Disusun oleh :
Husnawati NIM :
22390074
Hari : Senin
Tanggal : 29 Mei
2023
Pembimbing
i
HALAMAN PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Tim Penguji Laporan Case Study Asuhan
Kebidanan Komprehensif Berbasis Riset Program Studi Pendidikan Profesi Bidan
Universitas Malahayati , pada :
Hari : Senin
Tanggal : 29 Mei
2023
Penguji I
Penguji II
NIDN.0218108802
Mengetahui:
NIDN.0209098301
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmatdan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelasaikan “ Laporan Asuhan Kebidanan
Kehamilan, persalinan, BBL, Nifas di PMB Hj. Yanti Supriani STr. Keb, Bdn Kota
Bandar Lampung “
Laporan ini di susun guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh gelar profesi
Bidan Pada Program Studi Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Malahayati
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................6
2.1 Kehamilan...................................................................................................7
2.2 Persalinan....................................................................................................29
2.2.1 Definisi.............................................................................................29
iv
2.2.2 Sebab – Sebab Mulainya Persalinan.................................................30
2.2.3Tahap Persalinan..................................................................................32
2.2.4Tanda-tanda Persalinan........................................................................35
2.3.1 Definisi..............................................................................................57
2.4 Nifas............................................................................................................59
2.5.1 Definisi..............................................................................................67
v
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................72
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................129
4.1 Analisis Temuan Kasus Dengan Kajian Teori dan Jurnal Penelitian
........................................................................................................................129
BAB V PENUTUP.........................................................................................135
5.1 Kesimpulan...............................................................................................135
5.2 Saran.........................................................................................................137
vi
CATATAN PERKEMBANGAN
RESUME
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Birth Plan
Lembar
Penapisan Jurnal
Daftar Tilik
Dokumentasi
Lembar Konsul
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 Karakteristik persalinan sesungguhnya dan persalinan semu 37
Tabel 2.2 Skala Nyeri VRS 51
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skala Nyeri VAS 51
Gambar 2.2 Skala Nyeri Numerik 51
Gambar 2.3 Skala Nyeri Comparative Pain Scale 52
Gambar 2.4 Teknik Rebozo Shifting 66
Gambar 2.5 Teknik Rebozo shake the apple tree 66
Gambar 2.6 Kerangka Kasus 67
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 4 Jurnal
Lampiran 7 Dokumentasi
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebanyak 19% (SRS, 2016). Ini
menggambarkan bahwa kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan sangat
menentukan persalinan dengan kondisi bayi yang dilahirkan. Perdarahan pasca
persalinan berkaitan dengan anemia saat remaja dan saat hamil. Berdasarkan
Riskedas, terdapat peningkatan kasus yang cukup signifikan terkait anemia pada
ibu hamil dari 37,1% pada tahun 2013 menjadi 48,9% pada tahun 2018. Ibu hamil
dengan anemia berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bila BBLR
tidak ditangani dengan baik memiliki risiko kematian dan stunting. Sementara itu,
akses terhadap pelayanan kesehatan meningkat yang ditunjukkan jumlah
persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan mengalami peningkatan dari 55,3 %
(Riskesdas, 2010) menjadi 79,3% (Riskesdas, 2018) dan cakupan pemeriksaan
kehamilan pertama (K1) 96,1%. Cakupan pemeriksaan kehamilan 4 kali (K4) naik
dari 70,4% (Riskesdas, 2013) menjadi 74,1% (Riskesdas, 2018). Pelayanan Ante
Natal Care (ANC) di Indonesia mengacu pada rekomendasi WHO tahun 2001
untuk melakukan minimal 4 kali kunjungan yang disebut sebagai Focused
Antenatal Care (FANC) Model. Pelayanan antenatal termasuk Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Tingkat Kabupaten/Kota di bidang kesehatan sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 yang pencapaiannya diwajibkan 100%.
tentang Administrasi Kependudukan. Diharapkan setiap ibu hamil sudah memiliki
jaminan kesehatan sejak awal. 3 Tuberkulosis (TB) pada ibu hamil berhubungan
dengan peningkatan risiko abortus spontan, mortalitas perinatal dan berat badan
lahir rendah. Pada 5- 10% kasus TB pada wanita hamil dapat terjadi TB diseminata
yang berisiko menularkan ke janin (TB kongenital). Pada masa kehamilan dapat
terjadi perubahan hormonal, perubahan bentuk tubuh/fisik, mengidam (mual,
muntah, ingin “sesuatu”), mengalami masalah kesehatan fisik (penyakit tidak
menular dan penyakit menular) dan masalah jiwa (emosi tidak stabil seperti mudah
tersinggung, marah, sedih, cemas, perilaku agresif dan sebagainya). Masalah
kesehatan jiwa pada ibu hamil juga perlu menjadi perhatian, berdasarkan hasil
penelitian Kings College London tahun 2014-2016, memeriksa kesehatan jiwa 545
ibu hamil dengan hasil yang diperoleh bahwa satu dari empat ibu hamil (25%)
mengalami masalah kesehatan jiwa selama kehamilan. Penelitian yang dilakukan
Profesor Howard ini dipublikasikan di British Jurnal Psychiatry bertujuan untuk
mewujudkan kesadaran dan membuktikan bahwa pemeriksaan kesehatan jiwa ibu
hamil penting dilaksanakan. Integrasi pelayanan ANC juga melibatkan lintas
2
program seperti
3
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular (Tuberkulosis, Malaria, IMS
dan Beberapa hal yang perlu dipahami pada masa kehamilan seperti pelayanan
ANC juga menjadi indikator penting dalam memastikan eliminasi penularan HIV,
Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak sesuai Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 52 Tahun 2017. Penyelenggaraan eliminasi tersebut dilakukan melalui
kegiatan promosi kesehatan, surveilans kesehatan, deteksi dini, dan atau
penanganan kasus. Deteksi dini dilakukan dengan rapid diagnostic test (RDT) pada
ibu hamil paling sedikit satu kali pada masa kehamilan di pelayanan kesehatan
yang memiliki standar diagnostik tersebut. Berdasarkan data rutin Direktorat
Jenderal P2PML tahun 2019, dari 2.370.473 ibu hamil yang di tes HIV 6.439
orang reaktif (0,27%). Sedangkan dari 2.576.979 ibu hamil diskrining Hepatitis B,
diperoleh ibu hamil yang reaktif HbSAg sejumlah 46.943 orang (1,82%). Dalam
Undang-undang nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan bahwa pelayanan
kesehatan kepada masyarakat khususnya perempuan, bayi, dan anak yang
dilaksanakan oleh bidan secara bertanggung jawab, akuntabel. bermutu, aman, dan
berkesinambungan, masih dihadapkan pada kendala profesionalitas, kompetensi,
dan kewenangan. Dalam pasal 1 ayat 19: Wahana Pendidikan Kebidanan adalah
Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan
pendidikan Kebidanan. Pasal 5 ayat 2 Lulusan pendidikan akademik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat melanjutkan program pendidikan profesi.
Pasal 43 ayat 2 Bidan lulusau pendidikan profesi dapat melakukan Praktik
Kebidanan di Tempat Praktik Mandiri Bidan dandi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya. Keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor
hk.01.07/menkes/320/2020 tentang standar profesi bidan : Area Landasan
IlmiahPraktik Kebidanan a. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan
untukmemberikan asuhan yang berkualitas dan tanggap budaya sesuai ruang
lingkupasuhan: 1) Bayi Baru Lahir (Neonatus). 2) Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. 3) Remaja. 4) Masa Sebelum Hamil. 5) Masa Kehamilan. 6) Masa
Persalinan. 7) Masa Pasca Keguguran. 8) Masa Nifas. 9) Masa Antara. 10) Masa
Klimakterium. 11) Pelayanan Keluarga Berencana. 12) Pelayanan Kesehatan
Reproduksi dan Seksualitas Perempuan. b. Bidan memiliki pengetahuan yang
diperlukan untuk memberikan penanganan situasi kegawatdaruratan dan sistem
rujukan. c. Bidan memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk dapat melakukan
Keterampilan Dasar Praktik Klinis Kebidanan. Sebagai seorang bidan yang
4
profesional, harus selala
5
update ilmu dengan mengikuti pelatihan, seminar, dan mengikuti regulasi
yang ada,serta mengetahui peran dan tanggung jawab sehingga bisa memberikan
asuhan sesuai dengan standar. Agar tidak menyebabkan kejadian patologis
ataukematian karena tidak terdeteksinya komplikasi sejak dini, upaya promotif
dan prefentif samapentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitative pada tiap
siklus kehidupan dan tiap level pelayanan. Hal ini pentingnya di
lakukancontinuity of carepada ibu hamil,ibu bersalin, bayi baru lahir, ibu nifas,
dan neonatus .
Salah satu usaha untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia pemberian
asuhan secara berkesinambungan atau Continuity Of Care (COC). Continuity of
Care (COC) merupakan model asuhan kebidanan yang diberikan kepada pasien
dilakukan secara berkesinambungan. Penggunaan model ini mampu memberikan
proses pembelajaran yang unik dimana bidanmenjadi lebih memahami tentang
filosofi kebidanan Continuity Of Care merupakan hal yang mendasar dalam
model praktek kebidanan untuk memberikan asuhan yang holistik, membangun
kemitraan yangberkelanjutan untuk memberikan dukungan dan membina
hubungan saling percaya antara bidan dengan pasien ( Astuti, dkk,2017)
Continuity Of Care merupakan pemberian pelayanan berkesinambungan
mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta keluarga berencana
yang dilakuan oleh bidan.
Continuity Of Care merupakan isu yang sangat penting bagi perempuan
karena memberi kontibusi rasa aman dan nyaman bagi mereka selama kehamilan,
persalinan, dan nifas.
Asuhan Continuity of care(COC) merupakan upaya bidan di Indonesia
untuk memberikan asuhan yang berkelanjutan, bidan dapat memantau kondisi ibu
dan bayi sehingga mencegah terjadi komplikasi yang tidak segera ditangani.
Pemantauan tersebut secara intesif sangatlah diperlukan untuk mendeteksi secara
dini apabila terdapat penyulit atau kelainan dengan tujuan menyiapkan wanita
hamil secara komprehensif baik fisik maupun mental serta menyelamatkan ibu
dan bayi dalam kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga tidak terjadi penyulit
dan komplikasi.
Continuity Of Care merupakan program peningkatan pemberian pelayanan
kebidanan secara kontinyu yang dilaksanakan oleh bidan dan sebagai tugas
mahasiswa profesi kebidanan dengan mengedepankan asuhan kebidanan secara
6
holistikdan terpadu
7
Berdasarkan ruang lingkup asuhan yang diberikan kepada ibu hamil,
persalinan, bayi baru lahir, masa nifas, dan neonatus, maka pada penyusunan
Laporan ini mahasiswa melaksanakan asuhan kebidanan yang berkelanjutan
(ContinuityofCare), asuhan ini perlu dilakukan untuk mencegah komplikasi yang
mungkin terjadi baik pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, masa
nifas, hingga neonatus.
1.3. Tujuan
a. Melakukan Pengkajian pada ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, dan
masa nifas
b. Menentukan diagnosa/masalah kebidanan pada ibu hamil, persalinan,
bayi baru lahir, dan masa nifas
c. Membuat Perencanaan pada ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, dan
masa nifas
d. Melakukan implementasi pada ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir,
dan masa nifas
e. Melakukan evaluasi pada ibu hamil, persalinan, bayi baru lahir, danmasa
nifas
8
1.4. Manfaat
a. Bagi Pasien/Klien
Diharapkan klien mendapatkan asuhan kebidanan secara
komprehensifsehingga klien mampu mendeteksi tanda bahaya kehamilan,
persalinan,bayi baru lahir dan nifas
b. Bagi Penulis
Dapat menerapkan secara langsung teori – teori yang telah didapat selama
masa perkuliahan di lahan praktik serta dapat memiliki pengalaman pemberian
asuhan kebidanan komprehensif ( Continuity Of Care ) pada kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, dan nifas
c. Bagi Lahan Praktek
9
BAB II
TINJAUAN
TEORI
2.1 Kehamilan
Konsepsi dalam kehamilan adalah hasil proses pembuahan sel sperma
padatelur yang kita kenal dengan istilah fertilisasi. Pertemuan inti ovum dengan
inti spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. Periode
ini adalah awal terjadinya kehamilan pada seorang wanita.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoadan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saatfertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalamwaktu40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender
Internasional, kehamilandibagi menjadi tiga trimester, dimana trimester satu
berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua minggu ke-13 hingga ke-27, dan
trimester ketiga minggu ke-28 hingga ke-40. (Prawirohardjo, 2008). (Susanti dkk,
2022)
2.1.1 Perubahan adaptasi fisiologis pada ibu hamil ditrimester I, II, III
Selama Kehamilan terjadi adaptasi anatomis, fisiologi dan biokimia yang
mencolok, banyak perubahan ini dimulai segera setelah pembuahan dan
berkelanjutan selama kehamilan, dan sebagian besar terjadi sebagai respon
terhadap rangsangan fisiologis yang ditimbulkan oleh janin dan plasenta
Selama kehamilan nomal, hampir semua system organ mengalami
perubahan anatomis dan fungsional. Dibawah ini akan dijelaskan peubahan-
peubahan yang terjadi selama kehamilan :
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Pada wanita tidak hamil , uterus normal memiliki berat sekitar 70 gram dan
rongga berukuran 10 ml atau kurang. Selama kehamilan uterus berubahmenjadi
organ muscular dengan dinding relative tipis yang mampu menampung janin ,
plasenta, dan cairan amnion. Volume total isi uterus pada kehamilan
atermadalah sekitar 5 L meskipun dapat juga mencapai 20 L ataulebih. Pada
10
akhir kehamilan uterus telah mencapai kapasitas 500-1000 kali
11
lebih besar dari pada keadaan tidak hamil. Selama kehamilan, pembesara
uterus terjadi akibat peregangan dan hipertrofi sel-sel otot, sementara produksi
miosit masih terbatas. Peningkatan ukuran sel otot ini diiringi oleh akumulasi
jaringan fibrosa, terutama dilapisan otot eksternal, dan peningkatan bermakna
jaringan elastis. Anyaman serat otot yang terbentuk ikut memperkuat dinding
uterus.
Meskipun mengalami penebalan yang lebih bermakna selama beberapa
bulan pertama kehamilan, dinding korpus sebenarnya menipis seiring dengan
kemajuan gestasi. Pada kehamilan aterm, ketebalan dinding ini hanya 1-2 cm
atau kurang. Pada bulan-bulan terakhir , uterus berubah menjadi suatu kantong
berotot dengan diding yang tipis, lunak dan lentur sehingga janin dapat teraba
dari luar . (Andina Vita dkk,2012)
b) Sususnan Sel Otot
Pada akhir minggu ke-12, uterus menjadi terlalu besar untuk seluruhnya
tetap berada didalam panggul. Uterus yang terus membesar ini kemudian
berkontak dengan dinding anterior abdomen, menggeser usus kelateral dan
superior dan terus tumbuh sehingga akhirnya hampir mencapaihati. sewaktu
muncul dari panggul, uterus biasanya mengalami rotasi kekanan. Dekstrorotasi
12
ini kemungkinan besar disebabkan oleh adanya reksasigmoid disisi kiri
panggul
13
seiring dengan baiknya uterus, sehingga tegangan pada ligamentum dan
rotundum juga meningkat.
Bila wanita hamil berdiri, sumbu longitudinal uterus setara dengan perluas
sumbu aperture pelvis superior. Dinidng abdomen menompang uterus dan
kecuali jika terlalu lemas, mempertahankan hubungan antara sumbu panjang
uterus dan sumbu apeture pelvis superior. Dalam keadaan terlentang, uterus
kembali jatuh bertumpu pada kolumna veterbrata dan pembuluh-pembuluh
besar sekitar, terutama vena kava inferior dan aorta. (Andina Vita dkk,2012)
d) Kontraktilitas
15
estrogen. Mediator lain, selain estradiol dan progesteron, memodifikasi
resistensi pembuluh darah selama kehamilan. (Andina Vita dkk,2012)
g) Serviks
Pada satu bulan setelah konsepsi, serviks sudah mulai mengalami
pelunakan dansianosis yang signifikan. Perubahan-perubahan ini terjadi karena
peningkatan vaskularnitas dan edema serviks keseluruhan, disertai oleh
hipertrofi dan hiperflasia kelenjar serviks. (Andina Vita dkk,2012)
h) Ovarium
16
2) Payudara
3) Sistem Endokrin
c) Hiperpigmentasi
Hiperpigmentasi terjadi pada hampir 90% wanita. Hiperpigmentasi
biasanya lebih mencolok pada mereka yang berkulit gelap. Garis tengah kulit
abdomen (linea alba) mengalami pigmentasi, sehingga warnanya berubah
17
menjadi hitam kecoklatan (linea nigra). Kadang muncul bercak-bercak
kecoklatan ireguler dengan berbagai ukuran diwajah dan dileher, menimbulkan
kloasma atau melasma gravidarum .
Pigmentasi aerola dan kulit genital juga dapat bertambah. Perubahan-
perubahan pigmentasi ini bisanya hilang atau paling sedikit berkurang nyata
setelah persalinan. Kontrasepsi oral juga dapat menyebabkan pigmentasi
serupa. (Andina Vita dkk,2012)
d) Perubahan vaskular
Angioma yang disebut vaskular spinder terbentuk pada sekitar dua pertiga
wanita kulit putih dan sekitar 10% wanita kulit hitam. Angioma ini
bermanifestasi sebagai benjolan-benjolan kecil merah dikulit, terutama
diwajah, lher, dada atas, dan lengan, disertai jari-jari menjulur keluar dari
bagian tengah lesi. Keadaan ini sering disebut sebagai nevus, angioma atau
telangiekstasia. Eritema palmaris ditemukan selama kehamilan pada sekitardua
pertiga wanita kulit putih dan sepertiga wanita. Kedua keadaan ini
tidakmemiliki makna klinis dan hilang pada sebagai besar wanita segera
setelah persalinan. Perubahan vaskular ini kemungkinan besar merupakan
konsesuiensi hiperstrogenemia. (Andina Vita dkk,2012)
4) Sistem perkemihan
a) Ginjal
Pada sistem kemih ditemukan sejumlah perubahan nyata akibat
kehamilan. Dengan menggunakan radiografi, Bailey dan Rolleston (1971)
melaporkan bahwa ginjal 1,5 cm lebih panjang pada awal masa nifas,
dibandingkan dengan 6 bulan kemudian. Laju filtrasi glomerulus (LFG,
Glomerular Filtration Rate) dan aliran plasma ginjal meninggal pada awal
kehamilan. LFG meningkat hingga 25% pada minggu kedua setelah
konsepsi dan 50% pada awal trimester kedua. Aliran plasma ginjal bahkan
meningkat lebih besar. Peningkatan fitrasi glomerulus menetap sampai
aterm, meskipun aliran plasma ginjal berkurang selama kehamilan tahap
akhir. Sekitar 60% wanita, mengalami peningkatan berkemih, terutama
akibat meningkatnya LPG.
18
Seperti pada tekanan darah, postur ibu mungkin berpengaruh besar
terhadap beberapa aspek fungsi ginjal. Misalnya, menjelang akhir
kehamilan, aliran urin dan eksresi natrium rata-rata dalam posisi
terlentangkurang dari padaseparuh laju ekresi dalam posisi berbaring lateral.
Dampakpostur pada filtrasi glomerulus dan aliran plasma jauh lebih
bervariasi. (Andina Vita dkk,2012)
b) Ureter
c) Kandung kemih
5) Sistem pencernaan
19
disebabkan oleh refluks sekresi asam ke esopagus bawah. Meskipun perubahan
posisilambung ikut berperan menyebabkan tingginya frekuensi pirosis namun
tonus sfingter esofagus bawah juga berkurang dan tekanan intralambung
meningkat. Pada saat yang sama peristalsis esofagusmemperhatikan penurunan
kecepatan gelombang dan amplitudo. (Andina Vita dkk,2012)
a) Hati
b) Kandung empedu
6) Sistem musculoskeletal
Lordosis progresif adalah gambaran khas kehamilan normal. Lordosis
sebagai kompensasi posisi anterior uterus yang membesar, menggeser pusat
gravitasi kembali ke ekstermitas bawah. Selama kehamilan, sendi sakroiliaka,
sakrokoksigen, dan pubis mengalami peningkatan mobilitas. Peningkatan
kelenturan sendi selama kehamilan tidak berkaitan dengan peningkatan kadar
estradiol, progesteron atau relaksin serum ibu. Mobilitassendi mungkin
berperan dalam perubahan postur ibu dan sebaliknya dapat menyebabkan rasa
tidak nyaman dipunggung bawah. Hal ini terutama mengganggu pada
kehamilan tahap lanjut, saat wanita hamil kadang merasa pegal, baal dan
20
lemah di
21
ektermitas atasnya. Hal ini dapat terjadi akibat lordosis hebat disertai fleksi
leher anterior dan melorotnya gelang bahu, yang pada gilirannya menimbulkan
tarikan pada saraf ulnariis dan medianus. (Andina Vita dkk,2012)
7) Sistem kardiovaskular
a) Jantung
b) Curah jantung
22
2.1.2 Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil
Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan
emosional. Sering kali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa
bahagianya karena menjadi seorang ibu dan telah memilihkan sebuah nama
untuk bayi yang akan dilahirkannya. Namun tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya,khawatir kalau
ada kemumgkinan dia kehilangan kecantikannya dan kemungkinan bayinya
tidak normal Sebagai seorang bidan anda harus menyadari adanya perubahan-
perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan
memperhatikan keprihatinan, kehamilan, ketakutan dan pertanyaannya.
(Hatijar dkk, 2020)
23
bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas
kemampuannya untuk mempunyai keturunan bercampur dengan
keprihatinan akan kesiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah
bagi keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari berhubngan
seks karena takut mencederaibayinya. (Hatijar dkk, 2020)
24
mengandalkannya guna
25
mendapatkan kepastian.
Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai
300 hari dengan perhitungan sebagai berikut :
27
c) Bagian-bagian janin
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)
serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas
pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir). Bagian janin ini
dapat dilihat lebih sempurna menggunakan USG.
d) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai sesak dan padat bisa pingsan
e) Anoreksia (tidak ada selera makan )
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian
nafsu makan timbul kembali.
f) Lelah (fatigue)
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolism (basal metabolism rate-BMR) pada
28
kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan usia
kehamilan akibat aktivitas metabolism hasil konsepsi.
29
g) Payudara
Payudara membesar, tegang,dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli
payudara kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar
h) Miksi
Miksi/BAK sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh
Rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan. Pada akhir kehamilan,gejala ini kembali
karenakandung kemih ditekan oleh kepala janin.
i) Konstipasi/obstipasi
Kosntipasi terjadi karena tonus otot-otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid.
j) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid placenta,
dijumpai di muka (cholasma Gravidarum ), areola payudara,leher
dan dinding perut. (line nigra= grisea). Epulis atau dapat disebut
juga hipertrofi dari papil gusi,seringterjadi pada triwulan pertama.
Pemekaran vena-vena (varises dapat terjadi pada kaki, betis,dan
vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
30
terasa benjolan yang asimetris.
f) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Braxton
Hicks). Merupakan peregangan sel-sel otot uterus,akibat
meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
bermitrik,sporadic, tidak nyeri, biasanya timbul pada kehamilan
delapan minggu, tetapi baru dapat diamatai dari pemeriksaan
abdominal pada trimester ketiga.Kontraksi ini akan terus meningkat
frekuensinya , lamanya dan kekuatannya sampai mendekati
persalinan.
(Hatijar dkk, 2020)
32
g. Pemeriksaan dengan speculum-merupakan skrining vaginitis
dan servisitis; observasi bukaan serviks, tonjolan kantong
ketuban, bekuan darah, atau bagian-bagian janin
h. Pemeriksaan bimanual-ukuranuterus, dilatasi, nyeri tekan,
effacement, serta kondisi ketuban. Dapatkan nilaihemoglobin
dan hematokrit, jenis dan Rh (jika belum ada)
i. Jika pemeriksaan negative, dapat dilakukan pemeriksaan
ultrasuara untuk menentukan kelangsungan hidup janin,
tanggal kelahiran, dan jika mungkin untuk menenangkan
wanita. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasuara negatif,
tenangkan wanita, kaji ulang gejala bahaya dan pertahankan
nilai normal
j. Konsultasi ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram
meningkat, atau hasil pemeriksaan fisik dan ultrasuara
b) Abortus Insipiens
1. Pengertian
Keguguran membakat ini tidak dapat dihentikan, karena setiap
saat dapat terjadi ancaman perdarahan dan pengeluaran hasil
konsepsi.
2. Tanda dan gejala
a. Perdarahan lebih banyak
b. Perut mules (sakit) lebih hebat
c. Pada pemeriksaan dijumpai perdarahan lebih banyak, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan/hasil konsepsi dapatteraba
3. Penanganan
Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu
a. lakukan evakuasi uterus dengan Aspirasi Vakum Manual
(AVM). Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan:
c) Abortus Inkomplit
1. Pengertian
Ditandai dengan dikeluarkannya sebagian hasil konsepsi dari
uterus.
2. Gejala klinis
a. Perdarahan berlangsung terus
b. Perdarahan mendadak
c. Disertai infeksi dengan suhu tinggi
d. Dapat terjadi degenerasi ganas (korio karsinoma)
e. Pada pemeriksaan dijumpai gambaran: Kanalis servikalis
terbuka, Dapat diraba jaringan dalam rahim atau dikanalis
servikalis, Kanalis servikalis tertutup dan perdarahan
berlangsung terus, Dengan pemeriksaan sonde perdarahan
bertambah
3. Penanganan
a. Jika perdarahan tidak terlalu banyak dan kehamilan kurangdari
16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau
dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri
ergometrin 0,2 mg I.M atau misoprostol 400mcg per oral
b. Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia
kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi sisa hasil konsepsi
dengan: Aspirasi Vakum Manual (AVM), kuret tajam
34
sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak
tersedia.
c. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin
0,2 mg I.M (diulangi setelah 15 menit jika perlu) atau
misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulangi setelah 4 jam
jikaperlu).
d. Jika kehamilan lebih dari 16 minggu: Berikan infus oksitosin
20 unit dalam 500 ml cairan I.V (garam fisiologikatau Ringer
Laktat) dengan kecepatan 40 tetes/menit sampai terjadi
ekspulsi hasil konsepsi. Jika perlu berikan misoprostol 200
mcg pervaginam setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi (maksimal 800 mcg). Evakuasi sisa hasil konsepsi
yang tertinggal dalam uterus. Pastikan untuk tetap memantau
kondisi ibu setelah penanganan.
d) Abortus Komplit
1. Pengertian
Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan, sehingga tidak
memerlukan tindakan. Gambaran klinisnya adalah uterus
mengecil, perdarahan sedikit, dan kanalis telah tertutup.
2. Penanganan:
a. Tidak perlu evakuasi lagi
b. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
c. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
d. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus
600 mg/hari selama 2 minggu, jika anemia berat berikan
transfusi darah
e. Konseling asuhan pascakeguguran dan pemantauan lanjut
e) Mola Hidatidosa
1. Pengertian
Adalah jonjot-jonjot korion yang tumbuh berganda berupa
gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan
sehingga menyerupai buah anggur, atau mata ikan. Kehamilan
mola merupakan proliferasi abnormal dari vili khorialis.
35
2. Etiologi
Penyebab mola belum diketahui dengan pasti, faktor-faktor yang
dapat menyebabkannya antara lain:
a. Faktor ovum, ovum memang sudah patologik sehingga mati,
tetapi terlambat dikeluarkan.
b. Imunoselektif dari trofoblas
c. Keadaan sosek rendah
d. Paritas tinggi
e. Kekurangan protein
f. Infeksi virus dan faktor kromosom yang belum jelas
3. Diagnosis dan gejalaAnamnesa/keluhan:
a. Terdapat gejal-gejala hamil muda yang kadang-kadang lebih
nyata dari kehamilan biasa Kadangkala ada tanda toksemia
gravidarum
b. Terdapat perdarahan yang sedikit atau banyak, tidak teratur,
warna tengguli tua atau kecoklatan seperti bumbu rujak
c. Pembesaran uterus tidak sesuai (lebih besar) dengan tua
kehamilan seharusnya
d. Keluar janringan mola seperti buah anggur atau mata ikan
yang merupakan diagnosa pasti.
e. Inspeksi : Muka dan kadang-kadang badan kelihatan pucat
kekuning-kuningan (mola face). Bila gelembung mola keluar
akan terlihat dengan jelas.
f. Palpasi : Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya
kehamilan, teraba lembek. Tidak teraba bagian-bagian janin
dan balotemen, juga gerakan janin. Adanya fenomena
harmonica; darah dan gelembung mola keluar, dan fundus
uteri turun: lalu naik lagi karena terkumpulnya darah baru
g. Auskultasi : Tidak terdengar bunyi denyut jantung janin,
Terdengar bising dan bunyi khas. Reaksi Kehamilan, karena
kadar HCG yang tinggi maka uji biologic dan uji imunologik
(Galli Mainini dan planotest) akan positif setelah pengenceran
(titrasi) :
h. Galli Mainini 1/300 (+), maka suspek mola hidatidosa Galli
36
Mainini 1/200 (+), maka kemungkinan mola hidatidosa atau
hamil kembar. Bahkan pada mola atau koriokarsinoma, uji
biologik atau imunologik cairanserebro-spinal dapat menjadi
positif.
i. Pemeriksaan dalam
Pastikan besarnya rahim, rahim terasa lembek, tidak ada
bagian-bagian janin, terdapat perdarahan dan jaringan dalam
kanalis servikalis dan vagina, serta evaluasi keadaanserviks.
Uji sonde, sonde dimasukkan pelan-pelan dan hati-hati ke
dalam kanalis servikalis dan kavum uteri, bila tidak ada
tahanan, sonde diputar setelah ditarik sedikit, bila tetap tidak
ada tahanan, kemungkinan .Foto rontgen abdomen, tidak
terlihat tulang-tulang janin (pada kehamilan 3- 4 bulan).
Arteriogram khusus pelvis Ultrasonografi, pada mola akan
kelihatan bayangan badai salju dan tidak terlihat janin.
4. Penanganan awal:
Jika diagnosis kehamilan mola telah ditegakkan, lakukan evakuasi
uterus: Segera lakukan evakuasi jaringan mola dan sementara
proses evakuasi berlangsung berikan infus 10 unit oksitosin dalam
500 ml cairan I.V (NaCl atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-
60 tetes per menit (sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan
hebat dan efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara
cepat)
5. Penanganan selanjutnya:
Pasien dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi hormonal atau
tubektomi bila ingin menghentikan fertilitas. Lakukan pemantauan
setiap 8 minggu selama minimal 1 tahun pasca evakuasi dengan
menggunakan tes kehamilan dengan urin karena adanya risiko
timbulnya penyakit trofoblas yang menetap atau khoriokarsinoma.
Jika tes kehamilan denganurin tidak negatif setelah 8 minggu atau
menjadi positif kembali dalam 1 tahun pertama, rujuk ke pusat
kesehatantersier untuk pemantaun dan penanganan lebih lanjut
37
f) Kehamilan Ektopik
1. Pengertian
Perjalanan hasil konsepsi dapat terganggu dalam perjalanan
sehingga tersangkut dalam lumen tuba. Tuba falopii tidak
mempunyai kemampuan untuk berkembang dan menampung
pertumbuhan janin sehingga setiap saat kehamilan yang terjadi
terancam pecah. Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan
implantasi terjadi di luar rongga uterus. Tuba falopii merupakan
tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik
(lebih besar dari 90%).
2. Diagnosis banding
a. Abortus iminens
b. Penyakit radang panggul baik akut maupun kronis
c. Kista ovarium (terpuntir atau ruptur) dan apendisitis akut
3. Tanda dan gejala kehamilan ektopik
tanda dan gejalanya sangatlah bervariasi bergantung pada pecah
atau tidaknya kehamilan tersebut. Alat penting yang dapat
digunakan untuk mendiagnosis kehamilan ektopik yang pecah
adalah tes kehamilan dari serum dikombinasi denga
ultrasonografi. Jika diperoleh hasil darah yang tidak membeku,
segera mulai penang
(Hatijar dkk, 2020)
28
patologik biasanya terjadi setelah minggu ke-20 (atau
lebihawal pada adanya kasus penyakit trofoblast seperti mola
atau hidrops). Terbagi atas preeklamsia ringan dan berat.
3. Eklamsia-hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema
patologik dan konvulsi/kejang dan atau koma.
Preeklamsia/eklamsia sering disebut juga toxemia gravidarum.
b) Pregnancy-aggravated Hypertension
Hipertensi yang telah ada diluar kehamilan yang diperberat
dengan adanya kehamilan.
1. Superimposed preeklamsia
2. Superimposed eklamsia
c) Coincidental Hypertension
Penelitian berbagai factor risiko terhadap hipertensi pada
kehamilan/preeklamsia/eklamsia menghasilkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Usia
2. Paritas
3. Ras/golongan
4. Factor keturunan
5. Factor gen
6. Diet/gizi
7. Iklim/musim
8. Tingkah laku/sosioekonomi
Hiperplasentosis(Hatijar dkk, 2020)
27
2.1.5 Tanda-Tanda Bahaya pada Kehamilan Lanjut
1) Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan letak plasenta yang abnormal yaitu pada
segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagain atau seluruh jalan
lahir (pada keadaan normal,plasenta terletak dibagian fundus atau segmen
atas uterus). Plasenta previa terbagai atas hal-hal berikut :
a) Plasenta previa totalis : jika seluruh pembukaan jalan lahir
tertutup jaringan plasenta
b) Plasenta previa parsialis : jika sebagain pembukaan jalan lahirtertutup
jaringan plasenta
Plasenta previa marginalis : jika tepi plasenta berada tepat pada tepi
pembukaan jalan lahir
2) Solusio Plasenta
Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta (placental abruption) dari tempat
implantasinya pada korpus uteri sebelum bayi lahir. Dapat terjadi pada
setiap saat dalam kehamilan. Terlepasnya plasenta dapat sebagian
(parsialis) atau seluruhnya (totalis) atau hanya rupture tepinya (rupture
sinus marginalis). (Hatijar dkk, 2020)
2.2 Persalinan
2.2.1 Definisi
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang
normal dalam kehidupan. Berikut beberapa istilah yang berkaitan
dengan persalinan:
a. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
29
turunke jalan lahir
b. Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban didorong keluar
melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
persalinan (labor) adalah rangkaian peristiwa mulai dari kenceng-
kenceng teratur sampai dikeluarkannya produk konsepsi (janin,
plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,dengan bantuan atau
dengan kekuatan sendiri.
c. Paritas adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari 500 gram
yang pernah dilahirkan, hidup maupun mati, bila berat badan tidak
diketahui, maka dipakai umur kehamilan lebih dari 24 minggu.
d. Delivery (kelahiran) adalah peristiwa keluarnya janin
termasukplasenta
a. Estrogen
c. Teorioksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipose parst posterior.
Perubahankeseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah
sensitivitas otot rahim, sehingga sering terjadi kontraksi braxton
hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga
persalinan dimulai.
d. Teori prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15
minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian prostaglandin
31
pada saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga
terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu
terjadinya persalinan.
e. Teori hipotalamus pituitari dan glandula suprarenalis
Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering
terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk
hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin (1973). Malpar
tahun 1933 mengangkat otak kelinci percobaan, hasilnya kehamilan
kelinci menjadi lebih lama. Pemberian kortikosteroid yang dapat
menyebabkan maturitas janin, induksi persalinan. Dari beberapa
percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus
pituitari dengan mulainya persalinan. Glandula suprerenal
merupakan pemicu terjadinya persalinan.
f. Teori berkurangnyua nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin dikemukanan oleh Hippokrates
untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang, maka
konsepsi akan segera dikeluarkan.
g. Faktor lain
Tekanan pada ganglion servikale dari pleksus frankenhauseryang
terletak di belakang serviks. Bila ganglion ini tertekan, maka
kontraksi uterus dapatdibangkitkan. (istri utami dkk, 2020)
32
a. Kala I
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap
normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(Setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit. Persalinan dimulai
(inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum dapat dikategorikan
inpartu jika uterus tidak mengakibatkan perubahan atau
pembkaan serviks.
34
Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap 10
cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam
(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara)
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
b. Kala II
Kala II persalinan dimulai pembukaan lengkap servik 10cm
dilanjutkan dengan upaya mendorong bayi keluar dari jalan lahir
dan berakhir dengan lahir nya bayi. Kala II persalinan disebut juga
dengan kala pengeluaran bayi.
c. Kala III
Kala III persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala
pengeluaran plasenta. Kala III persalinan dimulai setelah bayi lahir
dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada
kala III persalinan uterus (miometrium) berkontrakksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah bayi lahir penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkkurangnya ukuran tempat perlekatan
35
plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil,
sedangkkan uuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan
terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
d. Kala IV
Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dalam 2 jam setelah itu. Adapun asuhan yang harus dilakukan pada
kala IV meliputi :
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin Tidak ada perubahan pada waktu dan
bertambah kekuatan kontraksi
Rasa nyeri terasa di bagian belakang Kebanyakan rasa nyeri di bagian Depan
dan
menyebar ke depan
Dengan berjalan bertambah Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan
Intensitas berjalan
Ada hubungan antara tingkat Tidak ada hubungan antara tingkat
kekuatan kontraksi dengan kekuatan kontraksi dengan
intensitas Nyeri intensitas nyeri
Lendir darah sering tampak Tidak ada lendir darah
Ada penurunan bagian kepala janin Tidak ada kemajuan penurunan bagian
terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP Kepala belum masuk PAP
diantara kontraksi walaupun ada kontraksi
Pemberian obat penenang tidak Pemberian obat penenang yangefisien
menghentikan proses persalinan menghentikan rasa nyeri
Sesungguhnya pada persalinan semu
(istri utami dkk, 2020)
37
2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi pesalinan
Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan :
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat,
dasarpanggul,vagina, dan introitus (lubang luar vagina)
Bidang-bidang hodge :
Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untukmenentukan
kemajuan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui
pemeriksaan dalam/vagina toucher (VT), Adapun bidang hodge sebagai
berikut :
a. Hodge I : Bidang yang setinggi dengan Pintu Atas Panggul
(PAP)yang dibentuk oleh promontorium, artikulasio-iliaca,
sayap sacrum, linea inominata, ramus superior os pubis, tepi
atas symfisis pubis
Ukuran-Ukuran Panggul :
a. Panggul luar
1) Distansia Spinarum yaitu diameter antara kedua Spina Iliaka
anterior superior kanan dan kiri ; 24-26 cm
2) Distansia kristarum yaitu diameter terbesar antara kedua cristailiaka
kanan dan kiri : 28-30 cm
3) Distansia boudeloque atau konjugata eksterna yaitu diameter antara
lumbal ke-5 dengan tepi atas sympisis pubis : 18-20 cm
4) Lingkar panggul yaitu jarak antara tepi atas sympisis pubis ke
pertengahan antara trokhanter dan spina iliaka anterior superior
38
kemudian ke lumbal ke-5 kembali ke sisi sebelahnya sampai kembali
ke tepi atas sympisis pubis. Diukur dengan metlin.
Normal: 80-90 cm
b. Panggul dalam
1) Pintu atas panggul
a) Konjugata Vera atau diameter antero posterior yaitu diameter
antarapromontorium dan tepi atas symfisis: 11 cm. Konjugata
obstetrika adalah jarak antara promontorium dengan
pertengahan symfisis pubis.
40
4) Inklinatio pelvis
Adalah kemiringan panggul, sudut yang terbentuk antara bidang
semu pintu atas panggul dengan garis lurus tanah sebesar 55-60
derajat.Empat jenis panggul dasar dikelompokkan sebagai berikut:
a) Ginekoid (tipe wanita klasik)
b) Android (mirip panggul pria)
c) Antropoid (mirip panggul kera anthropoid)
d) Platipeloid (panggul pipih)(istri utami dkk, 2020)
a) Diameter
1) Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
2) Diameter occipitofrontalis. Jarak antara tulang oksiput danfrontal,
±12 cm
3) Diameter vertikomento / supraoksipitomental / mento occipitalis
± 13,5 cm, merupakan diameter terbesar terjadi pada presentasi
dahi
4) Diameter submentobregmatika ± 9,5 cm/Diameter anter oposterior
pada presentasi muka
41
Ukuran badan lain :
a. Bahu
1) Jaraknya ± 12 cm (jarak antara kedua akromion)
2) Lingkaran bahu ± 34 cm
b. Bokong
1) Lebar bokong (diameter intertrokanterika) ± 12 cm
2) Lingkaran bokong ± 27 cm
Presentasi Janin
Presentasi adalah bagian jain yang pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Bagian
presentasi adalahbagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari
pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam. Faktor-faktor yang
menentukan bagian presentasi adalah letak janin, sikap janin, dan ekstensi
atau fleksi kepala janin.
Letak Janin
Letak adalah hubungan antarasumbu panjang (punggung) janin terhadap
sumbupanjang (punggung ibu). Ada dua macam letak (1) memanjang atau
vertikal, dimana sumbu panjang janin paralel dengansumbu panjang ibu; (2)
melintang atau horizontal, dimana sumbu panjang janin membentuk sudut
terhadap sumbu panjang ibu. Letak memanjang dapat berupa presentasi
kepala atau presentasi sacrum (sungsang).Presentasi in tergantung pada
struktur janin yang pertama memasuki panggul ibu.
Sikap Janin
Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian tubuh
yang lain. Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada dalam
rahim. Hal ini sebagian merupakan akibat pola pertumbuhan janin dan
sebagian akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim. Pada
kondisi normal, punggung janin sangat fleksi kepala fleksi ke arah dada, dan
paha fleksi kearah sendi lutut. Sikap ini disebut fleksi umum. Tangan
disilangkan di depan toraksdan tali pusat terletak diantara lengan dan
tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat menimbulkan kesulitan
42
saat anak
43
dilahirkan. Misalkan pada presentasi kepala, kepala janin dapat berada
dalam sikap ekstensi atau fleksi yang menyebabkan diameter kepala berada
dala posisi yang tidak menguntungkan terhadap batas-batas pangul ibu.
Diameter biparietal adalah diameter lintang terbesar kepala janin. Dari
semua diameter anteroposterior, terlihat bahwa sikap ekstensi atau fleksi
memungkinkan bagian presentasi dengan ukuran diameter memasuki
panggul ibu. Kepala yang berada dalam sikap fleksi sempurna
memungkinkan diameter suboksipitobregmatika (diameter terkecil)
memasuki panggul dengan mudah.
Posisi Janin
Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sacrum,
mentum/dagu, sinsiput/puncak kepala yang defleksi/menengadah) terhadap
empat kuadran panggul ibu. Yaitu posisi oksipito Anterior Kanan (OAKa).
Oksipito tranversa kanan (OTKa), oksipito posterior kanan (OPKa), oksipito
posterior kiri (OPKi), oksipito tranversa kiri (OTKi), oksipitoanterior kiri
(OAKi). Engagement menunjukkan bahwa diameter tranversa terbesar
bagianpresentasi telah memasuki pintu atas panggul. Pada presentasi kepala
yang fleksi dengan benar, diameter biparietal meruakan diameter terbesar.
(istri utami dkk, 2020)
3) Power (Kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter dan
volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari
uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai
dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha volunter dimulai
untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini
memperbesarkekuatan kontraksi involunter.
(istri utami dkk, 2020)
4) Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Posisi
tegak memberikan sejumlah keuntungan yaitu mengubah posisi membuat rasa
letih hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak
44
meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, jongkok. Posisi tegak memungkinkan
45
gaya gravitasi membantu penurunan janin. (istri utami dkk, 2020)
5) Psikologis
Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika ditanya.
Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya merupakan petunjuk
berhargatentang jenis dukungan yang akan diperlukannya
2) Manejeman Kala II
Mekanisme persalinan merupakan gerakan janin dalam menyesuaikan
dengan ukuran dirinya dengan ukuran panggul saat kepala melewati
panggul. Mekanisme ini sangat diperlukan mengingat diameter janin yang
lebih besar harus berada pada satu garis lurus dengan diameter paling besar
daripanggul.
a) Engagment
Engagment pada primigravida terjadi pada bulan terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida dapat terjadi pada awal persalinan.
Engagment adalah peristiwa ketika diameter biparietal meliputi pintu atas
panggul dengan sutura sagitalis melintang/oblik didalam jalan lahir dan
sedikit fleksi. Masuknya kepala akan mengalami kesulitan bila masuk
kedalam panggul dengan suturasagitalis dalam antero posterior. Jika
kepala masuk kedalam PAP dengan sutura sagitalismelintang di jalan
lahir, tulang parietal kanandan kiri sama tinggi, maka keadaan ini disebut
46
sinklitismus. Kepala pada saat melewati pap daat juga dalam keadaan
47
dimana sutura sagitalis lebih dekat dengan promotorium atau kesymphisis
c) Rotasi Dalam
1) Rotasio dalam atau putar paksi dalam adalah pemutaran bagian
terendah janin dari posisi sebelumnya ke arah depan sampaidibawah
simfisisbila presentasi belakang kepala dimana bagian terendah janin
48
adalah ubun-ubun kecil maka ubun-ubun kecil memutar ke depan
sampai berada di bawah simpisis. Gerakanini adalah upaya kepala
janin untuk menyesuaikan dengan bentuk jalan lahir.
49
3) Manejeman Kala III
a) Pelepasan plasenta
Pengeluaran placenta :
Placenta yang sudah lepas dan menempati segmen bawah rahim, kemudian
melalui serviks, vagina dan dikeluarkan ke intruitas vagina.
Pemeriksaan pelepasan plasenta
1) Kustner : Tali pusat diregangkan dengan kanan, tangan kiri menekan atassyimpisis.
Penilaian :
a. Tali pusat masuk berarti belum lepas.
b. Tali pusat bertambah panjang atau tidak masuk berarti lepas.
50
Pengawasan perdarahan
1. Selama hamil aliran darah ke uterus 500-800 ml/mnt.
2. Uterus tidak berkontraksi dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak
350-500 ml.
3. Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus diantara anyaman
miometrium.
(istri utami dkk, 2020)
51
c. Penatalaksaan Persalinan Kala III
1) Pemberian suntikan oksitosin.
2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.
3) Masase uterus (Nurasiah, 2012).
d. Penatalaksaan Kala IV
1) Mencegah perdarahan.
2) Mencegah distensi kandung kemih.
3) Mempertahankan kenyamanan.
4) Menjaga kebersihan.
5) Mempertahankan kesimbangan cairan dan nutrisi.
6) Meminta ketersediaan keluarga untuk membantu masase uterus.
7) Membiarkan bayi berada pada ibu sebagai permulaan pemberian ASI.
c. Pengalaman persalinan
57
d. Support system
f. Pengalaman Nyeri
Pengalaman persalinan sebelumnya dapat mempengaruhi respon ibu
terhadap nyeri. Ibu yang mempuyai pengalaman nyeri yang tidak
menyenangkan dan sangat menyakitkan serta sulit dalam persalinan
sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada persalinan sebelumnya akan
mempengaruhi sensitifitasnya terhadap nyeri yang dirasakan.
g. Usia
Kondisi psikologi yang masih cenderung naik dan turun saat usia muda
bisa memicu terjadinya kecemasan yang tinggi dan nyeri yang dirasakan
lebih berat. Usia merupakan salah satu faktor menentukan toleransi
terhadap nyeri, toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia dan
pemahaman terhadap nyeri.
h. Emosi
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan
kontraksi uterus terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Karena saat
wanita dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stres maka secara
otomatif tubuh akan melakukan reaksi defensif sehingga secara otomatis
dari stres tersebut merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu
hormon katekolamin dan hormon adrenalin. Katekolamin ini akan
dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan, jika calon ibu tidak
bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan, dan akibat respon
tubuh tersebut uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan
oksigen ke dalam otot-otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan
58
menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan. Maka dari
itu, ketika ibu yang sedang melahirkan ini dalam keadaan rileks yang
nyaman, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerjasama secara
harmonis seperti seharusnya. Dengan begitu persalinan akan berjalan
dengan lancar, mudah dan nyaman.
59
meted atau pemberian obat-obatan penghilang rasa sakit, misalnya
pethidine, anestesi epidural, Entonox, TENS atau ILA (Intrathecal
Labooour Analgesia). Namun, belum semua metode dan obat ada di
Indonesia.
1) Pethidine, pemberian pethidine akan membuat tenang, rileks, malas
bergerak dan terasa agak mengantuk, tetapi tetap sadar. Obat ini
bereaksi 20 menit, kemudian akan bekerja selama 2 – 3 jam dan
biasanya diberikan pada kala I. obat biasanya disuntikkan dibagian
paha. Penggunaan obat ini juga menyebabkan bayi mengantuk, tetapi
pengaruhnya akan hilang setelah bayi lahir. Pethidine tidak diberikan
secara rutin, tetapi diberikan pada keadaan kontraksi Rahim yang terlalu
kuat.
2) Anesteiepidural, metode ini paling sering dilakukan karena
memungkinkan ibu untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat
anestesi disuntikkan pada rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang
punggung bagian bawah. Pemberian obat ibu harus di perhitungkan
agar tidak ada pengaruhnya pada kasus persalinan
b. Metode non farmakologi
Penerapan terapi nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri pada
persalinan merupakan metode yang harus dikembangkan oleh semua
penolong persalinan. Hal ini secara tidak langsung akan membantu ibu
bersalin dalam mengatasi nyeri akibat persalinan yang terjadi dan
menekan resiko terjadinya komplikasi akibat persalinan yang terjadi.
Prinsip metode ini adalah mengurangi ketegangan ibu sehingga ibu
merasa nyaman, rileks dan meningkatkan stamina menghadapi
persalinan (Raja, 2018)
Terapi non-farmakologis yang dapat diterapkan untuk membantu
mengurangi rasa nyeri persalinan sangat bervariasi antara lain
(Solehati,Tetti, 2018)
1) Terapi massage
2) Musik
3) Aromaterapi
4) Kompres hangat
5) Latihan Nafas ( breath exercise)
60
6) Latihan Birthball
7) Tehnik Rebozo
61
c. Skala Intensitas Nyeri Numerik
Numeric Pain Rating Scale (NPS/NRS/NPRS) NPS dianggap sederhana
dan mudah dimengerti. NPS lebih sederhana daripada VAS terutama untuk
menilai nyeri akut dan NPS lebih cocok dipakai dalam praktek sehari-hari
karena lebih sederhana (Suwondo, 2017).
pereda rasa nyeri. Menurut Solehati & Kosasih (2017), skala ini
Gambar 2.3
Skala
Numerik
62
(Sumber : Judha, 2012)
63
Keterangan :
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik. 4-6 : Nyeri sedang secara obyektif klien mendesis, menyeringai,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat
mengikuti perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi dan nafas panjang.
10 : Nyeri Berat Tidak Terkontrol Klien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul (Judha,2012).
Pengelompokan:
Pada skala nyeri 1-3 dikategorikan sebagai Nyeri Ringan (masih bisa
ditahan, aktivitas tak terganggu) Pada skala nyeri 4-6 dikategorikan
sebagaiNyeri Sedang (mengganggu aktivitas fisik) Pada skala nyeri 7-
10 dikat
65
2.3.3 Tanda bahaya pada bayi baru lahir
Tanda bahaya pada bayi baru lahir antara lain :
a) Bayi lemas atau gerakan bayi berkurang
b) Gerakan bayi berulang/Kejang
c) Suara nafas merintih
d) Nafas Cepat ( ≥ 60 kali/menit), Nafas lambat ( ≤ 40 kali/menit) ,
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.
e) Sesak nafas/sukar bernafas/henti nafas
f) Perubahan warna kulit (kebiruan,kuning, pucat)
g) Badan teraba dingin (suhu < 36,5)
h) Badan teraba demam (suhu > 37,5)
67
b. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang
c. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat
2.4 Nifas
2.4.1 Fisiologi Masa Nifas
Nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau
masa puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira
enam minggu atau 42 hari
Perubahan yang terjadi pada masa nifas ini adalah:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
Perubahan pada sistem reproduksi secara keseluruhan disebut proses
involusi, disamping itu juga terjadi perubahan-perubahan penting lain yaitu
terjadinya hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Organ dalam system
reproduksi yang mengalami perubahan yaitu:
a. Uterus
Uterus adalah organ yang mengalami banyak perubahan besar. Pada masa
pasca persalinan uterus mengalami involusi. Involusi atau pengerutan uterus
merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil
dengan berat sekitar 60 gram. Uterus hamil (diluar berat bayi, plasenta, cairan
dll) memiliki berat sekitar 1000 gram. Setelah 6 minggu pascapersalinan,
beratnya akan berkurang hingga mendekati ukuran sebelum hamil yaitu
sekitar 50-100 gram. Segera setelah melahirkan, fundus uterine akan teraba
setinggi umbilikus. Setelah itu, mengecilnya uterus terutama terjadi pada 2
minggu pertama pascapersalinan, dimana pada saat itu uterus akan masuk ke
dalam rongga pelvis. Pada beberapa minggu setelah itu, uterus perlahan-lahan
akankembali ke ukurannya sebelum hamil, meskipun secara keseluruhan
68
ukuranuterus tetap akan sedikit lebih besar sebelum hamil. Lapisan
endometrium akan mengalami regenerasi dengan cepat, sehingga pada hari
ke-7 kelenjar endometrium sudah mulai ada. Pada hari ke-
16 lapisan endometrium telah pulih di seluruh uterus kecuali di tempat
mplantasi plasenta. Pada tempat implantasi plasenta, segera setelah persalinan,
hemostasis terjadi akibat kontraksi otot polos pembuluh darah arterial dan
kompresi pembuluh darah akibat kontraksi otot miometrium (ligasi fisiologis).
Ukuran dari tempat implantasi plasenta akan berkurang hingga separuhnya,
dan besarnya perubahan yang terjadi pada tempat implantasi plasenta akan
mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari lokhia. Lokhia yang awal keluar
dikenal sebagai lokhia rubra (2 hari pasca persalinan). Lokhia rubra akan
segera berubah warna dari merah menjadi merah kuning berisi darah dan
lendir, yaitu lokhia sanguinolenta (3 -7 hari pp), dan akan berubah menjadi
berwarna kuning, tidak berdarah lagi, yaitu lokhia serosa ( 7 -14 hari pp)
Setelah beberapa minggu, pengeluaran ini akanmakin berkurang dan
warnanya berubah menjadi putih , lokhia alba, terjadi setelah 2 minggu pp.
Periode pengeluaran lokhia bervariasi, tetapi rata-rata akan berhenti setelah 5
minggu. Seringkali, seorang ibu mengalami peningkatan jumlah perdarahan
pasca persalinan pada hari ke-7-14. Hal ini disebabkan oleh lepasnya lapisan
pada tempat implantasi plasenta. Periode ini juga merupakan periode dimana
perdarahan pasca persalinan lanjut terjadi.
b. Vulva dan Vagina Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul
rugae kembali. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara
bertahap seperti ukuran sebelum hamil pada minggu ke 6-8 setelah melahirkan.
Rugae akan terlihat kembali pada minggu ke 3 atau ke 4.
c. Perineum Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, sehingga menyebabkan mengendurnyaorgan
ini bahkan robekan yang memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3
minggu.
d. Perubahan Payudara Persiapan payudara untuk siap menyusu terjadi sejak awal
kehamilan. Laktogenesis sudah terjadi sejak usia kehamilan 16 minggu.Pada
saat itu plasenta menghasilkan hormon progesteron dalam jumlah besaryang
akan mengaktifkan sel-sel alveolar matur di payudara yang dapat
mensekresikan susu dalam jumlah kecil. Setelah plasenta lahir, terjadi
69
penurunan kadar progesteron
70
yang tajam yang kemudian akan memicu mulainya produksi air susu disertai
dengan pembengkakan dan pembesaran payudara pada periode post partum.
e. Proses produksi air susu sendiri membutuhkan suatu mekanisme kompleks.
Pengeluaran yang reguler dari air susu (pengosongan air susu) akan memicu sekresi
prolaktin. Penghisapan puting susu akan memicu pelepasan oksitosin yang
menyebabkan sel-sel mioepitel payudara berkontraksi dan akan mendorong air susu
terkumpul di rongga alveolar untuk kemudian menuju duktus laktoferus. Jika ibu tidak
menyusui, maka pengeluaran air susu akan terhambat yg kemudian akan
meningkatkan tekanan intramamae.
72
meningkat pada fase konsetrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hormon Hipotalamik pituitary ovarium Hormon ini akan mempengaruhi
lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita menyusui maupun tidak
menyusui. Pada wanita menyusui, 16% wanita akan mendapatkan menstruasi
pada 6 minggu pasca persalinan, dan 45% wanita setelah 12 minggu pasca
persalinan. Sedangkan pada wanita tidak menyusui, 40% wanita akan
mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca persalinan, serta 90% wanita
setelah 24 minggu.
d. Hormon Oksitosin Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian
belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga
persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan
mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat
merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin sehingga dapat membantu
involusi uteri.
e. Hormon estrogen dan progesteron Volume darah normal selama kehamilan
akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon
antidiuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon
progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan
peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal,
usus, dinding vena, dasar panggul, perineum,vulva serta vagina.
6. Perubahan psikologi dan adaptasi lain yang dialami oleh ibu pasca
persalinan
1) Abandonment
Adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat setelah persalinan,
ibu merasa menjadi pusat karena semua orang menanyakan keadaan dan
kesehatannya. Beberapa jam setelah itu, perhatian orangorang di sekitar mulai
ke bayi dan ibu merasa “cemburu” kepada bayi.
73
2) Disappointment (kekecewaan)
74
bahaya.
75
2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
Keluarnya cairan berbau dari jalan lahir menunjukkan adanya infeksi.Hal
ini bisa disebabkan karena metritis, abses pelvis, infeksi luka perineum
atau karena luka abdominal.
3. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang- kejang.
Bengkak pada wajah, tangan dan kaki bila disertaitekanan darah
tinggidan sakit kepala (pusing).
4. Demam lebih dari 2 hari
Demam lebih dari 2 hari pada ibu nifas bisa disebabkan oleh infeksi.
Apabila demam disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir,
kemungkinan ibu mengalami infeksi jalan lahir. Akan tetapi apabila
demam tanpa disertai keluarnya cairan berbau dari jalan lahir, perlu
diperhatikan adanya penyakit infeksi lain seperti demam berdarah,
demam tifoid, malaria, dsb.
5. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit
Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit bisa disebabkan karena
bendungan payudara, inflamasi atau infeksi payudara.
6. angguan psikologis pada masa pasca persalinan meliputi :
a) Perasaan sedih pasca persalinan (postpartum blues) Depresi ringan
dan berlangsung singkat pada masa nifas,ditandai dengan:
Merasa sedih
Merasa lelah
Insomnia
Mudah tersinggung
Sulit konsentrasi
Gangguan hilang dengan sendirinya dan membaik
setelah 2-3 hari, kadang-kadang sampai 10 hari
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau sewaktupersalinan mengalami komplikasi. Waktuuntuk
sehat sempurna bisa berminggu- minggu, bulanan, bahkan tahunan.
(Kemenkes RI.2019)
3) Kelainan payudara.
b) Mastitis
c) Abses Payudara.
(Kemenkes RI.2019)
78
2.5 Teori Eviden Base Medicine Teknik Rebozo
79
2.5.1 Definisi
Rebozo adalah tekhnik untuk memberikan ruang pada bayi
dengan cara yang menyenangkan bagi ibu. Rebozo dapat digunakan
selama persalinan untuk membantu otot-otot dan serat otot dalam
ligament uterus rilekssehingga mampu mengurangi rasa sakit ketika
adanya kontraksi. (Simbolon & Siburian, 2021)
Teknik rebozo adalah cara nonfarmakologi atau tanpa
menggunakan obat(tradisional) untuk membantu mengelola rasa sakit
selama persalinan.Teknik ini berasal dari Meksiko dimana wanita
disana mempunyai tradisi menggunakan rebozo sebelum, selama dan
setelah kelahiran. Rebozo adalah kain panjang yg biasa dipakai
wanita meksiko untuk berkegiatan sehari - hari (memanggul,
menggendong bayi, selimut dll). melilitkan rebozo ke sekeliling
panggul dan bokong ibu hamil, lalu menggoyangkannya selama
proses persalinan berlangsung. Ayunan dari rebozo dianggap mampu
membuat sang ibu rileks serta membantu memosisikan bayi ke jalur
lahir. (Simbolon & Siburian, 2021.
Teknik Rebozo biasanya dilakukan pada ibu hamil setelah usia
kehamilan 28 minggu, dapat juga dilaksanakan selama persalinan.
Pada fase awal persalinan, dan setelah memasuki fase aktif,
dilakukan dengan TeknikShake The Apple Tree, merupakan salah
satu yang paling umum dilakukan pada pinggul wanita yang akan
melahirkan, dengan gerakan yang terkontroluntuk membantu
mengayunkannya dari sisi ke sisi lain sedikit demi sedikit.Menurut
Elloianza dalam biasanya untuk praktisi yang membantu ibu
dalammelakukan teknik rebozo menggunakan posisi jongkok atau
berdiri dengan sedikit menunduk. (Simbolon & Siburian, 2021)
Teknik rebozo berikutnya adalah teknik shake the apple tree, lebih cenderung ke
ligament otot panggul sehingga dapat mengurangi rasa sakit dipinggang. Teknik
ini dilakukan dengan mengerakkan pelan-pelan bagian bokong ibu sesuai
kenyamanan menggunakan selendang dan kedua tangan menopang pada Bola gym
atau dapat menggunakan kursi sofá dilapisi bantal.Lamaze dalam Bobak
menyatakan bahwa 85-90% persalinan berlangsung dengan nyeri, dan hanya 10-
15% persalinan yang berlangsung tanpa rasa nyeri. (Simbolon & Siburian, 2021)
82
69
Gambar 2.5 Teknik Rebozo shake the apple tree
(Awwalul dkk, 2020)
70
2.6 Kerangka Studi Kasus Asuhan Kebidanan
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY M G2P1A0 HAMIL 34 MINGGU
PERSETUJUAN/ INFONCONCENT
Asuhan KehamilanAsuhan
(ANC) Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL)/
Asuhan Nifas (PNC)
Neonatal
(INC)
71
BAB III
TINJAUAN
KASUS
PENGKAJIAN:
Tanggal : 06-05-2023 Jam : 10.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Mugina 1. Nama : Riski Arianto
2. Umur : 34 tahun 2. Umur : 40 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SD 4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 5. Pekerjaan : Buruh
6. Suku bangsa: Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa: Jawa/ Indonesia
7. Alamat : Jl. Banyumas Kihung LK 2 RT 08 Sukarame II
I. DATA SUBYEKTIF
ALASAN DATANG
Kunjungan ANC
KELUHAN UTAMA :
Ibu mengatakan hamil anak Kedua dengan usia kehamilan 34 minggu . Ibu
mengatakan sudah semakin dekat persalinannya
72
RIWAYAT KESEHATAN:
Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah operasi dan tidak pernah menderita penyakit-
penyakit seperti Diabetes Mellitus, Hipertensi, Jantung dan Hepatitis baik
sebelum hamil atau selama hamil, di dalam keluarga juga tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid : Tidak
Siklus : 28 -30 hari . Lama : 5 -7 hari
Warna darah : Merah kehitaman Leukhorea : Tidak
Banyaknya : 3 – 4 kali ganti pembalut
b. Riwayat Kehamilan sekarang :
1) G2 P1 A0
2) Usia kehamilan : 34 Minggu
3) HPHT : 2/9/2022
4) HPL : 9/6/2023
5) Gerak janin
a. Pertama kali : Ibu Merasakan Gerakan janin Terasa
Lebih Dari 4 Bulan
b. Frekuensi dalam 12 jam :
6) Tanda bahaya :
a. TM I : Tidak Ada
b. TM II : Tidak Ada
c. TM III : Tidak Ada
7) Keluhan
74
1. RIWAYAT KB :Pernah/ tidak pernah*)
a. Jika pernah :
Jenis Lama
Keluhan Alasan dilepas
Kontrasepsi Pemakaian
Suntik 3 Bulan 5 Tahun Tidak ada Ingin hamil
76
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada Tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada Tidak ada
merugikan
3. Riwayat Psikososial-spiritual
a. Riwayat perkawinan :
1) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 24 th.
2) Pernikahan ini yang ke satu sah lamanya 10 tahun
b. Hubungan dengan suami : baik
c. Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : Mendukung
d. Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : Diskusi bersama suami
e. Ibu tinggal serumah dengan : Suami dan anak
f. Pengambil keputusan utama dalam keluarga : Suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
g. Orang terdekat ibu : Suami
h. Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : Suami
i. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : Tidak ada
j. Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : Bidan
k. Penghasilan perbulan: Rp . 3.000.000 Cukup
l. Praktek agama yang berhubungan dengan kehamilan :
1) Kebiasaan puasa /apakah ibu berpuasa selama hamil ini? Tidak
ada Jika ‘ya’ frekuensi puasa : Tidak ada
Keluhan selama puasa : Tidak ada
2) Keyakinan ibu tentang pelayanan kesehatan :
ibu dapat menerima segala bentuk pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh nakes wanita maupun pria;
tidak boleh menerima transfusi darah;
tidak boleh diperiksa daerah genitalia,
lainnya :
m. Tingkat pengetahuan ibu :
77
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : Tanda bahaya
kehamilan Hal-hal yang ingin diketahui ibu :
Lingkungan:
Kebiasaan kontak dengan binatang : Tidak ada
n. Paparann dengan polutan : Tidak
78
Leher :Normal tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan
vena Jugularis
Ketiak :Nomal tidak ada benjolan
Dada :Normal Simetris antara kiri dan kanan dan tidak ada
benjolan Perut :Normal
Lipat paha:Normal
Vulva :Normal
Ekstremitas:
Atas :Normal Ekstermitas lengkap, tidak ada tremor pada
tangan Bawah :Normal tidak ada pembengkakan dan tidak ada
varices Refleks patella : Positif
Punggung :Normal
Anus :Tidak ada Hemoroid
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
Muka : Simetris tidak ada oedem dan tidak ada coasma gravidarum
Mamae : Simetris antara kiri dan kanan puting bersih dan menonjol
Vulva : Normal
2. Palpasi
Leoplod I : TFU 3 jari atas pusat, bagian fundus teraba lunak dan
tida melenting (bokong)
Leoplod II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian bagian kecil
dan bagian kiri perut ibu teraba keras dan rata
Leoplod III : Bagian terendah teraba bagian bulat dan melenting
(kepala)
Leoplod IV: Belum masuk PAP pada palpasi 5/5
3. Test osborn
TFU : 28 cm
79
TBJ ( Neiswender ): = 1,2 ( TFU – 7,7 ) x 100 ±155
= 1,2 ( 28 – 7,7 ) x 100 ±155
= ( 24,36 ) x 100±155
= 2.436 ±155
= 2.436 + 155
= 2.591
= 2.436– 155
= 2.281
Auskultasi :
DJJ : 140x/menit
4. Perkusi :
5. Pemeriksaan penunjang
USG : tanggal 14/3/2023 : 31 w 4 d
Laboratorium :
Periksa tanggal : 10/04/2023
HB :11,2 Gr %
Golongan darah : O rhesus
fositif HIV : Negatif
Sifilis : Negatif
Hepatitis : Non Reaktif
III. ANALISIS:
a. Diagnosa : G2P1A0 usia kehamilan 34 minggu dengan kehamilan
Normal, janin Tunggal hidup intra uteripresentasi kepala
80
b. Data Dasar :
Data Subjektif
:
a) Ibu mengatakan ini hamil anak ke dua dan belum pernah
keguguran HPHT : 02-09-2022
TP : 09-06-2023
Dasar Objektif :
1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, keadaan
emosional stabil .
2. Tanda-tanda Vital
TD : 109/79 mmHg
Resp : 24 x/ menit
Pals : 86x / menit
Temp : 36,5 ◦C
TB : 154 Cm
LILA : 29 Cm
BB sekarang 54 kg, BB sebelum hamil 63 Kg.
Kenaikan BB : 9 kg
IMT : 24,9021 ( normal : 18,5 -25)
- Leopold
- Leopold
Lepold 1 : TFU 3 jari atas pusat, bagian fundus teraba lunak dan
tidak melenting (bokong)
IV. PENATALAKSANAAN :
Pukul 10.15 WIB
1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga keadaan ibu dan janin dalam
keadaan baik, dengan menginformasikan hasil pemeriksaan diharapkan ibu
memahami akan kehamilannya, Ibu mengerti tentang kondisi
kehamilannya saat ini
Djj : 140x/m
2. Menginformasikan tanda bahaya kehamilan Trimester III : Darah tinggi,
Kejang, perdarahan, Ketuban pecah sebelum waktunya, kelainan letak,
kembar, penyakit infeksi, anemia, Ibu memahami setelah di beri edukasi
oleh bidan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III.
10. Menyepakati kunjungan tanggal 27 Mei 2023 atau jika ada keluhan,
dengan merencanakan kunjungan berikutnya atau jika ibuada keluhan
diharapkan ibu tidak segan untuk datang ke bidan kapanpun jika
adakeluhan diluar jadwal control, Ibu berjanji akan periksa lagi tanggal 27
Mei 2023 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan
80
CATATAN PERKEMBANGAN
Dada :Normal Simetris antara kiri dan kanan dan tidak ada
benjolan
Perut :Normal
Lipat paha:Normal
Vulva :Normal
Ekstremitas:
Refleks patella
Punggung :
Normal
Anus :Tidak ada Hemoroid
83
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
PADA NY.M USIA 22 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 40 MINGGU
DI PMB YANTI SUPRIANI
PENGKAJIAN:
Tanggal : 14 Juni 2023 Jam : .21.00 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Penanggung Jawab
Identitas Pasien
Status : Suami
1. Nama : Ny. M 1. Nama : Tn. R
2. Umur : 34 Tahun 2. Umur : 40 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SD 4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Buruh
6. Suku bangsa : Jawa/Indonesia 6. Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
KALA I
Tanggal : 13 Juni 2023
Jam : 21.00 WIB
I. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan masuk kamar bersalin
Ibu mengatakan mulas dan nyeri perut bagian bawah menjalar
sampai ke pinggang.
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mulas dan kencang pada perut, nyeri menjalar
sampai kepinggang, keluar lendir campur darah
3. Tanda-tanda persalinan
84
a. Kontraksi sejak pukul 17.00 WIB lamanya ±30 detik,
intensitas 3 kali dalam 10 menit lokasi ketidaknyamanan di
perut bagian bawah
b. Pengeluaran pervaginam : lendir bercampur darah
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir ± 15kali
5. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, penikahan ke-1, umur saat menikah 24 tahun,
lamanya pernikahan 10 tahun.
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 Tahun Lama : 5-7 hari
Siklus : 28-30 Hari Teratur Sifat darah: encer
Flour albous : Tidak ada Disminorhee:
tidak Banyaknya : 2-3 kali ganti
pembalut
a. HPHT : 02-09-2022
b. HPL : 09-06-2023
c. UK : 40 Minggu 4 hari
7. Riwayat Kehamilan ini:
a. Riwayat ANC
ANC teratur, frekuensi selama hamil 6 kali, oleh bidan di
BPM
b. Obat-obatan/jamu yang dikonsumsi selama hamil
Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan selama
hamil
c. Imunisasi
TT TT
Lengkap
d. Keluhan/masalah/keadaan yang dirasakan ibu selama hamil:
No. Keluhan Tindakan Oleh Ket.
(Tempat)
1. Mual Pemberian Bidan BPM
muntah Terapi B6
85
2. Sering Edukasi Bidan BPM
Berkemih fisiologi
TM 3
86
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Kead anak
Tahun Frek Keluhan Tempat JK/ Asi
UK Jenis Penolong Penyulit IMD Penyulit sekarang
ANC Penyulit persalianan BB eksklusif
2006 6x Tidak ada 40 Normal PMB Bidan LK/ Tidak ya Tidak 2 tahun Baik
mg 280 ada ada
0
2023 Hamil
ini
87
WIB, dengan porsi sedang dan jenis makanan yaitu nasi,sayur
dan lauk serta minum air putih.
b. Eliminasi :
1) BAK terakhir tanggal 13 Juni 2023 pukul 21.10 WIB
(warna kuning keemasan, bau khas pesing, tidak ada
keluhan)
2) BAB terakhir tanggal 13 Juni 2023 pukul 09 WIB
(konsistensi lembek ,warna kecoklatan, tidak ada
keluhan)
c. Istirahat (tidur)
Ibu mengatakan tidur malam ini terganggu karena sudah
merasa mulas
d. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x sehari
12. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (kesiapan menghadapi proses
persalinan)
a. Pendamping persalinan : Suami dan keluarga (ibu).
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang
dihadapi
Ibu mengatakan sudah siap menghadapi proses persalinan nanti
dan suami & keluarga siap menemani
c. Persiapan persalinan yang telah dilakukan : Keluarga
mengatakan telah menyiapkan biaya, kendaraan, pakaian dan
perlengkapan ibu dan bayi, dan lain-lain.
d. Pengetahuan tentang proses persalinan : Ibu dan keluarga
mengatakan bahwa telah mendapat informasi tentang
persalinan
88
Tekanan Darah : 109/79
MmHg Suhu : 36,5 °C
Respirasi :24x/menit
Nadi : 86x/menit
c. Berat Badan:
Sebelum hamil : 54 kg kunjungan lalu 63 kg, kunjungan ini
64 kg. Tinggi badan :154 cm
d. IMT : 24,2974
e. LILA : 29 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Rambut : Hitam, Muka tidak ada odema dan cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, Konjungtiva merah mudah, sklera : putih.
Hidung : Simetris, Tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut : Bersih ,tidak ada caries, gusi tidak bengkak.
Telinga : Simetris, tidak ada tanda infeksi, pendengaran ibu baik
b. Leher :
Tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening dan kelenjar
tyhroid, maupun vena jugularis,tidak ada nyeri tekan
maupun nyeri saat menelan dan tidak ada massa/benjolan
c. Dada (payudara):
Bentuk : simetris, areola: ada hiperpigmentasi,putting susu :
menonjol, pengeluaran colostrum : sudah ada, Massa/
benjolan : Tidak ada
d. Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk : membesar sesuai usia kehamilan, bekas luka:
tidak ada striae gravidarum/ striae albican: ada, linea
nigra: ada gerakan janin : normal ± 10-12 kali
2) Palpasi
89
a) Leopold 1: Untuk menentukan TFU/bagian yang ada pada fundus
Fundus teraba pada pertengahan px dan pusat, pada fundus teraba
bulat, lunak dan tidak melenting berarti bokong
b) Leopold 2: Untuk menentukan letak janin
Pada bagian kiri ibu teraba keras dan memanjang seperti papan
yang berarti punggung janin (puki), pada bagian kanan ibu teraba
bagian-bagian kecil yang berarti ekstremitas
c) Leopold 3: Untuk menentukan presentasi/ bagian terbawah janin
Pada bagian bawah teraba bulat,keras dan melenting yang berarti
kepala (Presentasi Kepala)
d) Leopold 4: Untuk menentukan bagian terendah janin
sudah/belum masuk PAP Kepala sudah masuk
PAP/Divergen
e) TFU Mc.Donald 30 cm.
Taksiran Berat Janin: 2.945 gram
f) Auskultasi:
Punctum maksimum di kuadran kiri 2 jari bawah pusat, DJJ:
140 kali/menit
g) His: frekuensi 4 kali/10 menit, durasi 42 detik, intensitas
sedang
e. Ekstrimitas
Tidak ada odema, kelainan,dan varices, warna kuku merah
muda, reflex patella (+) kanan dan kiri
f. Genetalia Eksterna dan Anus
Vagina: Bersih, tidak ada fluor albus,oedem,varises,bekas luka
dan infeksi
Anus: Tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan Dalam
a. Indikasi : Ibu mengatakan mulas sejak 3 jam yang lalu,
keluar lendir bercampur darah, ketuban (+) , his (+), hamil
aterm
90
b. Tujuan : Untuk menilai pembukaan serviks dan
mengobservasi kemajuan persalinan
c. Hasil: Pembukaan 6 cm, selaput ketuban (+), presentasi
kepala, teraba ubun-ubun kecil , terdapat lendir bercampur
darah.
d. Kesimpulan : Ibu inpartu kala I fase aktif, pembukaan 6 cm,
presentasi kepala, ketuban (+).
4. Pemeriksaan laboratorium (atas indikasi)
a. HB : 11,2 gr/dl
b. Golongan darah :O
c. HbsAg : ( - ) Non Reaktif
d. HIV : ( - ) Non Reaktif
e. Sifilis : ( - ) Non Reaktif
f. Protein : ( - ) Negatif
g. Glukosa : ( - ) Negatif
91
ketika kontraksi datang dan mengatakan
seperti tidak kuat menahannya
Kebutuhan : Mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan
pada kala
1. Diagnosa Potensial : Tidak ada
Tindakan Segera : Tidak ada
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa kondisi kesehatan ibu dan janin
baik.
Tekanan darah : 109/79
mmHg Nadi : 86kali /menit
Suhu : 36,5°C
Pernafasan : 24 kali / menit.
DJJ : 140 kali /
menit
Rasionalisasiisasi :Dengan memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu,
diharapkan ibu merasa tenang
Evaluasi : Ibu dan keluarga sudah mengerti
2. Memberitahu kepada ibu bahwa nyeri yang dirasakan tersebut
dihasilkan oleh kontraksi uterus/rahim yang menyebabkan dilatasi dan
penipisan serviks serta iskemia rahim akibat
kontraksi arteri miometrium, ibu akan mengalami rasa nyeri ini hanya
selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi
Rasionalisasiisasi: Rahim merupakan organ internal maka nyeri yang
timbul disebut nyeri visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan pada
organ lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih. Pada
persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan
sacrum.
Evaluasi: Ibu mengerti penyebab nyeri yang dirasakan
3. Memberitahu ibu bahwa ibu akan di bantu untuk posisi yang bisa
mengurangi nyeri pada saat kontraksi datang, yaitu tehnik rebozo,
meminta ibu dalam posisi merangkak, atau meletakkan tubuhnya
92
sambal memeluk birthball atau berdiri sambal memegang kursi. Ketika
merasakan kontraksi, pendamping persalinan akan menarik kain dan
menggoyang-goyangkan bagian perut ibu secara lembut seperti gerak
mengayak teknik Shiftin) dan teknik shake the apple tree dengan
mengerakkan pelan-pelan bagian bokong ibu sesuai kenyamanan
menggunakan selendang dan kedua tangan menopang pada Bola gym
atau dapat menggunakan kursi sofá dilapisi bantal.
Rasionalisasi: homebirth AS, Gail Tully menunjukkan bahwa
ketegangan di dalam ligamen pelvis dapat berdampak pada ruang yang
harus ditempuh bayi di dalam rahim,teknik tersebut adalah Shifting
yang dilakukan dalam rebozo dengan meminta ibu dalam posisi
merangkak, atau meletakkan tubuhnya sambal memeluk birthball atau
berdiri sambal memegang kursi. Ketika merasakan kontraksi,
pendamping persalinan akan menarik kain dan menggoyang-goyangkan
bagian perut ibu secara lembut seperti gerak mengayak. Gerakan ini
dapat mengurangi nyeri kala I karena adanya relaksasi diperut bagian
bawah dan membuat ini merasa lebih nyaman. Lilitan yang tepat akan
membuat ibu merasa dipeluk dan memicu keluarnyahormon oksitosin
atau hormon senang supaya persalinan ibu lebih lancar, sehingga dapat
mempercepat persalinan kala I.(Simbolon & Siburian, 2021)
Tehnik rebozo shake the apple tree, lebih cenderung ke ligament otot
panggul sehingga dapat mengurangi rasa sakit dipinggang. Teknik ini
dilakukan dengan mengerakkan pelan-pelan bagian bokong ibu sesuai
kenyamanan menggunakan selendang dan kedua tangan menopang
pada Bola gym atau dapat menggunakan kursi sofá dilapisi
bantal.Lamaze dalam Bobak menyatakan bahwa 85-90% persalinan
berlangsung dengan nyeri, dan hanya 10- 15% persalinan yang
berlangsung tanpa rasa nyeri. (Simbolon & Siburian, 2021)
Evaluasi: Ibu memahami dan bersedia melakukan
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa sebelum diberikan tehnik
pengurangan nyeri, ibu akan dinilai intensitas nyeri terlebih dahulu
menggunakan skala nyeri NRS dengan menunjuk garis skala nyeri
93
yang sebelumnya akan dijelaskan oleh bidan dan akan dievaluasi
kembali pada saat setelah ibu menggunakan tehnik rebozo
Rasionalisasiisasi : Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales,
NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.
Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
Evaluasi : ibu bersedia dilakukan penilaian skala nyeri sebelum
diberikan tehnik rebozo
5. Melakukan penilain skala nyeri menggunakan NRS sesuai dengan apa
yang ibu rasakan dan dapat juga menunjuk garis skala nyeri NRS
Rasionalisasiisasi : Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales,
NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata.
Dalam hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan
baik.
4-6 : Nyeri sedang secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti
perintah dengan baik.
7-9 : Nyeri berat secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti
perintah tetapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi dan nafas panjang.
10 : Nyeri Berat Tidak Terkontrol Klien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul (Judha, 2012).
Evaluasi:ibu bersedia dilakukan penilaian NRS dan didapatkan hasil
skala nyeri yaitu 6 nyeri sedang,
6. Memberian ibu posisi tehnik robozo dengan tehnik Shiftin) dan teknik
shake the apple tree
Rasionalisasi : tehnik Shiftin dapat mengurangi nyeri kala I karena
adanya relaksasi diperut bagian bawah dan membuat ini merasa lebih
nyaman. Lilitan yang tepat akan membuat ibu merasa dipeluk dan
memicu keluarnya hormon oksitosin atau hormon senang supaya
94
persalinan ibu lebih lancar, sehingga dapat mempercepat persalinan
kala I.(Simbolon & Siburian, 2021)
teknik shake the apple tree, lebih cenderung ke ligament otot panggul
sehingga dapat mengurangi rasa sakit dipinggang.
Evaluasi : Ibu sudah dilakukan tehnik rebozo oleh petugas dan keluarga
7. Melakukan kembali penilain skala nyeri menggunakan NRS sesuai
dengan apa yang ibu rasakan dan dapat juga menunjuk garis skala
Rasionalisasiisasi : Skala penilaian numerik (Numerical Rating Scales,
NRS) lebih digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam
hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10.
Evaluasi: didapatkan hasil skala nyeri yaitu 3 nyeri ringan.
8. Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan pemenuhan nutrisi seperti
minum dan makan sedikit demi sedikit jika tidak ada kontrasi atau
disela kontraksi.
Rasionalisasisasi: agar tetap ada asupan makan yang bisa menambah
tenaga ibu, sehingga saat proses persalinan terjadi ibu tidak lemas
Evaluasi: Ibu dan keluarga mengerti dan meminum teh serta makan
biscuit
9. Menganjurkan ibu untuk mencari posisi yang nyaman, disarankan
untuk miring ke kiri untuk mempercepat proses persalinan dan agar
pasokan oksigen ke bayi tidak terhambat
Rasionalisasisasi: Posisi miring ke kiri pada saat
persalinan membuat ibu lebih nyaman dapat mengurangi nyeri pada
bagian pinggang
Evaluasi : Ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.
10. Menganjurkan keluarga untuk memberikan semangat kepada ibu,
bahwa ibu akan lancar menghadapi persalinan ini.
Rasionalisasiisasi : Keluarga mempunyai peran yg sangat penting
untuk memberi dukungan pada saat proses persalinan Mempersiapkan
alat seperti partus set, infus set, dan juga oksigen, obat essensial,
kebutuhan ibu dan bayi, persiapan penolong persalinan serta perhatikan
teknik septik dan aseptic
95
Rasionalisasiisasi : Persiapan alat, obat, keluarga dan emergency akan
membuat proses persalinan aman dan nyaman.
Evaluasi: alat, obat, dan perlengkapan persalinan sudah disiapkan.
11. Memantau tanda-tanda kala II, yaitu dorongan untuk meneran, adanya
tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka
Rasionalisasiisasi : Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan
kondisi ibu, bayi dan kemajuan persalinan baik
12. Mencatat/mendokumentasikan tindakan dan hasil pemeriksaan dengan
patograf
Rasionalisasiisasi: Partograf adalah instrumen pemantauan kemajuan
persalinan yang bisa mendeteksi dini jika persalinan memasuki fase
komplikasi dan memerlukan tindakan segera.
Evaluasi: Hasil telah dicatat dalam patograf, jam 22.00 pembukaan
lengkap, ibu sudah ada dorongan meneran
96
CATATAN PERKEMBANGAN
A= Diagnosa :
G2P1A0 hamil 40 minggug 4 hari minggu kala II partus normal Janin
tunggal hidup intrauterin, presentasi kepala
P=
1. Menjelasakan kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik dan siap
untuk persalinan
Rasionalisasi: Pembukaan lengkap ditandai dengan pemeriksaan
pembukaan porsio 10 cm, dorongan ingin meneran,tekanan pada
anus, vulva membuka, perineum menonjol, yang menandakan
persalinan masuk kala II
97
Evaluasi: Ibu mengerti dan siap untuk memasuki kala II dan
mengikuti instruksi untuk meneran dengan rileks dan posisi miring.
98
7. Memakai clemek plastik atau dari bahan tidak tembus air
8. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan dan mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
9. Memakai sarung DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam
10. Memasukan oxsitosin ke dalam tabung suntik
11. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin Membersihkan
vulva dan perineum, menyekanya dengan hati hati, buang kapas
pada tempat yang tersedia, jika terkontaminasi buka dan rendam
sarung tangan dalam larutan enzymatik. Pakai kembali sarung
tangan
12. Melakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,
pembukaan lengkap dan ketuban sudah pecah
13. Mendekomentasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan enzymatik dan
membuka dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam larutan
enzymatik. Mencuci tangan dan menutup partus set
14. Memeriksa Denyut jantung janin, DJJ 140 X/ menit
15. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik . membantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai keinginannya
16. Menunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,
melanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin,
ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif dan mendokumentasikan
semua temuan yang ada.
17. Menjelaskan kepada anggota keluarga tentang peran merekka untuk
mendukung dan memberi semangat ibu dan meneran secara benar.
18. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Ibu di posisikan posisi
duduk
19. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat
99
- Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
- Mendukung dan memberi semangat saat meneran dan
memperbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
- Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya, kecuali berbaring terlentang dalam waktu lama.
- Menganjurkkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
- Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
- Memberikan cukup cairan per oral ( minum)
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
20. Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau posisi yang nyaman
untuk ibu jika blum ada dorongan yang kuat untuk meneran dalam
selang waktu 60 menit, ibu ingin cara berbaring saja.
21. Mempersiapkan untuk melahirkan bayi
- Meletakan handuk bersih , untuk mengeringkan bayi di bawah
perut ibu, jika kepala bayi telah membukka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm
- Meletakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu
- Membuka partus set dan memeriksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan
- Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
22. Menolong melahirkan bayi, Melahirkkan kepala
- Melindungi kepala bayi dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering, pada saat kepala tampak 5 -6 cm di
vulva. Tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala.
Menganjurkan ibu meneran secara efektif, atau bernafas cepat
dan dangkal.
23. Memeriksa kemunginan adanya lilitan tali pusat.
24. Menunggu putar paksi luar secara spontan setelah Kepala bayi lahir.
25. Melahirkan bahu, setelah putar paksi luar selesai, memegang kepala
100
bayi secara biparietal. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontrasi. Dengan lembut menggerakkan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemungkinan gerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
26. Melahirkan badan dan tungkai, setelah kedua bahu lahir, Satu
tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan yang lain
menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta menjaga bayi
terpegang baik. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. memegang
kedua mata kaki (memasukan telunjuk diantara kedua kaki dan
memegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi
dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan
telunjuk)
27. Melakukkan asuhan bayi baru lahir dengan Melakukan penilaian
selintas, bayi cukup bulan, menagis kuat, bergerak akif, tonus otot
baik, dan warna kulit kemerahan.
28. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dam bagian
tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks.
Mengganti handuk basah dengan handuk/kain kering. Memastikan
bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
Evaluasi: Bayi lahir pukul 22.48 WIB, jenis kelamin : Laki laki ,
Menangis Spontan, anus ada, tubuh bayi dan ektermitas lengkap.
101
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,7ºC
His : Positif. Frekuensi 4-5 x/10 menit, lamanya 45 detik
DJJ : Frekuensi 140x/menit. Teratur
Dilakukan pemeriksaan dalam pukul 20.30 WIB
Atas indikasi : ibu mengatakan ingin mengedan dan seperti
ingin BAB
Inspeksi : Tanpak kepala bayi di perineum
A= Diagnosa :
G2P1A0 hamil 40 minggug 4 hari minggu kala II partus normal Janin
tunggal hidup intrauterin, presentasi kepala
P=
1. Menjelasakan kondisi ibu dan janin dalam keadaan baik dan siap
untuk persalinan
Rasionalisasi: Pembukaan lengkap ditandai dengan pemeriksaan
pembukaan porsio 10 cm, dorongan ingin meneran,tekanan pada
anus, vulva membuka, perineum menonjol, yang menandakan
persalinan masuk kala II
Evaluasi: Ibu mengerti dan siap untuk memasuki kala II dan
mengikuti instruksi untuk meneran dengan rileks dan posisi miring.
2. Memberikan kesempatan pada ibu untuk memilih posisi yang
nyaman pada proses persalinan, ibu dalam posisi tidur terlentang
dan kepala tinggi
Rasionalisasiisasi: Dengan posisi yang paling nyaman menurut ibu ,
akan mengurangi rasa sakit dan mempercepat penurunan kepala
sehingga mempercepat proses kala.
Evaluasi: Ibu tetap memilih posisi miring untuk proses menerannya
karena ibu merasa sudah nyaman dengan posisi itu.
3. Mengajarkan cara bernafas seperti biasa dan mengedan saat ada
dorongan, ibu memahami
4. Memberikan makan dan minum saat tidak ada his agar ibu
bertenaga dan mencegah dehidrasi, ibu memahami
5. Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan standar APN
6. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan penatalaksakan komplikasi segera
pada ibu dan bayi baru lahir.
102
Untuk asuhan BBL atau resusitasi siapkan ;
- Tempat datar, rata, bersih, kering, hangat
- 3 handuk/kain bersih dan kering ( termasuk ganjal bahu bayi)
- Alat penghisap lendir
- Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi Untuk Ibu :
- Menggelar kain di perut bawah ibu
- Menyiapkan oksitosin 10 iu
- Alat suntik steril sekali pakai dalam partus set.
Rasionalisasi : Memastikan alat, obat, keluarga dan perlengkapan
gawat darurat telah siap, karena hal ini menjadi sangat penting
untuk persalinan yang aman dan nyaman.
Evaluasi: alat,obat, keluarga dan perlengkapan sudah disiapkan.
7. Memakai clemek plastik atau dari bahan tidak tembus air
8. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan dan mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir
9. Memakai sarung DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
periksa dalam
10. Memasukan oxsitosin ke dalam tabung suntik
11. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin Membersihkan
vulva dan perineum, menyekanya dengan hati hati, buang kapas
pada tempat yang tersedia, jika terkontaminasi buka dan rendam
sarung tangan dalam larutan enzymatik. Pakai kembali sarung
tangan
12. Melakukan Periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,
pembukaan lengkap dan ketuban sudah pecah
13. Mendekomentasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan enzymatik dan
membuka dalam keadaan terbalik, dan rendam dalam larutan
enzymatik. Mencuci tangan dan menutup partus set
14. Memeriksa Denyut jantung janin, DJJ 140 X/ menit
15. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
103
janin baik . membantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai keinginannya
16. Menunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,
melanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin,
ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif dan mendokumentasikan
semua temuan yang ada.
17. Menjelaskan kepada anggota keluarga tentang peran merekka untuk
mendukung dan memberi semangat ibu dan meneran secara benar.
18. Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Ibu di posisikan posisi
duduk
19. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat
- Membimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif.
- Mendukung dan memberi semangat saat meneran dan
memperbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
- Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya, kecuali berbaring terlentang dalam waktu lama.
- Menganjurkkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
- Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan
semangat untuk ibu
- Memberikan cukup cairan per oral ( minum)
- Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
20. Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok atau posisi yang nyaman
untuk ibu jika blum ada dorongan yang kuat untuk meneran dalam
selang waktu 60 menit, ibu ingin cara berbaring saja.
21. Mempersiapkan untuk melahirkan bayi
- Meletakan handuk bersih , untuk mengeringkan bayi di bawah
perut ibu, jika kepala bayi telah membukka vulva dengan
diameter 5 – 6 cm
- Meletakan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian sebagai alas
bokong ibu
104
- Membuka partus set dan memeriksa kembali kelengkapan
peralatan dan bahan
- Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
22. Menolong melahirkan bayi, Melahirkkan kepala
- Melindungi kepala bayi dengan satu tangan yang dilapisi dengan
kain bersih dan kering, pada saat kepala tampak 5 -6 cm di
vulva. Tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala.
Menganjurkan ibu meneran secara efektif, atau bernafas cepat
dan dangkal.
23. Memeriksa kemunginan adanya lilitan tali pusat.
24. Menunggu putar paksi luar secara spontan setelah Kepala bayi lahir.
25. Melahirkan bahu, setelah putar paksi luar selesai, memegang kepala
bayi secara biparietal. Menganjurkan ibu untuk meneran saat
kontrasi. Dengan lembut menggerakkan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemungkinan gerakan ke arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang.
26. Melahirkan badan dan tungkai, setelah kedua bahu lahir, Satu
tangan menyangga kepala dan bahu belakang, tangan yang lain
menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta menjaga bayi
terpegang baik. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan
atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. memegang
kedua mata kaki (memasukan telunjuk diantara kedua kaki dan
memegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi
dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan
telunjuk)
27. Melakukkan asuhan bayi baru lahir dengan Melakukan penilaian
selintas, bayi cukup bulan, menagis kuat, bergerak akif, tonus otot
baik, dan warna kulit kemerahan.
28. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dam bagian
tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan verniks.
105
Mengganti handuk basah dengan handuk/kain kering. Memastikan
bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah ibu.
Evaluasi: Bayi lahir pukul 22.48 WIB, jenis kelamin : Laki laki ,
Menangis Spontan, anus ada, tubuh bayi dan ektermitas lengkap.
P=
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas yang dialaminya adalah
hal yang normal karena kontraksi rahim sehingga plasentaakan
segera lahir, ibu mengerti
2. Memberikan pujian kepada ibu atas keberhasilannya dalam
melahirkan janinnya dan menjaga kebersihan ibu.
3. Melakukan manajemen aktif kala III
- Memeriksa Kembali uterus untuk memaastikan hanya satu bayi,
tidak ada bayi ke 2
- Memberitahu ibu bahwa ia akan di suntik oksitosin agar uterus
106
berkontraksi dengan baik.
- Menyuntikan oksitosin 10 unit (Intramuskuler) di 1/3 distal lateral
paha ibu dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, jam 22.48
Rasionalisasi: Oxytocyn memberikkan efek uterotonika sebagai
pencegahan dini terjadinya HPP dan mempercepat pelepasan
placenta.
Evaluasi: Oxytocin 10 IU sudah disuntikan jam 22.48.30
- Melakukan penjepitan tali pusat ± 2- 3 cm dari pusat bayi dan
mendorong isi tali pusat kearah ibu lalu klem tali pusat pada sekitar
2 cm dari klem pertama pada waktu setelah 2 menit sejak bayi lahir,
- Memotong dan mengiat tali pusat.
- Memegang tali pusat yang telah dijepit dengan satu tangan
(lindungi perut bayi) dan melakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut.
- Mengikat tali pusat dengan benang DTT/Steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat
dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
- Melepas klem dan memasukan dalam wadah yang telah di
sediakan.
- Meletakkan bayi tengkurap diatas dada ibu untuk kontak
kulit ibu bayi. Meluruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari ptting
atau aerola mamae ibu.
- Menyelimuti bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam.
- Membiaran bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi
sudah berhasil menyusui.
Rionalisasi : Inisiasi Menyusui Dini memberi manfaat bagi
pencegahan HPP bagi ibu dan Rangsangan motorik bagi bayi
serta adanya ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi secara dini
107
yang menciptakan rasa aman dan nya man.
Evaluasi: Ibu menyusui bayinya dengan bahagia dan nyaman.
Menjepit dan memotong tali pusat
Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
- Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di
atas simpisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain
memegang klem untuk meregangkan tali pusat.
- Meregangkan tali pusat kearah bawah pada saat uterus
berkontraksi, sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah
belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversion uteri). Jika plasenta tidak lepas setelah 30 – 40 detik,
hentikkan peregangan tali pusat dan tunggu hilang timbulnya
kontraksi berikutnya kemudian ulangi kembali prosedur diatas.
- Mengeluarkan plasenta dengan menekan bawag dinding uterus
kearah dorso kranial ternyata diikuti dengan pergeseran tali
pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan kearah kranial
hingga plasenta dapat di lahirkan, Ibu boleh meneran tetapi tali
pusat hanya di regangkan, jangan menarik secara kuat terutama
jika uterus tak berkontraksi ( sesuai sumbu jalan lahir). kearah
bawah- sejajar lantai – atas. Jika tali pusat bertambah panjang
pindahkan klem 5 – 10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
- Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul
di introitus vagina. Memegang plasenta lalu selaput ketuban di
pilin kemudian lahirkan meletakkan plasenta pada wadah yang
sudah di sediakan.
- Memeriksa kelengkapan plasenta, jika selaput ketuban robek,
pakai sarung tangan DTT atau steril lalu melakukan ekplorasi
sisa selaput.
- Melakukan rangsang taktil massase uterus segera setelah
plasenta lahir dengan cara meletakkan telapak tangan di fundus
dan lakukan massase dengan gerakkan melingkar dengan
lembut hingga uterus berkontraksi, fundus teraba keras
108
- Menilai Perdarahan
- Mengevaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada
vagina dan perineum, perineum utuh
- Memeriksa kedua sisi Plasenta ( maternal – fetal) ,
memastikan plasenta lahir lengkap dan memasukkan plasenta
kedalam kantong plasenta,
Evaluasi : Plasenta lahir pukul 23.00 WIB Lengkap, Berat: 550gr,
PT: 45cm, Diameter 20 cm, Insersi TP : Sentralis.Kontraksi uterus
: Baik, TFU : 2 jari dibawah pusat, tidak ada laserasi ,
Perdarahan kala III : 100cc
13/06/ S = Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
2023
Jam :
23.00 O = Plasenta lahir pukul 23.00 WIB Lengkap, Berat: 550gr, PT: 45cm,
Diameter 20 cm, Insersi TP : Sentralis.Kontraksi uterus : Baik, TFU : 2
jari dibawah pusat, tidak ada laserasi , Perdarahan kala III : 100cc
109
Rasionalisasi: masasse meningkatkan kontraksi uterus,
mencegah HPP. Asupan nutrisi dan istirahat yang cukup agar
ibu kembali sehat n prima dengan produksi asi yang cukup.
Evaluasi: Ibu memassase fundus dan makan yang telah
disediakan dengan menu seimbang.
- Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan ibu baik
- Mengevaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
- Memantau keadaan bayi dan memastikan bayi bernafas dengan
baik
- Membersihkan dan memberi rasa nyaman
- Membersihkan tubuh ibu dari paparan darah cairan tubuh
dengan menggunakan air DTT, bersihkan cairan ketuban,
lendir dan darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring dengan
larutan klorin 0,5 % lalu bilas dengan air DTT, serta membantu
ibu untuk memakai pakaian yang bersih dan kering.
- Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan
ASI, Menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang di inginkannya.
- Menempatkan semua alat bekas pakai dalam larutan enzymatik
selama 10 menit lalu dicuci dan di bilas
- Membuang bahan bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
yang sesuai
- Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
- Menyelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
dalam larutan enzymatik lepas sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan enzymatik.
- Mencuci kedua tangan dengan air mengalir dan mengeringkan
tangan dengan tissue dan handuk pribadi.
- Memakai sarung tangan bersih/ DTT untuk memberikan Vit
K 1 IM di paha kiri bawah lateral dan salep mata profilaksis
infeksi dalam 1 jam pertama kelahiran
- Melakukan pemeriksaan fisik lanjutan ( setelah 1 jam kelahiran
110
bayi). Memastikan kondisi bayi tetap baik
- Memberikan imunisasi Hb 0 di paha kanan bawah setelah 1
jam pemberian vit K1. Meletakkan bayi dalam jangkauan ibu
agar sewaktu waktu dapat di susukan.
- Melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam
sarung tangan dalam larutan enzymatik
- Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkan dengan handuk kering dan bersih.
- Memberikan vitamin A 200.000 IU 1 X 1
- Mengobservasi keadaan umum dan TTV, TD, nadi,
kontraksi, kandung kemih dan perdarahan setiap
15 menit pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit
pada jam kedua.
Rasionalisasi: Memantau keadaan umum ibu
Evaluasi: telah dilakukan pemantauan dengan partograf.
Dengan hasil KU: baik, kesadaran: compos mentis, TD 110/70
mmHG, Nadi: 81x/menit, R: 22x/menit, T: 36,8C, kontraksi
uterus baik (keras) , kandung kemih kosong
111
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL
PENGKAJIAN
I. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama : By. Ny. M
Umur : 1 Jam
2. Anamnesa
Riwayat Kehamilan
Hamil : G2P1A0
Imunisasi TT : TT
Kg
112
Riwayat penyakit/kehamilan
Riwayat persalinan
a. Lama kala I : 5 jam
b. Lama Kala II : 48 menit
c. Warna air ketuban : Jernih
d. Jenis persalinan : Normal/spontan
e. Penolong : Bidan
f. Jam/tgl/lahir : 22.48 WIB/ 13 Juni 2023
g. Jenis kelamin : Laki-laki
h. BB/PB : 3200 gram/50 cm
113
PB : 50 cm
Tanda – tanda vital :
Nadi : 110 x/menit
Respirasi : 52 x/menit
Suhu : 36,7C
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Tidak ada caput Sucedaneum, tidak ada cepal
Hematoma ubun-ubun besar/kecil cekung, tidak ada
moulage
Mata : Bentuk mata kanan dan kiri simetris, sclera tidak
ikterik dan konjungtiva merah muda
Hidung : Bentuk hidung simetris terdapat saluran palatum
durum/Mole.
Bibir :Tidak ada labioschizis dan labioplatoschizis
3. Reflek
114
Reflek Moro : Baik
Reflek Rooting : Baik
115
Reflek Walking : Baik
Reflek Grasping : Baik
Reflek Sucking : Baik
Reflek Tonik neck : Baik
4. Antropometri
Lingkar kepala : 35 cm
Lingkar dada : 38 cm
Lingkar lengan : 11 cm
5. Eliminasi
IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bayi pada ibu dan keluarga, bayi dalam
keadaan baik dan sehat dengan BB 3200 gram, PB 50 cm, secara fisik
bayi dikatakan normal dan tidak ada kecacatan
116
Rasionalisasi :Dengan mengetahui kondisi saat ini agar ibu tetap jaga
kesehatan
Evaluasi :Informasi telah disampaikan kepada ibu dan keluarga,
sehingga ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayinya saat ini.
2. Menjelaskan kepada ibu cara perawatan tali pusat.
Rasionalisasi :Membersihkan tali pusat sesering mungkin jika terlihat
kotor atau lembab, selalu mengganti kassa kering ketika tali pusat basah
dan menjaga tali pusat tetap bersih. Menganjurkan ibu untuk mengulangi
cara perawatan tali pusat dan bertanya bila ada yang belum mengerti.
Evaluasi :Tali pusat sudah dalam keadaan bersih dan ditutupi kassa
steril, ibu mengerti semua penjelasan dan sudah bisa mengulangi cara
merawat tali pusat bayinya
3. Memberitahu ibu cara untuk mencegah hipotermi, dengan menjaga
kehangatan bayi dengan cara membedong bayi, jika popok atau baju
basah segera ganti.
Rasionalisasi : Memastikan bayi tetap hangat dan memeriksa telapak kaki
dan tangan bayi setiap 15 menit, apabila telapak terasa dingin, periksa
suhu aksila, bila suhu kurang dari 36 0C segera hangatkan bayi. Namun
lebih baik jika ibu melakukan kontak kulit dengan tubuh bayi.
Evaluasi :Bayi dalam keadaan hangat dan ibu telah bisa
menyebutkan tindakan mencegah hipotermi.
4. Memberitahu ibu cara memandikan bayi baru lahir dengan menggunakan
air hangat, kurang lebih memandikan selama 5 menit sekaligus dilakukan
perawatan tali pusat dan menganjurkan ibu mengobservasi tindakan.
Rasionalisasi : Agar tetap terjaga hangat
Evaluasi :Bayi sudah dimandikan, ibu sudah bisa menyebutkan cara
memandikan bayi dan tali pusat dibungkus dengan kassa steril.
5. Memfasilitasi room in untuk ibu dan bayi
Rasionalisasi : Karena akan membina hubungan emosinal antara ibu dan
bayi serta dengan rawat gabung ibu dapat secara leluasa untuk
memberikan ASI kepada bayinya.
117
Evaluasi :Bayi sudah berada di ruangan yang sama dengan ibunya,
bayi sudah diberikan ASI, ibu tampak tersenyum dan bahagia.
6. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti :
bayi sulit bernafas atau lebih dari 60 x/i, bayi tidak mau menyusu, sulit
menghisap atau hisapannya lemah, latergi, bayi tidur terus, warna kulit
kebiruan atau sangat kuning, suhu terlalu panas atau dingin, tidak BAB
selama 3 hari pertama setelah lahir, mual muntah terus, perut bengkak,
tinja hijau tua atau berdarah dan berlendir, mata bengkak atau
mengeluarkan cairan.
Rasionalisasi :Tanda bahaya pada bayi telah diinformasikan, tidak ada
tanda bahaya pada bayiEvaluasi : Ibu sudah dapat menyebutkan tanda
bahaya pada bayi
118
LEMBAR CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning of Tanda
Jam Action Tangan
Nama
Terang
16-06-2023 Ibu KU: Baik Neonatus 1. Memberikan
Jam 09.24 mengatakan Nadi : cukup penjelasan kepada
WIB bayinya 142x/menit bulan usia
ibu tentang hasil
sudah disusui Pernapasan 3 hari
tetapi sering : 49x/menit pemeriksaan
gumoh bayinya dalam
keadaan normal.
2. Melakukan dan
memberi contoh
pada ibu cara
menyendawakan
bayi.
3. Melakukan dan
mengajarkan
perawatan tali pusat
bayi dengan
menjaga kebersihan
dan kekeringan tali
pusat
4. Menganjurkan
kepada ibu untuk
memberikan ASI
eksklusif kepada
bayinya sampai usia
6 bulan
5. Menganjurkan
kepada ibu untuk
menjaga
kehangatan dan
kebersihan bayinya
119
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS PADA NY.M USIA 34 TAHUN
P2A0
DI PMB YANTI SUPRIANI
I. DATA SUBYEKTIF
1. IDENTITAS / BIODATA
Nama : Ny. M Nama : Tn. R
Umur : 34 Tahun Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa mules dan asi kuning sudah keluar
3. Riwayat Persalinan
Waktu melahirkan : 13 Juni
2023 Pukul : 22.48 WIB
Jenis Kelamin bayi : Laki-laki
Berat Badan : 3200 gram
Panjang badan : 50 cm
Apgar Score 10
Jenis Persalinan : Normal/Spontan
Tempat persalinan : PMB Yanti Supriani
Plasenta : Lahir lengkap
Lama Persalinan : 8 jam
Jumlah Perdarahan : ± 200 cc
Kala I : 5 jam
Kala II : 48 menit
120
Kala III : 12 menit
Kala IV : 2 jam
4. Riwayat Kehamilan
Trimester I : UK 6 minggu
Keluhan : mual,muntah
Terapi : vit B6,afolat
Trimester II : tidak ada keluhan
Keluhan : tidak ada
Terapi : tidak ada
Trimester III : 36 minggu
Keluhan : tidak ada
Terapi : Edukasi TS III, Fe
6. Keadaan Psikososial
Ibu bahagia dengan kelahiran bayinya, ibu merasa sangat dicintai
keluarga.
121
bening bayam.
Istirahat : ibu belum bisa tidur setelah
bersalin Aktivitas : Ibu tidak melakukan senam nifas
Personel Hygiene : Ibu mengatakan sudah mengelap badan dan berganti
pakaian
122
Punggung & Pinggang
Punggung : Normal
Nyeri Sudut Costoverbratre : Tidak ada
Ekstremitas atas
Oedema : Tidak ada
Ketegangan : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Abdomen
Bekas Operasi : Tidak ada
Konsistensi : Keras
Benjolan : Tidak ada
Kontraksi : Baik
Pembesaran liver : Tidak ada
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Strie : Tidak ada
Pemeriksaan Diastasis Recti : Normal
Ano Genital
Perineum : Tidak ada laserasi
Luka parut : Tidak ada
Vulva vagina : Normal
Fistula : Tidak ada
Vasises : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Darah, warna merah
kehitaman Loche : Rubra
Anus : Normal tidak terdapat hemoroi
Kaki
Oedema : Tidak ada
Tanda Hofman : Tidak ada
123
III. ANALISIS DATA
Diagnosa : P1A0 6 Jam Post Partum Normal
Dasar :
DS : Ibu mengatakan melahirkan anak ke dua dan tidak pernah
keguguran. ibu mengatakan melahirkan 6 jam yang lalu dan
sekarang merasa perut masih sedikit mulas.
DO : TTV
Tekanan Darah : 110/70
mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5 0C
Hasil pemeriksaan abdomen
Pembesaran :
Normal
Konsistensi : Keras
Benjolan : Tidak ada
Kontraksi : Baik
TFU : 2 jari dibawah
pusat Hasil pemeriksaan anogenital
Vulva vagina : Normal
Perineum : Tidak ada laserasi
Pengeluaran pervaginam: Darah, warna merah kehitaman
IV. PENATALAKSANAAN
125
Rasionalisasi : Klien berhak untuk memperoleh inforrnasi secara benar
dan jelas mengenai kesehatan klien, termasuk resume isi rekam medis
jika diperlukan.
127
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
KUNJUNGAN HARI KE 3 (KF 2)
Tanggal : 16 Juni
2023 Pukul : 09.00
WIB
I. DATA SUBJEKTIF
ANAMNESA
- Ibu mengatakan bayinya kuat menyusui.
- Ibu mengatakan masih ada pengeluaran dari jalan lahir berwarna
merah kecoklatan dan tidak ada keluhan yang dirasakan
129
Abdomen :
TFU : Pertengahan sympisis-pusat
Kontraksi : Baik
Kandung kencing :
Kosong Anogenetali :
Pengeluaran : Lochea Sangulenta
Perineum : Tidak ada laserasi
III. ASSESMEN
Ny. M umur 34 tahun P2A0 Post partum hari ke 3
IV. PERENCANAAN
1. Membertahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik :Tekanan
darah:110 /73 mmHg,Nadi : 82 kali / menit ,Suhu : 36, 4 °C,Pernapasan :
24 kali / menit
Rasionalisasi : Dengan menjelaskan kondisinya diharapkan ibu mengerti
bahwa ibu dalam keadaan normal sehingga ibu menjadi koorperatif dalam
menerima Tindakan yang diberikan oleh petugas Kesehatan
Evaluasi : Ibu mengerti dan merasa senang dengan keadaanya saat ini
2. Mengingatkan ibu kembali untuk makan dengan gizi seimbang yaitu nasi
mengandung karbohidrat,mengandung protein, sayur-sayuran ,susu,minum
air putih 8 gelas perhari,agar kebutuhan bayi pada masa laktasi bias
terpenuhi dan membantu melancarkan produksi ASI.
Rasionalisasi : Dengan mengingatkan ibu kembali tentang gizi seimbang
ibu untuk membantu melancarkan produksi ASI ibu akan memenuhi
kebutuhan ibu sendiri
Evaluasi : Ibu mengerti tentang gizi seimbang yang dijelaskan oleh
petugas
3. Mengingatkan ibu kembali agar menjaga personal hygiene seperti
menganti pakaian dalam dan pembalut ketika sudah lembab,cebok dengan
air bersih dari arah depan kebelakang sebelum menggunakan celana dalam
keringkan dahulu daerah vagina dan anus dengan menggunakan tisu atau
130
kain bersih karena pakaian dalam yang lembab dapat menyebabkan
pertumbuhan bakteri yang memicu daerah vagina gatal dan tidak nyaman
Rasionalisasi : Dengan memperhatikan personal hygiene, ibu dapat
merawat dirinya dan pertumbuhan bakteri di daerah vagina tidak terjadi
Evaluasi : Ibu menegerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan oleh
petugas kepada ibu
4. Mengingatkan ibu kembali mengenai istirahat yang cukup karena dengan
istirahat dan tidur teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan
rohani ,tidur dimalam hari kurang lebih 8 jam dan istirahat siang hari 1-2
jam
Rasionalisasi : Dengan istirahat yang cukup dapat meningkatkan
kesehatan ibu sehingga masa nifas ibu dapat berjalan dengan normal tidak
ada komplikasi lain
Evaluasi : Ibu berjanji akan istirahat malam 8 jam dan siang 1-2 jam
sesuai anjuran yang diberikan oleh petugas
5. Mangajarkan pada ibu teknik menyusui yang benar yaitu bayi dipegang
dengan satu lengan ,kepala bayi diletakkan pada lekuk siku ibu dan
bokong bayi diletakkan pada lengan ibu . perut bayi menempel badan ibu
,kepala bayi menghadap payudara ibu. Sangga payudara dengan jari
tangan lalu masukkan putting kemulut bayi saat mulut bayi terbuka.
Usahakan putting susu ibu masuk semua kedalam mulut bayi.
Rasionalisasi : Dengan Mengajarkan teknik menyususi yang benar
kepada ibu sehingga bayi dapat asupan maksimal dan menghindari puting
susu lecet.
Evaluasi : Ibu mempraktekkan teknik menyusui yang diajarkan oleh
petugas
6. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin sesuai
kebutuhan bayi atau minimal 2 jam sekali tanpa memberikan makanan
tambahan selama 6 bulan dan memberikan ASI Ekslusif
Rasionalisasi : Dengan Memberikan ASI Eklusif kepada bayi setiap 2
jam sekali atau sesuai kebutuhan bayi sehingga kebutuhan dan asupan bayi
lebih baik
131
Evaluasi: Ibu mengerti anjuran yang diberikan oleh petugas kepada ibu
7. Memberitahu ibu tanda bahaya masa nifas seperti kontraksi uterus lembek,
perdarahan pervaginam berlebihan, kejang, demam tinggi, infeksi, sakit
kepala,nyeri epigastrik dan penglihatan kabur, bengkak pada wajah dan
ekstermitas, rasa sakit, merah, pembengkakan di kaki, kontraksi uterus
lembek, perdarahan pervaginam berlebihan, kejang, demam tinggi,
infeksi, sakit kepala, nyeri epigastrik dan penglihatan kabur, Bengkak
pada wajah dan ekstermitas, jika ada tanda bahaya tersebut segera periksa
kefasilitas Kesehatan
Rasionalisasi : Dengan memberikan pengetahuan ibu tentang tanda
bahaya masa nifas ibu dapat mendeteksi dirinya sendiri tentang tanda
bahaya pada masa nifas
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan segera melapor ke petugas kesehatan
apabila ditemukan tanda bahaya pada masa nifas
8. Menyepakati kunjungan ulang pada tanggal 25 Juni 2023 atau jika ibu ada
keluhan
Rasionalisasi: Kunjungan Nifas 1 (6 jam) ,2( 6 hari), 3( 2 minggu), 4( 6
minggu) adalah standar kunjungan nifas.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk kunjungan ulang sesuai kesepakatan
132
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisis Temuan Kasus Dengan Kajian Teori dan Jurnal Penelitian
Berdasarkan hasil asuhan kebidanan komprehensif atau Continue of Care
(COC) yang dimulai sejak tanggal 6 Mei 2023 sampai dengan 14 Juni 2023
sejak Kehamilan Trimester III, sampai dengan nifas yang dilakukan kepada
Ny. M, sehingga didapatkan pembahasan Continou of Care sesuai dengan
masalah sebagai berikut :
1. Kehamilan
Berdasarkan pengkajian diperoleh data bahwa pada tanggal 6 Mei
2023 Ny.M usia 34 tahun datang ke PMB Yanti Suptiani, STr.Keb
dengan keluhan Ibu mengatakan hamil anak Kedua dengan usia
kehamilan 34 minggu sudah semakin dekat persalinannya . Data
subyektif di peroleh data ibu hamil anak ke 2, belum pernah keguguran,
Bidan melakukan pemerikasaan kepada Ny.M. Hasil pemeriksaannya
adalah normal tidak ada tanda bahaya dalam kehamilannya, Pemeriksaan
Umum : Keadaan Umum : baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 109/79
mmHg, Nadi : 86x/m, RR : 24x/m, Suhu : 36,5◦C, TB : 154 cm, BB
Sebelum/Sekarang : 53/64 , LILA : 29 Cm, IMT :25
Pada pemerikasaan Leoplod I TFU 28 cm, 3 jari didiatas pusat, pada
fundus teraba bulat, lunak tidak melenting (bokong), Leoplod II : pada
perut ibu sebelah Kiri teraba datar, memanjang dan ada tahanan
(punggung), pada perut ibu sebelah kanan teraba bagian kecil
janin(ekstermitas), Leoplod III : bagian terbawah teraba bulat, melenting
(kepala), Leoplod IV : kepala belum masuk PAP
Berdasarkan data subyektif dan obyektif diperoleh analisa data yaitu
ibu G2P1A0 hamil 34 minggu dengan keluhan cemas menghadapi
persalinan. Bidan memberikan Planning untuk Asuhan kehamilan kepada
Ny.M dengan memberitahukan hasil pemeriksaannya, memberi
penjelasan bahwa cemas halyang wajar yang dialami saat ini adalah
normal, memberi pendidikan kesehatan tentang tanda – tanda persalinan,
133
persiapan persalinan, body mekanik , mengatur waktu istirahat.
Bidan memberikan asuhan dengan mengisi lembar penapisan awal
dengan hasil ibu tidak mempunyai riwayat bedah sesar, ibu tidak pernah
mengalami pendarahan pervaginam, ibu tidak pernah mengalami
kehamilan kurang bulan, ibu tidak icterus, ibu tidak anemia berat, ibu
tidak mengalami preeklampsia berat/ eklampsia, tinggi fundus uterus 28
cm yaitu batas normal. Ibu tidak demam, tidak gemelli, presentasi kepala,
Ibu multipara, ibu tidak mengalami shock, ibu tidak hipertensi (109/79
mmHg), ibu tidak mempunyai penyakit sitemik (Asma, DM, Jantung,
Kelainan Darah ). Tinggi Badan ibu 154 cm, Ibu hamil intrauterine, usia
kehamilan ibu preterm 34 minggu, Ibu tidak ada mioma uteri, Hasil
pemeriksaan laboratorium ibu adalah HIV non reaktif, hepatitis non
reaktif.
Bidan memberikan lembar birth plan, untuk diisi sesuai keinginan
ibu dengan dijelaskan oleh Bidan. Ibu menyetujui untuk mengisi lembar
birth plan. Berdasarkan lembar birth plan yang sudah diisi ibu diperoleh
data Ny.M usia 34 tahun, suami Tn : R, berkunjung tanggal 06-05-2023,
Tafsiran persalinan 09-06- 2023, ingin bersalin normal pervaginam,
didampingi suami (Tn.R), ingin suami hadir sebelum dan/atau selama
persalinan. Selama persalinan Ny.M ingin kamar yang setenang mungkin,
sesedikit mungkin gangguan, sesedikit mungkin pemeriksaan vagina
(VT), untuk mamakai pakaiannya sendiri, ingin mitra (suami) untuk hadir
sepanjang waktu, ibu ingin menjalani tahap pertama persalinan dengan
berjalan-jalan. Ibu tidak ingin enema, tidak ingin mencukur rambut
kemaluan, tidak ingin dikateter urin, ibu tidak ingin dipasang infus (IV)
kecuali dehidrasi atau persalinan dalam keadaan darurat. Ibu ingin
pemantuan janin menjadi rutin (continue). Ibu ingin rangsangan atau
penambahan tenaga dengan metode alami seperti stiuasi putting susu. Ibu
menggunakan pijat untuk membantumengurangi rasa nyeri saat bersalin,
atau apapun yang disarankan oleh bidan. selama proses persalinan ibu
ingin semi berbaring. Saat bayi lahir ibu ingin menghindari forcep
maupun vacuum ekstraksi. Ibu ingin episiotomy dilakukan hanya sebagai
134
upaya terakhir. Segera setelah bayi lahir ibu ingin melahirkan plasenta
secara spontan tanpa bantuan. Jika operasi Caesar diperlukan, ibu ingin
sebagai pilihan kedua, danmemastikan tidak ada pilihan lain, suami tetap
mendampingi, pasangan untuk menggendong sesegera mungkin dan ibu
ingin menyusui di ruang pemulihan. Ibu ingin menggendong bayi
sesegera mungkin setelah melahirkan, ibu ingin sesegera mungkin
menyusui. Ibu ingin keluarganya untuk bergabung dengan ibu dan bayi
segera setelah melahirkan. Ibu ingin pemeriksaan dan prosedur medis
bayi di berikan dihadapan ibu, ibu ingin bayinya diberi vaksin Hepatitis B
(Hb0) dan ibu tidak ingin bayinya diberikan air gula di sebuah dot. Ibu
ingin mandi pertama bayidiberikan di hadapannya. Ibu ingin memberikan
makanan bayi hanya dengan ASI. Ibu ingin bayi tinggal bersamanya di
kamarnya sepanjang waktu, ibu ingin pasangannya untuk memiliki
kunjungan tanpa batas di kamarnya. Jika memiliki anak laki-laki, sunat
akan dilakukan kemudian. Sesuai kebutuhan pasca persalinan ibu ingin
diberikan Acetaminophen kekuatan extra, setelah lahir ibu ingin tinggal
di PMB sependek mungkin. Jika bayitidak sehat, ibu ingin suami dan
dirinya untuk menemaninya ke NICU atau fasilitas kesehatan, ibu ingin
untuk menyusui atau memberikan ASI yang dipompa, dan ibu ingin bisa
mmemeluknya kapanpun memungkinkan.
Dalam metode pengurangan rasa nyeri dalam persalinan nanti pasien
menginginkan untuk menggunkan pijat (Massage) dan apapun yang
disarankan saat itu, pijat digunakan untuk membantu relaksasi dan
menurunkan nyeri melalui peningkatan aliran darah pada daerah- daerah
yang terpengaruh, merangsang reseptor-reseptor raba kulit sehingga
merilekskan otot- otot, mengubah suhu kulit dan secara umum
memberikan perasaan yang nyaman yangberhubungan dengan keeratan
hubungan manusia
Berdasarkan pengkajian, pemeriksaan ibu, lembar penapisan dan lembar
birthplan dapat disimpulkan bahwa ibu ingin melahirkan di PMB dengan
nyaman dan keluarga, ingin mendapatkan pijatan dan apapun yang
disarankan saat itu yang menenangkan untuk mengurangi nyeri dalam
persalinan.
135
2. Persalinan
Pada proses persalinan di dapatkan hasil data subjektif yaitu pada
tanggal 13 Juni 2023 pukul 20.30 WIB ibu datang ke PMB dengan
keluhan mules, nyeri perut bagian bawah menjalar hingga ke pinggang
dan keluar lendir bercampur darah . Ibu mengatakan mules sejak pukul
17.00 WIB. Pada data objektif keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, Tekanan Darah: 109/79mmhg, Suhu:36,5°C,
Respirasi:24x/menit, Nadi:86x/menit, Pemeriksaan Dalam, Vagina:
Tidak ada Kelainan, Uretra: Kandung Kemih Kosong, Cerviks:
Pendataran Pembukaan: 6 cm, Selaput Ketuban: Utuh, Presentasi:
Kepala, Petunjuk Presentasi:UUK ,Penurunan Bagian terendah : H II-
III,Pengeluaran: lendir bercampur darah.
Dari pengumpulan data subjektif dan data objektif , didapatkan hasil
analisis data Ny. M G2P1A0 hamil 34 minggu, inpartu kala I fase aktif,
janin tunggal, hidup intra uteri,letak memanjang, presentasi kepala.
Dengan masalah yang dirasakan yaitu nyeri
Sesuai dengan keluhan tersebut penatalaksanaan yang akan dilakukan
pada ibu guna mengurangi rasa nyeri pada kala 1 dilakukan tehnik rebozo
dengan tehnik Shifting yang dilakukan dalam rebozo dengan meminta ibu
dalam posisi merangkak, atau meletakkan tubuhnya sambal memeluk birthball
atau berdiri sambal memegang kursi. Ketika merasakan kontraksi, pendamping
persalinan akan menarik kain dan menggoyang-goyangkan bagian perut ibu
secara lembut seperti gerak mengayak. Gerakan ini dapat mengurangi nyeri kala
I karena adanya relaksasi diperut bagian bawah dan membuat ini merasa lebih
nyaman. Lilitan yang tepat akan membuat ibu merasa dipeluk dan memicu
keluarnyahormon oksitosin atau hormon senang supaya persalinan ibu lebih
lancar, sehingga dapat mempercepat persalinan kala I.(Simbolon & Siburian,
2021)
Dan tehik shake the apple tree, lebih cenderung ke ligament otot panggul
sehingga dapat mengurangi rasa sakit dipinggang. Teknik ini dilakukan dengan
mengerakkan pelan-pelan bagian bokong ibu sesuai kenyamananmenggunakan
selendang dan kedua tangan menopang pada Bola gym atau dapat menggunakan
kursi sofá dilapisi bantal.Lamaze dalam Bobak menyatakan bahwa 85-90%
136
persalinan berlangsung dengan nyeri, dan hanya 10- 15% persalinan yang
berlangsung tanpa rasa nyeri. (Simbolon & Siburian, 2021)\
Berdasarkan hasil jurnal jurnal Ilmiah Indonesia Simbolon & Siburian.
2020. Dengan judul Efektifitas teknik rebozo dalam lama persalinan kala I fase
aktif pada ibu bersalin primigravida
Bayi lahir spontan pukul :22.48 WIB dengan jenis kelamin laki-laki,
plasenta lahir lengkap dan dilakukan pemantauan kala IV 2 jam setelah
lahir.
4. Nifas
Setelah 6 jam persalinan, pemeriksaan pada Ny. M dengan data
subjektif ibu mengatakan masih merasa mules dan asi sudah keluar. Data
ojektif ditemukan Keadaan Umum : Baik, Kesadaran:
Composmentis,Status Emosional: Baik,Tekanan: 110/73 mmHg, Nadi:
78x/menit, RR : 22x/menit, Suhu:36,9°C,Payudara:Tampak membesar,
Puting Susu Menonjol Simetris, areola menghitam, Pengeluaran Asi: Asi
Keluar ,Simetris Kanan dan Kiri.Kontraksi uterus baik,konsistensi keras.
TFU 2 jari dibawah pusat, tidak ada laserasi/robekan pada jalan lahir,
137
sehingga didapatkan hasil analisis data Ny. M P2A0 6 Jam Post Partum
normal.
Kemudian Petugas mengajurkan ibu untuk beristirahat dan memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu nifas dan memberi edukasi mengenai istirahat yang
cukup, mobilisasi dini serta tanda bahaya ibu nifas. Pada persalinan
normal mobilisasi yang baik dilakukan pada saat 2 jam setelah
postpartum, ibu diperbolehkan untuk miring kanan atau miring kiri untuk
mencegah terjadinya infeksi dan terlambatnya involusi uterus
138
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dan
berkesinambungan pada Ny.M yang di mulai dari masa kehamilan trimester
III sampai dengan masa nifas tanggal 14 Juni 2023 - 17 Juni 2023 di PMB
Yanti Supriani maka dapat disimpulkan penulis mampu memberikan asuhan
kebidanan mulai dari masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir dan nifas
sesuai dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Sesuai dengan keluhan ibu yaitu cemas akan nyeri pada saat bersalin ,
penulis memberikan intervensi atau penatalaksanaan tehnik Rebozo sesuai
dengan jurnal yang berjudul jurnal Ilmiah Indonesia Ganda Agustina,
Hartati Simbolon. Dengan judul Efektifitas teknik rebozo dalam lama
persalinan kala I fase aktif pada ibu bersalin primigravida di wilayah
kabupaten tapanuli bulan januai sampai dengan oktober 2020
Rebozo adalah tekhnik untuk memberikan ruang pada bayi dengan cara
yang menyenangkan bagi ibu. Rebozo dapat digunakan selama persalinan
untuk membantu otot-otot dan serat otot dalam ligament uterus
rilekssehingga mampu mengurangi rasa sakit ketika adanya kontraksi.
(Simbolon & Siburian, 2021)
Teknik rebozo adalah cara nonfarmakologi atau tanpa menggunakan
obat (tradisional) untuk membantu mengelola rasa sakit selama
persalinan.Teknik ini berasal dari Meksiko dimana wanita disana
mempunyai tradisi menggunakan rebozo sebelum, selama dan setelah
kelahiran. Rebozo adalah kain panjang yg biasa dipakai wanita meksiko
untuk berkegiatan sehari - hari(memanggul, menggendong bayi, selimut dll).
melilitkan rebozo ke sekeliling panggul dan bokong ibu hamil, lalu
menggoyangkannya selama proses persalinan berlangsung. Ayunan dari
rebozo dianggap mampu membuat sang ibu rileks serta membantu
memosisikan bayi ke jalur lahir. (Simbolon & Siburian, 2021)
Teknik Rebozo biasanya dilakukan pada ibu hamil setelah usia kehamilan
139
28 minggu, dapat juga dilaksanakan selama persalinan. Pada fase awal
persalinan, dan setelah memasuki fase aktif, dilakukan dengan TeknikShake
The Apple Tree, merupakan salah satu yang paling umum dilakukan pada
pinggul wanita yang akan melahirkan, dengan gerakan yang terkontroluntuk
membantu mengayunkannya dari sisi ke sisi lain sedikit demi
sedikit.Menurut Elloianza dalam biasanya untuk praktisi yang membantu ibu
dalammelakukan teknik rebozo menggunakan posisi jongkok atau berdiri
dengan sedikit menunduk. (Simbolon & Siburian, 2021)
Kelebihan dari teknik rebozo ini sudah jelas terdapat teknik rileksasi yang
saling keterkaitan dengan tehnik rebozo, dengan rebozo dapat menekan
bagian tulang torakal sampai sacrum, sehingga 3 kali lipat mengeluarkan
hormon endorpin, dimana hormon ini dapat meningkatkan rasa kenyamanan
pada pasien yang mengalami nyeri persalinan. (Handayani, 2021)
140
5.2 Saran
1. Bagi Universitas Malahayati
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan bahan bacaan atau referensi bagi
Universitas Malahayati untuk memberi masukan terhadap penulis
selanjutnya mengenai asuhan kebidanan komprehensif atau Continou Of
Care ( COC ) dan diharapkan mahasiswa dapat memberikan pelayanan
asuhan kebidanan sesuai standar khususnya pada asuhan kebidanan
komprehensif
141
DAFTAR PUSTAKA
Eni, Istri.2020. Buku Ajar Asuhan Persalinan Dan Manajemen Nyeri Persalinan.
Yogyakarta : Pustaka Baru Prees
Fitrihadi & Utami, 2019. Buku ajar asuhan persalinan dan manajemen nyeri
persalinan. UNISA.
Hatijar, Irma dkk. 2020. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Gowa :
CahayaBintang Cemerlang
Raja, alfian, dkk. 2018. Tinjauan tentang efektifitas terapi non farmakologi
terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I. Jurnal fakultas
kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Alaudin Makassar
Rezeki Sri, 2020. Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non
Farmaka) Muhammadiyah Semarang. Perpus Unimus
http:srepository.poltekkes-tjk.ac.idideprint16916BAB II.pdf
Sholehah Imroatus , Winda, Yusri dkk.2021. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Normal. Yogyakarta: Pustaka Baru Prees
Simbolon & Siburian. 2020. Efektifitas teknik rebozo dalam lama persalinan
kalaI fase aktif pada ibu bersalin primigravida di wilayah Kabupaten
Tapanuli Utara Bulan Januari s/d Oktober 2020. Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia. 6(1) : 141-155
Susanti, Ulvawati. 2022. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Buku Pintar Ibu
Hamil. Batam : cv. Eureka media aksara.
Raja, alfian, dkk. 2018. Tinjauan tentang efektifitas terapi non farmakologi
terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I. Jurnal fakultas
kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Alaudin Makassar
Rezeki Sri, 2020. Buku Ajar Manajemen Nyeri Dalam Proses Persalinan (Non
Farmaka) Muhammadiyah Semarang. Perpus Unimus
http:srepository.poltekkes-tjk.ac.idideprint16916BAB II.pdf
LAMPIRAN
Lembar Persetujuan Responden
(Informed Consent)
: Nama : Ny. M
Umur : 34Tahun
Alamat : Sukarame II
Menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian yang di lakukan oleh
: Nama : Husnawati
NIM 22390074
Alamat : Bandar Lampung
Judul Penelitian : Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny. M
Saya akan bersedia untuk dilakukan pemeriksaan ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir dan nifas demi kepentingan penelitian. Denagan ketentuan, hasil
pemeriksaan akan dirahasiakan dan hanya semata-mata untuk kepentingan ilmu
pengetahuan.
Demikian surat peryataan ini saya sampaikan, agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Responden
TheBump.com
rencana kelahiran
Gunakan rencana kelahiran yang mudah diisi ini untuk mempersiapkan diri Anda melahirkan dan
mengomunikasikan keinginan dan kebutuhan Anda kepada tim medis Anda
VBAC
Saya ingin :
V Mitra : Suami
Anak-anak lain :
Doula :
Lainnya :
V Kamar setenang mungkin Pasangan saya untk memfilm dan mengambil gambar
V Sesedikit mungkin pemeriksaan vagina Untuk tetap terhidrasi dengan cairan bening & keripik
V Staf rumah sakit terbatas pada dokter saya Untuk makan dan minum seperti yang disetujui oleh
rencana kelahiran
Saya ingin menjalani tahap pertama persalinan: Saya tidak tertarik pada:
V Kontinu Luar
Akupresur Meditasi
Hipnose
Pijat
TheBump.com
rencana kelahiran
Selama pengiriman saya ingin :
Dorong tanpa batas waktu, selama bayi V Gunakan Metode apapun yang dianggap
Digunakan hanya setelah pijat perineum, V Dilakukan seperti yng dianggap perlu dokter
V Dilakukan hanya sebagai upaya terakhir Diikuti dengan anastesi local untuk perbaikan
TheBump.com
rencana kelahiran
Pasangan saya untuk memotong tali pusar V Melahirkan plasenta scr spontan dan tnpa bantuan
Tali pusar harus dipotong hanya setelah Untuk melihat plasenta sebelum dibuang
Berhenti berdenyut
bayi Untuk memastikan semua opsi tlah habis V Operasi menjelaskan apa yang terjadi
Pasangan saya untuk tetap bersama saya Pasangan saya untuk menggendong bayi
V
sesegera Sepanjang waktu
Layar diturunkan sehingga saya bisa menonton V Untuk menyusui di ruang pemulihan Bayi keluar
rencana kelahiran
Saya ingin pemeriksaan & prosedur medis bayi : Tolong jangan beri bayi :
Saya ingin mandi pertama bayi diberikan : Saya ingin memberi makan bayi :
Saya ingin bayi tinggal dikamar saya : Saya ingin pasangan saya :
meminta
rencana kelahiran
Percoset
Pelunak feses
Pencahar
Selama mungkin
V Sependek mungkin
V Saya dan mitra saya untuk menemaninya ke NICU atau fasilitas lain
NO PENYULIT YA TIDAK
1 Riawayat Bedah Sesar √
2 Perdarahan Pervaginam √
3 Kehamilan Kurang Bulan √
4 Ketuban Pecah dengan Mekonium √
5 Ketuban Pecah Lama ( 12 Jam) √
6 Ketuban Pecah dengan Kehamilan Kurang Bulan √
7 Ikterus √
8 Anemia Berat √
9 Preeklamis Berat / Eklamsia √
10 Tinggi Fundus Uteri > 40 cm dan < 25 cm √
11 Demam lebih > 38 °C √
12 Gawat Janin √
13 Presentase Bukan Belakang Kepala √
14 Tali Pusat Menumbung √
15 Gemeli √
16 Presentasi Majemuk √
17 Primipara Fase Aktif Palpasi 5/5 √
18 Syok √
19 Hypertensi √
20 Kehamilan dengan Penyulit Sistemik ( Asma DM √
Jantung Kelainan Darah )
21 TB < 140 cm √
22 Kehamilan diluar Kandungan √
23 Psotterm Pregnancy √
24 Partus Tak Maju ( Kala I Lama Kala II Lama Kala II √
Tak maju )
25 Kehamilan dengan Mioma Uteri √
26 Kehamilan dengan Riwayat Penyakit Tertentu √
(Hepatitis ,HIV )
JURNAL
Template Journal Reading
Praktik Klinik Asuhan
1. Judul (Title)
Judul Jurnal : PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK
MENGURANGI KECEMASAN DAN NYERI PADA
AKSEPTOR KB IMPLANT
Apakah judul : Ya
Menggunakan kata Alasan :
kunci (key word) dalam Abstrak jurnal ini menjelaskan dengan tepat dan sesuai
Abstrak ? mengenai judul jurnal, yang dijelaskan melalui latar
belakang, metode, hasil dan kesimpulan. Hasil dan
kesimpulan pada abstrak juga menjawab judul jurnal,
dimana penelitian menunjukkan ada perbedaan rata-
rata lama persalinan kala I fase aktif sehingga teknik
rebozo sangat efektif untuk mempercepat lama
persalinan kala I fase aktif. Teknik rebozo sangat
efektif untuk mengurangi nyeri persalinan dan
mempercepat proses persalinan. Bidan diharapkan
dapat menerapkan Teknik Rebozo menjadi salah salah
bentuk asuhan persalinan kala I untuk mempercepat
persalinan.
2. Penulis (Author)
Siapa Penulis Dalam : Ganda Agustina Hartati Simbolon, Urhuhe Dena Siburian
jurnal tersebut?
Apakah Afiliasi penulis : Para penulis merupakan civitas academika dari Politeknik
dalam Jurnal tersebut Kesehatan Kemenkes RI Medan, Indonesia
3. Abstrak
Apakah Abstrak sudah : Ya
memenuhi kaidah Alasan: Struktur penulisan abstrak pada jurnal ini sudah
penulisan IMRAD : sesuai metode IMRAD (Introduction, Method, Result and
Discussion)
Sebutkan variabel apa : Variabel yang diuji adalah intensitas nyeri dan lama
yang diuji dalam persalinan Kala I di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
penelitian tersebut? pada bulan Januari hingga Oktober 2020 dengan
penggunaan Teknik Rebozo.
4. Pendahuluan (Introduction)
Apakah tujuan : Tujuan dari penelitian ini untuk menilai efektivitas dan
Penelitian dalam jurnal pengaruh Teknik Rebozo untuk mengurangi intensitas
tersebut? nyeri dan lama persalinan Kala I di wilayah Kabupaten
Tapanuli Utara pada bulan Januari hingga Oktober 2020.
Jelaskan apakah jurnal : Meninjau teori sebelumnya yaitu :
melaporkan studi 1. Rebozo (2016) menyatakan Teknik rebozo adalah
empiris (teori baru)? cara nonfarmakologi atau tanpa menggunakan obat
Atau meninjau (tradisional) untuk membantu mengelola rasa sakit
teori/penelitian yang selama persalinan. Ayunan dari rebozo dianggap
diterbitkan mampu membuat sang ibu rileks serta membantu
sebelumnya? memosisikan bayi ke jalur lahir.
2. Simbolon et al. (2021) menyatakan Teknik Rebozo
biasanya dilakukan pada ibu hamil setelah usia
kehamilan 28 minggu, dapat juga dilaksanakan selama
persalinan. Rebozo juga membantu memberikan ruang
pelvic yang lebih luas untuk ibu sehingga bayi lebih
mudah menuruni panggul dan proses persalinan lebih
cepat .
3. Iversen et al., (2017) menunjukan terdapat
pengaruh penggunaan Teknik rebozo selama persalinan
terhadap perubahan malposisi bayi dan menghilangkan
rasa nyeri saat kontraksi
4. Hasil penelitian tentnag pengaruh teknik rebozo
terhadap lama persalinan kala I fase aktif pada
kelompok ekperimen juga dapat dilihat pada penelitian
yang dilakukan oleh Durotun M dkk tentang Manfaat
teknik Rebozo Terhadap Kemjuan persalinan yang
dilakukan di PMB di Semarang, dengan hasil nilai
median setelah dilakukan teknik Rebozo sebesar 10,0
dan kontrol sebesar 9,00. Uji statistic menggunakan
Mann-Whitney Test diperoleh selisih p-value antara
kelompok intervensi teknik Rebozo dan kontrol sebesar
0,018 < 0,05 maka Ha diterima artinya ada perbedaan
efektifitas intervensi dan kontrol terhadap pembukaan
serviks ibu bersalin kala I fase aktif, sehingga
disimpulkan bahwa terdapat efektivitas pemberian
teknik Rebozo terhadap pembukaan serviks dan
penurunan kepada janin pada ibu bersalin kala I fase
aktif dan teknik Rebozo sangat bermanfaat terhadap
kemajuan persalinan (Munafiah, Astuti, Parada, &
Demu, 2020).
5.
Bagaimana Hasil Terdapat pengaruh penggunaan Teknik Rebozo selama
penelitian terdahulu persalinan terhadap perubahan malposisi bayi dan
mengenai topik menghilangkan rasa nyeri saat kontraksi.
penelitian? *jika pertanyaan sebelumnya adalah meninjau teori atau
penelitian yang telah diterbitkan
5. Metode (Method)
Sebutkan populasi yang : 28 orang
terdapat dalam Jurnal?
Berapa Jumlah sampel : 14 kelompok intervensi dan 14 kelompok control
dalam Jurnal?
Jelaskan Teknik : Teknik pengmbilan sampel dengan consecutive sampling
pengambilan sampel
yang digunakan dalam
Jurnal?
Adakah Kriteria dalam : Penelitian dilakukan pada 6 Puskesmas di wilayah
menentukan sampel Kabupaten Tapanuli Utara dengan teknik pengambilan
penelitian dalah jurnal? sampel consecutive sampling dan memenuhi kriteria
Jika ada sebutkan inklusi
Jelaskan Instrumen : Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam 1) Menjelang akhir kehamilan, peneliti mendatangi ibu
penelitian dalam jurnal? hamil primigravida untuk meminta kesediaan ibu menjadi
responden penelitian saat persalinannya sekaligus
memperkenalkan teknik rebozo pada ibu dan keluarga
(suami) berupa penjelasan tentang teknik Rebozo dan
mengajarkan tentang teknik Rebozo sehingga pendamping
dapat mempraktekkan langsung pada ibu saat
persalinannya nanti. Bila ibu dan keluarga menyetujui
perlakuan teknik rebozo maka ibu ditetapkan sebagai
kelompok ekperimen dan meminta nomor kontak ibu dan
bila sewaktu-waktu tanda2 persalinan telah ada maka ibu
hamil primigravida segera menghubungi peneliti agar
peneliti dapat mengetahui lama persalinan.
2) Ibu hamil primigravida yang tidak bersedia dilakukan
teknik rebozo saat perealinannya nanti, namun bersedia
dilakukan pengukuran lama dijadikan sebagai kelompok
kontrol,
3) Pengumpulan data dimulai pada saat ibu mulai
merasakan adanya tanda-tanda persalinan (mules yang
semakin sering, keluar lendir bercampur darah atau keluar
air-air dari jalan lahir), kelompok ekperimen dan kelompok
kontrol mulai mengisi informed consent penelitian dan
mendapat penjelesan kembali mengenai prosedur teknik
rebozo.
4) Bila ibu sudah memasuki fase aktif (pembukaan sudah
4 cm), dilakukan pengukuran untuk mengetahui lama
persalinannnya, peneliti melakukan pengukuran kontraksi
uterus dengan menggunakan stopwatch dan mengisinya
dalam lembar partograph, untuk mengetahui pembukaan
serviks dilakukan dengan pemeriksaan dalam pada pasien
lelu mengisinya dalam lembar partograph
5) Selanjutnya setelah pembukaan serviks sudah diatas 6
cm, teknik rebozo mulai dilakukan selama 2-5 menit yang
awalnya dilaksanakan oleh peneliti, selanjutnya dilakukan
oleh suami saat terjadi kontraksi atau sesuai dengan
keinginan ibu yang membuat ibu merasa lebih nyaman
hingga pembukaan 10 cm (lengkap).
6) Diluar kontraksi, ibu diminta untuk memberi tanda yang
terdapat pada alat ukur VAS sesuai dengan petunjuk yang
telah disampaikan sebelumnya
Jelaskan Design : Jenis penelitian ini adalah penelitian comparative dengan
penelitian yang desain eksperimen semu
digunakan dalam
jurnal ?
Apakah Analisa statistic : Hasil uji menggunakan uji independent t test
yang digunakan dalam
jurnal ?
Bagaimana Teknik rebozo sangat efektif untuk mempercepat lama persalinan kala I
hasil fase aktif yang diperoleh dengan menggunakan uji independent t test nilai
terkait α = 0,00 (< 0,05), nilai mean rank menunujukkan ada perbedaan rata-rata
dengan lama persalinan kala I fase aktif kelompok intervensi (7,43) > kelompok
hipotesis kontrol (4.,00)
yang
ditetapkan
dalam
pendahulu
an (yaitu,
apakah
didukung
atau
tidak)?
7. Pembahasan (Discussion)
Apakah interpretasi : Ya
dalam pembahasan Alasan: Pembahasan menjelaskan mengenai distribusi
dibuat sesuai dengan karakterisitik sampel penelitian, efek Teknik rebozo
hasil penelitian? selama persalinan pada kontraksi uterus, pembukaan
serviks, dan lama persalinan. Lalu peneliti juga
memasukan hasil penelitian yang mendukung hipotesis
bahwa terdapat pengaruh Teknik rebozo selama persalinan
terdadap intensitas nyeri dan lama persalinan.
Apakah dalam : Tidak
Pembahasan dipaparkan Alasan: seluruhnya sudah sesuai dengan hasil yang
hasil yang belum didapatkan dalam penelitian
dipertimbangkan
Apakah ada teori baru : Tidak
yang dibuat atas dasar Alasan: Penelitian ini mendukung hasil dari penelitian
temuan dalam sebelumnya.
pembehasan pada
jurnal?
Apakah implikasi dari : Tidak
temuan yang terdapat Alasan: Pada penelitian ini tidak ada implikasi temuan
pada pembahasan jurnal pada pembahasan jurnal
?
Apakah terdapat saran : Tidak
mengenai topik Alasan: Peneliti tidak memberikan saran mengenai topik
penelitian untuk ini untuk penelitian selanjutnya.
penelitian selanjutnya ?
8. Kesimpulan
Sebutkan temuan : Teknik rebozo sangat efektif untuk mempercepat lama
penting dari penelitian? persalinan kala I fase aktif yang diperoleh dengan
menggunakan uji independent t test nilai α = 0,00 (< 0,05),
nilai mean rank menunujukkan ada perbedaan rata-rata lama
persalinan kala I fase aktif kelompok intervensi (7,43) >
kelompok kontrol
9. Referensi (Reference)
Apakah Jurnal : Tidak
Menggunakan referensi Alasan:
terbaru ? (10 tahun Terdapat jurnal diatas 10 tahun yaitu :
terakhir) 1. Arikunto, Suharsimi. (2010). Metode Peneltian. Jakarta:
Rineka Cipta. Google Scholar
2. Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian
Kebidanan Dan Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.
Google Scholar
3. Rukiah, Yeyeh. (2009). Et All. 2009. Asuhan Kebidanan
I (Kehamilan). Google Scholar
Apakah Jurnal : Ya
Menggunakan referensi Alasan: Berasal dari buku sumber, jurnal nasional, dan jurnal
yang dapat dipercaya ? international.
Jurnal ini mendukung bahwa penggunaan Teknik Rebozo selama proses persalinan sangat
efektif untuk mempercepat lama persalinan kala I . Bidan diharapkan dapat menerapkan
Teknik Rebozo menjadi salah salah bentuk asuhan persalinan kala I untuk mempercepat
persalinan
Apakah implikasinya bagi kasus yang akan ditangani ?
Memberikan kenyamanan pada pasien yang sedalam dalam masa persalinan diharapkan
dapat mengurasi rasa cemas dan memberikan afirmasi positif dan meringankan proses
persalinan sehingga diharapkan dapat mempercepat lama persalian pada ibu primigravida.
Alasan:
Peneliti memaparkan alasan dan pembahasan / teori yang mendukung gagasan bahwa
Teknik Rebozo dalam persalinan mengurangi lama persalinan kala 1.
DAFTAR TILIK ( SOP) TEHNIK REBOZO
2. Persiapan Pasien
3. Prosedur Pelaksanaan
Nama : Ny M
Umur : 36 tahun
Riwayat Kehamilan : G2P1A0
Petunjuk skala nyeri Numerik Rating Scale (NRS): Lihat pada gambar dan pilih
salah satu angka yang menunjukan nyeri.
Pukul : 21.15
Sebelum dilakukan Intervensi
Keterangan:
0 : Tidak Nyeri
1–3 : Nyeri Ringan
4–6 : Nyeri sedang
7 – 10 : Nyeri Berat
LEMBAR OBSERVASI SKALA INTENSITAS NYERI
Nama : Ny. M
Umur : 36 tahun
Riwayat Kehamilan : G2 P1 A0
Petunjuk skala nyeri Numerik Rating Scale (NRS): Lihat pada gambar dan pilih
salah satu angka yang menunjukan nyeri.
Pukul : 21. 30
Setelah dilakukan Intervensi
Keterangan:
1 : Tidak Nyeri
1–3 : Nyeri Ringan
4–6 : Nyeri sedang
7 – 10 : Nyeri Berat
DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN
NAMA : Husnawati
NPM 22390074
LAHAN : PMB Hj Yanti Supriani STr. Keb