Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan Kesehatan Primer Dalam Sistem Pelayanan Kesehatan

Resume oleh Heni Minanti 110321007

Dalam rangka mengatasi ketidakmerataan derajat kesehatan dan akses pelayanan kesehatan
di dunia, World Health Organization (WHO) dalam Deklarasi Alma Ata tahun 1978
merekomendasikan dua strategi, yaitu agar setiap negara :
1. Melakukan pendekatan pelayanan primer (Primary Health Care);
2. Menyusun suatu Sistem Kesehatan Nasional.
Primary Health Care (PHC) diterjemahkan sebagai sejumlah “pelayanan kesehatan esensial
yang secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan, dapat diterima secara sosial, dapat diakses
oleh setiap individu/keluarga, diselenggarakan dengan peran serta masyarakat, secara ekonomis
dapat ditanggung oleh masyarakat dan negara, disertai dengan semangat kemandirian (self
reliance and self-determintation).” Primary Health Care merupakan tingkat pertama kontak
individu, keluarga, dan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional sehingga membawa
pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan tempat tinggal maupun tempat kerja. Jenis-jenis
pelayanan tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Pengobatan penyakit-penyakit umum dan cedera;
b. Pelayanan gigi;
c. Penyediaan obat esensial;
d. Laboratorium dasar dan radiologi;
e. Upaya kesehatan sekolah;
f. Vaksinasi: TBC, hepatitis-B, polio, difteri, tetanus, pertusis, dan campak;
g. Antenatal care (ANC);
h. Penimbangan balita dan penanganan kurang gizi;
i. Pengobatan diare pada anak;
j. Pengendalian penyakit menular;

Batasan Definisi Layanan Primer :


• Merupakan tempat bagi pasien dengan masalah kesehatan yang luas
• Gate keeper bagi pasien ketika memasuki sistem kesehatan
• Memfasilitasi hubungan antara klinisi dan pasien/ keluarga/komunitas keterlibatan dalam
pengambilan keputusan
• Pelayanan Promotif dan preventive
• Membutuhkan tim profesi kesehatan(dokter, perawat, asisten) yang memiliki kemampuan
biomedik dan kompetensi sosial
• Membutuhkan sumberdaya dan investasi yang cukup.
World Health Organization (Technical Brief, 2008) menyatakan bahwa jenis-jenis pelayanan
primer ditetapkan atas dasar kondisi epidemiologi suatu negara. Pendidikan kesehatan;
k. Kesehatan lingkungan; dan
l. Keamanan makanan (food safety)
Prinsip Pelayanan Primer (Primary Health Care – PHC) di Indonesia [2008] :
1. UKP (Usaha Kesehatan Perseorangan)
2. UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat)
3. UKW (Usaha Kesehatan Wilayah)
Selanjutnya ketiga prinsip PHC (Prinsip Pelayanan Primer) tersebut menitikberatkan kepada 5
sektor pelayanan :
A. Pemerataan Upaya Kesehatan
➔ Perawatan primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama
dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis
kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial
B. Penekanan Pada Upaya Preventif
➔ Upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat
serta mencegah berjangkitnya penyakit.
C. Penggunaan Teknologi Tepat Guna Dalam Upaya Kesehatan
➔ Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima
budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
D. Peran Serta Masyarakat Dalam Semangat Kemandirian
➔ Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari
lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya.
➔ Partisipasi masyarakat individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan
mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas
untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
➔ Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat
pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena
masalah heterogenitas yang minim.
E. Kerjasama Lintas Sektoral Dalam Membangun Kesehatan
➔ Kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor kesehatan
formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan
kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian
(misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut
masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka);
perumahan; pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih
dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-organisasi sukarela , dll).
Pelayanan kesehatan primer dalam Sistem Pelayanan Kesehatan Nasional disebut juga
dengan pelayanan Kesehatan tingkat pertama, yaitu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Dalam konteks ini lebih banyak dibahas dari fasyankes
primer yang dimiliki pemerintah, yaitu puskesmas yang diatur didalam Permenkes nomor 75
tahun 2014 tentang Puskesmas. Selain Puskesmas pelayanan fasyankes primer didalam system
pelayanan Kesehatan juga meliputi klinik, praktek dokter/dokter gigi, apotik, dan laboratorium
(milik swasta).
Pelayanan kesehatan dasar oleh Puskesmas mengalami perkembangan yang dinamis dari
waktu ke waktu.
A. Pertama adalah “18 program pokok” yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas.
Kedelapan belas program pokok tersebut adalah sebagai berikut: (1) Program
kesehatan ibu dan anak (KIA); (2) Program keluarga berencana (KB); (3) Program gizi;
(4) Program pengobatan; (5) Program pemberantasan penyakit; (6) Program kesehatan
lingkungan; (7) Program perawatan kesehatan masyarakat; (8) Program usaha
kesehatan sekolah (UKS); (9) Program usia lanjut (Usila); (10)Program kesehatan kerja;
(11) Program kesehatan gigi dan mulut; (12) Program kesehatan jiwa; (13) Program
kesehatan mata; (14)Program penyuluhan kesehatan masyarakat; (15) Program
penanganan gawat darurat; (16)Program kesehatan olahraga; (17) Program
laboratorium sederhana; dan (18) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu
Puskesmas (SP2TP). Ke-18 pelayanan tersebut dikelompokkan menjadi tiga (3), yaitu (i)
pelayanan pengobatan; (ii) pelayanan kesehatan masyarakat; dan (iii) sistem informasi
untuk menunjang pelayanan.
B. Kedua, adalah lima jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh Puskesmas secara
terpadu dalam mendukung kegiatan Posyandu. Lima pelayanan tersebut adalah 1) KB;
2) KIA (antenatal care, imunisasi tetanus toksoid (TT), pil besi dan nasihat gizi); 3)
Imunisasi bayi/balita; 4) Gizi (distribusi kartu menuju sehat (KMS)), penimbangan,
pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan dan PMT pengobatan; dan 5)
pengobatan diare, utamanya pemberian oralit.
C. Ketiga, dalam Permenkes No.75/2014 ditetapkan 23 jenis pelayanan yang dilakukan
oleh Puskesmas, terdiri dari enam (6) pelayanan kesehatan masyarakat (PKM) esensial,
delapan (8) PKM pengembangan dan sembilan (9) pelayanan kesehatan perorangan
(PKP). Tidak semua jenis pelayanan tersebut bersifat esensial dasar.
D. Keempat, dalam UU No.23/2014 tentang Pemerintahan Daerah, ditetapkan bahwa
daerah bertanggung jawab melaksanakan sejumlah pelayanan dasar yang disebut
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar Pelayanan Minimal meliputi enam bidang
dan untuk bidang kesehatan ada 12 pelayanan yang dimasukkan sebagai SPM
kesehatan. Sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.2/2018 tentang
Standar Pelayanan Minimal, SPM bidang kesehatan tersebut ditetapkan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 43/2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan. Sebagian besar kegiatan dalam SPM adalah upaya kesehatan masyarakat
yang dilaksanakan di luar gedung dan memerlukan keterlibatan aparat kecamatan dan
desa, serta keterlibatan masyarakat.
E. Kelima, dalam rangka menerapkan paradigma pendekataan keluarga, Kemenkes
menetapkan kebijakan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PISPK).
Bentuk pelaksanaan program ini adalah kunjungan rumah oleh staf Puskesmas dan
melakukan pencatatan tentang beberapa masalah kesehatan penting yang terdiri dari
12 indikator sebagai berikut: (1) PUS dalam rumah tangga tersebut sudah menjadi
akseptor KB; (2) Persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan; (3) Balita sudah mendapat
imunisasi lengkap; (4) Bayi diberikan ASI ekslusif; (5) Anak balita ditimbang untuk
pemantauan gizi dan pertumbuhannya; (6) Penderita TBC diobati; (7) Penderita
hipertensi diobati; (8) Penderita gangguan jiwa dipelihara oleh keluarga tersebut; (9)
Tidak ada anggota keluarga yang merokok; (10)Mempunyai akses terhadap air bersih;
(11) Memiliki jamban; dan (12) Menjadi peserta JKN.

Literatur :

1. PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI INDONESIA; dr Suryani Yuliyanti, M.Kes, https://pspk.fkunissula.ac.id, 2019


2. KAJIAN SEKTOR KESEHATAN PENGUATAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN; KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, 2019.
3. PENGUATAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS; DIREKTORAT KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT KEDEPUTIAN
PEMBANGUNAN MANUSIA, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS TAHUN 2018, 2018

Anda mungkin juga menyukai