Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY AR DENGAN


BAYI BARU LAHIR NORMAL UMUR 0 HARI
DI PMB SIDOWATI,S.ST
Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan
Praktik Klinik Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Program Studi Profesi Bidan

DISUSUN OLEH :
Ni Kt Parmini
NIM : 22390126

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDAN PADA BAYI NY AR DENGAN
BAYI BARU LAHIR NORMAL UMUR 0 HARI
DI PMB SIDOWATI,S.ST

Disusun Oleh:

Nama :Ni Kt Parmini


NIM : 22390126

Tanggal Pemberian Asuhan : Januari 2023

Disetujui

Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : (Dwi Yuliani,S.ST)

Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : (Ana Mariza, S.ST.,M.Kes)
NIDN 0222058701
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Laporan kasus “ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
BARU LAHIR FISIOLOGIS” DI PMB SIDOWATI,S.ST.”

Terwujudnya laporan pendahuluan ini adalah berkat bantuan, bimbingan


dan arahan berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih
kepada :

1. Ibu Vida Wira Utami,S.ST,Bdn,M.Kes, ketua Program Studi Pendidikan


Bidan Universitas Malahayati Bandar Lampung, yang telah memberikan
kesempatan dan dorongan kepada kami untuk menyelesaikan tugas
laporan pendahuluan Pra klinik
2. Ibu Ana Mariza, S.ST,M.Kes , pembimbing institusi pra klinik
3. PMB Sidowati,S.ST.
4. Rekan-rekan mahasiswa profesi bidan dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih jauh dari


sempurna, dan penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan tulisan
ini.

Lampung Tengah, Januari 2023

Ni Kt Parmini

DAFTAR ISI
COVER................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................... 1
1. Latar Belakang................................................................................. 1
2. Tujuan Penulisan............................................................................. 3
3. . Manfaat........................................................................................... 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................... 6


1. Teori Asuhan kebidanan Pada BBL............................................... 6
2. Perawatan Neonatus Essensial Pada Saat Lahir ........................... 10

BAB III. Tinjauan Kasus...................................................................... 10


1. Data Subjektif.............................................................................. 15
2. Data Objektif................................................................................ 20
3. Analisa......................................................................................... 25
4. Penatalaksanaan........................................................................... 30
BAB IV. Pembahasan........................................................................... 40
BAB V. Penutup................................................................................... 45
1. Kesimpulan .................................................................................... 50
2. Saran............................................................................................ 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak
menyenangkan bagi bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan
kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan lingkungan kehidupan
sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup
dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup
bergantung penuh pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap
bayi baru lahir akan mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi –
fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.
Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau
kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis,
dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan 3 dan perkembangan intrauterin.
Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital
(sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme).
Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan
perawatan yang dapat membantunya untuk melewati masa transisi dengan
berhasil. (Muslihatun, 2010 )
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode
neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia,
mempertahakan suhu tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah,
pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian air susu ibu (ASI) dalam
usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan
terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi
psikologis merupakan tugas pokok bagi petugas kesehatan bayi dan anak.
Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi
ibu pada waktu ibu hamil dan melahirkan. (JNPK – KR, 2013 )

Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga


kesehatan khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif
sesuai dengan PerMenKes RI No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam
kandungan, selama persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan
keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
berkualitas seperti mengajarkan cara merawat tali pusat, cara memandikan
bayi serta cara menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai dengan asuhan
kebidanan sehingga bayi dapat melewati masa transisinya dengan baik.

b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian secara lengkap dan akurat pada
bayi baru lahir normal
2) Mampu merumuskan diagnosa dan / masalah kebidanan sesuai
dengan nomenklatur kebidanan .
3) Mampu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan
4) Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada BBL
normal secara komprehensif
5) Mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien
6) Mampu melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan secara
singkat dan jelas dalam bentuk SOAP
3. Manfaat
a. Manfaat Untuk Pendidikan
Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah
kepustakaan khususnya perawatan pada bayi baru lahir normal.

b. Manfaat Mahasiswa
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
normal ini penulis mendapat pengalaman nyata di lapangan serta
dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan
selama menempuh pendidikan profesi kebidanan

c. Manfaat Untuk Masyarakat


Diharapkan orang tua mampu untuk melakukan perawatan bayi
baru lahir normal sesuai dengan asuhan kebidanan yang diberikan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A.Teori Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Definisi Bayi Baru Lahir


Bayi Baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru
meengalami proses kelahiran, berusia 0 - 28 hari. Bayi baru lahir
(neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat,
nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan
intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. (Marmi, 2012)
Bayi baru lahir normal adalah Bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
pada usia kehamilan genap 37-42 minggu, dengan berat badan
2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan (Rukiyah,
2010)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram.
(Ibrahim, dalam Dewi, 2013)

b.Ciri – Ciri BBL Normal

a) Berat Badan
Menurut Marmi (2012;h.8) BBL normal memiliki berat
badan antara 2500–4000 gram. Berat badan lahir adalah
berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang
dalam waktu satu jam sesudah lahir. Bayi berat cukup
adalah bayi yang lahir dengan berat badan 2500 gram. Bayi
berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat lahir
1500 – kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat lahir
sangat rendah adalah bayi yang lahir 1000-1500 gram, bayi
dengan berat lahir amat sangat rendah adaah bayi dengan
berat lahir kurang dari 1000 grram.(Muslihatun, 2010)
b) Panjang Badan
Panjang badan merupakan indikator untuk memastikan
tumbuh kembang fisik bayi berjalan dengan normal.
Panjang badan normal pada bayi adalah 48-52 cm, panjang
badan akan terus bertambah setiap bulannya. (Widiastini,
2014)
c) Lingkar Dada 30 – 38 cm
d) Lingkar kepala 33 – 35 cm
e) Frekuensi jantung 120 – 160 kali / menit
f) Pernafasan ± 40 – 60 kali / menit
g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
i) Kuku agak panjang dan lemas
j) Genetalia :
1. Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora
2. Laki-laki : testis sudah turun, skrotum sudah ada
k) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l) Reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah
baik
m) Reflek graps atau menggenggam sudah baik
n) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan. (Marmi,
2012)

c.Tahapan Adaptasi Bayi

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses fungsional


neonates dari kehidupan di dalam uterus. Kemampuan adaptasi
fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan
di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga
homeostasis. (Marmi, 2012)Periode transisi dibagi menjadi 3,
yaitu :
1) Reaktivitas 1 (The first period of Reactivity)
Di mulai pada masa persalinan dan berakhir setelah 30
menit.Selama periode ini detak jantung cepat dan pulsasi
tali pusat jelas. Warna kulit terlihat sementara sianosis atau
akrosianosis. Selama periode ini mata bayi membuka dan
bayi memperlihatkan perilaku siaga. Bayi mungkin
menangis, terkejut, atau terpaku. Selama periode ini setiap
usaha harus dibuat unuk memudahkan kontak bayi dan ibu.
Membiarkan ibu untuk memegang bayi untuk mendukung
proses pengenalan. Beberapa bayi akan disusui selama
periode ini. Bayi sering mengeluarkan kotoran dengan
seketika setelah persalinan dan suara usus pada umumnya
terdengar setelah usia 30 menit. Bunyi usus menandakan
sistem pencernaan berfungsi dengan baik. Keluarnya
kotoran sendiri, tidak menunjukaan kehadiran gerak
peristaltik hanya menunjukkan bahwa anus dalam keadaan
baik. (Varney midwifery. 2004 dalam Armini, 2017)
a) Fase Tidur
Berlangsungselama 30 menitsampai 2 jam persalinan.
Tingkat tarif pernafasan menjadi lebih lambat. Bayi dalam
keadaan tidur, suara usus muncul tapi berkurang. Jika
mungkin bayi tidak di ganggu untuk pengujian utama dan
jangan memandikannya. Selama masa tidur memberikan
kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses
persalinan dan periodetransisikekehidupan di luaruterin.
(Varney Midwifery. 2004 dalam Armini, 2017)
b) Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)/
transisi ke-III
berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan.
Jantung bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang
berhubungan dengan stimulus lingkungan. Tingkat
pernafasan bervariasi tergantung pada aktivitas. Neonatus
mungkin membutuhkan makanan dan harus menyusu.
Pemberian makan awal penting dalam hipoglikemia dan
stimulasi kotoran dan pencegahan penyakit kuning.
Pemberian makan awal juga menyediakan kolonisasi
bakteri isi perut yang mengarahkan pembentukan vit K oleh
trakus intrestinal.

c).Periode transisi ke kehidupan ekstraunterin berakhir setelah


periode kedua reaktivitas. Hal ini terjadi sekitar 2-6 jam
setelah persalinan. Kulit dan dasar saluran pencernaan
neonatal belum terkolonisasi oleh beberapa tipe bakteria.
Oleh karena itu neonatal jangan di proteksi dari bakteria yang
menguntungkan. APGAR SCORE harus di nilai selama
periode ini.

Kriteria Apgar Skor


Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
warna kulit tubuh
warna kulit tubuh,
Seluruh normal merah
tangan, dan kaki
Warna Kulit badan biru muda, tetapi Appearance
normal merah muda,
atau pucat tangan dan kaki
tidak ada sianosis
kebiruan
Denyut
tidak ada <100 kali/ menit >100 kali/ menit Pulse
Jantung
tidak ada meringis atau bersin
meringis atau
Respon respons atau batuk saat
menangis lemah Grimace
Reflek terhadap stimulasi saluran
ketika distimulasi
stimulasi napas
lemah atau
Tonus Otot sedikit gerakan bergerak aktif Activity
tidak ada
menangis kuat,
lemah atau tidak
Pernafasan tidak ada pernapasan baik dan Respiration
teratur
teratur

Interpretasi Skor
Jumlah Skor Interpretasi Catatan
7-10 Normal -
4-6 Asfiksia Memerlukan tindakan medis segera seperti
penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas,
Ringan
atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas
0-3 Asfiksia Berat Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

2)Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Adaptasi BBL

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adaptasi pada bayi baru


lahir :
a. Skala Pengalaman antepartum ibu dan bayi (misalnya,
terpajan zat toksik dan sikap orang tua terhadap kehamian
tersebut)
b. Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya,
lama persalinan, tipe analgesik atau anestesia intrapartum)
c. Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi
ke kehidupan ekstrauterin.
d. Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan
merespon masalah dengan tepat pada saat terjadi.(Marmi,
2012)

B.Tinjauan Teori Manjemen Kebidanan Pada BBL

Asuhan Bayi Baru Lahir Usia 6 Jam


Tanggal:.........Jam:.......
I.PENGKAJIAN
      Identitas
Identitas bayi merupakan alat pengenal bayi agar tidak tertukar.
(Marmi,2015)
1.Data Subyektif
1) Riwayat Kesehatan Ibu
Menurut Varney (2008) adabanyakkondisimedisibu yang secara
signifikan dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan bayi
baru lahir. Pada keadaan ibu dengan penyakit jantung dapat
menyebabkan bayi hipoksia intra uteri kronis, pada ibu yang
mengalami Diabetes dapat menyebabkan bayi
hiperbilirubinemia, dan lahirmati. Sedangkan jika ibu
mengalami hipertensi dan penyakit ginjal dapat menyebabkan
bayi prematuritas dan IUGR, dan pada ibu yang mengalami
penyakit menular seksual dapat terjadi transmisi perinatal seperti
pada ibuHIV/AIAR dapat menyebabkan bayi menderita
HIV/AIAR.
2) Riwayat Kehamilan
Kondisipranataldapatmemengaruhikesehatan dan kesejahteraan
bayi baru lahir. Bidan harus mencatat usia ibu, periode
menstruasi terakhir, dan perkiraan waktu pelahiran (Varney,
2008).
3) Riwayat Persalinan
Varney (2008) mengungkapkan bahwa pada persalinan kurang
bulan/lewat bulan dapat menimbulkan kemungkinan implikasi
terjadinya RAR (Respiratory Distress Syndrome) dan asfiksia
pada bayi baru lahir. Selain itu, persalinan memanjang dan
presentasi atau posisi janin abnormal dapat menyebabkan
trauma pada neonatus, gawat janin dapat menyebabkan asfiksia,
cairan ketuban bercampur mekonium dapat menyebabkan
pneumonia akibat aspirasi mekonium, KPD dapat menyebabkan
infeksi perinatal, perdarahan berlebih dapat menyebabkan
hipovolemia BBL dan hipoksia, dan prolaps tali pusat dapat
menyebabkan asfiksia.
4) Pola kebiasaansehari-hari
1) Pola Nutrisi
Nutrisi awal bayi sangat penting karena teori Varney (2008)
menjelaskan bahwa pemberian makan segera sangat penting
untuk mencegah hipoglikemi dan dengan menstimulasi
pengeluaran feses, mencegah ikterus.
2) Pola Eliminasi
a) BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7-10 x
sehari. (Marmi,2015)
b) BAB
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama
bayi lahir, jika dalam 48 jam belum keluar
kemungkinan adanya Meconium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan (Marmi,
2015)

3) Pola Tidur/Istirahat
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya
sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata
tidur selama 16 jam sehari (Marmi,2015).
4) Pola Hygiene
Muka, pantat, dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara
teratur, bayi dapat dibersihkan dengan menggunakan air
hangat-hangat kuku dan sabun 2 in 1 yang bisa untuk
keramas sekaligus sabun mandi. Bayi harus segera
dikeringkan setelah dbersihkan dengan cara
membungkusnya dengan handuk kering, dan membersihkan
tali pusat dengan kasa steril atau kassa alkohol lalu lilit tali
pusat dengan kasa steril untuk menghindarkan dari infeksi
(Marmi, 2015).
II.Data Obyektif
1) PemeriksaanUmum
a) Kesadaran
Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah
mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan
jika rewel. (Muslihatun,2010). Komposmentis.
b) Keaktifan
Bayi normal menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti
gerakan napas, pulsasi jantung, pulsasi tali pusat, atau
gerakan otot, tanpa membedakan keadaan tali pusat sudah
dipotong atau belum ataupun masih terhubung dengan
plasenta. (Marmi, 2015)
c) Tanda-tanda Vital
(1) Detak Jantung Bayi
Detak jantung bayi berkisar antara 120-160 detak per
menit (Marmi, 2015)
(2) Suhu
Suhu tubuh normal pada neonatus adalah 36,50C-
37,50C melalui pengukuran aksila dan rektum, jika
nilainya turun dibawah 36,50C maka bayi mengalami
hipotermia (Marmi, 2015).
(3) Pernafasan
Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30
menit pertama sesudah lahir, atau setelah tali pusat
dipotong. (Marmi, 2015: 14-15) pernafasan normal
bayi baru lahir yaitu ± 40-60 kali/menit. (Marmi, 2015)
d) Antropometri

a. Berat badan : Berat badan normal pada BBL


yaitu 2500-4000 gram. (Marmi,
2015)
b. Panjang badan : Panjang badan bayi baru lahir
adalah 44 cm-53 cm.
(Muslihatun, 2010)
c. Lingkar Kepala : Pengukuran lingkar kepala
normalnya adalah 33 cm-35 cm.
(Marmi, 2015)
d. Lingkar Dada : Pengukuran lingkar dada
normalnya adalah 30 cm-38
cm(Marmi, 2015)
e. LILA : Lingkarlengannormalnyaadalah
9-12 cm. (Muslihatun,2010)
2) Status Present
a) Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran
dan tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm, moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Terkadang teraba fontanel ketiga antara
fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya
trisomi 21. (Marmi, 2015)
b) Muka
Wajah tampak simetris. Perhatikan kelainan wajah yang
khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin
(Marmi,2015).
c) Mata
Sklera putih, konjungtiva merah muda, pupil sama bilateral
reaktif terhadap cahaya, simetris. (Varney,2008)
d) Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan
lebarnya harus lebih dari 2,5 cm; bayi harus bernafas
dengan hidung, jika melalui mult perlu diperhatikan adanya
obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral, fraktur
tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring. Kaji pula skret pada hidung bayi, adanya sekret
yang mukopurulen yang terkadang berdarah memungkinkan
adanya sifilis kongenital. Perlu diperiksa pula adnya
pernafasan cuping hidung, karena jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernafasan
(Marmi,2015)
e) Mulut
Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, simetris,
lembap, merah muda. (Varney,2008)
f) Telinga
Bentuk telinga dan kartilago berubah sejalan masa gestasi.
Pada mula minggu ke-36 beberapa kartilago dan pinna atas
yang tidak tertutup, dan pinna yang dapat membuka
kembali secara perlahan ketika dilipat. (Marmi, 2015)
g) Leher
Leher bayi biasanya pendek dan simetris, adanya trauma
leher dapat menyebab kerusakan pada fleksus brakhialis.
Kaji adanya pembengkakan kelenjar tyroid dan vena
jugularis dengan melakukan perabaan pada leher, serta
perlu diperhatikan adanya lipatan kulit yang berlebihan
dibagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21 (Marmi, 2015)
h) Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas.pernapasan
yang normal dinding dada dan abdomen bergerak secara
bersamaan, putting susu tampak simetris, payudara dapat
tampak membesar tapi ini normal.(Marmi,2015)
i) Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas.Kaji adanyan
pembengkakan. (Marmi,2015). Tali pusat normal berwarna
putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan
mengkerut. (Muslihatun,2010)
j) Genital
(1) Pada bayi laki-laki, Kantong skrotum dapat diraba
secara lembut untuk menentukan penurunan testis
(Marmi, 2015). Perhatikan ujung kulupnya apakah
terlihat kecil atau tidak. Bila ujung kulup kecil bisa jadi
bayi mengalami Phymosis (ujung kulup kecil) sehingga
menyebabkan bayi jarang BAK, kondisi ini perlu diatasi
segera karena jika dibiarkan bisa menimbulkan infeksi
pada saluran kencing bayi (Marmi,2015)
(2) Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora
menutupi labia minora; Lubang uretra terpisah dengan
lubang vagina. (Marmi,2015)
k) Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari
adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida,
pembengkakkan lesung atau bercak kecil berambut yang
dapat menunjukkan adanya abnormalitas medula spinalis
atau kolumna vertebra (Marmi, 2015).
l) Anus dan rectum
Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya;
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika
sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan.
(Marmi,2015)
m) Ektremitas
(1) Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah; Periksa jumlah
jari. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis
tangannya yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom. (Marmi,2012)
(2) Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang
kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan,
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas.
(Marmi,2012)
n) Refleks
Suatu gerakan yang terjadi secara otomatis dan spontan
tanpa disadari pada bayi normal
(1) Tonik neek Refleks
Ekstremitas pada satu sisi dimana kepala ditolehkan
akan ekstensi dan ekstremitas yang berlawanan akan
fleksi bila kepala bayi ditolehkan ke satu sisi (Marmi,
2015)
(2) Rooting Refleks
Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi,
beyi dapat menolehkan kepalanya ke arah jari kita dan
membuka mulutnya. (Marmi, 2015).
(3) Grasping Refleks
Bila jari kita menyentuh telapak tangan bayi maka jari-
jarinya akan langsung menggenggan sangat kuat.
(Marmi, 2015)
(4) Moro Refleks
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila
dikejutkan dengan cara bertepuk tangan. (Marmi, 2015)
(5) Sucking Refleks
Benda menyentuh bibir disertai reflek
menelan.Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian
dalam gusi atas timbul isapan yang kuat dan cepat.
(Marmi,2015)

III.Analisa
Bayiusia 6 jam dalamkondisi normal (Muslihatun,
2010)
Bayi baru lahir Ny. AR usia 6 jamfisiologis
Assessment ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian subjektif dan
objektif. Assessment yang dapat ditegakkan pada asuhan primer bayi
usia 6 minggu pertama adalah sebagai berikut
1) Bayi usia 6 minggu pertama dalam kondisi normal
2) Bayi usia 6 minggu pertama dengan komplikasi tertentu
3) Bayi usia 6 minggu pertama dengan masalah tertentu
(Marmi, 2015)

IV.Pelaksanaan
Asuhan yang diberikan dalam waktu 24 jam pertama adalah:
1) Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya sehat
dan normal
2) Pertahankan suhu tubuh bayi
Pada lingkungan yang dingin, pembentukkan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
dengan penggunaan lemak coklat yang terdapat diseluruh tubuh
sampai 100% untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi menggunakan
glukosa untuk mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
bbl dan cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu singkat.
Jika seorang bayi kedinginan maka dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia, dan acidosis. Oleh karena itu, upaya
pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama untuk
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. (Marmi,
2015)
Ibu dapat diberikan pendidikan kesehatan tentang cara menjaga
panas tubuh bayi dengan:
a) Hindari memandikan bayi minimal 6 jam dan hanya setelah
itu jika tidak terdapat masalah medis serta suhunya 36,5oc
atau lebih
b) Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat untuk
menghindari bayi kehilangan panas tubuh melalui evaporasi
c) Kepala bayi harus tertutup untuk menghindari kehilangan
panas bayi melalui radiasi
d) Jangan meletakkan bayi didekat jendela yang terbuka atau
dekat kipas angin untuk menghindari bayi kehilangan panas
melalui konveksi, dan
e) Gunakan alas pada tempat tidur bayi untuk menghindari
bayi kehilangan panas melalui konduksi, (Marmi, 2015)
3) Pemberian ASI
Konseling yang dapat diberikan kepada ibu yaitu: biarkanlah
bayi memperoleh kolostrum saat menyusu, hindarkan pemberian
makanan pralaktal (air gula, air putih, madu) sebelum ASI
keluar, tapi usahakan bayi bayi menghisap untuk merangsang
produksi ASI, berikan ASI saja selama 6 bulan pertama.
(Marmi, 2015) Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling
sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih dari 3 jam bangunkan
lalu susui, susui sampai payudara kosong lalu pindah ke
payudara sisi yang lain, bila bayi sudah kenyang dan payudara
masih terasa kencang perlu dikongkan dengan diperah untuk
disimpan agar payudara tetap memproduksi ASI yang cukup
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya bayi
baru lahir seperti:
a) Tidak mau menyusu
b) Kejang-kejang
c) Lemah
d) Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
e) Bayi merintih atau menangis terus menerus
f) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau
bernanah
g) Demam/panas tinggi
h) Mata bayi bernanah
i) Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
j) Kulit dan mata bayi kuning
k) Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
Menganjurkan untuk segera membawa bayi ke fasilitas
kesehatan kesehatan jika menemukan 1 atau lebih tanda
bahaya.
5) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tali pusat dan
daerah disekitarnya dengan menjaganya tetap kering dan tidak
membubuhkan apapun pada pusar bayi (Marmi, 2015) Jelaskan
pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas atau
fasilitas kesehatan, jika pusat menjadi merah, bernanah dan atau
berbau
6) Pemberian imunisasi Hb0
HB0 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Bila sejak lahir telah
terinfeksi virus Hepatitis B dapat menyebabkan kelainan-
kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin
terjadi sirosis atau pengerutan hati (kerusahan sel hati yang
berat) bahkan dapat menyebabkan kanker hati. (Marmi,2015)
7) Menganjurkan ibu untuk membawa ke fasilitas kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan rutin (Marmi, 2015)

BAB III

ASUHAN KEBIDANAN (TINJAUAN KASUS)

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY AR DENGAN


BAYI BARU LAHIR NORMAL UMUR 0 HARI
DI PMB. SIDOWATI,S.ST

Tanggal masuk : 20 Januari 2023


Pukul :12.35 WIB
Tempat : Ruang bersalin
PENGKAJIAN
I.DATA SUBYEKTIF Tgl/Jam:20 januari 2023 janm12.35Wib
A.Identitas
1.Idintitas bayi
Nama : By. Ny. AR
Umur : 5 menit
Jenis kelamin : laki laki
Tanggal / jam lahir :20 Januari 2023/ 12.30 WIB
2.Identitas Orang Tua/Wali
Nama : Ny AR
Umur :29 tahun
Agama :Islam
Pendidikan :SMA
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Alamat :Seputih Banyak
B,ANAMNESE
1.Riwayat Prenatal/Kehamilan
Hamil anak ke :1
Frekwensi ANC :8 kali
Imunisasi TT :T5
Kenaikan BB :10 kg
Kejadian waktu Hamil:
a.Trimester I :mual muntah di pagi hari
b.Trimester II :Tidak ada keluhan
c. Trimester III :Tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Kehamilan
a.Perdarahan :tidsk ada
b.Eklamsia :tidak ada
c.Preklamsia :tidak ada
d.Penyakit Kelamin :tidak ada
e.Penyakit Lain :tidak ada
Kebiasaan saat hamil
a.Makanan :3x sehari,porsi sedang,jenis komsumsi nasi,sayur
lauk pauk.
b.Obat obatan/Jamu : tidak ada hanya minum suplemen Tambah darah
dan kalsium dari bidan
c.Merokok :tidak
d.Alkohol :tidak.
2..Riwayat Intranatal/Persalianan
Diagnosa Ibu :G1P0A0 umur 29 tahun hamil 40+2 minggu
janin hidup, tunggal, intra uteri, presentasi kepala,
puka, U, Inpartu kala I fase aktif.
a.Lama KalaI :8 Jam 0 menit
b. Lama Kala II : 0 jam 30 menit
c. Warna Ketuban :Jernih
d. Jenis Persalinan :Spontam pervaginam letak belakang kepala
e.Usia Kehamilan :40 minggu 2 hari
f.Penolong :Bidan
g.Jam Tanngal Lahir : 12.30 tgl 20-1-2023
h.Jenis Kelamin : Laki laki
  i.Plasenta : Lahir spontan, kotiledon lengkap
j.Komplikasi dalam persalinan: tidak ditemukan
3. Pola Nutrisi
Bayi sudah diberikan makanan awal berupa ASI dalam proses IMD, Proses
IMD berhasil.
4.Pola Eliminasi
    Bayi belum BAK dan Belum BAB.
5.Pola Istirahat
    Bayi belum tidur
6.Personal Hygiene
Bayi belum dimandikan.

II.Data Objektif

a. Keadaan Umum: baik


b. Kondisi saat lahir : segera menangis kuat
Gerak : aktif
Warna kulit : kemerahan
c. Tanda-tanda vital : denyut jantung: 140x/menit
RR : 44 x/menit
Suhu : 36,80C
Saturasi : 98 %
Apgar score 1’: 8, 5’: 9, 10’:10
d. Pengukuran Antropometri
BB: 3200 gram LK: 32 cm
PB: 51 cm LD: 30 cm
e.Pemeriksaan pisik
 Muka/kepala : Tidak ada kelainan bawaan,tidak                
ada caput succedaneum dan cephal haematoma
 Ubun-ubun : Ubun-ubun besar dan ubun-ubun kecil datar,tidak
ada moulage
 Hidung : Normal,Tidak ada pernafasan cuping hidung
 Bibir : Normal,Kemerahan,Tidak pucat,Tidak ada
kelainan
 Telinga : Normal,Simetris,tidak ada pengeluaran
 Leher : Normal,Tidak kaku
 Dada : Normal,Simetris,tidak ada tarikan dinding dada
 Tali pusat : Bersih dan tidak ada perdarahan
 Punggung : Normal,Tidak ada kelainan spina bifida
 Genetalia : Tidak ada kelainan
 Anus : Berlubang,tidak ada cacat bawaan
 Ekstremitas : Atas dan bawah tidak ada kelainan polidactili

f.Refleks :
 Reflek Moro : ada (+)
 Reflek Rooting : ada (+)
 Reflek Walking : ada (+)
 Reflek Grasping : ada (+)
 Reflek Sucking : ada (+)
 Reflek Tonik neck : ada (+)
 Miksi : BAK (+)
 Defekasi/pengeluaran mekonium : BAB (+)
a. Pemeriksaan penunjang (jika dilakukan)
 Urine : Tidak dilakukan
 Glukosa : Tidak dilakukan
b. Darah :
 Hb : Tidak dilakukan
 Al : Tidak dilakukan
 HMT : Tidak dilakukan
 Golongan darah : Tidak dilakukan

III..Analisa

Diagnosa : Bayi Baru Lahir usia 0 hari normal,cukup bulan,spontan


pervaginam

Data Dasar

Data Subjektif (DS):

a. ibu mengatakan ini anak yang pertama


b. umur kehamilan : 40 minggu 2 hari
Data Dasar ( DO) :
Bayi menangis kuat, bergerak aktif riwayat persalinan spontan
pervaginam presentasi belakang kepala.
a. Tanda-tanda vital : denyut jantung: 140x/menit
RR : 44 x/menit
Suhu : 36,80C
Saturasi : 98 %
Apgar score 1’: 8, 5’: 9, 10’:10
b. Pengukuran Antropometri
BB: 3200 gram LK: 32 cm PB: 51 cm LD : 30 cm
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : Pemenuhan kebutuhan perawatan neonatal
a) Membersihkan jalan napas
b) Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
c) Memotong dan mengikat tali pusat
d) Melakukan IMD
e) Memantau tanda bahaya
f) Memberikan suntikan vit K,salep mata dan Imunisasi HB.0
g) Melakukan pemeriksaan fisik

IV.PENATALAKSANAAN
1.Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga,   bahwa bayinya
dalam keadaan baik.
  Rasionalisasi : Memberikan informasi mengenai kondisi bayi merupakan
hal yang dapat mengurangi kecemasan ibu serta keluarga berkitan dengan
keaddan bayi
   Hasil :ibu dan keluarga merasa senang
2.Membersihkan saluran nafas dengan mengusap mulut dan hidung bayi
segera setelah bayi lahir
Rasionalisasi : Dengan membersihkan lendir yang dimulai dari saluran
terbesar yaitu mulut kemudian mengusap hidung dapat memicu
berkembangnya paru-paru ,pada alveoli akan terjaadi peningkatan tekanan
oksigen,sebaliknya tekanan karbon dioksida akanmengalami
penurunan,hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistensi
pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus
arterosus menutup.
Evaluasi : Bayi menangis spontan,pergerakan otot aktif,warna kulit
kemerahan
3.Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara mengeringkan tubuh
bayi dari cairan ketuban dengan menggunaakan handuk yang kering dan
bersih. Dikeringkan mulai dari muka,kepala,dan bagian tubuh lain kecuali
punggung dan tangan bayi karena bau cairan amnion pada tangan bayi
membantu bayi mencari puting susu ibunya(tanpa menghilangkan vernik
casiosa). Setelah dikeringkan selimuti baayi dengan kain kering dan bersih
dan tunggu 2 menit sebelum tali pusat di klaim.
Rasionalisasi : Sesaat sesudah lahir ,bila bayi dibiarkan dalam suhu
ruangan 25ºC maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi,konveksi,konduksi dan radiasi.Suhu lingkungan yang tidak baik
akan menyebabkan bayi hiptermidan trauma dingin (cold injury)
Evaluasi : Bayi telah dikeringkan dengan handuk kering dan
bersih,setelah itu diselimuti.
4.Mengikat dan memotong tali pusat 2 menit paska lahir dengan tehnik aseptik.
Rasionalisasi :Dengan menunda 30 detik sampai dengan 3 menit
pengikatan dan pemotongan tali pusat maka transfer darah ekstra 80 ml ke
bayi sehingga terjadi peningkatan feritin serum dan total zat besi tubuh
selama tahun pertama kehidupan bayi
Evaluasi : Tali pusat telah terpotong 3 cm dari dindng perut (pangkal
pusat bayi)
5.Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengam meletakkan bayi
tengkurap skin to skin di dada ibu.
Rasionalisasi : Kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 ml akan menurun
menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudaah laahir,energi
tambahan di butuhakn neonatus pada jam pertama sesudah lahir normaal
diambil dri metabolisme asam lemak sehingga kadar gulaa akan memcapai
120 mg/100 ml hal itu diperoleh dari colostrum
Evaluasi : Bayi dapat menemuka puting susu dan menyusui IMD berhasil
6.Memberikan identitas bayi berupa gelang
Rasionalisasi : Memasang gelang pada lengan bayi sebagai tanda
pengenal yang berupa nama orag tua,tanggal,jam lahir,jenis kelamin
untuk identitas bayi
Evaluasi : Lengan bayi sudah terpasang gelang
7.Memantau tanda bahaya pada bayi dengan mengukur tanda-tanda vital
Rasionalisasi : Dengan mengukur tanda vital kesehatan fisik secara umum
dapat diketahui guna mendeteksi atau memantau adanya tanda bahaya
pada bayi baru lahir (gangguan pernafasan,hipotermi)
Evaluasi : hasil pemerisaan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu :
Nadi : 122 x/menit,Pernafasan :30 x.menit,Suhu :36,1ºC
8.Memberikan suntikan Vit.K (Neo K) dengan dosis 1 mg dosis tunggal                   
secara intra muscular pada anterolateral paha kiri
Rasionalisasi : Sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna ,semua bayi baru lahir memiliki resiko perdarahan untk
mencegah terjaadinya perdarahan pada bayi baru lahir
Evaluasi : Bayi telah diberikan injeksi neo K 1 mg secara intra muscular
pada anterolateral paha kiri
9.Memberikan salp mata antibiotik pada kedua mata bayi
Rasionalisasi : selama proses persalinan bayi melewati jalan lahir yang
tidak steril dan kemungkinan terjadi infeksi pada mata sangat besar
Evaluasi : 1 jam seelah lahir kedua mata bayi telah diberi salp mata
gentamicin 1 mg
10.Memberikn imunisasi Hepatiis B pertama kali (HB0)
Rasionalisasi ;: Dengan imunisasi HB0 dapat mencegah jalur penularan
Virus hepatitis B terutama dari ibu-bayi
Evaluasi : Bayi telah dberikan imunisasi HB0 padaa antelaterol paha
kanan 1 jam setelah pemberian injeksi Vitamin K
11.Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
Rasionalisasi : Dengan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
untuk mengetahui apakah ada kelainan yang perlu mendapatkan tindakan
segera yang berhubungan dengan kehamilan,persalinan.
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan fisik secara sistematis head to
toe setelah lahir

CATATAN PERKEMBANGAN

A. Bayi Baru Lahir 6 Jam


Tanggal: 20 Janauari 2023 Jam: 18.30 WIB
Tempat: Ruang Bersalin
Subyektif a. Pola Nutrisi
Bayi minum ASI
b. Pola Eliminasi
BAB: Bayi sudah BAB warna hitam kehijauan
BAK: belum
c. Pola Hygiene
Bayi dimandikan belum dimandikan.
d. Pola Tidur
Bayi tidur saat dilakukan pengkajian
Obyektif a. Tanda-tanda vital:
Denyut jantung: 138x/menit Suhu: 36,80C
RR: 48x/menit BB: 3200 gram
b. Status present:
Abdomen : bulat, tidak ada massa abnormal. Tapi pusat
terbungkus kasa
Kulit : kemerahan, tidak ada bercak, turgor kulit baik.
c. Refleks :
Rooting Refleks : baik, bayi menolehkan kepala pada
sentuhan atau goresan pada pipi.
Sucking Refleks : baik, bayi melakukan gerakan
menghisap kuat
Grasp Refleks : baik, jari-jari menggenggam jari-jari
pemeriksa
Babinski Refleks : baik, kaki bayi bergerak seperti
gerakan mengipas
Moro Refleks : baik, bayi dapat terkejut pada saat diberi
hentakan yang mengejutkan.

Analisa Diagnosa Kebidanan: Bayi Baru Lahir usia 0 hari normal,cukup


bulan,spontan pervaginam
Data Dasar
DS : Ibu mengatakan bayi sudah menyusu,sudah BAB
hitam 1 kali,belum BAK
DO : Bayi Ny.AR tampak menyusu dengan baik
TTV Denyut jantung: 138x/menit,Suhu: 36,80C, RR:
48x/menit, BB: 3200 gram, refleks primitiv bayi sudah
dapat dinilai
Masalah t tidak ada
Kebutuhan :
Pemantauan intake pemberian ASI
Pemantaun output (BAB dan BAK)
Penkes tanda bahaya pada BBL

Pelaksanaan a. Memberitahukan ibu dan keluarga bahwa bayinya dalam


keadaan baik
Rasionalisasi :Memberikan informasi mengenai kondisi
bayi merupakan hal yang dapat mengurangi kecemasan ibu
serta keluarga berkitan dengan keaddan bayi
Hasil : ibu senang dan Bahagia.
b. Memperhatikan saat bayi menyusu.
Rasionalisasi :Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan
keberhasilan pemberian ASI dan mencegah lecet puting
susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar. Berikan
bantuan dan dukungan jika ibu memerlukan, terutama jika
ibu pertama kali menyusui atau ibu berusia sangat muda.
Hasil: bayi menyusu dengan baik dan tidak memperhatikan
tanda-tanda penyulit
c. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on
demand, kapan saja bayi menginginkan Minta ibu untuk
memberi ASI sesuai dengan keinginan atau tanda dari
bayinya. Biarkan bayi menyusu pada satu payudara hingga
puas atau bayi melepas sendiri puting susu ibu.
Rasionalisasi :Makanan terbaik untuk bayi sejak lahir
sampai umur 6 bulan adalah ASI. Menyusui secara
eksklusif berarti bayi hanya diberi ASI, tidak diberi
tambahan makanan atau cairan lain. Berikan ASI sesuai
keinginan bayi
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan akan
melaksanakan sesuai anjuran.
a. Menunda memandikan bayi
Rasionalisasi : menunda memandikan bayi baru lahir
minimal 6 jam dari kelahiran dapat mecegah terjadinya
hipotermi pada BBL
Hasil :Bayi belum dimandikan dan memakai pakaian
lengkap
b. Memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu:
1. Kebersihan bayi
Mandikan bayi bila sudah lebih dari 6 jam dengan
sabun, bersihkan alat kelamin lalu keringkan secara
perlahan dan lembut. Jika bayi BAK atau BAB segera
gantikan popok
2. Menjaga kehangatan bayi
Menjaga ruangan tetap hangat, mengenakan pakaian
atau selimuti bayi sepanjang hari pada malam hari
biarkan bayi tidur dengan ibu sehingga mudah
dijangkau untuk menyusui, jangan membedong terlalu
ketat.
Rasionalisasi : menunda memandikan bayi di awal kelahiran
serta menjaga kehangatan bayi merupakan salah satu
upaya encegah kehilangan panas atau hipotermia pada
BBL
Hasil: Ibu bersedia melakukan perawatan bayi di rumah
sesuai dengan konseling yang diberikan.
3. Mendeteksi dan memberikan konseling kepada ibu tentang
tanda bahaya bayi baru lahir
1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit.
2. Kehangatan terlalu panas (>380C atau terlalu dingin
<360C).
3. Warna kuning (pada 24 jam pertama), biru atau pucat
memar.
4. Pemberian makan, hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah.
5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau
busuk, pernafasan sulit.
6. Tinja atau kemih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja
lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada
tinja.
7. Aktivitas mengginggil atau tangis tidak biasa, sangat
mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai,
kejang, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
Menganjurkan ibu segera membawa anaknya ke tenaga
kesehatan apabila menemukan tanda-tanda tersebut
Rasionalisasi : tanda bahaya pada BBL harus diwaspadai
agar mendapatkan segara penanganan yag cepat dan tepat
Hasil: Ibu dapat mengulang kembali beberapa tanda
bahaya bayi baru lahir dan bersedia membawa anaknya ke
puskesmas jika menemukan tanda bahaya tersebut.
8. Mendokumentasikan tindakan dan pemeriksaan yang
dilakukan
Hasil : Tindakan dan pemeriksaan telah didokumentasikan

BAB IV

PEMBAHASAN
Pengkajian asuhan bayi baru lahir dilakukan pada tanggal 20 Januari 2023
Jam 13.30 WIB. Menurut teori Marmi dan Rahardjo (2015), identitas merupakan
alat pengenal bayi agar tidak tertukar. Pada kasus, bayi belum diberi nama
sehingga identitas bayi dicantumkan Bayi Ny.AR. Hal ini tidak memberikan
masalah karena dari pihak keluarga belum memberikan nama pada bayi tersebut
sehingga bayi diberi identitas bayi Ny. AR, karena Ny. AR sebagai ibu dari bayi
tersebut.
Pada riwayat kehamilan ibu mengatakan usia ibu saat hamil yaitu 29 tahun,
bayi lahir pada usia kehamilan 40 minggu. Menurut Marmi dan Rahardjo (2015)
menyatakan lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus sangat penting karena
faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal,
serta penting untuk penatalaksanaan tiap BBL. Pada kasus, bayi Ny.AR lahir saat
usia kehamilan 40 minggu, termasuk kehamilan aterm sesuai dengan teori Marmi,
Rahardjo (2015) bahwa persalinan dan kelahiran dikatakan normal apabila usia
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
Dalamasuhankebidanan pada Bayibarulahirini di bedakan pada 3
faseyakniReaktivitas 1 (The first period of Reactivity),Fase Tidur (Period Of
Unresponsive Sleep), Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)/
transisi ke-III. Karakteristik masing masing periode memperlihatkan kemajuan
bayi baru lahir. Beberapa saat dan beberapa jam dari awal kehidupan ekstra
uterine bayi baru lahir merupakan keadaan yang paling dinamis. Pada saat
kelahiran bayi berubah dari keadaan ketergantungan sepenuhnya kepada ibu
menjadi tidak tergantung secara fisiologis.
Perubahan ini merupakan proses yang komplek sini dikenal sebagai transisi.
Karakteristik perilaku terlihat nyata selama jam transisi. Periode transisi
karakteristik perilaku terlihat nyata selama jam transisi segera setelah lahir. Masa
transisi ini mencerminkan suatu kombinasi respon sempatik terhadap tekanan
persalinan (tachypnea, tachycardia) dan responparasimpatik (sebagairespon yang
diberikan oleh kehadiran mucus, muntah, dan gerakperistaltik. Oleh
karenaitudalamasuhan bayi Ny.AR Analisa dan penatalaksanaan disesuaikan
dengan tahapan tersebut :
1. Reaktivitas 1 (The first period of Reactivity)
Analisa :Bayi Ny AR bayi baru lahir normal spontan pervaginam pada
periode pertama reaktifitas 1
Penatalaksaan yang dilakukanyaitu :Menjagabayitetaphangatsaatberada
di luar lingkungan bayi dengan cara mengeringkan tubuh bayi sesegera
mungkin terkecuali telapak tangan dan kaki, menunda memandikan bayi,
meletakkan bayi ke dada ibu, membiarkan kulit ibu melekat pada
kulitbayi(skin to skin) (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Selama periode
1. Reaktivitas 1 ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan kontak bayi
dan ibu. Membiarkan ibu untuk memegang bayi untuk mendukung proses
pengenalan dan Tindakan yang dilakukan yang mendukungperawatanbayi
pada faserektifitassatuadalahdenganmelakukan IMD.
Roesli (2012) menyatakanpelaksanaan IMD dapatmenyelamatkan 22%
dari bayi yang meninggalsebelumbayiusia 1 bulan upayaini juga untuk
mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif. Bayi baru lahir
sangatlah rentan terhadap hypotermi, pada bayi, karenadengan IMD akan
terjadi pelekatan bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,
sehingga akan cenderung mengalami stress fisik akibat adanya perubahan suhu
di luar uterus. Fluktuasi (naik turunnya) suhu di dalam uterus minimal, rentang
maksimal hanya 0,6oC karenacairanketubandalam uterus suhunya relative
tetap. Suhu di dalam uterus sekitar 36oC-37oC sedangkan suhu ruangan sekitar
24oC-32oC. Mekanisme pengaliran panas ini dijelaskan melalui mekanisme
fisika dasar yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi (Potter, Patricia A,
Perry, Anne G; 2010).
2. Fase Tidur (Period Of Unresponsive Sleep)
Analisa :By Ny AR Bayi baru lahir normal spontan pervaginam dalam Fase
Periode tidur
Penalaksanaan :Menyampaikan pada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam
periode tidur dimana dalam fase ini bayi tidak merespon terhadap stimulus
eksternal. Orang tua dapat menggendong dan memeluk bayinya. Selama masa
tidur memberikan kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses
persalinan dan periode transisi kekehidupan di luar uterin. (Varney Midwifery.
2004 dalam Armini, 2017)
3. Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)
Analisa :By.Ny.AR bayi baru lahir normal spontan pervaginam dalam fase Re-
aktifitas ke 2
Penatalaksanaan :Memperhatikan saat bayi menyusu serta
memperhatikan tanda-tanda penyulit dan observasi bayi terhadap kemungkinan
tersedak saat pengeluaran mucus. Marmi dan Rahardjo (2015) menyatakan
Reaktifitas II Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung
bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus
lingkungan. Tingkat pernafasan bervariasi tergantung pada aktivitas. Neonatus
mungkin membutuhkan makanan dan harus menyusu. Pemberian Makan awal
penting dalam pencegahan hipoglikemia dan stimulasi pengeluaran kotoran dan
pencegahan penyakit kuning. Pemberian makan awal juga menyediakan
kolonisasi bakteri isi perut yang mengarahkan pembentukan vitamin K oleh
traktus intestinal.
Untukpenatalaksanaanumum asuhan yang diberikansesuaidengan
program berupa pemberian vitamin K, salepmata dan HB0, perawatan tali
pusat, menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi dan menganjurkan
keluarga untuk memberikan ASI kepada bayi sesering mungkin (on demand).
Tindakan preventif dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru
lahir adalah hal penting yang harus diingat oleh penolong persalinan. Bayi baru
lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi
terjadinya perdarahan akibat VKDB (Rizka, 2017). Pelayanan kesehatan
neonatal khusunya kunjungan neonatal (KN) dan pemberian injeksi vitamin K
pada bayi baru lahir secara statistik terdapat hubungan bermakna dengan
kematian neonatal di Indonesia (Sukamti, 2015).
Menurut Saifuddin (2014) obat mata perlu diberikan pada jam pertama
setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah larutan Perak Nitrat atau
Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
Menurut Nurjasmi, E (2016) setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan
suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Berdasarkan asuhan yang diberikan, tidak ada kesenjangan antara teori
dan asuhan, karena pemantauan, perawatan dan konseling mengenai bayi baru
lahir sudah dilakukan.

BAB V

PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada By Ny. AR jenis
kelamin laki-laki dengan dengan lahir normal maka dapat disimpulkan
bahwa By Ny. E telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil KU : baik,
RR: 44x /menit , menangis spontan Tanda-tanda vital Denyut jantung:
140x/menit RR , 44x menit, Suhu 36,8 0C , . Pemeriksaan Antopometri
BB: 3200 gram, LK: 32 cm, PB: 51 cm, LD: 30 cm tahap pengkajian data
yang terdiri atas data subyektif diperoleh data secara lengkap. Data yang
didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan
identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh
bayi.

Bayi mengalami keadaan yang normal sehingga tidak dibutuhkan


tindakan segera dan kolaborasi. Dalam kasus ini Bayi Ny.AR dilakukan
perawatan asuhan bayi neonatal essensial yaang bertujuan Pelayanan
neonatal esensial dimulai pada saat bayi lahir dan berlangsung sampai
dengan setelah kelahiran. Perawatan neonatal esensial merupakan suatu
pelayanan yang digunakan untuk menunjang kesehatan bayi baru lahir yang
diberikan secara adekuat meliputi pencegahan hipotermi, perawatan tali
pusat, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pencegahan infeksi,
pemberian imunisasi dan deteksi dini tanda bahaya dengan melakukan
pemeriksaan fisik, pelayanan kesehatan neonatal esensial bertujuan untuk
mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi, terutama dalam 24 jam
pertama kehidupan untuk
Pada penatalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan
keadaan yang dialami oleh bayi dan juga disesuaikan dengan kebutuhan
bayi. Untuk menangani bayi dengan asfiksia maka diperlukanmenjaga
kehangatan bayi, IMD, Pemberian identitas, pemberian vitamin K,
Pemberian salep mata, pemeriksaan fisik, pemeriksaan reflek, imunisasi
Hepatiti B.0, penialian skor ne ballard, serta dokumentasi. Dokumentasi
sangat diperlukan pada setiap manajemen asuhan kebidanan karena
merupakan salah satu bentuk laporan pertanggung jawaban bidan terhadap
tindakan asuhan kebidanan yang telah diberikan kepada klien dan dapat
dijadikan bukti tertulis apabila terjadi gugatan dari klien dan
keluarga.Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan yang
diberikan, bayi dalam keadaan yang normal fisiologis
2. Saran
A. Bagi Klien
1. Setelah melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada neonatus,
diharapkan ibu dapat menerapkan tentang perawatan yang harus dilakukan
pada bayi baru lahir agar angka kesakitan pada neonatus dapat ditekan.
2. Ibu/keluarga dan klien dianjurkan untuk mempertahankan perawatan bayi
yang telah dilakukan dengan baik dan benar, serta segera memeriksakan
kesehatan bayinya apabila ditemukan adanya tandatanda bahaya pada
neonatus.
B. Bagi Lahan Praktik
Implementasi asuhan dirasa sudah sangat baik, sehingga dapat mendeteksi
kelainan pada bayi baru lahir. Harapan kedepannya, lahan praktik dapat
mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. AsuhanPersalinan Normal. Jakarta: Depkes RI.

Dewi, Vivian Nanny. 2010. AsuhanNeonatusBayi dan Anak Balita. Jakarta:


SalembaMedika

Dr. Arifianto. 2012. Orangtua Cermat, Anak Sehat. Jakarta: Gagas Media

Dwienda R, Octa, dkk.2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita


dan Anak Prasekolah untuk Para Bidan. Yogyakarta: Deepublish.

Ibrahim CS.2013.Perawatan Kebidanan. Jakarta : Bhratara Niaga Media

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Julina.2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish

Kementerian Kesehatan RI. (2010). Buku SakuPelayanan Kesehatan


Neonatal Esensial.Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2012). PeraturanPemerintah RI No.33 Tahun


2012 tentangPemberian ASI Eksklusif. Diakses dariwww.depkes.go.id.

Marmi dan KukuhRahardjo. 2012. AsuhanNeonatus, Bayi, Balita, dan Anak


Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Marmi dan KukuhRahardjo. 2015. AsuhanNeonatus, Bayi, Balita, dan Anak


Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. AsuhanNeonatusBayi dan Balita.Yogyakarta:


Fitramaya

Potter, Patricia A; Perry, Anne G. (2010).Fundamental of Nursing, Buku 1 Edisi7.


Penerjemah, Nggie, FA & Albar Marina.Editor Hartanti Yayuk. Salemba
Medika:Jakarta.

Roesli, Utami. (2012). Panduan Inisiasi MenyusuDini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
PustakaBunda.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Yulianti, Lia, Maemunah dan Susilawati, Lilik. Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media. 2010.

Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC

Widiastini, Luh Putu. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan
Bayi Baru Lahir. Bogor: In Media

Wiknjosastro, Saifuddin,Triatmojo. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2008

LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN STASE BBL
PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Nama : Ni Kt Parmini
Nim : 22390126
Pembimbing : Ana Mariza,S.ST,M.Kes
Judul : Laporan Kasus Asuhan Pada BBL
Fisiologi

No Tanggal Catatan Pembimbing Paraf

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

(Ana Mariza,S.ST,M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai