Disusun oleh:
Linda Lestari
P27224020067
Kelas B D4 Aljeng Semester 3
Disusun oleh:
Linda Lestari
P27224020067
Kelas B D4 Aljeng Semester 3
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA BBL
DI PUSKESMAS BANGKALAN
Disusun Oleh :
Disetujui:
Pembimbing Lapangan
Tanggal: ________________
Tanggal: ________________
A. LatarBelakang
Neonatus adalah bayi yang baru lahir 28 hari pertama kehidupan (Rudolph,
2015). Dalam masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan
yang awalnya di dalam rahim serba bergantung pada ibu menjadi di luar rahim
yang harus hidup secara mandiri. Pada masa ini terjadi pematangan organ
hampir pada semua sistem.
Neonatus memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai
masalah kesehatan dapat muncul sehingga tanpa adanya penanganan yang tepat,
bisa berakibat fatal. Kunjungan neonatus lengkap sebaiknya diberikan kepada
setiap bayi baru lahir yang meliputi KN 1, KN 2, KN 3, yang dilakukan pada
saat bayi berumur 6-48 jam, 3-7 hari dan 28 hari (Riskesdas, 2013).
Masa bayi merupakan masa emas atau golden age karena pada masa ini
berlangsung sangat cepat dan tidak dapat terulang kembali. Selain itu juga
disebut masa kritis karena bayi sangat peka terhadap lingkungan sekitar,
membutuhkan asupan nutrisi yang cukup, serta stimulasi yang baik untuk
mendukung proses pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini
perkembangan otak bayi yang mempunyai sifat plastisitas akan berlangsung
(Kemenkes, 2009; Zero to Three, 2012).
Pada usia 3 bulan ke atas, bayi mampu menerima rangsangan dan sentuhan.
Selain itu pada usia bayi 4-6 bulan merupakan saat dimana perkembangan
motoriknya akan lebih cepat berkembang (Kemenkes, 2010). Kekuatan otot bayi
akan semakin meningkat seiring berjalannya usia bayi. Pada usia ini,
perkembangan sel-sel otak sangat pesat, serta imunitas bayi sangat rentan
sehingga diperlukan imunisasi dan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Menurut WHO (2019) Imunisasi adalah proses di mana seseorang dibuat
kebal terhadap penyakit menular, biasanya dengan pemberian vaksin. Vaksin
merangsang sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melindungi orang tersebut
4
dari infeksi atau penyakit selanjutnya.Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk
mengendalikan dan menghilangkan penyakit menular yang mengancam jiwa dan
diperkirakan mencegah antara 2 dan 3 juta kematian setiap tahun. Imunisasi
adalah salah satu investasi kesehatan yang paling hemat biaya, dengan strategi
terbukti yang membuatnya dapat diakses bahkan oleh populasi yang paling sulit
dijangkau dan rentan. Imunisasi memiliki kelompok sasaran yang jelas; itu dapat
disampaikan secara efektif melalui kegiatan penjangkauan; dan vaksinasi tidak
memerlukan perubahan gaya hidup utama. Di Indonesia terdapat imunisasi yang
diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana juga yang di wajibkan WHO seperti
imunisasi BCG, DPT, Hepatitis, Campakdan polio.
Selain imunisasi SDIDTK juga sangat diperlukan oleh bayi. Stimulasi
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah suatu upaya
pemantauan, penjaringan melalui kegiatan pemeriksaan untuk menentukan
secara dini adanya penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada balita
dan anak prasekolah yang dilaksanakan secara komprehensif.Melalui kegiatan
SDIDTK, yaitu suatu kegiatan yang mencakup berbagai upaya seperti upaya
pencegahan, tindakan intervensi, stimulasi dan upaya pemulihan dapat diberikan
sedini mungkin dengan benar dan tepat sesuai dengan indikasinya sehingga
orangtua dapat melihatperkembanganpadabayinya, yaitu pada perkembangan
gerak tubuh yang meliputi motorik kasar (gross motoric) dan motorik halus (fine
motoric) (Kemenkes, 2010).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk memberikan Asuhan
Kebidanan Pada Neonatus Bayi Balita dan Prasekolah.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan dari uraian masalah di atas maka penulis membuat rumusan
masalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Bayi Balita dan
Prasekolah?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Bayi Balita dan
Prasekolah
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus Bayi Balitadan Anak Prasekolah
b. Menginterpretasi data dasar dengan berfikir kritis pada Asuhan
Kebidanan Pada Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah
c. Mengidentifikasi diagnosis/masalah potensial dan antisipasi pada
Asuhan Kebidanan Pada Neonatus BayiBalitadan Anak Prasekolah
d. Mengidentifikasi tindakan segera pada Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus BayiBalitadan Anak Prasekolah
e. Merumuskan perencanaan pada Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
BayiBalitadan Anak Prasekolah
f. Melakukan Implementasi pada Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
BayiBalitadan Anak Prasekolah berdasarkan evidance based practice
g. Melakukan Evaluasi pada Asuhan Kebidanan Pada Neonatus
BayiBalitadan Anak Prasekolah.
D. Manfaat
Asuhan kebidanan ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti kepada:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan
pengetahuan informasi, dan sebagai bahan masukan institusi pendidikan
dalam penerapan asuhan kebidanan pada Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah
2. Bagi Penulis
Penulis dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
secara langsung sekaligus bisa menerapkan ilmu yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan, serta bisa membedakan kesenjangan antara lahan
praktik dan teori dalam penerapan asuhan kebidanan pada Neonatus Bayi
Balita dan Anak Prasekolah
3. Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada Neonatus Bayi Balita dan Anak
Prasekolah
4. Bagi Keluarga Pasien
Sebagai penyuluhan keterampilan serta informasi agar keluarga lebih
mengerti dalam melakukan Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Bayi Balita
dan Anak Prasekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a) Biodata Pasien :
(1) Nama bayi : Digunakan untuk membedakan antar bayi yang
satu dengan yang lain. (Marmi, 2012)
(2) Umur: Untuk menginterprestasi apakah data pemeriksaan
klinis bayi tersebut normal sesuai dengan umurnya.
(Matondang, 2013)
(3) Tanggal/jam lahir: Untuk mengetahui kapan bayi lahir.
(Kosim, 2004)
(4) Berat badan/panjang badan: Untuk mengetahui berat badan
bayi, mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah yang
berhubungan dengan berat lebih rendah dan untuk
mengukur panjang badan bayi. Normal berat badan bayi
adalah 2500-4000 gram dan panjang badan bayi 48-52 cm.
(Putra, 2012)
(5) Jenis kelamin: Untuk penilaian data pemeriksaan klinis,
misalnya nilai-nilai baku, insiden seks, penyakit-penyakit
seks. (Matondang, 2013)
(6) Nama ibu/ayah: Nama jelas dan lengkap, agar tidak keliru
dengan orang lain. (Matondang, 2013)
(7) Umur: Untuk menambah keakuratan data. (Matondang,
2013)
(8) Pekerjaan: Guna untuk mengetahui dan mengukur tingkat
social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam
gizi pasien tersebut. (Ambarwati, 2010)
(9) Agama dan suku bangsa: Untuk memantapkan identitas
serta untuk mengetahui perilaku seseorang tentang
kesehatan dan penyakit yang sering berhubungan dengan
agama dan suku bangsa. (Matondang, 2013)
(10) Pendidikan: Berperan dalam pendekatan selanjutnya
sesuai tingkat pengetahuannya. (Matondang,2013)
(11) Alamat: Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan
rumah bila diperlukan. (Matondang, 2013)
b) Data Ibu
Data ibu yang meliputi :
Riwayat obstetri, frekuensi ANC, Imunisasi TT, Obat/jamu
yang dikonsumsi, kenaikan BB, riwayat penyakit penyerta,
komplikasi selama hamil, serta riwayat persalinan terakhir.
c) Keadaan BBL
2) Data Objektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus kebidanan, data penunjang. (Hidayat, 2008).
a) Pemeriksaan Khusus
Dilakukan dengan pemeriksaan apgar score pada menit
pertama, kelima, dan kesepuluh untuk mengetahui gejala sisa,
meliputi : Appearance (warna kulit), Pulse rate (frekuensi
nadi), Grimace (reaksi rangsang), Activity (tonus otot),
Respiration (pernafasan). (Kosim, 2015)
b) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum: Untuk mengetahui keadaan umum baik,
sedang, lemah dari pasien (Saifuddin, 2013).
(2) Kesadaran: Untuk mengetahui kesadaran bayi meliputi
tingkat kesadaran (sadar penuh yaitu memberikan respon
yang cukup terhadap stimulus yang diberikan, apatis yaitu
acuh tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, gelisah yaitu
tidak responsive terhadap rangsangan ringan dan masih
memberikan respon terhadap rangsangan yang kuat, koma
yaitu tidak dapat bereaksi terhadap stimulus atau
rangsangan apapun) gerakan yang ekstrem dan ketegangan
otot. (Hidayat, 2009)
(3) Tanda-tanda Vital, meliputi :
(a) Nadi: Untuk mengetahui jumlah denyut nadi bayi dalam
satu menit, sehingga diketahui normal atau tidaknya
nadi bayi tersebut. Normalnya yaitu 120-160
kali/menit. (Putra, 2012)
(b) Pernafasan BBL normal 30-60 kali/menit, tanpa retraksi
dada dan tanpa suara merintih pada fase ekspirasi.
(Sudarti, 2013)
(c) Suhu: Untuk mengetahui bayi hipotermi atau tidak.
Suhu bayi normalnya adalah 36,5-37,7⁰C. (Sudarti,
2013)
c) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala: Periksa sutura, molase, caput succedaneum, cephal
hematoma, hidrosefalus, ubun-ubun kecil. (Sudarti, 2013)
(2) Keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan
subkonjungtiva dan kesimetrisan. (Sudarti, 2013)
(3) Hidung: Periksa kebersihannya. (Sudarti, 2013)
(4) Telinga: Untuk memeriksa posisi telinga, apakah bayi
terkejut/menangis dalam reaksi terhadap bunyi yang keras.
(Varney, 2007)
(5) Mulut: Adakah kemungkinan adanya kelainan kongenital
labio-palatoskisis, trush, sianosis, mukosa kering/basah.
(Sudarti, 2013).
(6) Leher: Adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah
keretakan pada clavikula (normal, rata atau tanpa gumpalan
di sepanjang tulang simetris). (Varney,2007)
(7) Dada: Periksa bentuk dada, putting susu, bunyi jantung, dan
pernafasan. (Sudarti, 2013)
(8) Abdomen: Penonjolan sekitar tali pusat saat menangis,
bentuk, perdarahan tali pusat, dinding perut, adanya
benjolan, gastroskisis, omfalokel. (Sudarti, 2013)
(9) Kulit: Memeriksa adanya laserasi, tanda lahir, ruam,
mongolian, memar, dan setiap trauma kelahiran. (Chapman,
2006)
(10) Genetalia
Kelamin laki-laki : testis berada dalam penis berlubang
dan ada di ujung penis. Kelamin perempuan : vagina,
uretra berlubang, labia mayora, dan labia minora. (Sudarti,
2013)
(11) Ekstermitas: Adakah kelainan seperti polidaktili atau
sinidaktili, adakah tulang yang retak misalnya clavikula.
(Varney, 2007)
(12) Tulang Punggung Adakah kerusakan yang terlihat
misalnya masa, lekuk atau tonjolan. (Varney, 2007)
(13) Anus: Berlubang atau tidak, fungsi spingter ani. (Sudarti,
2013)
d) Pemeriksaan Reflek
(1) Reflek morro: Tangan pemeriksa menyangga pada
punggung dengan posisi 45 derajat, dalam keadaan rileks
kepala dijatuhkan 10 derajat, normalnya akan terjadi
abduksi sendi bahu dan ekstensi lengan. (Dewi, 2012)
(2) Reflek rooting Yaitu mencari putting susu dengan
rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut. (Dewi, 2012)
(3) Reflek walking Yaitu bayi akan menunjukkan respon
berupa gerakan berjalan dan kaki akan bergantian dari
fleksi ke ekstensi. (Dewi, 2012)
(4) Reflek grasping: Bayi akan menggenggam dengan kuat saat
pemeriksa meletakkan jari telunjuk pada palmar yang
ditekan dengan kuat. (Dewi, 2012)
(5) Reflek sucking: Reflek menghisap dan menelan yaitu
dilihat pada waktu bayi menyusu. (Dewi, 2012)
(6) Reflek tonic neck: Letakkan bayi dalam posisi terlentang,
putar kepala ke satu sisi dengan badan ditahan, ekstermitas
terekstensi pada sisi kepala yang diputar, tetapi ekstermitas
padda ssi lain fleksi. Pada keadaan normal, bayi akan
berusaha untuk mengembalikan kepala ketika diputar ke
sisi pengujian saraf asesori. (Dewi, 2012)
e) Pemeriksaan Antropometri
(1) Lingkar kepala: Pengukuran ini dilakukan dengan
meletakkan pita melingkar pada lingkar oksipito-frontal.
Pengukuran yang dicatat adalah rata-rata dari tiga kali
pengukuran, normlanya pada bayi 32-37 cm. (Chapman,
2006)
(2) Lingkar dada: Deteksi dini bayi berat lahir rendah,
normalnya adalah 30-38 cm. (Putra, 2012)
(3) Berat badan: Menimbang berat badan tujuannya untuk
mengetahui pertumbuhan bayi sehingga diketahui normal
atau tidaknya pertumbuhannya. Berat badan normal bayi
adalah 2500-4000 gram. (Putra, 2012)
(4) Panjang badan: Bervariasi antara 48-52 cm. (Dewi, 2012)
f) Pola Eliminasi
Bayi baru lahir normal biasanya BAK lebih dari 6 kali per
hari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja hijau
atau mengandung lender atau darah. (Sudarti, 2013).
g) Data Penunjang
Data yang diperoleh dari pemeriksaan laboratorium
(Sulistyawati, 2009)
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah ini melakukan identifikasi yang benar terhadap
diagnosis, masalah, dan kebutuhan bayi berdasarkan data-data yang
telah dikumpulkan. (Sudarti, 2013)
1) Diagnose kebidanan
Menurut Hani dkk (2010), diagnose kebidanan adalah diagnose
yang tegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standart nomenklatur diagnosis kebidanan.
a) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang menggambarkan
pendokumentasian hanya pengumpulan data klien melalui
anamnesis tanda gejala subjektif yang diperoleh dari bertanya
dari pasien dan atau keluarga. (Rukiyah dkk, 2009)
b) Data Objektif
Data objektif adalah data yang menggambarkan
pendokumentasian hasil analisa dan fisik klien, yang
dirumuskan dalam data focus. (Rukiyah dkk, 2009).
2) Masalah
Adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.
(Hani dkk, 2010)
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang
didapatkan dengan melakukan analisis data. (Hani dkk, 2010)
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi memungkinkan dilakukan
pencegahan dan kolaborasi dengan dokter dapat dilakukan, menunggu
sambil menunggu pasien, bidan bersiap-siap bila masalah potensial ini
benar-benar terjadi (Varney, 2007).
d. Langkah IV : Antisipasi
Pada langkah ini perlunya tindakan segera bidan atau dokter dan
atau ada hal yang perlu dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi bayi. (Sudarti, 2013)
e. Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditemukan oleh langkah-langkah sebelumnya
yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah
teridentifikasi atau diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah dilihat dari kondisi pasien atau
dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga berkaitan dengan
kerangka pedoman antisipasi bagi pasien tersebut yaitu apa yang akan
terjadi berikutnya (Ambarwati, 2010)
f. Langkah VI : Implementasi
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan dilaksanakan secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009).
g. Langkah VII : Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam manajemen kebidanan, yakni dengan
melakukan evaluasi dari perencanaan maupun pelaksanaan yang
dilakukan bidan. Evaluasi sebagai bagian dari proses yang dilakukan
secara terus-menerus untuk meningkatkan pelayanan secara
komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau
kebutuhan klien. (Hidayat, 2008)
BAB III
TINJAUAN KASUS
64
b. Usia Kehamilan 37 minggu
c. Frekuensi ANC 5 x di PKM Baki dan dokter Obgyn
d. Imunisasi TT2
e. Obat-obatan/Jamu yang diminum hanya multivitamin dari
bidan
f. Kenaikan BB ± 9 kg
g. Riwayat Penyakit Penyerta tidak ada
h. Komplikasi selama hamil tidak ada
Riwayat Persalinan
Jenis persalinan spontan, penolong bidan, lama kala I 4 jam,
lama kala II 10 menit, lama kala III 5 menit air ketuban jernih,
tidak ada penyulit dan komplikasi
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Selintas
(1) Keadaan Umum : Baik
(2) Kesadaran : Composmentis
(3) Vital Sign
Suhu : 36,50C
Pernapasan : 44 kali/menit
Denyut Jantung : 110 kali/menit
(4) Bayi menangis kuat
(5) Bayi bergerak aktif
(6) Warna kulit bayi kemerahan
(7) Apgar Score : 8/9/10
Tanda Menit ke-1 Menit ke-5 Menit ke-10
Appearance (Warna Kulit) 2 2 2
Pulse (Denyut Jantung) 2 2 2
Grimace (Refleks) 1 1 2
Activity (Tonus Otot) 1 2 2
Respiration (Pernapasan) 2 2 2
Jumlah 8 9 10
b. Interpretasi Data Dasar
1) Diagnosa Kebidanan
By. Ny. W neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan umur 0
jam normal
2) Masalah
Tidak ada
3) Kebutuhan
Tidak ada
c. Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial dan Antisipasi
Tidak ada
d. Identifikasi Tindakan Segera
Tidak ada
e. Rencana Tindakan
1) Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih
2) Lakukan pemotongan dan perawatan tali pusat menggunakan
kassa steril
3) Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4) Jaga kehangatan bayti dengan kain hangat dan pasang topi
5) Monitoring keadaan umum bayi
f. Implementasi
1) Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk bersih
2) Melakukan pemotongan dan perawatan tali pusat menggunakan
kassa steril
3) Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
4) Jaga kehangatan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
5) Memonitoring keadaan umum bayi
g. Evaluasi
1) Tubuh bayi telah dikeringkan kecuali di bagian tangan dan kaki
tanpa membersihkan verniks
2) Tali pusat telah dipotong dan dibalut dengan kassa steril
3) Telah dilakukan IMD dengan meletakkan bayi di atas dada ibu
dalam posisi tengkurap selama 1 jam
4) Bayi menjadi hangat dan tidak terdapat tanda-tanda hipotermi
5) Keadaan umum bayi baik
3) Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut hitam, ubun-ubun teraba, tidak ada caput
succedanum dan cephal hematoma
Wajah : Simetris, tidak pucat
Mata : Simetris, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
Hidung : Bersih, simetris, tidak ada fraktur, cuping hidung negatif
Mulut : Simetris, tidak ada labiopalatoschizis
Telinga : Simetris, bersih, ada lubang telinga, tidak ada kelainan
Punggung : Tidak ada spina bifida
Dada : Tidak ada retraksi, simetris, puting susu menonjol
Abdomen : Bulat, tidak ada infeksi tali pusat
Kulit : Kulit kemerahan, tidak ada ruam
Genetalia : Jenis kelamin perempuan, tidak terdapat secret, labia
mayora menutupi labia minora
Anus : Terdapat lubang anus
Miksi : Belum BAK
Mekonium : Belum BAB
Ekstremitas :
Atas : Tidak oedema, simetris kanan kiri, jumlah jari lengkap
Bawah : Tidak oedema, simetris kanan kiri, jumlah jari lengkap
4) Pemeriksaan Neurologis
(1) Refleks Moro : Baik, bayi terkejut saat bidan menepuk
tangan
(2) Refleks Grasping : Baik, bayi menggenggam jari bidan saat
diletakkan di telapak tangan bayi
(3) Refleks Rooting : Baik, saat pipi bayi disentuh kepala bayi
mencari ke arah usapan dan membuka
mulutnya
f. Penatalaksanaan
1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan bayi sehat
Hasil : Ibu mengerti dan merasa senang
2) Mengingatkan kembali kepada ibu cara melakukan perawatan
tali pusat yaitu dengan menggunakan kassa steril tanpa
tambahan apapun
Hasil : Ibu paham tentang apa yang dijelaskan
3) Mengingatkan ibu untuk selalu memberikan ASI secara on
demand yaitu menyusui kapanpun bayi meminta dan
menginginkan
Hasil : Ibu bersedia menyusui secara on demand
4) Menganjurkan ibu untuk tetap melakukan perawatan bayi sehari
hari seperti cara memandikan bayi, perawatan tali pusat,
kebersihan
Hasil : Ibu sudah mempraktekkan sehari-hari sesuai dengan yang
diajarkan
5) Memeriksa adanya tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare dan berat badan rendah
Hasil : Tidak ada tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare dan berat badan rendah
6) Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan ulang hari ke-
8 sampai hari ke-28 pasca persalinan
Hasil : Ibu bersedia untuk dilakukan kunjungan ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penyusun melaksanakan Asuhan Kebidanan pada By Ny. W
umur 1 jam Fisiologis di Puskesmas Baki, tanggal 25 Maret 2021 dimulai dari
tahap pengkajian, menentukan diagnosa, melakukan penatalaksanaan
sekaligus evaluasi tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana asuhan
serta mendokumentasikannya dalam bentuk catatan SOAP, maka penyusun
dapat menarik kesimpulan bahwa :
1. Penyusun telah mampu melakukan pengkajian bayi baru lahir pada By
Ny. W 1 jam fisiologis dengan pendekatan holistik.
2. Penyusun melakukan analisa data dengan berpikir kritis bayi baru lahir
pada By Ny. W 1 jam fisiologis dengan pendekatan holistik.
3. Penyusun melakukan perencanaan asuhan bayi baru lahir pada By Ny.
W 1 jam fisiologis dengan pendekatan holistik.
4. Penyusun melakukan implementasi asuhan bayi baru lahir pada By Ny.
W 1 jam fisiologis dengan pendekatan holistik berdasarkan evidence
based.
5. Penyusun melakukan evaluasi asuhan bayi baru lahir pada By Ny. W 1
jam fisiologis dengan pendekatan holistik.
6. Penyusun melakukan pendokumentasian asuhan bayi baru lahir pada By
Ny. W 1 jam fisiologis dengan pendekatan holistik.
B. Saran
1. Bidan diharapkan agar dapat selalu mempertahankan dan meningkatkan
kembali kompetensi yang dimiliki, sehingga dalam menerapkan asuhan
kebidanan tehadap klien dapat sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan.
2. Bidan diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan
lebih jelas mengenai faktor risiko kehamilan pada ibu hamil.
78
Pathway
BBL memiliki
Kekebalan tubuh
alami dan buatan
Imunitas Menurun Golden age : Memerlukan
Stimulasi yang baik
Kekebalan Kekebalan
Alami : Dapat Buatan :
Stimulasi
diperoleh dari Muncul
Perkembangan,serta
ibu karena
asuupan yang
rangasanga
adekuat
n dari Luar
Vaksin Imunisasi :
VIT K HBO,BCG,
DPT,POLIO,CAMPA
K
80
DAFTAR PUSTAKA
Abraham M. Rudolph, Julien I.E Hofman, Colin D.Rudolph. 2010. Buku Ajar
Pediatric Rudolph (Buku kedokteran), edisi 20. Jakarta : Rineka Cipta.
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS.
Jakarta:BalitbangKemenkes RI.
Zero To Three.2012. Behaviour and De-velopment. Washington DC: National
Center for Infant, Toddlers and Fami-lies.
Biechler dan Snowman.1993. Perkembangan Anak. Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya.
Elisabeth, E. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Panduan Pelayanan
Kesehatan Anak Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Direktorat
Kesehatan Anak Khusus.
Dewi, V. N. L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba
Medika.
Indrayani dan Moudy Emma Unaria Djami. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Walsh. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC.
Saifudin, Abdul bari, dkk.2009, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan maternal
dan Neonatal.
WHO. 2017. WHO Recommendations on Newborn Health. Guidelines Approved
by The WHO Guidelines Review Committee.
Republik Indonesia. 2019. Undang-undang Republik Indonesia No. 4 tentang
Kebidanan.
Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 28 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 43 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2018 tentang Kebijakan Industri Nasional Tahun
2015-2019.
Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 53 tentang Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial.
Menkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 tentang Upaya Kesehatan
Anak.
Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI eksklusif.
82
Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No. 12 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi.
Menkes RI. 2004. Kepmenkes RI No.1059/MENKES/SK/IX/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Imunisasi.