Disusunoleh:
disusun untuk melengkapi persyaratan pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan dan telah disetujui
Pembimbing dan telah disetujui pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing
Modul Inovasi Penanganan Nyeri Punggung Kehamilan Pada Kehamilan yang disusun oleh:
Telah dipertahankan di hadapan tim penguji laporan Praktikum Keterampilan Kebidanan Komunitas
Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang
pada:
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji:
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya sehingga modul ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Modul ini disusun sebagai salah satu target praktik
kebidanan komunitas dan salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan
Kebidanan dengan judul “Modul Inovasi Penanganan Nyeri persalinan pada kehamilan”.
Adapun asuhan kebidanan yang dilakukan adalah asuhan kebidanan yang berfokus pada
kesehatan ibu hamil penerapan Natural Basic Therapy (NBT) dan Natural Advance Therapy
(NAT)secara mandiri maupun kolaborasi dengan pendekatan manajemen kebidanan di
komunitas.
Penyusunan modul ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr.Ns. Fery Agusman. MM, SKM, M. Kep, Sp. Kom selaku ketua STIKES Karya Husada
Semarang
2. Sa’adah Mujahidah,M.Tr.Keb selaku dosen pembimbing yang telah bersedia melakukan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan laporan ini.
3. Segenap karyawan Puskesmas Demak III beserta jajarannya, gasurkes, para kader yang
telah membantu dan memberikan dukungannya.
4. Segenap karyawan di Kelurahan Kalikondang beserta jajarannya yang telah membantu
selama pengkajian dan penyusunan laporan ini.
5. Keluarga asuhan kebidanan yang telah bersedia dan antusias mengikuti kegiatan dan asuhan
yang diberikan dan semua pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
dengan rendah hati sangat berharap kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan modul ini di masa mendatang. Semoga modul ini bermanfaat
PE
N
D
A
H
UL
U
A
N
Persalinan ialah peristiwa lahirnnya bayi yang kemudian di ikuti keluarnnya ari-
ari (uri) melalui jalan yang biasa. Peristiwa ini dari awal sampai akhir terjadinnya dengan
sendirinnya dan hanya dengan kekuatan si ibu. ini adalah persalinan yang normal. Selain
itu ada pula persalinan yang disebabkan oleh hal- hal tertentu harus dibantu dengan
Faktor yang mempengaruhi proses persalinan yaitu power (tenaga mengejan dan
kontraksi), passage (janin), passangger (jalan lahir), psikis (psikologi ibu), dan penolong
harus berinteraksi secara sinkron agar proses persalinan berlangsung secara spontan dan
normal. Persalinan dibagi menjadi 4 tahapan yaitu kala I, kala II, kala III, dan kala IV.
Kala I persalinan ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak terjadi pembukaan 1
sampai dengan pembukaan lengkap.(2,3) .Ibu belum inpartu bila kontrasi uterus tidak
nyeri perut yang menjalar ke pinggang. Selain itu ada juga factor risiko partus lama
lainnya yaitu kontraksi, karna kontraksi yang tidak efisien dapat mengakibatkatkan
adanya kontraksi uterus dan kerusakan jaringan selama persalinan serta kelahiran melalui
vagina. Nyeri bertambah ketika mulut rahim dalam keadaan dilatasi penuh akibat tekanan
bayi terhadap struktur panggul, diikuti peregangan dan robekan jalan lahir bagian bawah.
Persepsi tentang nyeri atau toleransi nyeri bervariasi tergantung individu masing-masing,
dan intensitas nyeri selama persalinan mempengaruhi kondisi psikologis ibu, persalinan,
dan kesejahteraan janin. Nyeri persalinan ini harus ada, karena merupakan bagian dari
proses persalinan yang timbulnya nyeri mulai hamil aterm sehingga ada waktu untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi persalinan, nyeri yang muncul adalah bersifat
akut memiliki tenggang waktu yang singkat, munculnya nyeri secara intermitten dan
Namun apabila nyeri dalam persalinan tidak diatasi akan memunculkan masalah.
Dampak yang ditimbulkan dari nyeri yang tidak teratasi tidak hanya menyakitkan bagi
ibu akan tetapi juga bagi janinnya. Dampak tersebut diantaranya adalah depresi post
partum, perdarahan, partus lama, peningkatan tekanan darah dan nadi, pada janin
menyebabkan asidosi akibat hipoksia pada janin, serta pada psikologis meningkatkan
partus lama yang merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan bayi
baru lahir. Faktor yang mempengaruhi persalinan menjadi lama yakni kelainan
presentasi, kontraksi yang tidak adekuat, kelainan jalan lahir, kehamilan kembar, dan
anemia.(5)
Berdasarkan data dari hasil RaKerNas (Rapat Kerja Nasional) tahun 2018, bahwa
di Indonesia setiap hari ada kurang lebih 38 ibu yang meninggal akibat penyakit atau
komplikasi terkait kehamilan, persalinan dan nifas. Sebagian besar kematian tersebut
seharusnya bisa di cegah dan diselamatkan. Ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi
kebidanan yang tidak ditangani dengan baik dan tepat waktu. Sekitar 15% dari kehamilan
mengalami kenaikan di banding pada tahun 2019. Pada tahun 2019 AKI sebanyak 76,93
per 100.000 kelahiran hidup (416 kasus) sedangkan pada tahun 2020 AKI sebanyak 78,60
per 100.000 kelahiran hidup (513 kasus) Penyebab kematian ibu yaitu pre-
eklamsi/eklamsi (28%) perdarahan (25%), infeksi (5%) dan lain-lain (42%). Pada tahun
2020 Kabupaten atau kota dengan jumlah kasus kematian ibu (AKI) tertinggi adalah
Kabupaten Brebes sebanyak 37 kasus, diikuti Grombongan 36 kasus, dan Banjar Negara
ibu terrendah adalah Kota mangelang sebanyak 2 kasus, diikuti Kota Sala tiga 2 kasus,
dapat dilakukan dengan cara memberikan analgesik, sedangkan terapi non farmakologi
untuk mengatasi kecemasan pada saat menjelang proses persalinan salah satunya dengan
tehnik Birthing Ball. Birthing Ball merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
mempersingkat lama kala 1 dimana ibu bersalin akan duduk diatas bola dengan
memantulkan bola secara lembut untuk turunnya kepala bayi ke panggul pasien.
kegiatan memberikan asuhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas serta bayi dan balita serta
2. KHUSUS
a. Mengkaji data ibu yang mengalami kecemasan menjelang proses persalinan di
d. Menyatukan pandangan dan langkah apa yang akan diambil terlebih dahulu sesuai
B. MANFAAT
1. Bagi Ibu Bersalin
Diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu hamil mengenai natural therapy untuk
mengurangi nyeri persalinan dan mempercepat turunnya kepala bayi.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat secara bersama-sama meningkatkan mutu kesehatan dan
3. Bagi Bidan
Diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
memberikan asuhan kasih sayang pada ibu hamil maupun bersalin.
4. Bagi Institusi
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pustaka bagi Sekolah Tinggi Kesehatan
Karya Husada Semarang khususnya program Studi Sarjana Terapan Kebidanan untuk
mengetahui natural therapy untuk membantu mengatasi nyeripersalinan.
5. Bagi Penulis
Diharapkan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
pengalaman penulis dalam memberikan terapi pada ibu hamil maupun bersalin
dengan nyeri punggung bawah pada kehamilan.
URAIAN MATERI
A. MATERI KEBIDANAN
1. PERSALINAN NORMAL
a. Definisi Persalinan
Persalinan merupakan pengeluaran seluruh hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang dapat hidup dari lingkungan intrauterine ke lingkungan
ekstrauterin. Persalinan di katakan normal apabilah pengeluaran seluruh hasil
konsepsi terjadi pada usia kehamilan 47-42 minggu tanpa di sertai dengan
penyulit. Proses persalinan dimulai dari adanya kontraksi rahim yang
menyebabkan adanyapembukaan serviks. Proses ini disebut dengan Kala I
persalinan. (Rosieana, 2019).
b. Fase-fase Persalinan Normal
Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontraksi
uterusyang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin
keluar melalui jalan lahir. Banyak energy yang dikeluarkan pada waktu ini.
Oleh karena itu, penggunaan istilah in labor (kerja keras) dimaksudkan untuk
menggambarkan proses ini. Kontraksi miometrium pada persalinan terasa nyeri
sehngga istilah nyeri persalinan digunakan untuk mendeskripsikan proses ini.
(Saifuddin,2014)
c. Penyebab Rasa Nyeri
Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya kontraksi
(pemendekan) otot rahim. Kontraksi inilah yang menimbulkan rasa sakit pada
pinggang, daerah perut dan menjalar kearah paha. Kontraksi ini menyebabkan
adanya pembukaan mulut rahim (serviks). Dengan adanya pembukaan serviks
ini maka akan terjadi persalinan (Judha et al, 2012:73).
Rasa nyeri persalinan muncul karena:
1) Kontraksi otot Rahim
Kontraksi otot rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan
organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Biasanya ibu
hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa
nyeri pada interval antar kontraksi.
2) Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri
visceral, nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar
anus. Nyeri jenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan
struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.
3) Episiotomy
Pada peristiwa episiotomy, nyeri dirasakan apabila ada tindakan episiotomy,
tindakan ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami laserasi atau rupture
pada jalan lahir.
4) Kondisi psikologi
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas, takut,
cemas dan tegang memicu hormon prostaglandin sehingga timbul stress.
Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri
(Judha et al, 2012:78).
d. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan
1) Usia
Perbedaan perkembangan terhadap orang dewasa dan anak sangat
mempengaruhi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Anak yang masih kecil
mempunyai kesulitan dalam menginterpretasikan nyeri. Begitu juga dengan
lansia, kemampuan lansia dalam menginterpretasikan nyeri dapat
mengalami komplikasi dengan keberadaan berbagai penyakit diserati gejala
samar-samar yang mungkin mengenai bagian tubuh yang sama.
2) Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri dapat mempengaruhi
pengalaman nyari dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Tiap klien
akan memberikan respons yang berbeda-beda apabila nyeri tersebut
member kesan suatu ancaman, kehilangan, hukuman atau suatu tantangan.
3) Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan peningkatan sensasi nyeri dan dapat
menurunkan kemampuan koping untuk mengatasi nyeri, apabila kelelahan
disertai masalah tidur maka sensasi nyeri terasa bertambah berat.
4) Pengalaman sebelumnya
Seorang klien yang pernah merasakan nyeri, maka persepsi pertama dapat
mengganggu mekanisme koping terhadap nyeri, akan tetapi pengalaman
nyeri sebelumnya tidak selalu klien tersebut akan mudah menerima nyeri
pada masa yang akan datang. Sebaliknya, apabila seseorang mengalami
nyeri dengan jenis yang sama dan berhasil menghilangkannya, maka akan
mudah bagi klien tersebut daam menginterpretasikan nyeri (Zakiyah, 2010:
26).
5) Support system
Martin (2011) mengatakan dukungan dari pasangan, keluarga maupun
pendamping persalinan dapat membantu memenuhi kebutuhan ibu bersalin,
juga membantu mengatasi rasa nyeri.
6) Persiapan persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa
nyeri. Namun, persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan
cemas dan takut akan nyeri persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai
teknik atau metode latihan agar ibu dapat mengatasi ketakutannya (Judha et
al, 2012: 81).
e. Penatalaksanaan Nyeri
Nyeri pada saat melahirkan derajat yang paling tinggi diantara rasa nyeri yang
lain seperti patah tulang atau sakit gigi. Banyak perempuan yang belum siap
memiliki anak karena membayangkan rasa sakit yang akan dialami saat
melahirkan nanti. Berikut ini penatalaksanaan nyeri persalinan:
1) Metode farmakologis
Piliteri (2013) mengatakan penatalaksaan farmakologis pada nyeri
persalinan meliputi analgesia yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri
dan anesthesia yang menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial
maupun total. Berbagai pilihan penatalaksanaan farmakologis antara lain:
a) Analgesia narkotik (mereperidine, nalbuphine, butorphanol, morfin
sulfate fentanyln)
b) Analgesia regional (epidural, spinal dan kombinasinya)
c) ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia)
2) Metode nonfarmakologis
Metode alami yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga bisa merasa
nyaman dan relaks menghadapi persalinan. Metode ini juga dapat
meningkatkan stamina untuk mengatasi rasa nyeri dan tidak berdampak
pada bayi yang dilahirkan. Metode ini terdiri dari:
a) Metode panas dingin
b) Gerakan
c) Pijat
d) Terapi aroma
e) Teknik bernapas yang benar
f) Akupuntur
g) Refleksiologi
h) Hypnobirthing
i) Massage effleurage
j) Birthing ball
(Judha et al, 2012:82-97)
2. BIRTHING BALL
a. Definisi
Bola kelahiran (birth ball) adalah bola terapi fisik yang membantu proses
persalinan dan dapat digunakan di berbagai posisi. Salah satu gerakan latihan
bola kelahiran terdiri dari duduk di atas bola dengan menggoyangkan panggul,
memberikan kenyamanan dan mempercepat proses persalinan.
Penggunaan bola kelahiran selama kehamilan akan merangsang refleks
postural dan mempertahankan otot yang mendukung tulang belakang. Posisi
duduk pada bola, diasumsikan mirip dengan jongkok membuka panggul
sehingga membantu mempercepat persalinan. Jika bola diletakkan di atas
tempat tidur, maka lakukan latihan dalam posisi berlutut atau menekuk dengan
bertumpu pada bola, bergerak untuk mendorong panggul maka bayi akan
berubah ke posisi yang benar. Kegiatan ini akan berguna dalam mempersingkat
waktu bersalin. (Mutoharoh, 2019)
Menurut teori Aprilia (2011) dalam proses persalinan, bola (brithing ball)
bisa menjadi media/alat untuk digunakan dalam berbagai posisi. Duduk di atas
bola sambil mendorong sepeti ayunan atau membuat gerakan memutar panggul
dapat membantu proses penurunan janin ke dalam dasar panggul. Bola
memberikan dukungan pada perineum tanpa banyak tekanan dan membantu
mempercepat proses persalinan. Selain itu keuntungan posisi duduk tegak di
atas bola dapat meningkatkan aliran darah ke rahim, plasenta dan bayi, postur
ini membuat gaya gravitasi mendorong turunnya kepala bayi.
Sedangkan menurut penelitian dari Indrayani (2016) menyatakan bahwa
pada posisi ibu juga sangat berpengaruh terhadap adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Posisi tegak juga memberikan beberapa keuntungan. (urwati, 2020)
Menurut Leung (2013), latihan birth ball adalah latihan atau gerakan tubuh
sederhana menggunakan bola yang dapat dilakukan pada saat hamil,
melahirkan, dan pasca melahirkan bertujuan sebagai pengurang rasa nyeri non
farmakologi dan juga mencoba meningkatkan komponen asuhan yang bersifat
emosional dan psikologis.
Menurut Gau (2011) penggunaan birth ball selama persalinan mampu
menurunkan tingkat nyeri karena merangsang refleks postural dan menjaga
otot-otot serta menjaga postur tulang belakang dalam keadaan baik, sehingga
mengurangi kecemasan, sedikitnya penggunaan pethidin, memfasilitasi
penurunan kepala janin, mengurangi lamanya kala 1 serta meningkatkan
kepuasaan dan kesejahteraan ibu.
Merubah posisi memberikan kenyamanan, membuat rasa letih berkurang,
dan melancarkan sirkulasi darah. Pada posisi tegak meliputi duduk di atas gym
ball (pelvic rocking), berdiri, jongkok, berjalan. Posisi tegak memungkinkan
untuk penurunan bagian terbawah janin. Birthing ball juga memiliki manfaat
lain diantaranya dapat mengurangi angka kejadian kala I memanjang,
mempercepat pembukaan serviks, merangsang kontraksi uterus, memperlebar
diameter panggul serta mempercepat penurunan kepala janin.
Dalam berbagai posisi. Duduk tegak di atas bola sambil mendorong
seperti melakukan ayunan atau membuat gerakan memutar panggul, dapat
membantu proses penurunan janin. Bola memberikan dukungan pada perineum
tanpa banyak tekanan dan membantu menjaga janin sejajar di panggul. Posisi
duduk di atas bola, diasumsikan mirip dengan berjongkok membuka panggul,
sehingga membantu mempercepat proses persalinan. Gerakan lembut yang
dilakukan di atas bola sangat mengurangi rasa sakit saat kontraksi. Dengan bola
ditempatkan di tempat tidur, klien bisa berdiri dan bersandar dengan nyaman di
atas bola, mendorong dan mengayunkan panggul untuk mobilisasi (Hypno
birthing,2014)
Birthing ball sangat baik digunakan dalam proses persalinan kala I fase
aktif utamanya untuk membantu kemajuan persalinan. Tetapi terdapat beberapa
kondisi ibu bersalin yang tidak dianjurkan untuk menggunakan birthing ball.
b. Manfaat
Manfaat yang didapatkan dengan menggunakan birth ball selama
persalinan adalah mengurangi rasa nyeri dan kecemasan, meminimalkan
penggunaan petidin, membantu proses penurunan kepala, mengurangi durasi
persalinan kala I, meningkatkan kepuasan dan serta kesejahteraan ibu-ibu.
Latihan birth ball dapat meningkatkan mobilitas panggul ibu hamil. Latihan ini
dilakukan dalam posisi tegak dan duduk, yang diyakini untuk mendorong
persalinan dan mendukung perineum untuk relaksasi dan meredakan nyeri
persalinan. (Kurniawati, 2017).
c. Mekanisme
Ketika Ibu melakukan teknik nafas yang tepat akan memicu pergerakan
janin. Selanjutnya kepala janin akan mendorong dan melebarkan otot-otot
uterus sehingga timbul kontraksi yang kuat. Pada saat kontraksi tersebut ibu
melakukan nafas dalam dan gerakan mendorong (mengejan). Pada kondisi ini
otot uterus juga akan berkontraksi sehingga terbentuk mekanisme pengalihan
untuk mengurangi nyeri persalinan yang dirasakan ibu. Sejalan dengan
mekanisme tersebut.
Latihan birthball dilakukan selama 30 menit dengan frekuensi 2 kali atau
total selama 60 menit, pertama-tama ibu diminta duduk di bola. Setelah posisi
lengan tangan “rested extending to their sides”, ibu diminta memulai “rock their
hips back and forth” atau melingkar dalam suatu lingkaran. (Taavoni, Sheikhan,
Abdolahian, & Ghavi, 2016; Kurniawati, Dasuki, &Kartini, 2016).
1) Latihan birthball posisi upright (berdiri, berjalan, berjongkok) sangat
membantu ibu untuk mengurangi nyeri pada awal fase persalinan. Posisi
seperti ini akan mengurangi respon nyeri pada area lumbar dengan
berkurangnya tekanan pada saraf di sendi iliosakral dan sekitarnya. Maka
dari itu, ibu bersalin dengan posisi ini pada umumnya hanya memerlukan
sedikit narkose atau analgesik epidural dibandingkan posisi supine saat
bersalin (Taavoni, Sheikhan, Abdolahian, dan Ghavi, 2016). Namun,
terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi penurunan intensitas nyeri
persalinan, yaitu kecemasan dan dukungan suami/keluarga terdekat
(Kurniawati, Dasuki, & Kartini, 2016).
2) Alat dan bahan
Bola persalinan and hygiene (Hand Wash/ Hand Scrub).
3) Cara melakukan
a) Menjelaskan kepada ibu pengertian teknik active birth.
b) Menjelaskan kepada ibu pengertian teknik active birth dengan
menggunakan birth ball terhadap kemajuan persalinan.
c) Menganjurkan ibu untuk nafas dalam dengan mengambil nafas dari
hidung dan mengeluarkan dari mulut sebanyak tiga kali.
d) Anjurkan ibu untuk duduk rileks di atas bola persalinan.
e) Memposisikan duduk ibu dengan membuka panggul.
f) Menganjurkan suami untuk membantu ibu untuk berpegangan pada
suami dengan cara berhadapan dan berpegangan pada pinggang atau
memeluk pinggang suami.
g) Lakukan gerakan perlahan menggoyang panggul kekanan dan kekiri
selama 2-3 menit.
h) Menganjurkan ibu untuk istirahat dan mengambil nafas dalam setiap
selesai melakukan satu gerakan.
i) Lakukan gerakan menggoyang panggul kedepan dan kebelakang selama
2-3 menit.
j) Lakukan gerakan memutar panggul seperti membuat lingkaran searah
jarum jam sebanyak tiga kali putaran.
k) Lakukan gerakan tersebut selama 10-20 menit saat tidak ada his.
l) Melakukan evaluasi.
A. ANALISA DATA
5. Perioritas Masalah
Penentuan perioritas masalah untuk mengetahui sejauh mana masalah itu penting dan
apakah masalah tersebut dapat teratasi. Dalam menentukan prioritas masalah
diperlukan sebuah metode pemecahanmasalah. Adapun beberapa prioritas masalah,
yaitu:
a. Nyeri punggung pada persalinan
b. Kecemasan dalam menghadapi persalinan
c. Kurangnya dukungan keluarga saat persalinan
6. Perumusan prioritas Prioritas Masalah
Nyeri
Nyeri
punggun
punggun
gg
Masalah
Kecemas
an ibu
Kesehata
bersalin n
Dukun
gan
keluar
ga
JUMLAH KASUS :
Ibu berssalin dengan nyeri punggung :6 orang
Ibu bersalin dengan kecemasan: 2 orang
KETERANGAN :
: Meresahkan
: Tidak meresahkan
C. RENCANA TINDAKAN
3. CONCLUSIN
usia 28 tahun di desa karna banyaknya ibu bersalin yang menderita nyeri punggung saat
persalinan di Desa kalikondang kami memutuskan untuk mengambil di Desa
kalikondang.
PEMBAHASAN
PENUTUP
A. SIMPULAN
Birth ball adalah bola terapi fisik yang membantu ibu inpartu kala I ke posisi yang
membantu kemajuan persalinan. Sebuah bola terapi fisik yang membantu kemajuan
persalinan dan dapat digunakan dalam berbagai posisi. Salah satu gerakannya yaitu
dengan duduk di bola dan bergoyanggoyang membuat rasa nyaman dan membantu
kemajuan persalinan dengan menggunakan gravitasi sambil meningkatkan pelepasan
endorfin karena elastisitas dan lengkungan bola merangsang reseptor di panggul yang
bertanggung jawab untuk mensekresi endorfin. Penelitian di Taiwan menunjukkan
hasil bahwa pada kelompok wanita yang melakukan birth ball
Birth ball bermanfaat secara fisik sehingga dapat digunakan selama kehamilan
dan persalinan. Dalam hal ini, birth ball memposisikan tubuh ibu secara optimal dan
pengurangan nyeri selama kontraksi uterus memunculkan gerakan yang tidak biasa.
Alasan yang mendasari hal ini adalah latihan birth ball dapat bekerja secara efektif
dalam persalinan. Penggunaan birth ball selama persalinan mencegah ibu dalam posisi
terlentang secara terus-menerus, Ketidak nyamanan, rasa takut dan rasa nyeri
merupakan masalah bagi ibu bersalin. Hal tersebut merupakan rintangan terbesar
dalam persalinan dan jika tidak diatasi akan berdampak pada terhambatnya kemajuan
persalinan. Ibu bersalin yang sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan dapat
menyebabkan tidak terkoodinasinya kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan
perpanjangan kala I persalinan dan kesejahteraan janin terganggu. Tidak ada kemajuan
persalinan atau kemajuan persalinan yang lambat merupakan salah satu komplikasi
persalinan yang mengkhawatirkan, rumit, dan tidak terduga. (Kurniawati,dkk, 2017.)
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Birth Ball yang
diberikakan kepada ibu Bersalin.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai hasil penemuan dan ajang penilaian keaktifan mahasiswa serta sebagai
referensi diperpustakaan.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan dapat menerapkan Birth Ball untuk mengurangi nyeri perineum pada