Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINGKAT


PENDIDIKAN DENGAN MINAT MENGIKUTI TEST IVA
PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)
DI PUSKESMAS SOKARAJA 2
KABUPATEN BANYUMAS

Oleh :
Dian Yuni Purwani
P 1337424422139

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN SEMARANG
JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Proposal dengan judul ”Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tingkat Pendidikan


Dengan Minat Mengikuti Test IVA Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten Banyumas” telah disetujui dan dinyatakan
menenuhi syarat untuk diseminarkan.

Semarang, Januari 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Ulfah Musdalifah, S.Kep,Ns,M.Kes Ana Sundari, S.ST, M.Keb, MPH


NIP. 196803101998032001 NIP. 197003141992032004

Ketua Penguji

Triana Sri Hardjanti, M.Mid


NIP. 19670317 198903 2 002
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal dengan judul ” Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tingkat Pendidikan


Dengan Minat Mengikuti Test IVA Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten Banyumas” telah dipertahankan di depan dewan
penguji pada tanggal Januari 2023 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk
diterima.

Semarang, Januari 2023

Ketua Penguji

Triana Sri Hardjanti, M.Mid (.......................................)


NIP. 19670317 198903 2 002

Penguji I

Ulfah Musdalifah, S.Kep,Ns,M.Kes (.........................................)


NIP. 19680310 199803 2 001

Penguji II

Ana Sundari, S.ST, M.Keb, MPH (.......................................)


NIP. 19700314 199203 2 004

Mengetahui:
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Semarang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Ida Ariyanti,S.SiT.M.Kes
NIP 197005141998032001

iii
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segaka limpahan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, hingga penyusunan Proposal skripsi

dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tingkat Pendidikan Dengan

Minat Mengikuti Test IVA Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Puskesmas

Sokaraja 2 Kabupaten Banyumas” dapat diselesaikan dengan baik. Proposal

skripsi disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan sarjana

Kebidanan.

Proposal skripsi ini diselesaikan dengan baik diantaranya karena adanya

bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan kerendahan

hati penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr Marsum BE, SPd, MHP., selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.

yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk belajar,Meningkatkan

ilmu pengetahuan ,dan keahlian di Poltekes Kemenkes Semarang.

2. Sri Rahayu,S.Kp,Ns,S.Tr.Keb,M.Kes, selaku Ketua Jurusan D IV Kebidanan

Komunitas Poltekkes Kemenkes Semarang.

3. Ida Ariyanti,S.SiT.M.Kes selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan

Semarang Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

4. Triana Sri Hardjanti, M.Mid , Selaku Ketua Penguji

5. Ulfah Musdalifah, S.Kep, Ns,M.Kes, selaku pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat

menuliskan proposal ini sesuai dengan kaidah yang diharapkan.

6. Ana Sundari, S.ST, M.Keb, MPH selaku Pembimbing II yang telah

memberikan banyak masukan selama penyusunan proposal ini.

iv
7. Kepala Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten Banyumas yang telah membantu

dalam memberikan ijin untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam

penyusunan proposal ini.

8. Rekan-rekan sejawat dan semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu-

persatu.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis menghrarapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

proposal ini. Akhirnya penulis berharap, semoga proposal ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak.

Purwokerto, Januari 2023

Penulis,

Dian Yuni Purwani

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL.......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................3
C. Tujuan Penelitian ................................................................4
D. Manfaat Penelitian ................................................................5
E. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 6
F. Keaslian Penelitian. ................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ................................................................9
1.Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)...................................... 9
2.Pengetahuan........................................................................... 11
3.Sikap...................................................................................... 13
4.Tingkat Pendidikan................................................................ 15
5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku........................ 17
6.Minat ..................................................................................... 18
B. Kerangka teori ..............................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ..............................................................22
B. Hipotesis Penelitian ..............................................................22
C. Jenis dan Desain Penelitian....................................................... 23

vi
D. Variabel Penelitian ..............................................................23
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian.................................. 24
F. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 25
G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel................. 25
H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data........................................ 27
I. Instrumen/ Alat Penelitian........................................................ 29
J. Uji Validitas dan Reliabilitas.................................................... 30
K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data.............................. 31
L. Etika Penelitian ..............................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitian................................................................................ 6


3.1 Definisi Operasional............................................................................. 24
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tingkat Pengetahuan Tentang Test IVA............. 29
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Sikap..................................................................... 29
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Minat Mengikuti Test IVA ................................. 29

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Teori......................................................................... 21
Gambar 3.1 Kerangka Konsep...................................................................... 22

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 menempatkan kanker

serviks sebagai salah satu jenis kanker yang paling sering ditemui pada

wanita. Kanker serviks merupakan penyebab kematian ke-4 pada wanita

diseluruh dunia dengan perkiraan 570.000 kasus baru, mewakili 6,6% dari

semua kanker pada wanita. Sekitar 90% kematian akibat kanker serviks

terjadi di Negara-negara berkembang dengan ekonomi rendah dan menengah.

Survei yang dilakukan WHO menunjukkan setiap tahunnya terjadi 300.000

kematian akibat kanker serviks (Kemenkes RI, 2018).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (pada tahun 2018,

menyatakan sebanyak 23,4% dari 100.000 penduduk wanita menderita kanker

serviks, dan rata-rata kematian sebesar 13,9% dari 100.000 penduduk wanita.

Prevalensi Penderita kanker serviks tahun 2018 di Jawa Barat sebanyak

15.635 kasus, Jawa Timur 18.515 kasus, sedangkan di Jawa Tengah dengan

25.300 kasus (Kemenkes RI, 2018).

Pemerintah dalam rangka Hari Kanker Sedunia tahun 2022 sebagai salah

satu momen untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan sebagai upaya

pengendalian kanker yang dilakukan mulai dari upaya promotif, pencegahan,

deteksi dini, pengobatan dan rehabilitatif. Pemerintah menerapkan program

edukasi dan promosi kesehatan untuk meningkatkan perilaku sehat serta

1
2

melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim Bentuk

kegiatan: Deteksi dini kanker leher rahim dengan IVA atau pap smear

(Kemeneks RI, 2022).

Menurut Profil Kesehatan Indonesia Presentase Wanita Usia Subur (WUS)

yang melakukan pemeriksaan Infeksi Visual Asam Asetat (IVA) dari tahun

2014-2018 sebanyak 2.747.662 orang atau 7,34%, dan ditemukan IVA positif

pada 77.969 orang atau sebesar 2,83%. Jumlah cakupan pemeriksaan deteksi

dini ini masih sangat jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar

80% dari seluruh penduduk wanita (Kemenkes RI, 2018).

Rendahnya cakupan IVA dalam usaha skrining kanker serviks menjadi

alasan semakin berkembangnya kanker serviks. Alasan seorang wanita tidak

menjalani deteksi dini kanker serviks yaitu karena ketidaktahuan, rasa malu

jika dibuka vaginanya oleh tenaga kesehatan, takut jika hasil pemeriksaannya

adalah positif dan tidak merasa membutuhkan sehingga tidak melakukan

pemeriksaan IVA (Noviana W, 2018). Masalah lain ialah kerepotan,

kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan, ketakutan merasa

sakit saat pemeriksaan, rasa. segan diperiksa oleh dokter pria atau pun bidan

dan kurangnya dorongan keluarga terutama suami (Sari, 2017).

Rendahnya cakupan IVA menunjukkan masih rendahnya minat Pasangan

Usia Subur (PUS) untuk melakukan IVA. Menurut Muhibin (2017) minat

(interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu. Adanya minat Pasangan Usia Subur (PUS)

untuk mengikuti IVA menjadi faktor penting yang dibutuhkan sehingga


3

program deteksi dini kanker serviks dapat berjalan baik sebagai upaya

mencegah PUS mengalami kanker serviks.

Penelitian Triana et. al., (2018) menyimpulkan terdapat hubungan antara

pengetahuan dan sikap wanita usia subur terhadap minat melakukan IVA.

Penelitian lainnya oleh Elpira  (2020) menyimpulkan tingkat pengetahuan dan

sikap berpengaruh terhadap minat Pasangan Usia Subur (PUS) melakukan

pemeriksaan IVA

Deteksi dini kanker serviks di Kabupaten Banyumas sudah dilakukan di

seluruh wilayah Puskesmas yang ada di Kabupaten Banyumas dengan sasaran

perempuan usia 30 - 50 tahun sebanyak 199.943 orang dengan hasil IVA

positif sebanyak 19 orang (1,0 %) dan curiga kanker serviks 0,1 %. Hasil

studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sokaraja 2 bulan Oktober

tahun 2022 diperoleh data jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) bulan Januari

– Oktober 2022 sebanyak 5.493 orang. Jumlah PUS usia antara 30 – 50 tahun

sebagai kelompok sasaran pemeriksaan IVA sebanyak 4.038 orang dan yang

mengikuti test IVA dalam program deteksi dini kanker serviks di Puskesmas

Sokaraja 2 hanya sebanyak 133 orang (3,3%). Dari sebanyak 133 orang yang

mengikuti test IVA, terdapat 3 orang yang dinyatakan IVA positif, 1 orang

meninggal dunia karena kanker serviks di wilayah Puskesmas Sokaraja 2

tahun 2022.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tingkat


4

Pendidikan Dengan Minat Mengikuti Test IVA Pada Pasangan Usia Subur

(PUS) di Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten Banyumas”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas , maka rumusan masalah yang akan di

angkat oleh penulis yaitu : “Adakah Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan

Tingkat Pendidikan Dengan Minat Mengikuti Test IVA Pada Pasangan Usia

Subur (PUS) di Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten Banyumas?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tingkat

Pendidikan Dengan Minat Mengikuti Test IVA Pada Pasangan Usia

Subur (PUS) di Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten Banyumas.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan Pasangan Usia Subur

(PUS) tentang Test IVA di Puskesmas Sokaraja 2.

b. Mengetahui distribusi frekuensi sikap Pasangan Usia Subur (PUS)

tentang IVA di Puskesmas Sokaraja 2.

c. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan Pasangan Usia

Subur (PUS) di Puskesmas Sokaraja 2.

d. Mengetahui distribusi frekuensi minat Pasangan Usia Subur (PUS)

mengikuti test IVA di Puskesmas Sokaraja 2.


5

e. Mengetahui hubungan pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS)

dengan minat mengikuti test IVA di Puskesmas Sokaraja 2.

f. Mengetahui hubungan sikap Pasangan Usia Subur (PUS) dengan

minat mengikuti test IVA di Puskesmas Sokaraja 2

g. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan Pasangan Usia Subur (PUS)

dengan minat mengikuti test IVA di Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten

Banyumas.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS)

Memberikan informasi pada Pasangan Usia Subur (PUS) mengenai

pentingnya mengikuti deteksi dini kanker servik.

2. Bagi Intitusi Pemerintah (Puskesmas)

Memberikan informasi bagi pengambil kebijakan dalam meningkatkan

cakupan test IVA sebagai bagian program deteksi dini kanker servik.

3. Bagi peneliti

Meningkatkan pengetahuan peneliti tentang hubungan pengetahuan, sikap

dan tingkat pendidikan dengan minat mengikuti test IVA pada Pasangan

Usia Subur (PUS).

4. Bagi Intitusi Pendidikan

Menambah referensi ilmiah yang dapat dijadikan acuan bagi peneliti yang

tertarik melakukan penelitian terkait minat Pasangan Usia Subur (PUS)

mengikuti deteksi dini kanker servik.


6

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Variabel

Variabel bebas : Pengetahuan, sikap dan tingkat pendidikan

Variabel Terikat : Minat mengikuti test IVA

2. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian dilakukan pada Februari 2023.

3. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sokaraja 2 Kabupaten

Banyumas.

4. Ruang lingkup sasaran

Ruang lingkup sasaran penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS)

F. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian terdahulu yang sejalan dengan penelitian ini,

yaitu :

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Peneliti Judul Metode Variabel Hasil


(tahun) Penelitian Penelitian
Triana et. Hubungan Penelitian Variabel Terdapat
al., 2018) Pengetahuan menggunakan bebas: hubungan antara
Dan Sikap pendekatan cross pengetahuan pengetahuan dan
Wanita Usia sectional. Teknik dan sikap sikap wanita usia
Subur pengambilan wanita usia subur terhadap
Terhadap Minat sampel subur , minat melakukan
Melakukan IVA menggunakan Variabel IVA
Test Di teknik random terikat: minat
Puskesmas sampling dengan melakukan
Kecamatan jumlah sampel 62 IVA
Jatinegara wanita usia subur
Rizky et. Evaluasi Desain penelitian Variabel Dari komponen
al., 2019) Pelaksanaan deskriptif analitik tunggal yaitu input yaitu 100%
Program menggunakan evaluasi wilayah kerja
7

Peneliti Judul Metode Variabel Hasil


(tahun) Penelitian Penelitian
Deteksi Dini pendekatan pelaksanaan Puskesmas
Kanker Serviks eksplanatory. program Kabupaten
dengan Metode cross sectional. deteksi dini Semarang
Inspeksi Visual Teknik kanker serviks memiliki nilai
Asam Asetat pengambilan dengan IVA sangat baik. Pada
(IVA) dan sampel dan kanker komponen proses
Deteksi Dini menggunakan payudara dinilai 88,5%
Kanker teknik random dengan metode sangat baik,
Payudara sampling dengan CBE 11,5% baik. Pada
dengan Metode jumlah sampel 62 komponen
Clinical Breast wanita usia subur Output
Examination Puskesmas
(CBE) sangat baik
15,4%, baik
7,7%, cukup
26,9%, kurang
46,2%, dan
sangat kurang
3,8%. baik juga
dipengaruhi oleh
nilai proses
Elpira  Tingkat Penelitian Variabel Tingkat
(2020) Pengetahuan observasional bebas: Tingkat pengetahuan dan
Dan Sikap Wus analitik dengan pengetahuan sikap
Terhadap Minatdesain cross dan sikap berpengaruh
Pemeriksaan sectional. Variabel terhadap minat
IVA DiPenelitian terikat: minat WUS (Wanita
Puskesmas Populasi Wanita WUS (Wanita Usia Subur)
Ch.M.Tiahahu Usia Subur yang Usia Subur) melakukan
berdomisili di melakukan pemeriksaan IV
Kota Ambon. pemeriksaan
Sampel diambil IV
dengan
teknik purposive
sampling.
Laila dan Faktor-Faktor Jenis penelitian Variabel Tidak ada
Lusiana Yang kuantitatif bebas: umur hubungan antara
(2020) Mempengaruhi dengan desain tingkat umur WUS
Pemeriksaan cross sectional. pendidikan dengan
Inspeksi Visual Populasi status pemeriksaan
Asam Asetat berjumlah 10.670 pekerjaan IVA, ada
(IVA) orang dengan Variabel hubungan
sampel 73 orang terikat: antara tingkat
diambil dengan pemeriksaan pendidikan WUS
teknik IVA dengan
consecutive pemeriksaan
sampling IVA, tidak ada
hubungan antara
8

Peneliti Judul Metode Variabel Hasil


(tahun) Penelitian Penelitian
status
pekerjaan WUS
dengan
pemeriksaan
IVA.

Pada penelitian ini variabel terikatnya yaitu minat mengikuti test IVA pada

Pasangan Usia Subur (PUS. Variabel bebas yang diteliti untuk penelitian ini

adalah tiga variabel yang meliputi pengetahuan, sikap dan tingkat pendidikan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

a. Pengertian

Test IVA adalah pemeriksaan oleh dokter / bidan atau

paramedik terhadap leher rahim yang diberi asam asetat 3-5% secara

inspekulo dengan mata telanjang. Lesi prakanker jaringan ektoserviks

rahim yang diolesi asam asetat (asam cuka) akan berubah warna

menjadi putih (acetowhite). Namun bila ditemukan lesi makroskopis

yang dicurigai kanker, pengolesan asam asetat tidak dilakukan dan

pasien segera dirujuk ke sarana yang lebih lengkap (Triana et. al.,

2018).

Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang sudah dilatih dengan pemeriksaan leher rahim secara

visual menggunakan asam asetat yang sudah di encerkan, berarti

melihat leher rahim dengan mata telanjang untuk mendeteksi

abnormalitas setelah pengolesan asam asetat 3-5%. Daerah yang tidak

normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih

(acetowhite), yang mengindikasikan bahwa leher rahim mungkin

memiliki lesi prakanker (Kemenkes RI, 2015).

9
10

b. Tanda dan Gejala Kanker Serviks

Seseorang yang terkena infeksi HPV tidak lantas demam seperti

terkena virus influenza. Masa inkubasi untuk perkembangn gejala

klinis infeksi HPV sangat bervariasi. Kutil akan timbul beberapa bulan

setelah terinfeksi HPV, efek dari virus HPV akan terasa setelah

berdiam diri pada serviks selama 10-20 tahun. Gejala fisik serangan

penyakit ini secara umum hanya dapat dirasakan oleh penderita usia

lanjut. Berikut gejala umum yang sering muncul dan dialami oleh

penderita kanker serviks stadium lanjut:

1) Keputihan tidak normal atau berlebih.

2) Munculnya rasa sakit dan pendarahan saat

berhubungan intim (contact bleeding)

3) Pendarahan diluar siklus menstruasi

4) Penurunan berat badan drastis

5) Apabila kanker sudah menyebar ke panggul,

maka pasien akan menderita keluhan nyeri panggul

6) Serta dijumpai juga hambatan dalam berkemih

dan pembesaran ginjal (Diananda, 2009).

c. Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan Kanker serviks merupakan kanker yang dapat

disembuhkan. Keberhasilan terapi kanker serviks tergantung stadium

yang diderita. Kemungkinan keberhasilan di stadium I adalah 85%,

stadium II adalah 60%, dan stadium III adalah 40%. Pengobatan


11

kanker serviks berdasarkan stadium. Pada stadium IB-IIA dapat

dilakukan dengan cara radiasi (penyinaran), pembedahan, dan

kemoterapi, sedangkan untuk stadium IIB-IV dilakukan radiasi saja

atau dikombinasikan dengan kemoterapi (kemoradiasi). Pembedahan

biasanya mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus

dan leher rahim (Diananda, 2009).

d. Manfaat Test IVA

Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi,

termasuk saat menstruasi, dan saat asuhan nifas atau paska keguguran.

Pemeriksaan IVA juga dapat dilakukan pada perempuan yang

dicurigai atau diketahui memiliki ISR/IMS atau HIV/AIDS

(Kemenkes RI, 2015).

Deteksi dini kanker servik yang sesuai dengan kondisi di

negara berkembang termasuk Indonesia adalah dengan menggunakan

metode IVA, karena tekhiknya mudah/sederhana, biaya rendah/murah

dan tingkat sensifitasnya tinggi, cepat dan cukup akurat untuk

menemukan kelainan pada tahap kelainan sel (displasia) atau sebelum

prakanker. Untuk itu dianjurkan Tes IVA bagi semua perempuan yang

telah melakukan seksual secara aktif, terutama yang berusia 30-50

tahun (Juanda dan Kesuma, 2015).

e. Keuntungan

Pemeriksaan ini menghasilkan akurasi sensitifitas dan

spesifisitas yang tinggi dengan biaya sangat murah. Keuntungan dari


12

pemeriksaan test IVA, yaitu: 1). hasil segera diketahui; 2). efektif,

aman, dan praktis, 3).teknik pemeriksaan sederhana, 4).bahan dan

alat yang sederhana dan murah; 5). Sensivitas dan spesifikasitas cukup

tinggi; 6). dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih (Diah et.

al., 2018)

2. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah suatu hasil dari tahu yang terjadi yang

sebelumnya telah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek

tertentu. Aktivitas tersebut terjadi dengan menggunakan panca

indranya yang diantaranya melalui penglihatan, penciuman,

pendengaran, perasaan termasuk juga dengan meraba. Pengetahuan

tersebut paling banyak didapatkan dari hasil pengindaraan dengan

melihat dan mendengarkan. Pengetahuan adalah faktor penting yang

akan membentuk tindakan (Notoatmodjo, 2020).

b. Tingkatan Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan menurut Notoatmodjo (2020) memiliki 6

tingkatan, yang meliputi:

1) Tahu (Know)

Tahu dimaksudnya mengingat kembali yang telah dipelajari

sebelumnya. Tingkatan tahu dalam hal ini termasuk yaitu mengingat

kembali terhadap suatu objek yang spesifik dari keseluruhan yang

dipelajari meupun rangsangan yang diterima. Dengan demikian, tahu


13

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kunci

untuk mengetahui orang tahu tentang sesuatu yaitu dapat

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami menunjuk pada kemampuan untuk menjelaskan dengan

benar tentang suatu objek yang telah diketahui dan dapat

menginterpretasikannya dengan benar. Orang yang telah memiliki

pengetahuan pada tingkat memahami dapat menjelaskan dan

menyebutkan suatu objek dengan benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi disini bisa dijelaskan sebagai penerapan hukum - hukum,

rumus, cara, dan sebagainya dalam konteks situasi tertentu.

Pengetahuan dalam tingkatan ini dapat dijelaskan seperti

menggunakan rumus statistik yang digunakan dalam analisis data

hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip siklus pemecahan

masalah dalam memahami suatu permasalahan.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan kemampuan dalam menguraikan suatu obyek

dalam komponen-komponennya, akan tetapi masih dalam struktur

organisasi awal dan komponen-komponen tersebut saling

berhubungan antara satu dengan lainnya. Kemampuan ini dapat

menjelaskan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan

sebagainya.
14

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis merupakan kemampuan dalam memposisikan maupun

mengkaitkan antar bagian dalam suatu bentuk yang komprehenif.

Orang yang memiliki pengetahuan pada tingkat sintesis ini memiliki

kemampuan dalam menyajikan informasi baru dari informasi yang

sudah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berhubungan dengan kemampuan dalam melakukan

penilaian pada suatu materi atau obyek tertentu yang sudah

dipelajari. Penilaian yang dilakukan ini didasarkan pada indicator

yang telah ditetapkan.

c. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan menggunakan

kuesioner tertutup yang telah disiapkan jawabannya. Hasil skor

jawaban kuesioner menurut Wawan dan Dewi (2019) selanjutnya

dikategorikan sebagai berikut.

1) Kategori baik apabila persentase jawaban benar antara > 76 % –

100 %

2) Kategori cukup baik apabila persentase jawaban benar antara 56 %

– 76%

3) Kategori kurang baik apabila persentase jawaban benar antara < 56

50%
15

3. Sikap

a. Pengertian

Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu dalam

kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Sikap menurut World Health Organization

(WHO) sering diperoleh dari pengalaman (Notoatmodjo, 2020).

Sikap merupakan suatu pola perilaku, tendensi, atau kesiapan

antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial

atau secara sederhana, sikap adalah tanggapan terhadap stimulus sosial

yang telah terkondisikan (Azwar, 2018).

b. Ciri-ciri sikap

Menurut Notoatmodjo (2020), ciri-ciri sikap yaitu:

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

sepanjang perkembangan itu dalam hubungannya dengan

objeknya.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada

orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk,
16

dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek

tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan- kecakapan atau

pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

c. Pengukuran

Pengukuran sikap dilakukan dengan kuesioner yang terdiri dari

komponen pokok sikap menurut Allport (Notoatmodjo, 2020) antara

lain, kepercayaan atau keyakinan, konsep terhadap suatu obyek, nilai,

perasaan dan kecenderungan untuk bertindak. Sikap terdiri dari 4

tingkatan yaitu ;

1) Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan.

2) Merespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu

indikasi dari sikap.

3) Menghargai yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

4) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Sikap merupakan tanggapan reaksi seseorang terhadap objek

tertentu yang bersifat positif ataupun negatif yang biasanya


17

diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka, setuju atau tidak

setuju terhadap suatu objek tertentu.

4. Tingkat Pendidikan

a. Pengertian

Pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa

mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan

memenuhi tujuan kehidupan secara efektif dan efisien. Pendidikan

lebih dari sekedar pengajaran, karena dalam kenyataan pendidikan

adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina atau

mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu, dengan

kesadaran tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan

kekayaan budaya atau pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga

menjadi inspirasi bagi mereka dalam setiap aspek kehidupan

(Azyumardi, 2019).

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan

Nasional memberikan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri nya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan ,akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.


18

b. Tingkatan Pendidikan

Tingkatan Pendidikan menurut Wirawan (2018) adalah suatu

kegiatan seseorang dalam mengembangkan kemampuan, sikap, dan

bentuk tingkah lakunya, baik untuk kehidupan masa yang akan datang

dimana melalui organisasi tertentu ataupun tidak teroganisasi. Tingkat

pendidikan dilihat dari jenjang pendidikan formal yang meliputi:

1) Pendidikan dasar: Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan)

tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang

pendidikan menengah.

2) Pendidikan menengah: Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan

dasar

3) Pendidikan tinggi: Jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan

spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Lawrence

Green (1980) dalam Notoatmodjo (2020), perilaku diperilaku oleh 3 faktor

utama, yaitu:

a. Faktor predisposisi (predisposing factors) Faktor-faktor ini

mencakup pengetahuan, sikap dan minat masyarakat terhadap

kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat,

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, pekerjaan, dan sebagainya.


19

b. Faktor pendukung (enabling factors) Faktor-faktor ini

mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan

bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat pembuangan sampah,

tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan bergizi, dsb.

Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah

sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan

praktek swasta, dsb. Termasuk juga dukungan sosial, baik dukungan

suami maupun keluarga.

c. Faktor penguat (reinforcing factors) Faktor-faktor ini

meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh

agama (toma), sikap dan perilaku pada petugas kesehatan. Termasuk

juga disini undang-undang peraturan-peraturan baik dari pusat maupun

dari pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan

6. Minat

a. Pengertian

Menurut Purwanto (2018) minat adalah suatu fungsi jiwa untuk

dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan

tampak dari luar sebagai gerak-gerik, dalam menjalankan fungsinya

minat berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Menurut

Muhibin (2017) minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.


20

b. Proses Minat

Minat terjadi melalui proses kognisi (pemikiran) terhadap suatu

stimulus berupa fenomena, objek atau kejadian yang dilakukan oleh

individu yang dipengaruhi oleh faktor pengalaman, proses belajar,

cakrawala dan pengetahuan. Taraf permulaan dari minat adalah adanya

stimulus dari suatu objek mengenai alat indera (proses pikir), proses

pikir tersebut dipengaruhi oleh faktor lingkungan, cita-cita, unsur

bakat, kebutuhan, pengalaman masa lampau, harapan masa datang dan

sosial ekonomi. Proses terakhir adalah proses psikologis dimana

individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera

(reseptor). Intensitas, frekuensi dan jumlah kejadian mampu menarik

perhatian seseorang sehingga seseorang tersebut mempunyai

tanggapan atau pikiran sehingga membentuk minat (Purwanto 2018).

c. Faktor Yang

Mempengaruhi Minat

Menurut Sumadi (2018), faktor-faktor yang menimbulkan Minat

dapat digolongkan sebagai berikut :

1) Faktor kebutuhan dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa

kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

2) Faktor motif sosial, timbunya Minat dalam diri seseorang dapat

didorong oleh motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan

pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana ia berada.

3) Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas


21

seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau

objek tertentu

d. Pengukuran

Pengukuran minat dapat dilakukan dengan tiga alat, yaitu

observasi, angket dan wawancara.

1) Observasi

Mengukur minat dapat dengan cara melakukan observasi.

Melalui observasi, peneliti dapat melihat secara langsung ada

atau tidaknya minat pada sampel. Hal tersebut dapat berdasarkan

interaksi antara peneliti dengan sampel atau sampel dengan

sampel.

2) Angket

Angket dapat digunakan untuk mengukur minat melalui proses

scoring pada pertanyaan atau pernyataan yang terdapat pada isi

angket. Jenis angket yang digunakan dapat disesuaikan dengan

jenis penelitian. Misalnya yaitu angket kualitatif atau angket

kuantitatif.

3) Wawancara

Minat dapat diukur melalui wawancara. Teknik wawancara

biasanya digunakan untuk mengukur minat pada jenis penelitian

kualitatif. Selain itu, teknik wawancara juga sering digunakan

sebagai pendukung atau penguat angket. Setelah pengukuran

minat selesai, maka akan diperoleh suatu data. Data minat yang
22

sudah ada kemudian dapat dilakukan kategorisasi agar lebih

mudah untuk disimpulkan.

Pengkategorian data minat dapat menggunakan rumus

pengkategorian data.
B. Kerangka Teori

Faktor prediposisi (predisposing


factors):
- Pengetahuan
- Sikap
- Pendidikan
- Tradisi
- Nilai

Faktor pendukung (enabling


factors)
- Sarana dan prasarana Perilaku
- Fasilitas kesehatan
- Jarak lokasi
- Biaya

Faktor pendorong (reinforcing


factors)
- Sikap dan perilaku tenaga
kesehatan
- Tokoh masyarakat
- Tokoh agama
- Undang-undang

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi Teori L Green (Notoatmodjo, 2020), Purwanto (2018) dan
Wirawan (2018)

Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti

9
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang

akan diukur maupun diamati dalam suatu penelitian (Notoatmojo, 2018).

Variabel Bebas Variabel Terikat

Tingkat Pengetahuan

Sikap Minat Mengikuti Test IVA

Tingkat pendidikan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesa Penelitian

Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah

yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Hipotesis dibagi menjadi dua yaitu hipotesis kerja atau hipotesis alternatif

dan hipotesis nol atau hipotesis statistic. Hipotesis kerja atau hipotesis

altefnatif (Ha) adalah rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat

ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul.

Sedangkan hipotesis nol atau hipotesis statistik (H0) merupakan hipotesis

yang menyatakan tidak ada hubungan antara variabel yang satu dengan

24
25

variabel yang lainnya atau hipotesa yang menyatakan tidak ada perbedaan

antara variabel yang satu dengan yang lainnya (Masturoh and Anggita, 2018).

Hipotesis alternatif dari penelitian ini yaitu:

Ha1 : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan PUS dengan minat

mengikuti Test IVA.

Ha2 : Ada hubungan antara sikap PUS dengan minat mengikuti Test

IVA.

Ha3 : Ada hubungan antara tingkat pendidikan PUS dengan minat

mengikuti Test IVA.

C. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik,

peneliti hanya melakukan pengamatan (observasi) tanpa melakukan intervensi

terhadap subjek penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah cross

sectional, yaitu salah satu studi observasional untuk menentukan hubungan

antar faktor dan penyakit dengan menggunakan pengukuran sesaat. Dalam

penelitian ini dilakukan pengukuran penyebab dan akibat dilakukan pada saat

yang sama (Notoatmodjo, 2018).

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel

terikat :

1. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Arikunto, 2018).


26

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap dan

pendidikan.

2. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Arikunto, 2018). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah minat mengikuti Test IVA.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel
No Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
1 Tingkat Pemahaman Kuesioner 1. Baik, jumlah Ordinal
pengetahuan PUS tentang jawaban benar
test IVA yang 8 -10 soal ( >
meliputi 76 % – 100
pengertian, %)
manfaat,
2. Cukup baik,
keuntungan
jumlah
jawaban benar
6-7 soal (56 %
– 76%)
3. Kurang baik,
jumlah
jawaban benar
1-5 soal (<
56%)

2 Sikap Respon PUS Kuesioner 1. Mendukung, Ordinal


terhadap jumlah
stimulus yang jawaban benar
berkaitan lebih ≥ 6 soal
tentang IVA (> 51 %)
2. Tidak
mendukung,
jumlah
jawaban benar
≤5 soal (≤
51%)
3 Tingkat Pendidikan Kuesioner 1. Dasar, jika Ordinal
27

Variabel
No Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Penelitian
pendidikan formal yang lulus SD/SMP
berhasil 2. Menengah, jika
ditamatkan Lulus SMA/
oleh PUS sederajat
3. Tinggi, jika
Lulus PT
4 Minat Keinginan PUS Kuesioner 1. Tinggi, jumlah Ordinal
mengikuti untuk jawaban benar
test Iva mengikuti test ≥ 8 soal (> 76
IVA % – 100 % )
2. Sedang, jumlah
jawaban benar
≥ 6 – 7 soal
(56 % – 76%)
3. Rendah, jumlah
jawaban benar
≤5 soal (<
56%)

F. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Pebruari 2023.

2. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja 2.

G. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau objek yang akan diteliti.

(Notoatmodjo, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS di

Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja 2. Jumlah PUS pada bulan Nopember

2022 tercatat sebanyak 4.038 orang.


28

2. Sampel

Sampel yaitu sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Jumlah sampel

ditentukan dengan rumus Slovin sebagai berikut (Notoatmodjo, 2018).

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d = Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (10%).

Berdasarkan rumus di atas dapat dihitung jumlah sampel penelitian ini

sebagai berikut:

N = 4.038

d = 10 %.

4.038
N=
1 + 4.038 (0,01)

n = 97,58 dibulatkan menjadi 98 PUS.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Jumlah sampel sebanyak 98 PUS yang akan diambil menggunakan

teknik random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak sederhana

menggunakan undian. Peneliti mengambil jumlah sampel setiap desa di

wilayah kerja Puskesmas Sokaraja 2 sebagai berikut.

Tabel 3.2. Sampel Penelitian


29

Desa Jumlah PUS Jumlah Sampel Jumlah


Jompo Kulon 213 (213 X 98) : 4.038 5
Banjarsari (476 X 98) : 4.038
Kidul 476 12
Banjaranyar 675 (675 X 98) : 4.038 16
Klahang 632 (632 X 98) : 4.038 15
Lemberang 467 (467 X 98) : 4.038 11
Karangduren 634 (634 X 98) : 4.038 16
Sokaraja Lor 476 (476 X 98) : 4.038 12
Kedondong 465 (465 X 98) : 4.038 11
Jumlah 4.038 98

Pengambilan sampel dilakukan melalui kegiatan pertemuan di desa


dan kunjungan ke rumah responden. Sampel yang dipilih dari anggota
populasi dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu yang
memenuhi kriteria tertentu (Sugiyono, 2020).
a. Kriteria Inklusi

1) PUS bertempat tinggal di Wilayah Kerja

Puskesmas Sokaraja 2.

2) Belum pernah melakukan IVA

3) Bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

1) Tidak bersedia

H. Teknik Pengumpulan dan Jenis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi

beberapa tahap diantaranya sebagai berikut :


30

a. Prosedur Perizinan

1) Peneliti mengajukan surat

permohonan izin penelitian ke Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Semarang.

2) Surat ijin ditujukan kepada

Bakesbangpol Kabupaten Banyumas.

3) Kemudian diteruskan ke

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Kepala Puskesmas

Sokaraja 2 .

4) Setelah mendapatkan izin

dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas dan Kepala

Puskesmas Sokaraja 2, peneliti menemui Pemegang Program

KIA Puskesmas Sokaraja 2 untuk mengambil data PUS.

b. Prosedur Penelitian

1) Peneliti berkoordinasi dengan petugas

pelayanan untuk menemui PUS yang akan menjadi responden.

2) Peneliti dibantu oleh 8 bidan desa wilayah

setempat dalam membagikan kuesioner kepada responden.

3) Peneliti dan bidan desa membagikan

kuesioner pada acara pertemuan di desa dan kunjungan rumah

kepada responden.
31

4) Peneliti menyampaikan maksud dan tujuan

penelitian dan meminta PUS untuk menandatangani surat

persetujuan penelitian.

5) Memberikan kuesioner untuk diisi sendiri

oleh PUS.

6) Peneliti melakukan tabulasi data yang akan

diolah.

2. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkkan

oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer

penelitian ini berupa data setiap variabel yang diteliti yaitu tingkat

pengetahuan, sikap dan pendidikan dan minat mengikuti Test IVA.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan menyalin data yang telah tersedia

ke dalam form isian yang disusun. Data yang diambil adalah jumlah

PUS yang diambil dari Profil Puskesmas Sokaraja 2.

I. Instrumen/ Alat Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan pengumpulan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis (Notoatmodjo, 2018). Instrumen penelitian

menggunakan kuesioner yang terdiri dari kuesioner tingkat pengetahuan,

sikap, tingkat pendidikan, dan minat mengikuti test IVA. Kuesioner tingkat
32

pendidikan berisi satu pertanyaan yaitu tingkat pendidikan PUS, adapun

untuk kuesioner tingkat pengetahuan, sikap dan minat mengikuti test IVA

disusun sesuai kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tingkat Pengetahuan Tentang Test IVA

No Indikator Favourable Unfavourable Jumlah


1 Pengertian 1, 2, 3 4 4
2 Manfaat 5, 6, 7 8 4
3 Keuntungan 9 10 2
Jumlah 7 3 10

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Sikap

No Indikator Favourable Unfavourable Jumlah


1 Sikap terhadap metode test IVA 1, 2, 3, 4 5 5
2 Sikap terhadap hasil test IVA 6, 7, 8, 9 10 5
Jumlah 5 5 10

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Minat Mengikuti Test IVA

No Indikator Favourable Unfavourable Jumlah


1 Kebutuhan mengikuti test IVA 1, 2, 3 4 4
2 Pengaruh sosial 5, 6 7 3
3 Perhatian terhadap deteksi dini 8, 9 10 3
kanker servik
Jumlah 7 3 10

J. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas data menurut Azwar (2018) mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Uji validitas menggunakan stastistik korelasi product moment.


33

r = Nilai korelasi antara X dan Y

n = Banyaknya subjek

X = Skor item pertanyaan

Y = Skor total item pertanyaan

Kriteria pengujian :

Jika r > r tabel, berarti item pernyataan valid

Jika r  r tabel, berarti item pernyataan tidak valid

Uji Validitas dilaksanakan di Puskesmas Sokaraja 1 yang masih satu

wilayah di Kecamatan Sokaraja dengan mengambil sampel 30 orang.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yaitu suatu pengujian pada instrumen yang

mencakup dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul

data yang baik (Arikunto, 2018). Pengujian reliabilitas kuesioner

dilakukan dengan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

a2b = Jumlah varians butir

a2t = Varians total

Kriteria pengujian :

Apabila r11 > r tabel, maka kuesioner reliabel


34

Apabila r11  r tabel, maka kuesioner tidak reliabel

K. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan teknik statistic untuk pengolahan data

yaitu teknik analisis kuantitatif. Pengolahan data dapat dilakukan secara

manual dengan bantuan computer. Dalam pengolahan data ini mencakup

tabulasi data perhitungan-perhitungan statistik (Notoatmodjo, 2018).

Tujuan pengolahan data yaitu untuk menyederhanakan seluruh data yang

terkumpul dan menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapi. Adapun

tahapan pengolahan data meliputi:

a. Editing

Editing atau penyuntingan data adalah tahapan dimana data yang sudah

dikumpulkan dari hasil pengisian kuesioner disunting kelengkapan

jawabannya

b. Coding

Dilakukan setelah editing berupa pemberian nilai untuk memudahkan

pengelolahan data dalam penelitian ini, memberikan kode jawaban

dengan angka sebagai berikut.

1) Tingkat Pengetahuan

a) Kurang baik diberi skor 1

b) Cukup baik diberi skor 2

c) Baik diberi skor 3

2) Tingkat Pendidikan

a) Dasar diberi skor 1


35

b) Menengah diberi skor 2

c) Tinggi diberi skor 3

3) Sikap

a) Tidak mendukung diberi skor 1

b) Mendukung diberi skor 2

3) Minat mengikuti IVA

a) Rendah diberi skor 1

b) Sedang diberi skor 2

c) Tinggi diberi skor 3

c. Transfering

Memindahkan jawaban atau kode kedalam master tabel

d. Tabulating

Dari data mentah dilakukan penataan dan kemudian menyusun dalam

bentuk tabel.

2. Analisis data

a. Analisis univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil

penelitian pada umumnya analisa itu menghasilkan distribusi dan

prosentase dari tiap variabel menurut (Notoatmodjo, 2018). Analisa

univariat dilakukan untuk mengetahui deskripsi setiap variable

penelitian. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

X
P= x 100%
n
36

Keterangan :

p : prosentase

x : hasil objek yang diteliti

n : jumlah seluruh objek yang diteliti

b. Analisis bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara

variable bebas terhadap variable terikat menggunakan uji Chi Square,

karena data yang diperoleh berskala ordinal dan nominal (Sugiyono,

2020),

Penarikan kesimpulnya didasarkan pada uji statistik dengan

melihat nilai signifikasinya dimana :

Ha diterima apabila nilai p - value < (0,05)

Ha ditolak apabila nilai p - value > (0,05)

L. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2017), dalam melaksanakan penelitian, peneliti

menekankan masalah etika penelitian yang meliputi :

1. Lembar persetujuan menjadi responden

Lembar persetujuan inform Concent diberikan kepada responden sebagai

kesediaan menjadi responden sebelum melaksanakan penelitian. Lembar

inform concent memuat informasi tentang penelitian kepada calon

responden sebelum memutuskan kesediaan atau ketidaksediaan menjadi

responden.

2. Anonimity ( tanpa nama)


37

Nama responden tidak perlu dicantumkan dalam lembar pengumpulan

data, untuk mengetahui keikutsertaannya cukup menuliskan nama kode

pada masing-masing lembar kuesioner atau lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti. Prinsip ini dilakukan dengan tidak

mengemukakan identitas dan seluruh data atau informasi yang

berkaitan dengan responden kepada siapapun. Peneliti menyimpan data

di tempat yang aman dan tidak terbaca oleh orang lain. Setelah penelitian

selesai dilakukan maka peneliti akan memusnahkan seluruh informasi.


38

DAFTAR PUSTAKA

Azwar S. 2018. Sikap Manusia dan Skala Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka


Pelajar.

Azyumardi A. 2019. Esai-Esai Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam


Yogyakarta: Logos

Diah L. N., Nur A. S., Cut A. A., 2018. Deteksi Dini Kanker Servik Pada Wanita
Usia Subur Dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA Test) Di Klinik
Bersalin Kota Medan. Jurnal Riset Hesti Medan, Vol. 3, No. 2, Desember
2018

Diananda, R. 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara. Jakarta: EGC.

Dinkes Banyumas, 2021. Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas Tahun 2021.


Banyumas. Dinkes

Dinkes Jateng, 2021. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021.
Semarang. Dinkes

Elpira  A. 2020. Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Terhadap Minat


Pemeriksaan IVA Di Puskesmas Ch.M.Tiahahu. Syifa' Medika: Jurnal
Kedokteran Dan Kesehatan. Vol 11, No 1 (2020)

Hidayat, A.A. 2017. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC


Juanda D, Kesuma H. Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat) untuk Pencegahan Kanker Serviks. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan. 2015;2(2):169–74

Kemenkes RI, 2015. Panduan Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan


Deteksi Dini Kanker Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara. Jakarta.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Kemenkes R.I., 2018, Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan RI,

Kemenkes RI, 2021. Profil Kesehatan Indoinesia Tahun 2021. Jakarta. Kemenkes
RI.

Kemenkes RI, 2022. Panduan Pelaksanaan Hari Kanker Sedunia 2022. Jakarta.
Kemenkes RI.
39

Laila R., Lusiana El S., B 2020. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan


Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). JIK (Jurnal Ilmu Kesehatan) | Oktober,
2020 Volume 4 No. 2

Masturoh, I. and Anggita, N. 2018 Bahan Ajar Rekam Medis Metodologi


Penelitian Kesehatan. 1 st edn. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

Muhibin S. 2017. Psikologi Belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Noviana, W, 2018, Hubungan Dukungan Suami Dengan Perilaku Pemeriksaan


Inspeksi Visual Asetat (IVA) Test Di Wilayah Kerja Puskesmas
Cangkringan Sleman Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Karya Husada 7-1
(2019)

Purwanto N. 2018. Psikologi Pendidikan Remaja. Bandung: Rosdakarya

Notoatmodjo, S. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2020. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta

Rizky A., Ulva N. F., Dhita A. O. 2019. Evaluasi Pelaksanaan Program Deteksi
Dini Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
dan Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Metode Clinical Breast
Examination (CBE). Jurnal Kebidanan. Vol. 9. No. 1 (2019)

Sari, A.R.P, 2017, Pengaruh dukungan suami terhadap wanita usia subur(WUS)
melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas Joglo II Jakarta Barat. Jurnal
Kesehatan Reproduksi, 1(1), 1:1 (2017)

Sugiyono, 2020. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alphabeta.


Sumadi S. 2018. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Triana I., Naziyah, Rahmawati. 2018. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Wanita
Usia Subur Terhadap Minat Melakukan IVA Test Di Puskesmas
Kecamatan Jatinegara. JAKHKJ Vol. 4, No. 2, 2018

Wawan A. dan Dewi M. 2019, Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan


Perilaku Manusia, Nuha Medika.

Wirawan, 2018. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba.


Lampiran 1.

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Dian Yuni Purwani
NIM : P 1337424422139
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Proposal ini benar-benar merupakan hasil
karya saya, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagi tulisan atau pikiran saya.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Proposal ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku atas
perbuatan tersebut.

Purwokerto, Januari 2023


Yang membuat pernyataan

Dian Yuni Purwani


Lampiran 2.

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Wanita Usia Subur
Di Puskesmas Sokaraja 2

Dengan hormat,
Saya, yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa S1 Prodi Sarjana
Terapan Kebidanan Dan Profesi Bidan Jurusan Kebidanan Semarang, Poltekkes
Kemenkes Semarang:
Nama : Dian Yuni Purwani
NIM : P 1337424422139
Akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan, Sikap,
Dan Tingkat Pendidikan Dengan Minat Mengikuti Test IVA pada WUS.
Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Sokaraja 2”. Untuk maksud tersebut,
saya akan mengumpulkan data dari Ibu, dan dengan kerendahan hati, saya
meminta kesediannya menjadi responden untuk mengisi kuesioner yang akan saya
berikan.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan, kerahasiaan
semua informasi akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika
Ibu tidak bersedia menjadi responden, maka tidak ada paksaan bagi Ibu, namun
jika bersedia, mohon Ibu menandatangani pernyataan kesediaan menjadi
responden.
Atas perhatian dan kesedian Ibu saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

(Dian Yuni Purwani)


Lampiran 3.

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami penjelasan pada lembar permohonan


menjadi responden, saya bersedia turut berpartisipasi sebagai responden dalam
penelitian yang akan dilakukan oleh :
Nama : Dian Yuni Purwani
NIM : P 1337424422139
Judul : Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Tingkat Pendidikan Dengan Minat
Mengikuti Test IVA pada WUS. Penelitian ini akan dilakukan di
Puskesmas Sokaraja 2
Saya memahami bahwa penelitian ini tidak akan merugikan saya dan
keluarga, oleh karena itu saya bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

Purwokerto, Januari 2023


Responden

( ………………… )
Lampiran 4.
KUESIONER PENELITIAN

No. Responden : ……………………

Petunjuk pengisian :

1. Bacalah pernyataan dengan baik dan telitilah sebelum anda menjawab.


2. Untuk kelancaran penelitian ini mohon isilah jawaban sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.

I. Kuesioner: Tingkat Pendidikan


Pendidikan terakhir yang berhasil ditamatkan ?
a. SD/SMP
b. SMA/ sederajat
c. Perguruan Tinggi
II. Kuesioner Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Test IVA
Keterangan: B=Betul, S= Salah
No Pernyataan B S
Test IVA adalah pemeriksaan oleh dokter / bidan atau
1
paramedik terhadap leher rahim
Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan oleh tenaga
2
kesehatan yang sudah dilatih
Hasil test IVA dapat diketahui dari hasil pengamatan mata
3
secara langsung
Test IVA merupakan deteksi dini kanker serviks untuk
4
mencegah wanita terkena infeksi
5 Tes IVA dapat dilakukan kapan saja dalam siklus menstruasi
Wanita yang sedang menstruasi tetap bisa melakukan test
6
IVA
Metode IVA tekhiknya mudah/sederhana dan biaya
7
rendah/murah
No Pernyataan B S
8 Tes IVA untuk semua perempuan usia subur
9 Pemeriksaan IVA menghasilkan hasil yang dapat dipercaya
10 Tes IVA hanya dapat dilakukan oleh dokter

III. Kuesioner: Sikap PUS


No Pernyataan Ya Tidak
Saya mau ikut pemeriksaan IVA karena dilakukan secara
1
sederhana untuk metode deteksi dini kanker serviks
Saya setuju metode IVA menjadi pilihan yang baik untuk
2
melakukan pencegahan terkena kanker serviks
Saya setuju metode IVA yang oleh dokter / bidan atau
3
paramedic memudahkan pencegahan kanker serviks
Saya setuju saat menstruasi perlu ke tempat pelayanan
4
kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan IVA
Saya setuju metode IVA bisa dilakukan di Puskesmas,
5
karena memudahkan untuk ikut test IVA
Saya setuju test IVA menjadi pilihan yang tepat untuk
6
dilakukan deteksi dini kanker serviks
Saya perlu melakukan pemeriksaan IVA karena sudah
7
pernah berhubungan seksual
Saya setuju hasil test IVA merupakan test yang sederhana
8 tetapi hasilnya dapat dipercaya mendorong saya untuk
melakukan test IVA
Saya setuju test IVA dengan biaya murah dan hasilnya
9 dapat dipercaya menjadi pilihan untuk melakukan
pencegahan kanker serviks
Saya setuju hasil test IVA dapat dipercaya untuk mencegah
10
terjadinya kanker serviks
IV. Kuesioner: Minat Pasangan Usia Subur (PUS) Mengikuti Test IVA
No Pernyataan Ya Tidak
Saya akan melakukan deteksi dini kanker serviks karena
1
saya termasuk Pasangan Usia Subur (PUS)
Saya berminat melakukan Deteksi dini kanker serviks
2
melalui IVA karena mudah dan biayanya murah
Saya akan melakukan Deteksi dini kanker serviks karena
3
dapat menghindari kanker serviks
Kanker serviks tidak dapat disembuhkan meskipun sudah
4
melakukan test IVA
Saya berminat mengikuti Deteksi dini kanker serviks
5 melalui IVA karena Informasi media tentang metode IVA
sangat membantu Pasangan Usia Subur (PUS)
Saya berminat melakukan test IVA berdasarkan Informasi
6 dari Pasangan Usia Subur (PUS) yang sudah pernah
melakukan test IVA
Saya berminat Deteksi dini kanker serviks melalui IVA
7 karena banyak membantu Pasangan Usia Subur (PUS)
dalam mencegah kanker serviks
Setelah adanya informasi tentang keganasan kanker serviks
8
saya menjadi berminat melakukan test IVA
Deteksi dini kanker serviks mendorong Pasangan Usia
9
Subur (PUS) untuk mau melakukan test IVA
Saya berminat melakukan deteksi dini kanker serviks
10
dengan IVA karena dapat mencegah kanker serviks

Anda mungkin juga menyukai