Disusun oleh:
Nama : Linda Lestari
NIM : P27224021260
Kelas : Profesi Kebidanan Reguler C
A. Latar Belakang
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum (Maritalia,2012).
A. Anemia
1. Definisi Anemia
Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal (Soebroto, 2010). Anemia adalah keadaan menurunnya kadar
hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal
yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2007).
2. Kategori Anemia
Berikut ini merupakan kategori tingkat keparahan pada anemia (Soebroto,
2010) :
a. Kadar Hb 10 gr - 8 gr disebut anemia ringan
b. Kadar Hb 8 gr – 5 gr disebut anemia sedang
c. Kadar Hb kurang dari 5 gr disebut anemia berat
Kategori tingkat keparahan pada anemia (Waryana, 2010) yang bersumber
dari WHO adalah sebagai berikut:
a. Kadar Hb 11 gr% tidak anemia
b. Kadar Hb 9-10 gr % anemia ringan
c. Kadar Hb 7-8 gr% anemia sedang
d. Kadar Hb < 7 gr% anemia berat
Kategori tingkat keparahan anemia (Nugraheny E, 2009) adalah sebagai
berikut:
PENGKAJIAN
Tanggal : Senin, 02 April 2022 Jam : 10.10 WIB
IDENTITAS PASIEN
Ibu Suami
Nama : Ny. C Tn. S
Umur : 21 tahun 23 tahun
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMK SMK
Pekerjaan : Karyawan Swasta Karyawan Swasta
Suku bangsa : Jawa Jawa
Alamat : Dk. Jati 06/04 Cemani
Grogol
:
I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan utama :
Ibu masih merasa lelah, nyeri luka jahitan dan khawatir dengan keadaannya
2. Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, pernikahan pertama, umur saat menikah 20 tahun, lamanya
pernikahan ± 20 tahun
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan
Tahun Keluhan/ Jenis/Tempat ASI anak
JK/BB Penyulit IMD Penyulit
Penyakit persalinan Eksklusif sekarang
IV. PENATALAKSAAN
Tanggal : 02 April 2022 Jam : 10.30 WIB
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan asuhan yang
diberikan.
Rasionalisasi : pemberian informasi hasil pemeriksaan pada pasien
merupakan hak pasien untuk mengetahui keadaan dirinya.
Hasil : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan.
2. Menginformasikan pada ibu dan keluarga bahwa ibu mengalami Anemia
sedang dengan menunjukkan hasil pemeriksaan lab Hb dan perlu dilakukan
transfusi darah pada pukul 07.00. Transfusi PRC 2 kolf premedikasi
Dexamethasone 1 ampul. Dilanjutkan 1 kolf kedua jam 10.30 – 13.00 WIB.
Rasionalisasi : ibu mengerti dan bersedia dilakukan transfusi darah
3. KIE kepada ibu untuk pemberian ASI kepada bayi sesering mungkin. Ibu
mengerti.
Rasionalisasi : pemberian KIE kepada ibu untuk memberikan ASI kepada
bayi sesering mungkin sebagai pencegahan penyakit kuning.
Hasil : ibu mengerti dan paham pemberian ASI sesering mungkin sebagai
pencegahan penyakit kuning dan ibu ingin memberikan ASI Eksklusif.
4. Menganjurkan kepada ibu untuk pemberian ASI kepada bayi secara on
demand
Rasionalisasi : pemberian KIE kepada ibu untuk memberikan ASI kepada
bayi sesering mungkin atau on demand bertujuan agar kebutuhan nutrisi
bayi tercukupi.
Hasil : ibu mengerti
5. Menginformasikan ibu untuk pola makan dan pola istirahat. Terutama
meningkatkan konsumsi protein tinggi.
Rasionalisasi : pemenuhan nutrisi ibu mendukung dalam produksi ASI dan
proses penyembuhan ibu. Pola istirahat memberikan kesempatan bagi ibu
untuk beristirahat sehingga dapat optimal dalam pemberian asuhan bagi
bayi.
Hasil : Ibu mengerti.
6. Memberitahukan ibu dan keluarga tanda bahaya masa nifas.
Rasionalisasi : pengetahuan ibu untuk mengetahui tanda bahaya nifas
menjadi screening/deteksi dini sendiri pencegahan tanda bahaya nifas.
Hasil : ibu mengerti dan dapat menjelaskan tanda bahaya nifas seperti
perdarahan, demam, payudara bengkak dan pusing.
7. Memberikan terapi oral atas advis dokter yaitu Amoxicillin 3x500mg, Asam
mefenamat 3x500mg, SF (Ferrous Sulfate) 2x1, dan Vitamin A 1x1.
Rasionalisasi : tablet oral diberikan untuk mempercepat penyembuhan ibu.
Asam mefenamat diberikan untuk mengurangi rasa sakit ibu, Amoxicillin
diberikan sebagai antibiotic, dan SF diberikan sebagai obat penambah darah
ibu karena Hb ibu < 11 g/Dl, dan Vitamin A untuk memperoleh ASI yang
berkualitas serta dapat mempercepat pemulihan saat setelah melahirkan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada NY. C dari
pengkajian data subjektif dan objektif didapatkan NY. C usia 21 tahun P2A0
postpartum dengan anemia sedang. Selain itu, NY. C merasa cemas dengan
kondisinya sekarang. Penatalaksanaan asuhan sudah sesuai dengan standar asuhan
kebidanan pada NY. C usia 21 tahun P2A0 postpartum dengan anemia sedang yaitu
memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,
berkolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi oral tablet penambah
darah dan transfusi darah.
Terkait asuhan yang dilakukan pada NY. C penulis tertarik untuk membahas dua
topik masalah yaitu anemi sedang pada ibu nifas.
B. Urutan Prioritas Masalah
Dari ke dua topik asuhan yang telah ditentukan, penulis melakukan analisis
urgensi masalah dengan menggunakan metode USG yakni:
1. Urgency (dilihat dari ketersediaan waktu, mendesak atau tidaknya masalah
tersebut diselesaikan).
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah).
3. Growth (tingkat perkembangan masalah).
Berdasarkan penilaian dengan menggunakan skala likert yakni poin 1 (sangat
kecil), 2 (kecil), 3 (sedang), 4 (besar), dan 5 (sangat besar) ditemukan hasil
penilaian sebagai berikut.
U S G
Masalah Total
(Urgency) (Seriousness) (Growth)
Anemia 5 5 5 15
C. Analisis Penyebab Masalah
Anemia dalam masa nifas merupakan lanjutan daripada anemia yang diderita
saat kehamilan, yang menyebabkan banyak keluhan bagi ibu dan mengurangi
presentasi kerja, baik dalam pekerjaan rumah sehari-hari maupun dalam merawat bayi
(Wijanarko, 2010). Pengaruh anemia pada masa nifas adalah terjadinya subvolusi uteri
yang dapat menimbulkan perdarahan post partum, memudahkan infeksi puerperium,
pengeluaran ASI berkurang dan mudah terjadi infeksi mamae (Prawirohardjo, 2005).
Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi salah satu prediktor kejadian anemia
setelah melahirkan (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Pengeluaran
ASI berkurang, terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan dan
mudah terjadi infeksi mamae. Di masa nifas anemia bisa menyebabkan rahim susah
berkontraksi, ini dikarenakan darah tidak cukup untuk memberikan oksigen ke Rahim.
a. Penanganan anemia dalam nifas adalah sebagai berikut:
1) Lakukan pemeriksaan Hb post partum, sebaiknya 3-4 hari setelah anak lahir.
Karena hemodialisis lengkap setelah perdarahan memerlukan waktu 2-3 hari.
2) Tranfusi darah sangat diperlukan apabila banyak terjadi perdarahan pada waktu
persalinan sehingga menimbulkan penurunan kadar Hb < 5 gr (anemia pasca
perdarahan).
3) Anjurkan ibu makan makanan yang mengandung banyak protein dan zat besi
seperti telur, ikan, dan sayuran.
D. Alternatif Pemecahan Masalah
Dari permasalahan di atas ditemukan salah satu akar permasalahan ialah riwayat
perdarahan postpartum. Oleh karena itu, alternatif pemecahan masalahnya adalah
berkolaborasi dengan dokter memberikan tindakan terapi oral tablet penambah darah,
dan dilakukan transfuse darah karena SOP di RS dilakukan transfuse darah untuk
pasien yang Hb nya < 7 g/dl.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia ringan melalui pendekatan
management Varney dengan tahap-tahap manajemen asuhan kebidanan terdiri
dari pengkajian, interpretasi data, diagnosa/masalah potensial, tindakan antisipasi,
intervensi, implementasi, dan evaluasi. Sistem pendokumentasian dilakukan
dengan SOAP. Berdasarkan tinjauan kasus yang telah dibuat asuhan kebidanan
ibu nifas dan menyusui pada NY. C 21 tahun P2A0 Postpartum dengan anemia
sedang, dapat disimpulkan sebagai berikut
1. Pada pengkajian didapatkan data subyektif berdasarkan data yang telah
didapat melalui anamnesis pada Ny.R
2. Pada pengkajian didapatkan data objektif berdasarkan data yang telah didapat
melalui pemeriksaan fisik dan pengkajian pada Ny.R
3. Pada analisa data didapatkan diagnosa kebidanan NY. C 21 tahun P2A0
Postpartum dengan anemia sedang.
4. Pada kasus NY. C tersebut, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang
dibuat berdasarkan masalah yang dirasakan ibu dimana perencanaan ini
dibuat untuk memberikan asuhan kepada ibu nifas dan menyusui sesuai
masalah yang dirasakan ibu, dilaksanakan sesuai rencana dan evaluasi yang
didapatkan untuk bagaimana hasilnya.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Agar menjadi tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan komplikasi.
2. Bagi Klien dan Keluarga
Agar Klien lebih mengetahui dan memahami proses masa nifas secara
fisiologis maupun psikologis, serta masalah pada masa nifas
3. Bagi Lahan Praktik
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk
lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga
mutu pelayanan.
4. Bagi Masyarakat
Agar menambah informasi kepada masyarakat tentang masa nifas dari segi
biologis dan psikologis serta masalah pada masa nifas.
CRITICAL APPRAISAL
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2016). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
Jain, G., Palaria, U., & Jha, S. K. (2013). Intravenous iron in postpartum anemia. The
Journal Of obstetrics and gynecology of India, 63(1) 45 - 58.
Marmi. 2012. Asuan Kebidanan Pada Masa Nifas “Peurperium Care”. Yogyakarta:
pustaka pelajar.