Anda di halaman 1dari 13

CRITICAL ANALYSIS DALAM KEBIDANAN

“Pengambilan Keputusan”

Disusun Oleh :

1. Nevi Ramadhani
2. Nur Hasilah Nasution
3. Pertiwi Agustini
4. Prili Puspa Dewi
5. Putri Belinda Permatasari
6. Qunita Luvia

Dosen Pengajar :

Dr. Susilo Damarini,SKM,MPH

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEBIDANAN
PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah
ini berisikan tentang ”Pengambilan Keputusan”, yang merupakan mata kuliah
dari Critical Analysis.

Kami ucapkan terima kasih untuk rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Kami hanya manusia yang tak luput dari kesalahan ,
maka kami mohon maaf apabila telah melakukan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini serta isi dalam makalah. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami perlukan dalam perbaikan mkalah ini. Semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa pun.

Bengkulu, Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Perilaku beroikir kritis.................................................................................6
B. Proses Pengambilan Keputusan berpikir kritis............................................6
C. Indikator berpikir kritis................................................................................7
D. Manfaat dan fungsi berpikir kritis................................................................8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................12
B. Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai
dan ditingkatkan oleh perawat dalam pengambilan keputusan klinis yang
berkaitan dengan perawatan klien. Kemampuan berpikir kritis sebelum
mengambil keputusan klinis penting dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang
tidak diinginkan dalam pemberian asuhan keperawatan. Oleh karena itu, perawat
dituntut untuk mengusai serta memperbaharui pengetahuannya dan tidak hanya
berpatokan menggunakan informasi yang diperoleh dari instansi pendidikan
keperawatan atau yang dijelaskan dalam buku. Keterbatasan pengetahuan yang
dimiliki perawat dapat menghambat perawat dalam mengambil keputusan
mengenai perawatan yang akan diberikan kepada klien yang akan berakibat fatal
terhadap klien (Kozier et al, 2010).
Dalam berpikir kritis, kreativitas menjadi komponen utama yang
dipadukan dengan pengetahuan perawat dapat menghasilkan suatu solusi baru dan
unik untuk masalah yang unik. Kreativitas dalam pengambilan keputusan
merupakan kemampuan dalam memecahkan suatu masalah dan
mengimplementasikan pemecahan yang lebih baik. Dalam pengambilan
keputusan klinis perawat dipengaruhi oleh dua faktor yang meliputi: faktor
individu yang termasuk didalamnya mengenai komunikasi baik verbal maupun
nonverbal dan faktor lingkungan yang berkaitan dengan tekanan selama bekerja
dan otonomi profesional. Faktor individu berfokus pada pembuat keputusan dan
properti yang mendukung pemerosesan informasi. Sebaliknya, faktor lingkungan
berfokus pada informasi yang akan diproses. Kedua faktor ini saling
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan klinis sehingga tidak mungkin
dapat dipisahkan (Baumgardner, 2018, hlm. 138).

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana pengambilan keputusan dalam berpikir kritis dan kreatif?”
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pengambilan keputusan dalam berpikir kritis dan
kreatif.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Perilaku Berfikir Kritis


Kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari
beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir
kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:
1. Relevance yaitu keterkaitan dari pernyataan yang dikemukan.
2. Importance, yaitu Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang
dikemukaan.
3. Novelty, yaitu Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material yaitu menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan
yang diterimanya dari perkuliahan
5. Ambiguity clarified yaitu mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika
dirasakan ada ketidak jelasan
6. Linking ideas, yaitu senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandan- gan
serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan.
7. Justification yaitu memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu
solusi atau kesimpulan yang diambilnya.

Termasuk didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai


keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi.

B. Proses Pengambilan Keputusan Berfikir Kritis


Dalam Keperawatan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah
kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan
asuhan  keperawatan dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan
kemampuan merencanakan perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan
posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambi
lkeputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk
sinonim. Pemecahan masalah  dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek.
Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan
menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua
pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :

a. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.


b. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus
berdasarkan pada sistematika tertentu :
1) Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan
diambil.
2) Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
3) Falsafah yang dianut organisasi
4) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi ad-
ministrasi dan manajemen di dalam organisasi.
c. Masalah harus diketahui dengan jelas.
d. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul
dengan sistematis.
e. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.

C. Indikator Berfikir Kritis


Beberapa pendapat dari ahli tentang indakator bahwa seseorang telah
berfikir kritisi pada suatu situasi tertentu, seperti; Wade (1995) mengidentifikasi 
delapan kerakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
4. Menganalisis berbagai pendapat
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8. Mentolerasi ambiguitas

D. Manfaat dan fungsi berfikir kritis


1. Manfaat Berfikir Kritis
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang
berdasar- kan pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah
denominatur umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam
pemikiran yang disiplin dan mandiri. Sebagai seorang perawat tentu Anda
sering diperhadapakan oleh situasi yang kritis dalam memberikan pelayanan
keperawatan kepada pasien. Anda harus bertindak cepat - tepat dalam
mengambil keputusan tanpa harus merugikan dan membahayakan diri pasien
atau diri sendiri.
2. Komponen Berpikir Kritis
Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis
setidaknya paham dan tahu dari komponen berpikir kritis itu sendiri,
meliputi ;
a. Pengetahuan dasar spesifik Komponen pertama berpikir kritis adalah
pengetahuan dasar perawat yang spesifik dalam keperawatan.
Pengetahuan dasar ini meliputi teori dan informasi dari ilmu-ilmu
pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu-ilmu keperawatan dasar.
b. Pengalaman Komponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman.
Pengalaman perawat dalam peraktik klinik akan mempercepat proses
berpikir kritis karena ia akan berhubungan dengan kliennya, melakukan
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk
melakukan perawatan terhadap masalah kesehatan.
Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat
indranya dan stimulus yang berasal dari beberapa sumber belajar. Menurut
Rowntree pada proses belajar ada lima jenis stimulus/ rangsangan yang
berasal dari sumber belajar yaitu :
a. Interaksi manusia (verbal dan nonverbal), adalah interaksi antara manusia
baik verbal maupun nonverbal.
b. Realita (benda nyata, orang dan kejadian), adalah rangsangan yang
meliputi benda-benda nyata, peristiwa nyata, binatang nyata, dan
sebagainya.
c. Pictorial representation, adalah jenis rangsangan gambar yang mewakili
suatu objek dan peristiwa nyata.
d. Written symbols, adalah lambang tertulis yang dapat disajikan dalam
berbagai macam media.
e. Recorded sound, adalah rangsangan dengan suara rekaman yang
membantu mengontrol realitas mengingat bahwa suara senantiasa
berlangsung atau jalan terus.

3. Kompetensi Kompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang


digunakan untuk membantu penilaian keperawatan. Terdapat tiga tipe
kompetensi, yaitu: Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang
metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan pembuatan keputusan.
a. Berpikir kritis secara sepesifik dalam praktik klinik meliputi alasan
mengangkat diagnose dan membuat keputusan untuk perencanaan
tindakan selanjutnya.
b. Berpikir kritis yang sepesifik dalam keperawatan melalui pendekatan
proses keperawatan (pengkajian sampai evaluasi).

4. Sikap dalam berpikir kritis Sikap dalam berpikir kritis merupakan sikap yang
diperoleh dari proses berpikir kritis dan sikap belum merupakan suatu
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan/ kesiapan
untuk bereaksi terhadap stimulus atau objek menurut Newcomb dalam
Notoatmodjo (1993), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak.
5. Standar / karakteristik berpikir kritis Dalam standar berpikir kritis terdapat
dua komponen:
a. Standar intelektual Dalam standar intelektual untuk menghasilkan proses
berpikir perlu di perhatikan tentang; rasional dan memiliki alasan yang
tepat, reflektif, menyelidik, otonomi berpikir, kreatif, terbuka dan
mengevaluasi.
b. Standar professional Pada standar professional keperawatan memiliki
kode etik keperawatan dan standar praktek asuhan keperawatan

Secara garis besar manfaat berpikir krits bagi perawat adalah;


1. Penerapan profesionalisme.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik.
Diperlukan oleh perawat, karena : Perawat setiap hari mengambil
keputusan, Perawat menggunakan keterampilan berfikir : menggunakan
pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya dan menangani
perubahan yangberasaldaristressor lingkungan
2. Penting dalam membuat keputusan.
Menurut Mz.Kenzie Critical thinking ditujukan pada situasi, rencana,
aturan yang terstandar dan mendahului dalam menggunakan pengeta- huan
untuk mengembangkan hasil yang diharapkan keterampilan guna
mensintesa ilmu yang dimiliki untuk  memilih tindakan. Pelaksanaan
keperawatan :
- pelaksanaan tindakan keperawatan adalah keterampilan dalam
menguji hipotesa,Tindakan nyata yang menentukan tingkat
keberhasilan
- Evaluasi keperawatan - Mengkaji efektifitas tindakan  -Perawat
harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutu- han
dasar klien, - Perlukah diulangi keperawatan.

3. Argumentasi dalam keperawatan Sehari-hari perawat dihadapkan pada


situasi harus berargumentasi untuk menentukan, menjelaskan kebenaran,
mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap
suatu tuntutan/tuduhan.
Menurut Badman and Badman (1988) terkait dengan konsep berfikir
dalam keperawatan :
a) Berhubungandengansituasiperdebatan.
b)Debat tentang suatu isu
c)Upayauntukmempengaruhiindividu/kelompok
d) Penjelasan yang rasional

4. Penerapan Proses Keperawatan  
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan,
mengumpulkan data dan validasi, perawat melakukan observasi berfikir
kritis dalam pengumpulan data, Mengelola dan menggunakan ilmu-ilmu
lain yang terkait., Perumusan diagnosa  keperawatan
Tahappengambilan keputusan yang paling kritis, Menentukan
masalah dan argumen secara rasional, - Lebih terlatih, lebih tajam dalam
masalah
Perencanaan keperawatan : pembuatan keputusan. Critical thinking
Investigasi terhadap tujuan gunamengeksplorasi situasi, phenomena,
pertanyaan, ataumasalah untuk menuju pada hipotesa atau keputusan
secaraterintegrasi.
Critical thinking : Pengujian yang rasional terhadap ide-
ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argumen, kesimpulan-kesimpulan,
isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktifitas
(BandmanandBandman,1988).Pengujian berdasarkan alasan ilmiah,
pengambilan keputusandan kreatifitas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan
menggunakan proses yang sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua
pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.

Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan :

a. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan.


b. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi harus
berdasarkan pada sistematika tertentu :
1) Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan
diambil.
2) Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia
3) Falsafah yang dianut organisasi
4) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi ad-
ministrasi dan manajemen di dalam organisasi.
c. Masalah harus diketahui dengan jelas.
d. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul
dengan sistematis.
e. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.

B. Saran
Penulis berharap, apa yang dikemukakan, bisa diambil manfaatnya oleh
semua yang membacanya. Dimohon kritik dan saran yang membangun untuk
makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Alfianur. Susanti. Padilah, R,.Purnamasari, A. (2018). Gambaran pengambilan


keputusan klinis dalam P4K (Program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi) di daerah pesisir pantai amal lama tarakan.
The Journal of Borneo Holistic Health, 1, 160-169.
Baumgarder, D.J. (2018). Uncertainly and competing priorities in shared clinical
decision-making. Journal of Patient- Centered Research and Riviews,
5, 137-139.
Deniati, K,. Anugrahwati, R,. & Suminarti, T. (2018). Pengaruh berpikir kritis
terhadap kemampuan perawat pelaksana dalam melakukan asuhan
keperawatan di rumah sakit hermina bekasi tahun 2016. The Journal
of Holistic Healthcare, 12,21-25.
Fathi, A., & Simamora, R. H. (2019, March). Investigating nurses’ coping
strategies in their workplace as an incator of quality of nurses’ life in
Indonesia: a preliminary study. In IOP Conference Series: Earth and
Environmental Science (Vol. 248, No. 1, p. 012031). IOP Publishing.
Hastuti, W,. & Widiyaningsih. (2017). Aplikasi consept mapping dalam
pemberian asuhan keperawatan di state maternitas. Jurnal
Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 3, 19-16.
Kozier, B,. et al. (Ed.7). (2010). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep,
proses dan praktik keperawatan (Eko Karyuni et al, Alih bahasa ).
Jakarta: EGC.
Nurjanah, S,. & Wibowo, H. (2014, December 2). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan memilih penolong persalinan
pada ibu hamil di desa bangun rejo kecamatan soko kabupaten tuban.
2(2). 31-39.
Patmawat, T.A,. Saleh, A,. Syahrul, S. (2018).Efektifitas Metode Pembelajaran
Klinik terhadap kemampuan berpikir kritis dan kepercayaan diri.
Jurnal KeperawatanMuhammadiyah, 3, 88-94.

Anda mungkin juga menyukai