Respon Pertumbuhan Tanaman Pakchoy
(Brassica chinensis L.). Skripsi. Lampug: Program Studi Pendidikan
Biologi Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Hal. 19-23.
Lestari, A. P. 2017. Kajian Efek Asam Salisilat pada Planlet Selada (Lactuca sativa
L.) dalam Kondisi Cekaman Kekeringan Secara In Vitro. Skripsi.
Lampung: Program Studi Biologi Universitas Lampung. Hal. 8.
Lubis, J. 2018. Pengaruh Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuta
sativa L.) pada Sistem Hidroponik NFT dengan Berbagai Konsentrasi
Pupuk AB Mix dan Bayfolan. Skripsi. Medan: Program Studi
Agroteknologi Universitas Medan Area. Hal. 8.
Manis, I., Supriadi, dan I. Said. 2017. Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang sebagai
Pupuk Organik Cair dan Aplikasinya Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kangkung Darat (Ipomea reptans poir). Journal Akademika Kim. Vol. 6.
No. 4. Hal. 224.
38
39
Maskur, R. dan R. Firdaus . 2014. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari Limbah
Rumah Tangga dengan Penambahan Rumen Sapi. Skripsi. Surabaya:
Program Studi Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November. Hal.
1-19.
Muhadiansyah, T. O., Setyono, dan S. A. Adimihardja. 2016. Efektivitas
Pencampuran Pupuk Organik Cair dalam Nutrisi Hidroponik pada
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Selada (Lactuta sativa L.). Jurnal
Agronida. Vol. 2. No. 1. Hal. 39-44.
Nur, T., A. R. Noor, dan M. Elma. 2016. Pembuatan Pupuk Organik Cair dari
Sampah Organik Rumah Tangga Dengan Penambahan Bioaktivator EM4
(Effective Microorganisms). Jurnal Konversi. Vol. 5. No. 2. Hal. 7.
Nurhaji. 2013. Pengaruh Media dan Konsentrasi Hara terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Selada (Lactuta sativa L.) secara Hidroponik Sistem
Subtrat. Skripsi. Aceh: Program Studi Agroteknologi Universitas Teuku
Umar Meulaboh. Hal. 6.
Nurjazuli, dkk. 2016. Teknologi Pengolahan Sampah Organik Menjadi Kompos
Cair. Jurnal Seminar Nasional Sains dan Teknologi Lingkungan II. Hal.
2.
Rahayu, W. S., Mukarlina, dan R. Linda. 2018. Pertumbuhan Tanaman Selada
(Lactuca sativa L. var. New Grand Rapids) menggunakan Teknologi
Hidroponik Sistem Terapung (THST) Tanpa Sirkulasi dengan
Penambahan Giberelin (GA3). Jurnal Probiont. Vol. 7. No. 7. Hal. 62.
Sakinah, N. 2016. Rancang Bangun Alat Pengolahan Sampah Organik menjadi
Pupuk Cair. Skripsi. Makassar: Program Studi Fisika Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar. Hal. 21-24.
Sri, H. H. 2015. Uji Kualitas Pupuk Organik Cair dari Berbagai Macam
Mikroorganisme Lokal (MOL). Jurnal El-Vivo. Vol. 3. No. 1. Hal. 55.
Sucipto, C. D. 2012. Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta:
Gosyen Publishing. Hal. 89.
Swastika, S., A. Yulfida, dan Y. Sumitro. 2018. Budidaya Sayuran Hidroponik
(Bertanam Tanpa Media Tanah). Riau: Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian. Hal. 4.
Tallei, T. E., I. F. M. Rumengan, dan A. A. Adam. 2017. Hidroponik untuk Pemula.
Manado: UNSRAT Press. Hal. 2-3.
Yovita, H. I. 2012. Membuat Kompos Kilat. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal. 63-
65.