KEHAMILAN AKIBAT
PEMERKOSAAN DAN
KDRT
Kelompok 3 (Tiga)
Yuwenda Anjar Rahma ( P07524419089)
Rina Novita Sinulingga ( P07524419078)
KELAS : DIV/3B
1. Mata Kuliah : ASUHAN KEBIDANAN PADA PEREMPUAN DAN ANAK DENGAN KONDISI
RENTAN
Medan, februari 22
Mengetahui,
i
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI KEBIDANAN MEDAN
VISI:
Menghasilkan lulusan D-IV Kebidanan yang mampu berwirausaha dengan pendekatan asuhan
kebidanan holistik berbasis kearifan lokal di Tingkat Nasional dan Siap Bersaing di Tingkat
Internasional pada Tahun 2024.
MISI:
1 ) ·Menyelenggarakan pendidikan D-III, D-IV dan Profesi Kebidanan yang memiliki daya saing di
tingkat nasional dan siap bersaing di tingkat internasional sesuai dengan perkembangan IPTEK.
2 ) · Melakukan penelitian (evidance based) dalam Kewirausahaan dengan pendekatan Asuhan
Kebidanan Holistik berbasis Kearifan Lokal.
3 ) · Melaksanakan pengabdian masyarakat bermitra dengan stake holder khususnya dalam
Kewirausahaan pendekatan Asuhan Kebidanan Holistik berbasis Kearifan Lokal.
4 ) · Menjalin kerjasama dengan pihak terkait untuk meningkatkan kualitas lulusan serta mampu
berwirausaha dengan pendekatan Asuhan Kebidanan Holistik berbasis Kearifan Lokal.
ii
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkah
dan karunia-Nyalah penyusunan dapat menyelesaikan modul mata kuliah Asuhan
Kebidanan.
Modul ini disusun dengan sebagai referensi dan bahan belajar untuk
mahasiswa program pendidikan DIV Kebidanan.
Mudah-mudahan modul ini dapat digunakan secara efektif dan dapat menjadi
media yang dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan memberikan
Keterampilan Dasar Kebidanan bagi mahasiswa program DIV Kebidanan.
Tim
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
PENDAHULUAN…...............................................................................................1
PETUNJUK BELAJAR…....................................................................................3
KEGIATAN BELAJAR :
KEHAMILAN AKIBAT PEMERKOSAAN DAN KDRT................................4
Tujuan Pembelajaran Umum........................................................................4
Tujuan Pembelajaran Khusus.......................................................................4
Pokok-Pokok Materi....................................................................................4
Uraian Materi...............................................................................................5
Tes Formatif...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
iv
Kehamilan bagi pasangan suami istri yang memang mendambakannya
merupakan berita bahagia yang akan mempererat hubungan pasangan tersebut.
Kehamilan adalah suatu proses alamiah yang terjadi sebagai suatu bertemunya
sperma dengan ovum atau dengan kata lain dibuahinya sel telur oleh sperma.
Proses alamiah itu akan menjadi suatu kebahagiaan tersendiri apabila telah
direncanakan sebelumnya artinya bukan merupakan suatu kelalaian, suatu
keterpaksaan atau bahkan suatu akibat perkosaan.Namun demikian sering terjadi
sebaliknya, kehamilan seoranTGg perempuan justru membawa malu bagi wanita
yang bersangkutan, karena kehamilan tersebut terjadi akibat hubungan terpaksa
atau perkosaan.
KDRT merupakan issue yang sangat fenomenal dewasa ini, banyak kasus
dilaporkan ke pihak kepolisian terkait adanya praktik KDRT di masyarakat.
KDRT berdampak pada masalah kesehatan reproduksi, beberapa kasus di
masyarakat korban KDRT adalah ibu hamil, sehinga mempengaruhi kondisi
kehamilannya. Hal yang perlu diperhatikan lagi adalah dampak perilaku KDRT
secara psikologis yang akan mengganggu kesehatan secara mental.
1
Modul ini terdiri dari 2 kegiatan belajar dan setiap kegiatan belajar sedikit
dibutuhkan waktu 60 menit untuk mempelajarinya.
2
PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan
untuk mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan
belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi
uraian ini, baca sekali lagi secara lebih cermat. Membaca secara cermat
bertujuan untuk mengetahui pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok
bahasan.
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip
dan konsep essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting.
Kemudian anda cari hubungan antara konsep tersebut, sehingga anda
memiliki konsep
4. Bila anda merasa belom yakin dalam membaca uraian pada kegiatan
belajar ini, ulangi lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan
pada kegiatan belajar ini,caranya adalah sebagai berikut inu :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa – apa saja yang
diketahui dalam soal ini.
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana soal tersebut dengan menuliskan konsep yang
diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut.
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal.
3
Kegiatan Belajar 1
KDRT
Pokok-pokok Materi
4
KEHAMILAN AKIBAT PEMERKOSAAN
&
KDRT
A. Pengertian Pemerkosaan
5
laki terhadap seorang wanita di luar pernikahan oleh kekerasan atau ancaman
kekerasan.
Pada dasarnya seorang wanita menjadi korban perkosaan karena kondisi fisik
maupun psikisnya yang lebih lemah daripada pria (pelaku perkosaan). Perkosaan
adalah pemaksaan terjadinya hubungan seks terhadap perempuan tanpa
persetujuan atau tanpa kehendak yang disadari oleh pihak perempuan.
Pemerkosaan adalah perbuatan yang sangat biadab, bukan saja dari segi
perbuatannya yang menjijikkan tetapi juga menimbulkan beban psikologis kepada
sikorban yang sulit disembuhkan, apalagi kalau sampai berakibat kehamilan pada
perempuan yang diperkosa.
Pola pikir sex bebas berdampak pada kasus Kehamilan Tidak Dikehendaki
(KTD) khususnya korban perkosaan, meskipun perkosaan merupakan kejahatan
seksual, jika ditinjau dari sisi wanitanya perkosaan sama sekali tidak sama dengan
perzinahan dan pergaulan seks bebas, karena perkosaan melibatkan pemaksaan
dan kekerasan. Dimana salah satu pihak, tidak memiliki kemauan untuk
melakukannya.
Hal ini membawa akibat buruk bagi korban, selain korban mengalami trauma
yang panjang, dia tidak dapat melanjutkan pendidikan, tidak dapat bersosialisasi
dengan lingkungannya. Begitu juga jika anaknya lahir, masyarakat tidak siap
menerima kehadirannya bahkan mendapat stigma sebagai anak haram yang tidak
boleh bergaul dengan anak-anak lain di lingkungannya serta menerima perlakuan
negatif lainnya.
6
Sementara jika digugurkan (aborsi), selain tidak ada tempat pelayanan yang
aman dan secara hukum dianggap sebagai tindakan kriminal, pelanggaran norma
agama, susila dan sosial. Kasus Kehamilan Tidak Dikehendaki (KTD) yang
berakhir dengan aborsi banyak di jumpai di Indonesia. Kehamilan di luar
nikah memiliki korelasi dengan kasus aborsi, artinya aborsi itu dilakukan karena
kondisi kehamilan yang diproduk melalui ikatan pergaulan remaja, baik yang
bermodus promiscultas (hubungan sex dengan berganti-ganti pasangan) maupun
karena kumpul kebo (samen leven).
1. Dampak fisik
Masalah somatik
Kesehatan fisik yang lebih buruk
Nyeri kronis
Komplikasi ginekologis
Resiko lebih besar tertular HIV dan infeksi menular seksual
2. Dampak psikologis
7
3.Dampak sosial
a. Aborsi
8
dapat dikecualikan berdasarkan :
9
a. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin yang
menderitakan penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi
tersebut hidup diluar kandungan; atau
b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologi bagi korban perkosaan.
(3) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling / atau penasehatan pratindakan dan diakhiri
dengan pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
darurat
10
3. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi
11
A. Pengertian KDRT
Kekerasan dalam rumah tangga dapat terjadi pada siapa saja, masalah
ini masih sering tertutup atau ditolak, khususnya ketika kekerasan berupa
psikis dibandingkan dengan kekerasan secara fisik.Tak ada seorangpun yang
mau hidup dalam kekhawatiran pada orang yang dicintai.
Kekerasan yang terjadi di rumah tangga dikenal dengan kekerasan
pasangan terjadi saat seseorang di dalam hubungan intim atau pernikahan
mencoba mendominasi atau mengontrol terhadap orang lain, kekerasan
tersebut dapat berupa kekerasan fisik dan lebih dikenal dengan istilah
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
KDRT digunakan untuk satu maksud yaitu mendapatkan dan
mempertahankan kontrol secara keseluruhan terhadap pasangan. Seorang
pelaku kekerasan membuat pasangannya berada dalam kondisi kecemasn,
merasa bersalah, terintimidasi sehingga pasangannya merasa terpukul dan
berada dibawah perintahnya. Pelaku kekerasan juga mengancam, melukai
pasangan atau melukai orang-orang disekitar pasangan tersebut.
B. Tanda KDRT
Tidak mungkin untuk mengetahui dengan pasti apa yang terjadi di
belakang suatu rumah tangga, tetapi ada beberapa tanda dan gejala petunjuk
dari KDRT, baik fisik maupun psikis .Jika Anda menyaksikan adanya tanda
dari kekerasan terhadap teman, keluarga, atau staf, selamatkan mereka.
13
Sering merasa takut terhadap pasangan.
Menghindari Topik tertentu karena takut membuat marah pasangan.
Percaya bahwa perempuan layak disakiti atau diperlakukan tidak
baik.
Anda adalah seseorang yang gila.
Secara emosional merasa kaku atau tidak berdaya.
14
E. Kekerasan emosional
15
Dalam UU PKDRT Pemerintah mempunyai kewajiban, yaitu :
a).Merumuskan kebijakan penghapusan KDRT ;
b). Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi tentang KDRT ;
c). Menyelenggarakan sosialisasi dan advokasi tentang KDRT ; dan
d). Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sensitif jender, dan isu KDRT
serta menetapkan standard dan akreditasi pelayanan yang sensitif gender.
I. Pelaksanaan praktik
1. Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan KDRT.
16
3. Alat dan Bahan
Menyiapkan alat :
Alat tulis
Kasus
LANGKAH
1 2 3
1. Siapkan ruangan yang tertutup dan aman.
2. Beri salam dan sapa klien.
3. Mintalah untuk tenang dan berikan minum agar klien menjadi tenang.
4. Amati kondisi fisik, apakah ada luka atau memar di sekitar tubuh.
5. Bila ada luka, amati berat atau tidaknya luka, jika hanya luka ringan berupa
lecet, oleskan bethadin. Bila luka berat, rujuk ke dokter atau sarana
kesehatan yang lengkap.
6. Bila ada memar ( kurang 1 jam) berikan kompres dingin.
7. Ajaklah klien untuk berbicara setelah kondisinya tenang.
8. Tanyakanlah tentang kondisi perasaannya seperti:
- Sering merasa takut terhadap pasangan.
- Menghindari Topik tertentu karena takut membuat marah
pasangan.
- Percaya bahwa perempuan layak disakiti atau diperlakukantidak
baik.
- Merasa kaku atau tidak berdaya.
9. Tanyakan tentang perlakuan suaminya seperti
- Berperilaku possesive atau cemburu yang berlebihan.
- Mengontrol kemana klien pergi dan apa yang dilakukannya.
- Mejauhkan klien dari teman dan keluarga.
- Membatasi akses keuangan, telepon atau kendaraan.
- Sering mengecek keberadaan klien.
17
RANGKUMAN
KESIMPULAN
Perkosaan sebagai salah satu bentuk kekerasan jelas dilakukan dengan adanaya paksaan baik
secara halus maupun kasar.Pemerkosaan terjadi tidak semata-mata karena ada kesempatan,namun
pemerkosaan dapat terjadi karena pakaian yang dikenakan korban menimbulkan hasrat pada
sipelaku untuk melakukan tindakan pemerkosaan,serta pemerkosaan bisa juga disebabkan karena
rendahnya rasa nilai,moral,asusila,dan nilai kesadaran agama yang rendah yang dimiliki pelaku
pemerkosaan.Hal ini akan menimbulkan dampak fisik,psikologis,serta sosial bagi perempuan
yang menjadi korban pemerkosaan.
Kekerasan yang terjadi di rumah tangga dikenal dengan kekerasan pasangan terjadi saat
seseorang di dalam hubungan intim atau pernikahan mencoba mendominasi atau mengontrol
terhadap orang lain, kekerasan tersebut dapat berupa kekerasan fisik dan lebih dikenal dengan
istilah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
SARAN
Pemerkosaan dan KDRT masalah yang harus dibenahi oleh kita semua dengan cara
menanamkan sikap dan perilaku kehidupan keluarga dan lingkungan masyarakat yang sesuai
dengan nilai-nilai moral, budaya, adat istiadat dan ajaran agama masing-masing serta
menindaklanjuti dengan penegakan hukum sesuai ketentuan dan peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku.
18
1. Bantuan apa saja yang bisa diberikan bidan/dokter dalam pemeriksaan
korban pemerkosaan, kacuali...
a. Mengungkap apakah betul korban seorang perempuan
b. Mengungkap apakah betul telah terjadi senggama
c. Mengungkap identitas korban yang disetubuhi
d. Mengungkap apakah betul telah terjadi kekerasan fisik
4. Seorang wanita datang ke bidan ingin melakukan aborsi setelah ditanya lebih
lanjut wanita tersebut dicabuli oleh pamannya sendiri.Kasus tersebut termasuk......
a. Berzina
b. Perbuat cabul
c. Inchest
d. Pemerkosaan
19
5. Hal apa saja kah yang dapat menyebabkan consent/izin dari seorang
wanita untuk melakukan senggama dikatakan tidak sah menurut hukum...
a. Izin di peroleh dengan cara tanpa paksaan
b. Izin di peroleh dengan cara paksaan
c. Izin di peroleh dengan cara tanpa tipu daya
d. Izin di peroleh dengan cara tanpa menciptakan ketakutan
20
9. Seorang wanita datang ke PMB bidan dengan tangisan yang tersedu-seduh
karena suaminya ketika marah sering memukulinya setelah itu wanita
tersebut melakukan konseling kepada bidan.Kasus tersebut termasuk…
a. KDRT
b. Perzinaan
c. Pemerkosaan
d. Kekerasan
10. Berikut ini yang merupakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
karena pengaruh budaya adalah ...
a. Budaya yang meyakini bahwa pria adalah superior dan wanita adalah inferior
b. Penafsiran ajaran agama yang membolehkan suami menguasai istrinya
c. KDRT disebabkan oleh perilaku istri
d. Pemukulan terhadap istri dengan alasan diperbolehkan oleh agama
JAWABAN
1. C
2. B
3. C
4. D
5. B
6. D
7. A
8. D
9. A
10. A
21
Nawati, N., & Nurhayati, F. (2018). Dampak Kehamilan Tidak Diinginkan
terhadap Perawatan Kehamilan dan Bayi (Studi Fenomenologi) di Kota Bogor.
Jurnal Kesehatan, 9(1), 21. https://doi.org/10.26630/jk.v9i1.729
22