Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT

KECEMASAN IBU HAMIL MENGHADAPI PERSALINAN


DI BPM SUHESTI Am.Keb MABAR TAHUN 2018

PROPOSAL

Oleh:

NOVIA TRI KURNIA


1701032029

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehamilan merupakan sesuatu yang wajar terjadi pada wanita yang

produktif, tetapi kurangnya informasi dan tidak memiliki pengalaman yang

berkaitan dengan kehamilan akan menimbulkan kecemasan tersendiri. Oleh

karena itu, muncul ketakutan-ketakutan pada ibu primigravida yang belum

memiliki pengalaman bersalin dan ketidaksiapan dalam menghadapi persalinan

sehingga muncul kecemasan selama kehamilan.

Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang

tidak terelakkan, hampir selalu menyertai kehamilan, dan bagian dari suatu proses

penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi

selama kehamilan. Perubahan ini terjadi akibat perubahan hormon yang akan

mempermudah janin untuk tumbuh dan berkembang sampai saat dilahirkan.

Untuk menghindari terjadinya risiko dan komplikasi selama persalinan

berlangsung maka pentingnya menghadirkan suami sebagai pendamping dalam

persalinan.(1)

Dukungan yang didapatkan dengan hadirnya suami sebagai pendamping

persalinan sangat dianjurkan agar suasana batin ibu hamil lebih tenang dan tidak

banyak terganggu oleh kecemasan. Peranan suami sangatlah penting karena suami

merupakan main supporter (pendukung utama) pada masa kehamilan.(2)

1
2

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitria Widiarti bahwa setiap

ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut,

khawatir ataupun cemas, terutama pada ibu primigravida. Dalam hal ini perhatian

dan dukungan dari orang-orang terdekat terutama suami sangat membantu dalam

mengatasi kecemasan yang dialami ibu hamil karena perubahan-perubahan baik

fisik maupun psikologis yang terjadi selama kehamilan. Dukungan suami akan

meningkatkan kesejahteraan psikologis (psychological well being) dan

kemampuan penyesuaian diri melalui perasaan memiliki, peningkatan harga diri,

pencegahan psikologis, pengurangan stress serta penyediaan sumber atau bantuan

yang dibutuhkan selama kehamilan.(3)

Kehadiran pendamping persalinan sebagai upaya mengurangi kecemasan

ibu pada saat persalinan merupakan hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan oleh bidan, karena apabila kecemasan berlangsung terus-menerus

akan dapat menimbulkan gangguan yang mempersulit proses persalinan itu

sendiri. Proses persalinan fisiologis terjadi bila adanya pembukaan serviks dan

menyebabkan rasa nyeri pada ibu dan kepala janin mengalami penurunan.

Keberhasilan dalam proses persalinan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

power, passanger, passage dan psikologis pasien.(4)

Salah satu indikator keberhasilan dalam kehamilan, persalinan dan nifas

serta meningkatnya kesejahteraan masyarakat suatu negara yaitu dengan adanya

penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut World Health Organization

(WHO), angka kematian ibu masih sangat tinggi yaitu sekitar 830 wanita

meninggal setiap hari akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan.


3

Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan

setelah kehamilan maupun persalinan.

Hal ini pula menjadi perhatian masyarakat internasional yang kini bersatu

merumuskan target baru untuk mengurangi angka kematian ibu lebih jauh. Salah

satu target yang dibentuk adalah perumusan SDGs (Sustainable Development

Goals) yang bertujuan untuk mengurangi rasio kematian ibu secara global hingga

kurang dari 70 per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2030.(5)

Upaya dalam menurunkan AKI pernah dilakukan oleh Kementerian

Kesehatan dengan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal

Survival (EMAS) dengan target penurunan angka kematian ibu dan neonatal

sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah

kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat,

Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Kematian ibu di Indonesia masih

didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan (30,3%),

hipertensi dalam kehamilan (27,1%), infeksi (7,3%) dan lain lain (40,8%).(6)

Jumlah kematian ibu di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016

dilaporkan tercatat sebanyak 239 kematian dan menempatkan Kabupaten Deli

Serdang pada posisi kedua dengan jumlah kematian tercatat sebanyak 19 orang.

Kondisi ini menempatkan Kabupaten Deli Serdang, sebagai salah satu

penyumbang AKI di Sumatera Utara selain Kabupaten Mandailing Natal

sebanyak 21 orang, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Langkat sebanyak 13

orang. (7)
4

Berdasarkan survei awal yang sudah dilakukan di BPM Suhesti Am.Keb

Mabar melalui wawancara terhadap 6 orang ibu hamil trimester III mengatakan

bahwa 3 suami mengetahui perubahan yang dialami ibu, memberikan perhatian,

membantu ibu dalam mengerjakan pekerjaan rumah serta bersedia mengantarkan

ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, 2 suami memberikan perhatian dan

kadang membantu pekerjaan rumah namun namun ibu masih tetap merasa takut

menjelang persalinan, dan 1 suami yang kurang memberikan perhatian karena

sibuk bekerja sehingga ibu merasa semakin takut dalam menghadapi proses

persalinan.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan

Ibu Hamil Menghadapi Persalinan di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian

ini yaitu adakah Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu

Hamil Menghadapi Persalinan di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan yang diberikan suami pada

ibu hamil yang akan bersalin di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kecemasan ibu yang akan menghadapi

persalinan di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018


5

3. Untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu

hamil menghadapi persalinan di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018

4. Untuk mengetahui pengaruh dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu

hamil menghadapi persalinan di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah

wawasan dan pengetahuan serta menjadi sumber informasi khususnya untuk ilmu

kebidanan.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Responden

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan suami dalam memberikan

dukungan kepada ibu sebagai upaya mengurangi kecemasan ibu dalam

menghadapi persalinan.

2. Bagi tempat penelitian

Sebagai bahan masukan untuk BPM Suhesti Am.Keb Mabar serta bagi bidan

sebagai tenaga kesehatan untuk memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan

Edukasi) mengenai pentingnya suami dalam memberikan dukungan kepada ibu

menjelang persalinan untuk mengurangi kecemasan.

3. Bagi Institut Kesehatan Helvetia

Untuk menambah referensi bagi perpustakaan sehingga dapat menjadi bahan

bacaan dan di manfaatkan sebagai sumber informasi.


6

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk menambah referensi, wawasan dan sebagai bahan perbandingan

peneliti selanjutnya agar mengkaji lebih dalam mengenai hubungan dukungan

suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Telaah Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Novita Klaudya

Menajang dengan judul Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan

pada Ibu Primigravida Trimester III di Puskesmas Sonder dilaksanakan pada

bulan Oktober 2016 – Maret 2017 dengan desain penelitian dengan pendekatan

cross-sectional teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive

sampling dengan jumlah 30 orang.

Pengumpulan data menggunakan kuesioner, data yang sudah dikumpul

diolah dan dianalisis menggunakan chi-square. Dari hasil penelitian menunjukkan

bahwa dukungan suami paling banyak dengan dukungan baik sejumlah 23 orang

(76,7%) dan yang paling sedikit dengan dukungan tidak baik sejumlah 7 orang

(23,3%). Tingkat kecemasan rendah pada ibu primigravida trimester III sebanyak

4 orang (13,3%), kecemasan menengah sebanyak 23 orang (76,7%) dan

kecemasan tinggi sebanyak 3 orang (10,0%).(8)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Deta Pezani tentang Hubungan

Dukungan Suami Dengan Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan

Di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian deskriptif korelasi dengan rangcangan cross-sectional. Populasi

penelitian ini adalah semua ibu hamil berjumlah 86 orang.

7
8

Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

sampling sebanyak 46 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan

dianalisis dengan menggunakan uji chi-square menunjukkan bahwa nilai p value

0,002 dengan taraf signifikan α 5% (0,05) hal ini berarti signifikan atau ada

hubungan antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam

menghadapi persalinan di Puskesmas Gamping I Sleman Yogyakarta.(9)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Zuhrotunida dan Ahmad

Yudiharto tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Ibu Hamil

Menghadapi Proses Persalinan Di Puskesmas Kecamatan Mauk Kabupaten

Tangerang Tahun 2016.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan deskriptif korelasional

dengan metode pendekatan cross-sectional yang menggunakan teknik total

sampling dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden. Pengambilan data dalam

penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner, kemudian dianalisis

dengan menggunakan Chi-Square test. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada

hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kecemasan ibu hamil dalam

menghadpai proses persalinan dengan p value >0,05, tetapi ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi proses

persalinan di Puskesmas Mauk dengan p value 0,000 < 0,05.(1)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mukhadiono, Widyo Subagyo

dan Dyah Wahyuningsih tentang Hubungan Antara Dukungan Suami dengan

Tingkat Kecemasan Pada Ibu Primigravida Trimester III dalam Menghadapi

Persalinan menggunakan jenis penelitian cross-sectional pada bulan September


9

sampai Oktober 2013 dengan analisis data chi-square dan menggunakan

kuesioner. Hasil penelitian yang dilakukan adalah mayoritas ibu primigravida

mengalami kecemasan berat (60,7%) atau sebanyak 34 responden, kecemasan

sedang (33,9%) atau sebanyak 19 responden, dan 3 orang responden mengalami

kecemasan ringan (5,4%). Hasil analisis chi-square menunjukkan angka sebesar

23,105 dengan nilai ρ sebesar 0,027<α (0,05) yang berarti terdapat hubungan yang

bermakna antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu primigravida

trimester III dalam menghadapi persalinan.(2)

2.2. Telaah Teori

2.2.1. Kecemasan

a. Pengertian Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

oleh situasi. Kecemasan ini biasanya diakibatkan karena keadaan khawatir

akan sesuatu hal yang buruk akan terjadi.

b. Tingkat Kecemasan

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda

dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan

membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan

masalah, berpikir, bertindak, merasakan dan melindungi diri sendiri. Respon

dari kecemasan ringan adalah sebagai berikut :


10

(1) Respon fisik dari kecemasan ringan adalah :

a) Ketegangan otot ringan

b) Sadar akan lingkungan

c) Rileks atau sedikit gelisah

d) Penuh perhatian

e) Rajin

(2) Respon kognitif dari kecemasan ringan adalah :

a) Lapang persepsi luas

b) Terlihat tenang, percaya diri

c) Perasaan gagal sedikit

d) Waspada dan memperhatikan banyak hal

e) Mempertimbangkan informasi

f) Tingkat pembelajaran optimal

(3) Respon emosional dari kecemasan ringan adalah :

a) Perilaku otomatis

b) Sedikit tidak sadar

c) Aktivitas menyendiri

d) Terstimulasi

e) Tenang

2) Kecemasan sedang

Kecemasan sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada

sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi.

Respon dari kecemasan sedang adalah sebagai berikut :


11

(1) Respon fisik dari kecemasan sedang adalah :

a) Ketegangan otot sedang

b) Tanda-tanda vital meningkat

c) Pupil dilatasi, mulai berkeringat

d) Sering mondar-mandir, memukul tangan

e) Suara berubah : begetar, nada tinggi

f) Kewaspadaan dan ketegangan meningkat

g) Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri

punggung

(2) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah :

a) Lapang persepsi menurun

b) Tidak perhatian secara selektif

c) Fokus terhadap stimulus meningkat

d) Rentang perhatian menurun

e) Penyelesaian masalah menurun

f) Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan

(3) Respon emosional dari kecemasan sedang adalah :

a) Tidak nyaman

b) Mudah tersinggung

c) Kepercayaan diri goyah

d) Tidak sabar

e) Gembira
12

3) Kecemasan Berat

Kecemasan berat yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman,

memperlihatkan respon takut dan distress. Respon dari kecemasan berat

adalah sebagai berikut :

(1) Respon fisik kecemasan berat adalah :

a) Ketegangan otot berat

b) Hiperventilasi

c) Kontak mata buruk

d) Pengeluaran keringat meningkat

e) Bicara cepat, nada tinggi

f) Tindakan tanpa tujuan dan serampangan

g) Rahang menegang, menggertakkan gigi

h) Mondar-mandir, berteriak

i) Meremas tangan, gemetar

(2) Respon kognitif dari kecemasan berat adalah :

a) Lapang persepsi terbatas

b) Proses berpikir terpecah-pecah

c) Sulit berpikir

d) Penyelesaian masalah buruk

e) Tidak mampu mempertimbangkan informasi

f) Hanya memperhatikan ancaman

g) Preokupasi dengan pikiran sendiri

h) Egosentris
13

(3) Respon emosional dari kecemasan berat adalah :

a) Sangat cemas

b) Agitasi

c) Takut

d) Bingung

e) Merasa tidak adekuat

f) Menarik diri

g) Penyangkalan

h) Ingin beban

4) Panik

Panik adalah kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena

hilangnya control maka tidak mampu melakukan apapun meski dengan

perintah. Respon dari panik adalah sebagai berikut :

(1) Respon fisik

a) Flight, fight, freeze

b) Ketegangan otot sangat berat

c) Agitasi motorik kasar

d) Pupil dilatasi

e) Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun

f) Tidak dapat tidur

g) Hormon stress dan neurotransmitter berkurang

h) Wajah menyeringai, mulut ternganga


14

(2) Respon kognitif

a) Persepsi sangat sempit

b) Pikiran tidak logis

c) Kepribadian kacau

d) Tidak dapat menyelesaikan masalah

e) Fokus pada pikiran sendiri

f) Tidak rasional

g) Sulit memahami stimulus eskternal

h) Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi

(3) Respon emosional

a) Merasa terbebani

b) Merasa tidak mampu, tidak berdaya

c) Lepas kendali

d) Mengamuk atau putus asa

e) Marah, sangat takut

f) Mengharapkan hasil yang buruk

g) Kaget, takut, lelah (10)

c. Penyebab Kecemasan

Ada empat faktor utama yang memeprngaruhi perkembangan pola dasar

yang menunjukan reaksi rasa cemas :


15

1) Lingkungan

Kecemasan sering timbul bila seseorang merasa tidak aman dengan

lingkungannya.

2) Emosi yang ditekan

Kecemasan terjadi jika seseorang menekan rasa marah atau frustasi

dalam jangka waktu yang lama sekali.

3) Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat

menyebabkan timbulnya kecemasan.

4) Keturunan

Sekalipun gangguan emosi ada yang ditemukan dalam keluarga

tertentu, ini bukan penyebab penting dari kecemasan.(11)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

1) Faktor internal

(1) Pengalaman

Sumber-sumber ancaman yang dapat menimbulkan kecemasan

tersebut bersifat lebih umum. Penyebab kecemasan dapat berasal dari

berbagai kejadian di dalam kehidupan atau dapat terletak di dalam diri

seseorang, misalnya seseorang yang memiliki pengalaman dalam

menjalani suatu tindakan maka dalam dirinya akan lebih mampu

beradaptasi atau kecemasan yang timbul tidak terlalu besar.


16

(2) Respon terhadap stimulus

Kemampuan seseorang menelaah rangsangan atau besarnya

rangsangan yang diterima akan mempengaruhi kecemasan yang timbul.

(3) Usia

Pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin banyak

pengalamannya sehingga pengetahuannya semakin bertambah. Karena

pengetahuannya banyak maka seseorang akan lebih siap dalam

menghadapi sesuatu.

(4) Gender

Perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding

dengan laki-laki, laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan

lebih sensitif. Laki-laki juga lebih rileks dibandingkan dengan

perempuan.

2) Faktor eksternal

(1) Dukungan keluarga

Adanya dukungan keluarga akan menyebabkan seorang lebih siap

dalam menghadapi permasalahan.

(2) Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan sekitar ibu dapat menyebabkan seseorang

menjadi lebih kuat dalam menghadapi permasalahan, misalnya

lingkungan pekerjaan atau lingkungan bergaul yang tidak memberikan

cerita negatif tentang efek negatif suatu permasalahan menyebabkan

seseorang lebih kuat dalam menghadapi permasalahan.(11)


17

e. Konsep Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan

Proses melahirkan bayi tidak selalu bersifat somatis, akan tetapi bersifat

psikosomatis, sebab banyak elemen psikis ikut mempengaruhi kelancaran atau

kelambatan proses melahirkan bayi. Hal tersebut mudah dimengerti karena

peristiwa melahirkan bayi secara stimulan juga menimbulkan banyak ketegangan,

ketakutan, kecemasan, dan emosi-emosi penting lainnya. Oleh karena itu, pada

puncak krisis dan keresahan hati yang sudah ada itu menjadi akut. Segala bentuk

kecemasan yang semula terpendam kini menjadi akut dan memuncak pada saat

ibu merasakan tanda-tanda kesakitan bayinya.(12)

Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal. Kelahiran seorang

bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga nantikan selama 9

bulan. Proses persalinan merupakan pengalaman yang membutuhkan banyak

tenaga, emosi, serta fisik. Oleh karena itu akan sangat menyenangkan bila ibu

bersalin dapat membagi pengalaman tersebut dengan seseorang. Pilihan pertama

yang dipilih adalah suami, karena ia telah terlibat dengan proses kehamilan sejak

awal.(13)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ana Yuliana, dukungan suami

dalam persalinan dapat berupa sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa

persalinan dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk memberikan

dorongan moril, cepat tanggap terhadap keluhan ibu atau keluarga serta

memberikan bimbingan untuk berdoa sesuai agama dan keyakinan, dengan

hadirnya suami dan mampu memberikan dukungan dengan baik menjelang masa

persalinan pada isteri akan memperlancar kesiapan ibu memasuki masa pesalinan,
18

mempersingkat lama persalinan, karena akan membuat ibu merasa aman, nyaman,

lebih percaya diri dan ibu merasa damai.(14)

2.2.2. Kehamilan

a. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil

1) Sistem reproduksi dan payudara

(1) Uterus

Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama

berlanjut sebagai respons terhadap stimulus kadar hormon esterogen

dan progesterone yang tinggi. Pertumbuhan uterus dapat diukur

melalui dinding abdomen sepanjang kehamilan. Pertumbuhan uterus

yang adekuat merupakan indikator yang baik terhadap kesehatan dan

pertumbuhan janin.

Pada minggu ke-30 kehamilan, uterus dapat terlihat menjadi

dua bagian utama. Isthmus menjadi segmen bawah uterus yang

dindingnya tersusun atas lapisan otot polos sirkuler dan longitudinal.

Bagian uterus sisanya, segmen atas uterus, memiliki dinding yang

lebih tebal dan tersusun atas lapisan otot oblik.

Pada minggu ke-36 kehamilan segmen bawah uterus sudah

terbentuk sempurna dan panjangnya 8-10 cm. pelunakan otot,

ligament panggul dan tonus otot yang baik menyebabkan bagian

terbawah janin memasuki segmen bawah uterus mengakibatkan

penurunan fundus. Hal ini menyebabkan kepala janin masuk ke


19

pelvis minor/panggul sejati (engagement) dan umumnya terjadi pada

primigravida.

(2) Payudara

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat

di payudara mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Puting susu

dan areola menjadi lebih berpigmen, terbentuk warna merah muda

sekunder pada areola dan puting susu menjadi lebih erektil. Selama

trimester kedua dan ketiga, pertumbuhan kelenjar mammae membuat

ukuran payudara meningkat secara progresif. Walaupun

perkembangan kelenjar mammae secara fungsional lengkap pada

masa pertengahan kehamilan, tetapi laktasi terhambat sampai kadar

esterogen menurun, yaitu setelah janin dan plasenta lahir. Kolostrum,

cairan sebelum susu, berwarna putih kekuningan dapat dikeluarkan

dari puting susu selama trimester ketiga.

2) Sistem Kardiovaskular

Jantung mengalami hipertrofi (pembesaran) atau dilatasi ringan

akibat peningkatan volume darah dan curah jantung. Pembesaran uterus

mendesak diafragma ke atas, jantung terangkat ke atas dan berotasi ke

depan dan ke kiri. Pada kehamilan minggu ke-14 dan ke-20 denyut

meningkat perlahan, mencapai 10-15 kali per menit, menetap sampai

aterm dan dapat timbul palpitasi. Selama pertengahan masa kehamilan,

tekanan sistolik dan diastolik menurun 5-10 mmHg. Penurunan tekanan

darah ini kemungkinan disebabkan oleh vasodilatasi perifer akibat


20

perubahan hormonal selama kehamilan. Volume darah meningkat sekitar

1.500 ml. peningkatan terdiri atas 1.000 ml plasma, 450 ml sel darah

merah. Peningkatan volume mulai terjadi pada sekitar minggu ke-10

sampai ke-12, mencapai puncak sekitar 30% sampai 50% diatas volume

tidak hamil pada minggu ke-20 sampai ke-26, dan menurun setelah

minggu ke-30.

3) Sistem Pernapasan

Kebutuhan oksigen ibu meningkat sebagai respons terhadap

percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan oksigen jaringan

uterus dan payudara. Peningkatan kadar esterogen menyebabkan ligament

pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meingkat.

Panjang paru-paru berkurang karena rahim membesar. Peningkatan

vaskularisasi juga terjadi pada traktus pernapasan atas sebagai respons

terhadap peningkatan kadar esterogen. Selama kehamilan, perubahan pada

pusat pernapasan menyebabkan penurunan ambang karbondioksida.

4) Sistem Perkemihan

Perubahan struktur ginjal merupakan akibat aktivitas hormonal

esterogen dan progesteron, tekanan yang timbul akibat pembesaran uterus,

dan peningkatan volume darah. Sejak minggu ke-10 gestasi, pelvis ginjal

dan ureter berdilatasi. Dilatasi ureter tampak lebih jelas diatas pintu atas

panggul, sebagian karena ureter terkompresi antara uterus dan pintu atas

panggul.
21

Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih

berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke

kanan dan terdapat kolon rektosigmoid disebelah kiri. Perubahan-

perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine dalam

volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine. Hal

tersebut dapat menyebabkan ibu hamil rentan terhadap infeksi saluran

kemih. Pembesaran uterus menekan kandung kemih, menimbulkan rasa

ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.

5) Sistem integumen

Perubahan keseimbangan hormon dan peregangan mekanis

menyebabkan timbulnya beberapa perubahan dalam sistem integumen

selama kehamilan. Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi

hormon melanophore stimulating hormone di lobus hipofisis anterior dan

pengaruh kelenjar suprarenalis.

Hiperpigmentasi sering terjadi pada daerah leher, areola mammae,

papila mammae, pipi (kloasma gravidarum) yaitu bintik-bintik kecokelatan

yang tampak didaerah tonjolan maksila dan dahi. Linea alba pada

kehamilan menjadi hitam (yang terbentang di atas simfisis sampai pusat)

disebut linea grisea, terdapat garis baru yang terbentang ditengah-tengah

atas pusar keatas disebut linea nigra. Pada primigravida, panjang linea

nigra mulai terlihat pada bulan ketiga dan terus memanjang seiring dengan

meningginya fundus. Pada multigravida keseluruhan garis umumnya

muncul sebelum bulan ketiga.


22

6) Sistem muskuloskeletal

Selama kehamilan, relaksin dan progesteron bekerja pada kartilago

dan jaringan ikat pada banyak sendi yang memungkinkannya bergerak

lebih leluasa. Hormon ini bermanfaat pada panggul karena efeknya dapat

sedikit melebarkan diameter jalan lahir, tetapi keduanya juga dapat

menimbulkan ketidaknyamanan (nyeri) pada ibu hamil, terutama pada

akhir kehamilan, saat kadar hormon tersebut melonjak tajam. Efek

relaksin, progesteron, dan perubahan pada pusat keseimbangan tubuh ibu

dapat menyebabkan perubahan gaya berjalan.

7) Sistem pencernaan

Peningkatan produksi progesteron dan esterogen selama kehamilan

memengaruhi saluran pencernaan ibu. Beberapa perubahan yang terjadi

pada sistem pencernaan selama kehamilan adalah sebagai berikut :

(1) Peningkatan kadar esterogen menyebabkan gingivitis dan penurunan

sekresi asam hidroklorida lambung. Kadar esterogen yang tinggi

menyebabkan peningkatan vaskularitas selektif dan proliferasi jaringan

ikat sehingga gusi mudah berdarah.

(2) Peningkatan kadar progesterone menyebabkan tonus dan motilitas otot

polos saluran pencernaan menurun. Penurunan tersebut mengakibatkan

nyeri ulu hati, konstipasi, peningkatan waktu pengosongan dan

pengentalan empedu.

(3) Morning sickness atau mual yang disertai muntah pada ibu hamil yang

terjadi pada awal sampai minggu ke-16 kehamilan. Penyebab morning


23

sickness belum diketahui, tetapi perubahan pada saluran cerna dan

peningkatan kadar HCG dalam darah diduga menyebabkan morning

sickness.(15)

b. Perubahan Psikologis Ibu Hamil

1) Perubahan psikologis trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan.

Penentuan untuk wanita menerima kenyataan bahwa ia sedang hamil.

Trimester pertama juga sering menjadi masa kekhawatiran dari penantian.

Beberapa tahapan aktivitas penting seseorang menajdi ibu adalah sebagai

berikut :

(1) Taking on, seorang wanita dalam pencapaian peran sebagai ibu akan

memulainya dengan meniru dan melakukan peran ibu

(2) Taking in, seorang wanita sudah mulai membayangkan peran yang

dilakukan

(3) Letting go, wanita mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah

dilakukannya.

2) Perubahan psikologis trimester II

(1) Fase prequickening (sebelum adanya gerakan janin yang dirasakan

ibu). Selama akhir trimester pertama dan fase prequickening pada

trimester kedua, ibu hamil menganalisis dan mengevaluasi kembali

segala hubungan interpersonal yang telah terjadi selama ini dengan

ibunya yang akan menjadi dasar bagaimana ia mengembangkan

hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya.


24

(2) Fase postquickening (setelah adanya gerakan janin yang dirasakan oleh

ibu). Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang

jelas akan muncul. Ibu hamil akan focus pada kehamilannya dan

persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini

bisa menyebabkan kesedihan meinggalkan peran lamanya sebelum

kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan

wanita karier.

3) Perubahan psikologis trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu/penantian

dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan

kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian

pada kehadirannya.

Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang

mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir

bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu. Ini menyebabkan ibu

meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan

terjadinya persalinan.

Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran

bayi yang akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Saat ini juga

merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang

tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya dan

akan mirip dengan siapa.(15)


25

c. Dampak Perubahan Psikologis Ibu Hamil

1) Sensitif

Awal penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif adalah faktor

hormon. Reaksi wanita menjadi lebih peka, mudah tersinggung dan

gampang marah. Apapun perilaku ibu hamil sering dianggap kurang

menyenangkan. Perubahan ini pasti berakhir, jangan sampai perubahan ini

merusak hubungan suami istri menjadi tidak harmonis. Oleh sebab itu,

keadaan ini sudah sepantasnya dipahami suami dan jangan membalas

dengan kemarahan karena akan menambah perasaan tertekan. Perasaan

tertekan akan berdampak buruk dalam perkembangan fisik dan psikis bayi.

2) Cenderung malas

Penyebab wanita hamil cenderung malas tidak begitu saja terjadi,

melainkan pengaruh perubahan hormon yang sedang dialaminya.

Perubahan hormonal akan memengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti

gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan ini

membuat ibu hamil cenderung menjadi malas.

3) Minta perhatian lebih

Perilaku ibu hamil akan menunjukkan sikap ingin diperhatikan.

Terkadang kondisi ini mengganggu, terutama jika pasangannya (suami)

kurang memiliki sikap perhatian atau berperilaku temperament. Perlu

diketahui bahwa biasanya wanita hamil akan tiba-tiba menjadi orang yang

manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami


26

walaupun sedikit apapun akan berdampak memicu tumbuhnya perasaan

aman dan pertumbuhan janin lebih baik.

4) Gampang cemburu

Tidak jarang, sifat cemburu ibu hamil terhadap suami pun mulai

tanpa alasan. Faktor penyebabnya ialah perubahan hormonal dan perasaan

tidak percaya atas perubahan penampilan fisiknya. Dia mulai meragukan

kepercayaan atas suaminya.

5) Ansietas (kecemasan)

Ansietas menggambarkan rasa kecemasan, khawatir, gelisah dan

tidak tentram yang disertai dengan gejala fisik. Ansietas merupakan bagian

dari respon emosional terhadap penilaian individu secara subjektif yang

keadaannya dipengaruhi alam bawah sadar.

Menurut Reva Rubin selama periode kehamilan hampir sebagian

besar ibu hamil sering mengalami kecemasan. Yang membedakannya

adalah tingkat kecemasannya. Setiap ibu hamil memiliki tingkat cemas

yang berbeda-beda dan sangat tergantung pada sejauh mana ibu hamil itu

mempersepsikan kehamilannya.

Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan ibu hamil biasanya

berhubungan dengan kondisi kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan

dilahirkan, pengalaman keguguran kembali, rasa aman dan nyaman selama

masa kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua,

sikap memberi dan menerima kehamilan, keuangan keluarga, dukungan

keluarga dan dukungan tenaga medis.(16)


27

d. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

1) Nutrisi

(1) Protein

Protein adalah komponen dasar sel dan dibutuhkan untuk

penggantian dan perbaikan sel. Enzim zat yang bertanggungjawab

mengendalikan proses yang menjaga tubuh manusia terdiri dari

protein. Hormon, hemoglobin, dan antibodi juga sebagian atau

keseluruhannya terdiri dari protein.

(2) Karbohidrat

Karbohidrat dapat ditemukan dalam biji-bijian, sayuran, buah,

dan gula adalah sumber diet energi utama. Karbohidrat juga diperlukan

untuk pencernaan protein dan beberapa fungsi otak. Semua karbohidrat

kecuali serat-serat yang tidak dapat larut dipecahkan oleh tubuh

menjadi gula-gula dasar dan diabsorpsi dalam pembuluh darah.

(3) Lemak

Lemak juga merupakan sumber energi dan member lebih

banyak kalori per gram daripada protein dan karbohidrat. Lemak

terdiri dari asam lemak dan mempunyai banyak peran dalam tubuh

manusia. Terdapat empat jenis lemak dalam makanan yang berbeda

satu sama lain dalam struktur kimianya yaitu kolesterol, lemak jenuh,

tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda.


28

(4) Vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral yang sering disebut mikronutrien, adalah

zat organik yang digunakan oleh tubuh sebagai katalis untuk reaksi

metabolisme intraselular, tubuh manusia dapat mensintesis beberapa

vitamin, tetapi tidak dalam kuantitas yang cukup. Vitamin dibagi

dalam dua kategori utama yaitu larut dalam lemak dan larut dalam air.

(5) Kalsium

Kalsium sangat penting untuk pembentukan, perkembangan,

dan pemeliharaan gigi dan tulang.

(6) Zat besi

Zat besi adalah elemen logam yang digunakan oleh tubuh

terutama untuk membuat hemoglobin, komponen dalam sel darah

merah yang bertanggungjawab dalam pengankutan oksigen ke seluruh

jaringan tubuh. Defisiensi zat besi dapat menimbulkan anemia.

(7) Asam folat

Asam folat yang juga diketahui sebagai folat atau folasin,

adalah suatu koenzim dalam metabolisme asam nukleat atau asam

amino. Berkenaan dengan kenyataan bahwa pembentukan tuba neural

terjadi pada tahap awal kehamilan, dianjurkan semua wanita pada usia

subur dan yang mampu hamil untuk mengkonsumsi 400 mikrogram

asam folat per hari, dalam bentuk suplemen atau melalui makanan

yang difortifikasi folat sebagai tambahan asupan diet folat yang

biasanya dikonsumsi. Asupan ini harus berlanjut paling tidak sampai


29

kehamilan minggu keenam sampai kedelapan, terapi sebaiknya selama

kehamilan.

2) Personal Hygiene

Personal hygiene adalah kebersihan yang dilakukan untuk diri

sendiri. Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi karena badan

yang kotor banyak mengandung kuman-kuman.

(1) Cara merawat gigi

Perawatan gigi perlu dalam kehamilan karena gigi yang baik

menjamin pencernaan yang sempurna. Caranya antara lain dengan

mengobati gigi yang terinfeksi, menyikat gigi dengan teratur,

membilas mulut dengan air setelah makan atau minum, dan

menggunakan pencuci mulut yang bersifat alkali atau basa.

(2) Mandi

Manfaat mandi yaitu merangsang sirkulasi, menyegarkan dan

menghilangkan kotoran dengan mandi menggunakan air yang bersih,

tidak terlalu dingin atau tidak terlalu panas, dan menggunakan sabun

yang mengandung antiseptik.

(3) Perawatan rambut

Rambut harus bersih, keramas satu minggu 2-3 kali.

(4) Payudara

Pemeliharaan payudara juga penting, puting susu harus sering

dibersihkan. Puting susu yang masuk diusahakan supaya keluar dengan

pemijatan keluar setiap kali mandi.


30

(5) Perawatan vagina/vulva

Perawatan yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan

celana dalam yang kering, tidak menggunakan obat atau semprotan ke

dalam vagina, setelah BAK dan BAB hendaknya membersihkan

menggunakan lap khusus.

3) Pakaian

Pakaian yang dikenakan ibu hamil harus nyaman, mudah menyerap

keringat, mudah dicuci, tanpa sabuk atau pita yang menekan dibagian

perut atau pergelangan tangan, pakaian juga tidak baik jika terlalu ketat

dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita tidak

dianjurkan karena dapat menghambat sirkulasi darah.

4) Eliminasi

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup

lancar untuk memperlancar dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu

minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin. Konstipasi dapat terjadi

secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu hamil.

Untuk mengatasi hal ini sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak,

banyak makan makanan berserat (sayur dan buah-buahan).(17)

2.2.3. Dukungan Suami

a. Pengertian Dukungan Suami

Dukungan adalah menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang

lain. Dukungan juga dapat diartikan sebagai memberi dorongan atau motivasi atau
31

semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuat keputusan.

Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami terhadap istri, suatu

bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan secara psikologis baik

berupa motivasi, perhatian dan penerimaan. Dukungan suami merupakan

hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi istri sebagai

tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif.

Empat jenis perilaku atau tindakan yang mendukung yaitu:

1) Dukungan emosional (emotional), keluarga berfungsi sebagai suatu tempat

berteduh dan beristirahat yang berpengaruh terhadap ketenangan emosional,

mencakup pemberian empati, dengan mendengarkan keluhan, menunjukkan

kasih sayang, kepercayaan dan perhatian. Dukungan emosional akan membuat

seseorang merasa lebih dihargai, nyaman, aman dan disayangi.

2) Dukungan instrumental (instrumental), keluarga merupakan suatu sumber

bantuan yang praktis dan konkrit. Bantuan mencakup memberikan bantuan

yang nyata dan pelayanan yang diberikan secara langsung bisa membantu

seseorang yang membutuhkan.

3) Dukungan informasi (informational), dalam hal ini keluarga memberikan

informasi, penjelasan tentang situasi dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan masalah yang sedang dihadapi oleh seseorang. Mengatasi

permasalahan dapat digunakan seseorang dengan memberikan nasehat,

anjuran, petunjuk dan masukan atau penjelasan bagaimana seseorang bersikap.

4) Dukungan penilaian (appraisal), keluarga sebagai pemberi umpan balik yang

positif, penguatan atau pembenaran untuk melakukan sesuatu, umpan balik


32

atau menunjukkan perbandingan social yang membuka wawasan seseorang

yang sedang dalam keadaan stress.(18)

2.3. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara (tentatif) mengenai kemungkinan

hasil dari suatu kemungkinan hasil dari penelitian.(19)

Hipotesa dalam penelitian ini adalah Ha diterima dan H0 ditolak yaitu ada

pengaruh antara dukungan suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil

menghadapi persalinan di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik. Survei analitik

yaitu penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena itu terjadi.

Kemudian melakukan kolerasi antara fenomena, baik antara faktor risiko

(independen) dan faktor efek (dependen) dengan menggunakan rancangan

pendekatan cross-sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan

pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau sekali waktu.(19)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPM Suhesti Am.Keb, Jalan Rumah Potong

Hewan, Gg Bahagia No.6A, Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, Kota

Medan dengan alasan terdapatnya kriteria responden yang berkaitan dengan judul

peneliti.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dimulai pada bulan Juli tahun 2018. Dalam kurun waktu tertentu

dilakukan pengumpulan referensi, konsultasi mengenai judul, menyiapkan izin

penelitian, mengumpulkan data, sidang proposal, pengolahan data, dan sidang

skripsi.

33
34

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu

yang akan diteliti atau kumpulan orang, individu, atau objek yang akan diteliti

sifat-sifat atau karakteristiknya.(20) Jumlah populasi ibu hamil primigravida

trimester III pada bulan Agustus tahun 2018 adalah 43 orang.

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.(20) Pengambilan sampel

dalam penelitian menggunakan teknik total sampling yaitu pengambilan sampel

yang melibatkan atau memeriksa keseluruhan populasi yang memiliki satu

karakteristik tertentu.(19) Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil

primigravida trimester III yang akan menghadapi persalinan berjumlah 43 orang.

3.4. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah alur penelitia yang memperlihatkan variabel-

variabel yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi atau dengan kata lain dalam

kerangka konsep akan terlihat faktor-faktor yang terdapat dalam variabel

penelitian.(19)

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul Hubungan

Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan

di BPM Suhesti Am.Keb Mabar Tahun 2018 yaitu:

Variabel Independent (x) Variabel Dependent (y)

Dukungan Suami Tingkat Kecemasan Ibu


Hamil Menghadapi
- Dukungan emosional
Persalinan
- Dukungan instrumental
- Dukungan informasi
- Dukungan penilaian
35

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.5. Definisi Operasional dan Aspek Pengukuran

3.5.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan antara variabel bebas dan variabel

terikat serta istilah yang dipakai untuk menghubungkan variabel-variabel, dalam

penelitian ini terdapat batasan variabel yaitu :

1. Dukungan suami adalah segala bentuk dukungan yang diberikan oleh suami

kepada ibu hamil yang akan menghadapi persalinan berupa dukungan emosi,

instrumental, informasi dan penilaian.

2. Tingkat kecemasan adalah ukuran dari seberapa cemasnya seorang ibu hamil

yang menghadapi persalinan.

3.5.2. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran adalah aturan-aturan yang meliputi jumlah pernyataan,

cara dan alat ukur (instrumen), skala pengukuran, value, dan jenis skala ukur yang

digunakan untuk menilai suatu variabel.

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran Dukungan Suami dengan Tingkat Kecemasan


Ibu Hamil Menghadapi Persalinan
36

Jumlah Jenis
N Nama Cara dan Skala
Pernyat Kategori Skala
o Variabel Alat Ukur Pengukuran
aan Ukur
1 Variabel X

Dukungan
Suami
a. Dukungan 8 Menghitung - Kriteria 1 Ordinal
emosional dukungan tidak baik, 2
emosional jika
menggunakan responden
8 item memperoleh
pernyataan skor ≤50%
dengan pilihan atau skor 0-
jawaban 0 = 4
tidak dan 1 = - Kriteria
ya baik, jika
(pernyataan 1 responden
s/d 8) memperoleh
skor ≥50%
atau 5-8

b. Dukungan 8 Menghitung - Kriteria 1 Ordinal


instrument dukungan tidak baik, 2
al instrumental jika
menggunakan responden
8 item memperoleh
pernyataan skor ≤50%
dengan pilihan atau skor 0-
jawaban 0 = 4
tidak dan 1 = - Kriteria
ya baik, jika
(pernyataan 1 responden
s/d 8) memperoleh
skor ≥50%
atau 5-8

c. Dukungan 8 Menghitung - Kriteria 1 Ordinal


informasi dukungan tidak baik, 2
informasi jika
menggunakan responden
8 item memperoleh
pernyataan skor ≤50%
dengan pilihan atau skor 0-
jawaban 0 = 4
37

tidak dan 1 = - Kriteria


ya baik, jika
(pernyataan 1 responden
s/d 8) memperoleh
skor ≥50%
atau 5-8

d. Dukungan 8 Menghitung - Kriteria 1 Ordinal


penilaian dukungan tidak baik, 2
penilaian jika
menggunakan responden
8 item memperoleh
pernyataan skor ≤50%
dengan pilihan atau skor 0-
jawaban 0 = 4
tidak dan 1 = - Kriteria
ya baik, jika
(pernyataan 1 responden
s/d 8) memperoleh
skor ≥50%
atau 5-8

2 Variabel Y
Kecemasan 12 Menghitung - Kriteria 1 Ordinal
Ibu Hamil skor tidak cemas, 2
Menghadapi kecemasan ibu jika
Persalinan hamil responden
menghadapi memperoleh
persalinan skor ≤50%
dengan pilihan atau skor 0-
jawaban 1 = 12
tidak dan 2 = - Kriteria
ya (skor cemas, jika
max=24) responden
memperoleh
skor ≥50%
atau 13-24
38

3.5.3. Kisi-Kisi Kuesioner

Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik,

dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-

tanda tertentu. Pentingnya kuesioner sebagai alat pengumpul data adalah untuk

memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan penelitian tersebut.(19) Dalam

penelitian ini kisi-kisi yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah
No Kisi-Kisi Pertanyaan
Pertanyaan

1. Dukungan Emosional 8

1.1. Memberikan ketenangan emosional 2

1.2. Memberikan perhatian 2

1.3. Menunjukkan dan memberikan kepercayaan 1

1.4. Mendengarkan keluhan 1

1.5. Menunjukkan kasih sayang 1

1.6. Memberikan empati 1

2. Dukungan Instrumental 8

2.1. Membantu mempersiapkan kebutuhan 2

2.2. Membantu dalam mengantarkan memeriksa 1

kehamilan

2.3. Menyediakan biaya 1

2.4. Memberikan sentuhan fisik 1

2.5. Membantu pekerjaan rumah 1

2.6. Memberikan pelayanan selama kehamilan 2


39

3. Dukungan Informasi 8

3.1. Memberikan informasi 2

3.2. Bercerita mengenai hal positif 1

3.3. Memberikan nasehat 2

3.4. Memberikan anjuran 1

3.5. Menjelaskan situasi yang berhubungan dengan 1

masalah yang dihadapi

3.6. Memberikan masukan 1

4. Dukungan Penilaian 8

4.1. Mengingatkan untuk mengikuti anjuran bidan 2

4.2. Memberikan penguatan 2

4.3. Memberikan pujian 2

4.4. Menyetujui pilihan istrinya 1

4.5. Memberikan umpan balik positif 1

5. Kecemasan 12

5.1. Merasa kuat karena dukungan suami 4

5.2. Khawatir dengan persalinan yang akan dihadapi 2

5.3. Takut jika kondisi bayi cacat 1

5.4. Respon tubuh memikirkan persalinan 2

5.5. Persiapan mental melalui pengalaman orang lain 1

5.6. Mengalami gangguan pola hidup sehari-hari 2


40

3.6 Metode Pengumpulan Data

3.6.1. Jenis Data

1) Data primer merupakan data karakteristik responden, data subjektif dan

objektif responden

2) Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh pihak

lain, misalnya rekam medis dan kunjungan pasien.

3) Data tertier diperoleh dari berbagai referensi yang sangat valid, seperti: jurnal,

sumber elektronik (tidak boleh sumber anonim), misalnya: Profil Kesehatan

Indonesia 2016, Profil Kesehatan Indonesia 2015, dan jurnal.

3.6.2. Teknik Pengumpulan Data

1) Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dan

dikumpulkan melalui pengisian kuesioner.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan dan didokumentasi oleh

pihak lain, dalam penelitian ini diambil dengan melihat dokumentasi ibu hamil

yang diperoleh di BPM Suhesti Am.Keb Mabar.

3) Data tertier

Data tertier adalah data riset yang sudah dipublikasikan secara resmi seperti

jurnal, dan laporan penelitian (report), misalnya: Profil Kesehatan Indonesia

dan jurnal.
41

3.6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan keandalan atau kesahihan

suatu alat ukur dengan kata lain sejauh mana dari kacamata suatu alat ukur dalam

mengukur suatu data. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen (dalam

kuesioner) dengan cara melakukan korelasi antara skor r masing – masing

pertanyaan dengan skor totalnya dalam suatu variabel. Teknik korelasi yang

digunakan adalah Pearson Product Moment, dengan bantuan SPSS. Kriteria

validitas instrumen penelitian yaitu jika nilai probabilitas Sig.(2-tailed) Total <

taraf signifikan (α) sebesar 0,05, maka butir instrumen dinyatakan valid, jika nilai

probabilitas Sig.(2-tailed) Total X> dari taraf signifikan (α) sebesar 0,05 maka

butir instrumen dinyatakan tidak valid. Uji validitas pada penelitian ini akan

dilakukan di Klinik Haryantari.

2. Uji Reliabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, dimana hasil pengukuran tetap

konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. Kriteria dari reliabilitas intrumen

penelitian yaitu nilai Cronbach’s Alpha yyang diperoleh kemudian dibandingkan

dengan r product moment pada table dengan ketentuan jika rhitung>rtabel dengan

taraf signifikan 0,444 maka butir instrument dinyatakan reliabel atau dapat

diandalkan, jika rhitung<rtabel maka butir instrument dinyatakan tidak reliabel.


42

3.7 Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan cara komputerisasi dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner.

2. Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner dengan tujuan

agar data diolah secara benar sehingga pengolahan data memberikan hasil

yang valid dan realiabel dan terhindar dari bias.

3. Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variable-variabel

yang diteliti.

4. Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam aplikasi

SPSS.

5. Data Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan dari penelitian.

3.8 Analisa Data

Analisa data merupakan media untuk menarik kesimpulan dari seperangkat

data hasil pengumpulan. Analisa data dapat dilakukan dengan cara :


43

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari

suatu jawaban responden terhadap variabel berdasarkan masalah penelitian yang

dituangkan dalam bentuk table distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y). Untuk membuktikan adanya

hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat digunakan

analisis chi-square, pada batas kemaknaan statistic p value (0,05). Apabila hasil

perhitungan nenunjukkan nilai p < p value (0,05) maka dikatakan (Ho) ditolak dan

Ha diterima, artinya kedua variabel secara statistik mempunyai hubungan yang

signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat digunakan analisis tabulasi silang.(19)

3. Analisis Multivariat

Analisis multivariat bertujuan untuk mengetahui pengaruh lebih dari 1

variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan sekaligus menentukan

faktor-faktor yang lebih domain berhubungan (Uji T). Uji statistik yang digunakan

untuk analisis multivariat ini dengan binary logistic yang digunakan untuk

memprediksi probabilitas suatu dependent variabel dari sekelompok dependent

variabel. Logistic regression mirip dengan linear regression. Bedanya, dependen

variabel pada logistic regression adalah dichotomous dengan skala nominal

(misalnya : baik-tidak baik). Untuk independent variabel, skala ukur dapat berupa

ordinal dan interval.(19)


44
DAFTAR PUSTAKA

1. Zuhrotunida Z, Yudiharto A. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan Di Puskesmas
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang. J JKFT. 2017;2(1):60–70.
2. Subagyo W, Wahyuningsih D. Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan
Tingkat Kecemasan pada Ibu Primigravida Trimester III dalam
Menghadapi Persalinan. J Keperawatan Soedirman. 2015;10(1):53–60.
3. Widiarti F, Sulistyoningtyas S. Hubungan Dukungan Suami Dengan
Kecemasan Ibu Hamil Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di BPS
Istri Utami Sleman. Universitas’ Aisyiyah Yogyakarta; 2017.
4. Sarwinanti S. Hubungan Pendampingan Persalinan dengan Lama Waktu
Persalinan Kala I Ibu Melahirkan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta. STIKES’Aisyiyah Yogyakarta; 2015.
5. Sheet MMF. http://www. who. int/mediacentre/factsheets/fs348/en.
Accessed; 2015.
6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2015. Kementerian Kesehatan Indonesia. 2016.
7. Sumut D. IMG_20180721_224035 [Internet]. Sumatera Utara; 2016. 90 p.
Available from: dinkes.sumutprov.go.id
8. Menajang NK, Pondaag L, Kundre R. Hubungan Dukungan Suami Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Ibu Primigravida Trimester III Di Puskesmas
Sonder. J KEPERAWATAN. 2017;5(1).
9. Pezani D, Asnindari LN. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kecemasan
Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Gamping 1
Sleman Yogyakarta. Universitas’ Aisyiyah Yogyakarta; 2017.
10. Prabowo E. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika; 2014. 119-123 p.
11. Sari EP, Rimandini KD. Asuhan Kebidanan Persalinan (Intranatal Care).
Jakarta: Trans Info Media; 2014.
12. Rahmy C. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kelancaran Proses
Persalinan Ibu Primigravida di RS Ibu dan Anak Banda Aceh. D3
Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh. 2013;
13. Astutik VY, Sutriyani T. Hubungan Senam Hamil, Dukungan Suami Dan
Dukungan Bidan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu Menjelang Persalinan Di
BPS Ny. Hj. M. Indriyati. care. 2017;5(1):140–8.
14. Yuliana A. Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Masa
Persalinan Di Desa Joho Kabupaten Sukoharjo. Matern J Kebidanan dan
Ilmu Kesehat. 2015;2(ISSN : 2407-2656):53–8.
15. Kamariyah N, Anggasari Y, Muflihah S. Buku Ajar Kehamilan. Jakarta
Salemba Med. 2014;
16. Janiwarty B& HZ. Buku Pendidikan Psikologi Untuk Bidan. Hardjono D,
editor. Yogyakarta: Rapha Publishing; 2013. 242-243 p.
17. Rismalinda. Buku Ajar Asuhan kebidanan kehamilan. I. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media; 2015. 123 p.
18. Husna M. Hubungan Dukungan Suami pada Ibu Hamil dengan Kunjungan
Antenatal Care di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015. Hub
Dukungan Suami pada Ibu Hamil dengan Kunjungan Antenatal Care di
Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2015.
19. Muhammad I. Panduan Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bidang Kesehatan.
VI. Medan: Citapustaka Media Perintis; 2016.
20. Hidayat AAA. Metodologi Penelitian Keperawatan Dan Kesehatan.
Jakarta: Salemba Medika; 2017.

Anda mungkin juga menyukai