DISUSUN OLEH :
DWI MARSELA
ESI MOTHI
GENDIS TRI AJENG
HELMIA MEINIKA
INTAN MAHARANI
KHAIRUNNISA
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah “
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini, dan juga kepada sumber-sumber yang
digunakan untuk menunjang penyelesaian makalah ini. Tidak lupa juga ucapan
terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam
Demikianlah makalah yang telah kami selesaikan. Tiada gading yang tak
retak, begitu pula makalah ini yang tak luput dari kekurangan. Kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk menunjang keberhasilan dari makalah ini. Semoga
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan moral reasoning?
C. Tujuan
Menjelaskan pengertian dari moral reasoning
BAB II
PEMBAHASAN
Moral berasal dari bahasa Latin mores berarti adat kebiasaan. Maksud
moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan
manusia, mana yang baik dan wajar. Di Indonesia ada beberapa makna dan
tujuan yang hampir sama dengan moral ialah akhlaq (Arab) dan etika
(Yunani). Susila, kesusilaan, tata susila, budi pekerti, sopan santun, adab,
perangai, tingkah laku, dan kelakuan (Panuju & Umami, 1999 : 135).
Menurut Yusuf (2012 : 132) istilah moral berasal dari kata Latin mos
seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan
tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok
sosial.
akhlaq, moril, tingkah laku yang susila. Ciri-ciri khas seseorang atau
hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia online (kbbi.web.id, 2015) menyatakan
bahwa moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, serta perbuatan yang
Perkembangan moral yaitu bekaitan dengan aturan dan konvensi tentang apa
yang aktif terhadap titik pandangan masing- masing partisipan dan kelompok
kewajiban, dan keterlibatan setiap pribadi atau kelompok terhadap yang baik
dan yang adil. Sarwono (2007 : 95) menambahkan bahwa moral reasoning
yaitu orang yang mendasarkan tindakannya atas penilaian baik atau buruknya
atau bagaimana seseorang dapat mengatakan suatu perbuatan itu baik dan
terutama keluarga tepatnya yaitu orang tua. Maka patut diperhatikan oleh
Kedua orang tua antara ayah dan ibu harus memiliki peraturan
yang sama dalam mendidik anak dan senantiasa tetap dan tidak mudah
Sikap orang tua terhadap anak, ayah terhadap ibu, dan sebaliknya
secara konsisten dan tidak melanggar norma yang ada agar anak pun
Semakin banyak peran yang dijalankannya maka akan semakin banyak pula
tahap moral reasoning bahwa dalam kehidupan seseorang akan melalui tiga
kedua, pada fase ini sebagian besar persoalan terpusat pada hubungan dengan
teman sebaya. Dan tahap ketiga, seseorang akan mulai menyatakan tujuan
tujuan hidup.
perasaan) dari diri sendiri dan orang lain. Anak dapat memberikan
label pada perasaan orang lain yang tampak tetapi tidak dapat melihat
sosial-informasional)
didasari oleh penalaran orang itu sendiri, yang bisa sama ataupun tidak
pandang.
orang lain adalah suatu cara untuk menilai keinginan, tujuan, dan
mutualis)
melihat satu sama lain sebagai objek secara bersamaan (mutualis) dan
pengalaman mereka.
pada aturan yang ada. Piaget (dalam Papalia, dkk, 2008 : 440)
datang dari orang dewasa yang memegang otoritas dan tidak bisa
hanya ada standart tunggal dan absolut dan benar atau salah dan mulai
(1995 : 81 - 82) :
1. Tingkat Prakonvensional
a. Tahap 1
fisik atau yang tampak dari luar, sehingga terlepas dari arti atau nilai
tindakan itu.
b. Tahap 2
2. Tingkat Konvensional
a. Tahap 3
mayoritas atau tingkah laku yang wajar. Perilaku kerap kali dinilai
b. Tahap 4
aturan sosial tertentu demi tata aturan itu sendiri. Orang mendapatkan
3. Tingkat Pasca-Konvensional
a. Tahap 5
dari segi hak-hak bersama dan ukuran-ukuran yang telah diuji secara
ketertiban”.
b. Tahap 6
Orientasi pada keputusan suara hati dan pada prinsip etis yang
person individual.
keadaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
dan kesalahan. Dan karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran
Jakarta : Erlangga.