Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PRA PROFESI (KDPK) INJEKS IM


TERHADAP NY. E DI PRAKTIK MANDRI
BIDAN ULFATUL AZIJAH S.Tr.KEb
JULI
2023

Di susun oleh:
ULFATUL AZIJAH
NPM 220503784576

PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BHAKTI PERTIWI INDONESIA
JAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Pra Profesi (KDPK) Injeksi IM Kontrasepsi Hormonal Suntik
1 Bulan terhadap Ny. E di Praktik Mandri Ulfatul Azijah S.Tr.Keb Juli 2023”.
Pada kesempatan ini tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Saya
berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan serta
wawasan kita khususnya mengenai asuhan kebidanan pra profesi (KDK) injeksi
IM pada penyuntikan kontrasepsi hormonal suntik kombinasi (1 bulan).
Dalam penyusunan makalah ini saya menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang kita
harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati saya senantiasa mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
dikemudian hari.
Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
dan semoga usaha kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

Bogor, 06 Juli 2023

Ulfatul Azijah

2
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................1

KATA PENGANTAR....................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................20

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................27

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPRAN

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemberian obat melalui injeksi merupakan prosedur medis yang

sangat sering dilakukan terhadap pasien. Lebih dari 12 milyar per tahun

prosedur injeksi dilakukan terhadap pasien di seluruh dunia, sekitar 5%

injeksi dilakukan untuk imunisasi dan sekitar 95% injeksi untuk

penyembuhan (Romano dan Cecca, 2005).

Terdapat banyak obat-obatan yang harus diberikan melalui injeksi

intra muskuler. Prosedur injeksi intra muskuler adalah salah satu teknik

injeksi yang sangat sering dilakukan oleh tenaga medis dengan cara

menusukkan jarum suntik melalui permukaan kulit sampai ke lapisan otot

sehingga daya efektivitas obat dapat bekerja dengan maksimal.

Pemberian obat melalui lapisan otot disebut intramuskular, dapat

menjadi satu-satunya rute pemberian obat bila pasien mengalami iritasi

saat diberikan secara intravena dan pengganti pemberian oral karena

beberapa obat rusak oleh sistem pencernaan. Beberapa komplikasi dapat

timbul akibat tehnik menyuntik intra muskuler yang tidak tepat adalah

perdarahan, nyeri, kerusakan saraf skiatik, infeksi (Plotkin et al, 2008).

KB suntik merupakan suatu metode dari kontrasepsi yang

diberikan melalui suntikan. Ini merupakan metode yang mendapatkan

peminat yang paling tinggi karena dianggap sebagai cara yang aman, lebih

4
efektif, lebih simpel, tidak mengakibatkan efek samping yaitu tidak

mengganggu produksi ASI, serta dapat digunakan pasca melahirkan.

Metode dari KB suntik kombinasi adalah dengan menyuntikkan

cairan secara Intra Muskular terdiri dari hormon progesterone dan

estradiol yang diberikan secara periodik kapada seorang wanita. Setelah

disuntikkan, cairan yang berisi hormon progresteron tersebut akan masuk

ke dalam pembuluh darah lalu secara bertahap akan diserap oleh tubuh

guna mencegah kehamilan.

Penyuntikan kontrasepsi hormonal suntik kombinasi dilakukan

dengan cara intramuskular / IM. Suntikan IM cairan obat dimasukkan ke

dalam otot, bisa didaerah pantat, lengan atas, atau paha. Secara umum bila

dimasukkan ke pantat orang dewasa secara IM membutuhkan jarum

dengan panjang sekitar 1-1,5 inci.

Berdasarkan data dinas kesehatan Jawa Barat dalam Open Data

Jabar Jumlah Peserta Keluarga Berencana (KB) Aktif Berdasarkan Metode

KB di Jawa Barat tahun 2019 dengan penggunaan Kontrasepsi Suntik di

Kabupaten Bogor sebanyak 478.630 orang (66,8 %) yang merupakan

jumlah terbanyak dibandingkan penggunaan kotrasepsi lain. Menurut data

Badan Statistik Provinsi Jawa Barat pada tahun 2017 penggunaan KB

Suntik sebanyak 74.400 orang dari jumlah pasangan usia subur sebanyak

1.087.613 orang.

5
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan pra profesi (KDPK) yaitu Injeksi IM

Kontrasepsi Hormonal Sutik 1 ulan terhadap Ny.E di Prakti Mandiri

Bidan Ulfatul Azijah S.Tr.Keb Juli 2023.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Prosedur Injeksi Intra Muskular (IM) pada

Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi (1 bulan) di Praktik

Mandiri Bidan Ulfatul Azijah S.Tr.Keb.

2. Untuk mengetahui Mekanisme Kerja Injeksi Intra Muskular (IM)

pada Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi (1 bulan)

3. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan Injeksi Intra

Muskular (IM) pada Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi (1

bulan)

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam makalah ini yaitu praktik memberikan

asuhan kebidanan pra profesi (KDPK) Injeksi Intra Muskular KB Suntik

Kombinasi pada pengguna kontrasepsi suntik di Praktik Mandiri Bidan

Ulfatul Azijah S.Tr.Keb pada Juli 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Meningkatkan wawasan dan pengalaman belajar dalam melakukan

penelitian.

6
1.4.2 Bagi tempat penelitian

Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan

kesehatan bagi masyarakat khususnya pada akseptor KB suntik.

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

data dasar untuk penelitian selanjutnya.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Injeksi Intra Muskular

Injeksi intramuskuler (IM) adalah pemberian obat/cairan dengan

cara dimasukkan langsung ke dalam otot (muskulus). Pada orang dewasa

tempat yang paling sering digunakan untuk suntikan intramuskular adalah

seperempat bagian atas luar otot gluteus maximus. Rute intramuscular

(IM) memungkinkan absorbs obat yang lebih cepat dari pada rute subcutan

(SC), karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya

kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot dalam, tetapi bila

tidak hati-hati, ada resiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.

Penggunaan jarum berukuran lebih panjang dan lebih besar untuk

melewati jaringan SC dan mempenetrasi jaringan otot dalam. Berat badan

mempengaruhi pemilihan ukuran jarum. Sudut insersi untuk injeksi IM

ialah 90°.

2.1.1 Lokasi Injeksi Intra Muskular

1. Otot Vastus Lateralis

Otot vastus lateralis yang tebal dan berkembang baik adalah

tempat injeksi yang dipilih untuk dewasa, anak-anak dan bayi.

Otot terletak dibagian lateral anterior paha dan pada orang

dewasa membentang sepanjang satu tangan di atas lutut sampai

sepanjang satu tangan di bawah trokanter femur. Sepertiga

8
tengah otot merupakan tempat terbaik injeksi. Lebar tempat

injeksi membentang dari garis tengah bagian atas paha sampai

ke garis tengah sisi luar paha.

2. Otot Ventrogluteal

Otot ventrogluteal meliputi gluteus medius dan minimus.

Otot ventrogluteal juga berukuran besar dan minim risiko cedera

saraf dan pembuluh darah. Otot ini baik digunakan pada jenis

suntikan depot di mana obat disimpan dalam waktu lama untuk

kemudian diserap secara bertahap oleh jaringan sekitarnya.

3. Otot Dorsogluteal

Otot dorsogluteal merupakan tempat yang biasa digunakan

untuk injeksi IM. Insersi jarum yang tidak disengaja ke dalam

saraf siatik dapat menyebabkan paralisis permanen atau

sebagian pada tungkai yang bersangkutan. Pembuluh darah

utama dan tulang juga dekat tempat injeksi. Pada klien yang

jaringannya kendur, tempat injeksi sulit ditemukan.

4. Otot Quadricep femoris

Merupakan otot yang tebal serta minim risiko mencederai

pembuluh darah dan saraf. Lokasi ini dipilih pada infant,

terutama yang belum berjalan. Pada pasien yang mendapatkan

obat-obatan tertentu dan dokter menganjurkan untuk dilakukan

penyuntikan intramuskuler secara mandiri, quadricep femoris

dapat direkomendasikan karena mudah diakses pasien.

9
2.1.2 Prosedur Injeksi Intra Muskular

Teknik injeksi intramuskuler adalah dengan

menginjeksikan sediaan obat pada area otot. Otot yang dipilih

adalah otot yang cukup besar, mudah diakses, dan memiliki

vaskularisasi yang baik. Pastikan bahwa alat suntik yang digunakan

merupakan alat suntik baru dan sekali pakai (single use syringe)

agar tidak terjadi transmisi penyakit menular seperti HIV dan

hepatotis B pada pasien.

1. Persiapan Pasien

Persiapan pasien sebelum dilakukan injeksi intramuskuler

adalah pemilihan lokasi injeksi, landmarking, dan preparasi

kulit.

2. Pemilihan Lokasi Penyuntikan

Lokasi injeksi intramuskuler dipilih pada area yang bebas

dari infeksi, nekrosis, memar, cedera otot, ataupun atrofi otot.

Pemilihan lokasi injeksi juga tergantung pada jenis obat yang

akan disuntikkan, volumenya, serta usia dan kondisi pasien. 

Ada 3 kelompok otot yang sering digunakan pada injeksi

intramuskuler, yakni otot deltoid, otot ventrogluteal, dan otot

quadricep femoris.

Otot deltoid memiliki masa otot kecil dan dekat dengan saraf

radialis dan arteri brakialis. Keuntungan dari area otot deltoid

10
adalah mudah diakses saat penyuntikan. Otot deltoid tidak boleh

digunakan untuk injeksi dengan volume lebih dari 1 ml.

3. Landmarking

Landmarking bertujuan untuk menentukan tempat jarum

suntik akan dimasukkan. Tahap ini bertujuan untuk menghindari

cedera pembuluh darah atau saraf.

a. Deltoid

Lakukan palpasi titik tengah prosesus akromial. Sekitar 3 jari

di bawahnya (5 cm) sejajar dengan aksila dan aspek lateral

lengan merupakan lokasi otot deltoid.

b. Quadricep Femoris

Pada bagian lateroanterio femur antara trokanter mayor dan

genu.

c. Ventrogluteal

Ventrogluteal dicari menggunakan metode V. Ketika tempat

suntikan berada di sisi kiri, telapak tangan kanan diletakkan

di atas trokanter mayor. Jari telunjuk diletakkan pada spina

iliaka anteriosuperior. Jari tengah kemudian diposisikan ke

arah krista iliaka. Jari telunjuk dan tengah membuat bentuk

V. Tempat suntikan berada di tengah segitiga yang dibentuk

oleh jari telunjuk dan jari tengah yang dibentangkan.

4. Preparasi Kulit

11
Preparasi kulit dapat dilakukan menggunakan alkohol swab.

Kulit area injeksi dibersihkan menggunakan alkohol swab

selama 30 detik dan dibiarkan mengering selama 30 detik.

5. Peralatan

Peralatan injeksi intramuskuler yang utama adalah spuit

dan jarum. Peralatan yang diperlukan untuk injeksi antara lain:

 Jarum suntik pada deltoid digunakan jarum ukuran 16-32 mm

untuk anak dan ukuran 25–38 mm untuk dewasa. Pada

quadricep femoris menggunakan jarum ukuran 16-25 mm.

Pada ventrogluteal menggunakan jarum ukuran 38 mm.

 Spuit

 Filter jarum

 Obat yang benar dalam dosis yang tepat

 Kapas kering

 Perban berperekat

 Sarung tangan sekali pakai

6. Posisi Pasien

Posisi pasien injeksi intramuskuler bergantung pada lokasi

injeksi yang dipilih, posisi yang benar membuat otot menjadi

rileks sehingga dapat mengurangi rasa nyeri.

 Deltoid: berdiri atau duduk, dengan lengan diletakkan di

pinggang untuk merelaksasikan otot

12
 Quadriceps femoris: duduk atau berbaring, dengan fleksi jari-

jari kaki untuk merelaksasikan otot

 Ventrogluteal: berbaring menyamping atau dalam posisi

tengkurap, untuk merelaksasikan otot pasien dapat

melakukan fleksi lutut dan ekstensi jari-jari kaki

7. Prosedur

Prosedur injeksi intramuskuler diawali dengan memastikan

keselamatan pasien dengan menganut prinsip 5 Right, yakni

right patient, right drug, right dose, right site, right timing.

Selanjutnya, lakukan informed consent sebelum tindakan.

Langkah-langkah injeksi intramuskuler sebagai berikut:

a. Mencuci tangan kemudian mengenakan sarung tangan sekali

pakai.

b. Posisikan pasien sesuai area lokasi penyuntikan

c. Bersihkan kulit pada area yang akan diinjeksi dengan alkohol

swab

d. Siapkan obat ke dalam spuit

e. Lakukan teknik dua jarum, yakni ganti jarum setelah

persiapan pengambilan obat dan sebelum pemberian

suntikan, sehingga jarum bersih, tajam dan kering).

f. Suntikkan obat ke dalam otot dengan memposisikan jarum 90

derajat dari area penyuntikan

13
g. Pastikan posisi jarum intramuskuler melalui konfirmasi

gerakan jarum dari sisi ke sisi yang terbatas

h. Lakukan aspirasi untuk memastikan injeksi tidak masuk ke

pembuluh darah

i. Tunggu sebentar, kemudian tarik jarum dengan cepat dan

berikan tekanan lembut di atas tempat yang disuntikkan

dengan kapas kering

j. Tutup area penyuntikan dengan perban perekat

k. Dokumentasikan dalam rekam medis

8. Pasien dengan Peningkatan Risiko Pendarahan

Jika pasien mengalami gangguan koagulasi seperti

penyakit von Willebrand atau peningkatan risiko perdarahan,

injeksi intramuskular dapat dilakukan setelah berkonsultasi

dengan ahli hematologi.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko

perdarahan meliputi:

 Cobalah menjadwalkan injeksi intramuskuler segera setelah

pemberian faktor pembekuan atau sebelum pemberian obat

antikoagulan

 Gunakan kaliber jarum sekecil mungkin

 Terapkan tekanan kuat di lokasi injeksi, tanpa menggosok,

setidaknya selama dua menit setelah injeksi

2.2 Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi

14
KB suntik kombinasi atau biasa disebut kb suntik 1 bulan

mengandung medroxyprogesterone dan estradiol, yaitu preparat

hormon yang dapat mencegah pelepasan sel telur (ovulasi), mengentalkan

lendir serviks (leher rahim), dan menurunkan kesuburan dinding rahim.

Dengan begitu, sperma akan lebih sulit membuahi sel telur, atau sel telur

yang telah dibuahi akan sulit menempel di dinding rahim.

2.2.1 Cara Kerja Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi

Cara kerja dari KB suntik kombinasi adalah dengan cara

mencegah bertemunya sel telur dengan sperma yaitu dengan jalan

menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur dengan tujuan

untuk menghalangi terjadinya ovulasi. Hal ini akan menyebabkan

lendir vagina menjadi lebih kental, sehingga dapat membantu untuk

menghalangi sperma masuk ke dalam rahim. KB suntik hormonal

kombinasi diberikan setelah 7 hari pertama mengalami menstruasi

atau 6 minggu setelah proses kelahiran. Suntikan ini diberikan 1

bulan sekali, dimana suntikan yang diberikan merupakan

kombinasi hormon medroxyprogesterone acetate (hormon

progestin) dengan estradiol cypionate (hormon estrogen).

2.2.2 Efek Samping Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi

1. Mual dan sakit kepala

2. Emosi tidak stabil dan gangguan kecemasan

3. Peningkatan nafsu makan

4. Payudara nyeri atau bengkak

15
5. Timbulnya Gangguan Menstruasi

a. Terjadinya perubahan siklus menstruasi, yaitu bisa lebih

panjang maupun lebih pendek, seperti penggunaan jenis

obat analgesik.

b. Pada saat menstruasi, darah yang dikeluarkan bisa terlalu

banyak, maupun sedikit. Terkadang hanya timbul bercak-

bercak saja (spotling).

c. Tidak mengalami haid sama sekali.

6. Vaina gatal dan keputihan

7. Muncul bintik-bintik atau bercak gelap di wajah (melasma)

8. Pertumbuhan rambut yang lebih banyak di badan atau wajah

9. Rambut kepala rontok

10. Mengganggu produksi ASI

11. Pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian terjadi

secara bertahap rata-rata sekitar 5 bulan

12. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan HIV/IMS

(Infeksi Menular Seksual)

13. Efektifitas berkurang apabila digunakan bersamaan dengan

obat-obatan tuberkulosis dan epilepsy.

14. Kurang Efektif

Seseorang yang memutuskan untuk melakukan kontrasepsi KB

suntik harus sering bolak-balik ke pusat pelayanan kesehatan

16
guna melakukan penyuntikan ulang setelah jangka waktu

perlindungan tersebut habis.

2.2.3 Kelebihan KB Suntik Kombinasi

1. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya sangat tinggi mencapai

97%. Yang berarti tingkat kegagalannya hanya 3 kehamilan

per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama

2. Tidak diperlukan pemeriksaan panggul

3. Dapat digunakan tanpa pemeriksaan payudara

4. Tidak perlu penggunaan setiap hari

5. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

6. Mengurangi risiko kanker endometrium dan kehamilan di luar

kandungan

7. Mengurangi risiko beberapa penyebab penyakit radang

panggul

8. Lebih aman

Hal ini dikarenakan terjadinya kasus kehamilan bagi mereka

yang memilih kontrasepsi ini sangatlah kecil. Jenis kontrasepsi

ini juga sangat aman digunakan oleh wanita yang telah berusia

lebih dari 35 tahun.

9. Lebih Praktis

Hal ini mungkin saja dikarenakan penyuntikkan satu hormon

pada tubuh bisa memberikan perlindungan hingga 1 bulan

lamanya.

17
2.2.4 Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi

1. Cara Pemasangan

Menyuntikkan hormon progesteron dan estrogen setiap 28 hari,

penyuntikan dilakukan secara Intra Muskular atau di area otot

bisa di bagian bokong, lengan, atau paha. Sebaiknya tidak

diurut setelah penyuntikan. Pemberian Suntik KB harus

dilakukan secara teratur oleh tenaga kesehatan.

2. Cara Pencabutan

Kontrasepsi Suntik bulanan sebaiknya tidak digunakan lebih

dari empat tahun. Bagi ibu yang memberikan ASI secara

eksklusif, maka suntik bulanan diberikan 6 bulan pasca

persalinan tapi tidak berlaku jika ibu tersebut sudah

mendapatkan haid sebelum 6 bulan. Bagi ibu yang tidak

memberikan ASI secara eksklusif, maka suntik bulanan

diberikan 6 minggu pasca persalinan.

2.2.5 Kontraindikasi Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi

1. Hamil atau diduga hamil

2. Sedang menyusui kurang dari 6 minggu, atau sedang menyusui

secara eksklusif selama 6 bulan

3. Perdarahan vagina yang belum jelas penyebabnya

18
4. Memiliki salah satu kondisi: hipertensi, merokok berat (>=15

batang perhari) atau usia>35

5. Penyakit hati akut (virus hepatitis)

6. Pernah terserang stroke atau memiliki epilepsi

7. Sedang menderita kanker payudara

2.2.6 Tempat Pelayanan Kontrasepsi Hormonal Suntik Kombinasi

1. Puskesmas / Pelayanan Bergerak

2. Praktik Dokter

3. Praktek Bidan

4. Rumah Sakit

19
BAB III

TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 05 Juli 2023

Pukul : 18.30 WIB

A. Identitas

Nama klien : Ny .E Nama suami : Tn. M

Umur : 27 tahun Umur : 35 tahun

Suku/bangsa : Sunda/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat rumah : Kp. Cibungur RT 01 RW 01

Data Subjektif

Keluhan utama: Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan ulang kontrasesi

suntik 1 bulan.

20
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas Bayi

No BB PB
Komplikasi

Komplikasi

Komplikasi

Sekarang

Keadaan
Tahun

Umur Jenis Penolong JK


(kg) (cm)

1. 2021 38 mg - Spontan Bidan - - P 3 kg 49 cm Hidup

c. Konsumsi zat besi : Ya

d. Riwayat penyakit : Tidak ada

e. Pemberian ASI : Ekslusif selama 6 bulan

i. Penggunaan kontrasepsi : KB suntik

j. Ada/tidaknya tanda-tanda bahaya : Tidak ada

OBJEKTIF

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Keadaan emosional: Stabil

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 78 x/menit

21
Suhu : 36,8 ºC

Pernafasan : 20 x/menit

b. Pemeriksaan fisik

1. Kepala

a) Rambut : Bersih

b) Muka : Tidak oedem, tidak pucat

c) Mata

(1) Konjungtiva : Tidak anemis

(2) Sklera : Tidak ikterik

(3) Palpebra : Normal

d) Hidung : Simetris, tidak ada pengeluaran

e) Telinga : Simetris, tidak ada serumen

f) Mulut (gigi, gusi) : Bersih, tidak ada caries, tidak ada stomatitis

2. Leher

1) Kel. Gondok/ thyroid : Tidak ada pembesaran

2) Tumor : Tidak ada

3) Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

3. Dada dan axilla (ketiak) : Tidak ada retraksi dada dan tidak

ada pembesaran kelenjar limfe

4. Mammae

a) Pembesaran : Tidak ada

b) Tumor : Tidak ada

22
c) Simetris : Ya

d) Abses : Tidak ada

e) Kelenjar : Tidak ada

5. Abdomen

1) Inspeksi

Luka bekas operasi : Tidak ada

1) Palpasi

a) Fundus uteri : Normal

b) Posisi uterus : Normal

c) Konsistensi uterus : Normal

d) Diastatis rekti : Tidak ada

e) Vesika urinaria : Kosong

6. Kaki

1) Varices : Tidak ada

2) Oedem : Tidak ada

3) Kemerahan pada betis : Tidak ada

4) Tanda Homan : Tidak ada

7. Vulva dan vagina

1) Keadaan luka laserasi : Tidak ada

2) Lochea

a) Warna : Tidak ada

b) Konsistensi : Tidak ada

Analisa

23
Ny. E usia 27 dengan akseptor Kontrasepsi hormonal suntik kombinasi (1 bulan)

Kebutuhan: Memberikan asuhan kebidanan injeksi Intra Muskular kontrasepsi

hormonal suntik kombinasi (1 bulan)

Penatalaksanaan

1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur yang yang akan dilakukan

- Ibu sudah mengerti prosedur yang akan dilakukan

2. Bersikap sopan dan menjaga privasi pasien

- Ibu merasa privasi nya terjaga

3. Membacakan instruksi pemberian injeksi intra Muskular kontrasepsi

hormonal suntik kombinasi / kontrasepsi 1 bulan

- Ibu mengerti mengenai prosedur yang telh dijelaskan

4. Mendekatkan alat yang akan digunakan agar mudah dijangkau

- Alat sudah didekatkan dan bisa dengan mudah dijangkau

5. Memposisikan pasien dengan posisi telungkup dan membuka area bokong

yang akan dilakukan peyuntikan

- Posisi pasien sudah sesuai dan tepat

6. Memakaikan pengalas atau selimut pada daerah yang akan dilakukan

penyuntkan

- Pengalas sudah terpakai

7. Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun da air mengair serta

mengeringkannya

- Cuci tangn sudah dilakukan

24
8. Memakai sarung tangan

- Sarung tangan sudah terpakai

9. Menentukan lokasi injeksi intra muskular pada daerah bokong 1/3 bagian

dari SIAS tulang panggul dextra atau sinistra dan os cocygis (tukang ekor),

membebaskan penghalang, dan melakukan desinfeksi secara sirkulair

dengan kapas alcohol

- lokasi penyuntikan telah itentukan dan dibebaskan dari penghalang serta

sudah dilakukan desinfeksi

10. Meregangkan lokasi penyutikan dengan tangan kiri, dan tangan kanan

memegang jarum suntik

- Area penyuntikan sudah diregangkan dengan lengan kiri dan tangan kanan

sudah memegang jarum

11. Melakuka Injeksi IM dengan mata jarum ke atas tusukan ke permukaan kulit

mmbentuk sudut 90, elakukan aspirasi, memasukan obat kontrasepsi

hormonal kombinasi, dan mencabut jarum kemudin menekan dengan kapas

area penusukan.

- Injeksi IM kontrasepsi hormonal suntik kombinasi sudah dilakukan, area

penusukan sudah ditekn dengan kapas.

12. Mengatur posisi pasien seperti semula sambal mengobservasi reaksi obat

- Ibu sudah diatur ke posisi semula dengan duduk kembali

13. Merapika alat dan memasukan jarum bekas pakai ke dalam safety box

- Alat sudah dirapikan dan jarum bekas pakai sudah dimasukan ke dalam

safety box

25
14. Melepaskan sarung tangan dan merendam ke dalam larutan bak klorin,

mencuci tangan dengan sabun dan keringkan

- Sarung tagan sudah dilpaskan, sudah mencuci tangan dan sudah

dikeringkan

15. Dokumentasi hasil tindakan, tanda tangan dan nama jelas

- Hasil kegiatan sudah didokuentasikan

26
BAB IV

PEMBAHASAN

Injeksi intra muskuler adalah salah satu teknik injeksi yang sangat sering

dilakukan oleh tenaga medis dengan cara menusukkan jarum suntik melalui

permukaan kulit sampai ke lapisan otot sehingga daya efektivitas obat dapat

bekerja dengan maksimal.

Teknik injeksi intramuskuler adalah dengan menginjeksikan sediaan obat

pada area otot. Otot yang dipilih adalah otot yang cukup besar, mudah diakses,

dan memiliki vaskularisasi yang baik. Pastikan bahwa alat suntik yang digunakan

merupakan alat suntik baru dan sekali pakai (single use syringe) agar tidak terjadi

transmisi penyakit menular seperti HIV dan hepatotis B pada pasien.

Injeksi IM pada kontrasepsi hormonal suntik kombinasi di laukan di area

gluteus maximus atau bokong. Metode dari KB suntik kombinasi adalah dengan

menyuntikkan cairan secara Intra Muskular terdiri dari hormon progesterone dan

estradiol yang diberikan secara periodik kapada seorang wanita. Setelah

disuntikkan, cairan yang berisi hormon progresteron tersebut akan masuk ke

dalam pembuluh darah lalu secara bertahap akan diserap oleh tubuh guna

mencegah kehamilan.

27
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan Injeksi Intramuskular pada

akseptor kontrasepsi hormonal suntik kombinasi di Praktik Mandiri

Ulfatul Azijah S.Tr.Keb Juli 2023 dapat disimpulkan:

a. Injeksi Intra Muskular pada akseptor kontrasepsi hormonal suntik

kombinasi dilakukan di area otot Dorsogluteal pada Gluteus Maximus

atau bokong

b. Injeksi Intra Muskular dapat dilakukan di area otot lain seperti Vastus

Lateralis, Ventro gluteal, dan otot quadriceps sesuai dengan

kapasitasnya.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Pasien dan Keluarga

Sesuai yang telah disampaikan dalam makalah bahwa

Injeksi Intramuskular adalah peyuntikan obat ke dalam otot tubuh,

Injeksi intra Muskular tidak hanya bisa dilkukan pada area bokong

tapi pada area otot lain seperti di area lengan dan paha sesuai

dengan kapasitasnya.

28
5.2.2 Bagi Tempat Praktik

Informasi yang diperoleh dapat di aplikasikan oleh tenaga

kesehatan dalam memberikan pelayanan khususnya pada Injeksi

Intra Muskular akseptor kontrasepsi hormonal suntik kombinasi

agar penyuntikan dapat dilakukan sesuai standar prosedur dan tetap

memperhatikan kuaitas pelayanan dengan menjelaskan prosedur

pelaksanaan sebelum dilakukan tindakan.

5.2.3 Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dipublikasikan secara luas kepada pihak akademis,

sehingga dapat dijadikan sumber referensi dalam memberikan

asuhan ebidanan Injeksi Intra Muskular pada akseptor kontrasepsi

hormonal suntik kombinasi, serta bagi institusi pendidikan agar

selalu meningkatkan penelitian-penelitian dibidang kesehatan.

5.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai tambahan

informasi untuk mengembangkan makalah- makalah selanjutnya.

29
30
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia

2015. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

World Health Organization. 2015. Medical eligibility Criteria for Contraceptive

Use Fift Editions

Evelyn Hemme Tambunan, Imanuel Sri Wulandari. Penggunaan Teknik Z-Track

Air Lock Untuk Menurunkan Nyeri Pada Prosedur Injeksi Intra Muskuler.

Jurnal Ners Vol. 10 No. 1 April 2015: 112–117. [cited 2023 Juli 05].

Available from: Https://Journal.Unair.Ac.Id

Corry Laodikia1, Evelyn Tambunan. Teknik Injeksi Intramuskular Tanpa Aspirasi

Untuk Menurunkan Intensitas Nyeri Saat Prosedur Injeksi Vitamin

Neurobion 5000 Pada Pasien Poli Rawat Jalan Rumah Sakit Advent

Bandung. Jurnal Skolastik Keperawatan Vol.3, No.2 Jul – Des 2017: 106.

[cited 2023 Juli 05]. Available from: Https:// Repository.Unai.Edu

Open Data Jabar. 2019. [cited 2023 Juli 05]. Available from:

https://opendata.jabarprov.go.id

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. [cited 2023 Juli 05]. Available from:

https://jabar.bps.go.id

Sistem Informasi Pembinaan Peserta KB Aktif. 2019. [cited 2023 Juli 05].

Available from: http://sippka.serangkab.go.id

Anda mungkin juga menyukai