LAPORAN PENDAHULUAN
ASI EKLUSIF
Oleh:
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan tentang ASI EKLUSIF pada kelas Alih jenjang angkatan V jurusan
kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Laporan pendahuluan ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada
Neonatus,Bayi,Balita dan anak pra sekolah
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................2
C. Manfaat Penulisan..................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Bayi................................................................................3
1. Defenisi Bayi.....................................................................................3
2. Konsep ASI.......................................................................................4
3. Jenis-Jenis ASI..................................................................................6
4. Kandungan ASI.................................................................................12
5. Manfaat ASI......................................................................................16
6. Alasan Pemberian ASI Eklusif dan penundaan pemberian
makanan padat pada bayi..................................................................24
7. 7 langkah keberasilan ASI eklusif.....................................................27
8. Hal-hal yang mempengaruhi ASI Eklusif.........................................28
B. Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP ...............................................32
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................37
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
A. Latar Belakang
meningkatkan status gizi anak dalam 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).
data UNICEF bahwa dari lima juta anak yang lahir setiap tahun di
saja 42% dari bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang benar-benar
5 tahun terakhir, dari 42% menjadi 52% (SDKI, 2017). Hasil data SDKI
2018 sebesar 68,74% dan telah mencapai batas target renstra Indonesia
sebesar 47% (Kemenkes, 2018), lalu menurun pada tahun 2019 sebesar
4
5
pemberian ASI Ekslusif pada bayi rata – rata pada tahun 2016 hanya
bidan untuk lebih giat melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya ASI
ekslusif bagi pertumbuhan bayi . Pemberian ASI Ekslusif yang tidak optimal
pemberian ASI ekslusuf ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi
5
Manfaat pemberian ASI menurut WHO melindungi bayi dari kuman, menyediakan nutrisi
lengkap, jaminan asupan higienis dan aman, membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas, mengurangi
resiko kanker, membantu memberi jarak kelahiran, menghemat biaya (Anatolitou, 2012).
Banyak faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada anak
sehingga kecukupan dalam pemberian ASI menjadi kurang optimal. Tingkat pendidikan ibu yang
rendah, adanya kebudayaan setempat yang mempengaruhi, usia ibu, pekerjaan ibu, tidak adanya
dukungan dari keluarga terdekat, kemudahan akibat kemajuan teknologi sehingga lebih memilih
susu formula serta produksi ASI yang tidak lancar akibat ibu mengalami gizi kurang menjadi
ASI mengandung zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan
kebutuhannya. Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran
ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah
produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan
dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak
(Adinda, 2016).
Hasil survei konsumsi makanan individu di Indonesia tahun 2014 menunjukan bahwa
ternyata banyak dari kelompok umur ibu menyusui dengan kondisi energi dan protein pada
kategori kurang yaitu sebanyak 50% dengan konsumsi energi <70% dari AKG dan sebanyak
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ibu dalam memberikan ASI eklusif secara
b. Tujuan Khusus
C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi mahasiswa lain di
institusi pendidikan
1. Bayi
a. Konsep bayi
Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus. Masa bayi adalah saat bayi
2011).
Masa bayi di mulai dari usia 0 – 12 bulan, di tandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang sangat cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan
gizi ( Notoatmodjo, 2007 ) Tahapan pertumbuhan pada masa bayi di bagi menjadi
masa neonatus dengan usia 0–28 hari dan masa bayi usia 29 hari – 12 bulan
(Nursalam, 2013).
meliputi :
c) Pakaian
d) Perumahan
f) Kesegaran jasmani
meliputi :
f) Rasa memiliki
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari dunia luar berupa latihan atau
kemudian lahir dengan cara menyusui bayi pada ibunya sedini mungkin, asah
2013)
2. Konsep ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa
makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggiyang diproduksi sejak masa
kehamilan (Wiji, 2013).ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi
khususnya bayi 0-6 bulan karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI berdasarkan definisi diatas adalah
sumber makanan bagi bayi yang diproduksi oleh kelenjar payudara ibu yang
mengandung unsur gizi lengkap untuk memenuhi kebutuhan bayi secara optimal. ASI
eksklusif adalah pemberian ASI dari ibu terhadap bayinya yang diberikan tanpa minuman
atau makanan lainnya termasuk air putih atau vitamin tambahan lainnya(Widuri, 2013).
Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa
makanan tambahan baik berupa cairan seperti susu formula, madu, air teh, dan air putih ,
maupun berupa makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan,bubur nasi, tim, biscuit,
dan lain sebagainya. PemberianASI eksklusif dapat diberikan secara langsung maupun tidak
langsung. Pemberian ASI secara langsung yaitu dengan cara menyusui, sedangkan
pemberian ASI tidak langsung dilakukan dengancara memerah atau memompa ASI,
menyimpannya, untuk kemudian diberikan kepada bayi (Suryoprajogo, 2009).
ASI eksklusif apabila bayi hanya diberikan ASI selama usia 0-6 bulan, sedangkan ibu
dikatakan memberikan ASI tidak eksklusif apabila bayi diberikan makanan atau minuman
3. Jenis ASI
ASI yang dihasilkan oleh ibu memiliki jenis dan kandungan yang berbeda beda, terdapat
a.Kolostrum.
Kolostrum adalah cairan kekuning-kuningan yang diproduksi pada hari pertama hingga
keempat dengan kandungan protein dan zat antiinfeksi yang tinggi serta berfungsi sebagai
ASI peralihan adalah air susu ibu yang keluar setelah kolostrum. ASI peralihan diproduksi
8-20 hari dengan kadar lemak ,laktosa, dan vitamin larut air yang lebih tinggi, dan kadar
ASI matang adalah air susu ibu yang dihasilkan sekitar 21 hari setelah melahirkan dengan
kandungan sekitar 90% air untuk hidrasi bayi dan 10% karbohidrat,protein,dan lemak
untuk perkembangan bayi (Widuri, 2013). ASI matamg memiliki dua tipe yaitu foremilk dan
hindmilk. Foremilk diproduksi pada awal menyusui dengan kandungan tinggi protein ,
laktosa dan nutrisi lainnya namun rendah lemak, serta komposisi lebih encer. Sedangkan
hindmilk diproduksi menjelang akhir menyusui dengan kandungan tinggi lemak (Astutik,
2014).
4. KandunganASI.
a. Nutrien.
1)Lemak.
Lemak merupakan sumber kalori utama dalam ASI yang mudah diserap oleh bayi.
Asam lemak essensial dalam ASI akan 10 membentuk asam lemak tidak jenuh rantai
panjang decosahexaenoic acid (DHA) dan arachidoic acid (AA) yang berfungsi untuk
2)Karbohidrat.
3)Protein.
Protein dalam ASI yaitu whey, kasein, sistin, dan taurin. Sistin dan taurin merupakan
asam amino yang tidak dapat ditemukan pada susu sapi. Sistin diperlukan untuk
Kandungan garam dan mineral pada ASI relative rendah karena ginjal bayi belum dapat
mengonsentrasikan air kemih dengan baik. Kandungan garam dan mineral pada ASI
5)Vitamin
Protektif
1)Lactobasillus bifidus.
Lactobasillus bifidus berfungsi mengubah laktosa ,menjadi asam laktat dan asam
asetat yang menyebabkan saluran pencernaan menjadi lebih asam untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme
2)Laktoferin.
Laktoferin berikatan dengan zat besi untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu
3)Lisozim.
Merupakan faktor protektif terhadap serangan bakteri pathogen serta penyakit diare.
5)Faktor Antistreptokokus
6)Antibodi.
Antibodi dalam ASI dapat bertahan didalam saluran pencernaan bayi dan membuat
lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri pathogen atau enterovirus masuk
ASI merupakan makanan yang sempurna bagi bayi yang memiliki berbagai manfaat,baik bagi
bayi , ibu , keluarga dan negara. Manfaat ASI menurut Maryunani (2012) dan Astutik (2014)
adalah:
1) Kesehatan.
ASI merupakan cairan yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan cepat.
sehingga anak terhindar dari malnutrisi. Kandungan anti bodi pada ASI mampu
limfomaligna dan bayi lebih sehat dan lebih kuat dibandingkan dengan bayi yang
2) Kecerdasan.
ASI mengandung DHA terbaik, selain laktosa untuk proses mielinisasi otak.
Mielinisasi otak merupakan proses pematangan otak agar berfungsi optimal.
1)Manfaat Praktis:ASI selalu tersedia dimanapun ibu berada dan selalu dalam kondisi
steril, sedangkan pemberian susu formula yang harus mencuci dan mensterilkan botol
sebelum digunakan.
2)Menghemat biaya.
ASI diproduksi ibu setiap hari sehingga tidak perlu biaya seperti membelikan susu
pada bayi.
Alasan dan riset yang mendukung pemberian ASI eksklusif menurut Widuri
(2013) adalah:
a. Riset medis mengatakan ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik khususnya
b.Sistem pencernaan bayi belum memiliki protein dan enzim yang lengkap hingga
usia 6 bulan. Pemberian makanan padat sebelum usia 6 bulan tidak dapat dicerna
dengan baik oleh bayi dan mengakibatkan reaksitidak nyaman seperti gangguan
c. Bayi usia 4-6 bulan memiliki usus yang belum menutup sempurna,
sehingga protein dan bakteri pathogen akan mudah masukke dalam aliran darah.
Kandungan antibodi pada ASI dapat melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan
kekebalan pasif , mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus
terjadi.
d.Kandungan zat besi pada ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi dibandingkan zat besi
dari susu sapi atau susu formula, sehingga bayi dengan ASI eksklusif akan terhindar dari
anemia.
e. Pemberian makanan padat terlalu dini akan meningkatkan kandungan lemak dan berat
f. .Pemberian makanan padat akan mengurangi asupan ASI bagi bayi , sehingga
Langkah keberhasilan ASI eksklusif menurut Roesli dalam Astutik (2014) adalah :
a) Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.
Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang.
Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak
mengurangi produksi ASI.Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD,
d) Perawatan payudara
mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.Telah disebutkan di atas bahwa, produksi dan
pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon,yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin
ASI.
e) Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu
f) Faktor fisiologi
ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi
g) Pola istirahat
Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI
akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusunan pada bayi prematur dan cukup bulan
berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan
pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan.
Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusui. Sedangkan pada bayi
cukup bulan frekuensi penyusuan ±10-13 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah
penyusuan paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal setelah melahirkan.Frekuensi
penyusunan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
i) Faktor obat-obatan
Tidak semua obat boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui.Bahkan ada beberapa obat
yang dapat berpengaruh terhadap produksi ASI, contoh saja obat pil KB yang mengandung
estogen.Oleh sebab itu pil KB yang mengandung hormon estogen tidak dianjurkan untuk ibu-
ibu yang menyusui.Oleh sebab itu, alangkah lebih baik bila ibu menyusui mencari informasi
sebanyak-banyaknya dan berkonsultasi kepada dokter, bidan dan atau tenaga kesehatan yang
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih
rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan menghisap ASI yang
lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi
berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormone prolaktin dan oksitosin dalam
memproduksi ASI.
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI.Hal ini disebabkan bayi
yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu
menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir cukup
bulan.Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan
Umur dan paritas kecil hubungannya dengan produksi asi yang diukur sebagai intik
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormone prolaktin
dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Meskipun minuman alkohol dosis rendah
disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI
Tujuan pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan berperan dalam pencapaian tujuan
Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015(Roesli, 2017). Tujuan dari MDGs tersebut
adalah:
Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia disusui ASI secara Eksklusif 6 bulan maka akan
Berdasarkan penelitian WHO di enam Negara berkembang, resiko kematian bayi antara
usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui.
Hasil penelitian Juliastuti terhadap kecukupan ASI yaitu dengan melihat kenaikan
berat badan bayi selama seminggu dengan indikator berat badan bayi meningkat 140 – 200
Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang dilakukan dengan
kebidanan yang diterapkan dengan metode SOAP. Pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu:
(pengkajian) terutama data yang diperoleh melalui hasil obervasi yang jujur dari
A (Assesment)
Helen varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup diagnostik/masalah
Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan yang disusun berdasarkan
hasil analisis dan interpretasi data, rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
menurut Helen varney langkah kelima, keenam dan ketujuh (Wafi, 2010)
No. register 23 51 91
1. Identitas
a. Bayi
Nama : By “S”
Umur : 0 hari
b. Orangtua
2. Data biologis/fisiologis
c. Riwayat kehamilan/persalinan.
2) Riwayat persalinan
a) Ibu mengatakan bahwa ini adalah anaknya yang ketiga dan tidak
g) Ibu tidak pernah merasa nyeri perut atau kepala yang hebat selama
hamil.
penyakit lainnya.
k) Selama hamil ibu makan 3-4 kali sehari dengan menu yaitu nasi,
sayur dan lauk pauk berbagai macam dan ibu meminum susu.
pervaginam
48 kali/menit.
(3) Warna kulit : badan ekstremitas kemerahan.
4. Data spiritual.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum bayi baik, bayi bernafas spontan, tonus otot gerak aktig
b. Tanda-tanda vital
c. APGAR Score dinilai segera setelah lahir pada pukul 10.07 wib dan 5 menit
Nilai 0 1 2 score
Appereance Tseluruh Badan merah Seluruh tubuh 2 2
tubuh biru ekstremitas biru kemerahan
atau putih
Pulse (nadi) Tidak ada <100 kali permenit >100 kali 2 2
permenit
Greemace Tidak ada Perubahan mimic Bersin/menangis 2 2
(menyeringai)
Activity Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan 2 2
(tonus otot) fleksi aktif/ekstremitas
fleksi
Respiratory Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis 2 2
(pernafasan) kuat/keras
Jumlah 10 10
1) Kepala
2) Mata
Simetris kanan dan kiri, sclera putih, kongjungtiva merah muda, dan
3) Hidung
Bibir tampak merah muda, terdapat banyak lendir, tidak ada kelainan
5) Telinga
Simetris kanan dan kiri, tampak bersih, tidak ada secret dan
6) Leher
Simetris kanan dan kiri, gerakan dada tidak ada, keadaan tali
8) Punggung dan
Bokong Tonjolan
punggung tidak
ada.
9) Genitalia
10) Anus
11) Ekstremitas
teraba hangat.
12) Kulit
Verniks ada, warna tubuh kemeraha , tidak ada tanda lahir pada bayi
e. Pemeriksaan neurologis :
1. Data
Subjektif:
menangis kuat
2.Data Objektif
c. PBL : 49 cm LD: 31 cm
3.Assesment
4.Planning
3. Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat, setelah itu
bayi telah berhasil menyusu pada menit ke 30 dan bayi sudah dapat
bayi upaya untuk pencegahan infeksi pada mata bayi dan pemberian
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
30
Fraser, Diane M, dkk. Buku Ajar Bidan Myles, edisi 14 . EGC :Jakarta. 2009.
Hidayat,Aziz Alimul.
Kritiyanasari Weni. S. Kep. Ns. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
Marmi, dkk. Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2012.
Sabillah, Z. A., Sri Mulyati, S. M., Dedes Fitria, M. K., & Enung Harni Susilawati,
E. (2021). ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS PADA BAYI NY. E
NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN DI RS
PMI KOTA BOGOR (Doctoral dissertation, Polteknik Kesehatan
Kemenkes Bandung).