Anda di halaman 1dari 74

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS KONSUMSI JAHE TERHADAP MUAL MUNTAH PADA


IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH
PUSKESMAS TARUB

Proposal Karya Tulis Ilmiah disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Terapan Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada
Semarang

Disusun oleh :
Endang Sukosih Dwi Rahayu
NIM. 1804109

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG
2019
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL

Proposal yang disusun oleh :


Nama : Endang Sukosih Dwi Rahayu
Nim : 1804109
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul : Efektivitas konsumsi jahe terhadap mual muntah pada ibu
hamil trimester I di Wilayah Puskesmas Tarub

Telah disetujui oleh pembimbing pada :


Hari :
Tanggal :

Untuk dipertahankan di hadapan tim penguji Proposal Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang.

Pembimbing I Pembimbing II

Sawitry,. S. Si. T., MH Boediarsih, S. Kp., M. Kes


HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL

Proposal yang disusun oleh :


Nama : Endang Sukosih Dwi Rahayu
Nim : 1804109
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul : Pengaruh pemberian buah kurma terhadap kadar
hemoglobin pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kesamiran Kabupaten Tegal

Telah dipertahankan di hadapan tim penguji Proposal Program Studi


Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya
Husada Semarang pada :
Hari :
Tanggal :

Tim penguji :

1. Dyah Ayu Wulandari.,S. Si. T., M. Keb Penguji Utama………………

2. Sawitry., ,S. Si. T., MH Penguji II................................

3. Boediarsih, S. Kp., M. Kes Penguji III ..............................


KATA PENGANTAR

Allhamdulillah, dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,


atas rahmat hidayah-nya, penulis mampu menyelesaikan Proposal Karya Tulis
Ilmiah tentang “Efektivitas konsumsi jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil
trimester I di Wilayah Puskesmas Tarub” sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Penulis menyadari bahwa kegiatan penulisan ini dapat diselesaikan berkat adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :

1. Dr. Ns. Fery Agusman. MM., M.Kep., Sp. Kom, selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
2. Lestari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes, selaku Kepala Program Studi (Kaprodi)
Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada
Semarang.
3. Akhmad Buchori., S.Km.M.Kes, Selaku Kepala Puskesmas Tarub Kabupaten
Tegal.
4. Dyah Ayu Wulandari.,S. Si. T., M. Keb, selaku Ketua Uji Proposal Karya Tulis
Ilmiah.
5. Sawitry., ,S. Si. T., MH, selaku Pembimbing I dan Anggota Penguji Proposal
Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
penyusunan Proposal.
6. Boediarsih, S. Kp., M. Kes, selaku Pembimbing II dan Anggota Penguji
Proposal Karya Tulis Ilmiah yang telah banyak memberikan bimbingan dalam
penyusunan Proposal.
7. Para Dosen dan Staf Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada
Semarang Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan.
8. Suami dan Anak-anak tercinta yang telah memberi dukungan dan semangat
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Sahabat-sahabatku seangkatan yang telah memberikan motivasi dan
terimakasih atas keceriaan, dan dukunganya.

i
10. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah
ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Harapan penulis semoga hasil penulisan ini dapat memberikan manfaat


khususnya terkait efektivitas konsumsi jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil
trimester I di Wilayah Puskesmas Tarub.
Penulis menyadari bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karenanya masukan dan kritik untuk perbaikan penulisan karya
ilmiah pada masa mendatang sangat penulis harapan.

Semarang, 15 Maret 2019


Penulis

Endang Sukosih Dwi Rahayu

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... vii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ................................................................. 7
D. Manfaat Penulisan ............................................................... 7
E. Originalitas Penelitian ......................................................... 8
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ..................................................................... 11
1. Kehamilan ....................................................................... 11
2. Mual Muntah .................................................................. 25
3. Jahe ................................................................................. 34
B. Kerangka Teori .................................................................... 36
C. Kerangka Konsep ................................................................ 37
D. Variabel Penelitian .............................................................. 37
E. Hipotesis .............................................................................. 37
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................. 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 40
C. Populasi, Sampel, Teknik Sampling dan Alur Penelitian.... 40
D. Definisi Operasional ............................................................ 41
E. Alat Pengumpulan Data ....................................................... 46
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 46
G. Pengolahan Data .................................................................. 46

iii
H. Analisa Data ....................................................................... 48
I. Etika penelitian .................................................................... 50
Daftar Pustaka
Lampiran

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Originalitas Penelitian ................................................................................... 8

3.1 Definisi Oprasional ....................................................................................... 41

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Numerik rating scale (NRS).......................................................................... 31

2.1 Kerangka Teori.............................................................................................. 36

2.2 Kerangka Konsep .......................................................................................... 37

3.1 Rancangan Penelitian one group pretest posttest design......................................... 38

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Surat Balasan Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Permohonan menjadi responden

Lampiran 4 Surat Persetujuan menjadi responden

Lampiran 5 Kuesioner identitas responden

Lampiran 6 Lembar observasi

Lampiran 7 SOP Pembuatan serbuk jahe

Lampiran 8 SOP Konsumsi jahe

Lampiran 9 Kuesioner (PUQE 24)

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan antenatal care merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter

umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil sesuai pedoman, hal ini sangat

penting untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan

normal. Tujuan dari pelayanan kesehatan semasa hamil ialah menyiapkan

sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam

kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga keadaan mereka sehat dan normal,

tidak hanya fisik akan tetapi juga mental (1).

Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan

menimbulkan perubahan – perubahan Fisiologis yang terjadi di seluruh sistem

organ, sebagian besar perubahan pada tubuh ibu kebanyakan di sebabkan oleh

kerja hormonal. Perubahan ini terjadi akibat adanya hormon kewanitaan yang

ada didalam tubuh ibu sejak terjadinya proses kehamilan. Beberapa keluhan

yang membuat ibu merasa tidak nyaman diantaranya adalah mual dan

muntah(2).

Wanita hamil membutuhkan beberapa penyesuaian untuk melakukan

aktivitasnya yang baru. Seorang wanita diharapkan mengubah kebiasaannya

yang dapat membahayakan kehamilannya sejak dini yaitu dengan cara

1
2

mengetahui ragam mual muntah merupakan salah satu gejala paling awal,

paling umum dan menyebabkan stres yang dikaitkan dengan kehamilan (3).

Mual (nuesea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang

wajar dan sering di dapatkan pada kehamilan trisester I. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala –

gejala ini kurang lebih terjadi selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan

muntah terjadi pada 60 - 80% primi gravida dan 40 – 60 % terjadi pada multi

gravida. Secara Fisiologis rasa mual terjadi akibat kadar estrogen yang

meningkat dalam darah sehingga mempengaruhi sistem pencernaan (4).

Gejala mual muntah dapat di tangani dengan beberapa cara meliputi

pola makan, pengobatan herbal/alamiah seperti mengkonsumsi

jahe/peppermint, istirahat dan tidur, dukungan spikologis, pola hidup serta

obat – obatan seperti vitamin B6, antihistamin. Oleh karena itu calon ibu di

harapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat

menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya, sehingga tidak terjadi

komplikasi kehamilan yang dapat mengganggu kehamilan selanjutnya (3).

Kasus mual muntah di Indonesia terdapat 50-90% yang di alami oleh

ibu hami. Namun pada kasus seperti ini tidak menyebabkan kematian pada ibu

hamil karena mual muntah hanya kekurangan nutrisi dan cairan. mual muntah

yang berkelanjutan bisa berakibatkan buruk bagi kesehatan ibu dan bayinya.

Oleh karena itu ibu hamil dengan mual muntah harus segera dirawat di rumah

sakit agar mendapatkan penanganan segera (5).


3

Menurut Sasmita, dkk dalam jurnal yang berjudul Efektivitas

Minuman Jahe dalam Mengurangi mual muntah pada Ibu Hamil Trimester I,

ada sekitar 2% wanita hamil pada trimester I mengalami masalah mual

muntah yang berat sehingga diperlukan perawatan medis. Tanda bahaya yang

paling utama pada masalah mual muntah adalah dehidrasi karena beresiko

terhadap kesehatan ibu dan bayinya. Menegaskan bahwa ibu hamil yang

mengalami mual muntah betat akan mengalami berbagai masalah seperti

dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, kelelahan dan gangguan asam

basa (6).

Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan tergantung pada

beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan Farmakologi maupun

non Farmakologi. Tetapi Farmakologi dilakukan dengan pemberian

antiemetik, anti histamin, anti kolinergik dan kortikosteroid. Terapi non

Farmakologi dilakukan dengan cara mengatur diet, dukungan emosial,

akupuntur, dan jahe (7).

Masyarakat umum biasanya mengurangi mual muntah dengan cara

minum obat anti mual. Jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal

mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan tanaman herbal lainnya,

khususnya bagi ibu hamil yang sedang mengalami mual muntah. Keunggulan

pertama jahe adalah mengandung minyak tabang (minyak atsiri) yang

menyegarkan dan memblokir reflek muntah sedangkan ginggerol dapat

melancarkan peredaran darah dan syaraf – syaraf bekerja dengan baik.

Hasilnya ketegangan bisa di cairkan, kepala jadi segar, mual muntah bisa di
4

tekan aroma harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri sedangkan oleoresinya

menyebabkan rasa pedas yang menghangatkan tubuh dan mengeluarkan

keringat (8).

Sebuah studi yang dilakukan Meltaer di publikasikan dalam American

Journal Of Obstetrik and Ginecology menemukan bahwa jahe sangat

membantu dalam mengurangi morning sickness. Penelitian di lakukan dengan

memberikan kapsul yang berisi jahe pada suatu kelompok yang berjumlah 32

orang dan memberikan kapsul plasebo pada kelompok lainnya yang

berjumlah 35 orang. Setelah dilakukan tindakan pengobatan selama empat

hari, proporsi wanita hamil yang mengalami mual dan muntah pada kelompok

jahe (12 dari 32 orang, sekitar 37,5% lebih rendah di bandingkan kelompok

plasebo (23 dari 35 orang, sekitar 65,7%) (6).

Menurut Megawati, Dr. Francesca Borelli dan kawan-kawan dari

University Of Naples Frederico mengulas beberapa literatur medis untuk

mempelajari jahe pada wanita hamil. Di kemukakan jahe berfungsi lebih baik

dibandingkan plasebo atau vitamin B6 dan di anggap aman untuk wanita

hamil, jahe dalam beberapa penelitian dapat mengatasi mual, muntah bahkan

hiperemisis gravidarum (9).

Dalam sebuah publikasi dan University Of Mayland Medical Center di

jelaskan bahwa mengkonsumsi 1 gram ekstrak jahe setiap hari pada saat hamil

merupakan sebuah cara yang aman dan juga efektif untuk mengurangi mual
(10)
dan muntah yang biasa dirasakan di pagi hari . Dalam sebuah studi oleh

Vutyavanich dkk, 1 gram jahe diberikan kepada wanita dengan hiperemesis


5

selama 4 hari setelah pengobatan, terjadi penurun yang signifikan dalam

muntah (11).

Sejumlah penelitian pada wanita hamil memberikan hasil bahwa jahe

dapat di gunakan secara aman untuk morning sickness tanpa membahayakan

bayi. Resiko utama pada bayi yang menggunakan jahe saat hamil, tampaknya

masih diambang batas wajar yaitu sekitar 1% hingga 3%. Kemudian yang

terlihat, tidak ada pemicu terhadap peningkatan resiko persalinan dini atau

bayi lahir dengan berat badan rendah (12).

Berdasarkan data profil yang di peroleh dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Tegal tahun 2019 menunjukan jumlah kunjungan Antenatal care

(ANC) K1 ada 29.464 orang dan K4 ada 27.297 orang. Puskesmas Tarub

merupakan salah satu unit pelayanan yang ada di wilayah Kabupaten Tegal.

Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Tarub melalui wawancara

dengan bidan koordinator kesehatan ibu dan anak jumlah kunjungan ibu

hamil dari Januari sampai Desember 2018 menunjukan terdapat ibu hamil

trimester I dengan usia kehamilan ≤ 14 minggu ada 1.028 ibu hamil dan yang

mengalami mual muntah pada trimester I sebanyak 720 orang. Pada bulan

Januari 2019 ada 92 orang kunjungan ibu hamil trimester I yang

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Tarub dan terdapat 65 orang ibu

hamil yang mengeluh mual muntah atau emesis gravidarium.

Penatalaksanaan yang selama ini dilakukan oleh petugas di Puskesmas Tarub

untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I berupa pemberian
6

vitamin B6 dan konseling untuk mengurangi makanan berlemak atau

berminyak sejenis gorengan.

Berdasarkan survey langsung pada 5 orang ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Tarub di dapatkan ke lima orang

ibu hamil trimester I tersebut rata-rata mengeluh mual muntah atau mual

muntah. Selain itu mereka juga mengatakan kalau mereka merasa tidak

nyaman dengan keluhan mual tersebut. Selama ini cara yang dilakukan

diantaranya menghirup bau aroma menthol dan 3 orang ibu hamil lainnya

melakukan cara memakan perment rasa jahe atau pappermint. Selama ini juga

ibu hamil hanya di berikan vitamin B6 untuk mengatasi atau mengurangi

mual muntah dan multivitamin lain seperti kalsium dan penambah darah.

Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian ”efektifitas konsumsi jahe untuk mengurangi mual muntah pada

ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub Tahun”.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian yaitu “adakah pengaruh konsumsi jahe

untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I di wilayah

Puskesmas Tarub?”.
7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui efektivitas konsumsi jahe untuk mengurangi mual muntah

pada ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi frekuensi mual muntah sebelum diberikan jahe pada

ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub.

b. Mengidentifikasi fekuensi mual muntah setelah diberikan jahe pada

ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub.

c. Menganalisa pengaruh konsumsi jahe untuk mengurangi mual muntah

pada ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu hamil

Hasil penelitian ini dapat digunakan ibu hamil guna meningkatkan ilmu

pengetahuan terkait cara mengantisipasi terjadinya mual muntah pada ibu

hamil yaitu dengan cara konsumsi jahe.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau sebagai referensi dalam

peningkatkan program pelayanan asuhan kebidanan khususnya bagi ibu

hamil terkait penanganan mual muntah.


8

3. Bagi Instansi Kesehatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna bagi instansi

pelayanan kesehatan terutama Puskesmas Tarub dalam peningkatkan mutu

dan pelayanan yang professional terkait pelayanan asuhan kebidanan.

4. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pembelajaran untuk mengembangkan

penelitian dengan variabel lainya yang berpengaruh terhadap penurunkan

atau menghilangkan keluhan mul muntah pada ibu hamil.

5. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam melakukan

penelitian dan juga dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari sesuai

dengan fenomena yang ada pada masyarakat.


9

E. Originalitas Penelitian

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian


No Nama Tahun Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan
1. Chatur Dhian Perbandingan - Menggunakan Pemberian jahe Jenis
Parwitasari, Efektifitas metode Quasi pada ibu hamil penelitian
dkk Tahun pemberian eksperimen trimester I mengguna
2014 rebusan jahe dengan menurunkan kan studi
dan daun pendekatan intensitas derajat kasus
mint terhadap pretest-posttest mual muntah pretest-
with design two
mual muntah dengan selisih posttest
eksperimen.
pada ibu nilai rata-rata 0,87 with design
- Sampel adalah ibu
hamil hamil trimester I dan berdasarkan two
berjumlah 30 hasil uji Mann eksperim.
responden. Withney sedangkan
- Pengambilan menunjukan pada
sampel terdapat perbedaan penelitian
menggunakan yang signifikasi ini jenis
teknik snow bowl setelah pemberian penelitian
sampel. rebusan jahe. mengguna
- Instrumen yang Perbandingan kan Quasy
digunakan adalah antara kelompok Experimen
lembar observasi. pemberian t dengan
- Data di analisis
rebusan. Jahe dan rancangan
secara univariat
dan bivariat daun mint one group
menggunakan uji didapatkan hasil pretest
mann whitney mean rank posttest.
sehingga dapat
disimpulkan
bahwa pemberian
rebusan jahe lebih
efektif dibanding
daun mint.

2. Mufidatul Penerapan - Menggunakan Setelah Jenis


Khasanah pemberian jenis penelitian mengkonsumsi penelitian
Tahun 2017 wedang jahe studi kasus wedang jahe sunti mengguna
sunti untuk dengan selama 4 hari, kan studi
mengurangi pendekatan partisipan pertama kasus
emesis deskriptip analitik. mengalami pendekatan
- Sampel adalah ibu
gravidarum perunan frekuensi deskriptip
hamil trimester I
pada ibu 3 kali/ hari. analitik
berjumlah 5 orang
hamil selama 4 hari. Partisipan ke dua sedangkan
trimester I. - Studi kasus adalah 2 kali/ hari pada
penelitian yang partisipan ke tiga penelitian
dilakukan dengan 4 kali/ hari, ini jenis
10

No Nama Tahun Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian Perbedaan

cara meneliti sedangkan penelitian


suatu partisipan ke mengguna
permasalahan empat 3 kali/hari kan Quasy
kasus yang terdiri dan partisipan Experimen
dari tunggal. kelima 1 kali/hari t dengan
- Studi kasus ini di rancangan
analisis secara
one group
mendalam,
pretest
meliputi berbagai
aspek yang cukup posttest.
luas, serta
menggunakan
tehnik secara
integratif.

3. Evi Rinata, Penanganan - Menggunakan Hasil penelitian Jenis


Fatchiatur Emesis jenis penelitian menunjukan penelitian
Rahmah Gravidarum deskriptif kejadian emesis mengguna
Ardillah pada ibu kuantitatif dengan gravidarum kan
Tahun 2015 hamil di populasi seluruh sebanyak 60%, ibu deskriptif
BPM Nanik ibu hamil yang di hamil dengan kuantitatif
periksa di BPM
Kustantinna emesis sedangkan
Nunik
Tulungan gravidarum yang jenis
Kustantinna
Sidoarjo Tulungan melakukan penelitian
Sidoarjo pada penanganan dalam
tanggal 4-9 sebagian besar penelitian
Agustus 2015 tepat dalam ini adalah
sebanyak 25 mengatur pola Quasy
orang. makan Experimen
- Pengumpulan data melakukanistirahat t dengan
dengan tidur, dukungan rancangan
wawancara. psikologis ibu one group
- Data di sajikan hamil yang pretest
dalam bentuk mengalami emesis posttest
tabel distribusi
gravidarum sudah
frekuensi dan di
analisis secara cukup baik, sudah
deskriptif tanpa melakukan pola
uji statistik. hidup yang benar
dan
mengkonsumsi
obat anti muntah
dengan benar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Kehamilan

a. Definisi

Kehamilan adalah masa di mulai dari konsepsi sampai lahirnya

janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan

7 hari) di hitung dari hari pertama haid terakhir (13).

Periode antepartum adalah periode kehamilan yang di hitung

sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan

sejati, yang menandai awal periode antepartum di bagi menjadi tiga

trimester yang masing – masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan

menurut hitungan kalender. Pengambilan waktu ini di ambil dari

ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan di

perkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan atau 9 bulan

sejak hari pertama haid terakhir (HPHT). (14)

b. Proses Terjadinya Kehamilan

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang bersinambung

dan terdiri dari awal ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,

konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi), pembentukan

plasenta, sampai tumbuh kembang hasil konsepsi. (15)

11
12

Ovulasi merupakan proses pelepasan ovum yang di pengaruhi

oleh sistem hormonal yang kompleks. Dengan pengaruh FSH, folikel

primes mengalami perubahan menjadi folikel de graaf yang menuju

kepermukaan ovarium di sertai pembentukan cairan folikel dan selama

pertumbuhan ini ovarium mengeluarkan hormon yang dapat

mempengaruhi gerakan dari tuba. Dengan LH yang semakin besar,

terjadi proses pelepasan ovum (ovulasi). Dengan gerakan aktif tuba

maka ovum telah di lepaskan segera di tangkap oleh fimbriae tuba.

Ovum yang tertangkap terus berjalar mengikuti tuba menuju uterus

dan siap untuk di buahi.

Konsepsi yaitu pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa.

Ovum yang siap di buahi setelah 12 jam. Spermatozoa menyebar,

masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada kavum

uteri, terjadi proses kapasitas yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma

hingga mampu mengadakan fertilisasi. Spermatozoa akan melanjutkan

perjalanannya menuju tuba falopi. Spermatozoa ini akan hidup selama

tiga hari di dalam genitalia interna. Spermatozoa akan mengelilingi

ovum yang telah siap di buahi serta mengikis korona radiata dan zona

pelusida, spermatozoa masuk ke dalam ovum. Kedua inti ovum dan

inti spermatozoa bertemu dengan membentuk zigot (15).

Pada hari ke empat hasil konsepsi mencapai stadium blastula di

sebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblas

dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Masa inner cell ini
13

berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi

plasenta. Dengan demikian, blastokista di selubungi oleh suatu sampai

yang di sebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan

kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi

hormon kehamilan, produksi imunitas bayi janin, peningkatan aliran

darah maternal ke dalam plasenta, dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas

terbentuk, produksi Human Chorionic Gonadotropin (HCG) di mulai,

suatu hormon yang memastikan bahwa endometrium akan menerima

(reseptif) dalam proses implantasi embrio.

Invansi trofoblas di atur oleh pengaturan kadar HCG.

Sinsisiotrofoblas menghasilkan HCG yang akan mengubah

sitotrofoblas menyekresi hormon yang non invasif. Trofoblas yang

semakin dekat dengan endometrium menghasilkan kadar HCG yang

semakin rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel – sel

jarang yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu

trophouteronectin. Trofoblas – trofoblas invansi lain yang lepas dan

bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan

menghasilkan protease dan intibitor protease yang di duga

memfasilitasi proses invasi ke dalam jaringan maternal. (16)

Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan

hormon human chorionic gonadotropin. Produksi human chorionic

gonadotropin meningkat sampai kirang lebih hari ke 60 kehamilan

untuk kemudian turun lagi. Di duga bahwa fungsinya ialah


14

mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan

terus progesteron, sampai plasenta dapat membuat cukup progesteron

sendiri. Hormon Chorionic Gonadotropin inilah yang khas untuk

menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat

ditemukan di dalam air kemih ibu hamil. (17)

Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell

aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua

kemudian menutup kembali. Kadang-kadang pada saat hidasi yaitu

masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi pendarahan pada luka

desidua (tanda hartman).

Pada umumnya blastokista masuk di endometrium dengan

bagian dimana massa inner cell berlokasi. Di kemukakan bahwa hal

inilah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau

parasentral. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista memasuki

endometrium, maka terdapatlah tali pusat dengan insersio

velamentosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang

uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat di

sebut kehamilan.

Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan

bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu

terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas

di sisi bagian dalam dan sitotrofoblas bagian luar. Kondisi kritis ini

tidak hanya untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi


15

janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan tmunologik

maternal. Plasentasi merupakan proses pembentukan struktur dan jenis

plasenta. Setelah nidasi embiro ke dalam endometrium, plasenta di

mulai. Pada manusia plasenta berlangsung sampai 12-18 minggu

setelah fertilisasi. (16)

c. Perubahan Fisiologi pada Kehamilan

1) Uterus

Pada masa kehamilan pada bulan-bulan pertama di bawah

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini di sebabkan oleh hipertrofi otot polos uterus. Di

samping itu, serabut – serabut kologen yang adapun menjadi uterus

higroskopik akibat meningkatnya kadar estrogen sehingga uterus

dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bila ada kehamilan ektopok,

uterus akan membesar pula, karena pengaruh hormon – hormon itu.

Begitu pula endometrium menjadi desidua (17).

2) Serviks Uteri

Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan

karena hormon estrogen. Jika korpus uteri mengandung lebih

banyak jaringan otot, maka serviks uteri lebih banyak mengandung

jaringan ikat. Jaringan ikat pada serviks ini banyak mengandung

kolagen. Akibat kadar estrogen meningkat, dan dengan adanya

hipervaskularisasi maka konsistensi serviks menjadi lunak. (17)


16

3) Vulua dan Vagina

Vulua dan Vagina akibat hormon estrogen mengalami

perubahan. Adanya hiper vaskularisasi mengakibatkan vulva dan

vagina tampak lebih lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).

Tanda ini di sebut tanda chadwick. Warna porsio juga tampak

livide. (17)

4) Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

gravidatis sampai terbentuknya plasenta kira-kira kehamilan usia

16 minggu. Korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan

progeteron. Lambat laun fungsi ini diambil oleh plasenta. Dalam

akhir tahap ini ditemukan pada awal ovulasi hormon relaxin, suatu

immunoreactive inhibin dalam sirkulasi maternal. Korpus luteum

adalah tempat sintesis dari relaxin pada awal kehamilan. Kadar

relaxin di sirkulasi maternal dapat ditemukan dan meningkat dalam

trimester pertama. (17)

5) Mammae

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomamotropin, estrogen dan progesteron, akan tetapi belum

mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi sistem

saluran, sedangkan progesteron menambah sel – sel asinus pada

mammae. Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel –

sel asinus pula dan menimbulkan perubahan dalam sel – sel hingga
17

terjadi pertumbuhan kasein, laktalbumun dan laktoglabulin.

Dengan demikian mammae di persiapan untuk laktasi. (18)

6) Sistem Respirasi

Seorang wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak

jarang mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini

ditemukan pada kehamilan 32 minggu ke atas. Oleh karena itu

usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah diafragma

sehingga diafragma kurang leluas bergerak. Untuk memenuhi

memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat kira – kira 20%,

seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam, dan bagian

bawah toraksnya juga melebar ke sisi, yang sesudah partus kadang-

kadang menetap jika tidak dirawat dengan baik. (17)

7) Sirkulasi Darah

Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar disertai dengan

membesarnya pembuluh darah, mammae dan alat lainnya yang

memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Volume plasma

maternal mulai meningkat pada saat 10 minggu usia kehamilan dan

terus menerus meningkat sampai 30 – 34 minggu, sampai

mencapai titik maksimum. (18)

8) Traktus Digestivus

Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan eneg

(nausea). Mungkin ini akibat hormon estrogen yang meningkat.


18

Tonus otot-otot traktur digestivus manurun, sehingga mortilitas

seluruh traktus digestivus juga berkurang. Tidak jarang dijumpai

pada bulan – bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis).

Biasanya terjadi pada pada hari, di kenal sebagai morning sickness.

Emesis bila terlampau sering dan terlalu banyak di keluarkan

disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologis. Salivasi

adalah pengeluaran air liur berlebihan dari pada biasa. Bila

terlampau banyak, ini pun menjadi patologis. (17)

9) Metabolisme

Metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar,

dimana kebutuhan nutrisi semakin meningkat untuk pertumbuhan

janin dan persiapan ASI. Maka dari itu ibu hamil sangat perlu

untuk memperhatikan susunan makanan empat sehat dan lima

sempurna. Tambahkan gizi ibu hamil dengan susu yang

berkualitas. (15)

10) Traktus Urinarius

Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunya kepala

janin pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering

berkemih. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh. Hemodilusi menyebabkan metabolisme air semakin

lancar sehingga pembentukan urin akan bertambah. (15)


19

11) Perubahan Kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-

alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh

Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH

ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus

anterior hipofisis. Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada

dahi, pipi dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum di

daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama, juga di

areola mammae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam, di

kenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut

seolah-olah retak-retak, warnanya berubah agak hiperemik dan

kebiru-biruan di sebut striae livide. (17)

d. Diagnosa Banding Kehamilan

Pembeesaran perut wanita tidak selamanya merupakan

kehamilan sehingga perlu dilakukan diagnosa banding diantaranya :

1) Hamil Palsu (prevdosiesis) atau Kehamilan Spuria

Di jumpai tanda dugaan hamil, tetapi dengan pemeriksaan alat

canggih dan tes biologis tidak menunjukan kehamilan.

2) Tumor Kandungan atau Mioma Uteri

Terdapat pembesaran rahim, tetapi tidak di sertai tanda hamil.

Bentuk pembesaran merata. Perdarahan banyak saat menstruasi.


20

3) Kista Ovarium

Pembesaran perut, tetapi tidak disertai tanda hamil dan menstruasi

terus berlangsung. Lamanya pembesaran perut dapat melampaui

usia kehamilan. Pemeriksaan tes biologis kehamilan dengan hasil

negatif.

4) Hematometra

Terlambat datang bulan yang dapat melampaui usia kehamilan.

Perut terasa nyeri setiap bulan. Terjadi penumpukan darah dalam

rahim. Tanda dan pemeriksaan kehamilan tidak menunjukan hasil

yang positif, karena himen in perforata.

5) Kandung Kemih yang penuh

Dengan melakukan kateterisasi, maka pembesaran perut akan

hilang. (15)

e. Kehamilan Trimester Pertama

Trimester merupakan periode tiga bulanan yang penting bagi

calon ibu. Ketiga periode tiga bulanan itu di tentukan berdasarkan

kecepatan pertumbuhan janin. Secara konvensional, hitungan trimester

ini dimulai sejak pembuahan (dua minggu setelah menstruasi terakhir).

Trimester pertama mewakili 12 minggu pertama kehidupan janin,

trimester kedua berakhir pada 28 minggu, trimester ketiga meliputi sisa

minggu kehamilan. (19)


21

Selama trimester pertama, tubuh menyesuaikan diri terhadap

kehamilan. Pada awal kehamilan, meskipun kehamilan belum nampak

tetapi aktivitas hormon akan mulai berpengaruh dalam berbagai hal.

Pada trimester pertama kehamilan ini, akan terdapat perasaan eneg

(nausea) mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat.

Tonus otot – otot traktus menurun sehingga motilitas seluruh traktus

digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam

lambung dan apa yang telah direncanakan lebih lama berada dalam

usus. Hal ini baik untuk resorpsi, akan tetapi menimbulkan pula

obstipasi, yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita

hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan – bulan pertama kehamilan

gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, di kenal

sebagai morning sickness. (20)

Banyak perubahan fisik yang akan di alami ibu hamil selama

trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Periode ini juga

merupakan waktu pembentukan sekaligus perkembangan pesat dari

semua sistem dan organ tubuh bayi. Berbagai gejala kehamilan akan

datang di trimester pertama kehamilan ini misalnya pembesaran

payudara, sering buang air kecil konstipasi, mual muntah, merasa

lelah, sakit kepala, pusing emosional mood akan berubah secara tidak

terduga, nafsu makan akan berubah dan cenderung menyukai makanan

lunak / umbut. (19)


22

f. Ketidaknyamanan Pada Masa Kehamilan

Keluhan ringan yang dijumpai pada kehamilan seperti edema

dependen, nokturia, konstipasi, sesak napas, nyeri ulu hati, kram

tungkai serta nyeri punggung bawah (20).

1) Trimester I

a) Mual Muntah

Mual dan muntah adalah gejala yang wajar dan sering

didapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi

pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam

hari. Hal ini disebabkan oleh karena pengaruh meningkatnya

kadar hormon estrogen dan HCG yang dilepaskan lebih tinggi,

dan hormon HCG yang dapat menimbulkan rasa mual dan

muntah pada masa awal kehamilan.

Gejala-gejala kurang lebih terjadi pada 6 minggu setelah

hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih

10 minggu. Biasanya rasa mual ini akan pergi seiring wanita

memasuki trimester II

b) Anemia

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik

bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun nifas dan

masa selanjutnya. Penyulit penyulit yang dapat timbul akibat

anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematurs,

persalinan yang lama akibat kelelahan otot rahim di dalam


23

berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca melahirkan karena

tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi

saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat.

2) Trimester II

a) Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati sangat umum ditemui selama kehamilan

terutama pada trimester 3. Gejalanya berupa rasa terbakar atau

nyeri pada area retrosternum dada, terutama saat sedang

berbaring. Jika berkepanjangan, nyeri ini mungkin merupakan

gejala refluks esofagitis akibat regurgitasi isi lambung yang

asam. Pada ibu hamil nyeri ulu hati disebabkan oleh pengaruh

berat uterus selama kehamilan yang mengganggu pengosongan

lambung, juga karena pengaruh progesteron yang yang

merelaksasi spingter esofagus bawah (kardiak). Salah satu

penangannya yaitu menganjurkan ibu untuk menggunakan

bantalan saat tidur, caranya menompang uterus dengan bantal

dibawahnya dan sebuah bantal diantara lutut pada waktu

berbaring miring (20).

b) Kram Tungkai

Perbesaran uterus menyebabkan penekanan pada

pembuluh darah panggul, sehingga dapat mengganggu sistem

sirkulasi atau sistem saraf, sementara sistem saraf ini melewati


24

foramen obsturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian

bawah (20).

c) Konstipasi

Konstipasi/sembelit pada ibu hamil terjadi akibat

penurunan gerakan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot

polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah

progesteron. Selain itu, pergeseran dan tekanan yang terjadi

pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga

dapat menyebabkan konstipasi (20).

3) Trimester III

a) Edema Dependen

Edema dependen atau edema fisiologis yang dialami ibu

hamil trimester 3, edema terjadi karena penumpukan mineral

natrium yang bersifat menarik air, sehingga terjadi penumpukan

cairan di jaringan. Hal ini ditambah dengan penekanan

pembuluh darah besar di perut sebelah kanan (vena kava) oleh

rahim yang membesar, sehingga darah yang kembali ke jantung

berkurang dan menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini

terjadi saat ibu berbaring terletang atau miring ke kanan. Oleh

karena itu, ibu hamil trimester 3 disarankan untuk berbaring ke

arah kiri (20).


25

b) Nokturia

Nokturia atau sering kencing yaitu suatu kondisi pada ibu

hamil yang mengalami peningkatan frekuensi untuk berkemih

dimalam hari yang dapat mengganggu kenyamanan pasien

sendiri karena akan terbangun beberapakali untuk buang air

kecil. Hal ini terjadi karena adanya aliran balik vena dari

ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi

lateral rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh

darah panggul dan vena cava inferior (20).

c) Sesak Napas

Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus mengalami

pembesaran hingga terjadi penekanan diagfragma. Selain itu

diagfragma ini akan mengalami elevasi kurang lebih 4 cm

selama kehamilan (20).

d) Nyeri Punggung

Nyeri punggung adalah nyeri punggung yang terjadi pada

daerah lumbosakral/ lumbar (daerah tulang belakang punggung

bawah). Nyeri ini disebabkan oleh berat uterus yang semakin

membesar yang mengakibatkan pergeseran pusat gravitasi

mengarah kearah depan, seiring dengan ukuran perut yang

semakin membuncit. Hal ini menyebabkan postur tubuh ibu

berubah, dan memberikan penekanan pada punggung (20).


26

2. Mual Muntah

a. Definisi

Mual muntah adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada

kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi, tetapi

ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala -gejala ini biasanya

terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan

berlangsung kurang lebih 10 minggu (21).

Mual muntah adalah keluhan umum yang disampaikan pada

kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan

hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan hormon estrogen,

progesteron dan di keluarkannya hormon chorionic gonadothropin

plasenta (16). Hormon – hormon inilah yang di duga muntah terjadi 60-

80 % primi gravida dan 40 – 60 % multi gravida (22).

b. Penyebab Mual Muntah

Penyebab mual muntah (23), adalah :

a) Penyebab tidak di ketahui, tetapi di duga di sebabkan oleh

peningkatan hormon yang di produksi selama hamil.

b) Dipastikan karena kepekaan terhadap hormon kehamilan. Tetapi,

akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau mengalami

tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat

yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang

di endapkan semalaman.
27

c) Perubahan hormon yang akan mengakibatkan pengeluaran asam

lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari.

d) Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena

selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena

pengaruh hormon hipofise.

e) Penyebab yang pasti masih belum diketahui di duga karena

pengaruh psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal

selama kehamilan.

c. Tanda dan Gejala Mual Muntah

Tanda-tanda mual muntah berupa :

a) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

Mual dan muntah ini terjadi 1 -2 kali sehari, biasanya terjadi di

pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

b) Nafsu makan berkurang

c) Mudah lelah

d) Emosi yang cenderung tidak stabil

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat

menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus

menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit

tubuh. Ibu hamil yang mengalami mual muntah yang berkelanjutan

dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan ganggungan

pada kehamilannya.
28

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi mual muntah

1) Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya di sebabkan

oleh perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama

kehamilan, terutama di sebabkan oleh tingginya fluktasi kadar

HCG (Human Chorionic Gonadotrophin), khususnya karena

periode mual dan muntah gestasional yang paling umum adalah

12-16 minggu pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar

tingginya. HCG sama dengan LH (Luteinzing Hormone) dan di

sekresikan oleh sel – sel trofoblas blastosit. HCG melewati kontrol

ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus

memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang

nantinya di ambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat

di deteksi dalam darah wanita suatu fakta yang menjadi dasar bagi

sebagian besar tes kehamilan. (3)

2) Faktor Psikososial

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita

untuk mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau

memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan

untuk mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak

direncanakan, tidak nyaman atau tidak di inginkan, atau karena

beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan

batin, ambivalensi dan konflik. Kecemasan berdasarkan


29

pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan akan

datangnya mual muntah atau pre eklamsia. Wanita yang mengalami

kesulitan dalam membina hubungan, rentan terhadap masalah

dengan distres emosional menambah ketidaknyamanan fisik. Syok

dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar,

atau kehamilan terjadi dalam berdekatan, juga dapat menjadi faktor

emosional yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat (3).

3) Pekerjaan

Perjalanan ke tempat kerja yang mungkin terburu-buru di

pagi hari tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat

menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan

wanita, aroma, zat kimia atau lingkungan dapat menambah rasa

mual wanita dan menyebabkan mereka muntah. Merokok terbukti

memperburuk gejala mual dan muntah, tetapi tidak jelas apakah ini

di sebabkan oleh efek olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi,

atau apakah dapat dibuat asumsi mengenai hubungan antara

kebiasaan praktik dan distres psikoemosional. Tentu saja banyak

wanita yang mengalami mual dan muntah akan membenci bau asap

rokok dan tembakau (3).

e. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu hamil dengan emesis

gravidarum

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan

emesis gravidarum (3) :


30

a) Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang

dapat membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumdi

buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti

roti, kentang, biskuit dan sebagainya.

b) Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan

memperburuk rasa mual.

c) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah.

Minumlah air putih ataupun jus. Hindari minuman yang

mengandung kafein.

d) Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.

Pemakaiannya juga membutuhkan konsultasi dengan dokter.

e) Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam

jumlah atau porsi besar karena itu hanya akan membuat bertambah

mual.

f) Pengobatan tradisional : jahe biasanya juga dapat digunakan

mengurangi rasa mual.

g) Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan utama.

h) Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang rendah

seperti ikan, ayam tanpa kulit, telur dan sebagainya.

i) Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2- 3 jam.

f. Pengaruh mual muntah pada Ibu dan Janin

Mual muntah dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan

efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila mual
31

muntah ini berkelanjutan dan berubah menjadi mual muntah yang

dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala mual muntah yang berlebih

berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan

karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil

pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma mallary weiss

akibat pendarahan gastrointestinal. (35)

Bayi-bayi dari wanita yang menderita mual muntah sepanjang

kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang

sedikit terbelakang (36).

Pencegahan terhadap mual muntah yang berlebihan perlu

dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan

dan persalinan sebagai suatu proses fisiologis. Memberikan keyakinan

bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologis pada

kehamilan dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan. Menganjurkan

mengubah pola makan sehari – hari dengan makanan dalam jumlah

kecil tetapi lebih sering.

g. Instrumen Mengukur Mual Muntah

alat untuk mengukur mual muntah yang telah teruji validitas dan

reabilitasnya yaitu : Numerik rating scale (NRS), Duke Descriptive

Scale (DDS), Visual Analog Scale (VAS), Index Nausea vomiting and

Retching (INVR), Marrow Assessment Of Nausea and Emesis and

Functional Living Index Emesis (33).


32

1) Numerik rating scale (NRS)

Merupakan jenis instrument berupa skala pengukuran dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat nyeri dan dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat keparahan mual. Numerik rating scale

(NRS) adalah rentan skala 0-10 dengan angka nol tidak mual dan

angka 10 muntah.

01 2 3 4 5 6 7 8 9 10

None Mild Moderate Severe

Gambar 2.1. Numerik rating scale (NRS) (33)

Numerik rating scale (NRS) terdiri dari skor 0 sampai 10 dimana

dikelompokkan yaitu dengan yang pertama skor 0 berarti non atau

tidak mual muntah, selanjutnya skor 1 sampai 3 dikategorikan mild

atau ringan mual muntahnya, lanjut ke skor 4 sampai 6 dinilai

moderate atau mual muntah sedang dan kelompok yang terakhir

yaitu skor 7 sampai 10 yaitu severe yaitu mual muntah dengan skor

tertinggi atau terjadi mual muntah.

2) Duke Descriptive Scale (DDS)

Instrument ini memuat data mual muntah dengan frekuensi,


33

keparahan dan kombinasi aktifitas. Tipe dari kuesioner ini adalah

sakala ceklist, kelemahan kuesioner ini adalah terbatasnya

informasi.

3) Visual Analog Scale (VAS)

Instrument penelitian berupa rentan skala dengan menggunakan

angka 0-10 untuk mengetahui gejala. Instrument ini yang simple

dan paling banyak digunakan dalam penelitian.

4) Index Nausea vomiting and Retching (INVR)

Rhodes Index Nausea Vomiting and Retching yang dipopulerkan

oleh Rhodes digunakan untuk mengukur mual, muntah dan

retching dengan skala Likert yaitu 0-4.

5) Marrow Assessment Of Nausea and Emesis and Functional Living

Index Emesis

Instrument ini dilengkapi dengan data awal, intensitas, keparahan,

dan durasi dari nausea dan vomiting.

Mual dapat diukur dengan menggunakan beberapa instrument

diatas. Numerik rating scale (NRS) merupakan instrument yang

mudah hanya melihat skala 0-10 dan peneliti berharap NRS dapat

digunakan dalam aplikasi rumah sakit untuk mengetahui rentang

mual muntah.
34

3. Jahe

a. Definisi

Jahe (zingiber officinale) merupakan tanaman yang bertumbuh

lunak tidak berkayu yang tumbuh tegak. Tingginya dapat mencapai 0,4-1

m. Batang tanaman jahe berbentuk pipih memanjang dengan ujung

lancip. Akarnya berbentuk tunggang (rimpang) yang bisa bertahan lama

di dalam tanah. Rimpang tanaman jahe yang memiliki aroma khas ini

sering di gunakan sebagai rempah-rempah, bumbu atau obat-obatan.

Rimpang jahe di gunakan sebagai obat-obatan tradisional yang berfungsi

untuk mengatasi nyeri persendian, batuk, menyehatkan perut, dan

mengembalikan stamina (27).

b. Kandungan Jahe

Senyawa yang di kandung jahe, yaitu okoresin yang menyebabkan

rasa pahit dan pedas. Aroma wangi yang khas pada jahe adalah minyak

atsiri yang dikandungnya. Minyak atsiri yang terdapat dalam jahe

mengandung beberapa komponen seperti zingiberal, shagol, zingiberen,

gingeral dan lain – lain. Selain minyak atsiri (minyak yang mudah

menguap), jahe juga mengandung minyak tak menguap yang

menyebabkan rasa jahe pedas dan pahit yaitu oleoresin. Oleoresin pada

jahe sebanyak 3% yang banyak terdapat pada jahe merah. (27)

c. Manfaat dan Mekanisme jahe dalam mengurangi mual muntah dalam

kehamilan
35

Rimpang jahe yang memiliki aroma khas sering digunakan sebagai

rempah-rempah, bumbu, obat- obatan. Manfaat jahe sebagai obat sudah

lama dikenal mesyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat cina yang

terkenal memiliki banyak ramuan tradisional berkhasiatpun telah lama

menggunakan jahe sebagai bagian dari obat tradisionalnya. Produk utama

tanaman jahe adalah rimpang jahe. Rimpang jahe merupakan sumber

minyak jahe yang disebut minyak atsiri. Minyak jahe mengandung


(28)
minyak terbang (yang mudah menguap) misalnya gingerol. senyawa

gingerol sebagai kandungan utama dalam rimpang jahe adalah suatu

oksidan kuat yang efektif mengatasi radang. Jahe memiliki antimetik dan

kegiatan anxiolytic. Hal ini juga dapat membantu mengurangi emesis

gravidarum. Gingerol dan shagaol dari jahe dapat merangsang airan air

liur, empedu, dan sekresi lambung. Jahe juga ditemukan untuk menekan

kontraksi lambung dan meningkatkan tonus otot usus dan peristaltik.

Konstituen dalam jahe dapat berinteraksi dengan 5 HT – 3 dan mungkin

sebagian bertanggung jawab menjadi antimetiknya. (29)

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa jahe merupakan

bahan terapi untuk meredakan dan mengurangi rasa mual dan muntah.
(20)
. Selama itu jahe juga efektif dalam mengurangi emesis gravidarum

pada ibu hamil trimester I kehamilan dan menurunkan mual muntah pada
(31)
ibu hamil yang multigravida . Efek samping yang mungkin terjadi

adalah rasa tidak enak di mulut, mulas, bersendawa, kembung dan mual,

terutama pada sediaan jahe bubuk (32).


36

d. Cara mengkonsumsi jahe yang efektif

Penggunaan jahe yang aman dan efektif untuk mengatasi mual dan

muntah dalam kehamilan adalah 1 gram per hari, serta bentuk sediaan

yang dapat digunakan bervariasi tergantung keinginan dan kondisi ibu

hamil. Pada kenyataannya, banyak penelitian yang dilakukan dengan

dosis jahe 1 gram per hari (4 kali 250 mg) dalam berbagai variasi

pemberian masih tidak mewujudkan efek samping yang berarti seperti

yang di sebutkan di atas. Oleh karena itu, sampai sekarang pemakaian

jahe masih di anggap aman dalam dosis yang terkontrol.


37

B. Kerangka Teori

Penatalaksanaan
Farmakologis :
1. Vitamin B6

Faktor-faktor yang
mempengaruhi Emesis
Gravidarum : Emesis Penatalaksanaan
1. Hormonal Gravidarum Emesis Gravidarum
Penatalaksanaan
2. Psikologis : :
Non Farmakologis:
3. Pekerjaan 1. Aromaterapi
2. Massage
3. Konsumsi
(Karbohidrat
tinggi seperti
roti, kentang,
biscuit dan
Rendah lemak
rendah protein
seperti ikan,
ayam,, telor)
4. Buah
5. Sayuran
6. Jahe
Mengurangi mual Jahe berfungsi Jahe mengandung
sebagai Antiemetik minyak Atsiri
dan muntah
dan Anxiolytic

Gambar 2.2 Kerangka Teori (3) (27) (28) (29)


38

C. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Konsumsi Jahe Mual Muntah

Gambar 2.3 Kerangka Konsep Penelitian

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang

di miliki atau di dapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian

tertentu (31).

1. Variabel Bebas (Variabel Independent)

Variabel Independent dalam penelitian ini adalah konsumsi jahe.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependent)

Variabel Dependent dalam penelitian ini adalah mual muntah pada ibu hamil

trimester I

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang

diajukan, yang kebenaran dari jawaban ini akan di buktikan secara emperik

dengan penelitian yang akan dilakukan. (32). Adapun hipotesa dalam penelitian

ini adalah ada pengaruh pemberian jahe terhadap mual muntah pada ibu hamil

trimester I di wilayah Puskesmas Tarub.


39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasy

Experiment dengan rancangan one group pretest posttest dengan intervensi

pemberian konsumsi jahe. Rancangan penelitian ini tidak ada kelompok

pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama

(pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi


(31)
setelah dilakukan eksperimen (program) . Design one group pretest

posttest dalam penelitian ini untuk mengetahui efektivitas konsumsi jahe

mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I di Wilayah Puskesmas

Tarub. Bentuk rancangan penelitian digambarkan pada gambar 3.1

Pretest pemberian posttest

01 X 02

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian one group pretest posttest design (31)

Keterangan :

01 : Observasi terhadap mual muntah ibu hamil trimester I kelompok

pemberian konsumsi jahe sebelum intervensi.

39
40

02 : Observasi terhadap mual muntah ibu hamil trimester I kelompok

pemberian konsumsi jahe setelah intervensi.

X : Pemberian (konsumsi jahe) jahe dalam bentuk serbuk yang di

seduh, dikonsumsi 1 kali dalam sehari selama 1 minggu.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November - Maret tahun 2019.

2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Tarub, karena di

puskesmas tersebut sudah dilaksanakan anjuran pemberian konsumsi jahe

pada keluhan mual muntah pada ibu hamil trimester I, tetapi belum pernah

diteliti keefektifannya.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah untuk membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel yang diamati atau diteliti, variabel-variabel tersebut perlu

diberi batasan (31). Definisi operasional ini juga bermanfaat untuk mengarahkan

kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang

bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur). Variabel dalam

penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (konsumsi jahe) dan

variabel terikat (mual muntah ibu hamil trimester I).


41

Tabel 3.1 Definisi operasional dan skala pengukuran

Variabel Definisi Alat Ukur Hasil ukur Skala


Operasional
Variabel Minum air seduhan - - -
Bebas jahe sehari sekali
(konsumsi sebanyak 2 sendok
jahe) teh/ 10 gr dalam 75
cc air hangat selama
7 hari.
Variabel Frekuensi mual Kuesioner (PUQE 24) Rasio
terikat (mual muntah yang dialami 3 – 15
muntah ibu ibu hamil selama 1
hamil hari (24 jam)
trimester I)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka, ini

merupakan populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi


(32)
atau studi sensus . Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil

trimester I di Wilayah Puskesmas Tarub yang mengalami mual muntah.

Berdasarkan data hasil laporan registrasi pasien ibu hamil trimester I di

Wilayah Puskesmas Tarub pada bulan Februari-Maret tahun 2019 yaitu

sejumlah 36 ibu hamil.

2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian


(34)
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi . Sampel yang
42

diambil adalah seluruh ibu hamil trimester I di Wilayah Puskesmas Tarub

yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi.

Besaran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Frederer (49).

(t-1) (r-1) ≥ 15

Keterangan :

t : Banyak kelompok perlakuan

r : sampel/kelompok

(t-1) (r-1) ≥ 15
(2-1) (r-1) ≥ 15
1 (r-1) ≥ 15
r-1 ≥ 15
r ≥ 15 + 1
r ≥ 16

Berdasarkan perhitungan sampel diatas di peroleh jumlah sampel

minimal yaitu 16 untuk tiap kelompok. Disamping itu, untuk mengantisipasi

droup out atau hilangnya unit eksperimen, maka dilakukan koreksi dengan :

N = n /(1-f)

Keterangan :

N = Besar sampel koreksi

n = Besar sampel awal

f = perkiraan proporsi droup out sebesar 10%


43

sehingga,
N = 16/(1-f)
N = 16/(1-10%)
N = 16/ (1-0,1)
N = 16/0,9
N = 17,7 , dibulatkan N = 18

Jadi, sampel yang digunakan adalah sebanyak 18.

a) Kriteria inklusi

Merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh subyek


(31)
agar dapat diikutsertakan ke dalam penelitian . Kriteria inklusi dalam

penelitian ini yaitu :

1) Ibu hamil trimester I yang mengalami mual-muntah di wilayah

Puskesmas Tarub yang bersedia menjadi responden.

2) Ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub yang belum pernah

mengkonsumsi jahe selama masa hamil.

b) Kriteria eksklusi

Merupakan keadaan yang menyebabkan subyek yang memenuhi


(31)
kriteria inklusi tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian . Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini yaitu:

1) Ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub yang

mengkonsumsi obat-obat anti mual muntah selama masa penelitian.

2) Ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub yang memiliki

faktor resiko tinggi kehamilan ataupun persalinan.


44

3) Ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub yang mengalami

komplikasi kehamilan.

3 Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode purposive random sampling yaitu pengambilan sampel yang

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti

sendiri, berdasarkan kriteria atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui.

Maka besar sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester I di

Wilayah Puskesmas Tarub sebanyak 18 responden.

4 Alur Penelitian

a. Mengajukan permohonan surat ijin dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Karya Husada Semarang untuk penelitian di wilayah Puskesmas Tarub.

b. Mengajukan rekomendasi surat ijin dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Karya Husada Semarang ke Kesbangpol dan Dinas Kesehatan Kabupaten

Tegal untuk penelitian di wilayah Puskesmas Tarub.

c. Mengajukan rekomendasi dari Kesbangpol dan Dinas Kesehatan

Kabupaten Tegal ke Puskesmas Tarub untuk mengadakan penelitian ke

wilayah Puskesmas Tarub Tersebut.

d. Pelaksanaan penelitian :

1) Persamaan persepsi dengan Enumerator dengan memberikan

penjelasan terkait dengan penelitian dan prosedur penelitian.


45

2) Peneliti mengumpulkan data tentang ibu hamil dari catatan yang ada

di wilayah Puskesmas Tarub.

3) Melakukan penapisan terhadap calon sampel untuk memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

4) Peneliti menemui calon responden, dengan cara kunjungan rumah

kemudian memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, manfaat dan

prosedur penelitian.

5) Peneliti meminta ibu hamil menandatangani lembar informed consent

bagi yang bersedia menjadi responden penelitian.

6) Peneliti memberikan lembar yang berisi identitas responden sebelum

dilakukan perlakuan konsumsi jahe.

7) Peneliti melakukan penilaian frekuensi mual muntah ibu hamil

trimester I menggunakan kuesioner (PUQE 24) sebelum perlakuan

konsumsi jahe.

8) Peneiti memberikan konseling kepada responden untuk tidak

mengkonsumsi makanan yang bersifat membuat mual muntah

(gorengan, makanan yang berlemak).

9) Setelah persiapan awal penelitian, peneliti melakukan pemberian

konsumsi jahe dalam bentuk serbuk sebanyak (2 sendok teh / 10 gr)

yang di seduh dalam 75 cc air hangat, dikonsumsi 1 kali dalam sehari

selama 14 hari.

10) Peneliti melakukan pengukuran ulang keluhan mual muntah setelah

tindakan selesai yaitu 24 jam kemudian.


46

11) Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan pengolahan data

dengan bantuan computer.

E. Alat Pengumpulan Data

1. SOP pembuatan jahe

Digunakan pada saat proses pembuatan serbuk jahe (terlampir)

2. SOP pemberian konsumsi jahe

Digunakan pada saat pemberian konsumsi jahe terhadap ibu hamil trimester

I yang mengalami mual muntah (terlampir).

3. Lembar observasi harian

Digunakan untuk mengobservasi mual muntah pada saat sebelum dan

sesudah pemberian konsumsi jahe terhadap ibu hamil trimester I yang

mengalami mual muntah (terlampir).

4. Kuesioner mual-muntah (PUQE 24)

Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui status mual-muntah ibu hamil

trimester I.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data berdasarkan cara memperolehnya di bedakan menjadi dua yaitu (33).

1. Data Primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek atau

objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer

dalalm penelitian ini menggunakan lembar observasi mual muntah.


47

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

identitas responden. Lembar observasi dalam penelitian ini yaitu digunakan

sebelum dan sesudah pemberian (konsumsi jahe), untuk mencatat keluhan

mual muntah ibu hamil trimester I.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapat secara tidak langsung dari

objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini berupa jumlah populasi

ibu hamil trimester I di wilayah Puskesmas Tarub yang diperoleh dari buku

register ibu hamil yang ada di Puskesmas Tarub tahun 2019.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data adalah sebagai berikut (31):

1. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing

merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan data frekuensi mual

muntah sebelum dan sesudah treatmen.

2. Scoring (Penilaian Data)

Scoring merupakan tahap menilai frekuensi mual muntah dengan

kuesioner (PUQE 24) rentang (3-15), sebelum dan sesudah pemberian

konsumsi jahe.
48

3. Coding (Pengkodean Data)

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi

angka atau bilangan sehingga mempermudah analisis data dan mempercepat

entri data. Dalam tahap ini juga dilakukan pemberian kode untuk

menyederhanakan data yang diperoleh. Kode yang digunakan adalah, Kode

1 (frekuensi mual muntah sebelum pemberian konsumsi jahe). Kode 2

(frekuensi mual muntah setelah pemberian konsumsi jahe).

4. Data Entry (Memasukkan Data)

Jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk

kode (angka atau huruf) dan dimasukkan ke dalam program atau software

computer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk

entri data penelitian adalah program komputer.

5. Cleaning (Pembersih Data)

Yaitu apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya,

kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

H. Analisa Data

1. Analisa Univariate

Analisa univariate adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisis

tiap variabel diantaranya variabel Independen (konsumsi jahe) dan variabel


49

Dependen (mual muntah), hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk

tendensi sentral, mean, median, modus, nilai minimum, nilai maximum dan

standard deviasi (sd) yang dinarasikan.

2. Analisis Bivariat

Rencana penelitian yaitu menggunakan Uji Paired Sample T-Test

dimana data yang digunakan harus berdistribusi normal, maka sebelum

dilakukan analisa data tersebut data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

yang berguna untuk menilai sebaran data dalam sebuah kelompok, Uji

normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji saphiro wilk (karena

jumlah responden < 50 orang). Jika data berdistribusi normal (p value ≥

0.05) maka data selanjutnya dapat dianalisa mengunakan dependent T-Test

(Paired Sample T-Test) namun jika data berdistribusi tidak normal (p value

< 0.05) maka data dianalisa dengan uji Wilcoxon. Kemudian hasil analisa

jika :

1) (p value ≤ 0.05), maka Ha diterima, Ho ditolak artinya ada pengaruh

konsumsi jahe untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil trimester I

di Puskesmas Tarub.

2) (p value > 0.05), maka Ha ditolak, Ho diterima artinya tidak ada

pengaruh konsumsi jahe untuk mengurangi mual muntah pada ibu hamil

trimester I di Puskesmas Tarub.


50

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memperhatikan prinsip-prinsip

dasar etik penelitian yang meliputi informed consent, anonymity, convidentialy,

justice (34). Pertimbangan etik terkait penelitian ini, dilakukan melalui perizinan

dari komite etik Puskesmas dan Prodi Sarjana Terapan Kebidanan Stikes Karya

Husada Semarang. Membawa surat rekomendasi dari kampus Stikes Karya

Husada Semarang untuk pihak lain dengan memberikan surat permohonan izin

kepada Kepala Puskesmas Tarub pada bulan Maret 2019. Setelah mendapat

persetujuan, peneliti dapat melaksanakan penelitiannya yang menekankan

masalah etika penelitian (35), yang meliputi sebagai berikut :

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Merupakan lembar persetujuan yang diberikan kepada responden

yang akan diteliti, dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan maksud

dan tujuan penelitian. Jika responden setuju untuk diteliti maka responden

dimohon untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut, tetapi jika

menolak maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus tetap menghormati

hak-hak responden.

2. Anonimity (tanpa Nama)

Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan

subjek penelitian dengan cara tidak memberikan nama, Peneliti hanya akan

menggunakan inisial atau kode pada lembar pengumpulan data.


51

3. Confidentialy (kerahasiaan)

Peneliti berusaha menjamin kerahasiaan informasi yang di teliti, dan

hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil

penelitian.

4. Justice

Peneliti tidak melakukan diskriminasi saat memilih responden

penelitian. Responden dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Saat pemilihan

responden peneliti tidak memberikan pemberian yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

[1] Prawirohardjo,S., (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.
[2] Smith, dkk. (2012). Efektifitas konsumsi ekstrak jahe dengan frekuensi
mual muntah pada ibu hamil. Skripsi. Di peroleh tanggal 28 Januari 2019
melalui www. perpusnwu.web.id
[3] Saifuddin. (2015). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
[4] Tiran. Dkk., (2016). Mengatasi mual-mual dan gangguan lain selama
hamil. Jakarta: EGC
[5] Walsh. (2016). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC
[6] Saswita. dkk. ( 2013). Efektifitas Minuman Jahe Dalam Mengurangi
Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Di peroleh tanggal 28
Januari 2019 melalui www. perpusnwu.web.id
[7] Runiari, Nengah. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Hiperemesis Gravidarum: Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
[8] Choiriyah, Z. Trisnasari, A. (2015). Jurnal Penelitian Efektifitas Konsumsi
Ekstrak Jahe dengan Frekuensi Mual Muntah pada Ibu Hamil. Ungaran
[9] Megawati. (2017). Morning sickness. Di peroleh tanggal 28 Januari 2019
melalui www. perpusnwu.web.id
[10] Jenaka. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Bogor: In Media.
[11] Bobak, Lowdermik Jensen. (2014). BukuAjar
:KeperawatandanMaternitas. edisi 4. Jakarta: EGC.
[12] Mochtar, R., (2011). Sinopsis Obstetri :Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta: EGC
[13] Fitria, R. (2013). Efektifitas jahae untuk menurunkan mual muntah pada
kehamilan.. Jurnal Maternity and Neonatal , volume 1 nomer 2, page 55-
66.
[14] Budhwaar. (2014). Khasiat Rahasia Jahe dan Kunyit. Jakarta: Bhuana
Ilmu Populer.
[15] Saifuddin, A B. (2015). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
[16] Varney, Helen (2017). Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC.
[17] Manuaba. (2014). Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstretri
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC
[18] Winkjosasatro. (2017). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
[19] Kusmiyati, Yuni. (2015). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
[20] Patria. (2018). Dahsyatnya Hamil Sehat (Edisi 1). Yogyakarta: Idesegar
Media Utama.
[21] Andreinie. (2016). Buku Ajar ASKEB I: “Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan”. Yogyakarta: Nuha Medika.
[22] Winkjosasatro. (2017). Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
[23] Manuaba & Ida Ayu. (2012). Ilmu Kandungan, Penyakit Kandungan,
dan KB. Jakarta: EGC.
[24] Suririnah. (2018). Perubahan-perubahan Fisik dan Psikologis Selama
Kehamilan. Jakarta: Bina Pusaka.
[25] Wiknjosastro. (2014). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
[26] Alimul. dalam Dwi, (2012). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia,
Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
[27] Isselbacher dkk. (2012). Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam,
Alih bahasa Asdie Ahmad H., Edisi 13, Jakarta: EGC
[28] Rukmana, R.(2011). Aneka Olahan Jahe. Yogyakarta: Kanisius
[29] Zhion. (2011). Ginger-its value in human health-side effects and benefits.
Di peroleh tanggal 28 Januari 2019 melalui www. perpusnwu.web.id
[30] Parwitasari.,dkk.(2014). Perbandingan Efektifitas pemberian rebusan jahe
dan daun mint terhadap mual muntah pada ibu hamil. Di peroleh tanggal 28
Januari 2019 melalui www. perpusnwu.web.id
[31] Khasanah. (2017). Penerapan pemberian wedang jahe sunti untuk
mengurangi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Di peroleh tanggal
28 Januari 2019 melalui www. perpusnwu.web.id
[32] Ardilah., Dkk. (2015). Penanganan Emesis Gravidarum pada ibu hamil di
BPM Nanik Kustantinna Tulungan Sidoarjo Di peroleh tanggal 28 Januari
2019 melalui www. perpusnwu.web.id
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Ibu Hamil Calon Responden
Di tempat
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini saya :
Nama : Endang Sukosih Dwi Rahayu
Nim : 1804109
Status : Mahasiswa S1 Terapan Kebidanan STIKES Karya Husada
Semarang
Akan melakukan penelitian tentang “EFEKTIVITAS KONSUMSI JAHE
MENGURANGI MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI
WILAYAH PUSKESMAS TARUB”
Untuk itu saya memohon Ibu bersedia memberikan ijin agar dapat menjadi
responden pada penelitian yang akan saya lakukan. Atas partisipasi Ibu-ibu, saya
mengucapkan terimakasih.

Hormat Saya,

Endang Sukosih Dwi Rahayu


Lampiran 4

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama :
Nim :
Alamat :

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa setelah mendapat penjelasan dan


memahami magsud dan tujuan penelitian, akan dijaganya kerahasiaan serta tidak
adanya dampak negative dari penelitian ini, maka dengan ini saya secara sukarela
menyetujui untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
Demikian pertanyaan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan penuh
kesadaran serta tanpa paksaan dari siapapun.

Hormat Saya,

Responden
Lampiran 5

No Resp

LEMBAR IDENTITAS

EFEKTIVITAS KONSUMSI JAHE MENGURANGI MUAL MUNTAH


PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI WILAYAH
PUSKESMAS TARUB

A. Identitas Responden
Petunjuk pengisian
Jawablah pertanyaan no 1,2 dan 3 sesuai dengan status anda. Pilihlah salah
satu jawaban sesuai dengan status anda, dengan memberi tanda "√" pada
pilihan jawaban no 3, 4 dan 5
1. Inisial :
2. Umur : 17-25th 36-45th
26-35th 46-55th

3. Tingkat pendidikan : Tidak Sekolah, SD, SMP/SLTP


SMK/SMA/SLTA
Diploma 3, Sarjana1, Sarjana 2
4. Status Pekerjaan : IRT/Tidak Bekerja
Bekerja
Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI FREKUENSI MUAL MUNTAH


1. Observasi awal
Kode Responden
Frekuensi mual muntah

2. Treatmen
No. Responden Frekuensi mual muntah selama treatmen pemberian konsumsi jahe Jumlah
Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari Hari
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Lampiran 7

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBUATAN SERBUK JAHE

STANDAR Ditetapkan Oleh :


OPERASIONAL
PROSEDUR
Tanggal Terbit Ketua STIKES Karya Husada Semarang

Dr. Ns. Fery Agusman. M.Kep,Sp. Kom

PENGERTIAN Proses membuatan serbuk jahe yang berbahan baku dari


tanaman jahe.

TUJUAN Membuat serbuk jahe yang akan dibuat minuman instan


yang kaya manfaat diantaranya minyak atsiri yang dapat
menghilangkan perasaan mual muntah.
ALAT DAN BAHAN ALAT
1. Kompor
2. Saringan
3. Gilingan
4. Panci
5. Wajan
6. Pisau
7. Talenan
8. Wadah
9. Blender
10. Sendok
11. Pengaduk
BAHAN
1. Jahe 500 gram
2. Gula Pasir 500 gram
PROSEDUR 1. Siapakan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Kupas jahe dan potong jahe kecil-kecil.
3. Cuci jahe hingga bersih.
4. Giling potongan jahe hingga halus dengan blender.
5. Peras jahe untuk diambil sarinya.
6. Rebus sari jahe dengan kompor listrik dan aduk-aduk
sampai mendidih dan kental.
PEMBUATAN SERBUK JAHE

7. Setelah suhu pada jahe mencapai 90°C masukkan


gula.
8. Tetap rebus jahe hinnga mengental.
9. Setelah mengental matikan kompor listrik dan
pengaduk listrik.
10. Tuang jahe ke wajan dan aduk jahe hingga dingin.
11. Jahe yang sudah dingin dihaluskan dan keudian
diayak.
12. Jahe siap dikemas.

EVALUASI 1. Evaluasi hasil yang dicapai (kualitas dan rasa serbuk


jahe)

DOKUMENTASI 1. Waktu pelaksaan


2. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan
Lampiran 8

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

PEMBERIAN
KONSUMSI JAHE
STANDAR Ditetapkan Oleh :
OPERASIONAL
Tanggal Terbit Ketua STIKES Karya Husada Semarang
PROSEDUR

Dr. Ns. Fery Agusman. M.Kep,Sp. Kom

PENGERTIAN Minuman Herbal atau tradisional yang kaya manfaat


yaitu salah satunya menghilangkan mual-muntah pada
ibu hamil dan manfaat lainya yaitu antihistamin
menghilangkan sesak nafas.
TUJUAN 1. Menghilangkan mual muntah pada ibu hamil
2. Mengurangi sesak nafas
3. Memberikan rasa hangat pada tenggorokan
PERSIAPAN 1. Berikan salam, perkenalkan diri anda dan identifikasi
klien dengan memeriksa identitas klien dengan
KLIEN cermat.
2. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan,berikan kesempatan kepada klien untuk
bertanya dan jawab seluruh pertanyaan klien.
3. Siapkan peralatan yang diperlukan.
ALAT DAN BAHAN 1. Serbuk Jahe
2. Alas dan Gelas
3. Sendok teh
4. Air hangat
PROSEDUR 1. Menyiapkan gelas, sendok, serbuk jahe dan air hangat
TINDAKAN 2. Seduh Jahe sebanyak (2 sendok teh/10 gr) dalam
gelas dengan menggunakan air hangat sebanyak 75 cc
3. Aduk jahe dengan sendok sampai dengan larut
4. Anjurkan minum jahe selagi hangat
EVALUASI 2. Evaluasi hasil yang dicapai (keluhan mual muntah)
3. Beri reinforcement positif pada ibu hamil
4. Kontrak pertemuan selanjutnya
5. Mengakhiri pertemuan dengan baik
DOKUMENTASI 3. Waktu pelaksaan
4. Catat hasil dokumentasi setiap tindakan yang
dilakukan dan di evaluasi pasca tindakan
Lampiran 9

PUQE KUESIONER MUAL MUNTAH

24 HOURS PRAGNANCY UNIQUE QUANTIFICATION OF EMESIS

(PUQE-24)

Nomor Responden :

Nama Responden :

Tanggal Periksa :

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tanda (x) pada salah satu pilihan jawaban
dibawah ini !.

A. Dalam 24 jam, berapa lama anda merasakan mual atau nyeri pada perut?
1. Tidak ada sama sekali
2. Kurang atau sama dengan 1 jam
3. 2-3 jam
4. 4-6 jam
5. Lebih dari 6 jam
B. Dalam 24 jam, berapa kali anda muntah?
1. Tidak ada sama sekali
2. 1-2 kali
3. 3-4 kali
4. 5-6 kali
5. Lebih dari 7 kali
C. Dalam 24 jam, berapa kali anda mengalami muntah namun tidak ada yang
dikeluarkan?
1. Tidak ada sama sekali
2. 1-2 kali
3. 3-4 kali
4. 5-6 kali
5. Lebih dari 7 kali

Keterangan Skor :
1. Tidak ada sama sekali
2. Kurang atau sama dengan 1 jam / 1-2 kali
3. 2-3 jam / 3-4 kali
4. 4-56jam / 5-6 kali
5. Lebih dari 6 jam / Lebih dari 7 kali

Total Skor : 3 = Tidak mengalami mual dan muntah


4-6 = Mual dan muntah ringan
7-12 = Mual dan muntah sedang
13-15 = Mual dan muntah berat

Anda mungkin juga menyukai