Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas (puerperium) dimaknai sebagai periode pemulihan segera

setelah lahirnya bayi dan plasenta serta mencerminkan keadaan fisiologi ibu,

terutama sistem reproduksi kembali mendekati keadaan sebelum hamil.

Periode ini berlangsung 6 minggu atau berakhir saat kembalinya kesuburan

(Marliandiani, 2015, h.2).

Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60%

kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada

masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan (Saifuddin, 2006.

Dalam: Rukiyah, 2018 h.3). Hal ini disebabkan adanya komplikasi dan

perdarahan setelah persalinan. Komplikasi yang terjadi pada masa nifas

antara lain perdarahan pervaginam, infeksi masa nifas, sakit kepala, nyeri

epigastrik, dan penglihatan kabur, pembekaan diwajah atau ekstremitas,

demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih, payudara berubah menjadi

merah, panas dan sakit, merah dan pembekakan pada kaki, dan merasa

sedih atau tidak mampu untuk merawat bayi dan diri sendiri (Marliandiani,

2015, h.96).

Perubahan masa nifas sering terjadi perubahan fisiologis salah

satunya tekanan darah, walaupun tekanan darah biasanya tidak berubah

akan tetapi setelah melahirkan tekanan darah akan lebih rendah dikarenakan

perdarahan. Tekanan darah yang tinggi pada saat postpartum menandakan

terjadinya preeklamsia postpartum (Bahiyatun, 2009, h;62).

1
2

Provinsi Jawa Tengah, prevalensi preeklamsia mengalami peningkatan

setiap tahunnya, tahun 2008 sebesar 1,87%, tahun 2009 sebesar 2,02%,

tahun 2010 sebesar 3,30%, akan tetapi tahun 2011 terjadi penurunan yaitu

3,14%, walaupun demikian preeklamsia masih merupakan penyebab utama

kematian ibu (Dinkes Jateng 2012). Di Jawa Tengah preeklamsia merupakan

penyebab utama kematian ibu dengan presentase sebesar 23,9% kemudian

diikuti dengan perdarahan sebesar 17,22% dan infeksi sebesar 4,04%

(Saraswati, 2016. h; 91).

Preeklampsia merupakan penyulit yang sering terjadi pada periode

kehamilan, persalian, dan postpartum yang akut. Preeklampsia postpatum

merupakan kondisi langka yang ditandai dengan adanya kenaikan tekanan

darah 140/90 mmHg atau lebih tinggi, terdapat protein dalam urin,

pandangan mata kabur, sakit kepala, pembengkakan wajah dan anggota

badan, nyeri ulu hati, mual muntah, berat badan bertambah 0,9 dalam

seminggu. Sebagian besar kasus preeklampsia postpatum gejalanya akan

menghilang dalam waktu 48 jam setelah melahirkan. Tetapi dimungkinkan

preeklampsia postpatum dapat berkembang sampai 6 minggu masa nifas

(Prawirohardjo S. 2009, h.543)

Preeklamsia sampai sekarang belum diketahui penyebabnya. Pre-

eklampsia dapat bermula pada masa antenatal, intrapartum, atau postnatal

sekitar 10% ibu mengalami hipertensi akibat kehamilan. 3-4 % merupakan

penyebab terjadinya preeklamsia, dan 5% hipertensi pada kehamilan, 1-2%

menyebabkan hipertensi kronis. Penyebab lain preeklamsia yaitu

bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion,


3

mola hidatidosa, tuanya kehamilan, timbulnya hipertensi, edema, proteinuria,

kejang dan koma (Sukarni,2017; h;36).

Program pemerintah guna meminimalkan terjadinya komplikasi masa

nifas sekaligus upaya menurunkan angka kematian ibu, dengan adanya

kebijakan pemerintah membuat kunjungan pada masa nifas minimal tiga kali

kunjungan, sehingga terjalin interaksi antara ibu nifas dengan tenaga

kesehatan. Program masa nifas bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan

ibu dan bayi, selain itu mencegah terhadap kemungkinan adanya gangguan

kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi secara dini adanya komplikasi

atau masalah yang terjadi pada masa nifas serta menangani komplikasi atau

masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya

(Marliandiani, 2015; h.4)

Upaya lain pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan melakukan

program salah satunya yaitu Jateng Goyeng Nginceng Wong Meteng (5NG).

Program Jateng Goyeng Nginceng Wong Meteng bertujuan mengetahui

keadaan ibu hamil dan nifas yang ada di wilayahnya, dengan melakukan

pemeriksaan mulai dari kehamilan muda sampai masa nifas. Harapannya

dengan adanya program tersebut ibu nifas yang mengalami komplikasi dalam

hal ini preeklampsi dapat dideteksi secara dini (Dinkes Prov Jateng, 2017).

Berdasarkan Laporan KIA di Puskemas Limbangan terjadi peningkatan

kejadian Preeklamsia pada ibu nifas. Data yang diperoleh tahun 2017 jumlah

ibu nifas sebanyak 147 orang yang mengalami Preeklamsia 5 orang, tahun

2018 jumlah ibu nifas sebanyak 98 orang yang mengalami Preeklamsia

orang. Penanganan yang dilakukan oleh petugas kesehatan yang ada di


4

Puskesmas Limbangan dengan melakukan kunjungan ibu nifas secara rutin

dan memberikan penanganan sesuai dengan keluhan.

Berdasarkan data tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

melaksanakan studi kasus “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan

Preeklamsi Ringan di Desa Kedungboto Kecamatan Boja Kabupaten Kendal’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut

“Bagaimana asuhan kebidanan pada Ibu Nifas dengan Preeklamsi Ringan di

Desa Kedungboto Kecamatan Boja Kabupaten Kendal?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Nifas dengan

Preeklamsi Ringan di Desa Kedungboto Kecamatan Boja Kabupaten

Kendal menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada ibu nifas dengan

preeklamsi ringan

b. Melaksanakan pengkajian data objektif pada ibu nifas dengan

preeklamsi ringan

c. Menentukan assesment pada ibu nifas dengan preeklamsi ringan

d. Menentukan planning pada ibu nifas dengan preeklamsi ringan

D. Manfaat

Manfaat KTI untuk pasien, bidan dan lembaga, yaitu:

1. Bagi Pasien
5

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi ibu nifas dan

tanda bahaya pada ibu nifas terutama preeklamsi ringan

2. Bagi Bidan

Dapat menjadi acuan dalam rangka meningkatkan kualitas

pelayanan, sehingga bisa dicegah timbulnya komplikasi pada ibu

nifas dengan preeklamsi ringan

3. Bagi Lembaga

a. Puskesmas

Dapat meningkatkan mutu pelayanan di fasilitas kesehatan

agar dapat memberikan asuhan kebidanan dengan baik

sesuai standar dan teori-teori dibidang kebidanan khususnya

mengenai nifas dengan preeklamsi.

b. Institusi Pendidikan

Penenlitian ini dapat digunakan sebagai salah satu acuan

khususnya mengenai nifas dengan preeklamsi, sebagai

referensi, sumber bahan bacaan dan bahan kepustakaan

serta sebagai bahan acuan penelitian kebidanan lebih lanjut.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan nifas patologi ini terdiri dari 5 bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang yaitu penjelasan tentang latar belakang kasus

yang diangkat dalam studi kasus. Pertanyaan menjelaskan tentang

permasalahan yang timbul dalam latar belakang sehingga masalah ini

dianggap menarik, perlu dan penting untuk diberikan asuhan kebidanan.

Tujuan melaksanakan asuhan kebidanan, tujuan ada dua yaitu tujuan umum
6

dan tujuan khusus. Manfaat penelitian ini menjelaskan tentang hasil yang

diharapkan untuk klien, bidan, rumah sakit dan institusi. Sistematika

penulisan menjelaskan urut urutan dalam penulisan studi kasus.

BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi tentang tinjauan teori mengenai nifas fisiologi dan nifas patologi

serta asuhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan pada ibu nifas patologi.

Selain itu menjelaskan tentang pendokumentasian asuhan kebidanan

(ASKEB) menggunakan kerangka pikir varney dan mendokumentasikan

kedalam bentuk SOAP yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya

bidan dalam memberikan asuhan. Landasan hukum kewenangan bidan berisi

tentang peraturan, kompetensi bidan, dan standar pelayanan kebidanan yang

beraitan dengan kasus yang diambil.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian mencakup rancangan penelitian yang

direncanakan untuk melakukan studi kasus. Berisi desain penelitian yang

menjelaskan strategi atau pendekatan penelitian yang dipakai adalah

pendekatan kualitatif dengan strategi penelitian case study research. Lokasi

dan waktu penelitian subyek penelitian, serta ruang lingkup yang meliputi :

sasaran, tempat, waktu, pengumpulan data analissis data, uji keabsahan, etik

penelitian berisi tentang inform consent, anonimity, confidentiality.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang hasil penelitian yang menjelaskan

tentang keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dan bahasan

yang membandingkan antara hasil dengan teori.


7

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan menjelaskan tentang hasil bahasan

yang dapat menjawab permasalahan dari tujuan penyusunan studi kasus dan

saran yang berupa masukan berdasarkan simpulan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai