Jawaban:
Perbedaan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa indonesia sebagai
bahasa negara yaitu:
a. Perbedaaan dari proses terbentuknya
Adanya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional didorong oleh rasa
persatuan bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putra Indonesia Indonesia sadar
bahwa persatua merupakan sesuatu yang mutlak untuk mewujudkan suatu
kekuatan. Semboyan “ Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh “ benar-benar diresapi
oleh mereka. Mereka juga sadar bahwa untuk mewujudkan persatuan perlu adanya
sarana yang menunjangnya. Dari sekian sarana penentu, yang tidak kalah
pentingnya adalah sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dengan pertimbangan
kesejarahaan dan kondisi bahasa Indonesia itu, maka di tentukanlah ia sebagai
bahasa Nasional.
Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi.
Terbentuknya bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi di latarbelakangi oleh
kondisi bahasa Indonesia itu sendiri yang secara geografis menyebar pemakainya
ke hampir seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian besar
penduduknya. Disamping itu, pada saat itu bahsa Indonesia telah di sepakati oleh
pemakainya sebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat di tentukannya
sebagai bahasa Negara/resmi.
b. Perbedaan dari segi fungsinya
Yang menjadi masalah kita adalah perbedaan sehubungan dengan tanggung jawab
kita terhadap pemakaian fungsi-fungsi itu. Apabila kita menggunakan bahasa
Indonesia sebagai fungsi tertentu, terdapat kaitan apa dengan kita? Kita berperan
sebagai apa sehingga kita berkewajiban moral menggunakan bahasa Indonesia
sebagi fungsi tertentu?Jawaban atas pertanyaan itulah yang membedakan tanggung
jawab kita terhadap pemakaian fungsi-fungsi bahasa Indonesia baik dalam
kedudukannya sebagai nasional maupun bahasa Negara.
Kita menggunakan sebagai bahasa Negara dipakai sebagai alat perhubungan
antarsuku, misalnya karena kita sebagai bangsa Indonesia yang hidup di wilayah
tanah air Indonesia. Sehubungan dengan itu, apabila ada orang berbangsa lain yang
menetapo di wilayah Indonesia dan mahir berbahasa Indonesia, dia tidak
mempunyai tanggung jawab moral untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai
fungsi tersebut.
Jadi, seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghubung antarsuku,
karena dia berbangsa Indonesia yang menetap di wilayah Indonesia. Sedangkan,
seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara, karena dia
sebagi warga Negara Indonesia yang menjalankan tugas-tugas pembangunan
Indonesia.
5. Bagaimana cara anda menerapkan pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar di
lingkungan kerja anda? Berikan pula contohnya!
Jawaban:
Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa baku, baik kaidah
untuk bahasa baku tertulis maupun bahasa baku lisan. Bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam komunikasi resmi di lingkungan kerja pemerintah dan swasta. Dalam
lingkungan kerja saya di Puskesmas, saya berusaha menerapkan penggunaan bahasa
Indonesia yang baku dan benar saat berkomunikasi dengan pasien, saya menjelaskan
hasil pemeriksaan pasien dengan bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh pasien.
Saya mencatat hasil pemeriksaan pasien deengan menggunakan bahasa Indonesia yang
jelas dan lengkap agar dapat dipahami oleh semua orang. Saya berupaya untuk
melestarikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan cara terus
memperdalam penggunaan bahasa baku, memperbanyak kosakata, mengetahui
perkembangan bahasa baru dan berdiskusi dengan teman.
Hari/Tgl dikumpul :Sabtu/24-07-2021
Nama :Wiwi Fajriati
Jurusan :Alih Jenjang STR Kebidanan
Angkatan/SMT :V/I
Nomor HP :05248510571
Tandatangan :
1. Mengapa bahasa kita diberi nama Indonesia dan sejak kapan nama Indonesia ada
secara formal (resmi)? Jelasakan!
Jawaban:
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga
menjadi bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia diresmikan sebagai
bahasa nasional setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945.
Ketetapannya dituangkan dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 36, yang
menyatakan bahwa "Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia". Bahasa Indonesia lahir
pada 28 Oktober 1928. Pada saat itu para pemuda di pelosok Nusantara sedang
berkumpul dalam rapat pemuda. Dalam rapat tersebut menghasilkan tiga ikrar yang
diberi nama Sumpah Pemuda yakni bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. Ikrar yang ketiga merupakan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada waktu itulah bahasa Indonesia dikukuhkan
kedudukannya sebagai bahasa nasional. Penggantian nama dari bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia mengikut usulan dari Mohammad Tabrani pada Kongres
Pemuda I yang beranggapan bahwa jika tumpah darah dan bangsa tersebut dinamakan
Indonesia, maka bahasanya pun harus disebut bahasa Indonesia. Kata "bahasa
Indonesia" sendiri telah muncul dalam tulisan-tulisan Tabrani sebelum Sumpah
Pemuda diselenggarakan. Kata "bahasa Indonesia" pertama kali muncul dalam
harian Hindia Baroe pada tanggal 10 Januari 1926. Pada 11 Februari 1926 di koran
yang sama, tulisan Tabrani muncul dengan judul "Bahasa Indonesia" yang membahas
tentang pentingnya nama bahasa Indonesia dalam konteks perjuangan bangsa
2. Jelaskan peistiwa sejarah apa saja yang mempengaruhi perjalanan bahasa Indonesia!
Jawaban:
Kongres II bahasa Indonesia tahun 1954 mengakui bahwa bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu. Dalam catatan bahwa bahasa Melayu memiliki sejarah yang cukup
panjang. Dari batu-batu bertulis yang ditemukan, seperti Kedukan Bukit, Talang Tuwo,
Kota Kapur, Karang Brahi, Gandasuli, Bogor, dan Pagaruyung, maka yang paling awal
bertahun 683 M. Hal ini menunjukkan bahwa sejak abad ke-7, bahasa Melayu sudah
ditemukan dalam tulisan dengan aksara Pallawa (Collins, 2009: 78; Adul, 1981: 1-2).
Dari bukti ini dapat diduga bahwa secara lisan beberapa abad sebelumnya bahasa
Melayu sudah digunakan masyarakat penuturnya (orang Melayu). Ada 5 faktor yang
mendorong tersebarnya bahasa Melayu di nusantara. Pertama, bahasa Melayu adalah
bahasa yang digunakan oleh Kerajaan Sriwijaya sebagai salah satu kerajaan di
nusantara ini yang berpusat di Sumatera bagian Selatan dan Riau (Ophuijsen, 1983).
Kerajaan Sriwijaya pada masanya pernah menguasai wilayah yang cukup luas di
nusantara ini, sehingga bahasa Melayu sebagai bahasa kerajaan menyebar seiring
dengan meluasnya wilayah Kerajaan Sriwijaya. Faktor kedua, pusat Kerajaan Sriwijaya
merupakan wilayah pusat perdagangan internasional. Faktor ketiga, pusat Kerajaan
Sriwijaya menjadi pusat pendidikan, kebudayaan, dan keagamaan agama Buddha.
Faktor keempat, letak geografis kerajaan Sriwijaya ini di selat Melaka menjadi pintu
masuk para pedagang dari dan ke nusantara sehingga frekuensi dan intensitas
pertemuan dan komunikasi sangat tinggi di jalur ini. Faktor kelima adalah bahasa dan
sastra Melayu.
Pendirian Komisi Bacaan Rakyat tahun 1908 dan kemudian diubah menjadi Balai
Pustaka pata tahun 1917 sebagai lembaga pemerintah Hindia Belanda yang
menerbitkan dan menyediakan bahan bacaan rakyat dalam berbagai sektor kehidupan
dalam bahasa Melayu membuat berkembangnya dan tersebarnya bahasa Melayu di
seluruh wilayah nusantara. Masa pendudukan Jepang di wilayah Hindia Belanda
setelah Jepang mengalahkan Belanda nusantara ini merupakan masa yang amat berarti
bagi perkembangan bahasa Indonesia. Jepang sebagai penguasa baru tidak ingin segala
hal yang berbau Belanda digunakan, termasuk bahasa. Jepang berkeinginan agar bahasa
Jepang yang digunakan di wilayah pendudukan ini. Namun penguasaan bahasa tidak
semudah menguasai suatu wilayah, penguasaan dan penggunaan bahasa memerlukan
proses yang panjang. Dalam kondisi transisi ini, pertimbangan yang sangat realistis
adalah digunakannya bahasa pribumi. Dalam hal ini, dipilihlah bahasa Melayu
(Indonesia) sebagai bahasa dalam pemerintahan dan pendidikan atau pengajaran
sehingga pada masa pendudukan Jepang ini bahasa Indonesia digunakan secara resmi
sebagai bahasa pemerintahan dan pendidikan atau pengajaran. Perjuangan pergerakan
kemerdekaan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia, baik perlawanan fisik berupa
peperangan maupun dalam bentuk politik, ditunjang pula oleh perkembangan dan
kondisi wilayah Hindia Belanda di nusantara ini. Kekalahan Belanda atas Jepang dan
kemudian kekalahan Jepang atas sekutu menyebabkan terjadinya kevakuman
kekuasaan di wilayah Hindia Belanda ini. Kondisi ini dimanfaatkan oleh para pejuang
untuk memproklamasikan diri menjadi negara dan bangsa yang merdeka dan berdaulat
oleh Bapak Soekarno – Hatta atas nama rakyat Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945. Sidang PPKI pada tangal 18 Agustus 1945 menetapkan UUD RI 1945 serta
mengangkat Ir. Soekarno dan Drs. Muh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI.
Dalam UUD 1945 bab 15 pasal 36 ditetapkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara.
3. Berapa kali bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan ejaan? Jelaskan dan berikan
contoh untuk masing-masing perubahan ejaan tersebut!
Jawaban:
Bahasa Indonesia oengamalai penyempurnaan ejaan sebanyak tujuh kali yaitu:
1. Ejaan Van Ophuijsen
Ejaan ini merupakan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin. Charles Van
Ophuijsen yang dibantu oleh Nawawi Soetan Malmoer dan Moehammad Taib
Soetan Ibrahim menyusun ejaan baru ini pada tahun 1896. Pedoman tata bahasa
yang kemudian dikenal dengan nama ejaan van Ophuijsen itu resmi diakui
pemerintah kolonial pada tahun 1901. Ciri-ciri dari ejaan ini yaitu:
- ï untuk membedakan antara huruf i sebagai akhiran dan karenanya harus
disuarakan tersendiri dengan diftong seperti mulaï dengan ramai. Juga
digunakan untuk menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
- Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang, dan sebagainya.
- Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe, itoe, oemoer, dan sebagainya.
- Tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk menuliskan kata-
kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dan sebagainya.
2. Ejaan Republik
Ejaan ini diresmikan pada tanggal 19 Maret 1947 menggantikan ejaan sebelumnya.
Ejaan ini juga dikenal dengan nama ejaan Soewandi. Ciri-ciri ejaan ini yaitu:
- Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata guru, itu, umur, dan sebagainya.
- Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata-kata tak, pak, rakjat,
dan sebagainya.
- Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-
barat2-an.
- Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
3. Ejaan Pembaharuan
Ejaan Pembaharuan dirancang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Prijono dan
E. Katoppo pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa Indonesia II
di Medan yaitu membuat standar satu fonem satu huruf, dan
diftong ai, au, dan oi dieja menjadi ay, aw, dan oy. Selain itu, tanda hubung juga
tidak digunakan dalam kata berulang yang memiliki makna tunggal
seperti kupukupu dan alunalun.Namun, sistem ejaan ini tidak pernah dilaksanakan.
4. Ejaan Melindo
Melindo ini akronim dari Melayu-Indonesia. Penyusunan ejaan ini disusun pada
tahun 1959 atas kerja sama Indonesia dan Persekutuan Tanah Melayu, yang dalam
hal ini adalah Malaysia. Perubahan yang diajukan dalam ejaan ini tidak berbeda
jauh dari Ejaan Pembaharuan. Ejaan Melindo ini bertujuan untuk menyeragamkan
ejaan yang digunakan kedua negara. Namun Karena alasan politis antarkedua
negara, pada praktiknya ejaan Melindo ini tidak pernah terwujud.
5. Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan)
Ejaan ini dibentuk pada tahun 1967. Penyempurnaan dilakukan pada ejaan-ejaan
swebelumnya yakni fonologi, morfologi, sintakis. Isinya juga tidak jauh berbeda
dari ejaan sebelumnya Ada pun huruf vokal dalam ejaan ini terdiri dari: i, u, e, ə, o,
a. Dalam ejaan ini, istilah-istilah asing sudah mulai diserap seperti: extra →
ekstra; qalb → kalbu; guerilla → gerilya.
6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini berlaku sejak tahun 1972 sampai 2015. Eejaan ini mengatur secara
lengkap tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia, antara lain: tentang unsur
bahasa serapan, tanda baca, pemakaian kata, pelafalan huruf “e”. penggunaan huruf
kapital, dan penggunaan cetak miring. Selain itu, huruf “f”, “v”, “q”, “x”, dan “z”
yang kental dengan unsur bahasa asing resmi menjadi bagian Bahasa Indonesia.
7. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. PUEBI
pun resmi berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia. Llatar belakang diresmikan
ejaan baru ini adalah karena perkembangan pengetahuan, teknologi, dan seni
sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin luas. Ejaan ini menyempurnakan
EYD, terutama dalam hal penambahan diftong, penggunaan huruf kapital, dan cetak
tebal.
- Huruf diftong yang berlaku antara lain: ai, au, ei, oi
- Lafal huruf “e” menjadi tiga jenis. Contohnya seperti pada lafal: petak, kena,
militer
- Penulisan cetak tebal untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring, dan bagian-bagian karangan seperti judul, bab, dan subbab.
- Huruf kapital pada nama julukan seseorang. Contohnya: Pak Haji Bahrudin
- Tanda elipsis (...) digunakan dalam kalimat yang tidak selesai dalam dialog.
4. Di era globalisasi ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari
bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata Bahasa Indonesia.Berikan 5
contoh kata yang diserap dari bahasa asing lalu buatkan kalimat dengan menggunakan
kata serapan itu!
Jawaban:
1. Film itu mendapat apresiasi dari para sineas dan juga masyarakat.
Kata serapan bahasa Inggris: film.
Artinya: karya seni audio visual yang mengutamakan dialog, alur cerita, dan juga
penokohan.
2. Internet kini bisa dinikmati oleh siapa saja, entah itu warga perkotaan atau warga
pedesaan.
Kata serapan bahasa Inggris: internet.
Artinya: jaringan komunikasi elektronik yang menghubungkan jaringan komputer dan
fasilitas komputer yang terorganisais di seluruh dunia melalui telepon ataupun satelit
3. Semua data perusahaan telah tersimpan dengan rapi.
Kata serapan bahasa Inggris: data.
Artinya: keterangan yang benar tentang suatu hal.
4. Desain bangunan itu dia rancang dengan sangat detail.
Kata serapan bahasa Inggris: detail.
Artinya: dengan sangat terperinci.
5. Video itu telah ditonton oleh puluhan juta orang.
Kata serapan bahasa Inggris: video.
Artinya: tayangan yang berisi gambar yang bergerak atau orang yang sedang
melakukan suatu aktivitas.
5. Upaya peningkatan dan pengembangan bahasa Indonesia antara lain dengan perluasan
pemakaian bahasa, pembinaan kepada masyarakat , penelitian bahasa, dan
pengembangan bahasa melalui media massa. Jelaskan maksud dari upaya -upaya
tersebut beserta contohnya?
Jawaban:
Upaya lain yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahasa Indonesia antara lain:
1. Perluasan Pemakaian Bahasa.
Perluasan pemakaian bahasa adalah salah satu cara efektif pada pengembangan
suatu bahasa. Semakin banyak penutur suatu bahasa akan mengalami
pengembangan dan peningkatan yang baik. Bahasa Indonesia akan tetap pada
kedudukan dan fungsinya yang sebenarnya yaitu sebagai bahasa negara dan sebagai
bahasa resmi kenegaraan, karena fungsi dan pemakaiannya digunakan pada
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
2. Pembinaan Kepada Masyarakat.
Pentingnya pembinaan dan pengembangan bahasa kepada masyarakat akan
menjaga fungsi dan peranan suatu bahasa. Sikap bahasa yang positif terhadap
bahasa akan menjaga kelestarian suatu bahasa tersebut. Bahasa mendapatkan
kedudukan dan perhatian yang seharusnya sehingga meningkatnya mutu pada
pengunaan bahasa Indonesia. Contohnya seminar edukasi kepada masyarakat,
3. Penelitian Bahasa.
Penelitian bahasa adalah salah satu bentuk pengembangan bahasa. Melalui
penelitian yang seksama dan program penggunaan bahasa akan membantu proses
pengembangan bahasa yang diharapkan. Penelitian bahasa adalah salah satu bentuk
dari perencaan pada pengembangan bahasa. Contohnya karya tulis ilmiah, jurnal-
jurnal penelitian