Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PENDAMPINGAN SUAMI TERHADAP

PENGURANGAN RASA CEMAS PADA PROSES


PERSALINAN IBU PRIMIGRAVIDA KALA I

MONIKA BR NADEAK
P07524419107

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI


JURUSANKEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IVKEBIDANAN
TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Persalinan atau melahirkan bayi adalah suatu kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi
yang cukup bulan atau belum cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
janin dimana hal ini suatu proses normal pada wanita usia subur. Persalinan merupakan peristiwa
penting yang sangat ditunggu setiap pasangan suami-istri. Demi terwujudnya kesejahteraan ibu
dan janin,segala dukungan baik moral,material diberikan suami ,keluarga dan seluruh anggota
masyarakat. Namun mendekati proses persalinan berbagai perasaan akan campur-aduk dalam
hati para ibu hamil. Selain tidak sabar ingin melihat buah hatinya lahir ke dunia, rasa takut dan
cemas menghadapi proses persalinan berkecamuk dalam pikiran(Maryunani, 2015).

Berdasarkan data World Health Organization 2015 diperoleh 216 kematian ibu setiap
100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Sedangkan Angka
Kematian Ibu di Negara berkembang mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih
tinggi dibandingkan negara maju (WHO, 2015).

Menurut data United Nations Children’s Fund mengatakan bahwa ibu yang mengalami masalah
dalam persalinan sekitar 12.230.142 juta jiwa dari 30% diantaranya karena kecemasan sebab
hamil pertama (Sitepu, 2016). Saat ini, Angka Kematian Ibu di Indonesia masih tinggi.
Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus Tahun 2015, AKI di Indonesia sebesar 305 per
100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017). Kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh tiga
penyebab utama yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi (Kemenkes RI,
2017). Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, dan yang mengalami kecemasan
dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 orang (28,7 %) (Sitepu, 2016).

Pada kala I persalinan banyak masalah yang terjadi pada ibu yang akan bersalin, seperti sulit
tidur, ketakutan, kesepian, stres, marah, keletihan, kecewa, perasaan putus asa, terutama
kecemasan dalam menghadapi persalinan (Murray dan Gayle, 2013).kecemasan adalah gangguan
persaan yang di tandai dengan perasaan ketakutan dan kekhawatiran yang mendalam dan
berkelanjutan ,kecemasan yang dialami ibu bersalin semakin lama akan semakin meningkat,
semakin sering nya kontraksi pada abdomen akan membuat ibu stress pada saat persalinan.

Untuk mengurangi kecemasan pada saat persalinan ialah dengan adanya kehadiran pendamping,
seperti suami, ibu kandung, saudara atau sahabat perempuan dapat memberi kenyamanan pada
saat bersalin. Kehadiran pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif
terhadap persalinan, yaitu dapat , mengurangi rasa sakit, mempersingkat persalinan, dan
menurunkan angka persalinan dengan operasi caesar (Marmi, 2016).

Dukungan suami dapat berupa motivasi kepada istri baik secara moral maupun material serta
dukungan fisik.Dukungan minimal berupa sentuhan dan kata-kata pujian yang membuat nyaman
serta memberi penguatan pada saat proses persalinan berlangsung hasilnya akan mengurangi
durasi kelahiran (Marmi, 2016).

ibu primigravida yang mengalami proses persalinan kala I tanpa didampingi oleh suami
mempunyai peluang 6.750 kali untuk terjadi kecemasan dibanding ibu primigravida yang
menghadapi proses persalinan kala I dengan didampingi oleh suami (primasnia 2013)

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, AKI di Sumatera Utara sebesar 328 per 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan estimasi maka Angka Kematian Ibumengalami penurunan sampai
tahun 2013 (Kemenkes RI, 2014).

B.Tujuan

Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh pendampingan suami terhadap pengurangan rasa cemas pada proses
persalinan ibu primigravida kala I

Tujuan khusus

1.Mengetahui manfaat pendampingan suami terhadap proses persalinan ibu primigravida kala I

2.Untuk mengetahui rasa cemas pada proses persalinan ibu primigravida kala I

3.Untuk mengetahui pengaruh pendamping suami terhadap pengurangan rasa cemas pada
peroses persalinan ibu primigravida kala I

Manfaat

Manfaat teoritis
Data atau informasi hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan memperluas
wawasan dan pengalaman tentang pengaruh pendamping suami terhadap pengurangan rasa
cemas pada proses persalinan.

Manfaat Praktis

Sebagai bahan masukan bagi kliinik bersalin dalam melakukan konseling untuk mencegah
kecemasan pada ibu bersalin dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terhadap pasien ibu
hamil dan ibu bersalin menghadapi proses persalinan

Keaslian

1.Dewi Susilowati (2012)”Pengaruh Dukungan Keluarga dan Paritas Terhadap Kecemasan Ibu
Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di RB Harapan Bunda Surakarta”. Jenis
penelitian ini adalah analitik observasional. Sedangkan rancangan penelitiannya adalah cross
sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik consecutive sampling. Analisa data
menggunakan analisis regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang
secara statistik signifikan antara dukungan keluarga maupun paritas terhadap kecemasan ibu
hamil dalam menghadapi persalinan. Persamaan dengan penelitian tersebut terletak pada jenis
penelitian dan rancangan penelitian. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada variabel
penelitian, tehnik pengambilan sampel dan analisis data menggunakan Fisher Exact.

2.Tefani Septya Nelisa dan Anggorowati (2013) “Hubungan Penda mpingan Suami terhadap
Tingkat Kecemasan Ibu pada Fase Aktif Kala I Proses Persalinan Normal di Ruang Bersalin
RSUD Kendal 2013”. Jenis penelitian ini adalah studi korelatif dengan pendekatan cross
sectional. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental sampling. Analisa data
dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan terhadap tingkat kecemasan ibu pada
fase aktif kala I proses persalinan normal di Ruang Bersalin RSUD Kendal. Persamaan dengan
penelitian tersebut terletak pada variabel penelitian yaitu pendampingan suami (variabel bebas)
dan kecemasan (variabel terikat) dan rancangan penelitian. Perbedaan dengan penelitian tersebut
terletak pada, jenis penelitian, tehnik pengambilan sampel dan analisis data menggunakan Fisher
Exact.

3.Iin Prasetyani (2016) “Hubungan Pendampingan Suami dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Operasi Sectio Caesarea di Bangsal Melati RSUD DR. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri”.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Tekhnik
pengambilan sampel menggunakan tehnik total sampling. Analisa data dengan menggunakan
korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan
antara pendampingan suami dengan tingkat kecemasan pasien pre operasi sectio caesarea,
adapun kekuatan hubungan adalah sangat kuat. Persamaan dengan penelitian tersebut terletak
pada variabel penelitian yaitu pendampingan suami (variabel bebas) dan kecemasan (variabel
terikat), rancangan penelitian dan tehnik pengambilan sampel. Perbedaan dengan penelitian
tersebut terletak pada, jenis penelitian, dan analisis data menggunakan Fisher Exact.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Landasan Teori

2.1 Pendamping Suami

2.1.1 Pengertian Pendamping Suami

Pendamping suami adalah suami yang mendampingi dan menemani istri dalam proses
persalinan,proses persalinan masa yang sangat berat bagi ibu diketahui secara psikologis istri
sangat membutuhkan pendamping pada saat proses persalinan.

2.1.2 Peran suami dalam pendamping

Kehadiran pendamping pada saat persalinan dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan,
dapat menurunkan morbiditas, mengurangi rasa sakit, mempersingkat persalinan dan
menurunkan angka persalinan dengan operasi termasuk bedah besar. Selain itu, kehadiran
pendamping persalinan dapat memberikan rasa nyaman, semangat, dukungan
emosional.Terdapat peran suami selama proses persalinan,sebagai pelatih diketahui suami secara
aktif membatu ibu membantu ibu selama proses persalinan dan sebagi teman satu tim akan
membantu ibu selama proses persalinan dan melahirkan dan sebagai saksi dimana suami
bertindak sebagai teman dan memberikan dukungan emosional dan moral.

2.1.3 Jenis dukungan suami

a.dukungan emosional

dukungan mencakup ungkapan,kepedulian dan perhatian terhadap orang yang bersangkutan

b. Dukungan penghargaan/penilaian

dukungan yang terjadi melalui ungkapan hormat,hal positif untuk orang lain.

c.dukungan instrumental,dukunga mencakup langsung dukungan langsung untuk mempermudah


seseorang dalam melakukan aktivitas terkait dengan persoalan persoalan yang dihadapi.

d.dukungan informative,memberikan nasehatsaranpengetahuan dan informasi dukungan yang


meberikan nasehat,petunjuk.bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam meghadapi
situasi yang di anggap memebebani.
2.1.4 Manfaat pendamping suami

Memberikan rasa tenang dan penguat psikis,dimana suami orang terdekat yang dapat
memberikan rasa aman yang tenag pada istri,selalu ada saat di butuhkan dengan keberadaan
disamping istri selama prosese persalinan,menumbuhkan naluri kebapaan,serta membatu istri
mecapai keberhasilan Imd (inisiasi menyusui dini),serta sebagai pemenuhan nutrisi dimana tugas
pendamping memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh ibu dengan cara pemberian makan
dan minum saat kontraksi Rahim ibu mulai melemah.

2.1.5 Factor factor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan

factor-faktor yang mempengaruhi peran pendampingan persalinan antara lain: social, ekonomi,
budaya, lingkungan, pengetahuan, umur dan pendidikan

2.2 Kecemasan

2.2.1 Pengertian Kecemasan

kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat universal, suatu respon emosional yang
tidak menyenangkan, penuh kekahwatiran kecemasan adalah pengalaman manusia yang bersifat
universal, suatu respon emosional yang tidak menyenangkan, penuh kekahwatiran, suatu rasa
takut yang tidak terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran
sesuatu yang akan datang tidak jelas dan tidak teridentifikasi.

2.2.2 Teori kecemasan

Kosep teori kecemasan berkembang dari zaman dahulu sampai sekarang,beberapa teori
mengenai kecemasan,teori genetic pada manusia yang menunjukan kecemasan pada riwayat
hidup dan keluarga,teori katekolamin teori ini menyatakan reaksi cemas berkaitan dengan
peningkatan terhadap stress fisik atau emosional.serta teori psikoanalisis kecemasan yang beasal
dari diri dendiri.dan ketakutan terhadap perasaan berpisah ,kecemasan dan dosa yang telah
dilakukan,dan teori social kecemasn suatu respon terhadap lingkungan,pengalaman pengalaman
hidup yang penuh dengan ketegangan terhadap hampa yang tidak berarti.
2.2.3 Tipe Keperibadiian Pencemasan

yang ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas,khawatir,tidak tenang ragu dan
bimbang,memendand masa depan dengan rasa waswas,kurang percaya diri,gugup,sering merasa
paling benar sehingga selalu menyalahkan orang lain,sifat yang tidak mau mengalah,mudah
tersinggung,sering mengeluh,tidak percaya diri emosi yang tidak terkontrol,mengambil
keputusan yang tidak baiak.

2.2.4 Jenis Kecemasan

Menurut Kaplan dan Sadock (1997) dalam Mairida (2018) kecemasan dibagi menjadi dua yaitu:

Kecemasan normal suatu penyertaan yang normal ari pertumbuhan, perubahan, pengalaman
suatu yang baru dan belum dicoba dan penemuan identitasnya sendiri dan arti hidup Kecemasan
patologi Kecemasan patologi adalah respon yang tidak sesuai terhadap stimulus yang diberikan
berdasarkan pada intensitas dan durasiny

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

1.Konsep diri

2.Personal security system

3. Kepercayaan, lingkungan

4. Fungsi peran, hubungan interpersonal, dan

5. Status kesehatan diri

2.2.7 Tingkat Kecemasan

1. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan kehidupan sehari-hari. dalam kehidupan


sehari-hari akan menyebabkan seseorang,menjadi wanpada dan meningkatkan lahan persepsinya.

2. Kecemasan sedang
Kecemasan pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkunagn menurun. Individu lebih
memfokuskan pada hal-hal yang dianggapnya penting saat itu dan mengesampingkan hal-hal lain
sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah.

3. Kecemasan berat

Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorangcenderung untuk


memusatkan sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir tentang hal lain. Individu
tidak mampu berfikir lagi dan membutuhkan banyak pengarahan atau tuntunan

4.Panic

Ditandai dengan persepsi yang terganggu sehinnga individu tidak dapat mengendalikan diri lagi
dan tidak dapat melakukan pengarahan,menurutnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain menghasilkan pendapat menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional

2.2.8 Kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalina

proses persalinan merupakan peristiwa yang melelahkan dan menghadapi rasa sakit saat bersalin,
gangguan saat melahirkan, dan kekhawatiran sekaligus beresiko. Tidak mengherankan, calon ibu
yang akan melahirk merasakan perasaan takut, panic, dan gugup. Ibu menanti kehadiran bayinya
sebagai bagian dari dirinya. Terdapat perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir
tepat pada wakyunya. Ibu takut terhadap hidupnya dan bayinya dan tidak tahu kapan akan
melahirkan (Mairida, 2018).kecemasn harus menghadapi

2.2.9 Dampak kecemasan ibu hamil pada proses persalinan

Kecemasan yang dialami ibu saat persalinan ibu merasa nyerih dan rasa sakit, kibatnya Rahim
akan mendapatkan sedikit aliran darah sehingga menghalangi proses persalinan dan
mengakibatkan rasa nyeri serta menyababkan waktu melahirkan menjadi lebih panjang.

2.2.10 Kecemasan dalam persalinan

Proses kelahiran anak merupahkan hal yang alami asalkan keadaan fisik memadai tidak akan
mengalami banyak kesulitan,dimana proses kelahiran ini sering di selimuti misteri ketidaktahuan
dan rasa takut dalam pikiran banyak orang. Ada kalanya hal ini dikarenakan oleh informasi dan
pengertian yang salah tentang berfungsinya tubuh secara normal,akhirnya proses kelahiran itu
mugkin mejadi lebih sulit.

2.2.11 Penyebab kecemasan dalam persalinan

1.Takut Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa disertai pendarahan dan
kesakitan-kesakitan yang hebat, Peristiwa inila yang menimbulkan ketakutan-ketakutan,
khususnya takut mati, baik kematian dirinya sendiri maupun anak bayi yang akan dilahirkan

2. Trauma kelahiran

Trauma kelahiran ini merupakan ketakutan akan berpisahnya bayi dari Rahim ibunya. Ketakutan
ini merupakan ketakutan “hipotesis” untuk dilahirkan di dunia takut terpisah dari ibunya.

3. Perasaan bersalah Wanita banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya dalam semua
aktivitas reproduksinya. Jika identifikasi ini menjadi salah dan wanita 27 tersebut banyak
mengembangkan mekanisme rasa bersalah dan rasa berdosa terhadap ibunya.

4.Ketakutan riil

Pada setiap wanita hamil cemas untuk melahirkan bayinya yang di sebakan takut bayi lahir cacat
atau bernasib buruk ,takut bebann hidup nya semakin berat oleh lahirnya sang bayi.
2.3. Persalinan

2. 3.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan Plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui
jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)(Sari dan Kurnia,
2015).Persalinan normal adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterm bukan premature
atau postmatur, mempunyai onset yang spontan tidak diinduks), selesai setelah 4 jam dan
sebelum 24 jam sejak saat pertama, mempunyai janin yang tidak memiliki komplikasi seperti
pendarahan dan mencakup kelahiran normal (Sari dan Kurnia, 2015).

2.2 Jenis Persalinan

Jenis persalinan dibagi dalam 2 kategori, yang pertama yaitu jenis persalinan berdasarkan
bentuk terjadinya dan jenis persalinan menurut lama kehamilan dan berat janin.

1. Jenis persalinan bentuk terjadinya


a.Persalinan Spontan
persalinan yang berlangsung dengan kekuatan sendiri ibu yaitu proses lahirnya bayi
melalui jalan lahir yang disebut juga persalinan normal/spontan

b.persalinan buatan

proses persalinan dengan bantuan tenaga luar seperti operasi section caesarea

c.persalinan anjuran

kekuatan persalinan dari luar dengan jalan rangsangan dengan pemberian Pitocin dan
prostaglandin

2.3.2 Teori Penyebab Persalinan

Menurut buku Obstetri Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (1985) dan
Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB oleh Manuaba (1998) dalam Sari dan Kurnia
(2015) telah disebutkan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan, antara
lain:

1.Teori Penurunan postaglandin

Progesteron merupakan hormon penting untuk mempertahankan kehamilan,hormon ini


berfungsi menurunkan kontraktilitas dengan cara meningkatkan potensi membrane istirahat pada
sel myometrium, Prostaglandin terbagi menjadi Prostaglandin E dan Prostaglandin F (pE dan pF)
yang bekerja di rahim wanita untuk merangsang kontraksi selama kehamilan. Prostaglandin E2
menyebabkan kontraksi Rahim dan telah digunakna menginduksi persalinan,hasil dari
percobaabn menunjukan prostaglandin F2 atau E2 menimbulkan kontraksi miometrium pada
setiap umur kehamilan

meregang dalam 2.Teori Penurunan Progesteron

Merupakan hormon penting dalam menjaga kehamilan tetap terjadi hingga masa persalinan.
Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, yang akan berkurang seiring terjadinya penuaan plasenta
yang terjadi pada usia hamil 28 minggu Ketika hormon ini mengalami penurunan, sehingga otot
rahim lebih sensitive terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah
tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu.

3.Teori Rangsangan Estrogen

Merupahkan hormone yang dominan saat hamil, hormone yang memiliki dua fungui yaitu
meningkatkan sensivitas otot rahim dan memudahka menerima rangsangan dari luar seperti
rangsangan oksitosin, prostaglandin dan mekanis yang disebabkan peningkatan konsentrasi.

4. Teori Reseptor Oksitosin dan Kontraksi Braxton Hicks

Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi berlangsung lama dengan persiapan
semakin meningkatnya reseptor oksitosin. Distribusi reseptor oksitosin, dominan pada fundus
dan korpus uteri,. Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim. Sehingga terjadi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron
akibat tuanya kehamilan.

5.keregangan otot Rahim


Otot Rahim mempeunyai kemampuan batas waktu tertentu. Setelah melewati batas waktu
tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai,setelah peregangan sehingga
menimbulkan persalinan..

6.Teori fetal cortisol

Pemberian tanda untuk memulai persalinan,diakibatkan oleh peningkatan kadar kortisol plasma
janin

7. . Teori fetal membrane

. Meningkatnya hormone estrogen yang menyebabkan terjadinya esterified yang menhasilkan


arachnoid acid, yang membentukkan prostaglandin dan menyebabkan kontraksi myometrium.

8. Teori hipotalamus pituitary (kelenjar di otak yang mengontrol system hormone) dan glandula
suprarenalis Teori ini menunjukkan pada kehamilan anensefalus, sehingga terjadi keterlambatan
dalam persalinan karena tidak terbentu hipotalamus.

9. Teori iritasi mekanik

Dibelakang servik terdapat ganglion servikale (fleksusfrankenhauser). Bila ganglion ini ditekan
dan digeser, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi

10. Teori plasenta sudah tua

,Plasenta yang sudah tua dapat menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah pada vili chorialis di plasenta, sehingga menyebabkan
kontraksi pada Rahim

11. Teori tekanan serviks

Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran syaraf sehingga serviks menjadi linak
dan terjadi dilatasi, yang mengakibatkan SAR (segmen atas Rahim dan SBR (segmen bawah
Rahim) bekerja berlawanan sehingga terjadi kontraksi dan retraksi.

12.Iduksi partus
Persalinan juga dapat di timbulkan adanya ganguan laminaria dimana beberapa laminaria
dimasukan dengan tujuan merangsang jaringan saraf ,dan melakukukan aminiotomi
( pemecahan ketuban dengan sengaja) dan oksitosin drips dengan cara pemberian melalui
tetesan infus) menit.

2.3.3 Tand-Tanda Persalinan

1.Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat

a. Terjadi lightening

memasuki minggu ke 36 kehamilan tanda pada primigrvida ialah sudah terjadnya penurunan
fundus uteri dimana kepala bayi sudah memasuki pintu atas panggul yang di sebabkan kontraksi
(his).

b.Terjadinya his permulaan

Sejak trimester pertama kehamilan uterus akan sering mengalami kontraksi ringan, Kontraksi ini
terjadi karena adanya perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone, Dengan semakin
tuanya kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone semakin berkurang, sehingga
oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering, yang dikenal sebagai his palsu, seperti
nyerih ringan dibagian bawah ,dating nya kontraksi tisak teratur,dan durasi kontraksi nya
sebentar.

2.Tanda –tanda timbulnya persalinan

Pada fase ini sudah memasuki tand a tanda inpartum

a.Terjadinya his

rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri diperut serta dapat menimbulkan pembukaan
serviks kontraksi Rahim,his yang menimbulkan pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu
disebut his efektif,pengaruh his menimbulkan tekana uterus. His yang semakin sering dapat
menigkatkan terjadinya penurunan janin ke jalan lahir.
Terjadinya his dapat menyebabkan pinggang tersa sakit,mempunyai pengaruh pada
serviks,keluarnya lender bercampur darah ,lendir yang berasal dari pembukaan serviks,dan
trjadinya ketuban pecah,dilatasi/terbukanya serviks.

2.3.4 Konsep Primigravida

1.Pengertian Gravida

ibu primigarvida adalah seorang wanita yang pertama kali hamil. Kehamilan pertama merupakan
pengalaman baru yang dapat menjadi factor yang menimbu lkan stress bagi suami istri.beberapa
stressor (pengalaman/tekanan) yang dapat diduga dan tidak sepeti resiko infeksi pada kehamilan.

Menurut Mairida (2018) terdapat dua jenis ibu primigravida, antara lain:

Primigravida muda adalah wanita belum mencapai usia 16 tahun yang mengalami kehamilan
pertamanya yang memiliki resiko preeklamsia tinggi ,sedangkan primigravida ibu yang
mencapai usia 35 tahun yang mengalami pertama kali hamil yang mengalami kesulitan dalam
persalinan.

2.3.5 Kerangka teori

Factor factor yang mempengaruhi kecemasan:

1.perkembangan kepribadian

2.tindakan maturasi

3.tindakan pengetahuan

4.kateristik individu

Tingkat kecemasan:
Pendamping suami Kecemasan ibu bersalin
1.Cemas ringan
2.Cemas sedang
3.Cemas berat
4.Panik
BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis dan Desain Peneliti

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian analitik observasional
dengan pendekatan cross sectional. Karena peneliti ingin mengetahui perbedaan intensitas
kecemasan pada pasien antara yang mengalami pendampingan suami dengan yang tidak
mengalami pendampingan suami pada pasien inpartu kala I

B.Lokasi dan Waktu Peneliti


B.1 Lokasi Peneliti
Lokasi penelitian ini dilakukan di Klinik Pratama Jannah. Alasan pemilihan Klinik Pratama
Jannah sebagai tempat penelitian karena jumlah ibu bersalin primipara di klinik tersebut cukup
banyak, diperkirakan 30 orang perbulan, sehingga memungkinkan peneliti untuk mendapatkan
sampel yang sesuai dengan kriteria.

B.2 Waktu Peneliti

Peneliti dimulai dari penyusunan proposal s/d rencana publikasi naskah penelitian sejak
November 2017 s/d juli 2018

C.Populasi dan Sampel Peneliti

C.1 Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di Klinik Pratama Jannah yang berjumlah 30
responden dari bulan Mei-Juni 2018.

C.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu primigravida yang bersalin di
Klinik Pratama Jannah sebanyak 30 orang.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh yaitu
teknik penentuan sampel bias semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

(sugiyono 2017) kriteria dalam sampel memenuhi kriteria inklusi:

1. Ibu bersalin primipara


2. Persalinan normal pervagina
3. Didampingi suami dalam masa persalinan
4. Bersedia menjadi responden

Kriteria inklusi:

Adanya riwayat penyakit yang menyertai selama hamil.

D.Instrumen Peneliti

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu:

1.kuesoner data identitas pribadi

2. Kuesioner pendampingan suami berbentuk pertanyaan tertutup dengan 20 pertanyaan, dengan


pilihan jawaban dikotomi choice yaitu :

apabila suami mendampingi ketika istrinya akan melahirkan dengan melakukan tindakan (skor 1)
dan apabila suami mendampingi ketika istrinya akan melahirkan dengan tidak melakukan
tindakan (skor 0).

Indikator penilaian : - Melakukan tindakan, kode 1

-Tidak melakukan tindakan, kode 0

3. Kuesioner kecemasan menghadapi persalinan diukur dengan kuesioner yang berasal dari T-
MASH (Taylor Manifest AnxietyScale). T-Mash berisi 50 butir pernyataan dengan bentuk
pernyataan- pernyataan yang menggambarkan kecenderungan mengalami kecemasan, yang
ditandai dengan kata-kata “sering”,”jarang”, dan “tidak pernah”. Responden diminta untuk
memilih jawaban “Ya” bila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan dirinya dan jawaban
“Tidak” apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan keadaan dirinya. Tinggi atau rendahnya
kecemasan ditentukan oleh tinggi rendahnya total nilai yang diperolehnya. Semakin tinggi total
nilai yang diperoleh maka tingkat kecemasannya juga semakin tinggi. Kuesioner T-MASH
terdiri atas 13 pernyataan unfavorable dan 37 pernyataan favorable. Setiap jawaban dari
pernyataan favorable bernilai 1 untuk jawaban “Ya” dan 0 untuk jawaban “tidak”. Pada
pernyataan unfavorable bernilai 1 untuk jawaban “tidak” dan bernilai 0 untuk jawaban “Ya”.
Dari sejumlah kuesioner yang telah memenuhi syarat dan bisa digunakan untuk penelitian,
kemudian dihitung dan hasilnya dalam bentuk skala, yaitu:

E.Prosedur Kerja Peneliti

Dalam penelitian ini pertama-tama peneliti meminta surat ijin dari program studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan tentang rekomendasi data penelitian dan mengajukan
ijin ke Kaprodi D-IV Kebidanan untuk meminta data awal (survey awal) di Klinik Pratama
Jannah Medan Tembung. Setelah peneliti memperoleh data dalam survey awal untuk penelitian
dan sampel yang dibutuhkan terpenuhi di lokasi survey awal maka peneliti meminta surat ijin
dari program studi D-IV Kebidanan Poltekkes Medan untuk melakukan penelitian di Klinik
Pratama Jannah Medan Tembung. Kemudian peneliti meminta surat izin penelitian kepada ibu
klinik untuk meminta ijin melakukan penelitian di klinik tersebut. Setelah mendapat persetujuan
dari ibu Klinik Pratama Jannah Medan Tembung, peneliti melakukan penelitian terhadap
responden dengan terlebih dahulu memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian.
Setelah itu peneliti memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Setelah responden
setuju dan menandatangani lembar persetujuan maka peneliti menyebarkan kuesioner yang
meliputi kecemasan dan pendampingan suami dan menjelaskan bagaimana cara mengisi
kuesioner dan peneliti menunggu sampai responden menyelesaikan pengisian kuesioner,
responden bisa bertanya bila ada pertanyaan yang belum dipahami. Lalu selanjutnya setelah data
terkumpul maka dilakukan pengolahan dan analisis data. Kemudian dimasukkan ke dalam
komputer dan dianalisis dengan SPSS

F.Analisa Data

a.analisis univariate

Analisis univariate merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabiel darihasil
penelitian, yaitu variabel bebas (pendampingan suami) dan variabel terikat (kecemasan dalam
persalinan). Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel yang diteliti, dimana gambaran distribusi dijelaskan sesuai dengan skala pengukuran
datanya.

b.analisis bivariate

Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh 2 variabel, yaitu pengaruh pendampingan suami
terhadap pengurangan rasa cemas pada proses persalinan ibu primigravida kala I. Dalam
menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Fisher Exact, dengan taraf signifikan 95% (α=0,05).

G.Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana penelitian
menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk
masalah. Kerangka konsep membahas saling ketergantung atau variable yang dianggap perlu
melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang akan diteliti

Variable independen variable dependen

Kecemasan dalam
Pendamping suami
persalinan

H.Defenisi Operasional

Operasional menurut Sugiyono (2017) adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana
caranya menetukan variabel dan pengukuran suatu variable.

Anda mungkin juga menyukai