Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pelayanan Keluarga
Berencana
Kelas 6A
Disusun Oleh :
Maksud dari konseling dan persetujuan tindakan medik adalah untuk mengenali
kebutuhan klien, membantu klien membuat pilihan yang sesuai dan memahami
tujuan dan risiko prosedur klinik terpilih.
KONSELING
Proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu
keputusan atau memecahkan suatu masalah melalui pemahaman terhadap
fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien.
Proses melalui satu orang membantu orang lain dengan komunikasi, dalam
kondisi saling pengertian bertujuan untuk membangun hubungan, orang yang
mendapat konseling dapat mengekspresikan pikiran& perasaannya dengan
cara tertentu sesuai dengan situasi, melalui pengalaman baru, mamandang
kesulitan objektif sehingga dapat menghadapi masalah dengan tidak terlalu
cemas dan tegang.( SCA.C STEERING COOMUTE, 1996).
Jadi konseling kebidanan adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk
wawancara yang menuntut adanya komunikasi, interaksi yang mendalam dan
usaha bersama antara konselor (bidan) dengan konseli (klien) untuk mencapai
tujuan konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/ sikap dalam ruang lingkup
pelayanan kebidanan”.
Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga
Berencana (KB) dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan
konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan
jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya.
Di samping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik
juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama
dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi
interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan
kepercayaan yang sudah ada.
1. Tujuan konseling KB
Konseling KB bertujuan membantu klien dalam hal:
Menyampaikan informasi dari pilihan pola reproduksi.
Memilih metode KB yang diyakini.
Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman dan efektif.
Memulai dan melanjutkan KB.
Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang metode KB yang
tersedia.
2. Prinsip Konseling KB
Prinsip konseling KB meliputi: percaya diri / confidentiality; Tidak
memaksa / voluntary choice; Informed consent; Hak klien / clien’t
rights dan Kewenangan / empowerment.
3. Keuntungan Konseling KB
Konseling KB yang diberikan pada klien memberikan keuntungan kepada
pelaksana kesehatan maupunpenerima layanan KB.Adapunkeuntungannya
adalah:
Klien dapat memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Puas terhadap pilihannya dan mengurangi keluhan atau penyesalan.
Cara dan lama penggunaan yang sesuai serta efektif.
Membangun rasa saling percaya.
Mengormati hak klien dan petugas.
Menambah dukungan terhadap pelayanan KB.
Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
4. Hak Pasien
Pasien sebagai calon maupun akseptor KB mempunyai hak sebagai
berikut:
Terjaga harga diri dan martabatnya.
Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya kerahasiaan.
Memperoleh informasitentang kondisi dan tindakan yang akan
dilaksanakan.
Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.
Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan yang akan dilakukan.
Kebebasan dalam memilih metode yang akan digunakan.
Petugas memberi contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar
memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya.
Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster,
pamflet, atau halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian
bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa
bahan-bahan tersebut ke rumah. Ini akan membantu klien mengingat apa yang
harus dilakukan juga dapat memberi tahu kepada orang lain.
6. Peran Konselor KB
Proses konseling dalampraktik pelayanan kebidanan terutamapada pelayanan
keluarga berencana, tidak terlepas dari peran konselor.
Tugas seorang konselor adalah sebagai berikut:
⁻ Sahabat, pembimbing dan memberdayakan klien untuk membuat
pilihan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
⁻ Memberi informasi yang obyektif, lengkap, jujur dan akurat tentang
berbagai metode kontrasepsi yang tersedia.
⁻ Membangun rasa saling percaya, termasuk dalam proses pembuatan
Persetujuan Tindakan Medik.
8. Jenis Konseling
Jenis konseling terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh petugas lapangan keluarga
berencana atau PLKB. Konseling umum meliputi penjelasan umum dari
berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan antara kontrasepsi,
tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.
b. Konseling spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan /
konselor. Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode
yang diinginkan, alternatif, keuntungan-keterbatasan, akses, dan fasilitas
layanan.
1. Faktor individual
3. Faktor situasional
G : Greet respectully
T : Tell information
H : Help choose
Dalam bahasa Indonesia, juga lebih dikenal dengan SATU TUJU yang
meliputi:
Sa : Salam
T : Tanya
U : Uraikan
Tu : Bantu
J : Jelaskan
SA: SApa dan Salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinlah klien untuk membangun rasa
percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan
pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
Kenyataan yang ada di lapangan adalah tidak semua sarana kesehatan dapat
dijangkau oleh klien. Oleh karena itu tempat pelayanan konseling untuk
melayani masyarakat yang membutuhkannya dapat dilakukan pada 2 (dua)
jenis tempat pelayanan konseling, yaitu:
Konseling KB di klinik
a. Motivasi
Motivasi pada pasien KB meliputi:
⁻ Berfokus untuk mewujudkan permintaan, bukan pada kebutuhan
individuklien;
⁻ Menggunakan komunikasi satu arah;
⁻ Menggunakan komunikasi individu, kelompok atau massa.
b. Pendidikan KB
Pelayanan KB yang diberikan pada pasien
mengandung unsur pendidikan sebagai berikut:
⁻ Menyediakan seluruh informasi metode yang tersedia;
⁻ Menyediakan informasi terkini dan isu;
⁻ Menggunakan komunikasisatu arah atau dua arah;
⁻ Dapat melalui komunikasi individu, kelompok atau massa;
⁻ Menghilangkan rumor dan konsep yang salah.
c. Konseling KB
Konseling KB antara lain:
⁻ Mendorong klien untuk mengajukan pertanyaan;
⁻ Menjadi pendengar aktif;
⁻ Menjamin klien penuh informasi;
⁻ Membantu klien membuat pilihan sendiri.
Saat ini sudah tersedia Lembar Balik yang dikembangkan WHO dan telah
diadaptasi untuk Indonesia oleh STARH untuk digunakan dalam konseling.
ABPK membantu petugas melakukan konseling sesuai standar dengan adanya
tanda pengingat mengenai keterampilan konseling yang perlu dilakukan dan
informasi apa yang perlu diberikan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien.
ABPK sekaligus mengajak klien bersikap lebih partisipatif dan membantu
klien untuk mengambil keputusan.
PENAPISAN
Upaya untuk melakukan telaah dan kajian tentang kondisi kesehatan klien
dengan kesesuaian penggunaan metode kontrasepsi yang diinginkan.
Tujuan Sesi
Mengetahui mekanisme kerja alat kontrasepsi dan pengaruhnya terhadap
fungsi normal tubuh
Untuk menentukan:
Apakah ada masalah medik, kondisi biologik sebagai penyulit teknis, tidak
terpenuhinya syarat teknis-medik yang dapat menghalangi penggunaan
metode KB tertentu.
Penapisan klien
Tujuan utama penapisan klie sebelum pemberian suatu kontrasepsi adalah untuk
menentukan apakah ada :
Kehamilan
Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus
Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membuuhkan
pengamatan dan pengelolaan lanjut.
Penapisan Klien
Menometroragia
Maka apabila terdapat tanda-tanda seperti di atas klien tidak dapat menggunakan
AKDR yang mengandung progestin
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemberian metode suntik dan pil
adalah untu menentukan:
Keterangan :
b. tidak cocok untuk pil progestin (mini pil), suntikan (DMPA NET-ET)
Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi
diatas. Namun, petugas harus mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya.
Bila diperlukan petugas dapat mengulang pertanyaan dengan cara yang berbeda.
Juga perlu diperhitungkan masalah social, budaya, atau agama yang mungkin
berpengaruh terhadap espon klien tersebut ( dan pasangannya).
Jika semua keadaan diatas adalah “ tidak “ (negatif) dan tidak dicurigai adanya
kehamilan, maka dapat diteruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon
banyak yang “ ya “ (positif), berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan
akhir dibuat.
Catatan :
Klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi diatas.
Namun,petugas kesehatan hams mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya.
Bila diperlukan, petugas dapat mengulangi pertanyaan dengan cara yang berbeda.
Juga perlu diperhatikan masalah sosial, budaya atau agama yang mungkin
berpengaruh terhadap respon klien tersebut ( dan pasangannya ).
Laboratorium
Uji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji kehamilan
yang lebih sensitif. Jika tidak tersedia tes kehamilan yang sensitif, klien
dianjurkan memakai kontrasepsi barier sampai haid berikutnya.
Untuk klien yang akan memakai kontrasepsi jangka panjang ( suntikan, Norplant
atau AKDR ) dan sudah lebih 6 bulan pascapersalinan disarankan untuk dilakukan
pemeriksaan dalam guna menyingkirkan kehamilan.
5. Di akses dari :
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/03/makalah-tentang-
mempraktekkan-program.html