Anda di halaman 1dari 26

1

Asuhan Kebidanan
Kontrasepsi Darurat

Disusun oleh :
DEWI NUR PRAMESTI : 110321001
DIVA ANINDITYA S. : 110321002
ISMA WAHYUNINGSIH : 110321003
SAMSITI : 110321004
IKA PUJIANTI : 110321006
HENI MINANTI : 110321007

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN TK.1 ALIH JENJANG


UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
SEMESTER GANJIL 2021/2022
2

DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang........................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4
1.3 Tujuan........................................................................................ 4
1.4 Manfaat…………………................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 5


2.1 Pengertian Kontrasepsi Darurat ……. ……................................. 6
2.2 Indikasi Kontrasepsi Darurat.................................................... 7
2.3 Jenis Kontrasepsi Darurat ........................................................ 7
2.4 Cara Kerja dan Keuntungan ……. ……........................................ 8
2.5 Kekurangan, Kontraindikasi dan Efek Samping........................ 9
2.6 Penilaian Sebelum Pelayanan ……. ……..................................... 10
2.7 Instruksi Untuk Klien................................................................ 10
2.8 Pengamatan Lanjutan .............................................................. 11
2.9 Kebijakan Lokal, Protokol & Pemberian Kondar....................... 12
2.10 Permintaan, Penyimpanan & Pemberian Obat Kondar............ 11
2.11 Peraturan Hukum Pemberian Kondar...................................... 12

BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN...................................................... 13


DAFTAR PUSTAKA ………………………............................................................. 15
Contoh Kasus Asuhan Kebidanan Kontrasepsi Darurat…………………………….... . 16
Contoh Form Permintaan Obat…………………………….......................................... 25
3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah
kehamilan bila digunakan segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering
disebut “Kontrasepsi pascasanggama” atau “morning after pil” atau
“morning after treatment”. Istilah “kontrasepsi sekunder” atau
“kontrasepsi darurat” asalnya untuk menepis anggapan obat tersebut
harus segera dipakai/digunakan setelah hubungan seksual atau harus
menunggu hingga keesokan harinya dan bila tidak, berarti sudah terlambat
sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Sebutan kontrasepsi darurat menekankan juga bahwa dalam cara
KB ini lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Digunakan atas
permintaan klien setelah suatu episode senggama yang tidak terlindungi
dalam 72 jam terakhir. Namun tetap kurang efektif dibandingkan dengan
cara KB yang sudah ada. Kontrasepsi darurat tidak boleh dipakai sebagai
metode KB secara rutin atau terus menerus.
WHO memperkirakan bahwa setiap tahun 200.000 wanita
meninggal akibat terminasi kehamilan yang tidak diinginkan akibat suatu
praktek aborsi yang tidak aman (Unsafe abortion). Banyak dari mereka
yang dapat diselamatkan apabila kontrasepsi darurat lebih banyak
diketahui dan disediakan untuk masyarakat. Metode KB kontrasepsi
darurat yang digunakan sekarang ini, yang dinamakan Metode Yuzpe
menggunakan teknologi yang telah dilakukan sejak 30 tahun lalu,
sayangnya sangat sedikit pelayanan KB yang menerapkannya untuk
keselamatan jiwa (Live saving) bagi wanita. Apabila program-program KB
cukup serius dalam mencegah daripada mengakhiri kehamilan yang tidak
diinginkan, mereka harus menerapkan metode kontrasepsi darurat.
4

1.2. Rumusan Masalah


 Apa yang yang dimaksud dengan Kontrasepsi Darurat?
 Bagaimana cara membuat permintaan obat kontrasepsi darurat?
 Bagaimana cara menyimpan dan memberikan kontrasepsi darurat
sesuai kewenangan kebijakan lokal protokol dan hukum?
 Bagaimana pencatatan dan pelaporan dalam kontrasepsi?

1.3. Tujuan
 Untuk mengetahui Apa itu Metode Kontrasespsi Darurat
 Untuk mengetahui aspek hukum, pencatatan dan pelaporan
kontrasepsi datrurat.

1.4. Manfaat
Menjadi panduan ketika sejawat bidan sedang memberikan edukasi
tentang kontrasepsi darurat serta pemenuhan tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan.
5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kontrasepsi Darurat


Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah
kehamilan bila digunakan segera setelah melakukan hubungan seksual. Hal
ini sering disebut kontrasepsi pasca senggama. atau “morning after pill”
atau “morning after treatment”.“Istilahnya “kontrasepsi sekunder”
atau“kontrasepsi darurat”.Asalnya untuk menepis anggapan obat tersebut
harus segera dipakai/digunakan setelah hubungan seksualatau harus
menunggu keesokan harinya dan bila tidak, berarti sudah terlambat
sehingga tidak dapazt berbuat apa-apa lagi .
Sebutan kontrasepsi darurat menekankan juga dalam cara KB ini
lebih baik dari pada tidak ada sama sekali. Namun tetap kurang efektif
dibandingkan degan cara KB yang sudah ada Kontrasepsi darurat tidak
boleh dipakai sebagai metode KB secara rutin atau terus menerus.
Untuk pengenalan kontrasepsi darurat, hal-hal yang perlu dilakukan :
1. Masyarakat menyadari dan dapat menerima kenyataan bahwa
hubungan seksual sering terjadi tanpa perlindungan dan akan terus
terjadi kecuali ada perubahan sikap terhadap aktivitas tersebut.
2. Seharusnya ada akses yang terbuka pada kontrasepsi darurat, dengan
pemerintah atau swasta menjamin tersedianya klinik-klinik dan
praktek umum, serta Rumah Sakit. Akses harus tersedia dimana saja,
selama 7 hari dalam seminggu. Siapapun yang menyelenggarakan
pelayanan KB seharusnya menyelenggarakan pelayanan kontrasepsi
darurat juga. Disamping itu juga dibutuhkan penerangan dan
penyuluhan-penyuluhan.
3. Semua pasangan yang menggunakan kontrasepsi, khususnya pada
mereka yang menggunakan metode barrier misalnya Kondom, harus
tahu mengenai kontrasepsi darurat.
6

4. Apabila potensi selengkapnya dari kondar ini dapat diwujudkan dan


kemudian diterapkan dalam pelayanan KB, maka akan dibutuhkan
peninjauan segera dilakukan pelatihan para dokter umum, dokter
Rumah sakit dan bidan dalam praktek pelayanan kontrasepsi.
Kondar jelas dapat mencegah terjadinya kehamilan, dan apabila
dapat tersedia serta mudah didapatkan, dengan penggunaan yang cukup
meluas, akan dapat mencegah terjadinya atau menurunkan angka
kematian yang tidak diinginkan secara bermakna.

2.2. Indikasi Kontrasepsi Darurat


Indikasi kontrasepsi darurat (kondar) adalah untuk mencegah
kehamilan yang tidak dikenhendaki kerena :
1. Bila terjadi kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi, seperti :
a. Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya.
b. Diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat.
c. Kegagalan sanggama terputus (misalnya ejkulasi di vagina atau
pada genitalia eksterna).
d. Salah hitung masa subur : untuk menghindari kehamilan segera
pakai kontrasepsi darurat
e. AKDR ekspulsi : dengan AKDR ekspulsi bearti fungsi dari AKDR
berkurang
f. Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
g. Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB.
2. Perkosaan : karena tidak ingin terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
3. Tidak menggunakan kontrasepsi : setelah melakukan hubungan
seksual secara aktif namun tidak memakai pelindung apapun.
7

2.3 Jenis Kontrasepsi Darurat

Ada 2 macam kondar : mekanik dan medik


1) Mekanik
Satu-satunya kondar mekanik adalh AKDR copper (yang mengandung
tembaga). Jika di pasang dalam waktu kurang dari tujuh hari setelah
senggama, AKDR ini mampu mencegah kehamilan.
Cara kerja :
a. Mencegah fertilasi (mencegah sperma masuk ke tuba falopi dan
menggangu mobilitas)
b. Mencegah implantasi (merubah suasana tuba dan
endometrium)
c. Kegagalan : < 0.1 % (hasil 20 penelitian meta analisis
pemasangan AKDR Copper)
Selanjutnya AKDR dapat dipakai terus untuk mencegah kehamilan
hingga 10 tahun lamanya.
Kontraindikasi :
a. Hamil atau diduga hamil
b. IMS ( Intelgi Menular Seksual)

2) Medik
Paling sedikit ada 5 cara pemberian kondar yang telah diteliti
secara luas. 5 metoda terbanyak masing-masing bersifat hormonal dan
saat ini di terapkan secara oral. Sekalipun pemberian per vagina
sedang dalam tahap penelitian, namun kepustakaan yang telah di
publikasi masih terbatas pada pemberian oral. Cara Kerja:
a. Merubah endometrium
b. Mencegah ovulasi
c. Menggangu tuba
8

Tabel: Jenis Kontrasepsi Darurat


Cara Merek dagang Dosis Waktu Pemberian
Mekanik Cooper T Satu kali Dalam waktu 7 hari pasca-
AKDR-Cu Multiload pemasangan sanggama
Nova T

Medik Microgynon 50 2 x 2 tablet Dalam waktu 3 hari pasca-


Pil Ovral sanggama, dosis kedua 12 jam
kombinasi Neogynon kemudian
dosis tinggi Nordiol
Eugynon
Dosis
rendah Microgynon 30 2 x 4 tablet Dalam waktu 3 hari pasca-
Mikrodiol sanggama, dosis kedua 12 jam
Nordette kemudian
Progestin
Postinor-2 2 x 1 tablet Dalam waktu 3 hari pasca-
sanggama, dosis kedua 12 jam
kemudian
Estrogen
Lynoral 2,5 mg/dosis Dalam waktu 3 hari pasca-
Premarin 10 mg/dosis sanggama, 2 x 1 dosis selama 5 hari
Progynova 10 mg/dosis
Mifepriston RU-486 1 x 600 mg Dalam waktu 3 hari pasca-
e Danocrine Azol 2 x 4 tablet sanggama

Danazol Dalam waktu 3 hari pasca-


sanggama, dosis kedua 12 jam
kemudian

2.4 Cara Kerja & Keuntungan


Berikut Cara Kerja Kontrasepsi Darurat :
 Merubah endometrium sehingga tidak memungkinkan implantasi hasil
pembuahan, Mencegah ovulasi/menunda ovulasi (Mengganggu
pergerakan saluran telur (tuba fallopii).
Berikut keuntungan dari Komntrasepsi Darurat :
9

a) Sangat efektif (tingkat kehamilan < 3%).


b) Kefektifan sekitar 75%.
c) AKDR juga bermanfaat jangka panjang.
d) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
e) Mendukung hak perempuan untuk mengatur reproduksinya sendiri.
f) Mendukung kesehatan reproduksi perempuan:
g) Memberi waktu pemulihan yang sempurna bagi organ reproduksi.
h) Frekuensi kehamilan dapat diatur sesuai kondisii kesehatan fisik dan
psikososial.
i) Risiko aborsi dapat di hindarkan.
j) Bukan sebagai pil penggugur kandungan.
k) Cara kerja Kondar adalah “fisiologis”, sehingga tidak mempengaruhi
kesuburan dan siklus haid yang akan datang.
l) Efek samping ringan dan berlangsung singkat.
m) Tidak ada pengaruh buruk dikemudian hari pada organ sistem reproduksi
dan organ tubuh lainnya.

2.5 Kekurangan, Kontrasepsi & Efek Samping Kontrasepsi Darurat

Berikut adalah kelemahan atau kekurangan dari kontrasespsi darurat :


1. Pil kombinasi hanya efektif jika digunakan dalam 72 jam sesudah
hubungan seksual tanpa perlindungan.
2. Pil kombinasi dapat menyebabkan nausea, muntah, atau nyeri
payudara.
3. AKDR hanya efektif jika dipasang dalam 7 hari sesudah hubungan
seksual.
4. Pemsangan AKDR memerlukan tenaga terlatih dan sebaiknya tidak
digunakan pada klien yang terpapar dengan risiko IMS.
Kontra-indikasi Kontrasepsi Darurat : Hamil atau diduga hamil tidak
10

diperbolehkan untuk menggunakan kontrasepsi darurat.Hampir 30-60%


mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenorea).
Efek Samping Kontrasepsi Darurat :
 Mual, muntah: perlu konseling. Jika muntah terjadi dalam 2 jam
sesudah penggunaan pil pertama atau kedua, dosis ulangan perlu
diberikan.
 Peradarahan/bercak: sekitar 8% klien dengan kontrasepsi oral
kombinasi mengalami bercak-bercak. Sekitar 50% mendapat haid pada
waktunya bahkan lebih awal.

2.6 Penilaian Sebelum Pelayanan

Evaluasi medik yang paling penting sebelum pelayanan kondar adalah


menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Upaya minimal yang
mungkin dilakukan adalah :
1. Pastikan tanggal haid terakhir dan regularitas siklus haid
2. Pastikan tanggal dan waktu senggama tak aman .
3. Temukan kemungkinan adanya kehamilan sebelum senggama tak
aman ini
Untuk kondar hormonal, penilaian lain (termasuk periksa dalam, uji
kehamilan) tidak terlalu penting atau hanya merupakan pemeriksaan
rutin apabila 3 hal tersebut diatas dapat dipastikan secara akurat.
Untuk kondar AKDR, perlu dilakukan pemeriksaan panggul untuk
memastikan bahwa AKDR dapat diinsersikan dengan baik. Riwayat infeksi
panggul, sepsis atau kehamilan ektopik merupakan pertimbangan
tersendiri terhadap kelayakan pemasangan dan batasan waktu
pemasangan kondar.

2.7 Instruksi Untuk Klien


11

Berikan instruksi secara lisan dan tertulis untuk klien sebagai berikut :
 Penggunaan kondar secara tepat, termasuk bagaimana
mengkonsumsi dosis awal dan dosis ulangan
 Untuk mengurangi mual, nasehatkan klien untuk minum susu atau
mengkonsumsi makanan ringan (misalnya : biscuit) pada saat minum
pil kontrasepsi)
 Tekankan bahwa satu paket kondar tidak dapat melindungi klien
terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan apabila setelah paket
tersebut, pasien tidak menggunakan kontrasepsi regular (misalnya :
kondom) pada senggama berikutnya.
 Jelaskan bahwa kondar hormonal tidak dapat digunakan sebagai
kontrasepsi regular
 Pada umunya, para pengguna kondar hormonal akan mendapat
menstruasi tepat waktu atua lebih awal sehingga keterlambatan
siklus patur dicurigai sebagai kegagalan
 Anjurkan untuk melakukan kunjungan ulang apabila haid berikut
terlambat lebih dari 1 minggu atau terjadi efek samping yang sangat
menggangu kesehatan klien
 Untuk kondar AKDR, berikan informasi berikut ini :
 Adanya kram atau nyeri perut bawah dalam 24 jam pascainsersi. Bila
dibutuhkan, beri analgetika (misalnya : asam mefenamat 500 mg
atau ketoprofen 100 mg setiap 8 jam).
 Bila AKDR hanya digunakan sebagai kondar, minta klien untuk
melakukan kunjungan ulang untuk konseling regular (bila tidak ada
penyulit atau hambatan medik lainnya.
 Bila ingin digunakan sebagai metode kontrasepsi regular, minta klien
untuk melakukan kunjungan ulang untuk mengethui kemantapan
klien tentang pilihannya dan control ulangan.
12

2.8 Pengamatan Lanjutan

Bila klien kemudian menggunakan kontrasepsi regular setelah


menggunakan satu paket kondar maka perlu dilakukan pengamatan
lanjut,kecuali apabila terjadi terlambat haid lebih dari 7 hari. Pengamatan
lanjut bertujuan untuk memastikan bahwa kondar cukup efektif dalam
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan Pada aaat kunjungan ulang :
1. Catat siklus menstruasi klien untuk memastikan bahwa klien tidak
hamil. Bila terjadi keraguan, lakukan pemeriksaan konfirmatif (uji
kehamilan, USG)
2. Diskusikan berbagai pilihan kontrasepsi regular yang tersedia
3. Berikan pelayanan kontrasepsi lanjutan seperti yang diinginkan dan
sesuai bagi klien
Bila Terjadi Kegagalan :
 Nasehatkan untuk melanjutkan kehamilan karena kondar tidak
menyebabkan gangguan terhadap kehamilan.
 Bila pada pemeriksaan konfirmatif tidak dijumpai adanya
kehamilan intrauterine, pastikan pula bahwa tidak terjadi
kehamilan ekstrauterin
 Rujuk klien ke fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi lain
apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan lanjutan
yang diinginkan oleh klien.
Berbagai jenis kontrasepsi dapat diberikan setelah penggunaan
kondar, diantaranya adalah :
1. Jenis kontrasepsi waktu penggunaan
2. Kondom
3. Diagframa
4. Implant
13

2.9 Kebijakan Lokal, Protokol & Pemberian Kontrasepsi Darurat

Berikut adalah prinsip kebijakan lokal, protokol dan pemberian


kontrasepsi darurat :
● Pertama, Masyarakat menyadari dan dapat menerima kenyataan bahwa
hubungan seksual sering terjadi tanpa perlindungan dan akan terus
terjadi kecuali ada perubahan sikap terhadap aktivitas tersebut.
● Kedua, Seharusnya ada akses yang terbuka pada kondar, dengan
pemerintah atau swasta menjamin tersedianya klinik-klinik dan praktek
umum, serta Rumah Sakit. Akses harus tersedia dimana saja, selama 7
hari dalam seminggu. Siapapun yang menyelenggarakan pelayanan KB
seharusnya menyelenggarakan pelayanan Kondar juga. Disamping itu
juga dibutuhkan penerangan dan penyuluhan-penyuluhan.
● Ketiga, Semua pasangan yang menggunakan kontrasepsi, khususnya pada
mereka yang menggunakan metode barrier misalnya Kondom, harus
tahu mengenai Kondar
● Keempat, Apabila potensi selengkapnya dari Kondar ini dapat diwujudkan
dan kemudian diterapkan dalam pelayanan KB, maka akan dibutuhkan
peninjauan segera dilakukan pelatihan para dokter umum, dokter
Rumah sakit dan bidan dalam praktek pelayanan kontrasepsi

2.10 Permintaan, Penyimpanan & Pemberian Kondar Pada Kasus kegagalan KB


dan Pelaporan

Berikut Panduan dalam Membuat Permintaan obat Kondar,


menyimpan dan memberikan Kondar pd kasus Kegagalan KB :
a. Sesuai kewenanganya Pil KB darurat dapat diperoleh di Dokter dan
bidan praktek,dan juga tersedia dipelayanan KB, RS Bersalin, Rumah
Sakit dan di Apotik.
14

b. Siapapun yang menyelenggarakan pelayanan KB seharusnya


Penyelenggarakan pelayanan Kondar juga
c. Bidan juga dapat memberikan resep luar ke Apotik apabila tidak
tersedia dilayanan ssi dari indikasi pemakaian PIL KB darurat terutama
pada kasus Kegagalan KB.
15
16

2.11 Peraturan Hukum Pemberian Kondar


Landasan hukum kontrasepsi Darurat merujuk kepada Permenkes
No.97 tahun 2024 tentang Pelayanan Kesehatan Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Kesehatan sebelum Hamil. Masa Hamil,
Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan, Pelayanan
Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.
Kutipan PASAL 24
● Ayat (1).Kontrasepsi darurat diberikan kepada ibu yang tidak
terlindungi kontrasepsi atau korban perkosaan untuk mencegah
kehamilan.
● Ayat (2) Pelayanan kontrasepsi darurat pada ibu yang tidak
terlindungi kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya;
b. diafragma pecah, robek atau diangkat terlalu cepat;
c. kegagalan senggama terputus (misal : ejakulasi di vagina
atau pada genitalia externa)
b. salah hitung masa subur;
c. AKDR ekspulsi;
d. lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet;
e. terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik KB yang setiap
bulan; dan
f. terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB yang tiga
bulanan
17

● Ayat(3) Pemberian kontrasepsi darurat sebagaimanadimaksud pada


ayat (1) harus dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai standar.

BAB III PEMBAHASAN & KESIMPULAN

Petugas pelaksana terlatih seperti dokter dan bidan dapat mmeberikan


pelayanan kondar sesuai dengan standar pelayanan dan kebijakan pelayanan
yang disesuiakan dengan kondisi setempat. Agar tetap konstiten dengan standar
dan kualitas pelayanan yang telah ditetapkan, para petugas pelaksana akan
mengikuti panduan pelayanan kondar yang telah ditetapkan, para petugas
pelaksana akan mengikuti panduaan pelayanan kondar yang telah merka pelajari
dalam pelatihan sebelumnya. Ketersediaan akses, pasokan dan ketepatan
penggunaan kondar merupakan syarat bagi keberhasilan upaya pencegahan
kehamilan yang tidak diingikan akibat senggama yang tidak aman.
Konseling Konseling dilakukan dalam suasana bersahabat dan memelihara
privasi klien. Pastikan bahwa klien merasa kerahasiaanya terjaga dengan baik,
terutama apabila berhadapan dengan kaum remaja. Berikan dukungan yang
memadai dan tidak diperkenankan untuk membuat penilaian yang
bersinggungan dengan harkat dan martabat klien, baik yang diungkapkan secara
langsung atau dikesankan melalui bahasa atau gerak tubuh. Bila petugas
pelaksana tidak dapat menjaga privasi klien, minta klien untuk bertemu dengan
konselor diruang khusus.
Konseling Kontrasepsi Darurat focus utama konseling adalah informasi
yang penting untuk diketahui dan tersedianya berbagai upaya untuk memenuhi
keinginan klien dalam mencegah kehamilan yang tidak di inginkan setelah
terjadinya senggama yang tidak aman. Materi informasi yang cukup lengkap,
harus meliputi hala-hal berikut :
18

1. Mekanisme pencegahan kehamilan kondar


2. Instruksi penggunaan yang jelas dan mudah dipahami
3. Pilihan kondar
4. Penggunaan kontrsepsi regular (rutin) setelah kondar atau
pencegahan kehamilan pada senggama berikunya
5. Hasil yang diharapkan dan kemungkinan terjadinya kegagalan
6. Pengamatan lanjut atau kunjungan ulang

Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan


bila digunakan segera setelah hubungan seksual. Hal ini sering disebut
“Kontrasepsi pascasanggama” atau “morning after pil” atau “morning after
treatment”. Istilah “kontrasepsi sekunder” atau “kontrasepsi darurat” asalnya
untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai/digunakan setelah
hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya dan bila tidak,
berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Program KB bagi kepenting Indonesia adalah sebagai metode
menyeimbangkan populasi dalam meratakan kesejahteraan ekonomi, spiritual,
social dan budaya penduduk diindonesia agar dapat tercapai keseimbangan yang
baik dengan kemampuan produksi nasional.
19

Daftar Pustaka

Saifuddin Bari Abdul. 2006. “Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi”


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Emergency Contraception FHS-WH11A (Sept 2011) pdf.
Ratu Matahari dkk, 2018. Buku Ajar Keluarga Berencana dan Kontrasepsi.
Pustaka Ilmu : Yogyakarta.
Lathifah Nur Aini, Budiono, 2013. Pilihan Kontrasepsi Pada Perempuan Penderita
HIV/AIDS di RSUD Dr. Sutomo Jurnal Program Studi Pendidikan Bidan
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga : Surabaya.
Fauzie Rahman, dkk. 2017. Program Keluarga Berencana dan Metode
Kontrasepsi. CV Zukzes Ekspress : Banjarbaru Kalimantan Selatan.
Ida Priyatni, Sri Rahayu, 2016. Modul Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana . Pusdik SDM Kemenkes RI: Jakarta.
20

CONTOH FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI DARURAT

ASUHAN KEBIDANAN KONTRASEPSI DARURAT


PADA NY “I” DI Griya Anakita Wanareja

NO. REGISTER : 04/01/2022


MASUK TANGGAL,JAM : 26 January 2022
RAWAT DI RUANG : BPM Griya Anakita Wanareja

IDENTITAS
Nama Ibu : NY. I
Umur : 33 tahun
Suku / bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Wanareja

Nama Suami : Tn D
Umur : 38 tahun
Suku / bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir Bis Antar Kota
Alamat : Wanareja

DATA SUBJEKTIF

1. Kunjungan saat ini :


21

 Kunjungan pertama : Ibu mengatakan tadi malam telah melakukan


hubungan suami istri dlm kondisi tidak ber KB, karena suami adalah
sopir bis antar kota yang jadwal kepulangannya tiba tiba.
 Kunjungan ulang :
 Keluhan : Ibu khawatir akan terjadi kehamilan yang tidak
diinginkan karena putranya sudah berusia 12 th.

2. Riwayat Perkawinan
Kawin satu kali, kawin pertama umur 20 tahun, dengan suami sekarang, usia
perkawinan 13 tahun

3. Riwayat Mensturasi
Menarce umur 12 tahun, siklus 28 hari, teratur, lamanya 6-7 hari, sifat darah :
encer, bau khas, dismenorhoe : Ya , Banyaknya 70 Cc.
Hari pertama haid terakhir tanggal 12 Januari 2022 lamanya 7 hari.

4. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu


Riwayat kehamilan ,persalinan dan nifas yang lalu

5. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan : Kondom

 6. Riwayat kesehatan

 Penyakit yang pernah/ sedang di derita

Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit berat
seperti hipertensi, DM, jantung, TBC.

 Penyakit yang pernah/ sedang di derita keluarga 

Ibu mengatakan dari keluarga tidak ada yang pernah dan tidak ada yang
sedang menderita penyakit berat seperti, hipertensi, DM, Jantung, TBC
dan keganasan

 Riwayat penyakit ginekologi

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kandungan

7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 kali sehari
22

Macam : nasi,sayur, lauk


Jumlah : 1 porsi habis
Keluhan : tidak ada
Minum
Frekuensi : 6-8 kali sehari
Macam : air putih, air teh
Jumlah : 1 gelas habis
Keluhan : tidak ada

b. Eliminasi
BAK
Frekuensi : 5-6 kali sehari
Warna : Kuning jernih
Bau : Khas
Konsistensi : Encer
BAB
Frekuensi : 1 kali sehari
Warna : Kuning
Bau : Khas
Konsistensi : Lunak

c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : sehari hari ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga
Istirahat dan tidur : Siang tidak pernah, malam 7jam

d. Seksualitas
Frekuensi : 3 kali seminggu
Keluhan : tidak ada

e. Personal hygiene
 Kebiasaan mandi 2 kali/hari
 Kebiasaan membersihkan alat kelamin : Saat mandi, sehabis buang air kecil
dan besar
 Kebiasaan mengganti pakaian dalam : Setiap habis mandi

8. Keadaan psiko social spiritual


Ibu merasa khawatir terjadi kehamilan karena berhubungan seksual dalam
kondisi tidak ber KB

 DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik
23

a. Keadaan umum baik, kesadaran composmenthis

b. Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut Nadi : 84 kali permenit
Suhu tubuh : 36,5ºC
Pernafasan : 20 kali permenit

c. Tinggi Badan : 155 cm


Berat Badan : 55 kg

d. Kepala dan leher


Edema wajah : tidak ada
Mata : sclera putih, konjungtiva merah muda,
Mulut dan gigi : bibir merah muda, gigi utuh, tidak tampak caries
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

e. Payudara : tidak diperiksa


f. Ekstremitas atas
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : tidak diperiksa

g. Abdomen : tidak diperiksa

h. Ekstremitas bawah
Edema : tidak ada
Varices : tidak ada
Reflek patella : tidak diperiksa

i. Genetalia luar :
Varices : tidak ada
Bekas luka : tidak ada
Pengeluaran : tidak ada
Anus :
Haemoroid : tidak ada

2. Pemeriksaan dalam / ginekologis


Tidak dilakukan

3. Pemeriksaan penunjang
-
24

II INTERPRETASI DATA

Diagnosa

Ny “I” P1A0, usia 33 tahun, dengan kebutuhan akan kontrasepsi darurat.

DS ; Ibu mengatakan telah melakukan hubungan suami istri dalam kondisi


tidak ber KB.

DO : Tidak terdapat catatan medik yg menunjukkan ibu adalah akseptor KB


aktif.

Masalah

Cemas akan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan

DS ; Ibu mengatakan khawatir bila hamil lagi karena usia anaknya sudah
12 thn.

DO ; Ibu nampak khawatir.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

Terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Kebutuhan akan kontrasepsi darurat untuk mencegah terjadinya kehamilan.

V. INTERVENSI

Diagnosa : P1A0,usia 33 thn, dengan kebutuhan akan kontrasepsi darurat.

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan, selama kurang dari 72


jam,diharapkan tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
serta tidak terdapat komplikasi.

Kriteria Hasil : Hasil Pregnancy Pack Test menunjukkan hasil negatif


25

Intervensi : Berikan kontrasepsi darurat.

Masalah : Cemas akan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan


kecemasan ibu teratasi.

Kriteria Hasil : Ibu paham akan kondisinya saat ini dan kooperatif terhadap
asuhan yang akan diberikan.

Intervensi : Lakukan KIE dan beri penjelasan secara lengkap dan akurat.

VI. IMPLEMENTASI

1. Memberikan ibu kontrasepsi darurat berupa mycroginon 4 tablet


diminum langsung sebelum 72 jam post coitus, dilanjutkan dengan 4
tablet pada 12 jam setelahnya.

2 Menjelaskan kepada ibu bahwa masih memungkinkan untuk dilakukan


tindakan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan, tetapi kontrasepsi
darurat ini tidak disarankan untuk digunakan secara rutin karena bukan
merupakan metoda ber KB yang efektif.

VII. EVALUASI
Diagnosa : P1A0, usia 33 thn, dengan kebutuhan akan kontrasepsi darurat

S :Ibu mengatakan akan meminum mycroginon 4 tablet segera setelah ini,


dan 2 tablet pada 12 jam setelahnya

O : Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali penjelasan bidan


A : P10001 usia 33 thn,telah diberikan pelayanan kontrasepsi darurat.

P : Follow up untuk dilakukan pemeriksaan 1 minggu lagi.

Masalah

S :Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi dan berharap upaya ini berhasil
26

O : Ibu nampak tenang dan kooperatif

A : Masalah kecemasan teratasi

P : Ingatkan ibu untuk kontrol Minggu lagi.

Anda mungkin juga menyukai