Anda di halaman 1dari 73

SKRIPSI

PENGARUH TERAPI MUSIK PADA IBU BERSALIN KALA I


DENGAN NYERI PERSALINAN DI KLINIK PRATAMA
JANNAH MEDAN TEMBUNG TAHUN 2017

KRISTINA SURBAKTI
NIM. P07524516018

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN PRODI D-IV
TAHUN 2017
SKRIPSI

PENGARUH TERAPI MUSIK PADA IBU BERSALIN KALA I


DENGAN NYERI PERSALINAN DI KLINIK PRATAMA
JANNAH MEDAN TEMBUNG TAHUN 2017

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma IV

KRISTINA SURBAKTI
NIM. P07524516018
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : PENGARUH TERAPI MUSIK PADA IBU BERSALIN KALA


I DENGAN NYERI PERSALINAN DI KLINIK PRATAMA
JANNAH MEDAN TEMBUNG TAHUN 2017

NAMA : KRISTINA
SURBAKTI NIM :
P07524516018

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan


Penguji Medan, Agustus 2017

Menyetujui
Pembimbing
Utama

Yusniar Siregar, SST, M.Kes


NIP. 196707081990032001

Ketua Jurusan Kebidanan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Betty Mangkuji, SST.


M.Keb NIP.
196609101994032001
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : PENGARUH TERAPI MUSIK PADA IBU BERSALIN KALA I


DENGAN NYERI PERSALINAN DI KLINIK PRATAMA
JANNAH MEDAN TEMBUNG TAHUN 2017

NAMA KRISTINA SURBAKTI

NIM P07524516018

Skripsi ini Telah Diuji pada Sidang Ujian Akhir Program


Jurusan D-IV Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes Medan
Tahun 2017

Penguji I Penguji II

Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners.M. Biomed Yusniar Siregar SST, MKes
NIP. 197807012000032001 NIP. 196707081990032001

Ketua Penguji

Betty Manqkuji, SST. M.Keb


NIP : 196609101994032001

Ketua Jurusan Kebidanan Medan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Betty Mangkuji, SST, M.Keb


NIP : 196609101994032001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN
SKRIPSI, AGUSTUS 2017

KRISTINA SURBAKTI

Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I Dengan Nyeri Persalinan Di
Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017

VIII + 39 halaman + 7 tabel + 10 lampiran

ABSTRAK

Ibu bersalin normal mengalami nyeri persalinan yaitu tercatat 85-90%


wanita mengalami nyeri persalinan dan 7,00-14,00 % wanita tidak mengalami
nyeri sewaktu bersalin. Rasa nyeri yang ditimbulkan saat menghadapi persalinan
disebabkan karena kontraksi uterus yang akan mendorong bayi keluar dari dalam
uterus secara bertahap sedikit demi sedikit. Seringkali nyeri persalinan yan
dialami membuat ibu inpartu lebih memilih dengan cara operasi Sectio Caesaria.
Saat ini 20% hingga 50% persalinan di rumah sakit swasta dilakukan dengan
sectio caesaria, tingginya operasi sectio caesaria disebabkan para ibu yang
hendak bersalin lebih memilih operasi yang relatif tidak nyeri.
Penelitian ini rnenggunakan metode penelitian quasy eksperimental
(eksperimen semu) dengan rancangan pada dua kelompok yang berbeda yaitu
perlakuan dan kontrol. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh terapi musik
pada ibu bersalin kala I dengan nyeri persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan
Tembung tahun 2017, dengan jumlah populasi sebanyak 120 orang dan sampel
diambil sebanyak 40 orang secara accidental sampling.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa nyeri persalinan pada kelompok
perlakuan dalam kategori ringan sedangkan pada kelompok kontrol dalam
kategori sedang dan berat, terapi musik klasik memberi pengaruh signifikan
terhadap nyeri persalinan berdasarkan penurunan tingkat nyeri persalinan
(p<0.05). Hasil uji beda independen t test memperlihatkan bahwa nilai mean
nyeri persalinan tanpa terapi musik adalah 2.65 ± 1.039 sedangkan nilai mean
nyeri persalinan dengan terapi musik adalah 1.90 ± 0.788 dengan nilai
signifikansi (p-value) sebesar 0.000, lebih kecil dari 0.00.
Kepada Klinik Pratama Jannah Medan Tembung dan faskes lainnya,
disarankan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan dengan penerapan
terapi musik untuk menurunkan nyeri persalinan.

Kata kunci : Terapi musik, ibu bersalin kala I, nyeri


persalinan Daftar Pustaka : 24 (2006-2017)

i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN D-IV KEBIDANAN MEDAN
SKRIPSI, AUGUST 2017

KRISTINA SURBAKTI

The Influence Of Music Therapy At The First Maternal Mother With Labor
Pain In Pratama Jannah Medan Tembung Clinic 2017

VIII + 39 pages + 7 tables+ 10 attachment

ABSTRACT

The experience of normal maternity mother with labor pain is noted by 85-
90% woman experience of the labor painand the woman doesnt experience of
the labor painwhen laboring is noted 7.00 – 14.00%. the pain when facing the
labor caused of uterus contraction which is push the baby out from uterus step by
step, labor pain of that ecperience of inpartus mother often prefer the Section
Caesaria operating. In this time 20% until 50% labor of private hospital conducted
by sectio caesaria operating, the height of sectio caesaria operating caused by all
mother that woman to maternal preferring relatievely painless surgery.
This research use the quasy eksperimental method (quasy eksperiment)
with device of two different group that is treatment and control. As a goal is to
know the influence of music therapy at the first maternal mother with labor pain in
Pratama Jannah Medan Tembung Clinic 2017, with the population of 120 people
and samples taken as many as 40 people by accidental sampling.
The research result showed that labor pain in the treatment group was the
light category while in the control group in moderate and severe category, the
clasical music therapy has a significant effect on labor pain besed on decrease in
labor pain level (p – value) of 0.000, is smaller than 0.00.
To Pratama Jannah Medan Tembung Clinic and other fasces are advised
to further promote of health promotion by application of music therapy to reduce
labor pain.

Key words : Music therapy, the first maternal mother, labor


pain. bibliography : 24 (2006-2017)
KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan rahmat serta pertolongan-Nya sehingga menyelesaikan
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul "Pengaruh Terapi
Musik Pada Ibu Bersalin Kala I Dengan Nyeri Persalinan Di Kinik Pratama
Jannah Medan Tembung Tahun 2017" yang disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Rl Medan Program Studi D-IV Alih Jenjang
Kebidanan.
Proses penyusunan Skripsil ini dapat terwujud berkat dukungan,
bimbingan, arahan, dan bantuan moral maupun material dari banyak
pihak. Untuk itu izinkan penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Medan.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV
Kebidanan Medan.
4. Yusniar Siregar, SST, M.Kes, selaku Pembimbing yang telah
menyediakan waktu dan memberikan pengetahuan selama proses
penyusunan Skripsi ini.
5. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku ketua penguji pada seminar
Skripsi ini.
6. Yulina Dwi Hastuty, S.Kep, Ners, M.BioMed, selaku penguji I pada
seminar Skripsi ini
7. Dosen dan Staf program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Medan yang telah banyak memberikan ilmu yang bermanfaat selama
proses perkuliahan.
8. Keluarga tercinta atas segala dukungan moril serta doanya kepada
peneliti dalam melakukan penelitian.
9. Seluruh mahasiswa D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
atas dukungan dan motivasi selama penyusunan Skripsi ini.

Penulis menyadari atas segala keterbatasan, untuk itu saran dan


kritik yang rnembangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
Skripsi ini dengan harapan, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi pengambil
kebijakan dan pengembangan ilmu pengetahuan bagi penelitian
selanjutnya.

Medan, Agustus 2017


Penulis

Kristina Surbakti
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................4
C. Tujuan Penelitian................................................................................4
C.1 Tujuan Umum................................................................................4
C.2 Tujuan Khusus..............................................................................4
D. Manfaat Penelitian..............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6


A. Terapi Musik........................................................................................6
A.1 Pengertian...................................................................................6
A.2 Manfaat Musik.............................................................................7
A.3 Jenis-Jenis Musik......................................................................10
A.4 Durasi dan Frekuensi Mendengarkan Musik.............................11
A.5 Metode Terapi Musik.................................................................12
A.6 Cara Kerja Musik sebagai Terapi..............................................13
B. Nyeri Persalinan Kala I.....................................................................15
B.1 Pengertian.................................................................................15
B.2 Penyebab Nyeri Persalinan........................................................17
B.3 Klasifikasi Nyeri..........................................................................17
B.4 Tanda dan Gejala Nyeri.............................................................19
B.5 Teori Nyeri.................................................................................19
B.6 Komponen Nyeri........................................................................21
B.7 Pengukuran Intensitas Nyeri......................................................22
C. Kerangka Konsep............................................................................24
D. Defenisi Operasional.......................................................................24
E. Hipotesis Penelitian..........................................................................24

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................25


A. Jenis dan Desain Penelitian.............................................................25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................25
B.1 Lokasi Penelitian........................................................................25
B.2 Waktu Penelitian........................................................................25
C. Populasi dan Sampel Penelitian.......................................................25
C.1 Populasi..............................................................................25
C.2 Sampel...............................................................................25
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data..................................................26
E. Pengolahan dan Teknik Analisis Data..............................................27
F. Etika Penelitian................................................................................28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................................29


A. Hasil Penelitian...............................................................................29
A.1 Karakteristik Responden...........................................................29
A.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur...................29
A.2 Analisa Univariat.......................................................................30
A.2.1Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Tanpa Terapi
Musik...............................................................................30
A.2.2 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Dengan Terapi
Musik...............................................................................30
A.3 Analisis Bivariat.........................................................................31
A.3.1 Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I dengan
Nyeri Persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung
Tahun 2017......................................................................31
A.3.2 Perbedaan Nyeri Persalinan kala I Tanpa Terapi Musik Dan
Dengan Terapi Musik........................................................32
B. Pembahasan...................................................................................32
B.1 Analisa Univariat
B.1.1 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Tanpa Terapi
Musik Dan Dengan Terapi Musik......................................32
B.1.2 Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I
dengan Nyeri Persalinan di Klinik Pratama Jannah
Medan Tembung Tahun 2017...........................................33
B.2 Analisa Bivariat
B.2.1 Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I
dengan Nyeri Persalinan di Klinik Pratama Jannah
Medan Tembung Tahun 2017..........................................34
B.2.2 Perbedaan Nyeri Persalinan kala I dengan Terapi
Musik dan tidak Dengan Terapi Musik.............................36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................39


A. Kesimpulan.......................................................................................39
B. Saran................................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis ............................... 18
Tabel 2.2 Definisi Operasional ...................................................... 24
Tabel 4.1 Gambaran karakteristik responden ibu bersalin Kala I di
Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017 ......... 29
Tabel 4.2 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Dengan Terapi
Musik di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun
2017 ..................................................................................... 30
Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Tanpa Terapi Musik
di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017 ....... 31
Tabel 4.4 Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan
Kala I Dengan Di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung
Tahun 2017 .......................................................................... 31
Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Nyeri Persalinan Antara Terapi Musik Klasik
dan Tanpa Terapi Musik................................................................32
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Hak Cipta


Lampiran 2. Lembar Pernyataan Bukan Plagiat
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Medan
Lampiran 4. Surat Balasan Izin Penelitian dari Puskesmas Kutalimbaru
Lampiran 5. Lembar Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 6. Lembar Ukur Penelitian
Lampiran 7. Master Data Penelitian
Lampiran 8. Hasil Pengolahan Data
Lampiran 9. Daftar Konsultasi Penyusunan Skripsi
Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup Peneliti
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan menggugah emosi ibu dan
keluarganya, bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan
bagi ibu. Salah satu faktor yang mempengaruhi jalannya persalinan adalah nyeri
persalinan, dimana dengan meningkatnya perasaan nyeri, para ibu selalu
meminta agar persalinannya dipercepat serta ingin diberikan obat penghilang
rasa sakit (Tjokronegoro, 2014).
Rasa nyeri yang ditimbulkan saat menghadapi persalinan disebabkan
karena kontraksi uterus yang akan mendorong bayi keluar dari dalam uterus
secara bertahap sedikit demi sedikit. Akibat daya dorong dari kontraksi ini, maka
serviks secara bertahap akan mulai terbuka, meregang sedikit demi sedikit,
untuk memberikan jalan bagi keluarnya bayi (Nolan, 2014).
Ibu bersalin normal di negara-negara maju pun sebagian mengalami nyeri
persalinan yaitu tercatat 85-90% wanita mengalami nyeri persalinan dan 7,00-
14,00 % wanita tidak mengalami nyeri sewaktu bersalin (Malehere, 2013).
Berdasarkan penelitian di Amerika Serikat 70% sampai 80% wanita yang
melahirkan mengharapkan persalinan berlangsung tanpa rasa nyeri. Berbagai
cara dilakukan agar ibu melahirkan tidak selalu merasa sakit dan akan
merasakan nyaman. Saat ini 20% hingga 50% persalinan di rumah sakit swasta
dilakukan dengan sectio caesaria, tingginya operasi sectio caesaria disebabkan
para ibu yang hendak bersalin lebih memilih operasi yang relatif tidak nyeri. Di
Brazil angka ini mencapai lebih dari 50% dari angka kelahiran di suatu rumah
sakit yang merupakan persentase tertinggi di seluruh dunia. Nyeri dirasakan oleh
ibu pada persalinan normal terutama dirasakan pada awal persalinan yaitu pada
kala I persalinan (Mongan, 2015).
Studi pada wanita dalam persalinan kala 1 dengan memakai McGill Pain
Questionare untuk menilai nyeri didapatkan bahwa 60% primipara melukiskan
nyeri akibat kontraksi uterus sangat hebat (intolerable, unbearable, extremely
severe), 30% nyeri sedang, 10% nyeri ringan. Pada multipara 45% nyeri hebat,
30% nyeri sedang, 25% nyeri ringan (Yuliastanti, 2013).

1
Pada penelitian ini, nyeri yang akan dikaji adalah nyeri persalinan kala I.
Kala I persalinan disebut juga kala pembukaan serviks atau leher rahim
membuka dari 0 sampai sekitar 10 cm. Pada kala 1 terdapat dua fase yaitu fase
laten dan fase aktif. Fase laten dimulai pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar delapan jam, sedangkan fase aktif dimulai pembukaan dari 4
cm sampai lengkap (+10 cm), berlangsung sekitar enam jam. Proses ini
menandakan dimulainya proses persalinan. Pada waktu terjadi pembukaan leher
rahim tersebut timbul rasa nyeri pada ibu bersalin. Ciri-ciri nyeri persalinan pada
kala I pembukaan serviks ini adalah nyerinya hilang timbul, mula-mula dirasakan
di daerah pinggang, lalu menjalar ke abdomen dan paha bagian atas (Nolan,
2014).
Saat ini banyak sekali cara yang digunakan dalam menghilangkan nyeri
persalinan. Cara tersebut yaitu dengan tindakan farmakologis dan tindakan non
farmakologis. Tindakan medis yang digunakan antara lain penggunaan
analgesik, suntikan epidural, Intracthecal Labor Analgetic (ILA), Transcutaneous
Electrical Nerve Stimulation. Tindakan-tindakan medis ini hampir semua
mempunyai efek samping pada ibu dan juga pada janin. Misalnya saja pada
penggunaan analgesik, analgesik dapat menembus plasenta sehingga
menimbuikan efek terhadap pemapasan bayi, dan pada saat bayi dewasa ia
akan cenderung merasa ketagihan pada obat-obat tertentu. Efek samping pada
ibu adalah adanya perasaan mual dan pusing, seria ibu menjadi tidak dapat
mengandalkan otot perutnya dan mendorong ketika terjadi kontraksi rahim.
Sehingga persalinan menjadi lebih lama. Sedangkan terapi nonfarmakologi
rneliputi relaksasi, hipnoterapi, imajinasi, umpan balik biologis, psikoprofilaksis,
sentuhan terapeutik, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation),
hidroterapi, dan teknik distraksi (terapi musik) (Andriana, 2013).
Salah satu metode nonfarrnakologis adalah manajemen nyeri dengan cara
nonfarmakologi yang dapat dilakukan dengan metode distraksi. Metode distraksi
menggunakan musik berupa radio tape, tape recorder atau record player.
Distraksi bekerja memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang
singkat, salah satu distraksi yang efektif adalah musik, yang dapat menurunkan
nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang
dari nyeri. Musik terbukti menunjukkan efek yaitu, mengurangi kecemasan dan
depresi, menghilangkan nyeri dan menurunkan tekanan darah (Potter, 2013).
Salah satu jenis musik yang bermakna medis dapat menurunkan nyeri
persalinan kala I adalah musik klasik karya Mozart. Musik karya Mozart
rnerupakan musik klasik yang memiliki nada lembut. Nada-nada tersebut
menstimulasi gelombang alfa yang memberikan efek ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan memberi energi untuk menutupi, mengalihkan perhatian dan
melepaskan ketegangan maupun rasa sakit. Sebenarnya bukan hanya musik
karya Mozart saja yang berefek mengagumkan tetapi semua musik yang
berirama lembut serta mampu menenangkan suasana juga diidentifikasi memiliki
efek Mozart (Campbell, 2012).
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang terapi musik terhadap
penurunan nyeri persalinan. Penelitian Amperiana (2013) di Rumah Sakit Umum
Daerah Kecamatan Pare Kabupaten Kediri mendapatkan hasil bahwa ada
Pengaruh musik klasik Terhadap kemajuan Persalinan Kala I fase aktif Pada Ibu
inpartu berdasarkan hasi! uji T dua sampel bebas diperoleh p sebanyak 0,035
dengan tingkat signifikan (5%) sehingga diperoleh sig (p) < a atau 0,035 < 0,05,
maka Ho ditolak.
Penelitian yang dilakukan Malehere (2013) di Di Kamar Bersalin RSUD
Prof. Dr. W. Z Johannes Kupang bahwa dari hasil analisis data penelitian
didapatkan bahwa terdapat pengaruh pemberian terapi musik dengan nyeri
persalinan kala I fase aktif atau terdapat perbedaan antara ibu yang diberikan
terapi musik dengan ibu yang tidak dberikan terapi musik.
Penelitian Analia (2016) bahwa pemberian terapi musik terutama musik
klasik mempunyai pengaruh dalam menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil
menjelang persalinan. Dengan berkurangnya tingkat kecemasan maka akan
menurunkan intensitas nyeri yang akan dialami ibu hamil saat persalinan. Hal ini
juga akan menurunkan kejadian persalinan memanjang dan berbagai komplikasi
lainnya serta angka kematiah ibu pun diharapkan dapat ditekan.
Klinik Pratama Jannah Medan Tembung adaiah salah satu klinik bersalin
mandiri yang ada di Kecamatan Medan Tembung. Berdasarkan data yang
diperoleh dari Pemilik Klinik Klinik Pratama Jannah Medan Tembung bahwa
jumlah persalinan sebulan rata-rata sebanyak 120 persalinan atau setiap hari
rata-rata 4 persalinan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik klinik
bahwa di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung belum pernah dilakukan
pemberian terapi musik klasik pada ibu bersalin, sehingga dapat diujicoba dalam
penelitian ini untuk memberikan terapi musik klasik pada ibu bersalin pada kala I
persalinan.
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Klinik Pratama Jannah Medan
Tembung dengan mengobservasi nyeri yang dirasakan oleh 10 orang ibu
bersalin pada kala I persalinan. Seluruh ibu yang diobservasi menunjukkan
mengalami nyeri sedang sampai berat ketika menghadapi kala I persalinan.
Tindakan yang dilakukan bidan selama ini untuk mengurangi nyeri yaitu epidural
anestesi tetapi hal tersebut sering menimbulkan efek samping, salah satunya
yaitu memperpanjang kala I persalinan.
Berdasarkan latar belakang ini, maka penulis mengambil penelitian yang
berjudul Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I dengan Nyeri
Persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017.

B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adaiah bagaimana pengaruh terapi musik pada ibu bersalin kala I dengan
nyeri persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung tahun 2017.

C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi musik pada ibu bersalin kala I dengan
nyeri persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung tahun 2017.

C.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui distribusi tingkat rasa nyeri yang dialami ibu bersalin kala I
dengan diberikan terapi musik.
b. Untuk mengetahui distribusi tingkat rasa nyeri yang dialami ibu bersalin kala I
tanpa diberikan terapi musik.
c. Untuk mengetahui pengaruh terapi musik untuk penurunan tingkat nyeri pada
ibu bersalin kala I.
d. Untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Untuk bahan bacaan dan dokumentasi perpustakaan prodi D-IV RPL (ahli
Jenjang) kebidanan Medan dan sebagai bahan bacaan bagi peneliti
selanjutnya.
2. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi serta
masukan bagi pemilik Klinik Pratama Jannah Medan Tembung.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan keterampilan peneliti dalam melaksanakan asuhan
kebidanan sesuai dengan standar professional dan peneliti mampu
mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan serta membandingkan
teori-teori dengan kenyataan yang ada di lapangan terutama dalam
melakukan terapi musik pada ibu bersalin kala I.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Terapi Musik
A.1 Pengertian
Terapi (therapy) adalah penanganan penyakit. Terapi juga sebagai
pengobatan (Laksmana, 2014). Musik adalah suara atau nada yang
mengandung irama. Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang
digunakan untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau
irama tertentu. Jenis musik yang digunakan untuk terapi musik dapat disesuaikan
dengan keinginan seperti musik klasik, instrumentalia, dan slow musik (Potter,
2013).
Musik sesungguhnya sudah dikenal sejak puluhan abad silam, jauh
sebelum peradaban manusia terbentuk. Pada dasarnya musik adalah bunyi dan
segala sesuatu yang dapat menimbulkan bunyi, inilah yang melatarbelakangi
musik. Musik menurut Aristoteles mempunyai kemampuan mendamaikan hati
yang gundah, karena mempunyai daya terapi rekreatif dan menumbuhkan jiwa
patriotism. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, musik adalah seni
menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal
atau menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan dan
kesinambungan (Aizid, 2014).
Menurut Maryunani dan Sukaryati (2014) bahwa terapi musik merupakan
suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyi secara
terpadu dan terarah didalam membimbing ibu hamil dan ibu bersalin, terapi
musik adalah bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara sistematis,
terkontrol dan terarah dalam menyernbuhkan, merehabilitasi, mendidik dan
melatih anak - anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental
ataupun emosional.
Campbell (2012) mendefinisikan musik sebagai bahasa yang mengandung
unsur universal, bahasa yang melintasi batas usia, jenis kelamin, ras, agama,
dan kebangsaan. Musik muncul di semua tingkat pendapatan, kelas sosial dan
pendidikan. Musik berbicara kepada setiap orang dan kepada setiap spesies.
Terapi musik terdiri dari dua kata, yaitu "terapi" dan "musik". Kata "terapi"
berkaitan dengan serangkaian upaya yang dirancang untuk membantu atau
menolong orang, Biasanya kata tersebut digunakan dalam konteks masalah fisik
dan mental. Kata "musik" dan terapi musik digunakan untuk menjelaskan media
yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi.
Menurut Djohan (2006) dalam penelitian Dewi (2009) mendefinisikan terapi
musik sebagai sebuah aktifitas terapeutik yang menggunakan musik sebagai
media untuk memperbaiki, memelihara, mengembangkan mental, fisik, dan
kesehatan emosi.

A.2 Manfaat Musik


Menurut Pusat Terapi Musik dan Gelombang Otak Indonesia mengatakan
bahwa manfaat musik adalah :
1. Relaksasi Mengistirahatkan Tubuh dan Pikiran
Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah
perasaan rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik
memberikan kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi
yang sempurna. Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu,
seluruh sel dalam tubuh akan mengalami reproduksi, penyembuhan alami
berlangsung, produksi hormon tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami
penyegaran.
2. Meningkatkan Kecerdasan
Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang
disebut Efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Rauscher
et al dari Universitas California. Penelitian lain juga membuktikan bahwa
masa dalam kandungan dan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk
menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas, karena otak anak sedang
dalam masa pembentukan, sehingga sangat baik apabila mendapatkan
rangsangan yang positif, jika seorang ibu yang sedang hamil sering
mendengarkan terapi musik, janin di dalam kandungannya juga ikut
mendengarkan. Otak janin akan terstimulasi untuk belajar sejak dalam
kandungan.
3. Meningkatkan Motivasi
Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan perasaan dan mood
tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan muncul dan segala
kegiatan bisa dilakukan. Begitu juga sebaliknya, jika motivasi terbelenggu,
maka semangat pun menjadi luruh, lemas, tak ada tenaga untuk beraktivitas.
Dari hasil penelitian, ternyata jenis musik tertentu bisa meningkatkan
motivasi, semangat dan meningkatkan level energi seseorang.
4. Pengembangan Diri
Musik ternyata sangat berpengaruh terhadap pengembangan diri seseorang.
karena musik yang didengarkan menentukan kualitas pribadi, orang yang
punya masalah perasaan, biasanya cenderung mendengarkan musik yang
sesuai dengan perasaannya,
5. Meningkatkan Kemampuan
Mengingat Terapi musik dapat meningkatkan daya ingat dan mencegah
kepikunan. Hal ini bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik
terletak berdekatan dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak
dengan terapi musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih. Atas
dasar inilah terapi musik banyak digunakan di sekolah-sekolah modem di
Amerika dan Eropa untuk meningkatkan prestasi akademik siswa.
Sedangkan di pusat rehabilitasi, terapi musik banyak digunakan untuk
menangani masalah kepikunan dan kehilangan ingatan.
6. Kesehatan Jiwa
Terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk
mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental atau
gangguan psikologis.
7. Mengurangi Rasa Sakit
Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaitu bagian sistem saraf yang
bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi
otak, yang mengontrol perasaan dan emosi kedua sistem tersebut bereaksi
sensitif terhadap musik, frustasi dan marah dapat menegangkan otot-otot
tubuh, hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendengarkan musik
secara teratur membantu tubuh relaks secara fisik dan mental, sehingga
membantu menyembuhkan dan rnencegah rasa sakit. Dalam proses
persalinan, terapi musik berfungsi mengatasi kecemasan dan mengurangi
rasa sakit. Sedangkan bagi para penderita nyeri kronis akibat suatu penyakit,
terapi musik terbukti membantu mengatasi rasa sakit.
8. Menyeimbangkan Tubuh
Stimulasi musik membantu menyeimbangkan organ keseimbangan yang
terdapat di telinga dan otak. Jika organ keseimbangan sehat, maka kerja
organ tubuh lainnya juga menjadi lebih seimbang dan lebih sehat.
9. Meningkatkan Kekebalan
Tubuh Jenis musik yang kita dengar sesuai dan dapat diterima oleh tubuh
manusia, maka tubuh akan bereaksi dengan mengeluarkan sejenis hormon
(serotonin) yang dapat menimbulkan rasa senang sehingga tubuh akan
menjadi lebih kuat (dengan meningkatnya sistem kekebalan tubuh) dan
membuat kita menjadi lebih sehat.
10. Meningkatkan Olahraga
Mendengarkan musik selama olahraga dapat memberikan olahraga yang
lebih baik dalam beberapa cara, di antaranya meningkatkan daya tahan,
meningkatkan mood dan mengalihkan dari setiap pengalaman yang tidak
nyaman selama olahraga.
Menurut Campbell (2012) bahwa musik memiliki beberapa manfaat yaitu : (1)
musik menutupi bunyi dan perasaan yang tidak menyenangkan; (2) musik dapat
memperlambat dan menyeimbangkan gelombang otak; (3) musik memengaruhi
pernafasan; (4) musik memengaruhi denyut jantung, denyut nadi, dan tekanan
darah; (5) musik mengurangi nyeri, ketegangan otot dan memperbaiki gerak
serta koordinasi tubuh; (6) musik juga memengaruhi suhu badan; (7) musik dapat
mengatur hormon yang berkaitan dengan stress; (8) musik dapat memperkuat
ingatan dan pelajaran; (9) musik mengubah persepsi kita tentang waktu; (10)
musik dapat memperkuat ingatan dan pelajaran; (11) musik dapat meningkatkan
produktivitas; (12) musik meningkatkan asmara dan seksualitas; (13) musik
merangsang pencernaan; (14) musik meningkatkan daya tahan; (15) musik
meningkatkan penerimaan tidak sadar terhadap simbolisme; (16) musik dapat
menimbulkan rasa aman dan sejahtera.
Musik bisa menimbulkan keadaan yang mengatasi kesadaran,
menyembuhkan dan mengembalikan keselarasan serta memurnikan jiwa (Mucci
dan Mucci, 2012). Menurut Arfina (2012) menyatakan bahwa musik merupakan
sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisasi, terdiri atas melodi, ritme,
harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Ketika musik diaplikasikan menjadi sebuah
terapi maka ia dapat meningkatkan, memelihara kesehatan fisik, mental,
emosional, sosial dan spiritual setiap individu serta bersifat universal, nyaman
dan menyenangkan. Oleh sebab itu penggunaan terapi musik bisa diterapkan
secara luas pada semua orang dalam berbagai kondisi.
Penggunaan musik di rumah-rumah sakit masa kini mulai banyak, hal ini
disebabkan efek musik yang menenangkan dan menyenangkan pasien,
sehingga berakibat pada kondisi kesehatan khususnya jantung dan pembuluh
darah. Informasi dalam bentuk musik diyakini dapat menguntungkan karena tidak
mengganggu pekerjaan dibandingkan informasi verbal dan mengandung lebih
banyak informasi dibandingkan peringatan verbal dan pada pasien yang
mengalami kecemasan tingkat tinggi jika pemberian informasi yang terlalu
banyak akan memperburuk nyeri (Hakim, 2013).
Menurut Kusuma (2009) bahwa musik memiliki banyak kegunaan di dunia
kesehatan terutama musik klasik yang banyak digunakan sebagai terapi karena
musik dapat memberikan efek yang berpengaruh terhadap kerja sistem tubuh
manusia seperti sistem saraf pusat. Musik klasik yang digunakan sebagai terapi
telah banyak dilakukan di beberapa rumah sakit dan pada umumnya
menunjukkan kemajuan yang berarti bagi penderita.

A.3 Jenis-Jenis Musik


Menurut Aizid (2014) bahwa banyak aliran musik yang dapat digunakan
sebagai terapi kesehatan dan kecerdasan yaitu :
1. Alternative yaitu jenis musik yang bersuara keras dan meliputi musik pop dan
rok yang tengah menjadi trend saat ini, banyak musik alternative yang sangat
melodis, menyenangkan dan di dukung oleh lirik serta melodi yang positif dan
membangkitkan semangat, untuk itu jenis musik ini bisa dijadikan sebagai
terapi kesehatan dan kecerdasan.
2. Ambient, musik ambient adalah musik yang mengambang, digunakan sebagai
musik yang bertujuan untuk rileks.
3. African, musik aliran ini berasal dari Afrika dengan gaya musik poliritmis yang
dapat membangkitkan semangat dan membuat hati gembira.
4. Baroque yaitu jenis musik yang tepat jika diasosiasikan dengan relaksasi.
Musik ini sangat bergam serta dapat menggugah semangat riang dan ringan.
5. Big Band yaitu jenis musik dansa dengan orkestra yang bisa membuat
semangat yang menggebu gebu.
Musik klasik dengan tempo 60 per menit mengaktifkan otak kiri dan kanan,
kerja simultan pada otak kiri dan kanan dapat memaksimalkan proses belajar
dan penyimpanan informasi. Musik klasik karya Mozart memiliki kemurnian dan
kesederhanaan dalam bunyi - bunyi yang dimunculkannya. Musik klasik karya
Mozart ringan, tidak rumit, tidak datar dan tidak membangkitkan gelombang-
gelombang emosi yang naik turun dengan tajam.
Dibanding gubahan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi
pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah
kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan
kesederhanaan music Mozart itu sendiri. Komposisi yang disusunnya telah
berhasil rnenghadirkan kembali keteraturan bunyi yang pernah dialami bayi
selama dalam kandungan. Namun tidak berarti karya composer klasik lainnya
tidak dapat digunakan.
Dengan memperdengarkan Mozart secara teratur semenjak masa
kehamilan, akan banyak efek positif yang bisa didapat, diantaranya adalah:
1. Orang tua dapat berkomunikasi dan bersambung rasa dengan anak, bahkan
sebelum ia dilahirkan.
2. Musik ini dapat merangsang pertumbuhan otak selama masih dalam rahim
dan pada awal masa kanak-kanak.
3. Memberikan efek positif dalam hal persepsi emosi dan sikap sejak sebelum
dilahirkan.
4. Mengurangi tingkat ketegangan emosi (stres) atau nyeri.
5. Meningkatkan perkembangan motoriknya, termasuk lancar dan
mudahnya anak merangkak, berjalan melompat dan berlari.
6. Meningkatkan kemampuan berbahasa, perbendaharaan kata,
kemampuan berekspresi, dan kelancaran berkomunikasi.
7. Meningkatkan kemampuan sosialnya.
8. Meningkatkan ketrampilan membaca, menulis, matematika, dan
kemampuan untuk mengingat serta menghafal.
9. Membantu anak membangun rasa percaya diri.

A.4 Durasi dan Frekuensi Mendengarkan Musik


Menurut Djohan dalam penelitian Saputra (2014) mengatakan bahwa
sebuah musik dapat saja terdengar lembut dan tenang. Walaupun diperpanjang
berjam-jam dan tidak dapat dibuat macam-macam, sebenamya sebuah nada
dengan sendirinya telah membawa pulsa gelombang yang memengaruhi pikiran
dan tubuh dalam berbagai tingkatan. Mendengar musik sebenarnya tidak
sesederhana proses persepsi sensor yang pasif. Telinga bertanggung jawab
untuk respons fisiologis dari vibrasi mekanisme yang masuk ke kanal
pendengaran, tetapi semua itu tergantung pula pada pikiran pendengar dalam
mengkonsepsi melodinya, yang mana untuk mendapatkan hasil tersebut harus
dilakukan setiap hari berulang-ulang, sehingga sebuah melodi bukan hanya
nada-nada dengan perangkat fisika saja. Akibatnya adalah harus ada
pembedaan dengan istilah mendengarkan dan mendengar musik.
Terapi musik yang dilakukan untuk menghasilkan efek yang diinginkan
belum memiliki pedoman waktu dan pelaksanaan yang jelas. Pemberian terapi
musik dengan jenis musik yang tepat dan diberikan pada pasien yang tepat tidak
akan memberikan efek yang membahayakan, walaupun diberikan dalam waktu
yang agak lama pada beberapa pasien. Terapi musik yang hanya diberikan
hanya waktu singkat dapat memberikan efek positif bagi pasien (Mucci, 2012).
Menurut Delaune dan Ladner dalam Demir (2014) mengatakan bahwa
menurut literature terapi musik tidak efektif jika digunakan secara terus menerus,
penerapan terapi musik yang efektif sekitar 25 - 90 menit perhari cukup sebagai
terapi.

A.5 Metode Terapi Musik


Ada dua macam metode terapi music, yaitu :
1. Terapi Musik Aktif.
Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan
alat musik, menirukan nada-nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan
kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik. Untuk melakukan
Terapi Musik aktif tentu saja dibutuhkan bimbingan seorang pakar terapi
musik yang kompeten.
2. Terapi Musik Pasif.
Ini adalah terapi musik yang murah, mudah dan efektif. Pasien tinggal
mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik tertentu yang
disesuaikan dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi musik pasif
adalah pemilihan jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh
karena itu, ada banyak sekali jenis CD terapi musik yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan pasien (Hakim, 2013).

A.6 Cara Kerja Musik sebagai Terapi


Mekanisme cara kerja musik sebagai alat terapi yakni memengaruhi
semua organ sistem tubuh. Menurut Djafaar (2012) mengatakan bahwa musik
klasik mempunyai fungsi menenangkan pikiran dan katarsis emosi, serta dapat
mengoptimalkan tempo, ritme, melodi dan harmoni yang teratur serta dapat
menghasilkan gelombang alfa dalam gendang telinga sehingga memberikan
ketenangan yang membuat otak siap menerima masukan baru, efek rileks dan
menidurkan.
Menurut Reeder (2014) mengatakan bahwa pada umumnya sepanjang
kontraksi dan diantara kontraksi jika wanita menginginkan ia akan mendengarkan
musik yang telah dipilih maka kondisi ini akan memberikan stimulus kepada indra
pendengar yang sulit diabaikan . Untuk input visual akan berfokus pada sebuah
benda atau menutup matanya dan membayangkan sesuatu yang dinyatakan
oleh syair musik tersebut. Berdasarkan teori Gate Kontrol bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan disepanjang sistem
saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah
pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan ditutup. Salah
satu cara menutup mekanisme pertahanan ini adalah dengan merangsang
sekresi endorphin yang akan menghambat pelepasan substansi. Musik klasik
Mozart sendiri juga dapat merangsang peningkatan hormon endorphin yang
merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh, sehingga pada
saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi antara neuron
perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya substansi akan
menghantarkan impuls, pada saat tersebut endorphin akan memblokir lepasnya
substansi dari neuron sensorik, sehingga transmisi impuls nyeri di medulla
spinalis menjadi terhambat dan sensasi nyeri menjadi berkurang.
Menurut Reeder (2014) bahwa musik merupakan salah satu
penatalaksanaan penurunan intensitas nyeri secara non farmakologis. Musik
terbukti mampu mengurangi kecemasan fisiologis pada individu yang siap
menjalani perawatan serta tercatat adanya penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik pasien. Pemberian fasilitas musik ini menunjukkan penurunan denyut
jantung, tingkat respirasi dan kebutuhan oksigen. Musik juga dapat menimbulkan
efek neuroendokrin yang berguna bagi pasien. Musik bisa meningkatkan suatu
respons seperti endorphin yang dapat memengaruhi suasana hati, sehingga
mampu menurunkan kecemasan, dalam hal ini menurut para ahli musik
mengalihkan pasien dari rasa nyeri, memecah siklus kecemasan dan ketakutan
yang meningkatkan reaksi nyeri, serta memindahkan perhatian pada sensasi
yang menyenangkan (Aizid, 2014).
Saat-saat persalinan selalu menjadi moment yang ditunggu ibu hamil.
Perasaan bahagia, takut, dan gelisah bercampur-aduk. Kontraksi persalinan
yang sebenarnya adalah kontraksi yang intensitasnya makin lama makin kuat,
durasinya makin lama makin panjang, intervalnya makin lama makin pendek
(makin sering), dan disertai his (rasa nyeri). Rasa nyeri ini menjalar dari pinggang
bagian belakang ke perut, dan terasa mulas seperti orang sakit perut. Waktu
yang dibutuhkan pada proses pembukaan serviks berbeda-beda pada tiap
individu. Biasanya pada pembukaan timbul rasa nyeri. Intervensi non farmakologi
yang dapat diberikan pada ibu menjelang persalinan adalah membuat ibu siap
secara fisik dan mental dalam menghadapi persalinan, seperti diantaranya
dengan terapi musik. Terapi musik pada managemen persalinan adalah suatu
bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyian secara terpadu
dan terarah didalam membimbing ibu selama menghadapi persalinan untuk
mencapai tujuan relaksasi bagi ibu saat nyeri kontraksi yang dirasakan.
Mekanisme pengalihan nyeri dengan terapi musik adalah sebagai berikut:
saat uterus berkontraksi (his dirasakan) akan mengirimkan transmisi rangsang
nyeri, jika ibu diberikan terapi musik dengan cara mendengarkan musik melalui
earphone sesuai dengan musik yang disukai ibu seperti lagu rohani, alunan ayat
AI-Qur'an atau musik alam seperti suasana air terjun dengan gemericik air yang
turun, atau dengan musik klasik maka mekanisme pintu yang terdapat
disepanjang sistem saraf diantaranya talamus akan mengirimkan impuls untuk
menutup pintu sehingga impuls nyeri tidak sampai pada korteks cerebri dan nyeri
dapat teralihkan sehingga ibu akan merasa lebih tenang saat kontraksi
dirasakannya, Perasaan relaks akan dialami oleh ibu ketika merasakan alunan
musik, hal ini disebabkan karena irama dan vibrasi yang ditangkap oleh indera
pendengaran akan ditransmisikan ke pusat otak yang diterjemahkan oleh korteks
cerebri untuk kemudian mempengaruhi ritme internal untuk berespon dengan
cara mengembangkan gerak otomatisnya mengikuti irama musik yang disukai
oleh ibu.
Terapi musik pada managemen persalinan adalah suatu bentuk kegiatan
yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyian secara terpadu dan terarah
didalam membimbing ibu selama menghadapi persalinan untuk mencapai tujuan
relaksasi bagi ibu saat nyeri kontraksi yang dirasakan atau dengan
menggunakan earphone sesuai dengan musik yang disukai ibu seperti lagu
rohani, alunan ayat AI-Qur'an atau musik alam seperti suasana air terjun dengan
gemericik air yang turun, atau dengan musik klasik (Hakim, 2013).

B. Nyeri Persalinan Kala I


B.1 Pengertian
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Judha,
2015). Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan
kesehatan (Smeltzerdan Bare, 2012).
Menurut Internasional Association for The Study of Pain (IASP)
mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif dan pengalaman emosional
yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan.
Cafery sebagaimana dikutip oleh Potter dan Perry (2013) menyatakan nyeri
adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang nyeri tersebut dan
terjadi kapan saja ketika seseorang mengatakan bahwa ia merasa nyeri, nyeri
merupakan sensasi tidak menyenangkan yang terlokalisasi pada suatu bagian
tubuh.
Rasa nyeri merupakan mekanisme pertahanan tubuh timbul bila ada
jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan
memindahkan stimulus nyeri. Nyeri adalah pengalaman sensori (nyeri dan
emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual dan potensial yang terlokalisasi pada suatu bagian tubuh individu tersebut
(Judha, 2015).
Nyeri biasanya terjadi karena adanya rangsangan mekanik atau kimia pada
daerah kulit di ujung-ujung saraf bebas yang disebut nosireseptor. Pada
kehidupan, nyeri dapat bersifat lama dan ada yang singkat.
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri yang
terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir
dan menimbulkan stres. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi
rahim dan berakibat pada persalinan yang lama. Apabila hal ini tidak cepat
teratasi maka dapat berakibat rneningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek
adrenalin adalah mempengaruhi kontraksi pembuluh darah sehingga suplai
oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran darah juga menyebabkan
melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan.
Tidak hanya sekresi adrenalin yang meningkat tetapi sekresi Adeno Chortico
Thropin (ACTH) juga meningkat. Semua efek tersebut di atas berpotensi
membahayakan ibu dan janin. Karena alasan tersebut di atas penanggulangan
nyeri persalinan menjadi kebutuhan mendasar untuk memutuskan lingkaran
nyeri. Sehingga proses persalinan berjalan menyenangkan (Malehere, 2013).
Kala I atau kala pembukaan/pematangan serviks, yaitu dari saat mulai
terbukanya saluran leher rahim/serviks uteri sampai pembukaan lengkap. Kala I
persalinan di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm), persalinan kala I di bagi 2 fase
yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi
yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap,
pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8
jam. Sementara pada fase aktif persalinan frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih),
serviks membuka dari 4 cm sampai dengan 10 cm, biasanya dengan kecepatan
1 cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Fase aktif dibagi menjadi 3 yaitu fase akselerasi, fase
dilatasi maksimal dan fase deselerasi (Hidayat dan Sujiyatini, 2010). Pada
primigravida terjadinya kala I persalinan pada fase laten selama 20 jam dan fase
aktif selama 1,2 cm/ jam sedangkan pada multigravida terjadinya kala I
persalinan fase laten selama 14 jam dan fase aktif selama 1,5 cm/jam (Bobak,
2014).
B.2 Penyebab Nyeri Persalinan
Penyebab Nyeri Persalinan menurut Judha (2015) nyeri persalinan yang
dialami oleh ibu yang akan bersalin disebabkan oleh :
1. Kontraksi Otot Rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta iskemia
rahim akibat kontraksi arteri miometrium, karena rahim merupakan organ
internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Pada persalinan nyeri
dapat dirasakan ibu pada punggung bagian bawah dan sacrum, biasanya ibu
mengalami nyeri ini selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval
antar kontraksi.
2. Regangan Otot Dasar Panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II, tidak seperti nyeri visceral,
nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rektum dan perineum sekitar anus.
Nyeri ini disebut dengan nyeri somatik dan disebabkan peregangan struktur
jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.
3. Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut,
dan tegang yang memicu produksi hormon prostaglandin sehingga timbul
hormon. Kondisi hormon dapat memengaruhi kemampuan tubuh menahan
rasa nyeri (Bobak, 2014).

B.3 Klasifikasi Nyeri


Berdasarkan lama waktu terjadinya inilah maka nyeri terbagi menjadi dua,
yaitu nyeri kronis dan nyeri akut.
1. Nyeri Akut sebagian terbesar diakibatkan oleh penyakit, radang atau injuri
jaringan. Nyeri jenis ini biasanya diawali datang tiba-tiba sebagai contoh
setelah trauma atau pembedahan dan mungkin menyertai kecemasan atau
distres emosional.
Nyeri yang terjadi segera setelah tubuh terkena cedera, atau intervensi
bedah dan memiliki awitan yang cepat, dengan intensitas bervariasi dari
berat sampai ringan. Fungsi nyeri ini adalah sebagai pemberi peringatan
akan adanya cedera atau penyakit yang akan datang. Nyeri ini terkadang
bisa hilang sendiri tanpa adanya intervensi medis, setelah keadaan pulih
pada area yang rusak. Apabila nyeri akut ini muncul, biasanya tenaga
kesehatan sangat agresif untuk segera menghilangkan nyeri. Nyeri akut
secara serius mengancam proses penyembuhan klien, untuk itu harus
menjadi prioritas perawatan.
2. Nyeri Kronis, secara luar dipercaya menggambarkan penyakitnya. Nyeri ini
konstan dan intermittent yang menetap sepanjang suatu periode waktu,
nyeri kronik sulit menentukan keawetannya, nyeri ini dapat lebih berat yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kejiwaan, nyeri kronis dapat
berlangsung lebih lama (lebih dari 6 bulan) dibandingkan dengan nyeri akut
dan resisten terhadap pengobatan (Judha, 2015).
Berikut ini perbedaan nyeri akut dan nyeri kronis: (Maryunani, 2010).

Tabel 2.1
Perbedaan Nyeri Akut dan Nyeri Kronis

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

Pengalaman Suatu kejadian Suatu situasi, status


eksistensi.

Sumber Sebab eksternal Tidak diketahui atau


atau penyakit dari pengobatan yang terlalu lama.
dalam

Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang


dan terselubung

Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari enam bulan


sampai bertahun-tahun

Pernyataan nyeri Daerah nyeri Daerah nyeri sulit


tidak diketahui dibedakan intensitas
dengan pasti sehingga sulit dievaluasi
(perubahan perasaan)

Gejala-gejala klinis Pola respon yang Pola respons yang


khas dengan gejala bervariasi sedikit gejala-gejala
yang lebih jelas. (adaptasi).

Pola Terbatas Berlangsung terus dapat


bervariasi.
Perjalanan Biasanya Penderitaan meningkat
berkurang setelah setelah beberapa saat.
beberapa saat

Sumber: Maryunani (2010).

B.4 Tanda dan Gejala Nyeri


Tanda dan gejala nyeri ada bermacam-macam perilaku yang tercermin dan
pasien, namun beberapa hal yang sering terjadi misalnya secara umum orang
yang mengalami nyeri akan didapatkan respon psikologis berupa :
a. Suara
1) Menangis
2) Merintih
3) Menarik/menghembuskan nafas
b. Ekspresi Wajah
1) Meringis
2) Menggigit lidah, mengatupkan gigi
3) Dahi berkerut
4) Tertutup rapat/membuka mata atau mulut
5) Menggigit bibir
c. Pergerakan Tubuh
1) Kegelisahan
2) Mondar-rnandir
3) Gerakan menggosok atau berirama
4) Bergerak melindungi bagian tubuh
5) Immobilisasi
6) Otot tegang
d. Interaksi Sosial
1) Menghadiri percakapan dan kontak sosial
2) Berfokus aktivitas untuk mengurangi nyeri
3) Disorientasi waktu.

B.5 Teori Nyeri


Teori gate control dari Melzack dan Wall mengusulkan bahwa impuls nyeri
dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme pertahanan di sepanjang sistem
saraf pusat. Mekanisme pertahanan terdapat di sel-sel gelatinosa substansia
dalam kornu dorsalis pada medula spinasis, talanus, dan sistem limbik.
Menurut Torrance dan Serginson ada tiga jenis sel saraf dalam proses
penghantaran nyeri yaitu sel saraf aferen atau neuronsensori, serabut konektor
atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik.
Pada nyeri pasca bedah rangsangan nyeri disebabkan oleh rangsangan
mekanik yaitu luka dalam insisi dimana insisi ini akan merangsang mediator-
mediator kimia dari nyeri yaitu bradikinin, histamin, asetilkolin, dan substansi
prostaglandin dimana zat-zat ini dapat menimbulkan nyeri (Kasdu, 2013).
Banyak faktor yang mempengaruhi pengalaman seseorang terhadap nyeri.
Seorang bidan harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam
menghadapi klien yang mengalami nyeri, hal ini sangat penting dalam pengkajian
nyeri yang akurat dan memilih terapi yang baik.
a. Usia
Menurut Potter dan Perry (2012) usia adalah variabel penting yang
mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan
perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat
mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa beraksi terhadap nyeri,
pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah patologis dan
mengalami kerusakan fungsi.
b. Jenis Kelamin
Menurut Potter dan Perry (2012) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak
mempunyai perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap
nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri
sendiri dalam ekspresi nyeri, misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak
boleh menangis dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang
sama.
c. Budaya
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh
kebudayaan mereka hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.
Hal-hal yang menyebabkan nyeri berkurang adalah seperti gerakan tertentu,
istirahat, nafas dalam, penggunaan obat dan sebagainya. Selain itu adalah apa-
apa yang dipercaya yang sifatnya psikologis pada penderita dapat membantu
mengatasi nyeri (Judha, 2015).
Indikator adanya dan intensitas nyeri yang paling penting adalah laporan ibu
tentang nyeri itu sendiri. Namun demikian, intensitas nyeri juga dapat ditentukan
dengan berbagai macam cara salah satu caranya adalah dengan menanyakan
pada ibu untuk menggambarkan nyeri atau rasa tidak nyamannya. Metode
lainnya adalah dengan meminta ibu untuk menggambarkan beratnya nyeri atau
rasa tidak nyamannya dengan menggunakan skala. Skor/nilai skala nyeri dapat
dicatat pada flow chart untuk memberikan pengkajian nyeri yang berkelanjutan.
Metode yang ketiga adalah dengan meminta ibu untuk membuat tanda X (silang)
pada skala analog. Penggunaan skala intensitas nyeri adalah mudah dan
merupakan metode terpercaya dalam menentukan intensitas nyeri ibu. Skala
seperti ini memberikan konsistensi bagi petugas kesehatan untuk berkornunikasi
dengan klien/ibu dan petugas kesehatan lainnya (Maryunani, 2010).

B.6 Komponen Nyeri


Komponen-komponen nyeri yang penting di nilai adalah PAIN: pattern (pola-
nya), Area, Intensitas, dan Nature (Sifatnya):
1. Pola nyeri (Pattern of Pain)
Pola nyeri meliputi waktu terjadinya nyeri, durasi, dan interval tanpa nyeri.
Oleh karena itu, petugas kesehatan dapat menentukan kapan nyeri mulai;
berapa lama nyeri berlangsung; apakah nyeri ini berulang; dan jika ya,
lamanya interval tanpa nyeri; dan kapan nyeri terakhir terjadi. Pola nyeri
diukur dengan menggunakan kata-kata (verbal). Ibu diminta untuk
menggambarkan nyeri sebagai variasi pola konstan, intermittent atau
transient. Ibu juga ditanyakan waktu dan kapan nyeri mulai berlangsung dan
berapa lama nyeri berlangsung untuk mengukur saat serangan nyeri dan
durasi nyeri.
2. Area Nyeri (Area of Pain)
Area Nyeri adalah tempat pada tubuh dimana nyeri terasa. Petugas
kesehatan dapat menentukan lokasi nyeri dengan menanyakan pada pasien
untuk menunjukkan area nyeri pada tubuh.
3. Intensitas Nyeri (Intensity of Pain}
Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa. Intensitas nyeri dapat diukur
dengan menggunakan angka 0 sampai 10 pada skala nyeri.
4. Nature/sifat Nyeri (Nature of Pain)
Sifat nyeri bagaimana nyeri terasa pada pasien. Sifat nyeri/kualitas nyeri
dengan menggunakan kata-kata.
Lebih jelasnya, untuk mengukur skala nyeri dapat digunakan alat yang
berupa Verbal Descriptor Scale (VDS) yang terdiri dari sebuah garis lurus
dengan 5 kata penjelas dan berupa urutan angka 0 sampai 10 yang mempunyai
jarak yang sama sepanjang garis. Gambaran tersebut disusun dari "tidak nyeri"
sampai "nyeri yang tidak tertahankan atau nyeri sangat berat". Selain itu, dapat
pula digunakan Visual Analog Scale (VAS) yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat nyeri. Skala ini terdiri dari enam wajah kartun yang diurutkan
dari seseorang yang tersenyum (tidak ada rasa sakit), meningkat wajah yang
kurang bahagia hingga ke wajah yang sedih, wajah penuh air mata (rasa sakit
yang paling buruk) (Maryunani, 2010).

B.7 Pengukuran Intensitas Nyeri


Pengukuran intensitas nyeri pada ibu bersalin sangat subjektif dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh
dua orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri
dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon
fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini
juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri,
2013).
Menurut Smeltzer & Bare (2012) adalah sebagai berikut:
a) Skala intensitas nyeri
Keterangan skala nyeri menurut Bourbanis :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik
dan memiliki gejala yang tidak dapat terdeteksi.
4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik. Memiliki karateristik adanya
peningkatan frekuensi pernafasan, tekanan darah, kekuatan otot, dan
dilatasi pupil.
7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak
dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi. Memiliki
karateristik muka klien pucat, kekakuan otot, kelelahan dan keletihan.
10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul.
Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah sebagai berikut:
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka kerja penelitian
mengenai "Hubungan Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I Dengan Nyeri
Persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017."
Bagan I
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen

Terapi Musik Nyeri Persalinan


Klasik Kala I Pada Ibu
Bersalin

D. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi Cara Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur

Terapi Bentuk terapi dengan Observasi <30 menit Nominal


Musik mempergunakan > 30 menit
musik secara
sistematis, terkontrol
dan terarah
kepada ibu bersalin
kala I fase aktif
dengan tujuan untuk
menurunkan rasa
nyeri persalinan kala I
Rasa Sensori subjektif dan Observasi 0 = Tidak ada nyeri Interval
nyeri pengalaman skala nyeri 1-3 = Nyeri ringan
emosional tidak menurut 4-6 = Nyeri sedang
menyenangkan yang Bourbanis 7-9 = Nyeri berat
dirasakan oleh ibu antara 0-10 10 = Nyeri sangat
bersalin kala I fase berat
aktif. Nyeri diukur
sebelum dan
setelah dilakukan
terapi musik klasik.

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini yaitu ada pengaruh terapi musik pada ibu bersalin kala I
dengan nyeri persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian


Penelitian ini rnenggunakan metode penelitian Quasy Eksperimental
(eksperimen semu) dengan rancangan pada dua kelompok yang berbeda yaitu
perlakuan dan kontrol. Dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri
persalinan serta pengaruh terapi musik pada ibu bersalin kala I dengan nyeri
persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung tahun 2017, dengan
jumlah populasi sebanyak 120 orang dan sampel diambil sebanyak 40 orang
secara accidental sampling.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


B.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Jannah jalan Makmur No. 139
(Pasar 7) Medan Tembung.

B.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian ini dilakukan dimulai dari penyusunan proposal hingga
penelitian dilakukan pada bulan maret sampai dengan juli 2017, pengambilan
data dilakukan pada bulan juni tahun 2017.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


C.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu intrapartum yang
melahirkan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung dengan rata-rata per
bulan sebanyak 120 orang per bulan atau rata-rata 4 persalinan setiap hari.
C.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2015) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini
diambil sebanyak 40 orang yang dibagi menjadi 20 orang untuk kelompok
eksperimen dan 20 orang untuk kelompok kontrol.
Pemilihan sampel dilakukan secara aksidental (accidental sampling) yaitu
memilih sampel sesuai kriteria yang kebetulan ada atau ibu yang datang bersalin
ke Klinik Pratama Jannah Medan Tembung pada bulan Juni.
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer digunakan untuk memperoleh data dengan
menggunakan lembar observasi yang berisi tentang data tentang rasa nyeri yang
dirasakan. Dan data sekunder yang diperoleh dari dokumentasi atau rekam
medis dari Klinik Pratama Jannah Medan Tembung.
Pengumpulan data dimulai dengan mengajukan surat penelitian dari
jurusan kebidanan program Studi D-IV kebidanan Alih jenjang Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan kepada pimpinan Klinik Pratama Jannah Medan
Tembung. Setelah mendapat izin dari Pemilik Klinik Pratama Jannah Medan
Tembung, peneliti meminta bantuan kepada pemilik ataupun pegawai yang
bekerja di klinik untuk mendapatkan informasi tentang data ibu yang akan
bersalin dengan cara menghubungi melalui telepon atau mengirim SMS kepada
peneliti.
Peneliti melakukan penelitian dengan mengamati keadaan ibu bersalin
apakah ibu sudah memasuki pembukaan kala I. Pengamatan dan pengukuran
dilakukan pada pembukaan kala I fase aktif yaitu pembukaan 4 cm - 10 cm
(lengkap).
Untuk kelompok eksperimen: ketika responden mengatakan bahwa timbul
rasa nyeri maka peneliti memulai teknik terapi musik sesuai dengan prosedur
atau cara pelaksanaan terapi musik (terlampir pada penelitian ini cara
pelaksanaan terapi musik pada ibu bersalin kala I). Untuk kelompok kontrol
peneliti mengamati nyeri yang dirasakan responden tanpa memberikan
perlakuan apapun.
Penelitian pada setiap responden pada kelompok eksperimen dilakukan ±
30 menit, sambil terus mengamati dan menanyakan pada ibu nyeri yang
dirasakan sebelum dan setelah dilakukan terapi musik menggunakan skala nyeri
menurut Bourbanis. Setelah data diperoleh lengkap, langkah selanjutnya adalah
melakukan penelitian pada pasien selanjutnya dengan prosedur yang sama pada
kelompok eksperimen sebanyak 20 orang dan pada kelompok kontrol sebanyak
20 orang.
E. Pengolahan dan Teknik Analisis Data
1. Pengolahan Data
Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah langsung dari responden
(data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti,
kemudian dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah, yaitu :
1) Editing
Editing dilakukan di lapangan. Peneliti mengumpulkan dan memeriksa
kembali kelengkapan data yang diperoleh mengenai skor skala nyeri yang
dialami oleh responden baik pada kelompok eksperimen (dengan terapi
musik) maupun kelompok kontrol (tanpa terapi music). Hasil editing
didapatkan semua data telah terisi lengkap dan benar.
2) Coding
Peneliti tidak menggunakan nama ataupun identitas responden dalam
proses pengolahan data. Peneliti memberikan kode pada setiap
responden serta kategori skala nyeri yang dialami oleh tiap responden
untuk mempermudah dalam proses pengolahan dan analisis data. Pada
kategori tingkat nyeri responden diberikan kode 0 = Tidak ada nyeri, 1-3 =
Nyeri ringan, 4-6 = Nyeri sedang, 7-9 = Nyeri berat, 10 = Nyeri sangat
berat
3) Data entry
Proses data entry ini merupakan proses di mana data yang diperoleh
yaitu kode responden dan kode tingkat nyeri persalinan yang dialami, baik
pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dimasukkan ke
dalam komputer untuk dilakukan analisis.
4) Tabulating
Proses tabulasi pada penelitian ini menggunakan tabel dan analisis
datanya menggunakan perhitungan komputerisasi, yaitu dengan program
SPSS

2. Analisis Data
1) Analisis Univariat
Pada tahap ini peneliti menjelaskan karakteristik setiap data yang
berkaitan dengan variabel penelitian. Analisis ini hanya menghasilkan
distribusi frekuensi dan persentase dari tiap data tersebut karakteristik
responden dan variabel penelitian.
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi
musik klasik terhadap tingkat nyeri persalinan. Variabel yang
dihubungkan dalam penelitian ini adalah terapi musik dan tingkat nyeri
persalinan.
Jenis hipotesisnya adalah komparatif parametris dan masalah skala
pengukuran variabel adalah Interval . Dalam penelitian ini terdapat dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk
menguji hasil tingkat nyeri persalinan pada kelompok eksperimen maupun
kelompok kontrol menggunakan uji-t tidak berpasangan (independent-t
test) karena kelompok data tidak berpasangan dengan jenis data interval.
Jika p<0,05 maka terdapat pengaruh yang bermakna pada tingkat nyeri
persalinan.
3) Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel dan
oleh peneliti.

F. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan langsung
dengan manusia, maka etika penelitian harus diperhatikan.
1) Anonimity (tanpa nama)
Peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden
pada lembar observasi dan hanya menuliskan kode nomor
responden.
2) Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya data yang
berkaitan dengan penelitian yang akan dilaporkan pada hasil
penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
mengenai “Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I dengan Nyeri
Persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017”.

A.1 Karakteristik Responden


A.1.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Gambaran karakteristik responden ibu bersalin Kala I
di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung
Tahun 2017

Gambaran Responden Jumlah (F) Presentasi (%)

1. Umur
- 20-25 tahun 4 10.0
- 26-30 tahun 19 47.5
- > 30 tahun 17 42.5
2. Pendidikan
- SD 4 10.0
- SMP 11 27.5
- SMA 25 62.5
3. Pekerjaan
- P. Swasta 6 15
- Pedagang 14 35
- IRT 20 50
4. Jumlah Persalinan
- Pertama 7 17.5
- Kedua 13 32.5
- Ketiga 16 40.0
- Keempat 4 10.0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 40 responden penelitian


paling banyak pada kelompok umur 26-30 tahun yaitu 19 orang ( 47.5%) dan
lebih sedikit pada kelompok umur 20-25 tahun 4 orang (10%). Gambaran
pendidikan responden paling banyak berpendidikan SMA sebanyak 25 orang
(62.5%), pendidikan SMP 11 orang (27.5%) namun masih ada responden
dengan pendidikan SD sebanyak 4 orang (10%). Gambaran pekerjaan paling
banyak bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 20 orang (50%),
pedagang sebanyak 14 orang (35%) dan paling sedikit pegawai swasta
sebanyak 6 orang (15%). Gambaran jumlah persalinan penelitian paling banyak
bersalin anak ketiga sebanyak 16 orang (40%), bersalin anak kedua sebanyak 13
orang (32.5%), bersalin anak pertama 7 orang (17.5%), dan paling sedikit
bersalin anak keempat sebanyak 4 orang (10%).

A.2 Analisa Univariat


Analisa data univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dan
persentase dari variabel penelitian “Pengaruh terapi musik pada ibu bersalin kala
I dengan nyeri persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung tahun
2017”.
A.2.1 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Dengan Terapi Musik
Distribusi tingkat nyeri persalinan dengan terapi musik dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.2
Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Dengan Terapi Musik
di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017

Tingkat Nyeri Persalinan Frekuensi (F) Persentasi (%)


Tidak Nyeri 0 0
Ringan 7 35
Sedang 8 40
Berat 5 25
Sangat berat 0 0
Total 20 100.0

Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 20 responden penelitian palinng banyak
didapatkan tingkat nyeri sedang dan ringan masing-masing 8 orang (40%) dan 7
orang (35%), dan tidak ada responden dengan nyeri sangat berat.

A.2.2 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Tanpa Terapi Musik


Distribusi tingkat nyeri persalinan tanpa terapi musik dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Tanpa Terapi Musik
di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017

Tingkat Nyeri Persalinan Frekuensi (F) Persentasi (%)


Tidak Nyeri 0 0
Ringan 3 15
Sedang 6 30
Berat 6 30
Sangat berat 5 25
Total 20 100

Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 20 responden penelitian paling banyak
didapatkan tingkat nyeri sedang dan berat masing masing 6 orang (30%), paling
sedikit dengan tingkat nyeri ringan 3 orang (15%) dan tidak ada responden
dengan tingkat tidak nyeri.

A.3 Analisis Bivariat


Analisis bivariat dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik
klasik terhadap nyeri persalinan ibu bersalin kala I.
A.3.1 Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I dengan Nyeri
Persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017

Tabel 4.4
Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan
Kala I Dengan Di Klinik Pratama Jannah Medan
Tembung Tahun 2017

Perlakuan N Mean Std. p-value


Deviasi
Dengan Terapi Musik 20 1.90 .788 0.000

Hasil uji-t memperlihatkan bahwa nilai mean tingkat nyeri 1.90 ± .788
berdasarkan nilai signifikan (p-value) sebesar 0.000, lebih kecil dari 0.05. Hal ini
berarti bahwa terapi musik memberi pengaruh signifikan terhadap penurunan
tingkat nyeri persalinan kala I. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan tingkat nyeri, terapi musik berpengaruh signifikan terhadap
penurunan tingkat nyeri persalinan kala I.
A.3.2 Perbedaan Nyeri Persalinan kala I Tanpa Terapi Musik dan Dengan
Terapi Musik
Perbedaan nyeri persalinan antara tanpa terapi musik dan dengan terapi
musik klasik dilakukan dengan uji t tidak berpasangan (independen T test)
dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.5
Hasil Uji Beda Nyeri Persalinan Antara Terapi Musik Klasik
dan Tanpa Terapi Musik

Perlakuan N Mean Std. p-value Kesimpulan


Devias
i
Tanpa Terapi Musik 20 2.65 1.039
Dengan Terapi Musik 20 1.90 .788 0.000 Signifikan

Hasil uji beda dengan uji-t tidak berpasangan (independen t test)


memperlihatkan bahwa nilai mean nyeri persalinan tanpa terapi musik adalah
2.65 ± 1.039 sedangkan nilai mean nyeri persalinan dengan terapi musik adalah
1.90 ± 0.788. Hal ini berarti rata-rata nyeri persalinan lebih tinggi tanpa terapi
musik dibandingkan dengan terapi musik. Dengan kata lain, terjadi penurunan
tingkat nyeri persalinan setelah terapi musik klasik. Selanjutnya, berdasarkan
nilai signifikansi (p-value) sebesar 0.000, lebih kecil dari 0.05, berarti bahwa
terapi musik memberi pengaruh signifikan terhadap nyeri persalinan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nyeri persalinan, terapi musik
klasik berpengaruh signifikan terhadap nyeri persalinan ibu bersalin kala I.

B. Pembahasan
B.1 Analisa Univariat
B.1.1 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I dengan Terapi Musik
Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 20 responden pada kelompok perlakuan
(dengan terapi musik) paling banyak didapatkan tingkat nyeri sedang dan ringan
masing-masing 8 orang (40%) dan 7 orang (35%), dan tidak ada responden
dengan nyeri sangat berat.
Salah satu jenis musik yang bermakna medis dapat menurunkan nyeri
persalinan kala I adalah musik klasik karya Mozart. Musik karya Mozart
rnerupakan musik klasik yang memiliki nada lembut. Nada-nada tersebut
menstimulasi gelombang alfa yang memberikan efek ketenangan, kenyamanan,
ketentraman dan memberi energi untuk menutupi, mengalihkan perhatian dan
melepaskan ketegangan maupun rasa sakit. Sebenarnya bukan hanya musik
karya Mozart saja yang berefek mengagumkan tetapi semua musik yang
berirama lembut serta mampu menenangkan suasana juga diidentifikasi memiliki
efek Mozart (Campbell, 2012).
Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang terapi musik terhadap
penurunan nyeri persalinan. Penelitian Amperiana (2013) di Rumah Sakit Umum
Daerah Kecamatan Pare Kabupaten Kediri mendapatkan hasil bahwa ada
Pengaruh musik klasik Terhadap kemajuan Persalinan Kala I fase aktif Pada Ibu
inpartu berdasarkan hasi! uji T dua sampel bebas diperoleh p sebanyak 0,035
dengan tingkat signifikan (5%) sehingga diperoleh sig (p) < a atau 0,035 < 0,05,
maka Ho ditolak.
Menurut asumsi peneliti bahwa dengan memberikan terapi musik pada
saat proses persalinan khususnya pada saat kala I dapat memberikan
kenyamanan dan ketenangan pada pasien. Dengan terapi musik mampu
meningkatkan rasa nyaman, memperbaiki mental, emosional, dan kesehatan
spiritual klien. Terapi musik yang dapat diberikan pada ibu dalam menghadapi
persalinan diharapkan dapat mengurangi kecemasan dan nyeri akibat persalinan.
Biasanya terapi musik yang digunakan adalah musik klasik yang tenang dan
lembut sehingga membuat pasien dapat menikmati setiap proses yang terjadi.
Akan tetapi musik dapat dipilih sesuai kemauan atau permintaan pasien mungkin
yang berisi lagu keagamaan sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

B.1.2 Distribusi Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Tanpa Terapi Musik


Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 20 responden pada kelompok kontrol
paling banyak didapatkan tingkat nyeri sedang dan berat masing masing 6 orang
(30%), paling sedikit dengan tingkat nyeri ringan 3 orang (15%) dan tidak ada
responden dengan tingkat tidak nyeri.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual dan potensial (Judha,
2015). Nyeri adalah alasan utama seseorang untuk mencari bantuan perawatan
kesehatan (Smeltzerdan Bare, 2012).
Rasa nyeri yang ditimbulkan saat menghadapi persalinan disebabkan
karena kontraksi uterus yang akan mendorong bayi keluar dari dalam uterus
secara bertahap sedikit demi sedikit. Akibat daya dorong dari kontraksi ini, maka
serviks secara bertahap akan mulai terbuka, meregang sedikit demi sedikit,
untuk memberikan jalan bagi keluarnya bayi (Nolan, 2014).
Kala I atau kala pembukaan/pematangan serviks, yaitu dari saat mulai
terbukanya saluran leher rahim/serviks uteri sampai pembukaan lengkap. Kala I
persalinan di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm), persalinan kala I di bagi 2 fase
yaitu fase laten dan fase aktif. Fase laten persalinan dimulai sejak awal kontraksi
yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap,
pembukaan serviks kurang dari 4 cm, biasanya berlangsung hingga dibawah 8
jam. Sementara pada fase aktif persalinan frekuensi dan lama kontraksi uterus
umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih),
serviks membuka dari 4 cm sampai dengan 10 cm, biasanya dengan kecepatan
1 cm atau lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10 cm), terjadi penurunan
bagian terbawah janin. Fase aktif dibagi menjadi 3 yaitu fase akselerasi, fase
dilatasi maksimal dan fase deselerasi (Hidayat dan Sujiyatini, 2010). Pada
primigravida terjadinya kala I persalinan pada fase laten selama 20 jam dan fase
aktif selama 1,2 cm/ jam sedangkan pada multigravida terjadinya kala I
persalinan fase laten selama 14 jam dan fase aktif selama 1,5 cm/jam (Bobak,
2014).

B.2 Analisa Bivariat


B.2.1 Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu Bersalin Kala I dengan Nyeri
Persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017
Hasil uji-t memperlihatkan bahwa nilai mean tingkat nyeri 1.90 ± .788
berdasarkan nilai signifikan (p-value) sebesar 0.000, lebih kecil dari 0.05. Hal ini
berarti bahwa terapi musik memberi pengaruh signifikan terhadap penurunan
tingkat nyeri persalinan kala I.
Persalinan adalah proses normal yang dialami oleh wanita usia subur.
Peristiwa penting ini sangat dinanti-nantikan oleh pasangan suami istri sebagai
buah cintakasih dalam perkawinan. Dengan penuh penantian pasangan suami
istri pasti sudah mempersiapkan bagi kelahiran bayi yang mereka nanti-nantikan.
Tetapi ditengah kebahagian menyambut kelahiran bayinya, seorang ibu akan
merasakan takut menghadapi persalinan karena kemungkinan rasa nyeri yang
akan dialaminya. Rasa nyeri yang ditimbulkan saat menghadapi persalinan
disebabkan karena kontraksi uterus yang akan mendorong bayi keluar dari
dalam uterus secara bertahap sedikit demi sedikit. Akibat daya dorong dari
kontraksi ini, maka cervix secara bertahap akan mulai terbuka, meregang sedikit
demi sedikit, untuk memberikan jalan bagi keluarnya bayi.
Menurut Maryunani dan Sukaryati (2014) bahwa terapi musik merupakan
suatu bentuk kegiatan yang mempergunakan musik dan lagu/nyanyi secara
terpadu dan terarah didalam membimbing ibu hamil dan ibu bersalin, terapi
musik adalah bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara sistematis,
terkontrol dan terarah dalam menyembuhkan, merehabilitasi, mendidik dan
melatih anak - anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental
ataupun emosional.
Menurut Reeder (2014) bahwa musik merupakan salah satu
penatalaksanaan penurunan intensitas nyeri secara non farmakologis. Musik
terbukti mampu mengurangi kecemasan fisiologis pada individu yang siap
menjalani perawatan serta tercatat adanya penurunan tekanan darah sistolik dan
diastolik pasien. Pemberian fasilitas musik ini menunjukkan penurunan denyut
jantung, tingkat respirasi dan kebutuhan oksigen. Musik juga dapat menimbulkan
efek neuroendokrin yang berguna bagi pasien. Musik bisa meningkatkan suatu
respons seperti endorphin yang dapat memengaruhi suasana hati, sehingga
mampu menurunkan kecemasan, dalam hal ini menurut para ahli musik
mengalihkan pasien dari rasa nyeri, memecah siklus kecemasan dan ketakutan
yang meningkatkan reaksi nyeri, serta memindahkan perhatian pada sensasi
yang menyenangkan.
Sejalan dengan hasil penelitian Diah Eko Martini, 2014, Prodi S1
Keperawatan, STIKES Muhammadiyah, Pengaruh Pemberian Terapi Musik
Terhadap Nyeri Persalinan, Tekanan Darah nadi dan Respirate rate ibu bersalin
dan hasil penelitian membuktikan bahwa terapi musik memberi pengaruh
signifikan terhadap penurunan nyeri bersalin. Proses persalinan seringkali
menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri. Menurut Hughs (1992) dalam Bobak
(2005) nyeri persalinan pada tahap pertama atau kala 1 disebabkan karena
kontraksi rahim yang menyebabkan dilatasi dan penipisan servik serta ischemia
rahim akibat kontraksi miometrium. Nyeri ini semakin lama semakin kuat. Karena
nyeri yang semakin kuat inilah seringkali ibu bersalin meminta untuk diberikan
obat-obatan analgesik atau dilakukan operasi Caesar
Sejalan dengan hasil Penelitian Astuti (2012) di Bidan Praktek Swasta Istri
Yuliani Dusun Gentan Sinduharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta mendapatkan hasil
bahwa ada pengaruh tingkat nyeri persalinan dengan terapi musik pada klien
intrapartum kala I pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, hal ini
dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 5.595; dengan nilai signifikansi (p)
sebesar 0,000.
Menurut asumsi peneliti dengan terapi musik bisa menimbulkan keadaan
yang memperbaiki kesadaran, menyembuhkan dan mengembalikan keselarasan
serta memurnikan jiwa. Penggunaan musik di rumah-rumah sakit masa kini mulai
banyak, hal ini disebabkan efek musik yang menenangkan dan menyenangkan
pasien, sehingga berakibat pada kondisi kesehatan khususnya jantung dan
pembuluh darah. Informasi dalam bentuk musik diyakini dapat menguntungkan
karena tidak mengganggu pekerjaan dibandingkan informasi verbal dan
mengandung lebih banyak informasi dibandingkan peringatan verbal dan pada
pasien yang mengalami kecemasan tingkat tinggi jika pemberian informasi yang
terlalu banyak akan memperburuk nyeri.

B.2.2 Perbedaan Nyeri Persalinan kala I dengan Terapi Musik dan tidak
Dengan Terapi Musik
Hasil uji beda dengan uji-t tidak berpasangan (independen t test)
memperlihatkan bahwa nilai mean nyeri persalinan tanpa terapi musik adalah
2.65 ± 1.039 sedangkan nilai mean nyeri persalinan dengan terapi musik adalah
1.90 ± 0.788. Hal ini berarti rata-rata nyeri persalinan lebih tinggi tanpa terapi
musik dibandingkan dengan terapi musik. Dengan kata lain, terjadi penurunan
tingkat nyeri persalinan setelah terapi musik klasik. Selanjutnya, berdasarkan
nilai signifikansi (p-value) sebesar 0.000, lebih kecil dari 0.05, berarti bahwa
terapi musik memberi pengaruh signifikan terhadap nyeri persalinan. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nyeri persalinan, terapi musik
klasik berpengaruh signifikan terhadap nyeri persalinan ibu bersalin kala I.
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri yang
terjadi dapat mempengaruhi kondisi ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir
dan menimbulkan stres. Stress dapat menyebabkan melemahnya kontraksi
rahim dan berakibat pada persalinan yang lama. Apabila hal ini tidak cepat
teratasi maka dapat berakibat rneningkatnya sekresi adrenalin. Salah satu efek
adrenalin adalah mempengaruhi kontraksi pembuluh darah sehingga suplai
oksigen ke janin menurun. Penurunan aliran darah juga menyebabkan
melemahnya kontraksi rahim dan berakibat memanjangnya proses persalinan.
Tidak hanya sekresi adrenalin yang meningkat tetapi sekresi Adeno Chortico
Thropin (ACTH) juga meningkat. Semua efek tersebut di atas berpotensi
membahayakan ibu dan janin. Karena alasan tersebut di atas penanggulangan
nyeri persalinan menjadi kebutuhan mendasar untuk memutuskan lingkaran
nyeri. Sehingga proses persalinan berjalan menyenangkan (Malehere, 2013).
Saat ini banyak sekali cara yang digunakan dalam menghilangkan nyeri
persalinan. Cara tersebut yaitu dengan tindakan farmakologis dan tindakan non
farmakologis. Tindakan medis yang digunakan antara lain penggunaan
analgesik, suntikan epidural, Intracthecal Labor Analgetic (ILA), Transcutaneous
Electrical Nerve Stimulation. Tindakan-tindakan medis ini hampir semua
mempunyai efek samping pada ibu dan juga pada janin. Misalnya saja pada
penggunaan analgesik, analgesik dapat menembus plasenta sehingga
menimbuikan efek terhadap pemapasan bayi, dan pada saat bayi dewasa ia
akan cenderung merasa ketagihan pada obat-obat tertentu. Efek samping pada
ibu adalah adanya perasaan mual dan pusing, seria ibu menjadi tidak dapat
mengandalkan otot perutnya dan mendorong ketika terjadi kontraksi rahim.
Sehingga persalinan menjadi lebih lama. Sedangkan terapi nonfarmakologi
rneliputi relaksasi, hipnoterapi, imajinasi, umpan balik biologis, psikoprofilaksis,
sentuhan terapeutik, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation),
hidroterapi, dan teknik distraksi terapi music (Andriana, 2013).
Terapi musik yang dilakukan untuk menghasilkan efek yang diinginkan
belum memiliki pedoman waktu dan pelaksanaan yang jelas. Pemberian terapi
musik dengan jenis musik yang tepat dan diberikan pada pasien yang tepat tidak
akan memberikan efek yang membahayakan, walaupun diberikan dalam waktu
yang agak lama pada beberapa pasien. Terapi musik yang hanya diberikan
hanya waktu singkat dapat memberikan efek positif bagi pasien (Mucci, 2012).
Sejalan dengan hasil penelitian Wardati (2016) pengaruh terapi music
terhadap intensitas nyeri persalinan di Rumah Bersalin Dina Bromo Medan Area
diperoleh rata-rata intensitas nyeri persalinan pada ibu bersalin pada kelompok
intervensi skala 5.09 (SD=1.019), sementara rata-rata intensitas nyeri persalinan
pada kelompok kontrol berada pada skala 7.05 (SD=1.090). berdasarkan uji
statistic dengan kelompok uji t test independent ada pengaruh pemberian terapi
music terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan dengan nilai p=0.001.
Menurut asumsi peneliti dengan adanya terapi musik sangat banyak
membantu secara khusus pada ibu bersalin dalam mengurangi rasa nyeri
dengan memberikan kenyamanan dan ketenangan hati dalam menerima setiap
proses yang dialami. Kita mengetahui bahwa musik merupakan seni suara yang
indah dan banyak memberikan manfaat bagi setiap orang yang mendengar
misalnya untuk relaksasi mengistirahatkan tubuh dan pikiran, meningkatkan
kecerdasan, meningkatkan motivasi, pengembangan diri, meningkatkan
kemampuan, kesehatan jiwa, mengurangi rasa sakit, menyeimbangkan tubuh,
dll.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan tentang
perbedaan pengaruh terapi musik klasik terhadap peningkatan nyeri persalinan
ibu bersalin kala 1 pada Klinik Pratama Jannah Medan Tembung tahun 2017
dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat nyeri persalinan kala I pada kelompok perlakuan (diberikan terapi
musik klasik) mayoritas mengalami tingkat nyeri yang ringan dan sedang.
2. Tingkat nyeri persalinan kala I pada kelompok kontrol (tidak diberikan terapi
musik klasik) mayoritas mengalami tingkat nyeri yang sedang dan berat.
3. Terapi musik klasik memberi pengaruh signifikan terhadap nyeri persalinan
berdasarkan penurunan tingkat nyeri persalinan (p<0.05).
4. Hasil uji beda (t-independent) antara kelompok kontrol dengan kelompok
perlakuan memperlihatkan bahwa nilai signifikansi (p-value) sebesar 0.000,
lebih kecil dari 0.05, berarti bahwa terapi musik memberi pengaruh signifikan
terhadap penurunan nyeri persalinan.

B. Saran
Mengingat hasil penelitian belum maksimal menggambarkan pengaruh
terapi musik klasik terhadap peningkatan nyeri persalinan ibu bersalin kala 1,
maka dengan ini disampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada Klinik Pratama Jannah Medan Tembung, disarankan untuk lebih
meningkatkan promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang pentingnya penerapan terapi musik untuk mengurangi nyeri
persalinan.
2. Kepada ibu bersalin disarankan untuk lebih giat melakukan terapi musik
untuk mengurangi nyeri persalinan.
3. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian sejenis dengan
skala penelitian yang lebih luas untuk mendapatkan hasil penelitian terbaru
yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Ainy, N. 2014. Pengaruh Pemberian Therapi Musik Klasik Mozart terhadap


Penurunan Kecemasan Ibu Hamil Primigravida dalam Menghadapi
Persalinan di RS IPHI Batu. Tesis, Malang: Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Aizid. 2014. Sehat dan Cerdas dengan Terapi Musik. Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Laksana.

Amperiana, S. 2013. Pengaruh Musik Kiasik (Mozart) Terhadap Kemajuan


Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primipara, Studi pra- eksperimen di
Rumah Sakit Umum Daerah Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Tahun
2013. Kediri: Akademi Kebidanan Pamenang.

Analia. 2016. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik dalam Menurunkan


Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan. Majority. Volume 5,
Nomor 1, Februari 2016.

Andriana, 2013. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : Bhuana llmu populer
kelompok gramedia.

Astuti, H. 2012. Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Pada
Klien Intrapartum Kala I Di Bps Istri Yuliani Dan BPS Mei Suwarsono
Sleman Yogyakarta Tahun 2012. Yogyakarta: Sekolah Tinggi llmu
Kesehatan 'Aisyiyah Yogyakarta.

Bobak, M. 2014. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Cetakan Pertama. Edisi 4.


Jakarta: EGC.

Campbell, D. 2012. Efek mozart bagi anakanak meningkatkan daya pikir,


kesehatan dan kreativitas anak melalui musik. Alih Bahasa: Alex Tri
Kantjono Widodo. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Djaafar, Nurseha S. 2012. Pengaruh Musik Gamelan terhadap Respon


Kecemasan Bayi pada saat Immunisasi di Klinik Tumbuh Kembang Anak
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Skripsi. Universitas Gadjah Mada

Hakim, Lukmanul. 2013. Terapi Musik. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Judha, M. 2015. Teori Pengukuran Nyeri dan nyeri Persalinan (Disertai Contoh
Askeb. Cetakan Kedua. Yogyakarta : Nuha Medika.

Malehere, N.S. 2013. Pengaruh Pemberian Terapi Musik Terhadap Nyeri


Persalinan Kala I Fase Aktif (Di Kamar Bersalin RSUD Prof. Dr. W. Z
Johannes Kupang)

Maryunani, A dan Sukaryati, Y. 2014. Senam Harnil, Senam Nifas dan Terapi
Musik. Jakarta : Trans Info Media.
Mongan. 2015. Hypnobrithing. Jakarta: Bhuana llmu popular.

Mucci. 2012. The Healing Sound Of Music: Manfaat Musik Untuk. Kesembuhan,
Kesehatan Dan Kebahagiaan Anda. Jakarta : Gramedia Pustaka

Natalia. 2006 Pengaruh Musik Gamelan Terhadap Emosi Baru Lahir, Jurnal
ANIMA, (Vol. 20 )

Nolan, M. 2014. Kehamilan dan Melahirkan. Cetakan Ketiga. Jakarta: Arcan.

Potter, Patricia A. 2013. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses


dan Praktik. Jakarta:EGC.

Reeder, dkk. 2012. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi dan


Keluarga. Allh bahasa Yati Afiyati, dkk. Edisi 18. Jakarta: EGC.

Saputra, H. 2014. Pengaruh Terapi Musik Instrumental terhadap Tingkat


Kecemasan Pasien Pra Operasi fraktur di Ruang Bedah RSPAD Gatot
Soebroto, Skripsi, Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran

Smeltzef, S.C & Bare, B.C. 2012. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, Jakarta: EGC.

Smeltzer SC. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Tjokronegoro, A dan Utama, H. 2014. Penanggulangan Nyeri Dalam Persalinan.


Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).

Yuliastanti. T. 2013. Pendampingan Suami Dan Skala Nyeri Pada Persalinan


Kala 1 Fase Aktif. Bidan Prada : Jurnal llmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1 Edisi
Juni 2013.
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitae akademik Poltekkes Kemenkes MEDAN, aaya yang


bertanda tangan di bawah ini:

Nama : KRISTINA SURBAKTI


NIM : P07524516018
Program Studi : D-IV KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Jurusan : D-IV KEBIDANAN

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Poltekkes Kemenkes Medan Hak Bebas Royalti Nonekakluaif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas Skripsi saya yang berjudul:
Pengaruh Terapi Muslk Pada lbu Bersalin Kala I Dengan Nyeri Persalinan
Di Klinik Pratama Jannah Medan Tembung Tahun 2017.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dala bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik
Hak Cipta.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Oibuat di : Medan
Pada tanggal : 20 Oktober 2017
. .. - menyatakan

’.”‘' * ..:“'

(Knetina Surbakti)
PERNYATAAN

PENGARUH TERAPI MUSIK PADA IBU BERSALIN KALA I


DENGAN NYERI PERSALINAN DI KLINIK PRATAMA
JANNAH MEDAN TEMBUNG TAHUN 2017

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak


terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga
tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan tertulis dalam daftar
pustaka.

Medan, Agustus 2017


Peneliti

Kristina Surbakti
P07524516018
IOMENTERIAN KESEIIATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JI. Jamin Grating KM. 13,5 Kel. Lau Cih Medan Tuntungan Kode Pos :
20136 Telepon : 061-8368633 - Fax : 061-8368644
Website : www.poltekkes-medan.ac.id , email : poltekkes medan@yahoo.com

Nomor : KH.03..02/01.04/0828 /2017 Medan, 3 Agustus 2017


Lampiran
Perihal : Izin tempat Penelitian

Kepada Yth,
Pimpinan Klinik Pratama Jannah
Di
Tempat

Sesuai dengan Proses Penyelenggaraan Akhir Program Studi D-


IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
bagi mahasiswa semester akhir akan melakukan penelitian,
Untuk hal tersebut diata9, mQka bersama ini kami mohon
kesediaan BapaMbu untuk memberikan izin tempat penelitian
kepada :

Nama Kristina Surbakti


NIM P07524516018
Judul Pengaruh terapi musik pada Ibu Bersalin Kala I
Penelitan dengan nyeri persalinan di Klinik Pratama
Jannah Medan Tembung Tahun 2017

Tempat KJinik Pratama Jannah

Demikian surat permohonan ini kami sampaikan, atas kesediaan


dan k9rjasama yang baik diucapkan terimakasih.

J K. idanan Medan

, M.Keb
94032001
Jé1'UAH
Alamat: JI. Makmur No. 139 Deaa Sambirejo Timur Kecamamn Porch Saii Tzmn

dleampeikan atas perhatiarmye d teñma keeifi.


SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
UNTUK IKUT SERTA DALAM
PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :
Usia :
Alamat :
Pekerjaan :
No. KTP/lainnya :

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:


Setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami
tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta
sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikutsertaannya, maka saya setuju
ikut serta dalam penelitian yang berjudul : Pengaruh Terapi Musik Pada Ibu
Bersalin Kala I dengan Nyeri Persalinan di Klinik Pratama Jannah Medan
Tembung Tahun 2017. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan
sesungguhnya dan tanpa paksaan.

Medan, Juni 2017

Mengetahui,

Peneliti Responden

(Kristina Surbakti) ( )
PROTAP PENELITIAN TENTANG HUBUNGAN TERAPI MUSIK PADA IBU
BERSALIN KALA I DENGAN NYERI PERSALINAN

1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur terapi musik klasik.


2. Memberikan informed concent dan bersedia menjadi responden.
3. Peneliti mempersiapkan peralatan yang akan digunakan oleh pasien.
4. Peneliti membantu ibu untuk mengatur posisi saat diberikan terapi musik
sebaiknya senyamah yang diihginkan ibu.
5. Pasien dianjurkan agar dapat menikmati terapi musik klasik dengan
baik sehingga dapat merasakan manfaatnya.
6. Peneliti melakukan observasi selama ± 30 menit untuk menilai intensitas
nyeri sebelum diberikan terapi musik klasik dengan memberikan cheklist
pada skala intensitas nyeri numerik.
7. Memberikan terapi musik klasik pada ibu bersaiin kala I fase aktif
(pembukaan 4 - 8 cm) selama ± 30 menit.
8. Peneliti menilai intensitas nyeri persalinan sesudah diberikan terapi musik
klasik dengan memberikan cheklist pada skala intensitas nyeri numerik.
9. Peneliti membandingkan intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan
terapi musik.
10. Peneliti menganalisis data yang sudah terkumpul dan disajikan dalam
bentuk tabel.

SKALA NYERI (POSTTEST)

Skala nyeri yang dirasakan oleh ibu : ……………………..


PROSEDUR PELAKSANAAN TERAPI MUSIK
(LEMBAR PENJELASAN PROSEDURE)

Defenisi
Terapi yang menggunakan musik secara sistematis, terkontrol, dan terarah
dalam menyembuhkan, merehabilitasi, mendidik dan melatih anak-anak dan
orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental, atau emosional.

Tujuan Terapi Musik


Melihat perbandingan intensitas nyeri ibu inpartu sebelum dan setelah diberikan
terapi musik klasik.

Indikasi Diberikan Terapi Musik


Ibu inpartu.
Waktu Pemberian Terapi Musik Melakukan observasi nyeri persalinan pada
pasien pembukaan 4 cm selama ± 30 menit, kemudian memperdengarkan musik
klasik pada ibu inpartu selama ± 30 menit dengan batas pembukaan 8 cm.

Persiapan Terapi Musik Klasik.


1. Alat yang digunakan speaker USB, headphone, dan memory card yang berisi
iagu mozart.
2. Tempat pemberian terapi musik adalah diruangan bersalin Klinik Pratama
Jannah Medan Tembung.
Peneliti
1. Peneliti memberitahu responden akan diberikan terapi musik klasik.
2. Peneliti mempersiapkan peralatan yang akan digunakan oleh pasien.
3. Peneliti memberikan terapi musik klasik dengan memasangkan headphone
pada pasien kemudian memutar Iagu klasik kepada ibu bersalin normal.
Pasien
1. Posisi pasien saat diberikan terapi musik sebaiknya senyaman yang
diinginkan ibu.
2. Kondisi dan kenyamanan pasien perlu diperhatikan sebelum rnelakukan
terapi musik.
3. Pasien dianjurkan agar dapat menikmati terapi musik klasik dengan baik
sehingga dapat merasakan manfaatnya.

Prosedur Kerja
1. Pasien dalarn nyeri persalinan pada pembukaan 4 sampai 8 cm.
2. Peneliti mengobservasi responden selama ± 30 menit bahwa benar dalam
keadaan nyeri persalinan, lalu mengukur intensitas nyeri.
3. Terapi musik klasik diberikan oleh peneliti atau pegawai ruangan (asisten
peneliti/ enumerator).
4. Pemberian terapi musik diberikan selama ± 30 menit
5. Pemberian terapi musik klasik dilakukan dengan menggunakan headphone
agar ibu hanya dapat mendengarkan suara musik saja.
MASTER DATA PENELITIAN

TANPA TERAPI MUSIK


Sampel Umur Pendidikan Pekerjaan Persalinan Nyeri

1 37 SMA IRT 2 Ringan


2 35 SMP Pedagang 3 berat
3 28 SMA Peg.swasta 2 sedang
4 30 SMA IRT 3 berat
5 36 SD IRT 3 sangat berat
6 30 SMA Pedagang 3 sedang
7 29 SD IRT 2 Ringan
8 24 SMP IRT 1 berat
9 27 SMA Peg.swasta 2 sedang
10 34 SMA IRT 3 Ringan
11 30 SMP IRT 3 sangat berat
12 37 SMA Pedagang 4 sedang
13 30 SMA IRT 2 berat
14 23 SMA Pedagang 1 sangat berat
15 30 SMP IRT 2 sedang
16 34 SMA Pedagang 3 berat
17 30 SMA Pedagang 3 sangat berat
18 37 SMA Pedagang 4 berat
19 35 SMA IRT 2 sangat berat
20 30 SMA Pedagang 2 sedang

DENGAN TERAPI MUSIK


Waktu
Sampel Umur Pendidikan Pekerjaan Persalinan Terapi Nyeri

1 36 SMA IRT 3 ±40 menit Ringan


2 34 SMP Pedagang 3 ±40 menit sedang
3 27 SMA Peg.swasta 1 ±40 menit Ringan
4 30 SMA IRT 2 ±40 menit sedang
5 34 SD IRT 3 ±40 menit berat
6 37 SMA Peg.swasta 4 ±40 menit sedang
7 27 SMP IRT 2 ±40 menit Ringan
8 24 SMP IRT 1 ±40 menit sedang
9 26 SMA Peg.swasta 1 ±40 menit Ringan
10 34 SMA IRT 3 ±40 menit Ringan
11 30 SMP IRT 2 ±40 menit berat
12 33 SMA Pedagang 3 ±40 menit Ringan
13 30 SD IRT 2 ±40 menit sedang
14 24 SMA Pedagang 1 ±40 menit berat
15 29 SMP IRT 1 ±40 menit Ringan
16 33 SMP Peg.swasta 3 ±40 menit sedang
17 30 SMA Pedagang 3 ±40 menit berat
18 34 SMP Pedagang 4 ±40 menit sedang
19 33 SMA IRT 3 ±40 menit berat
20 30 SMA Pedagang 2 ±40 menit sedang
LAMPIRAN 5 : HASIL PENGOLAHAN DATA
Frequency Table Karakteristik Sampel Tanpa Terapi Musik
Umur

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-25 tahun 2 10.0 10.0 10.0
26-30 tahun 10 50.0 50.0 60.0
>30 tahun 8 40.0 40.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 2 10.0 10.0 10.0
SMP 4 20.0 20.0 30.0
SMA 14 70.0 70.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai swasta 2 10.0 10.0 10.0
Pedagang 8 40.0 40.0 50.0
IRT 10 50.0 50.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Persalinan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pertama 2 10.0 10.0 10.0
Kedua 8 40.0 40.0 50.0
Ketiga 8 40.0 40.0 90.0
Keempat 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Nyeri

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 3 15.0 15.0 15.0
Sedang 6 30.0 30.0 45.0
Berat 6 30.0 30.0 75.0
Sangat berat 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
VT_Pembukaan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <4cm 9 45.0 45.0 45.0
>4cm 11 55.0 55.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Frequency Table KARAKTERISTIK SAMPEL DENGAN TERAPI MUSIK


Umur

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-25 tahun 2 10.0 10.0 10.0
26-30 tahun 9 45.0 45.0 55.0
>30 tahun 9 45.0 45.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SD 2 10.0 10.0 10.0
SMP 7 35.0 35.0 45.0
SMA 11 55.0 55.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pegawai swasta 4 20.0 20.0 20.0
Pedagang 6 30.0 30.0 50.0
IRT 10 50.0 50.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

Persalinan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pertama 5 25.0 25.0 25.0
Kedua 5 25.0 25.0 50.0
Ketiga 8 40.0 40.0 90.0
Keempat 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Nyeri

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 7 35.0 35.0 35.0
Sedang 8 40.0 40.0 75.0
Berat 5 25.0 25.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

VT_Pembukaan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <4cm 16 80.0 80.0 80.0
>4cm 4 20.0 20.0 100.0
Total 20 100.0 100.0

T-Test

Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Dev iat ion Mean
Pair Nyeri Tanpa Terapi 2.6500 20 1.03999 .23255
1 Nyeri Dengan Terapi 1.9000 20 .78807 .17622

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair Nyeri Tanpa Terapi &
20 .918 .000
1 Nyeri Dengan Terapi

Paired Samples Test

Paired Diff erences

Std. Sig.
Mean Deviation t df (2-tailed)
Pair Nyeri Tanpa Terapi -
.75000 .44426 7.550 19 .000
1 Nyeri Dengan Terapi

T-Test

Paired Samples Statistics

Std. Error
Mean N Std. Dev iation Mean
Pair VT Buka Tanpa Terapi 1.5500 20 .51042 .11413
1 VT Buka Dengan Terapi 1.2000 20 .41039 .09177
Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.
Pair VT Buka Tanpa Terapi &
20 .452 .045
1 VT Buka Dengan Terapi

Paired Samples Test

Paired Diff erences

Sig.
Mean Std. Dev iation t df (2-tailed)
Pair VT Buka Tanpa Terapi -
.35000 .48936 3.199 19 .005
1 VT Buka Dengan Terapi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
W. Jamin Ginting KM. 13,5 Kel. Lau Cih Medan Tuntungan Kode Pos :20136 s niTelepon : 061-8368633- Fax : 061-8
Webside :www oltekkes-medan.ac.id,email poltekkes

LEMBAR KONSULTASI

NAMA : Krietina Surbakti


NIM : P07524516018
JUDUL : Pengaruh Terapi Mu6ik Pada Ibu Bersalin Kala I
Dangan Nyeri Persalinan Di Klinik Pratama Jannah
Medan Tembung Tahun 2017

Kegiatan
NO Tanggal Uraian Bimblngan Paraf
Bimbingan

Pengajuan Mencari latar


1 15-11-2016
Judul belakang masalah
Yusniar Siregar SST, M.Kes

Konsukasi Judul
2 28-11-2016 dan Membawa Mencari data
Yusniar Siregar SST, M.Kes
Jumal

3 15-12-2016 Konsultasi Judul ACC


Yusniar Siregar SST, M.Kes

4 30-12-2016 Perbaikan BAB I


BAB l
Yusniar Siregar SST, M.Kes
Perbaikan BAB I
Perbaikan BAB I
5 18-01-2017 dan Konsul
dan BAB II
BAB II Yusniar Siregar SST, M.Kes
Perbaikan Bab I ACC BAB I dan
6 26-01-2017
dan Bab II Perbaikan BAB I'
Yusniar Siregar SST, M.Kes
Konsultasi Bab
Perbaikan BAB
7 21-02-2017 II, Bab III, dan
II dan BAB III
Kuesioner Yusniar Siregar SST, M.Kes
Perbaikan , BAB
ACC BAB II dab
II, BAB III dan
8 16-03-2017 BAB III, perbaikan
kuesioner
kuesioner
Penelitian Yusniar Siregar SST, M.Kes
Konsultasi
ACC sidang
9 20-04-2017 perbaikan
proposal
kuesioner Yusniar Siregar SST, M.Kes
Revisi Perbaiki defenisi
10 07-04-2017
Perbaikan operasional
vusniar Siregar SST, M.Kes

Betty Mangkuji, SST, M.Keb

Revisi Perbaiki BAB II


11 10-04-2017
Perbaikan dan Ill sesuai Yulina Dwi Hastuty,
arahan S.Kep, Ners,M.
Biomed

Yusniar Siregar SST, MKes

Betty Mangkuji, SST, M.Keb

Revisi
12 18-04-2017 ACC perbaikan vulina D i Hastuty, S.Kep,
Perbaikan Ners,M. Biomed

Yusniar Siregar SST, M.Kes


Perbaikan Bab ACC BAB I dan
6 26-01-2017
I dan Bab II Perbaikan BAB I'
Yusniar Siregar SST, M.Kes
Konsultasi Bab
Perbaikan BAB II
7 21-02-2017 II, Bab III, dan
dan BAB III
Kuesioner Yusniar Siregar SST, M.Kes
Perbaikan , BAB
ACC BAB II dab
II, BAB Ill dan
8 16-03-2017 BAB Ill, perbaikan
kuesioner
kuesioner
Penelitian Yusniar Siregar SST, M.Kes
Konsultasi
ACC sidang
9 20-04-2017 perbaikan
proposal
kuesioner Yusniar Siregar SST, M.Kes
Revisi Perbaiki defenisi
10 07-04-2017
Perbaikan operasional
sniar Siregar SST, M.Kes

Betty Mangkuji, SST, M.Keb

Revisi Perbaiki BAB II


11 10-04-2017
Perbaikan dan III sesuai Yulina Dwi astuty, S.Kep,
arahan Ners,M. Biomed

Yusniar Siregar SST, MKes

Betty Mangkuji, SST, M.Keb

Revisi
12 18-04-2017 ACC perbaikan xulina D Hastuty, S.Kep,
Perbaikan Ners,M. Biomed

Yusniar Siregar SST, M.Kes


Konsukasi Perbaikan
13 10-07-2017
BAB IV pengolahan data
Yusniar Siregar SST, M.Kes

Perbaikan Perbaikan
14 11-08-2017
BAB \V penyusunan tabel
Yusniar Siregar SST, MKes

Perbaikan Perbaikan cara


15 29-08-2017
BAB IV membaca tabel
Yusniar Siregar SST, M.Kes
Perbaikan Perbaikan
BAB IV dan pengolahan data
16 09-10-2017
konsultasi dan cara
BAB V menyusun hasil Yusniar Siregar SST, M.Kes
Perbaikan ACC BAB IV dan
17 12-10-2017
BAB IV lanjut BAB V
Yusniar Siregar SST, M.Kes
Konsultasi
18 25-10-2017 ACC BAB V
BAB V Yusniar Siregar SST, M.Kes

Perbaikan Lanjut kesimpulan


19 30-10-2017
BAB V dan saran
Yusniar Siregar SST, M.Kes
Konsultasi
ACC kesimpulan
20 7-11-2017 kesimpulan
dan saran
dan saran Yusniar Siregar SST, MKes

Konsultasi
Abstrak Perbaikan Abstrak
21 14-11-2017
dan daftar dan daftar pustaka
pustaka Yusniar Siregar SST, M.Kes
Perbaikan
22 17-11-2017 ACC sidang hasil
Abstrak Yusniar Siregar SST, M.Kes
Betty Mangkuji, SST, M.Keb
Perbaikan Abstrak,
Revisi hasil
23 27-11-2017 BAB III, BAB IV
sidang Yulina Dwi astuty, S.Kep,
dan BAB V Ners,M. Biomed

Yusniar Siregar SST, M.Kes

Betty Mangkuji, SST, M.Keb

Revisi hasil
24 30-11-2017 ACC
sidang Yulina wi Hastuty,
S.Kep, Ners,M.
Biomed

Yusniar Siregar SST, M.Kes

Dosen Pembimbing Skripsi

(Yusniar Siregar SST, M.Kes)


NIP. 196707081990032001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

A. DATA PRIBADI
NAMA : KRISTINA SURBAKTI
TTL : MEDAN, 01 MEI
1976 JENIS KELAMIN: PEREMPUAN
AGAMA : KRISTEN PROTESTAN
ANAK KE : 3 DARI 6 BERSAUDARA
TELPON/HP : 081370739001
EMAIL : kristina_surbakti@yahoo.com
ALAMAT : JL. LETJEN JAMIN GINTING KM 12,7
LINGKUNGAN I LAU CIH NO.30 KEC. MEDAN
TUNTUNGAN

B. DATA ORANG TUA


NAMA AYAH : T. SURBAKTI (†)
NAMA IBU : M. Br.GINTING

C. RIWAYAT PENDIDIKAN FORMAL


1. TAHUN 1983-1989 : SD NEGERI 060971
2. TAHUN 1989-1992 : SMP NEGERI 1 PANCUR BATU
3. TAHUN 1993-1996 : SPK KESDAM MEDAN
4. TAHUN 2001-2004 : D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
MEDAN
5. TAHUN 1016-2017 : D-IV KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES
MEDAN

D. KETERANGAN LAIN
HOBBY : OLAH RAGA

Anda mungkin juga menyukai