Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan dasar dalam sistem
pelayanan kesehatan di Indonesia. Pada umumnya Puskesmas di Indonesia dilengkapi dengan
Sub Unit pelayanan baik yang berada secara fisik di dalam puskesmas maupun yang berada
diluar gedung puskesmas. Sub unit yang berada didalam gedung Puskesmas antara lain: Ruang
KIA/Gizi, Ruang Rawat Inap, Ruang Pelayanan Gigi, Ruang Periksa (Rawat Jalan), dan lain-lain.
Sedangkan sub unit yang berada di luar puskesmas antara lain : Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, Polindes, Pos Kesehatan Satelit (terutama yang berada di daerah bencana).
Puskesmas Pembantu merupakan unit otonom yang dapat melakukan pelayanan kesehatan
secara mandiri. Untuk itu Puskesmas Pembantu (Pustu) pada umumnya dilengkapi dengan
sumber daya manusia (perawat, Dokter), peralatan maupun obat dan perbekalan kesehatan untuk
menunjang aktivitasnya.. Pustu mempunyai peran sangat strategis dalam hal pelayanan
kesehatan masyarakat, karena merupakan upaya pendekatan pada pelayanan kesehatan kepada
masyarakat untuk meningkatkan akses masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. Untuk
menunjang operasional Pustu perlu dipikirkan dengan lebih seksama mengenai pengelolaan obat
dan perbekalan kesehatannya. Hal ini berkaitan dengan belum adanya buku pedoman pengelolaan
obat di Pustu.

B. Pengetian
Pustu merupakan jaringan elayanan puskesmas yang merupakan bagian dari upaya kesehatan
wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas,dan merupakan bagian dari Upaya Kesehatan Ibu
dan Anak serta Keluarga Berencana.Sekaitan terminologi ini,maka Puskesmas pembantu
merupakan bagian integral puskesmas yang harus dibina secara berkala

C. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk member pedoman dalam pengelolaan obat dan perbekalan
kesehatan di Pustu. Dengan adanya pedoman ini diharapkan kualitas pelayanan kefarmasian di
Pustu akan lebih meningkat.

D. Sasaran
Sasaran pelayanan Pustu adalah: Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dasar
diwilayah tersebut

E. Ruang Lingkup
1. Perencanaan Kebutuhan
2. Permintaan dan Penerimaan
3. Penyimpanan
4. Penggunaan
5. Pencatatan dan pelaporanBatasan Operasional

F. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan,diagnosis, pengobatan dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan
rawat inap
2. Pasien rawat jalan di pustu adalah pasien yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah meliputi: pemeriksaan umum,pemeriksaan
ibu dan anak serta pelayanan KB

G. Landasan Hukum
1. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
2. Permenkes RI nomor 75 tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat
3. Permenkes nomor 5 tahun 2014 tentang Diagnosa klinis
4. Permenkes RI nomor 796/Menkes/PER/VII/2011 Tentang Registrasi tenaga kesehatan

1
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pengelola Puskesmas pembantu.
Petugas pelaksana adalah petugas pelaksana yang telah memenuhi standar kualifikasi sebagai
tenaga pelaksana dan telah mendapat pelatihan sesuai dengan tugasnya.

NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI FORMAL KETERANGAN

Penanggung Jawab Perawat Memiliki ketrampilan, pendidikan


1
Pustu minimal D3 Keperawatan dan
pelatihan yang mendukung dalam
pelayanan
2 Penanggung jawab Bidan Memiliki ketrampilan, pendidikan
KIA Dan KB minimal D3 Kebidanan dan
pelatihan yang mendukung dalam
pelayanan
3 Bidan kordinator Bidan Memiliki ketrampilan, pendidikan
Pustu minimal D3 Kebidanan dan
pelatihan yang mendukung dalam
pelayanan

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan pustu mempunyai tugas integrasi atau tugas
yang lain yang diberikan oleh kepala puskesmas dan harus melaksanakan sesuai tugas,fungsi
pokok yang sudah ditetapkan.

C. Jadwal Kegiatan
a. Pelayanan KIA
No Hari Jam Buka Pelayanan
1 Selasa 08.00 - 11.30  Imunisasi Bayi dan Balita
 KB
2 Kamis 08.00 - 11.30  Pelayanan ANC, PNC
 KB

2
b. Pelayanan umum
No Hari Jam Buka
1 Senin- kamis 08.00 - 11.30
2 Jumat 07.30 - 10.00
3 Sabtu 07.30 - 11.00

3
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

RUANG TUNGGU RUANG TUNGGU

PENDAFTARAN
RUANG
RUANG TUNGGU PERIKSA
POLI BP
RUANG PERIKSA
PENDAFTARAN
POLI KIA

B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas Sarana
 Ruang tunggu dan administrasi:meja, kursi, rak buku, kursi panjang
 Ruang priksa: bad, almari kecil berisi peralatan, timbangan injak,tempat sampah
 Almari obat, meja, kursi

4
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Kegiatan yang dilakukan dalam gedung puskesmas pembantu meliputi:
1. Pemeriksaan kesehatan umum,ibu, dan anak
2. Konseling kesehatan oleh perawat/bidan yang bertugas
3. Konseling gizi oleh perawat atau bidan yang bertugas
4. Rujukan kasus ke Puskesmas wongsorejo

B. METODE
Dalam menyelenggarakan pelayanan di pustu agar mencapai tujuan yang berhasildan berdaya
guna maka perlu ditetapkan kebijakan operasionaldan strategi sebagai berikut:
 Sesuai standart operasional yang berlaku
 Secara menyeluruh dengan mengutamakan pendekatan promotif,preventiftanpa mengabaikan
kuratif dan rehabilitative
 Bekerjasama dengan jejaring dan lintas sector

C. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN:


 Wawancara/ Anamnesa
 Pemeriksaan
 Penatalaksanaan kasus
 Pencatatan dan pelaporan

D. PENCATATAN
Pencatatan Hasil kegiatan Pelayanan di Puskesmas pembantu secara umum di kelompokkan
menjadi
 Regester Kohort dan Regester kunjungan.
 SIMPUS

E. PENGOLAHAN DATA
Guna memenuhi ketersediaan data yang lengkap dan akurat dalam pelayanan progam maka
diperlukan system pencatatan dan pelaporan dari hasil pelayanan mulai dari unit terbawah:
polindes/poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas, klinik swasta, Bidan praktek swasta,
perawat praktek swasta, Dokter praktek swasta. Setiap bulanya bidan dan perawat desa merekap
dan memasukkan data pelayanan yang sudah dilayani kemudian dimasukkan kedalam laporan
bulanan dan kohor.

5
BAB V
LOGISTIK

Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya klinis pustu diselenggarakan sesuai dengan
peraturan yang berlaku :
1. Sarana dan prasarana
Pemeriksaan umum meliputi 1 set alat pemeriksaan umum, mebeler, barang habis pakai, alat
habis pakai dan APD
2. Peralatan
Peralatan medis mengikuti logistik penyimpanan barang

6
BAB VI
KESELAMATAN PASEN

- Keselamatan pasen ( patient safety) adalah suatu system dimana puskesmas membuat asuhan
kebidanan lebih aman.Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya implementasi solusi untuk menimbulkan timbulnya resiko.Sistim ini
mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
- Tujuan penerapan keselamatan pasen adalah terciptanya budaya keselamatan
pasen,meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasen dan masyarakat,menrunkan
kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak di harapkan.

Pelayanan memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :


a. Identifikasi Potensi
Kemungkinan kesalahan pemberian obat yang sudah kadaluarsa
b. Pencegahan terjadinya kesalahan
Petugas dalam melakukan pemberian obat memperhatikan kadaluarsa

7
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
- Petugas Kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat melindungi diri
sendiri, pasen dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai resiko tinggi
terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya,untuk menghindarkan paparan
tersebut,setiap petugas harus menerapkan prinsip Universal Precaution.

B. Tindakan yang beresiko terpajan


- Cuci tangan yang kurang benar
- Masker

C. Prinsip keselamatan Kerja


- Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah menjaga
hygiene sanitasi individu, hygiene sanitasi ruangan .
- Ke dua prinsip tersebut di jabarkan menjadi 2 kegiatan pokok yaitu:
1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian alat pelindung di antaranya pemakaian masker.

8
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan poli pelayanan Puskesmas pembantu dalam memberikan
pelayanan adalah Pelayanan sesuai SOP dan Kepuasaan Pasien.
Indikator mutu akan di pantau oleh tim Mutu Puskesmas melalui monitoring dan evaluasi
pelaksanaan.
Pencapain indicator mutu dibahas dalam pertemuan tinjauan manajemen dan di laporkan
kepada kepala puskesmas.

9
BAB IX
PENUTUP

Potret hasil kinerja didalam operasional Pelayanan di Puskesmas Pembantu Bengkak sangat
tergantung dari semangat dan dedikasi para pelaksana pelayanan didalam menuangkan hasil
kerjanya pada lembar pencatatan dan pelaporan, selain itu kelengkapan alat dan sarana prasara juga
dapat memberikan kontribusi kepuasan secara langsung kepada pasien
Berbagai permasalahan mendasar yang selama ini menjadi kendala di dalam opersional
pencatatan dan pelaporan pelayanan, bangunan yang membutuhkan renovasi,serta keaamanan
diharapkan dapat diatasi dengan tersusunnya Pedoman Pelyanan PUSTU di puskesmas Wongsorejo.

10
ALUR PENERIMAAN PASIEN
DI PUSKESMAS PEMBANTU BENGKAK

Pasien datang Pendaftaran


administarsi

Pengambilan obat Poli KIA/BP

Pasien Terlayani

11

Anda mungkin juga menyukai