Anda di halaman 1dari 35

 Upload
 Login
 Signup


 Home
 Explore
17 of 43

ASKEB NIFAS NORMAL


57,195 views

   ...

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)


Follow

Published on Aug 24, 2016

askeb nifas lap.pkk 1

Published in: Education

 4 Comments
 9 Likes
 Statistics
 Notes

 Login to see the comments

ASKEB NIFAS NORMAL

1. 1. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL TERHADAP Ny.D DI


PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh :
RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 AKADEMI KEBIDANAN GEMA
NUSANTARA BEKASI
2. 2. 2016 2
3. 3. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS NORMAL TERHADAP Ny. D DI PUSKESMAS BOJONG RAWALUMBU
BEKASI TAHUN 2016 Disusun Oleh: RATNA IMAS INDRIYANI NIM. 1409010 Di
setujui dan disahkan oleh : Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan Anjani
Khairunnisa, S.ST Andhyani Kiteswara, Am.Keb NIK :0424108830 NIP: 19871123
200902 2001 ii
4. 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu dan angka kematian
perinatal di Indonesia masih tergolong sangat tinggi. Menurut definisi WHO (World
Health Organization) “Kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil
atau dalam 42 hari sesudah bersalin. Akhirnya kehamilan oleh sebab apapun”. Angka
kematian ibu (AKI) sebagai salah satu indikator kesehatan ibu. Penyebab kematian ibu
tersebut adalah perdarahan 28%, infeksi 11%, persalinan macet / distosia 5%, eklampsi
24%, komplikasi masa puerperium 8%, abortus 5%,emboli obat 3%. (Depkes RI, 2015)
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) mencatat, Angka Kematian Ibu (AKI) ketika melahirkan di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. berdasarkan laporan Survei Demografi Kesehatan
Indonesia (SDKI) mencatat tentang AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per
1000.000 kelahiran hidup. Tetapi lima tahun kemudian atau pada tahun 2012, AKI
meningkat menjadi 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup, Kondisi inilah yang
membuat Indonesia disebutnya belum dapat memenuhi harapan target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015, yang seharusnya AKI ditargetkan turun
menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup. Faktanya AKI justru meningkat dan kini
menjadi 359 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara itu, kepala badan
penelitian dan pengembangan kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia
mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu setelah melahirkan salah satunya adalah
pada ibu yang perdarahan post partum 20,3 persen. (Profil PKBI, 2015)
5. 5. Tidak hanya perdarahan Post Partum, namun penyebab kematian ibu pada masa nifas
lainnya yaitu biasa disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini
6. 6. terjadi karena kurangnya perawatan pada luka, eklampsi (13%), dan komplikasi masa
nifas lainnya (11%). (Joni, 2011) Lebih kritis lagi, banyak ibu post partum yang kurang
mengetahui tentang perawatan masa nifas dan masih banyak ibu yang bergantung dengan
tenaga kesehatan ataupun keluarga untuk melakukan sebuah perawatan pada dirinya
seperti perawatan payudara, defekasi, melakukan perawatan pada luka perineum, ibu post
partum yang masih takut untuk buang air kecil karena adanya luka jahitan pada perineum,
dan lain-lain. (Chapter. 2015) Keadaan tersebut memacu kita untuk dapat melaksanakan
asuhan kebidanan yang tepat pada ibu nifas dengan memantau keadaaannya, memberikan
informasi dan pengetahuan tentang pentingnya perawatan pada masa nifas. Maka dengan
ini penulis tertarik membuat laporan dengan menerapkan dan mengaplikasikan
manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.D di Puskesmas Bojong
Rawalumbu. B. Tujuan A. Tujuan Umum Mampu memberikan Asuhan Kebidanan
dengan menggunakan manajemen SOAP dengan pola pikir varney yang tepat pada ibu
nifas. B. Tujuan Khusus a. Mampu menguraikan informasi/data subjektif yang diperoleh
dari ibu nifas. b. Mampu mengumpulkan data objektif yang diperoleh dari apa yang
dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan hasil laboratorium
terhadap ibu nifas. 2
7. 7. c. Mampu membuat kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif atau objektif
ibu nifas. d. Mampu membuat perencanaan sesuai dengan hasil pemeriksaan terhadap ibu
nifas. C. Manfaat 1. Bagi Institusi Pendidikan (Akademi Kebidanan Gema Nusantara)
Institusi pendidikan memperoleh gambaran tentang sejauh mana para mahasiswa
memahami ilmu yang diperoleh serta keterampilan tentang asuhan kebidanan post partum
yang telah diberikan oleh institusi pendidikan mengenai Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas. 2. Bagi Lahan Praktek (Puskesmas Bojong Rawalumbu) a. Memberikan masukan
sebagai aplikasi antara teori dan praktek serta menciptakan kerja sama yang bermanfaat
bagi Institusi. Tempat praktek dan mahasiswa yang melakukan kegiatan asuhan
kebidanan pada ibu nifas. b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesehatan
khususnya bidan mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas, sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di lapangan. c. Menambah wawasan dan pengetahuan
bagi tenaga kesehatan, khususnya bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu
nifas. 3. Bagi Mahasiswa a. Menambah wawasan dan pengetahuan, serta lebih teliti dan
dapat melaksanakan asuhan kebidanan ibu nifas, berguna menghindari masalah yang
tidak diinginkan dalam penanganan ibu nifas. b. Mendapatkan pengalaman dan
keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas, serta mahasiswa
mampu 3
8. 8. menerapkan semua pembelajaran yang telah di dapatkan dilahan peraktik dan
menerapkan di institusi pendidikan, sebagai wawasan dan pengetahuan tambahan. 4. Bagi
Klien Diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan pada ibu nifas. Sehingga ibu
dapat terhindar dari berbagai masalah selama masa post partum. 4
9. 9. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Puerperium berasal adari bahasa latin
yaitu puer artinya bayi, dan parous artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan,
yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. (Saleha, Siti. 2009 2) Masa nifas ( puerperium)
dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari). (Nanny, Vivian. 2011 : 1) Masa
nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode
inpartu) sehingga kembalinya reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. (Varney,
2007) Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk
pemulihan alat kandungan yang lamanya 6 minggu. (Obstetri dan Fisiologi Fakultas
Kedokteran Padjadjaran Bandung, hal : 315) B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Pada masa nifas ini terjadi perubahan-perubahan fisik maupun psikis berupa perubahan
organ reproduksi, terjadinya proses laktasi, terbentuknya hubungan antara orang tua dan
bayi dengan memberikan dukungan. Atas dasar tersebut perlu dilakukan suatu
pendekatan antara ibu dan keluarga dalam manajemen kebidanan.
10. 10. C. Prinsip dan Sasaran Pada Masa Nifas Prinsip asuhan kebidanan pada masa nifas
dan menyusui haruslah bermutu tinggi serta tanggapan terhadap budaya setempat. Jika
dijabarkan
11. 11. lebih luas sasaran asuhan kebidanan pada masa nifas meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Peningkatan kesehatan fisik dan psikologis 2. Identifikasi penyimpangan dari kondisi
normal baik fisik dan psikis 3. Mendorong agar dilaksanakan metode yang sehat tentang
pemberian makan anak pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan komplikasi pada ibu
4. Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli jika perlu 5. Imunisasi ibu terhadap tetanus (Vivian,
Nanny. 2011 : 1) D. Tujuan Asuhan Pada Masa Nifas Adapun tujuan asuhan kebidanan
pada masa nifas adalah sebagai berikut: 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik
maupun psikologis 2. Mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk apabila terjadi
komplikasi pada ibu maupun bayi. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan diri, nutrisi, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta perawatan bayi
sehari-hari 4. Memberikan pelayanan KB. (suherni. dkk. 2009 : 1) 5. Memberikan
pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara yaitu seperti berikut: a. Menjaga
payudara tetap bersih dan kering 6
12. 12. b. Menggunakan bra yang menyokong payudara. c. Apabila payudara lecet, oleskan
kolostrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susus setiap kali selesai menyusui. d.
Lakukan pengompresan apabila bengkak dan terjadinya bendungan ASI. (Nanny, Vivian.
2011 : 2) E. Tanda Bahaya Masa Nifas Ada beberapa tanda bahaya yang harus
diperhatikan oleh bidan/tenaga kesehatan atau ibu sendiri, yaitu : 1. Demam > 37,50 c 2.
Perdarahan aktif dari jalan lahir : a. Dalam hal ini, perdarahan vagina yang luar biasa atau
tiba-tiba bertambah banyak. b. Perdarahan yang lebih dari perdarahan haid biasa atau bila
memerlukan penggantian pembalut 2 kali dalam setegah jam. c. Bekuan darah yang
banyak. 3. Muntah 4. Rasa sakit waktu buang air kecil/berkemih 5. Pusing/sakit kepala
yang terus menerus atau masalah penglihatan kabur. 6. Lochea berbau, yakni pengeluaran
vagina yang baunya menusuk 7
13. 13. 7. Sulit dalam menyusui atau payudara yang berubah menadi merah, panas, dan atau
terasa sakit 8. Sakit perut yang hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung
dan nyeri ulu hati 9. Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah 10. Merasa sangat
sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri 11. Pembengkakan a.
Pembengkakan di wajah atau di lengan b. Rasa sakit, merah, lunak dan atau
pembegkakan di kaki 12. Kehilangan nafsu makan dalamwaktu yang lama (Maryunani,
Anik. 2015 :40) F. Tahapan Masa Nifas Tahapan masa nifas merupakan suatu rangkaian
setelah proses persalinan dilaui oleh seorang wanita, beberapa tahapan masa nifas yang
harus difahami oleh seorang bidan antara lain: 1. Puerpurium dini 8
14. 14. Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-jalan. 2.
Puerpurium Intermedial Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia, lamanya 6-8 minggu.
3. Remote Puerpurium Waktu yang diperlukan uuntuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi. (Rukiyah, Ai yeyeh.dkk. 2014 : 5)
G. Perubahan / Adaptasi Fisiologis Masa Nifas Dalam hal ini terdapat perubahan tanda-
tanda vital, yaitu : 1. Suhu Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,20 C. sesdudah
partus dapat naik kurang lebih 0,50 C dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi
80 C. sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhhu badan akan kembali normal.
(Sulistyawati, 2009) Suhu pada 24 jam post partum biasanya akan naik 37,5-380 C dan
kembali normal pada hari ke-3. (Maryunani, Anik. 2015 : 15) 2. Tekanan Darah Tekanan
darah sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau lebih pada tekanan systole
yang di akibatkan dari hipotensi ortotastik; yang ditandai dengan sedikit pusing pada saat
perubahan posisi dari berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama persalinan 9
15. 15. 3. Nadi a. Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhirnya kembali normal
setelah beberapa jam post partum. b. Pada masa nifas, umumnya denyut nadi labil
dibandingkan dengan suhu tubuh. c. Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit
setelah partus. d. Denyut nadi dapat mengalami bradikardi 50-70 x/menit pada 6-8 jam
post partum akibat perubahan cardiac output (nadi normal 80-100 x/menit) e. Penurunan
volume darah mengikuti pemisah plasenta, konstraksi uterus dan penigkatan stoke
volume, dimana volume tersebut akan kembali seperti sebelum hamil sekitar 3 bulan post
partum. f. Hemoragia, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau persisten dapat
mempengaruhi proses ini. g. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas, mungkin
ada perdarahan berlebihan. h. Dalam hal ini, apabila denyut nadi di atas 100 selama
puerperium, al tersebut abnormal dan mungkin menunjukan adanya infeksi atau
haemorhagik post partum lambat. (Maryunani, Anik. 2015 : 14) H. Perubahan Sistem
Reproduksi 10
16. 16. Alat-alat genetalia interna maupun eksterna, berangsur-angsur akan pulih kembali
seperti keadaan seelum hamil, hal ini disebut dengan Involus. Involusi uteri merupakan
proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
higga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. (Maryunani, Anik. 2015 : 17) Proses
involusi uterus adalah: 1. Autolysis Merupakan proses penghancuran diri otot uterin.
Enzim proteoloitik akan mengecilkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga
10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari semua selama kehamilan. 2.
Terdapat polimorph phagolitik dan macrophages didalam system vaskuler dan system
limpatik. 3. Efek oksitosin Penyebab kontraksi dan retraksi otot rahim sehingga akan
mengompres pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi suplai darah ke
uterus, proses ini akan mengakibatkan ukuran rahim semakin berkurang. Tabel 2.1 Proses
involusi uteri Involusi uteri Tinggi Fundus Uteri Berat uterus (gr) Diameter bekas
melekat plasenta (cm) Keadaan serviks 11
17. 17. Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram Plasenta lahir 2 jari di bawah pusat 750 gram
12,5 cm Lembek 1 minggu Pertengahan simfisis 500 gram 7,5 cm Beberapa hari setelah
post partum 2 minggu Tak teraba di atas simfisis 350 gram 3-4 cm dapat dilalui 2 jari,
akhir minggu 6 minggu Bertambah kecil 50-60 gram 1-2 cm Pertama dapat dimasukki 8
minggu Sebesar normal 30 gram 1 jari (Nanny, Vivian : 2011 : 57) Tabel 2.2 Tinggi
fundus uteri dan involusi uterus Involusi Tinggi fundus Berat uterus Plasenta lahir
Sepusat 1000 gram 7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat- simpisis 500 gram 14 hari (2
minggu) Tak teraba 350 gram 42 hari (6 minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram 56
hari (8 minggu) normal 30 gram (Rustam, Mochtar. 1998 : 115) I. Pengeluaran Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi
basa/alkalis yang dapat membuat organism berkembang lebih cepat dari pada kondisi
asam yang ada pada vagina normal.(Nanny, Vivian. 2011. 59) 12
18. 18. Lockhea yaitu kotoran yang keluar dari liang senggama (vagina) dan terdiri dari
jaringan mati dan lender berasal dari rahim dan liang senggama (vagina). (Maryunani,
Anik. 2015 : 122) Pengeluaran lockhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya,
diantaranya yaitu sebagai berikut : 1. Lockhea rubra (kruenta) Lockhea yang terjadi pada
hari ke 1-3 setelah persalinan, warna merah terang sampai dengan merah tua yang
mengandung desidua. Cairan rubra ini berupa cairan yang bercampur darah dan sisa-sisa
selaput ketuban, berbau amis. (Maryunani, Anik. 2015 : 122) 2. Lochkea sanguinolenta
Lockhea ini berwarna merah kuning berisi darah dan lender karena pengaruh plasma
darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari post partum. 3. Lockhea serosa Pengeluaran
secret berwarna merah muda sampai kecoklatan terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-9
pasca persalinan, yang mengandung cairan serosa, jaringan desidua, leukosit, dan
eritrosit. 4. Lockhea alba Lockhea ini muncul lebih dari hari ke-10 post partum.
Warnanya lebih pucat, putih kekuningan, serta lebih banyak mengandung leukosit,selaput
lender serviks, dan serabut jaringan yang mati. (Nanny, Vivian. 2011 : 58-59) 13
19. 19. 5. Lochea Parulenta Lochea Parulenta dijelaskan oleh rilis, misalnya, debit dan bau.
Teratur, hal ini terjadi karena penyakit dengan tujuan bahwa sementara menghadapi
lochea Parulenta seharusnya untuk segera melihat seorang spesialis. 6. Lochiotosis
Lochiotosis adalah nama umum dimanfaatkan oleh kelompok terapi ketika lochea tidak
berubah dengan mudah. (Tobat, Cristyana. 2015.) J. Peran dan Tanggung Jawab Bidan
dalam Masa Nifas Salah satu asuhan berkesinambungan adalah asuhan ibu selama masa
nifas, bidan mempunyai peran dan tanggung jawab antara lain : 1. Memberikan dukungan
secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk
mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. 2. Sebagai promotor
hubungan antara ibu dan bayi, serta keluarga. 3. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya
dengan meningkatkan rasa nyaman. 4. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan
meningkatkan rasa nyaman. 14
20. 20. 5. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak,
serta mampu melakukan kegiatan administrasi. 6. Mendeteksi komplikasi dan perlunya
rujukan. 7. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktikkan
kebersihan yang aman. 8. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan
data, menetapkan diagnosis dan rencana tindakan dan juga melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan, serta mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas. 9. Memberikan asuhan secara profesional.
(Nanny, Vivian. 2011 : 4) K. Program Nasional dan Kebijakan Teknis pada Masa Nifas
Kunjungan dalam masa nifas bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan
untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah (Vivian, Nanny. 2014 : 4) Tabel
2.3 Jadwal Kunjungan Masa nifas Kunjunga n Waktu Tujuan 1 6-8 jam a. Mencegah
pendarahan karena atonia uteri b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
pendarahan,rujuk bila pendarahan berlanjut. c. Memberikan konseling pada ibu dan salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 15
21. 21. d. Pemberian ASI awal e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir f.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi g. Jika petugas kesehatan
yang menolong persalinan ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil. 2 6 hari setelah
persalinan a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b. Menilai adanya
tanda-tanda infeksi, demam, infeksi, danpendarahan abnormal c. Memastikan ibu
mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat. d. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. e. Memeberikan konseling pada ibu
mengenai aassuhan pada bayi dan cara merawat tali pusat, serta menjaga bayi tetap
hangat. 3 2 minggu setelah peralianan Sama dengan atas (6 hari setelah persalinan) 4 6
minggu setelah persalinan a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau
bayi alami dan Memberikan konseling KB secara dini. (Maryunani, Anik. 2015 : 9-12) L.
Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas 1. Nutrisi dan Cairan 16
22. 22. a) Mengkonsumsi makanan 5 kalori tiap hari b) Makanan dengan diet berimbang
untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup. c) Minum sedikitnya 3 liter
air setiap hari d) Tablet fe harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca persalinan. e) Minum kapsul vit A (200.000) agar bias memberikan vit A
kepada bayinya melalui ASI nya. f) Untuk meningkatkan produksi ASI g) Mempercepat
proses pemulihan. h) Makanan berserat untuk memperlancar BAB dan meningkatkan
tonus otot. 2. Ambulas/mobilisasi Mobilisasi sangat bervariasi tergantung pada
komplikasi persalinan, nifas/sembuhnya luka jika ada luka, jika tidak ada kelainan, maka
lakukan mobilisasi sedini mungkin yaitu 2 jam setelah persalinan normal. 3. Eliminasi a)
BAK Miksi hendaknya dapat dilaksanakan sendiri secepatnya dalam 6 jam post partum.
Bila 8 jam post partum belum miksi maka lakukan kateterisasi. b) BAB 17
23. 23. Konstipasi pada hari ke1-2 post partum adalah normal, bila konstipasi hari ke 3 post
partum beri supositoria. Konstipasi bias terjadi karena ketakutan akan rasa sakit jahitan
dan hemoroid. 4. Kebersihan diri/perineum a) Jaga kebersihan diri secara keseluruhan
utukmenghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit. b) Menggunakan pakaian
yang mudah menyerap keringat. c) Perineum dijaga kebersihannya. d) Keringkan
sebelum memakai pembalut untuk mengurangi rasa tidak nyaman. e) Lakukan kompres
dingin lalu kompres hangat. 5. Istirahat Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan
saat melahirkan. Usahkan untuk rileks dan istirahat yang cukup saat bayi sedang tidur.
Bila ibu kurang istirahat akan mempengaruhi : a) Mengurangi produksi ASI b)
Memperlambat proses involusi uterus dan dapat memperbanyak perdarahan. c)
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya. 6. Seksual
18
24. 24. a) Secara seksual aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah
berhenti. b) Begitu darah berhenti dan ibu sudah nyaman serta dapat memulai hubungan
seksual. c) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan sampai waktu
tertentu setelah 40 hari/6 minggu setelah persalinan dan keputusan pada yang
bersangkutan. 7. Latihan senam nifas a) sangat penting untuk mengembalikan otot-otot
perut dan panggul agar kembali normal. b) Ibu akan lebih kuat dan otot perut juga
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung. (Rahayu, YP. dkk. 2012 :
57-63) M. Senam Nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama
melahirkan sampai hari kesepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan
untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. Hari Pertama : 19
25. 25. Gambar 2.1 Posisi Tubuh Terlentang dan Rileks Posisi tubuh terlentang dan rileks,
kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung,
kembungkan perut dan tahan hingga hitungan ke-5, lalu keluarkan nafas pelan-pelan
melalui l mulut sambil mengkontraksikan otot perut. Ulangi gerakan sebanyak 8
(delapan) kali. Hari kedua : Gambar 2.2 Posisi Sikap Tubuh Terlentang dengan Kedua
Kaki Lurus Ke Depan Sikap tubuh terlentang dengan kedua kaki lurus ke depan. Angkat
kedua tangan lurus ke atas sampai kedua telapak tangan bertemu, kemudian turunkan
perlahan sampai kedua tangan terbuka lebar hingga sejajar dengan bahu. Lakukan
gerakan dengan mantap hingga terasa otot sekitar tangan dan bahu terasa kencang. Ulangi
gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Ketiga : Gambar 2.3 Posisi Berbaring Relaks
dengan Posisi Tangan di Samping Badan dan Lutut Ditekuk 20
26. 26. Berbaring relaks dengan posisi tangan di samping badan dan lutut ditekuk. Angkat
pantat perlahan kemudian turunkan kembali. Ingat jangan menghentak ketika
menurunkan pantat. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Keempat : Gambar
2.4 Posisi Tubuh Berbaring dengan Posisi Tangan Kiri di Samping Badan Posisi tubuh
berbaring dengan posisi tangan kiri di samping badan, tangan kanan di atas perut, dan
lutut ditekuk. Angkat kepala sampai dagu menyentuh dada sambil mengerutkan otot
sekitar anus dan mengkontraksikan otot perut. Kepala turun pelan-pelan ke posisi semula
sambil mengendurkan otot sekitar anus dan merelaksasikan otot perut. Jangan lupa untuk
mengatur pernafasan. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Kelima : Gambar
2.5 Posisi Tubuh Tidur Terlentang, Kaki Lurus, Bersama-sama dengan Mengangkat
Kepala Tubuh tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat kepala
sampai dagu menyentuh dada, tangan kanan menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang
sebaliknya. Kerutkan otot sekitar anus dan kontraksikan perut 21
27. 27. ketika mengangkat kepala. Lakukan perlahan dan atur pernafasan saat melakukan
gerakan. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Keenam : Gambar 2.6 Posisi
Tidur Terlentang, Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di Samping Badan Posisi tidur
terlentang, kaki lurus, dan kedua tangan di samping badan, kemudian lutut ditekuk ke
arah perut 90 derajat secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan. Jangan
menghentak ketika menurunkan kaki, lakukan perlahan namun bertenaga. Ulangi
gerakansebanyak 8 (delapan) kali. Hari Ketujuh : Gambar 2.7 Posisi Tidur Terlentang,
Kaki Lurus, dan Kedua Tangan di Samping Badan Tidur terlentang, kaki lurus, dan kedua
tangan di samping badan. Angkat kedua kaki secara bersamaan dalam keadaan lurus
sambil mengkontraksikan 22
28. 28. perut, kemudian turunkan perlahan. Atur pernafasan. Lakukan sesuai kemampuan,
tidak usah memaksakan diri. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari Kedelapan :
Gambar 2.8 Posisi Menungging Posisi menungging, nafas melalui pernafasan perut.
Kerutkan anus dan tahan 5-10 detik. Saat anus dikerutkan, ambil nafas kemudian
keluarkan nafas pelan- pelan sambil mengendurkan anus. Ulangigerakan sebanyak 8
(delapan) kali. Hari Kesembilan : Gambar 2.9 Posisi Berbaring, Kaki Lurus, dan Kedua
Tangan di Samping Badan Posisi berbaring, kaki lurus, dan kedua tangan di samping
badan. Angkat kedua kaki dalam keadaan lurus sampai 90 derajat, kemudian turunkan
kembali pelan-pelan. Jangan menghentak ketika menurunkan kaki. Atur nafas saat
mengangkat dan menurunkan kaki. Ulangi gerakan sebanyak 8 (delapan) kali. Hari
Kesepuluh : Gambar 2.10 Posisi Tidur Telentang Kaki Lurus, Kedua Telapak Tangan
Dibelakang Kepala 23
29. 29. Tidur telentang kaki lurus, kedua telapak tangan dibelakang kepala kemudian bangun
samapi posisi duduk kemudian perlahan-lahan posisi tidur kembali (sit up). Lakukan
sebanyak 8 (delapan) kali. (Sunarsih. dkk. 2009 : 108-115) 24
30. 30. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
DENGAN KASUS : Nifas Normal DI : Puskesmas Bojong Rawalumbu PADA : Tanggal
: 11 Bulan 06 Tahun 2016 Waktu : 01.30 WIB I. DATA SUBJEKTIF A. Identitas /
Biodata Nama Ibu : Ny.D Nama Ayah : Tn. I Umur : 29 thn Umur : 30 thn Agama : Islam
Agama : Islam Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Rawalumbu Alamat :
Rawalumbu B. Keluhan Utama Anamnesa pada tanggal 11-06-2016, pukul : 01.30, Pasca
Persalinan 2 Jam C. Riwayat Kehamilan Trimester I : ANC I kali Keluhan : Mual muntah
31. 31. Anjuran : Makan dengan porsi sedikit tapi sering Theraphy : Pemebrian Vit B6 dan
Tablet Fe Trimester II : ANC II kali Keluhan : Tidak ada
32. 32. Theraphy : Mengurangi aktivitas berat dan makan-makanan gizi seimbang Trimester
III : ANC III kali Keluhan : Nyeri pada bagian pinggang dan sering BAK dimalam hari
Anjuran : Melakukan senam hamil dan mengurangi minum dimalam hari Theraphy :
Pemberian tablet Fe D. Riwayat Persalinan Waktu Persalinan : 10-06-16 , Pukul : 23:25,
Jenis Kelamin : laki-laki Berat Badan : 3.000 gram, Panjang Badan : 48 cm, Apgarscore :
9/10 Jenis Persalinan : Spontan,Tempat Persalinan : Puskesmas, Plasenta: Lengkap Lama
Persalinan : 19 jam 30 menit Jumlah Perdarahan : ± 250 cc Kala I : 17 jam Kala I : −
Kala II : 25 menit Kala II : ± 100 cc Kala III : 5 menit Kala III : ± 150 cc Keadaan Air
Ketuban : Jernih Waktu Pecah :23.15 WIB E. Riwayat Kesehatan Keluarga Mobilisasi :
24
33. 33. Ibu mengatakan sudah dapat miring kiri dan kanan dan telah bias berjalan dibantu
oleh keluarganya. F. Pola Kebutuhan Dasar Eliminasi : BAB : Negatif BAK : 2X setelah
melahirkan Nutrisi : Ibu telah makan nasi, sayur, dan lauk pauk porsi sedang Istirahat :
Ibu kurang istirahat karena perineum masih sakit Aktifitas : Ibu belum bias melakukan
aktivitas sehari-hari Personal Hygiene : Ibu hanya di lap dan diganti baju bersih Keadaan
Psikologis : Ibu sangat bahagia atas kelahiran bayinya Riwayat Kesehatan Kekuarga : Ibu
mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki penyakit menahun, menurun dan
menular. II. DATA OBJEKTIF Suhu : 37,4 0 C, Rr : 22 X /M, N : 81 X /M, TD : 120/80
mmHg Mata : Simetris, Konjungtiva : An Anemis, Sklera : An Ikterik Hidung : Normal
Mulut : Bersih dan tidak ada caries dan stomatitis 25
34. 34. Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid dan vena jugularis Dada : Jantung :
lubdub Paru-paru : Normal Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU : 1 Jari
dibawah pusat Kontraksi : Baik Genetalia : Pengeluaran Lochea Rubra Punggung :
Normal, tidak ada nyeri ketuk Ektremitas : Reflek patella posotif, simetris, tidak ada
varices, maupun oedema III.ANALISA DATA Diagnosa : Ibu P3A0 Post Partum 2 Jam
Masalah : Tidak ada Kebutuhan : Tidak ada IV. PERENCANAAN (PLANING) 1.
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dalam keadaan normal yaitu TD :
120/80 mmHg, N : 80 x /m, S : 37,40 C, Rr : 22 x /m, TFU : 1 jari dibawah pusat,
kontrraksi baik, perdarahan ± 150 cc. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2.
Mengajarkan kepada ibu cara mencegah perdarahan seperti memasase fundus uteri
dengan memutarnya searah jarum jam bila teraba lembek dan bila terasa ada darah yang
keluar dari jalan lahir yang mengalir deras. Ibu mengerti dan ibu bersedia untuk
melakukannya. 26
35. 35. 3. Menganjurkan ibu untuk selalu istirahat pada saat bayi tidur. Ibu mengerti dan akan
melakukannya. 4. Menganjurkan ibu selau memberikan ASI kepada bayinya saat bayi
terjaga, setiap 2 jam sekali atau setiap bayi ingin menyusu. Ibu bersedia untuk selalu
menyusui ASI kepada bayinya. 5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini seperti tidur
miring kekanan dan kekiri agar involusi uterus berjalan dengan normal. Ibu mengerti dan
akan melakukannya. 6. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti
pengeluaran pervaginam, payudara bengkak kemerahan dan panas, sakit kepala hebat,
nyeri epigastrik, penglihatan kabur. Bila terdapat tanda-tanda tersebut maka ibu wajib
melaporkan ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan akan memberitahu apabila ada tanda-
tanda tersebut. V. CATATAN PERKEMBANGAN TANGGAL DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF ANALISA DATA PERENCANAAN 11/6/2016 Ibu mengatakan
perutnya masih terasa mules KU : Baik Kes : CM TD : 120/80 mmHg N : 84 x /m S :
36,2 0 C Rr : 22 x /m TFU : 1 jari dibawah pusat Ibu P3A0 post partum 6 jam 1.
Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaannya dalam keadaan normal
yaitu TD : 120/80 mmHg, N : 84 x /m S : 36,20 c, Rr : 22 x /m, TFU : 1 jari dibawah
pusat, 27
36. 36. Kontraksi : Baik Perdarahan : ± 150 cc Lochea : Rubra kontaksi : baik, perdarahan : ±
150 cc. Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan. 2. Menganjurkan ibu untuk tetap
menjaga kehangatan bayinya. Ibu mengerti dan akan menjaga kehangatan bayinya. 3.
Mengingatkan kembali kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya 2 jam sekali atau setiap
bayi ingin menyusu. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya. 4. Menganjurkan ibu unntuk
mengganti kassa bayi setiap kassa bayi basah dan setiap selesai mandi. Ibu telah
menggganti kassa bayi. 5. Menganjurkan ibu untuk teatap menjaga kebersihan bayinya.
6. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB/BAK. Ibu bersedia untuk tidak menahan
BAK dan 28
37. 37. BAB. 29
38. 38. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dalam asuhan kebidanan pada ibu nifas normal
terhadap Ny.D dilakukan dengan sistematis yaitu melakukan pengkajian data subjektif
(hasil wawancara atau anamnesa) dan pengkajian data objektif (hasil pemeriksaan fisik).
Diagnosa yang didapatkan dari hasil pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu nifas
normal terhadap Ny.D yaitu ibu P3A0 post partum 2 jam. Setelah dilakukan
pengumpulan data, tidak ada masalah, diagnosa potensial, masalah potensial, serta
kebutuhan tindakan segera oleh dokter, secara mandiri oleh bidan ataupun berkolaborasi
dengan dokter atau pihak lain untuk merujuk pada ibu nifas Ny.D. Rencana Asuhan
Kebidanan pada ibu nifas Ny.D yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan, anjurkan
ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya, anjurkan ibu untuk mencegah
perdarahan, jelaskan pada ibu tanda bahaya pada masa nifas, anjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, anjurkan
ibu untuk menjaga kehangatan bayinya, anjurkan ibu untuk mengganti kassa bayi,
anjurkan ibu untuk menjaga kebersihhann bayi, anjurkan ibu untuk tidak menahan BAK
dan BAB. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny.D telah dilakukan sesuai
dengan rencana asuhan dan sesuai dengan kondisi dan keadaan pasien. Evaluasi dari
pelaksanaan asuhan kebidaan yang telah dilakukan pada ibu nifas Ny.D yaitu keadaan ibu
dalam batas normal, ibu bersedia mengikuti anjuran bidan.
39. 39. B. Saran 1. Bagi Institusi Pendidikan a. Mampu meningkatkan sarana dan prasarana
yang dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan keterampilan dibidang teori dan
praktek terhadap ibu nifas. b. Mampu memperhatikan kualitas pendidikan dengan tetap
membimbing dan mengarahkan mahasiswa dengan membekali keterampilan yang cukup
dan juga ditunjang sarana yang memadai dari lahan praktek yang sudah menerapkan
asuhan kebidanan ibu nifas. 2. Bagi Lahan Praktek Pelayanan sudah dilakukan cukup
baik, hendaknya hal-hal yang baik dapat dipertahankan dan hal-hal yang masih kurang
diharapkan dapat diperbaiki dalam memberikan pelayanan kepada ibu nifas. 3. Bagi
Mahasiswa a. Mahasiswa diharapkan agar dapat menggunakan kesempatan belajar
dilahan praktek dengan baik dan dapat menggali ilmu yang mungkin tidak didapatkan di
institusi pendidikan tetapi bisa didapatkan dilahan praktek. b. Diharapkan mahasiswa
sebagai calon bidan harus dapat mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan timbul
dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas. c. Diharapkan mahasiswa mampu
mendokumentasikan semua tindakan dan perkembangan yang terjadi pada ibu nifas serta
dapat bertindak secara sistematik. 30
40. 40. 4. Bagi Klien a. Diharapkan ibu mengetahui tanda bahaya dalam masa nifas agar
mampu mendeteksi secara dini dan dapat segera diatasi. b. Diharapkan untuk menambah
pengetahuan klien tentang masa nifas dan merawat bayinya. c. Diharapkan klien mampu
melakukan yang telah diberitahukan tentang masa nifas. d. Diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran klien akan pentingnya ASI Eksklusif. 31
41. 41. DAFTAR PUSTAKA Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta : Salemba Medika Maryunani, Anik. 2015. Asuhan Ibu Nifas & Asuhan Ibu
Menyusui. Bogor : IN MEDIA Maryunani, Anik. 2015. Kamus Bidan Bergambar dalam
Asuhan Kebidanan. Bogor : IN MEDIA Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa
Nifas. Jakarta : Salemba Medika Suherni. dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta : Fitramaya Bagian Obstetri dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Padjadjaran
Bandung. 1989. Obstetri Fisiologi. Bandung : ELEMAN Rahayu, YP. dkk. 2012. Buku
Ajar Masa Nifas dan Menyusui. Jakarta : Mitra Wacana Medika Koran Sindo. 2015.
Angka Kematian Ibu Masih Jauh Dari Target. http://www.koran-sindo.com/news.php?
r=0&n=6&date=2015-12-22, diakses pada tanggal 29 Juli 2016 Tobat, Cristyana. 2015.
Pengertian dan Macam Jenisnya Lochea. http://www.cahsingorojo.com/2016/05/lochea-
pengertian-dan-macam- jenisnya.html, diakses pada tanggal 29 Juli 2016 Depkes RI.
2015. Angka Kematian Ibu. http://storage.jak-
stik.ac.id/ProdukHukum/MenPAN/index.php- 32
42. 42. option=com_docman&task=doc_download&gid=290&Itemid=111.pdf, diakses pada
tanggal 29 Juli 2016 PKBI. 2015. Kematian Ibu Melahirkan Terus Meningkat.
http://pkbi.or.id/kematian-ibu-melahirkan-terus-meningkat/, diakses pada tanggal 29 Juli
2016 Chapter. 2015. Latar belakang neonatal. http: //repository. usu. ac.
id/bitstream/123456789/30984/4/Chapter%20I.pdf. diakses pada tanggal 01 Agustus
2016 Joni. 2011. Masa Nifas. http://jsuyono.blogspot.co.id/2011/06/masa-nifas.html,
diakses pada tanggal 15 Agustus 2016 33

Recommended

Asuhan kebidanana pada ibu nifas normal

taufiksaja

Asuhan ibu nifas normal,ppt

martaagustinasirait


Master KP4

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

PPT LTA KEBIDANAN

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

ASUHAN KOMPREHENSIF KEBIDANAN STUDY KASUS

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)


ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

ASKEB PATOLOGIS BBL DENGAN HIPERBILIRUBIN

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

ASKEB HAMIL PATOLOGIS DENGAN KISTA SIMPLEKS OVARI

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)


Laporan PKMD terhadap bayi dengan diare

Ratna Imas Indriyani (Ratna Fadhilah Al-mumtazah)

 English
 Español
 Português
 Français
 Deutsch

 About
 Dev & API
 Blog
 Terms
 Privacy
 Copyright
 Support

Anda mungkin juga menyukai