Anda di halaman 1dari 28

1

LAPORAN PENDAHULUAN
ASI EKLUSIF

TUGAS MATA KULIAH


ASKEB NEONATUS,BAYI,BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH
DOSEN PENGAJAR : KETUT RESMANIASIH,SST.,M.Kes

Oleh:

1.SELVY NICE (PO.62.24.2.21.435)


2.TIANA KALELUNI(PO.62.24.2.21.436)
3.TRI WAHYUNI(PO.62.24.2.21.437)
4.USWATUN HAFIZHAH(PO.62.24.2.21.438)
5.WIWI FAJRIATI(PO.62.24.2.21.439)
6.YUANITA ANGGRAENI(PO.62.24.2.21.440)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAAN SUMBER DAYA MANUSIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022

1
2

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan tentang ASI EKLUSIF pada kelas Alih jenjang angkatan V jurusan
kebidanan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Laporan pendahuluan ini
disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada
Neonatus,Bayi,Balita dan anak pra sekolah

Dalam menyelesaikam Laporan Pendahuluan ini , penulis menyadari bahwa


dalam penyusunannya masih banyak kekurangan baik dalam susunan kata , isi ,
maupun cara penyusunan karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun guna menyempurnakan laporan ini dan penulis berharap Laporan
Pendahuluan ini bermanfaat bagi semua pihak.

PalangkaRaya, Januari 2022

2
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Tujuan Penulisan....................................................................................2
C. Manfaat Penulisan..................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar Bayi................................................................................3
1. Defenisi Bayi.....................................................................................3
2. Konsep ASI.......................................................................................4
3. Jenis-Jenis ASI..................................................................................6
4. Kandungan ASI.................................................................................12
5. Manfaat ASI......................................................................................16
6. Alasan Pemberian ASI Eklusif dan penundaan pemberian
makanan padat pada bayi..................................................................24
7. 7 langkah keberasilan ASI eklusif.....................................................27
8. Hal-hal yang mempengaruhi ASI Eklusif.........................................28
B. Asuhan Kebidanan dalam bentuk SOAP ...............................................32
DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................37

BAB I
PENDAHULUAN

3
4

A. Latar Belakang

Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu upaya untuk

meningkatkan status gizi anak dalam 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah tentang pemberian ASI

eksklusif di Indonesia yang ditetapkan sejak tahun 2004 melalui

Kepmenkes RI Nomor 450 / Menkes / SK / IV / 2004 dan diperkuat melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 (Astuti, 2020). Berdasarkan

data UNICEF bahwa dari lima juta anak yang lahir setiap tahun di

Indonesia, lebih dari setengahnya tidak mendapatkan ASI secara optimal

pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Meskipun terdapat

perempuan 96% menyusui anak mereka dalam kehidupan sehari-hari, hanya

saja 42% dari bayi yang berusia di bawah 6 bulan yang benar-benar

mendapatkan ASI eksklusif ( Febriyanti , 2018 ).

Berdasarkan data SDKI tahun 2012 dan 2017, persentase anak

berumur di bawah 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif meningkat dalam

5 tahun terakhir, dari 42% menjadi 52% (SDKI, 2017). Hasil data SDKI

pada tahun tersebut belum mencapai target Kemenkes RI sebesar 80%.

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan pada tahun 2017 cakupan bayi

mendapat ASI eksklusif sebesar 61,22% telah mencapai batas target

renstra Indonesia sebesar 44% (Kemenkes, 2017), meningkat pada tahun

2018 sebesar 68,74% dan telah mencapai batas target renstra Indonesia

sebesar 47% (Kemenkes, 2018), lalu menurun pada tahun 2019 sebesar

4
5

67,74% Menurut data profil kesehatan provinsi Kalimantan tengah, Cakupan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi rata – rata pada tahun 2016 hanya

mencapai 20,5% lebih rendah dibandingkan tahun 2015 yang mencapai

27,58% dan pada tahun 2017 menurunpesatmenjadi 11,1%,sedangkan

Cakupan ASI ekslusif di kota pa langkarayapadatahun 2017 sebesar 16,79%

dan turun secara signifikan

Rendahnya cakupan ASI ekslusif merupakan tantangan bagi para

bidan untuk lebih giat melakukan promosi kesehatan tentang pentingnya ASI

ekslusif bagi pertumbuhan bayi . Pemberian ASI Ekslusif yang tidak optimal

dapat mengakibatkan 10% beban penyakit pada balita di negara

berpenghasilan rendah dan menengah (Juliastuti, 2019). Rendahnya cakupan

pemberian ASI ekslusuf ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi

penerus bangsa dan juga pada perekonomian nasional (Permatasari, 2016).

5
Manfaat pemberian ASI menurut WHO melindungi bayi dari kuman, menyediakan nutrisi

lengkap, jaminan asupan higienis dan aman, membuat bayi tumbuh sehat dan cerdas, mengurangi

resiko kanker, membantu memberi jarak kelahiran, menghemat biaya (Anatolitou, 2012).

Banyak faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada anak

sehingga kecukupan dalam pemberian ASI menjadi kurang optimal. Tingkat pendidikan ibu yang

rendah, adanya kebudayaan setempat yang mempengaruhi, usia ibu, pekerjaan ibu, tidak adanya

dukungan dari keluarga terdekat, kemudahan akibat kemajuan teknologi sehingga lebih memilih

susu formula serta produksi ASI yang tidak lancar akibat ibu mengalami gizi kurang menjadi

faktor yang mempengaruhi kecukupan pemberian ASI eksklusif (Kusumaningrum, 2016).

ASI mengandung zat yang penting untuk tumbuh kembang bayi dan sesuai dengan

kebutuhannya. Banyak hal yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Produksi dan pengeluaran

ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin mempengaruhi jumlah

produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI. Prolaktin berkaitan

dengan nutrisi ibu, semakin asupan nutrisinya baik maka produksi yang dihasilkan juga banyak

(Adinda, 2016).

Hasil survei konsumsi makanan individu di Indonesia tahun 2014 menunjukan bahwa

ternyata banyak dari kelompok umur ibu menyusui dengan kondisi energi dan protein pada

kategori kurang yaitu sebanyak 50% dengan konsumsi energi <70% dari AKG dan sebanyak

33,8% dengan konsumsi protein <80% AKG

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan pada Ibu dalam memberikan ASI eklusif secara

optimal pada bayi.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui tentang Bayi

2. Mengetahui tentang konsep ASI


3. Mengetahui tentang Jenis-Jenis ASI

4. Mengetahu tentang Kandungan ASI

5. Mengetahui tentang Manfaat ASI

6. Mengetahui tentang alasan pemberian ASI eksklusif dan penundaan pemberian

makanan padat pada bayi

7. Mengetahui tentang Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif.

8. Mengetahui tentang hal-hal yang mempengaruhi ASI Eklusif

C. Manfaat

a. Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pelayanan dalam memberikan asuhan

kebidanan pada bayi

b. Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dan referensi bagi mahasiswa lain di

institusi pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A.Telaah Pustaka

1. Bayi

a. Konsep bayi

Bayi merupakan mahluk yang sangat peka dan halus. Masa bayi adalah saat bayi

berumur satu sampai dua belas bulan (Anwar,

2011).

Masa bayi di mulai dari usia 0 – 12 bulan, di tandai dengan pertumbuhan dan

perkembangan fisik yang sangat cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan

gizi ( Notoatmodjo, 2007 ) Tahapan pertumbuhan pada masa bayi di bagi menjadi

masa neonatus dengan usia 0–28 hari dan masa bayi usia 29 hari – 12 bulan

(Nursalam, 2013).

b. Kebutuhan dasartumbuh kembang

Kebutuhan dasar dapat di kelompokan menjadi 3 yaitu :

1) Asuh ( kebutuhan fisik –biomedis) Kebutuhan asuh

meliputi :

a) nutris uang ade kuat dan seimbang,

b)Perawatan kesehatan dasar yang optimal, misalnya imunisasi, kontrol

kepuskesmas atau posyandu secara berkala.

c) Pakaian

d) Perumahan

e) Hygiene diri dan lingkungan

f) Kesegaran jasmani

2) Asih (kebutuhan emosi dan kasih sayang) Kebutuhan asih

meliputi :

a) Kasih sayang orang tua b) Rasa aman


c) Harga diri

d) Dukungan/ dorongan e) Mandiri

f) Rasa memiliki

3) Asah (kebutuhan stimulasi)

Stimulasi adalah adanya perangsangan dari dunia luar berupa latihan atau

bermain. Pemberian stimuslus sudah dapat dilakukan sejak masa prenatal,

kemudian lahir dengan cara menyusui bayi pada ibunya sedini mungkin, asah

merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat

dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan (Nursalam,

2013)

2. Konsep ASI

Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu berupa

makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggiyang diproduksi sejak masa

kehamilan (Wiji, 2013).ASI merupakan makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi

khususnya bayi 0-6 bulan karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. ASI berdasarkan definisi diatas adalah

sumber makanan bagi bayi yang diproduksi oleh kelenjar payudara ibu yang

mengandung unsur gizi lengkap untuk memenuhi kebutuhan bayi secara optimal. ASI

eksklusif adalah pemberian ASI dari ibu terhadap bayinya yang diberikan tanpa minuman

atau makanan lainnya termasuk air putih atau vitamin tambahan lainnya(Widuri, 2013).

Pemberian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan tanpa

makanan tambahan baik berupa cairan seperti susu formula, madu, air teh, dan air putih ,

maupun berupa makanan padat seperti pisang, nasi yang dilembutkan,bubur nasi, tim, biscuit,

dan lain sebagainya. PemberianASI eksklusif dapat diberikan secara langsung maupun tidak

langsung. Pemberian ASI secara langsung yaitu dengan cara menyusui, sedangkan

pemberian ASI tidak langsung dilakukan dengancara memerah atau memompa ASI,
menyimpannya, untuk kemudian diberikan kepada bayi (Suryoprajogo, 2009).

Pemberian ASI berdasarkan pengertian diatas, ibu dikatakan memberikan

ASI eksklusif apabila bayi hanya diberikan ASI selama usia 0-6 bulan, sedangkan ibu

dikatakan memberikan ASI tidak eksklusif apabila bayi diberikan makanan atau minuman

tambahan lainnya pada usia 0-6 bulan.

3. Jenis ASI

ASI yang dihasilkan oleh ibu memiliki jenis dan kandungan yang berbeda beda, terdapat

3 jenis ASI yang diproduksi oleh ibu,yaitu :

a.Kolostrum.

Kolostrum adalah cairan kekuning-kuningan yang diproduksi pada hari pertama hingga

keempat dengan kandungan protein dan zat antiinfeksi yang tinggi serta berfungsi sebagai

pemenuhan gizi dan proteksi bayi baru lahir (Astutik, 2014).

b.Transitional milk (ASI peralihan).

ASI peralihan adalah air susu ibu yang keluar setelah kolostrum. ASI peralihan diproduksi

8-20 hari dengan kadar lemak ,laktosa, dan vitamin larut air yang lebih tinggi, dan kadar

protein, mineral lebih rendah (Widuri, 2013).

c.Maturemilk (ASI matang).

ASI matang adalah air susu ibu yang dihasilkan sekitar 21 hari setelah melahirkan dengan

kandungan sekitar 90% air untuk hidrasi bayi dan 10% karbohidrat,protein,dan lemak

untuk perkembangan bayi (Widuri, 2013). ASI matamg memiliki dua tipe yaitu foremilk dan

hindmilk. Foremilk diproduksi pada awal menyusui dengan kandungan tinggi protein ,

laktosa dan nutrisi lainnya namun rendah lemak, serta komposisi lebih encer. Sedangkan

hindmilk diproduksi menjelang akhir menyusui dengan kandungan tinggi lemak (Astutik,

2014).

4. KandunganASI.

ASI merupakan makanan paling ideal dan seimbang bagi bayi,menurut


Astutik (2014), zat gizi yang terkandung dalam ASI adalah:

a. Nutrien.

1)Lemak.

Lemak merupakan sumber kalori utama dalam ASI yang mudah diserap oleh bayi.

Asam lemak essensial dalam ASI akan 10 membentuk asam lemak tidak jenuh rantai

panjang decosahexaenoic acid (DHA) dan arachidoic acid (AA) yang berfungsi untuk

pertumbuhan otak anak.

2)Karbohidrat.

Laktosa utama dalam ASI yang bermanfaat untuk meningkatkan

absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillusbifidus.

3)Protein.

Protein dalam ASI yaitu whey, kasein, sistin, dan taurin. Sistin dan taurin merupakan

asam amino yang tidak dapat ditemukan pada susu sapi. Sistin diperlukan untuk

pertumbuhan somatic dan taurin untuk pertumbuhan anak.

4)Garam dan Mineral.

Kandungan garam dan mineral pada ASI relative rendah karena ginjal bayi belum dapat

mengonsentrasikan air kemih dengan baik. Kandungan garam dan mineral pada ASI

kalsium, kaliun, natrium, tembaga, zat besi, dan mangan.

5)Vitamin

Vitamin pada ASI diantaranya vitamin D, E, dan K. b. Zat

Protektif

1)Lactobasillus bifidus.

Lactobasillus bifidus berfungsi mengubah laktosa ,menjadi asam laktat dan asam

asetat yang menyebabkan saluran pencernaan menjadi lebih asam untuk menghambat

pertumbuhan mikroorganisme

2)Laktoferin.
Laktoferin berikatan dengan zat besi untuk menghambat pertumbuhan kuman tertentu

seperti Ecoli dan menghambat pertumbuhan jamurkandida.

3)Lisozim.

Merupakan faktor protektif terhadap serangan bakteri pathogen serta penyakit diare.

4)Komplemen C3 dan C4.

Komplemen C3danC4 berfungsi sebagai daya opsonik,anafilaktoksik, dan kemotaktik.

5)Faktor Antistreptokokus

Anti streptokokus melindungi bayi terhadap infeksi kuman steptokokus.

6)Antibodi.

Antibodi dalam ASI dapat bertahan didalam saluran pencernaan bayi dan membuat

lapisan pada mukosanya sehingga mencegah bakteri pathogen atau enterovirus masuk

kedalam mukosa usus.

5. Manfaat Pemberian ASI.

ASI merupakan makanan yang sempurna bagi bayi yang memiliki berbagai manfaat,baik bagi

bayi , ibu , keluarga dan negara. Manfaat ASI menurut Maryunani (2012) dan Astutik (2014)

adalah:

a. Manfaat ASI bagi bayi.

1) Kesehatan.

ASI merupakan cairan yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan cepat.

Komposisi gizi pada ASI yang lengkapbermanfaat memenuhi kebutuhan bayi,

sehingga anak terhindar dari malnutrisi. Kandungan anti bodi pada ASI mampu

memberikan imunitas bayi sehingga mampu mencegah terjadinya kanker

limfomaligna dan bayi lebih sehat dan lebih kuat dibandingkan dengan bayi yang

tidak mendapat ASI.

2) Kecerdasan.

ASI mengandung DHA terbaik, selain laktosa untuk proses mielinisasi otak.
Mielinisasi otak merupakan proses pematangan otak agar berfungsi optimal.

Pemberian ASI secara langsung merangsang terbentuknya networking antar jaringan

otak sehingga terjalin sempurna

b.Manfaat ASI bagi ibu :

1) Mencegah perdarahan pasca persalinan.

2) Mempercepat involusi uteri.

3) Mengurangi resiko anemia.

4) Mengurangi resiko kanker ovarium dan payudara.

5) Memperkuat ikatan ibu dan bayi.

6) Mempercepat kembali keberat badan semula.

7) Metode kontrasepsi sementara. c. Manfaat

ASI bagi keluarga.

1)Manfaat Praktis:ASI selalu tersedia dimanapun ibu berada dan selalu dalam kondisi

steril, sedangkan pemberian susu formula yang harus mencuci dan mensterilkan botol

sebelum digunakan.

2)Menghemat biaya.

ASI diproduksi ibu setiap hari sehingga tidak perlu biaya seperti membelikan susu

formula. Pemberian ASI dapat menyehatkan bayi sehingga menghemat pengeluaran

keluarga untuk berobat.

d.Manfaat ASI bagi Negara.

1)Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.

2)Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.

3)Mengurangi devisa pembelian susu formula.

4)Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.

6. Alasan pemberian ASI eksklusif dan penundaan pemberian makanan padat

pada bayi.
Alasan dan riset yang mendukung pemberian ASI eksklusif menurut Widuri

(2013) adalah:

a. Riset medis mengatakan ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik khususnya

pada 6 bulan pertama.

b.Sistem pencernaan bayi belum memiliki protein dan enzim yang lengkap hingga

usia 6 bulan. Pemberian makanan padat sebelum usia 6 bulan tidak dapat dicerna

dengan baik oleh bayi dan mengakibatkan reaksitidak nyaman seperti gangguan

pencernaan, timbulnya gas, dan konstipasi.

c. Bayi usia 4-6 bulan memiliki usus yang belum menutup sempurna,

sehingga protein dan bakteri pathogen akan mudah masukke dalam aliran darah.

Kandungan antibodi pada ASI dapat melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan

kekebalan pasif , mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus

terjadi.

d.Kandungan zat besi pada ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi dibandingkan zat besi

dari susu sapi atau susu formula, sehingga bayi dengan ASI eksklusif akan terhindar dari

anemia.

e. Pemberian makanan padat terlalu dini akan meningkatkan kandungan lemak dan berat

badan pada masa anak-anak.Menunda pemberian makanan padat membantu

melindungi bayi dari resiko obesitas di masa datang

f. .Pemberian makanan padat akan mengurangi asupan ASI bagi bayi , sehingga

produksi ASI akan semakin sedikit.

7. Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif.

Langkah keberhasilan ASI eksklusif menurut Roesli dalam Astutik (2014) adalah :

a. Mempersiapkan payudara saat diperlukan.

b.Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui.

c. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya.


d.Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi.

e. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif.

f. Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi.

g.Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

8.Hal-Hal Yang Mempengaruhi Produksi ASI

a) Makanan

Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap produksi ASI.

Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola makan yang teratur, maka

produksi ASI akan berjalan dengan lancar.

b) Ketenangan jiwa dan pikiran

Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran harus tenang.

Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan menurunkan volume ASI.

c) Penggunaan alat kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu menyusui, perlu diperhatikan agar tidak

mengurangi produksi ASI.Contoh alat kontrasepsi yang bisa digunakan adalah kondom, IUD,

pil khusus menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan.

d) Perawatan payudara

Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi hipofise untuk

mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.Telah disebutkan di atas bahwa, produksi dan

pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon,yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin

mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran

ASI.

e) Anatomis payudara

Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu, perlu

diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau putting susu ibu.

f) Faktor fisiologi
ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin yang menentukan produksi

dan mempertahankan sekresi (pengeluaran) air susu ibu.

g) Pola istirahat

Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI.Apabila kondisi ibu

terlalu lelah, kurang istirahat maka ASI juga berkurang.

h) Faktor isapan anak atau frekuensi penyusuan

Semakin sering bayi menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI

akan semakin banyak. Akan tetapi, frekuensi penyusunan pada bayi prematur dan cukup bulan

berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan

pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan.

Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusui. Sedangkan pada bayi

cukup bulan frekuensi penyusuan ±10-13 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah

melahirkan berhubungan dengan produksi ASI yang cukup.Sehingga direkomendasikan

penyusuan paling sedikit 8 kali per hari pada periode awal setelah melahirkan.Frekuensi

penyusunan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.

i) Faktor obat-obatan

Tidak semua obat boleh dikonsumsi oleh ibu menyusui.Bahkan ada beberapa obat

yang dapat berpengaruh terhadap produksi ASI, contoh saja obat pil KB yang mengandung

estogen.Oleh sebab itu pil KB yang mengandung hormon estogen tidak dianjurkan untuk ibu-

ibu yang menyusui.Oleh sebab itu, alangkah lebih baik bila ibu menyusui mencari informasi

sebanyak-banyaknya dan berkonsultasi kepada dokter, bidan dan atau tenaga kesehatan yang

lainnya bila ingin mengkonsumsi suatu obat tertentu.

j) Berat lahir bayi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih

rendah dibanding bayi yang berat lahir normal (> 2500 gr). Kemampuan menghisap ASI yang

lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi
berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormone prolaktin dan oksitosin dalam

memproduksi ASI.

k) Umur kehamilan saat melahirkan

Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI.Hal ini disebabkan bayi

yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu

menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir cukup

bulan.Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan

yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.

l) Umur dan paritas

Umur dan paritas kecil hubungannya dengan produksi asi yang diukur sebagai intik

bayi terhadap asi.

m) Konsumsi rokok dan alkohol

Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormone prolaktin

dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana

adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Meskipun minuman alkohol dosis rendah

disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI

namun di sisi lain etanol dapat mengahambat produksi oksitosin(Nurjanah, 2013).

1. Tujuan Pemberian Asi Eksklusif

Tujuan pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan berperan dalam pencapaian tujuan

Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015(Roesli, 2017). Tujuan dari MDGs tersebut

adalah:

a. Membantu mengurangi kemiskinan.

Jika seluruh bayi yang lahir di Indonesia disusui ASI secara Eksklusif 6 bulan maka akan

mengurangi pengeluaran biaya akibat pembelian susu formula.

b. Membantu mengurangi kelaparan


Pemberian ASI Eksklusif membantu mengurangi angka kejadian kurang gizi dan

pertumbuhan yang terhenti yang umumnya terjadi sampai usia 2 tahun.

c. Membantu mengurangi angka kematian anak balita.

Berdasarkan penelitian WHO di enam Negara berkembang, resiko kematian bayi antara

usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui.

Hasil penelitian Juliastuti terhadap kecukupan ASI yaitu dengan melihat kenaikan

berat badan bayi selama seminggu dengan indikator berat badan bayi meningkat 140 – 200

gram per minggu

C. Pendokumentasian Metode SOAP

Pendokumentasian Asuhan Kebidanan dengan Metode SOAP

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian mengenai asuhan yang dilakukan dengan

menggunakan proses berfikir secara sistimatis sesuai dengan langkah-langkah manajemen

kebidanan yang diterapkan dengan metode SOAP. Pendokumentasian dalam bentuk SOAP yaitu:

S (Subjektif) Data subjektif

(S) merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut halen varney langkah

pertama (pengkajian data), terutama data yang diperoleh melalui anamnesis.

O(Objektif) Data Objektif

(O) merupakan pendokumentasikan manajemen kebidanan menurut Helen varney pertama

(pengkajian) terutama data yang diperoleh melalui hasil obervasi yang jujur dari

pemeriksaan fisik pasien, pameriksaan laboratorium/ pemeriksaan diagnostik lain.

A (Assesment)

Analisis atau assesment merupakan pendokumentasian manajemen kebidanan menurut

Helen varney langkah kedua, ketiga dan keempat sehingga mencakup diagnostik/masalah

kebidanan, diagnostik/ masalah potensial serta perlunya mengidentifikasi kebutuhan

tindakan segera untuk antisipasi diagnosis/ masalah potensial


P (Planning )

Planning atau perencanaan adalah membuat rencana asuhan yang disusun berdasarkan

hasil analisis dan interpretasi data, rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan

tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya.

Dengan kata lain P dalam SOAP meliputi pendokumentasian manajemen kebidanan

menurut Helen varney langkah kelima, keenam dan ketujuh (Wafi, 2010)

CONTOH STUDI KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKLUSIF DI RSUD KOTA
PALANGKARAYA
TANGGAL 1 Januari 2022

No. register 23 51 91

Tanggal Bersalin : 1 Januari 2022, Pukul 10.07 wib

Tanggal Pengkajian : 1 Januari 2022, Pukul 10.07 wib

A. LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

1. Identitas
a. Bayi

Nama : By “S”

Umur : 0 hari

Tempat tanggal lahir : RSUD KP, 1 Januari 2022

Jenis kelamin : Laki-laki

Anak ke : Ketiga (III)

b. Orangtua

Nama : Ny “S” / Tn “A”

Umur : 32 Tahun / 39 Tahun

Suku : Dayak / Dayak

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SMA

Pekerjaan : IRT / Wiraswasta

Alamat : Jl. Romang Lompoa

2. Data biologis/fisiologis

a. Bayi masuk ke ruang perinatologi dengan diagnosa BBL Normal, di tandai

dengan bayi lahir segera menangis.

b. Bayi dapat bernafas spontan, gerakan t aktif, badan merah

c. Riwayat kehamilan/persalinan.

1) Riwayat persalinan yang lalu

Kehamil Persalinan Nifas


an
Anak ke Tanggal J BB Proses Tempat Penolong kondisi ASI
(Gravid) lahir K L Persalinan
I 5/02/ P 2,5 Normal RSUD Bidan Hidup ±2
2010 gr tahu
n
II 9/10/ P 2,7 Normal RSUD Bidan Hidup ±2
2017 gr tahu
n
III 1/1/ L 2,6 Normal RSUD Dokter Hidup +
2022 gr

2) Riwayat persalinan

a) Ibu mengatakan bahwa ini adalah anaknya yang ketiga dan tidak

pernah keguguran sebelumnya.

b) HPHT : 1 April 2021


c) HTP : 8 Januari 2022

d) Masa gestasi 39 Minggu

e) ANC Sebanyak 4 kali di RSUD Kota

f) Imunisasi TT sebanyak 2 kali.

g) Ibu tidak pernah merasa nyeri perut atau kepala yang hebat selama

hamil.

h) Ibu tidak memiliki riwayat DM, Hipertensi, Asma, Jantung dan

penyakit lainnya.

i) Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.

j) Tidak ada riwayat ke dukun, merokok, atau minum jamu.

k) Selama hamil ibu makan 3-4 kali sehari dengan menu yaitu nasi,

sayur dan lauk pauk berbagai macam dan ibu meminum susu.

3) Riwayat persalinan sekarang

a) Bayi lahir tanggal 1 Januari 2022, pukul 10.07 wib, dengan

pervaginam

b) Bayi lahir dengan penilaian

(1) Pernafasan : bernafas secara spontan

(2) Denyut jantung : Normal, tidak teratur dengan frekuensi

48 kali/menit.
(3) Warna kulit : badan ekstremitas kemerahan.

3. Riwayat psikologis, Sosial, dan Ekonomi

a. Ekspresi wajah ibu dan keluarga nampak sangat bahagia

b. Hubungan ibu, suami, dan keluarga baik.

c. Ibu senang melihat bayinya.

d. Ibu menggunakan BPJS untuk membayar biaya perawatan.

4. Data spiritual.

a. Keluarga berdoa kepada Tuhan agar bayinya selamat.

b. Ibu dan keluarga rajin melaksanakan ibadah

5. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum bayi baik, bayi bernafas spontan, tonus otot gerak aktig

b. Tanda-tanda vital

1) Frekuensi jantung : 140 kali/menit ( Normal 120-160 kali/menit)

2) Pernafasan : bernafas spontan 48 x/menit (40-60 kali/menit)

3) Suhu : 36,5 °c (36,5-37,5°c)

c. APGAR Score dinilai segera setelah lahir pada pukul 10.07 wib dan 5 menit

setelah lahir yaitu pada pukul 10.12 wib dengan :


30

1) Penilaian APGAR Score

Nilai 0 1 2 score
Appereance Tseluruh Badan merah Seluruh tubuh 2 2
tubuh biru ekstremitas biru kemerahan
atau putih
Pulse (nadi) Tidak ada <100 kali permenit >100 kali 2 2
permenit
Greemace Tidak ada Perubahan mimic Bersin/menangis 2 2
(menyeringai)
Activity Tidak ada Ekstremitas sedikit Gerakan 2 2
(tonus otot) fleksi aktif/ekstremitas
fleksi
Respiratory Tidak ada Lemah/tidak teratur Menangis 2 2
(pernafasan) kuat/keras
Jumlah 10 10

d. Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

1) Kepala

Rambut hitam, tipis, ubun-ubun belum tertutup, tidak ada benjolan.

2) Mata

Simetris kanan dan kiri, sclera putih, kongjungtiva merah muda, dan

kelopak mata tidak oedema, tidak ada tanda-tanda infeksi.

3) Hidung

Simetris kanan dan kiri, gerakan cuping hidung mengembang

4) Mulut dan bibir

Bibir tampak merah muda, terdapat banyak lendir, tidak ada kelainan

bawaan dan pallatum, refleks isap tidak ada.


30

5) Telinga

Simetris kanan dan kiri, tampak bersih, tidak ada secret dan

daun telingan elastis.

6) Leher

Tidak ada pembesaran atau benjolan.

7) Dada dan Perut

Simetris kanan dan kiri, gerakan dada tidak ada, keadaan tali

pusat tampak basah, dan terjepit dengan penjepit tali pusat.

8) Punggung dan

Bokong Tonjolan

punggung tidak

ada.

9) Genitalia

Testis sudah turun

10) Anus

Tampak ada lubang anus.

11) Ekstremitas

Simetris kanan dan kiri, jumlah jari-jari tangan dan kaki

lengkap, ada pergerakan yang aktif, warna kemerahan dan

teraba hangat.

12) Kulit

Verniks ada, warna tubuh kemeraha , tidak ada tanda lahir pada bayi

e. Pemeriksaan neurologis :

1) Refleks moro : ada

2) Refleks hisap : ada


30

3) Refleks rooting : ada

B. ASUHAN DENGAN METODE SOAP

1. Data

Subjektif:

DS : a. ibu mengatakan HPHT tanggal 1 april 2021

b. ibu mengatakan melahirkan tanggal 9-1- 2022

c. ibu mengatakan bayinya lahir langsung

menangis kuat

2.Data Objektif

a. HTP tanggal : 9 Januari 2022

b. BBL : 2600 gram LK:30 cm

c. PBL : 49 cm LD: 31 cm

d.. ..frekuensi jantung saat lahir 48 kali permenit

e.tonus otot aktif

f.bayi dapat memberikan reaksi bila diberikan rangsangan.

3.Assesment

Bayi Baru Lahir normal usia 2 jam

Kebutuhan: Pemberian asuhan bayi baru lahir normal

4.Planning

1. Menilai usaha nafas, warna kulit, dan frekuensi denyut jantung.

Rasional : untuk mengetahui kondisi bayi dan untuk menentukan

apakah tindakan resusitasi diperlukan.


30

2. Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang

kering dan hangat untuk melakukan pertolongan. Rasional : suhu

intrauterine dan ekstrauterine sangat berbeda.

3. Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat, setelah itu

gunakan kain kering untuk menjaga kehangatan bayi baru lahir

sambil melakukan rangsangan taktil.

Rasional : dengan rangsangan taktil bayi dapaat segera menangis

karena rangsangan taktil dapat merangsang pernafasan dan

meningkatkan aspirasi O2 agar bayi tetap bernafas normal.

4. Melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) pada bayi selama 60 menit,

bayi telah berhasil menyusu pada menit ke 30 dan bayi sudah dapat

menyusu dengan baik.

Rasional: memulai menyusu dini akan mengurangi 22% kematian

bayi berusia 28 hari ke bawah, meningkatkan keberhasilan menyusui

secara eksklusif dan lamanya bayi disusui, merangsang produksi ASI,

memperkuat refleks menghisap bayi refleks menghisap awal pada

bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir.

5. Memberikan salf mata oxytetracycline 1% diberikan pada kedua mata

bayi upaya untuk pencegahan infeksi pada mata bayi dan pemberian

vit K 1mg pada ⅓ paha kiri bayi secara IM dilakukan untuk

mencegah perdarahan pada otak bayi.

Rasional: Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan

setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu.

Pencegahan infeksi tersebut menggunakan antibiotika tetrasiklin 1%.

salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu 1 jam setelah


30

kelahiran.Upaya profilaksis infeksi mata tidak efektif jika diberikan

lebih dari 1 jam setelah kelahiran. Vitamin K1 injeksi 1mg

intramuscular setelah 1 jam kontak kulit ke kulit untuk mencegah

perdarahan bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin k yang dapat

dialami oleh sebagian bayi baru lahir.

6. Memberikan motivasi kepada ibu bahwa untuk cukup hanya

memberikan ASI saja hingga usia bayi 6 bulan (ASI Ekslusif).

Tanpa memberikan makanan serta minuman apapun madu dan lain-

lainnya.

Rasional: ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja tanpa makanan

dan minuman lain. ASI eksklusif dianjurkan sampai enam bulan

pertama kehidupan bayi. ASI merupakan cairan yang mampu

diserap dan digunakan tubuh dengan cepat. Komposisi gizi pada

ASI yang lengkapbermanfaat memenuhi kebutuhan bayi, sehingga

anak terhindar dari malnutrisi. Kandungan anti bodi pada ASI

mampu memberikan imunitas bayi membuat lebih sehat dan lebih

kuat dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI.

DAFTAR PUSTAKA
30

Departemen Kesehatan RI. 2008. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar.


Jakarta: JNPKKR-JHPIEGO

Djitowiyono, dkk. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Nuha


Medika; 2010.

Fraser, Diane M, dkk. Buku Ajar Bidan Myles, edisi 14 . EGC :Jakarta. 2009.
Hidayat,Aziz Alimul.

Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.


2007.

Jannah Nurul. Konsep Dokumentasi Kebidanan: Jogjakarta: Ar-Ruzz Media; 2011.


H. 48.

Johnson, Ruth. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC : Jakarta. 2005.

Kritiyanasari Weni. S. Kep. Ns. Kelainan Dan Penyakit Pada Bayi Dan Anak.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.

Marmi, dkk. Asuhan Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2012.

Sabillah, Z. A., Sri Mulyati, S. M., Dedes Fitria, M. K., & Enung Harni Susilawati,
E. (2021). ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS PADA BAYI NY. E
NEONATUS CUKUP BULAN SESUAI MASA KEHAMILAN DI RS
PMI KOTA BOGOR (Doctoral dissertation, Polteknik Kesehatan
Kemenkes Bandung).

Anda mungkin juga menyukai