Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK


PRASEKOLAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Holistik Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

Disusun Oleh :

Gebby Febrina

P17324121514

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG

JURUSAN KEBIDANAN

i
PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN

2022

DAFTAR ISI

Halaman Sampul...................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
Lembar Pengesahan.............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah....................3
2.2 Tahap Perkembangan pada Neonatus, Bayi, Balita, dan Anpras..............13
DAFTAR PUSTAKA

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN
ANAK PRASEKOLAH

Oleh:
Gebby Febrina
NIM. P17324121514

Menyetujui,

Pembimbing Klinik
N.KokonWiartin, SST.,M.Tr.Keb (.......................................)
NIP. 196903051990122001

Pembimbing Akademik (.......................................)


Djudju Srlwenda, S.ST., MPH _
NIP. 19706242002122001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Bd. Diyan Indrayani, SST.,M.Keb


NIP. 198106092002122002

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuhan tidak hanya diberikan kepada ibu, tapi juga sangat diperlukan
oleh bayi baru lahir (BBL). Walaupun sebagian besar proses persalinan
terfokus pada ibu, tetapi karena proses tersebut merupakan pengeluaran
hasil konsepsi (bayi) maka penatalaksanaan persalinan baru dapat
dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga berada
dalam kondisi yang optimal. Memberikan asuhan segera, aman, dan bersih
untuk BBL merupakan bagian esensial asuhan BBL.
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturasi, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin
ke kehidupan ekstrauterine) dan toleransi bagi BBl untuk dapat hidup
dengan baik.

Masa bayi adalah masa yang sangat bergantung pada orang dewasa.
Bayak perubahan psikologis yang terjadi hanya sebagai permulaan atau
bahkan adanya kelainan-kelainan pada bayi. Asuhan pada bayi 2-6 hari
dan asuhan primer 6 minggu pertama setelah lahir harus dilakukan secara
menyeluruh. Asuhan pada bayi 2-6 hari juga harus diinformasikan dan
diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali ke rumah orang
tua sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk memahami dan memberikan Asuhan Kebidanan Holistik
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah dengan menerapkan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan.

1
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan konsep dasar Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Prasekolah
2. Untuk memahami dan memberikan asuhan kebidanan pada masa
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah dengan menerapkan
pendekatan manajemen asuhan kebidanan.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan informasi bagi perkembangan ilmu kebidanan khususnya
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah serta
menambah ilmu pengetahuan bagi pembacanya.
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Penyusun
Untuk menambah pengetahuan serta pengaplikasian dalam
pemberian asuhan kebidanan masa Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah yang sesuai dengan kewenangan kepada pasien.
2. Bagi Puskesmas Sukarasa
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dalam memberikan
asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah fisiologis.
3. Bagi Jurusan Kebidanan
Menjadikan referensi baru sebagai sarana informasi dan
pengembangan ilmu pengetahuan serta bahan kepustakaan
khususnya tentang pemberian asuhan masa Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Prasekolah sesuai kewenangan klien.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah


2.1.1 Neonatus
A. Pengertian Neonatus

Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (1).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama(1).
Neonatus adalah bulan pertama kelahiran. Neonatus normal memiliki
berat 2.700 sampai 4.000 gram, panjang 48-53 cm, lingkar kepala 33-
35cm (2). Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan neonatus
adalah bayi yang lahir 28 hari pertama.

B. Ciri Neonatus
Neonatus memiliki ciri berat badan 2700-4000gram, panjang, panjang
48-
53 cm, lingkar kepala 33-35cm (3). Neonatus memiliki
frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan 40-60 x/menit,
lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk
dengan baik (3).
3. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi neonatus menurut Marni (2015) :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1. Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2. Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3. Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir :
1. Berat lahir rendah : <2500 gram.
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3. Berat lahir lebih : >4000 gram.

3
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
1. Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2. Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan

2.1.2 Bayi
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat lahir 2.500
gram sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak
ada cacat bawaan, serta ditandai dengan pertumbuhan dan
perkembangan yang cepat. Bayi merupakan makhluk yang sangat
peka dan halus, apakah bayi itu akan terus tumbuh dan berkembang
dengan sehat, sangat bergantung pada proses kelahiran dan
perawatannya. Tidak saja cara perawatannya, namun pola pemberian
makan juga sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan
bayi (4). Bayi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu bayi cukup
bulan, bayi premature, dan bayi dengan berat bayi lahir rendah
(BBLR) (4). Bayi (Usia 0-11 bulan) merupakan masa pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia
24 bulan, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus
periode kritis (4).

KEBUTUHAN FISIK PADA NEONATUS DAN BAYI


Kebutuhan Fisik-Biologis meliputi kebutuhan sandang, pangan,
papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan,
pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
olahraga, bermain dan beristirahat.
– Nutrisi : Harus dipenuhi sejak anak di dalam rahim. Ibu perlu
memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang
bergizi dan menu seimbang. Air Susu Ibu (ASI) yang
merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi
terutama pada 6 bulan pertama (ASI Eksklusif).

4
– Imunisasi : anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar
terlindung dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
Jadwal Pemberian Imunisasi

Umur Vaksin Keterangan

Hepatitis B-1 harus dibcrikan dalam waktu 12 jam


setelah lahir, dilanjutkan ketika bayi berusia 1 dan 6
bulan. Apabila status HbsAg-B ibu positif, maka dalam
waktu 12 jam setelah lahir bayi harus diberikan HBlg
Hepatitis B-
0,5 ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila
l
semula status HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata
Saat lahir dalam perjalanan selanjutnya diketahui bahwa ibu
HbsAg positif, maka masih dapat diberikan HBlg 0,5
ml sebelum bayi berusia 7 hari.

Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi


yang lahir di RB/RS, polio oral diberikan saat bayi
Polio-0
dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin
kepada bayi lain).

HB-2 diberikan saat bayi berusia 1 bulan, interval HB-


1 dan HB-2 adalah 1 bulan.
Hepatitis B-
1 bulan Bila bayi prematur dan HbsAG ibu negatif, maka
2
imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 bulan atau
berat badan 2.000 gram.

BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan


diberikan ketika bayi berusia lebih dari 3 bulan, maka
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu, jika
0-2 bulan BCG
hasil uji negatif maka imunisasi BCG dapat
diberikan.Vaksin BCG ulangan tidak dianjurkan
karena manfaatnya diragukan.

DTP-1 diberikan ketika bayi berusia lebih dari 6


DTP-1 minggu, dapat dipergunakan DTwp atau DTap DTB-1
dengan interval 4-6 minggu.
2 bulan
Polio-1 dapat diberikan bersamaan dengan DTP-1
Polio-1
Interval pemberian polio 2,3,4 tidak kurang dari 4
minggu.

5
Vaksin polio ulangan diberikan satu tahun sejak
imunisasi polio 4, lalu dilanjutkan pada usia 5-6 tahun.

DTP-2 (DTwp atau DTap) dapat diberikan secara


DTP-2
4 bulan terpisah atau dikombinasikan dengan Hib-2 (PRP-T).

Polio-2 Polio-2 diberikan bersamaan dengan DTP-2.

DTP-3 dapat diberikan terpisah atau dikombinasikan


dengan Hib-3.

DTP-3 DPT ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi DPT


3 dan pada usia 5 tahun.

DT diberikan pada anak usia 12 tahun.

Polio-3 Polio-3 diberikan bersamaan dengan DTP-3.

HB-3 diberikan saat bayi berusia 6 bulan. Untuk


6 bulan mendapatkan respons imun optimal, interval HB-2 dan
HB-3 minimal 2 bulan, tetapi interval terbaiknya 5
bulan.

Departemen kesehatan mulai tahun 2005 memberikan


Hepatitis B-
vaksin HB-1 monovalen (uniject) saat lahir,
3
dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwp/HB pada
usia 2,3, dan 4 bulan.

Imunisasi ulangan (booster) pada usia 5 tahun tidak


diperlukan, idealnya pada usia ini dilakukan
pemeriksaan anti-HBs.

9bulan Campak Campak-1 diberikan ketika bayi berusia 9 bulan.

Sumber : Dewi, 2012

– Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara,


pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi.
– Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan
aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat merangsang hormon
pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme

6
karbohidrat, lemak, dan  protein merangsang pertumbuhan otot
dan tulang merangsang perkembangan.
– Pelayanan Kesehatan : anak perlu dipantau / diperiksa
kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali
setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun.
Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan Februari
dan bulan Agustus.
– Tujuan pemantauan yang teratur untuk : mendeteksi secara dini
dan menanggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh-
kembang, mencegah penyakit serta memantau pertumbuhan dan
perkembangan anak.
– Memandikan Neonatus : Neonatus harus selalu dijaga agar tetap
bersih, hangat, dan kering. Beberapa cara untuk menjaga agar
kulit neonatus bersih adalah memandikan neonatus, mengganti
popok atau pakaian neonatus sesuai keperluan, pastikan bahwa
neonatus tidak terlalu panas/dingin, dan menjaga kebersihan
pakaian dan hal – hal yang bersentuhan dengan neonatus.
Memandikan neonatus sebaiknya ditunda sampai 6 jam
kelahiran. Hal ini dimaksudkan agar neonatus tidak hipotermi.
Selain itu juga meminimalkan resiko infeksi. Prinsip yang perlu
diperhatikan pada saat memandikan neonatus antara lain :
o Menjaga neonatus agar tetap hangat
o Menjaga neonatus agar tetap aman dan
selamat
o Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu
dingin.
Memandikan neonatus dianjurkan memakai sabun dengan pH
netral dengan sedikit bahkan tanpa parfum atau pewarna (jangan
gunakan sabun mandi dewasa). Permukaan kulit yang asam
(acid mantle) memberi perlindungan kepada neonatus terhadap
infeksi, sedangkan pH kulit yang kurang dari 5,0 bersifat
bakteriostatik. Pada saat lahir kulit neonatus tidak begitu asam

7
(pH 6,34) kemudian menurun sampai 4,95 dalam 4 hari.
Memandikan neonatus dengan sabun alkalin (sabun dewasa)
akan meningkatkan pH kulit sehingga keasaman kulit menurun
(dapat menimbulkan infeksi pada neonatus). Memandikan
neonatus juga memiliki beberapa maanfaat diantaranya yaitu
untuk menjaga kebersihan tubuh neonatus, tali pusat, dan
memberikan rasa nyaman pada neonatus.
– Memberi Minum/Menyusui pada Neonatus : BBL normal dapat
segera disusui hanya dalam waktu 1-2 menit pada setiap
payudara. Neonatus baru lahir segera mungkin dilakukan IMD.
Proses ini berlangsung minimal 1 jam pertama setelah neonatus
lahir. IMD sangatlah baik kegunaannya, selain sebagai pengerat
hubungan batin ibu dan anak IMD juga memiliki keuntungan
lainnya, yaitu mempercepat keluarnya kolostrum. Pada waktu
IMD neonatus mendapat kolostrum yang penting untuk
kelangsungan hidupnya.
Kebutuhan minum pada neonatus yaitu :
o Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
o Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
o Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
o Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg
BB/hari. 
Dalam menyusui juga hrus diperhatikan tentang cara menyusui
yang benar, karena menyusui dengan teknik yang tidak benar
dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak
keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda
sebagai berikut :
o Bayi tampak tenang.
o Badan bayi menempel pada perut ibu.

8
o Mulut bayi terbuka lebar.
o Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
o Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola
bawah lebih banyak yang
o masuk.
o Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
o Puting susu tidak terasa nyeri.
o Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
o Kepala bayi agak menengadah.
– Menyendawakan Neonatus : Menyendawakan neonatus penting
dilakukan dan berfungsi untuk mengeluarkan udara yang ada di
dalam perut neonatus atau agar tidak kembung.Biasanya udara
masuk ke perut neonatus bersamaan ketika neonatus
menyusu.Makin banyak udara yang masuk, semakin
kembunglah perut neonatus. Akibatnya neonatus merasa tidak
nyaman dan akan menyebabkan rewel. Berikut adalah teknik-
teknik menyendawakan neonatus :
o Menaruh di Pundak 
o Posisi Telungkup 
– Pijat Bayi : Manfaat memijat neonatus Yang terutama yaitu
neonatus akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari
orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting
bagi pertumbuhan neonatus. Sentuhan hangat dari tangan dan
jari orang tua bisa membuat neonatus merasakan pernyataan
kasih sayang orang tua.
o Menguatkan otot
o Pijatan terhadap neonatus sangat bagus untuk menguatkan
otot neonatus
o Membuat neonatus lebih sehat
o Memijat neonatus bisa memerlancar sistem peredaran darah,
membantu proses pencernaan neonatus, dan juga memerbaiki

9
pernapasan neonatus. Bahkan memijat neonatus bisa
meningkatkan sistem kekebalan tubuh si neonatus.
o Membantu pertumbuhan
o Menurut penelitian, pertumbuhan neonatus seperti berat
badan akan lebih baik dengan memijat neonatus. Bahkan
untuk neonatus prematur, berat badan bisa bertambah hingga
47 persen dibanding jika tidak dipijat.
o Meningkatkan kesanggupan belajar
o Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan
pendengaran si neonatus, akan meningkatkan daya ingat dan
kesanggupan belajar sang neonatus.
o Membuat neonatus tenang.
– Hygiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah
mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain
itu, lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan
kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan
balita oleh orang tua, adalah sebagai berikut :
o Mencuci tangan
o Memotong kuku
o Mandi teratur
o Bersihkan mainannya
– Buang air besar ( BAB )
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir, pada hari-hari
pertama disebut mekonium. Mekonium adalah ekskresi
gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa
janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna
mekonium adalah hijau kehitaman, lengket dan bertekstur
lembut, terdiri atas mulkus, sel epitel, cairan amnion yang
tertelan, asam lemak dan pibmen empedu. Mekonium
dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir. Kemudian feses

10
bayi yang diberi ASI akan berubah warnanya menjadi hijau-
emas dan terlihat seperti bibit. Bayi yang diberi susu formula
memiliki feses yang berwarna coklat gelap, seperti pasta atau
padat. Bayi akan berdefekasi 5-6 kali tiap hari dan akan
berkurang pada minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama
lebih dari dua hari segera hubungi tenaga kesehatan.
– Buang air kecil ( BAK )
Bayi berkemih sebanyak 4-8 kali sehari. Pada awalnya volume
urin sebanyak 20-30 ml/ hari, meningkat menjadi 100-200 ml/
hari pada akhir pertama. Warna urin keruh/ merah muda dan
berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat
– Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir
menghabiskan waktunya untuk tidur, sediakan lingkungan yang
nyaman, atur posisi dan minimalkan gangguan agar bayi dapat
tidur saat ibu ingin tidur. Lama tidur BBL antara 16-20 jam
sehari dengan masing-masing periode antara 1,5 jam-5/ 6 jam
(Doenges, M, E, 2001 : 219).
– Perawatan kulit
Kulit bayi masih sangat sensitive terhadap kemungkinan
terjadinya infeksi. Verniks kaseosa bermanfaat untuk
melindungi kulit bayi sehingga jangan dibersihkan saat
memandikan bayi. Lanugo menutupi kulit terutama bahu, lengan
atas, paha. Pastikan semua alat yang digunakan oleh bayi selalu
dalam keadaan bersih dan kering.
– Keamanan bayi
Hal-hal yang harus diperhatikan menjaga keamanan bayi adalah
dengan tetap menjaganya, jangan sekalipun meninggalkan tanpa
ada yang menunggu. Selain itu juga jangan memberikan apapun
ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan
menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi. Menjauhi
orang-orang yang menderita infeksi, lingkungan yang banyak

11
asap dan orang merokok. Dan biasakan mencuci tangan sebelum
dan sesudah menangani bayi. (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO,
2003 : 23)
– Perawatan tali pusat
Tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk
kuman, dan bisa terjadi infeksi lokal, sehingga perlu adanya
perawatan tali pusat yang baik. Sisa tali pusat sebaiknya
dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih
secara longgar. Pemakaian popok sebaiknya dilipat dibawah tali
pusat. Jika tali pusat terkena kotoran / feses maka harus segera
dicuci dengan menggunakan air bersih dan sabun kemudian
dikeringkan. Biasanya tali pusat akan terlepas sekitar 1-2
minggu.
– Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
o Pernafasan sulit/ lebih dari 60 dan < 40 kali/ menit
o Suhu terlalu panas ( > 38ocelsius ) atau terlalu dingin ( <
36ocelsius )
o Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan
mengantuk berlebihan,
o Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan
berdarah,
o Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses
lembek atau cair, sering berwarna hijau tua, dan terdapat
lendir atau darah,
o Mengigil, rewel, lemas.mengantuk, kejang,tidak bisa tenang,
dan menangis terus-menerus
o Bayi kulit kering ( terutama 24 jam pertama ) berwarna biru ,
pucat atau memar.
o Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak
kuning, coklat atau persik
– Penyuluhan sebelum bayi pulang

12
Pelayanan kebidanan sebelum ibu dan bayi pulang mencakup
upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
Kegiatan Penyuluhan sebelum bayi pulang meliputi :
o Penyuluhan dan nasehat tentang kesehatan ibu dan anak
selama perawatan di rumah.
o Cara menyusui yang baaik dan benar.
o Perawatan tali pusat dan cara memandikan bayi.
o Pemelihaaan kesehatan ibu,bayi dan balita.
o Pengobatan sederhana bagi ibu bayi dan balita.
o Perbaikan gisi keluarga, ibu agar mengkomsumsi makanan
yang mengandung gizi tinggi seperti buah-buahan, sayur2 an
yang hijau,
o Imunisasi bayi/ anak, pelaksanaan imunisasi agar dilakukan
secara lengkap
o Kebersihan ibu dan bayi selalu dijaga sehingga infeksi tidak
terjadi selama perawatan di rumah
o Pelayanan KB, melakukan program KB dengan kontrasepsi
yang sesuai dengan kesehatan ibu

2.1.3 Balita
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini
ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat dan disertai dengan perubahan yang memerlukan zat-
zat gizi yang jumlahnya lebih banyak dengan kualitas yang tinggi.
Akan tetapi, balita termasuk kelompok yang rawan gizi serta
mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang
dibutuhkan.Konsumsi makanan memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak sehingga konsumsi
makanan berpengaruh besar terhadap status gizi anak untuk

13
mencapai pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak (6) anak yang
telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan
pengertian usia anak di bawah lima tahun. Menurut Sediaotomo
(2010), balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita)
dan anak pra sekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih
tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan
penting, seperti mandi, buang air dan
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah
baik, namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita
merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang
manusia. Perkembangan dan pertumbuhan pasa masa itu menjadi
penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak pada
periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan
masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang
kembali, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2011) menjelaskan
balita merupakan usia dimana anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang pesat. Proses pertumbuhan dan perkembangan
setiap individu berbeda-beda, bisa cepat maupun lambat tergantung
dari beberapa faktor, yaitu nutrisi, lingkungan dan sosial ekonomi
keluarga.

2.1.4 Anak Prasekolah


A. Pengertian Anak Prasekolah
Anak prasekolah adalah anak yang berumur antara 3-6 tahun, pada
masa ini anak-anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka
memiliki kekuatan. Pada usia prasekolah, anak membangun kontrol
sistem tubuh seperti kemampuan ke toilet, berpakaian, dan makan
sendiri (7).

Menurut Montessori (7), bawa usia 3-6 tahun anak-anak dapat diajari
menulis, membaca, dan belajar mengetik. Usia prasekolah

14
merupakan kehidupan tahun-tahun awal yang kreatif dan produktif
bagi anak-anak.

B. Ciri-ciri Anak Prasekolah


Patnomodewo (2010) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-
6tahun) yang biasanya ada di TK meliputi aspek fisik, emosi, sosial,
dan kognitif anak. Ciri fisik anak prasekolah dalam penampilan
maupun gerak gerik yaitu umumnya anak sangat aktif, mereka telah
memiliki penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya.
Ciri sosial anak prasekolah biasanya bersosialisasi dengan orang
disekitarnya. Umumnya anak pada tahap ini memiliki satu atau dua
sahabat, kadang dapat berganti, mereka mau bermain dengan teman.

2.2 Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan


2.2.1 Bayi
Pertumbuhan adalah sesuatu yang berkaitan dengan perubahan baik dari
segi jumlah, ukuran, dan dimensi pada tingkat sel, organ yang di ukur
maupun individu. Pertumbuhan pada masa anak-anak mengalami
perbedaan yang bervariasi sesuai dengan bertambahnya usia anak secara
umum, pertumbuhan fisik dimulai dari arah kepala ke kaki
(cephalokauudal). Kemtangan pertumbuhan tubuh pada bagian kepala
berlangsung lebih dahulu, kemudian secara berangsur-angsur diikuti oleh
tubuh bagian bawah. Selanjutnya, pertumbuhan bagian bawah akan
bertambah secara teratur (Chamidah, 2009).

Ada perbedaan antara konsep pertumbuhan dan perkembangan pada bayi,


konsep pertumbuhan lebih kearah fisik, yaitu pertambahan berat tubuh
bayi. Dalam hal ini terjadi pertumbuhan organ-organ bayi seperti tulang,
gigi, organ-organ dalam, dan sebagainya. Sementara itu, konsep
perkembangan lebih mengarah pada segi psikologis, yaitu menyangkut
perkembangan sosial, emosional, dan kecerdasan.

15
Perkembangan pada bayi terdiri dari beberapa tahap antara lain sebagai
berikut
(Chamidah, 2009):
1) Periode usia 0-1 bulan (periode neonatus/bayi awal): terjadi
penyesuaian sirkulasi darah dan insiasi pernapasan serta fungsi lain.
2) Periode usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun (periode bayi tengah):
terjadi pertumbuhan yang cepat dan maturasi fungsi terutama pada saraf.
Maturasi fungsi adalah pemataangan fungsi-fungsi organ tubuh, misalnya
pada organ pencernaan dari hanya bias mencerna susu hingga dapat
mencerna makanan padat.
3) Periode usia 1-2 tahun (periode bayi akhir): terjadi perkembangan
motoric besar dan halus, control fungsi ekskresi (buang air besar) dan
pertumbuhan lambat.

2.2.2 Balita

Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia di
bawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga
tahun yang yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia pra sekolah (Proverawati &
Wati, 2010). Menurut karakterisik, balita terbagi dalam dua kategori,
yaitu anak usia 13 tahun (batita) dan anak usia pra sekolah. Anak usia 1-3
tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari
apa yang disediakan oleh ibunya (Sodiaotomo, 2010). Laju pertumbuhan
masa batita lebih besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan
jumlah makanan yang relatif besar. Pola makan yang diberikan sebaiknya
dalam porsi kecil dengan frekuensi sering karena perut balita masih kecil
sehingga tidak mammakan (7)

masih kecil sehingga tidak mampu menerima jumlah makanan dalam


sekali makan (7).

16
Sedangkan pada usia pra sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka
sudah dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini, anak mulai
bergaul dengan lingkungannya atau bersekolah playgroup sehingga anak
mengalami beberapa perubahan dalam perilaku. Pada masa ini anak akan
mencapai fase gemar memprotes sehingga mereka akan mengatakan
“tidak” terhadap ajakan. Pada masa ini berat badan anak cenderung
mengalami penurunan, ini terjadi akibat dari aktifitas yang mulai banyak
maupun penolakan terhadap makanan.

17
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI USIA 9 BULAN DENGAN


KEBUTUHAN IMUNISASI CAMPAK

Nama Pengkaji : Gebby Febrina

Tanggal Pengkajian : 31 Mei 2022

Waktu pengkajian : 10.00 WIB

Tempat : PKM Pacet

A. Data Subjektif
1. Identitas Bayi
Nama : By. A

Tanggal Lahir : 28- 10 – 2021

Pukul : 20.45 WIB

2. Identitas Orang Tua


Nama Ny.F Tn.K

Umur 28 30

Suku Sunda Sunda

Agama Islam Islam

Pendidikan terakhir SMA SMA

Alamat Jl.Geger kalong Girang 2/6

Pekerjaan IRT Swasta

Status Perkawinan Pertama Pertama

18
3. Alasan Datang
Ibu mengatakan akan imunisasi campak bayinya, ibu mengatakan usia
bayinya sudah 9 bulan
4. Faktor Perinatal
Persalinan di Puskesmas secara normal ditolong bidan, berat badan lahir
3600 gram, panjang badan 50 cm, bayi lahir dalam keadaan baik, IMD
berhasil
5. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit menurun dan menular

6. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan bayinya telah mendapatkan imunisasi sesuai dengan usia
bayinya yaitu Hb0, BCG + polio 1, DPT1 + polio 2, DPT 2 + polio 3, DPT
3 + polio 4
7. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi : makan dengan baik sehari 3x cemilan buah 2x,
c Hidrasi : minum ASI masih di berikan dan air putih
d Eliminasi : BAK 5-6 x/hari, BAB : 2 x/hari
e Personal hygine : mandi 2x/hari, setiap BAK/BAB langsung
dibersihkan mengunakan air di kamar mandi

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital
Pernafasan :41 x/menit
Denyut Jantung : 120 x/menit
Suhu : 36,30C
3. Antropometri
Berat badan :7400 gram

19
Panjang badan : 70 cm
4. Pemeriksaan fisik
a. Wajah : tidak ada oedema
b. Mata : simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pus atau
kemerahan
c. Leher : tidak ada pembengkakan
d. Ekterimitas atas :Tangan simetris, tidak sianosis, gerakan aktif, jumlah
jari lengkap 5 kanan 5 kiri, warna kuku tidak pucat
e. Ektremitas bawah : Kaki simetris, tidak sianosis, gerakan aktif, jumlah
jari lengkap 5 kanan 5 kiri, warna kuku tidak pucat

C. Analisis
By. A usia 9 bulan dengan kebutuhan imunisasi campak

D. Penatalaksanaan
1. Memberikan ibu hasil pemeriksaan bahwa perkembangan bayi ibu sesuai
dengan usianya
Evaluasi :Ibu mengerti dan paham
2. Memberitahu ibu tentang pentingnya imunisasicampak, yaitu suatu upaya
untuk memberi kekebalan secara aktifterhadap virus campak, yang
bertujuan untuk mencegah penyakitcampak yang diberikan pada usia 9
bulan. Evaluasi : ibu mengerti dan paham
3. Menyiapkan alat vaksin campak, antara lain spuit ukuran 1 cc, vaksin
campak 0,5 ml dan kapas alkohol/ tupres.
4. Memberikan imunisasi campak sebanyak 0,5 mL secara SC ditangan
sebelah kiri
Evaluasi : Sudah diberikan imunisasi Campak
5. Memberikan pada ibu Parasetamol syrup 120 ml 2 x 1 sendok teh untuk
mengatasi demam pada anak.

20
Evaluasi : Ibu mengerti dan akan memberikan paracetamol sesuai anjuran
bila anaknya demam
6. Menganjurkan pada ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi,
seperti nasi, sayuran hijau, susu dan buah-buahan
Evaluasi : Ibu mengerti
7. Menganjurkan pada ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada
keluhan
Evaluasi : Ibu mengerti

21
BAB IV

PEMBAHASAN

Data subyektif pada balita An. A dengan imunisasi campak bahwaibu


mengatakan ingin mengimunisasikan anaknya dan ibu mengatakananaknya tidak
sedang sakit. Data obyektif pada balita An. A denganimunisasi campak terlihat
sehat dan gerakannya aktif serta tanda-tandavital normal. Berdasarkan data yang
diperoleh pada kasus An. A dengan imunisasi campak didapatkan data An. A
berumur 9 bulan denganimunisasi campak keadaan umumnya baik. Pada langkah
pengkajian initidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek di
lapangan.

Pada An. A umur 9 bulan dengan imunisasi campak adapunmasalah yang


dihadapi klien tidak ada, sehingga kebutuhan pada kasus iniadalah juga tidak ada,
sehingga pada langkah interpretasi data ini tidakditemukan kesenjangan antara
teori dengan praktek di lapangan.

Menurut Depkes (2005), perencanaan asuhan pada balita dengan imunisasi


campak yaitu menyiapkan alat vaksin campak, berita tahu ibu tentang keadaan
anaknya, jelaskan pada ibu pentingnya imunisasi campak, siapkan alat vaksin
campak, suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas,
berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml, Parasetamol syrup 120 ml untuk
mengatasi demam pada anak, anjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang
bergizi, anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak serta anjurkan
ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluhan.

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat


kesenjangan antara teori dan praktek dalam hal pemberian terapi.

Penatalaksanaan tidakan asuhan kebidanan dilakukan sesuai dengan


perencanaan yang telah direncanakan dan tidak menemukan kesenjangan antara
teori danpraktek dalam menetapkan pelaksanaan secara menyeluruh.

22
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada balita An. A dengan riwayat
imunisasi campak dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan pengkajian data
yang diperoleh dari pasien didapatkan datayaitu An. A berumur 9 bulan akan
diimunisasi campak dan tidak sedang menderita suatu penyakit dengan keadaan
umum baik. Tidak terdapat masalah, perencanaan yang diberikan adalah jelaskan
pada ibu tentang pentingnya imunisasi campak, siapkan alat vaksin campak,
suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas, berikan
vaksin campak dengan dosis 0,5 ml, berikan Parasetamol syrup 120 ml 2 x 1
sendok teh untuk mengatasi emam pada anak, anjurkan ibu untuk tetap
memberikan makanan yang bergizi, beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya
sudah selesai, anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak dan
anjurkan ibu untuk datang ke tenaga kesehatan apabila ada keluh. Pelaksanaan
tindakan asuhan kebidanan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah diberikan.
Dari seluruh kegiatan asuhan kebidanan yang diberikan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktek yang telah dilakukan di lapangan.

B. Saran

1. Bagi Penyusun
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan untuk menambah pengetahuan
serta pengaplikasian dalam pemberian asuhan kebidanan pada bayi dengan
imunisasi campak yang sesuai dengan kewenangan kepadapasien.
2. Bagi Puskesmas Pacet
Diharapkan laporan ini dapat di jadikan sebagai salah satu cara
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dalam memberikan asuhan pada
bayi dengan imunisasi campak.
3. Bagi Jurusan Kebidanan

23
Diharapkan laporan ini dapat dijadikan referensi baru sebagai sarana
informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan serta bahan kepustakaan
khususnya tentang pemberian asuhan kebidanan pada bayi dengan
imunisasi.

24
DAFTAR PUSTAKA

MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta :


DepKes.RI

DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RI

Saifuddin, abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan      Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco


California. Hal. 330-335

Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post
Partum. Hal. 30-37

Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan


Kebidanan.

Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan
Sehat. Yogyakarta: Pustaka Salomon
Anggraini dan Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta:
Demedia

25

Anda mungkin juga menyukai