DISUSUN OLEH :
Ni Kt Parmini
NIM : 22390126
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDAN PADA BAYI NY AR DENGAN
BAYI BARU LAHIR NORMAL UMUR 0 HARI
DI PMB SIDOWATI,S.ST
Disusun Oleh:
Disetujui
Pembimbing Lapangan
Tanggal :
Di : (Dwi Yuliani,S.ST)
Pembimbing Institusi
Tanggal :
Di : (Ana Mariza, S.ST.,M.Kes)
NIDN 0222058701
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas Laporan kasus “ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI
BARU LAHIR FISIOLOGIS” DI PMB SIDOWATI,S.ST.”
Ni Kt Parmini
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ii
KATA PENGANTAR.......................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................... 1
1. Latar Belakang................................................................................. 1
2. Tujuan Penulisan............................................................................. 3
3. . Manfaat........................................................................................... 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak
menyenangkan bagi bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan
kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan lingkungan kehidupan
sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup
dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup
bergantung penuh pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap
bayi baru lahir akan mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi –
fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.
Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau
kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis,
dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan 3 dan perkembangan intrauterin.
Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital
(sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme).
Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan
perawatan yang dapat membantunya untuk melewati masa transisi dengan
berhasil. (Muslihatun, 2010 )
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode
neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia,
mempertahakan suhu tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah,
pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian air susu ibu (ASI) dalam
usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan
terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi
psikologis merupakan tugas pokok bagi petugas kesehatan bayi dan anak.
Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi
ibu pada waktu ibu hamil dan melahirkan. (JNPK – KR, 2013 )
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai dengan asuhan
kebidanan sehingga bayi dapat melewati masa transisinya dengan baik.
b. Tujuan Khusus
1) Mampu melakukan pengkajian secara lengkap dan akurat pada
bayi baru lahir normal
2) Mampu merumuskan diagnosa dan / masalah kebidanan sesuai
dengan nomenklatur kebidanan .
3) Mampu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa
dan masalah yang ditegakkan
4) Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada BBL
normal secara komprehensif
5) Mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien
6) Mampu melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan secara
singkat dan jelas dalam bentuk SOAP
3. Manfaat
a. Manfaat Untuk Pendidikan
Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah
kepustakaan khususnya perawatan pada bayi baru lahir normal.
b. Manfaat Mahasiswa
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
normal ini penulis mendapat pengalaman nyata di lapangan serta
dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan
selama menempuh pendidikan profesi kebidanan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Teori Asuhan kebidanan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)
a) Berat Badan
Menurut Marmi (2012;h.8) BBL normal memiliki berat
badan antara 2500–4000 gram. Berat badan lahir adalah
berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang
dalam waktu satu jam sesudah lahir. Bayi berat cukup
adalah bayi yang lahir dengan berat badan 2500 gram. Bayi
berat lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat lahir
1500 – kurang dari 2500 gram. Bayi dengan berat lahir
sangat rendah adalah bayi yang lahir 1000-1500 gram, bayi
dengan berat lahir amat sangat rendah adaah bayi dengan
berat lahir kurang dari 1000 grram.(Muslihatun, 2010)
b) Panjang Badan
Panjang badan merupakan indikator untuk memastikan
tumbuh kembang fisik bayi berjalan dengan normal.
Panjang badan normal pada bayi adalah 48-52 cm, panjang
badan akan terus bertambah setiap bulannya. (Widiastini,
2014)
c) Lingkar Dada 30 – 38 cm
d) Lingkar kepala 33 – 35 cm
e) Frekuensi jantung 120 – 160 kali / menit
f) Pernafasan ± 40 – 60 kali / menit
g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutan
cukup
h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
i) Kuku agak panjang dan lemas
j) Genetalia :
1. Perempuan : labia mayora sudah menutupi labia minora
2. Laki-laki : testis sudah turun, skrotum sudah ada
k) Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
l) Reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah
baik
m) Reflek graps atau menggenggam sudah baik
n) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan. (Marmi,
2012)
Interpretasi Skor
Jumlah Skor Interpretasi Catatan
7-10 Normal -
4-6 Asfiksia Memerlukan tindakan medis segera seperti
penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas,
Ringan
atau pemberian oksigen untuk membantu bernapas
0-3 Asfiksia Berat Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif
3) Pola Tidur/Istirahat
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya
sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata
tidur selama 16 jam sehari (Marmi,2015).
4) Pola Hygiene
Muka, pantat, dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara
teratur, bayi dapat dibersihkan dengan menggunakan air
hangat-hangat kuku dan sabun 2 in 1 yang bisa untuk
keramas sekaligus sabun mandi. Bayi harus segera
dikeringkan setelah dbersihkan dengan cara
membungkusnya dengan handuk kering, dan membersihkan
tali pusat dengan kasa steril atau kassa alkohol lalu lilit tali
pusat dengan kasa steril untuk menghindarkan dari infeksi
(Marmi, 2015).
II.Data Obyektif
1) PemeriksaanUmum
a) Kesadaran
Rentang normal tingkat kesadaran bayi baru lahir adalah
mulai dari diam hingga sadar penuh dan dapat ditenangkan
jika rewel. (Muslihatun,2010). Komposmentis.
b) Keaktifan
Bayi normal menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti
gerakan napas, pulsasi jantung, pulsasi tali pusat, atau
gerakan otot, tanpa membedakan keadaan tali pusat sudah
dipotong atau belum ataupun masih terhubung dengan
plasenta. (Marmi, 2015)
c) Tanda-tanda Vital
(1) Detak Jantung Bayi
Detak jantung bayi berkisar antara 120-160 detak per
menit (Marmi, 2015)
(2) Suhu
Suhu tubuh normal pada neonatus adalah 36,50C-
37,50C melalui pengukuran aksila dan rektum, jika
nilainya turun dibawah 36,50C maka bayi mengalami
hipotermia (Marmi, 2015).
(3) Pernafasan
Pernafasan pertama bayi normal terjadi dalam waktu 30
menit pertama sesudah lahir, atau setelah tali pusat
dipotong. (Marmi, 2015: 14-15) pernafasan normal
bayi baru lahir yaitu ± 40-60 kali/menit. (Marmi, 2015)
d) Antropometri
III.Analisa
Bayiusia 6 jam dalamkondisi normal (Muslihatun,
2010)
Bayi baru lahir Ny. AR usia 6 jamfisiologis
Assessment ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian subjektif dan
objektif. Assessment yang dapat ditegakkan pada asuhan primer bayi
usia 6 minggu pertama adalah sebagai berikut
1) Bayi usia 6 minggu pertama dalam kondisi normal
2) Bayi usia 6 minggu pertama dengan komplikasi tertentu
3) Bayi usia 6 minggu pertama dengan masalah tertentu
(Marmi, 2015)
IV.Pelaksanaan
Asuhan yang diberikan dalam waktu 24 jam pertama adalah:
1) Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayinya sehat
dan normal
2) Pertahankan suhu tubuh bayi
Pada lingkungan yang dingin, pembentukkan suhu tanpa
mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
dengan penggunaan lemak coklat yang terdapat diseluruh tubuh
sampai 100% untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya.
Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi menggunakan
glukosa untuk mendapatkan energi yang akan mengubah lemak
menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh
bbl dan cadangan lemak coklat akan habis dalam waktu singkat.
Jika seorang bayi kedinginan maka dia akan mulai mengalami
hipoglikemia, hipoksia, dan acidosis. Oleh karena itu, upaya
pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama untuk
meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. (Marmi,
2015)
Ibu dapat diberikan pendidikan kesehatan tentang cara menjaga
panas tubuh bayi dengan:
a) Hindari memandikan bayi minimal 6 jam dan hanya setelah
itu jika tidak terdapat masalah medis serta suhunya 36,5oc
atau lebih
b) Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat untuk
menghindari bayi kehilangan panas tubuh melalui evaporasi
c) Kepala bayi harus tertutup untuk menghindari kehilangan
panas bayi melalui radiasi
d) Jangan meletakkan bayi didekat jendela yang terbuka atau
dekat kipas angin untuk menghindari bayi kehilangan panas
melalui konveksi, dan
e) Gunakan alas pada tempat tidur bayi untuk menghindari
bayi kehilangan panas melalui konduksi, (Marmi, 2015)
3) Pemberian ASI
Konseling yang dapat diberikan kepada ibu yaitu: biarkanlah
bayi memperoleh kolostrum saat menyusu, hindarkan pemberian
makanan pralaktal (air gula, air putih, madu) sebelum ASI
keluar, tapi usahakan bayi bayi menghisap untuk merangsang
produksi ASI, berikan ASI saja selama 6 bulan pertama.
(Marmi, 2015) Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling
sedikit 8 kali sehari, bila bayi tidur lebih dari 3 jam bangunkan
lalu susui, susui sampai payudara kosong lalu pindah ke
payudara sisi yang lain, bila bayi sudah kenyang dan payudara
masih terasa kencang perlu dikongkan dengan diperah untuk
disimpan agar payudara tetap memproduksi ASI yang cukup
4) Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya bayi
baru lahir seperti:
a) Tidak mau menyusu
b) Kejang-kejang
c) Lemah
d) Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit),
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam
e) Bayi merintih atau menangis terus menerus
f) Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau
bernanah
g) Demam/panas tinggi
h) Mata bayi bernanah
i) Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
j) Kulit dan mata bayi kuning
k) Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
Menganjurkan untuk segera membawa bayi ke fasilitas
kesehatan kesehatan jika menemukan 1 atau lebih tanda
bahaya.
5) Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tali pusat dan
daerah disekitarnya dengan menjaganya tetap kering dan tidak
membubuhkan apapun pada pusar bayi (Marmi, 2015) Jelaskan
pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas atau
fasilitas kesehatan, jika pusat menjadi merah, bernanah dan atau
berbau
6) Pemberian imunisasi Hb0
HB0 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir,
dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Bila sejak lahir telah
terinfeksi virus Hepatitis B dapat menyebabkan kelainan-
kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin
terjadi sirosis atau pengerutan hati (kerusahan sel hati yang
berat) bahkan dapat menyebabkan kanker hati. (Marmi,2015)
7) Menganjurkan ibu untuk membawa ke fasilitas kesehatan untuk
melakukan pemeriksaan rutin (Marmi, 2015)
BAB III
II.Data Objektif
f.Refleks :
Reflek Moro : ada (+)
Reflek Rooting : ada (+)
Reflek Walking : ada (+)
Reflek Grasping : ada (+)
Reflek Sucking : ada (+)
Reflek Tonik neck : ada (+)
Miksi : BAK (+)
Defekasi/pengeluaran mekonium : BAB (+)
a. Pemeriksaan penunjang (jika dilakukan)
Urine : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
b. Darah :
Hb : Tidak dilakukan
Al : Tidak dilakukan
HMT : Tidak dilakukan
Golongan darah : Tidak dilakukan
III..Analisa
Data Dasar
IV.PENATALAKSANAAN
1.Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, bahwa bayinya
dalam keadaan baik.
Rasionalisasi : Memberikan informasi mengenai kondisi bayi merupakan
hal yang dapat mengurangi kecemasan ibu serta keluarga berkitan dengan
keaddan bayi
Hasil :ibu dan keluarga merasa senang
2.Membersihkan saluran nafas dengan mengusap mulut dan hidung bayi
segera setelah bayi lahir
Rasionalisasi : Dengan membersihkan lendir yang dimulai dari saluran
terbesar yaitu mulut kemudian mengusap hidung dapat memicu
berkembangnya paru-paru ,pada alveoli akan terjaadi peningkatan tekanan
oksigen,sebaliknya tekanan karbon dioksida akanmengalami
penurunan,hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistensi
pembuluh darah dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus
arterosus menutup.
Evaluasi : Bayi menangis spontan,pergerakan otot aktif,warna kulit
kemerahan
3.Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara mengeringkan tubuh
bayi dari cairan ketuban dengan menggunaakan handuk yang kering dan
bersih. Dikeringkan mulai dari muka,kepala,dan bagian tubuh lain kecuali
punggung dan tangan bayi karena bau cairan amnion pada tangan bayi
membantu bayi mencari puting susu ibunya(tanpa menghilangkan vernik
casiosa). Setelah dikeringkan selimuti baayi dengan kain kering dan bersih
dan tunggu 2 menit sebelum tali pusat di klaim.
Rasionalisasi : Sesaat sesudah lahir ,bila bayi dibiarkan dalam suhu
ruangan 25ºC maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi,konveksi,konduksi dan radiasi.Suhu lingkungan yang tidak baik
akan menyebabkan bayi hiptermidan trauma dingin (cold injury)
Evaluasi : Bayi telah dikeringkan dengan handuk kering dan
bersih,setelah itu diselimuti.
4.Mengikat dan memotong tali pusat 2 menit paska lahir dengan tehnik aseptik.
Rasionalisasi :Dengan menunda 30 detik sampai dengan 3 menit
pengikatan dan pemotongan tali pusat maka transfer darah ekstra 80 ml ke
bayi sehingga terjadi peningkatan feritin serum dan total zat besi tubuh
selama tahun pertama kehidupan bayi
Evaluasi : Tali pusat telah terpotong 3 cm dari dindng perut (pangkal
pusat bayi)
5.Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengam meletakkan bayi
tengkurap skin to skin di dada ibu.
Rasionalisasi : Kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 ml akan menurun
menjadi 50 mg/100 ml dalam waktu 2 jam sesudaah laahir,energi
tambahan di butuhakn neonatus pada jam pertama sesudah lahir normaal
diambil dri metabolisme asam lemak sehingga kadar gulaa akan memcapai
120 mg/100 ml hal itu diperoleh dari colostrum
Evaluasi : Bayi dapat menemuka puting susu dan menyusui IMD berhasil
6.Memberikan identitas bayi berupa gelang
Rasionalisasi : Memasang gelang pada lengan bayi sebagai tanda
pengenal yang berupa nama orag tua,tanggal,jam lahir,jenis kelamin
untuk identitas bayi
Evaluasi : Lengan bayi sudah terpasang gelang
7.Memantau tanda bahaya pada bayi dengan mengukur tanda-tanda vital
Rasionalisasi : Dengan mengukur tanda vital kesehatan fisik secara umum
dapat diketahui guna mendeteksi atau memantau adanya tanda bahaya
pada bayi baru lahir (gangguan pernafasan,hipotermi)
Evaluasi : hasil pemerisaan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu :
Nadi : 122 x/menit,Pernafasan :30 x.menit,Suhu :36,1ºC
8.Memberikan suntikan Vit.K (Neo K) dengan dosis 1 mg dosis tunggal
secara intra muscular pada anterolateral paha kiri
Rasionalisasi : Sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum
sempurna ,semua bayi baru lahir memiliki resiko perdarahan untk
mencegah terjaadinya perdarahan pada bayi baru lahir
Evaluasi : Bayi telah diberikan injeksi neo K 1 mg secara intra muscular
pada anterolateral paha kiri
9.Memberikan salp mata antibiotik pada kedua mata bayi
Rasionalisasi : selama proses persalinan bayi melewati jalan lahir yang
tidak steril dan kemungkinan terjadi infeksi pada mata sangat besar
Evaluasi : 1 jam seelah lahir kedua mata bayi telah diberi salp mata
gentamicin 1 mg
10.Memberikn imunisasi Hepatiis B pertama kali (HB0)
Rasionalisasi ;: Dengan imunisasi HB0 dapat mencegah jalur penularan
Virus hepatitis B terutama dari ibu-bayi
Evaluasi : Bayi telah dberikan imunisasi HB0 padaa antelaterol paha
kanan 1 jam setelah pemberian injeksi Vitamin K
11.Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
Rasionalisasi : Dengan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
untuk mengetahui apakah ada kelainan yang perlu mendapatkan tindakan
segera yang berhubungan dengan kehamilan,persalinan.
Evaluasi : Telah dilakukan pemeriksaan fisik secara sistematis head to
toe setelah lahir
CATATAN PERKEMBANGAN
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengkajian asuhan bayi baru lahir dilakukan pada tanggal 20 Januari 2023
Jam 13.30 WIB. Menurut teori Marmi dan Rahardjo (2015), identitas merupakan
alat pengenal bayi agar tidak tertukar. Pada kasus, bayi belum diberi nama
sehingga identitas bayi dicantumkan Bayi Ny.AR. Hal ini tidak memberikan
masalah karena dari pihak keluarga belum memberikan nama pada bayi tersebut
sehingga bayi diberi identitas bayi Ny. AR, karena Ny. AR sebagai ibu dari bayi
tersebut.
Pada riwayat kehamilan ibu mengatakan usia ibu saat hamil yaitu 29 tahun,
bayi lahir pada usia kehamilan 40 minggu. Menurut Marmi dan Rahardjo (2015)
menyatakan lamanya masa gestasi untuk tiap neonatus sangat penting karena
faktor maturasi bayi sangat berpengaruh pada morbiditas dan mortalitas perinatal,
serta penting untuk penatalaksanaan tiap BBL. Pada kasus, bayi Ny.AR lahir saat
usia kehamilan 40 minggu, termasuk kehamilan aterm sesuai dengan teori Marmi,
Rahardjo (2015) bahwa persalinan dan kelahiran dikatakan normal apabila usia
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).
Dalamasuhankebidanan pada Bayibarulahirini di bedakan pada 3
faseyakniReaktivitas 1 (The first period of Reactivity),Fase Tidur (Period Of
Unresponsive Sleep), Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)/
transisi ke-III. Karakteristik masing masing periode memperlihatkan kemajuan
bayi baru lahir. Beberapa saat dan beberapa jam dari awal kehidupan ekstra
uterine bayi baru lahir merupakan keadaan yang paling dinamis. Pada saat
kelahiran bayi berubah dari keadaan ketergantungan sepenuhnya kepada ibu
menjadi tidak tergantung secara fisiologis.
Perubahan ini merupakan proses yang komplek sini dikenal sebagai transisi.
Karakteristik perilaku terlihat nyata selama jam transisi. Periode transisi
karakteristik perilaku terlihat nyata selama jam transisi segera setelah lahir. Masa
transisi ini mencerminkan suatu kombinasi respon sempatik terhadap tekanan
persalinan (tachypnea, tachycardia) dan responparasimpatik (sebagairespon yang
diberikan oleh kehadiran mucus, muntah, dan gerakperistaltik. Oleh
karenaitudalamasuhan bayi Ny.AR Analisa dan penatalaksanaan disesuaikan
dengan tahapan tersebut :
1. Reaktivitas 1 (The first period of Reactivity)
Analisa :Bayi Ny AR bayi baru lahir normal spontan pervaginam pada
periode pertama reaktifitas 1
Penatalaksaan yang dilakukanyaitu :Menjagabayitetaphangatsaatberada
di luar lingkungan bayi dengan cara mengeringkan tubuh bayi sesegera
mungkin terkecuali telapak tangan dan kaki, menunda memandikan bayi,
meletakkan bayi ke dada ibu, membiarkan kulit ibu melekat pada
kulitbayi(skin to skin) (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Selama periode
1. Reaktivitas 1 ini setiap usaha harus dibuat untuk memudahkan kontak bayi
dan ibu. Membiarkan ibu untuk memegang bayi untuk mendukung proses
pengenalan dan Tindakan yang dilakukan yang mendukungperawatanbayi
pada faserektifitassatuadalahdenganmelakukan IMD.
Roesli (2012) menyatakanpelaksanaan IMD dapatmenyelamatkan 22%
dari bayi yang meninggalsebelumbayiusia 1 bulan upayaini juga untuk
mendukung keberhasilan program pemberian ASI Eksklusif. Bayi baru lahir
sangatlah rentan terhadap hypotermi, pada bayi, karenadengan IMD akan
terjadi pelekatan bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya,
sehingga akan cenderung mengalami stress fisik akibat adanya perubahan suhu
di luar uterus. Fluktuasi (naik turunnya) suhu di dalam uterus minimal, rentang
maksimal hanya 0,6oC karenacairanketubandalam uterus suhunya relative
tetap. Suhu di dalam uterus sekitar 36oC-37oC sedangkan suhu ruangan sekitar
24oC-32oC. Mekanisme pengaliran panas ini dijelaskan melalui mekanisme
fisika dasar yaitu radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi (Potter, Patricia A,
Perry, Anne G; 2010).
2. Fase Tidur (Period Of Unresponsive Sleep)
Analisa :By Ny AR Bayi baru lahir normal spontan pervaginam dalam Fase
Periode tidur
Penalaksanaan :Menyampaikan pada ibu dan keluarga bahwa bayi dalam
periode tidur dimana dalam fase ini bayi tidak merespon terhadap stimulus
eksternal. Orang tua dapat menggendong dan memeluk bayinya. Selama masa
tidur memberikan kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses
persalinan dan periode transisi kekehidupan di luar uterin. (Varney Midwifery.
2004 dalam Armini, 2017)
3. Periode Reaktivitas II (The Second Periode Of Reaktivity)
Analisa :By.Ny.AR bayi baru lahir normal spontan pervaginam dalam fase Re-
aktifitas ke 2
Penatalaksanaan :Memperhatikan saat bayi menyusu serta
memperhatikan tanda-tanda penyulit dan observasi bayi terhadap kemungkinan
tersedak saat pengeluaran mucus. Marmi dan Rahardjo (2015) menyatakan
Reaktifitas II Berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah persalinan. Jantung
bayi labil dan terjadi perubahan warna kulit yang berhubungan dengan stimulus
lingkungan. Tingkat pernafasan bervariasi tergantung pada aktivitas. Neonatus
mungkin membutuhkan makanan dan harus menyusu. Pemberian Makan awal
penting dalam pencegahan hipoglikemia dan stimulasi pengeluaran kotoran dan
pencegahan penyakit kuning. Pemberian makan awal juga menyediakan
kolonisasi bakteri isi perut yang mengarahkan pembentukan vitamin K oleh
traktus intestinal.
Untukpenatalaksanaanumum asuhan yang diberikansesuaidengan
program berupa pemberian vitamin K, salepmata dan HB0, perawatan tali
pusat, menjaga suhu tubuh bayi agar tidak hipotermi dan menganjurkan
keluarga untuk memberikan ASI kepada bayi sesering mungkin (on demand).
Tindakan preventif dengan pemberian profilaksis vitamin K1 pada bayi baru
lahir adalah hal penting yang harus diingat oleh penolong persalinan. Bayi baru
lahir yang tidak mendapatkan profilaksis vitamin K memiliki risiko tinggi
terjadinya perdarahan akibat VKDB (Rizka, 2017). Pelayanan kesehatan
neonatal khusunya kunjungan neonatal (KN) dan pemberian injeksi vitamin K
pada bayi baru lahir secara statistik terdapat hubungan bermakna dengan
kematian neonatal di Indonesia (Sukamti, 2015).
Menurut Saifuddin (2014) obat mata perlu diberikan pada jam pertama
setelah persalinan, yang lazim digunakan adalah larutan Perak Nitrat atau
Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir.
Menurut Nurjasmi, E (2016) setelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan
suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral.
Berdasarkan asuhan yang diberikan, tidak ada kesenjangan antara teori
dan asuhan, karena pemantauan, perawatan dan konseling mengenai bayi baru
lahir sudah dilakukan.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada By Ny. AR jenis
kelamin laki-laki dengan dengan lahir normal maka dapat disimpulkan
bahwa By Ny. E telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil KU : baik,
RR: 44x /menit , menangis spontan Tanda-tanda vital Denyut jantung:
140x/menit RR , 44x menit, Suhu 36,8 0C , . Pemeriksaan Antopometri
BB: 3200 gram, LK: 32 cm, PB: 51 cm, LD: 30 cm tahap pengkajian data
yang terdiri atas data subyektif diperoleh data secara lengkap. Data yang
didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai dasar dalam menentukan
identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh
bayi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2008. AsuhanPersalinan Normal. Jakarta: Depkes RI.
Dr. Arifianto. 2012. Orangtua Cermat, Anak Sehat. Jakarta: Gagas Media
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal & Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Julina.2017. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:
Deepublish
Roesli, Utami. (2012). Panduan Inisiasi MenyusuDini Plus ASI Eksklusif. Jakarta:
PustakaBunda.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Yulianti, Lia, Maemunah dan Susilawati, Lilik. Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta : Trans Info Media. 2010.
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
Widiastini, Luh Putu. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin dan
Bayi Baru Lahir. Bogor: In Media
LEMBAR KONSULTASI
KEGIATAN BIMBINGAN STASE BBL
PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Nama : Ni Kt Parmini
Nim : 22390126
Pembimbing : Ana Mariza,S.ST,M.Kes
Judul : Laporan Kasus Asuhan Pada BBL
Fisiologi
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
(Ana Mariza,S.ST,M.Kes)