Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA TN.

S DENGAN MASALAH
UTAMA ASI TIDAK LANCAR DI KELURAHAN SAMBIROTO

Dosen Pengampu:
Mariza

Disusun :

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu. Masa nifas merupakan masa selama
persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu
berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil
yang normal. Masa nifas merupakan masa setelah seorang ibu melahirkan
bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu.(1) Masa nifas ini merupakan
masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan khususnya bidan untuk
selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang maksimal
dapat menyebaban ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat
berlanjut pada komplikasi masa nifas seperti sepsis puerperalis. Jika
ditinjau dari penyebab kematian ibu, infeksi merupakan penyebab
kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga sangat tepat
jika tenaga kesehatan memberikan perhatian yang tinggi pada masa ini. (2)
Masa nifas berkaitan erat dengan proses laktasi. Pada prosesnya
keberhasilan laktasi dipengaruhi kesiapan ibu dari awal masa nifas yang
bisa berhubungan dengan perubahan / adaptasi pada masa nifas. Setelah
melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga
mengakibatkan adanya beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami
stimulasi kegembiraan yang luar biasa, menjalani proses eksplorasi dan
asimilasi terhadap bayinya, berada di bawah tekanan untuk dapat
menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab
yang luar biasa untuk menjadi seorang ibu.[2,3] Begitu pentingnya
memberikan ASI kepada bayi tercermin pada rekomendasi Badan
Kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO) yang menghimbau
agar setiap ibu memberikan ASI eksklusif sampai bayinya berusia enam
bulan. Menurut data dari UNICEF, anak-anak yang mendapat ASI
eksklusif 14 kali lebih mungkin untuk bertahan hidup dalam enam bulan
pertama kehidupan dibandingkan anak yang tidak disusui. Mulai menyusui
pada hari pertama setelah lahir dapat mengurangi risiko kematian baru
lahir hingga 45%. [3]
Permasalahan ASI yang tidak keluar pada hari – hari pertama
kehidupan bayi seharusnya bisa di antisipasi sejak kehamilan melalui
konseling laktasi. Tetapi penyebarluasan informasi di antara petugas
kesehatan dan masyarakat ternyata juga belum optimal. Hanya sekitar 60%
masyarakat tahu informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga
kesehatan terlatih yang bisa memberikan konseling menyusui. Sehingga
perlu adanya solusi untuk ibu yang terlajur khawatir dan mencegah
pemberian susu formula karena masalah pemberian ASI dini yang
disebabkan ASI tidak keluar di hari pertama. [2]
Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui, terutama
terdapat pada ibu primipara adalah pengeluaran ASI yang tidak lancar
setelah melahirkan sehingga menyebabkan payudara bengkak
(engorgement), mastitis, abses payudara, puting susu lecet dan saluran
susu tersumbat(4). Hal tersebut membuat proses menyusui tidak berjalan
dengan normal, tidak sedikit ibu-ibu mengeluh seperti adanya
pembengkakan payudara akibat penumpukan ASI, karena pengeluaran
pengeluaran ASI tidak lancar atau pengisapan oleh bayi yang
mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan bayi dalam mendapatkan
ASI ekslusif (5)
Berbagai upaya telah dilakukan oleh tenaga kesehatan terutama
bidan dalam mengatasi ketidaknyamanan yang dirasakan ibu baik secara
konseling maupun penyuluhan. Saat ini ada upaya baru yang bisa
diterapkan oleh dalam mengatasi ketidaknyaman dengan menggunakan
Natural Therapy. Natural Therapy merupakan suatu terobosan baru yang
menggunakan teknik-teknik yang alami untuk mengatasi ketidaknyamanan
maupun masalah yang dirasakan ibu baik dari kehamilan sampan nifas
serta bayi dan balita. Keluhan ibu nifas yang kadang merasa stress dengan
ketidaknyaman selama masa nifas maupun kepanikan dalam mengasuh
bayi terutama ketakutan akan kurangnya ASI bisa diatasi dengan
memberikan pijat marmet. Pijat marmet merupakan teknik yang
memadukan pemijatan dan memerah payudara (sel-sel pembuat ASI dan
saluran ASI) untuk meningkatkan hormon oksitosin dan prolaktin.(6)
Pada laporan komunitas ini akan membahas ibu nifas di Wilayah
Kelurahan Sambiroto. Berdasarkan hasil ibu nifas Ny.I terdapat masalah
dalam proses menyusui yakni kurangnya produksi ASI sehingga pada
laporan ini akan dibahas mengenai asuhan kebidanan Natural Therapy
dengan kebutuhan pijat marmet .

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Menyelesaikan masalah ibu nifas dengan masalah produksi ASI yang
individu dapatkan di Kelurahan Sambiroto .
2. Tujuan khusus
a. Menganalisa penyelesaian masalah yang terjadi pada ibu nifas di
keluarga Tn. S Kelurahan Sambiroto.
b. Menganalisa pengaruh pijat marmet pada Ny. I ibu nifas di Kelurahan
Sambiroto

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Kelurahan Sambiroto
Puskesmas dapat secara bersama-sama keluarga melalui pendidikan
kesehatan dan pemberdayaan keluarga untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga melalui asuhan natural basic therapy.
2. Bagi Keluarga
Keluarga dapat secara bersama-sama membantu mengoptimalkan
kesehatan anggota keluarga lainnya dengan membantu meringankan
keluhan
3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan bermasyarakat dan
menanggapi masalah serta kebutuhan keluarga dan mampu memberikan
asuhan menyeluruh kepada keluarga.
BAB II
ANALISA DATA DAN DIAGNOSIS KEBIDANAN

A. Identitas Umum
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. S
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Jl. Sambiroto IX RT 06/RW 06
Nomor Telepon :-
2. Komposisi Keluarga :
No Nama L/P Hub. Umur Pendidik Imunisasi K
Keluarga an B
1 Tn. S L Suami 23 th SMP Lengkap -
2 Ny. I P Istri 22 th SMP Lengkap -
3 By.G P Anak 4hr - Hb0 -
3. Genogram

Tn S ------------ Ket. genogram:


Ny. I
: Laki-laki
: Perempuan
:Garis Perkawinan
: Garis Keturunan

4. Tipe keluarga
a. Jenis tipe keluarga
1) Tipe keluarga ini mmerupakan keluarga inti (Nuclear Family) yang
terdiri dari kepala keluarga, istri dan anak
2) Hubungan yang terjalin dalam keluarga ini adalah hubungan yang
harmonis

b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut


Masalah yang dapat dihadapi dalam tipe keluarga inti adalah akan dapat
mempercepat penularan penyakit jika salah satu anggota keluarga
menderita penyakit yang bersifat menular.
5. Suku bangsa (etnis)
a. Ibu dan suami adalah orang jawa asli
b. Seluruh anggota keluarga saat ini tinggal di Kelurahan Sambiroto, RT 06/
RW 06, Kecamatan Tembalang
c. Keluarga sering mengikuti kegiatan keagamaan seperti pengajian, sosial
budaya maupun kegiatan pendidikan
d. Dalam keluarga tidak ada yang memiliki kebiasaan diet dan berbusana
sewajarnya
e. Struktur kekuasaan keluarga bersifat modern atau demokratis artinya dalam
pengambilan keputusan keluarga harus menerima pendapat dari anggota
keluarga yang lain (istri)
f. Bahasa sehari- hari yang digunakan keluarga Tn. S adalah bahasa Jawa
g. Pada saat keluarga mengalami masalah terkait kesehatan, keluarga langsung
mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat yaitu Puskesmas, Bidan, Dokter
atau Rumah sakit. Keluarga tidak pernah menggunakan jasa perawatan
kesehatan keluarga
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan
a. Seluruh anggota keluarga menganut agama Islam dan memiliki pandangan
yang sama dalam praktik keyakinan beragama
b. Anggota keluarga aktif dalam kegiatan keagamaan seperti menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan
c. Agama yang dianut oleh keluarga ini yaitu agama Islam
d. Keluarga ini tidak menganut adat istiadat atau kepercayaan jaman dulu
selama masa nifas, dalam kesehatan keluarga ini selalu datang ke tenaga
kesehatan
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Ny. I mengatakan pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai
kebutuhan sehari-hari. Rata-rata penghasilan keluarga perbulan kurang lebih Rp
3.000.000. Ny. I mengatakan dengan penghasilan tersebut keluarga Tn.S untuk
pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari seperti sandang, pangan,
kebutuhan bayi dan sebagainya
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn.S sangat jarang untuk melakukan rekreasi. Adapun sesekali
berekreasinya yaitu ke pantai

B. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tn. S dan Ny. I saat ini memiliki bayi pertama yaitu bayi Ny.I yang berusia 4
hari
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Saat ini keluarga sedang dalam pemantuan tumbuh kembang bayinya serta
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya dengan cara menyusui

C. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti


1. Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat keluarga dari pihak suami
Keluarga Tn. S dalam keadaan sehat dan tidak ada yang menderita penyakit
seperti TBC, HIV, hipertensi, DM, dll
b. Riwayat keluarga dari pihak istri
Keluarga Ny. I dalam keadaan sehat dan tidak ada yang menderita penyakit
seperti TBC, HIV, hipertensi, DM, dll
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :
No Nama Umur BB Keada Imunisa Masalah Tindakan
an si Kesehatan yang telah
Keseh dilakukan
atan
1 Tn. S 23 th 57 Sehat Lengka Tidak ada -
kg p
2 Ny.I 22 th 56 Sehat Lengka Tidak ada -
kg p
3 By.G 4 hari 3,6 Sehat Imunisa Tidak ada -
kg si Hb0

3. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Menurut Ny. I jika dalam anggota keluarga ada yang sakit segera dibawa ke
fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, Dokter maupun bidan

D. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah (lengkapi dengan denah rumah)
a) Gambar tipe tempat tinggal yang sedang ditempati adalah permanen dan milik
sendiri
b) Denah rumah

G A. Teras
H B. Ruang tamu
C. Kamar tidur
D. Kamar tidur
E
F D E. Ruang tengah
F. Kamar tidur
G. Dapur
H. Kamar mandi

C B
: Jendela
: Pintu

c). Gambar kondisi rumah terdiri dari


- Luas tanah adalah 64 m2
- Kepemilikan rumah adalah hak milik sendiri
- Konstruksi rumah permanen tembok, atap genting, dan lantai keramik.
- Ventilasi (jendela, lubang angin, pintu) tidak selalu terbuka, jadi sinar
matahari yang masuk cukup
- Kebersihan rumah, lantai kedap air dan dalam keadaan bersih, dinding,
langit – langit dan perabot rumah dalam keadaan bersih
- Kondisi kamar : tidak pengap, ada jendela
- Sumber air : PDAM
- Keadaan pekarangan : ditanami pohon
- Tempat pembuangan sampah : ada tempat pembuangan sampah
- Tempat pembuangan air limbah : disaluran terbuka dan tidak berbau
- Tempat mandi : Kamar mandi

2. Karakteristik tetangga & komunitas RW


Keluarga tinggal diperkotaan dengan jarak antar rumah cukup dekat. Sebagian
besar tetangga adalah penduduk asli setempat dan mayoritas bekerja sebagai
PNS, karyawan swasta dan pedagang
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga adalah penduduk asli daerah tersebut
4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat penuh dengan
keakraban, anggota keluarga aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada
di dalam masyarakat dan sering memanfaatkan waktu luang untuk berkumpul
bersama tetangga dan berbagi cerita.
5. Sistem pendukung keluarga
Saat sekarang anggota keluarga dalam keadaan sehat, Ny. I saat ini berada
dalam masa nifas dan mengeluh merasa cemas karena produksi ASInya
berkurang sehingga akan diberikan asuhan natural basic therapy berupa
pemijatan marmet
E. Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai setiap
hari adalah bahasa Jawa dan kadang-kadang bahasa Indonesia, keluarga tidak
memiliki kesulitan bahasa dalam penerimaan pesan, frekuensi komunikasi
dalam keluarga setiap hari dilakukan dan selama ini tidak ada masalah dalam
keluarga mengenai komunikasi.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengendali keluarga adalah Tn. S sebagai kepala keluarga. Keputusan oleh
kepala keluarga melalui musyawarah dengan seluruh anggota keluarga dan
setelah pengambilan keputusan tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga
dan secara umum tidak ada yang mendominasi kekuasaan, hanya struktur
tertinggi dipegang oleh kepala keluarga.
3. Struktur peran
1) Tn. S berperan sebagai kepala keluarga dan menjadi sumber penghasilan
utama dalam keluarga dengan bekerja sebagai karyawan swasta
2) Ny. I berperan sebagai istri dan ibu rumah tangga yang mengurus rumah
tangga sehari-hari (memasak, mencuci, membersihkan rumah dan merawat
bayi)
3) By.G berusia 4 hari
4. Nilai dan norma keluarga
Keluarga sudah memahami ketika mengalami masalah kesehatan selalu
berkunjung ke fasilitas kesehatan, dan masih menjalin silatuhrahmi kepada
saudara2 dan keluarga
F. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga menganggap diri mereka masih masuk dalam keluarga yang
berkebutuhan cukup, karena sampai saat ini mereka mampu memenuhi
kebutuhan keluarga, bahagia dan mensyukuri dengan keaadaan yang dimiliki
sekarang. Tidak pernah ada kekerasan dalam rumah tangga karena masing-
masing saling menghargai dan menyayangi dan keluarga sudah mempunyai
prinsip hidup.
2. Fungsi sosialisasi
Interaksi dan komunikasi antara keluarga berjalan sangat baik dan tidak
pernah terjadi konflik antar anggota maupun tetangga. Keluarga selalu berusaha
membina hubungan yang baik dengan anggota keluarga yang lain dan tetangga.
Keluarga dari Ny. I dan Tn. S terlihat sangat akrab saat beliau berkunjung
kerumah tetangga
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Kemampuan keluarga sudah mengenali kalau Ny. S sedang menjalani masa
nifas dan membutuhkan rilekasasi untuk dalam mengurus anaknya.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan, apabila ada permasalahan
kesehatan keluarga merundingkan secara bersama-sama.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, sesuai dengan
anjuran dokter atau petugas kesehatan.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah cukup bagus, keluarga
cukup mengetahui tentang pentingnya kebersihan lingkungan, pada
kunjungan rumah dalam keadaan cukup bersih.
e. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan, bila sakit
segera dibawa ke Rumah sakit, Dokter atau bidan.
4. Fungsi reproduksi
Menarche 13 tahun, ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi jenis
apapun. Jumlah anak satu, yaitu An.G yang berusia 4 hari.
5. Fungsi ekonomi
Menurut Ny. I pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai kebutuhan
sehari-hari. Jumlah pendapatan suami dan istri kurang lebih 3.000.000,-/bulan.
Biaya yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-
hari, sandang, pangan, listrik, air, kebutuhan bayi dan lain sebaginya. Pengelola
keuangan dalam keluarga ini adalah Ny. I.
G. Stress dan Koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Ibu menyatakan tidak ada masalah yang berat selama ini
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/stressor
Bila ada masalah kesehatan, secepatnya dibawa ke tenaga kesehatan
3. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah selalu dibicarakan bersama keluarga untuk dimusyawarahkan
4. Strategi adaptasi disfungsional
Bila ada masalah dalam keluarga diselesaikan dengan musyawarah
H. Pemeriksaan Fisik
1. Identitas
Nama : Ny. I
Umur : 22 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
2. Keluhan/riwayat penyakit saat ini
Ibu mengatakan merasa payudaranya terasa penuh dan ASI belum lancar.
3. Riwayat penyakit sebelumnya
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti TBC,
DM, Tekanan darah tinggi, Asma.
4. Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
5. Status Present
Kepala : Mesochepal
Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,
simetris, refleks pupil ada, tidak ada sekret

Hidung : Bersih, tidak ada polip


Muka : Tidak oedem, tidak pucat, tidak ada jerawat

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak


ada pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada
pembengkakan vena jugularis
Dada : Simetris, pernapasan teratur, tidak ada retraksi
dinding dada dan tidak ada pembesaran
abnormal pada payudara.
Mamae : Tidak ada benjolan yang bersifat patologis,
tidak ada retraksi, payudara membesar, ada
pengeluaran ASI sedikit
Perut : Tidak ada bekas operasi dan tidak ada nyeri
tekan
Ektremitas atas dan : Simetris, tidak ooedem, kuku bersih, tidak ada
bawah varises
Genetalia : Bersih, tidak ada tanda-tanda PMS, tidak
keluar nanah, lokia rubra
Kulit : Warna putih, turgor baik
Punggung : Bentuk tulang belakang sedikit lordosis, tidak
terdapat nyeri tekan serta nyeri pada bagian
punggung akibat kontraksi.
Anus : Tidak ada haemoroid
6. Status Obstetri
a. Inspeksi
1) Muka : Tidak terdapat cloasma gravidarum
2) Mammae : Kedua payudara membesar, areola menghitam,
puting susu menonjol, kelenjar montgomery tampak
jelas.
3) Abdomen : Linea nigra tampak jelas, dan tidak terdapat striae
gravidarum.
4) Vagina : terdapat lochea sanguinolenta
5) Perineum : luka jahitan sudah kering
b. Palpasi
Mammae : teraba penuh, ASI keluar sedikit saat diperah.
Abdomen : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat
I. Harapan Keluarga
a. Terhadap masalah kesehatannya
Harapan keluarga adalah keluarga dapat mengetahui cara mengatasi masaah
yang dihadapi dan keluarga ikut terlibat dalam membantu mengoptimalkan
kesehatan setiap anggota keluarganya
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
Harapan keluarga adalah petugas kesehatan dapat selalu memperhatikan dan
memberikan pendidikan kesehatan serta melibatkan keluarga dalam
pemeliharaan kesehatan

Analisa Data
No
Data Penyebab Masalah
.
1. Ny. I Payudara jarang Ibu merasa ASInya yang keluar
Ds:- Ibu mengatakan merasa dikosongkan kurang sehingga takut tidak memenuhi
payudaranya terasa penuh dan nutrisi bayinya secara optimal
ASI belum lancar.
Do: TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 20 x/menit
.
2 Tn.S Dapat Kekurang tahuan keluarga Tn S
Ds : membahayakan tentang bahaya merokok terhadap
1. Tn.S mengatakan bahwa keluarga terutama masalah kesehatan kebiasaan merokok
mempunyai kebiasaan bayi bisa menganggu kesehatan anggota
merokok keluarga.
2. Do :
1. TD : 130/80mmHg
2. N: 80x/m
RR : 22x/m

Prioritas Masalah
Diagnosa : Ny.I P1A0 Umur Ibu 22 tahun Post partum 4 hari dengan ASI
tidak lancar.
NO KRITERIA SKALA BOBOT SCORIN PEMBENARAN
G
1 Sifat masalah merupakan 3 1 2/3x1=2/ Masalah takut kurangya ASI
ancaman kesehatan 3 memungkinkan menganggu
produktifitas ibu
2 Kemungkinan masalah 1 2 1/3x2=1 Masalah ini dapat diatasi
hanya dapat diubah sebagian dengan pemberian natural
therapy atau pemijatan
namun juga diimbangi
dengan nutrisi serta istirahat
yang cukup dan dukungan
keluarga
3 Potensi masalah untuk 3 1 3/3x1=1 Masalah ini berpotensi tinggi
dicegah tinggi untuk dicegah karena banyak
cara yang dapat dilakukan
untuk mengurangi rasa cemas
4 Menonjolnya masalah : 2 1 2/3x1=2/ Keluarga menyadari ini
Ada, masalah tapi tidak 3 merupakan masalah karena
perlu segera dittangani menganggu produktifitas
TOTAL 3 2/3

Prioritas Masalah

Diagnosa : Tn. S Usia 23 Tahun, dengan masalah perokok aktif


N KRITERIA SKALA BOBOT SCORING PEMBENARAN
O
1 Sifat masalah 2 1 2/3x1=2/3 Masalah
perokok aktif
dapat
membahayakan
keluarga baik
istri dan bayinya
2 Kemungkinan 1 2 1/2x2=1 Masalah ini
masalah hanya dapat diatasi
dapat diubah dengan
memberikan
penyuluhan
tentang
bahayanya
merokok dalam
rumah pada Tn.S
3 Potensi masalah 3 1 3/3x1=1 Masalah ini
untuk dicegah berpotensi tinggi
untuk dicegah
karena banyak
cara yang dapat
dilakukan untuk
mengurangi
penggunaan
merokok yang
berlebihan
dengan cara
berolah raga
yang rutin.
4 Menonjolnya 2 1 2/2x1=2/3 Keluarga
masalah menyadari ini
merupakan
masalah karena
menganggu
keluarga
terutama pada
bayi baru lahir
akan terjadi
sesak napas
TOTAL 3 1/6

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :


a. Kriteria pertama, prioritas utama diberikan pada tidak / kurang sehat karena perlu
tindakan segera dan biasanya disadari oleh keluarga.
b. Kriteria kedua perlu diperhatikan :
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi, dan tindakan untuk menangani
masalah
2) Sumber daya keluarga : fisik, keuangan, tenaga.
3) Sumberdaya lingkungan : fasilitas, organisasi dan dukungan
c. Kriteria ketiga perlu diperhatikan :
1) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit
2) Lamanya masalah yang berhubungan dengan waktu
3) Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
d. Kriteria keempat, bidan perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai
masalah tersebut

Diagnosa kebidanan berdasarkan prioritas :

1. Ny. I P1A0 umur 23 tahun postpartum 4 hari dengan masalah ASI tidak lancar
2. Tn. S dengan masalah kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok

BAB III

RENCANA ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

Tujuan Evaluasi Intervensi


N Diagnos
Umum Khusus Krite Standar
o a
ria
1. Ny. I Setelah 1. Keluar Peng Keluarga
umur 22 diberikan ga Tn. etahu mampu a. Menjelaskan
tahun asuhan S dapat an menjelas kepada keluarga
P1A0 4 kebidanan menget kan tentang teknik
hari terapi pijat ahui kembali pijat marmet
postpartu marmet penger tentang : yaitu kombinasi
m diharapkan tian a. Penge antara cara
Masalah keluarga Tn. dari rtian memerah ASI
: ASI S khususnya pijat pijat dan
tidak untuk Ny. I marme marm memijat
lancar mampu t et payudara
mencegah 2. Keluar b. Manfa sehingga reflek
dan ga Tn. at keluarnya ASI
menanggula S dapat pijat dapat optimal
ngani menget marm b. Menjelaskan
masalah Asi ahui et kepada keluarga
tidak lancer manfaa c. Langk tentang manfaat
t dari ah- efektif
pijat langka mengosongkan
marme h pijat payudara,
t marm mencegah
3. Keluar et terjadinya
ga Tn. bendungan ASI,
S dapat lebih nyaman
menget dan alamai saat
ahui mengeluarkan
langka ASI, lebih mudah
h- menstimulasi
langka reflek
h dari keluarnya air
pijat susu
marme dibanndingkan
t dengan plastik,
nyaman
dan rileks tidak
memerlukan alat
khusus aman dari
segi lingkungan.
c. Menjelaskan
kepada keluarga
Tn.S bagaimana
langkah-
langkah
melakukan pijat
marmet yaitu :
1. Menyambut
dan memberi
salam kepada
pasien
2. Memperkenal
kan diri
3. Menjelaskan
tujuan dari
tindakan yang
akan
dilakukan
4. Meminta
persetujuan
dari tindakan
yang akan
dilakukan
5. Melakukan
cuci tangan
sebelum
dilakukan
tindakan
6. Menyiapkan
peralatan yang
dibutuhkan
7. Teknik
pemijatan ini
dilakukan
pada bagian
payudara.
Caranya
adalah:
Massage
a) Pergunaka
n 2 jari,
yaitu
telunjuk
dan jari
tengah.
Tangan
kanan
mengurut
payudara
kiri dan
tangan
kiri
mengurut
payudara
kanan.
b) Bila
payudara
besar,
gunakan
keempat
jari.
c) Dengan
tekanan
ringan,
lakukan
gerakan
melingkar
dari dasar
payudara
dengan
gerakan
spiral ke
arah
puting
susu. (6)
Stroke
(Usap)
a) Dengan
mengguna
kan jari-
jari
tangan,
tekan-
tekanlah
payudara
secara
lembut.
Dari dasar
payudara
ke arah
puting
susu
dengan
garis
lurus,
kemudian
dilanjutka
n secara
bertahap
ke seluruh
bagian
payudara.
b) Dengan
mengguna
kan sisir
yang
bergigi
lebar,
“sisirlah”
payudara
secara
lembut,
dari dasar
payudara
ke arah
puting
susu.
c) Dengan
ujung jari,
lakukan
stroke
dari dasar
payudara
ke arah
puting
susu.
Shake
(Guncang)
a) Dengan
posisi
tubuh
condong
ke depan,
kocok/go
yangkan
payudara
dengan
lembut,
biarkan
daya tarik
bumi
meningkat
kan
stimulasi
pengeluar
an ASI.

2 Tn. S Setelah Tn.S dan Peng Tn.S 1. Mencari informasi


usia 23 diberikan keluarga etahu mampu terkait masalah
tahun asuhan dapat an Menjelas Merokok
kebidanan mengeta kan 2. Jelaskan definisi
tentang hui Kembali Kesehatan bagi
pendidikan tentang: tentang: keluarga
kesehatan Pengerti a. Penge
merokok an rtian
diharapkan rokok, rokok
keluarga Kandun b. Kandu
mampu gan dan ngan
mencegah Bahaya dan
dan dan rokok Bahay
selalu a
memperhati rokok
kan
kesehatan
keluarga itu
penting
BAB IV

IMPLEMENTASI

A. Implementasi
Implementasi yang akan dilakukan pada Ny. I yang merasa cemas karena ASInya
tidak lancer dan merasa penuh dengan memberikan Natural Basic Therapi pijat
marmet.

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan kondisi ibu dalam


keadaan sehat
2. Menjelaskan pada ibu tentang pijat marmet:
a. Pijat Marmet merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan
memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal.
b. Efektif mengkosongkan payudara, mencegah terjadinya mastitis,
bendungan ASI dan abses payudara Lebih nyaman dan alami (saat
mengeluarkan ASI) Lebih mudah menstimulasi reflek keluarnya air susu
dibandingkan dengan penggunaan pompa yang terbuat dari plastik,
nyaman dan rileks, tidak memerlukan alat khusus, aman dari segi
lingkungan.
c. Mempersiapkan alat
• Minyak
• Gelas Kaca
• Handuk besar
• Handuk kecil

d. Cuci tangan
e. Membantu pasien melepaskan baju, BH/bra dan tutup payudara dengan
handuk besar serta mengatur posisi ibu senyaman mugkin.
f. Lakukan dan ajarkan keluarga ibu cara marmet yakni pijat (massage),
usap (stroke), guncangkan (shake), Perah payudara 5-7 menit, Lakukan
pijat (massage), usap (stroke), guncangkan (shake), Perah payudara 3-5
menit, Lakukan pijat (massage), usap (stroke), guncangkan (shake), Perah
payudara 2-3 menit, Membersihkan ibu dan membantu mengenakan
pakaian.
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menyusui bayinya agar nutrisi ke bayi
tercukupi dan tidak kekurangan ASI.
4. Menganjurkan pada suami / keluarga untuk memberikan dukungan dan
semangat pada ibu dalam menjalani masa nifas.
5. Mengevaluasi tentang tindakan yang diberikan.
6. Memberikan penkes tentang bahaya merokok

a. Pengertian rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan. Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila
digunakan mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun
remaja.
b. Kandungan dan bahaya rokok
Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker
bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin,
karbon monoksida, dsb. Tar mengandung sekurang-kurangnya 43
bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker (karsinogen)..
Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit jantung
dan stroke. Karbon Monoksida pula adalah gas beracun yang biasanya
dikeluarkan oleh kendaraan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh
manusia ataupun hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap
organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, tekak, saluran pernafasan,
paru-paru, saluran penghazaman, saluran darah, jantung, organ
pembiakan, sehinggalah ke saluran kencing dan pundi kencing, yaitu
apabila sebahagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan.

Evaluasi :

1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan kondisinya

2. Ibu sudah mengerti tentang pijat marmet dan bersedia untuk melakukan pijat
marmet
3. Ibu mengatakan bersedia untuk menyusui bayinya agar nutrisi ke bayi
tercukupi dan tidak kekurangan ASI

4. Suami dan keluarga bersedia mendukung ibu selama menjalani masa nifas

5. Ibu mengatakan tindakan yang dilakukan membuat ibu merasa sangat


nyaman, ASI keluar lebih banyak dan ibu bersedia melakukannya di rumah

6. Keluarga memahami tentang tanda bahaya merokok

B. Kendala
Dalam proses pemberian intervensi pijat marmet pada Ny. I ditemukan sebuah
kendala yaitu ibu tidk mau divideo saat dilakukan tindakan pijat marmet karena
malu. Sehingga intervensi harus dilakukan dengan tidak divideokan kemudian
saya memberikan toturiol atau video tentang pijat marmet agar ibu bisa melakukan
dirumah bersama suami atau keluarga.
C. Kendala
Dalam proses pemberian intervensi pijat marmet pada Ny. I ditemukan sebuah
kendala yaitu ibu tidk mau divideo saat dilakukan tindakan pijat marmet karena
malu. Sehingga intervensi harus dilakukan dengan tidak divideokan kemudian
saya memberikan toturiol atau video tentang pijat marmet agar ibu bisa melakukan
dirumah bersama suami atau keluarga.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Kendala
Selama penulis melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. S, semua anggota
keluarga merespon dengan baik sehingga mendapatkan data yang diharapkan.
Dari hasil pengkajian ditemukan bahwa keluraga Tn. S didapatkan masalah
utama pada Ny. I yaitu ibu nifas dengan masalah ASI yang tidak lancar.
B. Identifikasi Penyelesaian Masalah

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan pada keluarga Tn.S,


terdapat masalah kesehatan yaitu Ny.I dengan masalah ASI yang tidak lancar.
Intervensi yang diberikan pada masalah tersebut yaitu memberikan pendidikan
kesehatan tentang ASI tidak lancar dan penatalaksanaan untuk ASI tidk lancar
yaitu dengan pijat marmet merupakan metode nonfarmakologi yang adalah
kombinasi cara memerah ASI dan memijat payudara sehingga refleks ASI
dapat optimal. Teknik memrah ASI secara marmet bertujuan untuk
mengosongkan ASI dari sinus laktiferus yang terletak di bawah areola sehingga
diharapkan dengan mengososngkan ASI pada sinus laktiferus akan merangsang
pengeluaran prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan
merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Semakin banyak ASI
dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara akan semkin baik produksi ASI di
payudara ()

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Raden Roro Maria Ulfa tahun
2013 dengan judul Efektivitas Pemberian Teknik Marmet Terhadap
Pengeluaran ASI Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Arjasa Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
kelompok perlakuan sebelum diberikan teknik marmet pengeluaran ASI tidak
lancer sebanyak 8 responden (53,3%) dan pengeluaran ASI lancer sebanyak 7
responden (46,7%), sedangkan setelah pemberian teknik marmet di dapatkan
bahwa semua responden (15 responden) pada kelompok perlakuan pengeluaran
ASI nya lancar. Hasil pengolahan data dengan SPSS didapatkan p-value
(0,001) < α (0,5) yang berarti Ho ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemberian teknik marmet efektif terhadap pengeluaran ASI pada ibu
menyusui 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember.
Teknik marmet atau dikenal dengan teknik memerah dan mimijat ASI yaitu
cara memeras ASI secara manual dan mengutamakan let-down reflex
(LDR).Teknik marmet yaitu merangsang LDR diawal proses memerah dapat
menghasilkan ASI sebanyak 2-3 kali lipat dibanding tanpa menggunakan
teknik LDR ini.Let-down reflex (LDR) sama dengan rangsangan yang terjadi
jika putting dihisap oleh bayi dan setelah beberapa saat tiba-tiba payudara akan
mengencang dan ASI akan keluar deras sehingga bayi harus mempercepat
irama menghisap ASI, kurang lebih seperti itulah jika reflek LDR kita
dapatkan. ASI akan tiba-tiba mengalir dengan deras tanpa diperlukan pijatan
atau perasan yang sangat kencang.(7)

Teknik gabungan dari pijat Marmet dan oksitosin akan memberikan


stimulasi pada medula spinalis, medulla oblongata neurotransmitter yang
mengirim pesan ke hipotalamus. Dengan demikian, hipofisis posterior akan
mengeluarkan hormon oksitosin yang menyebabkan payudara memproduksi
ASI. Memijat di sekitar area tulang belakang juga akan menghilangkan stres
dan ketegangan dan memfasilitasi hormon oksitosin untuk menghasilkan susu.
Selain itu, hisap puting oleh bayi segera setelah lahir juga akan membantu
produksi ASI. Produksi ASI dan kehalusan proses menyusui membutuhkan
stimulasi pada otot payudara ke kelenjar payudara untuk kontraksi yang
diperlukan dalam proses laktasi. Stimulasi pada otot payudara dapat dilakukan
dengan pemberian teknik pijat Marmet dan oksitosin. Berdasarkan penelitian
ini, ditemukan bahwa semua responden menghasilkan jumlah kolostrum yang
cukup. Untuk meningkatkan produksi ASI, stimulasi diberikan pada otot-otot
payudara dengan memberikan kombinasi teknik marmet dan pijat dapat
merangsang drainase refleks oksitosin atau menurunkan refleks.3 Hasil uji
statistik mendapatkan nilai P = 0939, nilai p yaitu p> α (0,05), menunjukkan
tidak ada pengaruh kombinasi teknik pemijatan Marmet dan oksitosin terhadap
produksi kolostrum pada ibu post seksio sesarea. (8) Telah dilakukan pijat
marmet pada Ny.I dan ibu mengatakan tindakan yang dilakukan membuat ibu
merasa sangat nyaman, ASI keluar lebih banyak dan ibu bersedia
melakukannya di rumah.

Asap rokok mengandung bahan bahan kimia seperti gas CO, sianida,
tiosianat, nikotin dan karbonik anhidrase, yang selain mengganggu kesehatan
ibu juga dapat mengganggu kesehatan bayi baru lahir. Menurut ilmu
kedokteran, rokok mengandung 4000 bahan kimia, beberapa diantaranya
seperti nikotin, tar, karbonmonoksida dan hidrogen sianida. Para ahli juga
menemukan hubungan antara penurunan berat bayi yang dilahirkan oleh istri
dari seorang perokok akibat gangguan perkembangan janin selama dalam
kandungan. Bayi dan anak-anak yang terpapar asap rokok memiliki resiko
terkena pneumonia, asma, infeksi telinga, bronkitis, infeksi sinus dan iritasi
mata yang jauh lebih tinggi. Lalu kolik lebih sering terjaid pada bayu yang
ayah atau ibunya merokok termasuk jika ibu menyusui dan merokok.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah-masalah yang sering terjadi pada ibu menyusui, terutama terdapat
pada ibu primipara adalah pengeluaran ASI yang tidak lancar setelah
melahirkan sehingga menyebabkan payudara bengkak (engorgement), mastitis,
abses payudara, puting susu lecet dan saluran susu tersumbat. Pada pengkajian
yang dilakukan pada keluarga Tn.S di Kelurahan Sambiroto terdapat masalah
pada Ny.I yaitu ASI yang tidak lancar sehingga saya yang melakuan
pengkajian pada keluarga tersebut dan memberikan Natural therapy.
Adapun asuhan yang dapat diberikan untuk membantu mengurangi
keluhan tersebut adalah melakukan terapi Pijat Marmet. Pijat Marmet
merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan memijat payudara
sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Efektif mengkosongkan
payudara, mencegah terjadinya mastitis, bendungan ASI dan abses payudara
Lebih nyaman dan alami (saat mengeluarkan ASI) Lebih mudah menstimulasi
reflek keluarnya air susu dibandingkan dengan penggunaan pompa yang
terbuat dari plastik, nyaman dan rileks, tidak memerlukan alat khusus, aman
dari segi lingkungan.
B. Saran
1. Bagi keluarga
Sebagai sumber informasi untu meningkatkan pengetahuan dan wawasan
serta memperluas pola pikir dan sudut pandang masyarakat khususnya
tentang terapi pijat marmet ibu nifas untuk mengatasi membantu
mengosongkan asi, memperbayak asi, mencegah bengkak payudara dan
payudara terasa tegang.
2. Tenaga kesehatan
Dapat digunakan untuk menambah wawasan, kajian dan literatur tenaga
kesehatan khususnya bidan setempat dalam memberikan dan
meningkatkan pelayanan yang bermutu bagi masayarakat sebagai
pengguan jasa pelayanan kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ambarwati. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogyakarta: Mitra Cendikia.


2. Anggraini. 2011. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI. 2014. Pelayanan
Kesehatan
Masa Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Jakarta: Depkes RI.
4. Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas "Puerperium
Care".Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
5. Heryani, R. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui.
Jakarta:
Trans Info Media.
6. Rita, Ela Maya. 2016. Pengaruh Teknik Marmet Terhadap Kecukupan ASI
Pada Ibu
Post Sectio Caesareo di Ruang Mawar RSUD Abdul Wahab Stahranie.
Samarinda : STIKes Wiyata Husada
7. Raden R. 2013. Efektivitas Pemberian Teknik Marmet Terhadap Pengeluaran
Asi
Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa
Kabupaten Jember.
8. Eko Mardianingsih, setyowati, Efektivitas Kombinasi Pijat Marmet Dan Pijat
Oksitosin Terhadap Produksi Asi Ibu Post Seksio Di Rumah Sakit Wilayah
Jawa Tengah. Jurnal Keperawatan Soedriman (The Soedirman Journak of
Nursing), Volume 6, No. 1, Maret 2011)

Anda mungkin juga menyukai