OLEH :
NOVAN HARIYANTO
NIM.1930061
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
derajat kesehatan yang perlu ditingkatkan. Hal ini sangat penting untuk
Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia
itu, salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun
2030 yaitu terjadi penurunan angka kematian ibu dari 70 per 100.000
kesehatan di Indonesia.).
normal akan terjadi kehilangan darah sebanyak kurang lebih 200 ml.
banyak lagi. Akan tetapi kehilangan darah sekalipun dengan jumlah yang
lebih kecil dapat menimbulkan akibat yang berbahaya pada wanita yang
anemis.
1
Menurut Ayahbunda, (2013) Anemia pada post partum merupakan
atau ibu sudah menderita anemia sejak masa kehamilan. Dengan Tujuan
nutrisi yang baik pada ibu post partum dapat mempercepat penyembuhan
dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang diberikan secara
bermutu, bergizi tinggi dan cukup kalori, tinggi protein dan yang banyak
tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan diet berimbang, minum
sedikitnya 3 liter tiap hari dan pil zat besi yang harus diminum agar
menambah zat gizi pada ibu post partum. (Saleha, 2009). Menurut World
jiwa.
sekitar 170.000 dan 1,3 juta per tahun. AKI di Indonesia mendapat
2
Indonesia mencapai 359/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan
pendidikan kesehatan tentang kebutuhan gizi dan konseling zat besi pada
dinyatakan berhasil setelah diberi asuhan selama tiga minggu Ny.N sudah
2015.
Anemia”
1.3 Tujuan
dengan Anemia
3
1.4 Manfaat
1. Bagi Pasien
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
plasenta keluar dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti
kurang lebih dalam waktu 6 minggu atau selama 42 minggu (Dewi &
Sunarsih, 2011).
komplikasi yang sering dijumpai dan paling sering dialami dimasa masa
5
Menurut (Wahyuningsih, 2014) terdapat hubungan antara
serta istirahat yang cukup pada ibu nifas dengan anemia ringan dengan
2.1.2 Etiologi
sebagai berikut :
3) Malabsorpsi
4) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain
dan lain-lain
defisiensi besi
7) kterus, urin berwarna kuning tua/ coklat, perut mrongkol/ makin buncit
pembesaran jantung.
6
2.1.3 Klasifikasi
(Soebroto, 2010):
3. Mata berkunang-kunang.
6. Sering sakit.
(Soebroto, 2010):
7
2. Mekanisme kompensasi
3. Tingkat aktivitasnya
5. Beratnya anemia
2.1.5 Patofisiologi
plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi
anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr% (Smith dkk.,
2010).
8
Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian dini secara
bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena sebagai akibat hidremia
b. Kedua pada perdarahan waktu persalinan, banyak unsur zat besi yang
hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
2.1.7 Penatalaksanaan
Faktor utama penyebab anemia ini adalah faktor gizi, terutama protein
dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi sangat diperlukan
9
2. Memberi suplemen zat besi
a) Peroral
b) Parental
10
2.1.8 WOC Defisiensi zat besi, vitamin B12, Asam Folat, depresi Overaktif sistem retikular
sumsum tulang eritroprotein endoplasmik (RES),
Kompensasi paru
Beban kerja dan curah MK:
Intake
Defisit
nutrisi
pengetahuan
tidak adekuat
jantung tentang nutrisi selama
hamil
RR
MK: Defisit Nutrisi
Kontraktilitas Takikardi, angina (nyeri
dada), iskemia miokardium Dispnea
11
2.2 Asuhan Keperawatan Post Partum Dengan Anemia
a. Identitas
meliputi nama, umur biasanya terjadi pada usia <20 thn dikarenakan
b. Keluhan utama
nyeri.
c. Riwayat kesehatan
penyakit yang di derita pada saat ini sehubungan dengan masa nifas.
d. Riwayat Obstetrik
12
Riwayat kehamilan dan persalinan
e. Riwayat KB
Pola makan
Pola aktivitas/istirahat
lebih banyak.
Eliminasi
13
Istirahat
Personal Hygiene
g. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun (sistolik <100
Kepala
Mata
tidak ikterik.
Mulut
Dada
mammae atau tidak, aeorolla tampak bersih atau tidak, puting susu
Abdomen
14
Inspeksi : pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Genetalia
merah, segar dan amis (lochea rubra), adanya perdarahan atau tidak.
vesika urinaria terdapat nyeri tekan atau tidak. adanya tanda tanda
Turgor kulit elastis atau tidak, warna kulitnya apa dan bersih atau
saat hamil hingga persalinan. Kesiapan ini juga berlaku bagaimana ibu
fisik.
i. Pemeriksaan Penunjang
15
2. Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsetrasi hemoglobin.
oksigen.
16
2.2.3 Intervensi Keperawatan
2. Risiko syok d/d Setelah dilakukan intervensi 1. Observasi tanda dan gejala 1) Mencegah px mengalami syok,
Faktor risiko: selama 3x24 jam maka perdarahan masif. agar tidak sampai terjadi
kekurangan volume tingkat syok menurun penurunan kesadaran.
17
cairan dengan kriteria hasil : 2. Monitor hasil 2) Hb merupakan protein di dalam
1) Tekanan darah sistolik laboratorium Hb dan HCT sel darah merah yang bertugas
membaik sebelum dan setelah membawa oksigen ke seluruh
2) Tekanan darah diastolik persalinan. tubuh. Ketika jumlah Hb tidak
membaik cukup, maka sel darah merah
3) Frekuensi nadi membaik tidak dapat berfungsi dengan baik
4) Hb dalam batas normal dan hancur.
(12-16 gr/dl) 3. Identifikasi tanda-tanda 3) Deteksi dini terkait syok
5) HCT dalam batas hipovolemia (TD hipovolemi dapat memperlambat
normal (37-54%) menurun, nadi meningkat, prognosis yang semakin buruk .
nadi teraba lemah,
membran ukosa kering,
HCT meningkat, volume
urine menurun) .
4. Kolaborasi pemberian 4) Untuk mengembalikan serta
transfusi darah mempertahankan volume normal
peredaran darah mengganti
kekurangan komponen
selular darah meningkatkan
oksigenasi jaringan, serta
18
memperbaiki fungsi homeostasis
pada tubuh.
3. Defisit Nutrisi b/d Setelah dilakukan intervensi 1) Monitor tanda tanda vital 1) Untuk mengidentifikasi gejala
ketidakmampuan keperawatan selama 3x24 yang dapat timbul akibat
mengasorbsi nutrien jam maka diharapkan status kurangnya nutrisi
nutrisi membaik dengan 2) Identifikasi status nutrisi 2) Sebagai acuan dalam pemberian
kriteria hasil : nutrisi yang dibutuhkan oleh
1. Porsi makan yang pasien
dihabiskan meningkat 3) Identifikasi makanan 3) Pemberian makanan yang disukai
2. Perasaan cepat kenyang yang disukai dapat meningkatkan selera
menurun makan pasien
3. Nafsu makan membaik 4) Identifikasi kebutuhan 4) Kebutuhan kalori dan nutrien
4. Membran mukosa kalori dan nutrien yang dibutuhkan dapat
membaik menambah energi dan
mempercepat pemulihan
5) Lakukan oral hygiene 5) Kotoran dan bau mulut juga
sebelum makan, jika dapat berpengaruh ketika
perlu seseorang hendak makan
6) Monitor hasil 6) Sebagai acuan dalam
pemeriksaan laboratorium peningkatan nutrisi pasien
7) Berikan Suplemen, jika 7) Suplemen yang diberikan agar
19
perlu pasien bertambah selera ketika
makan
8) Kolaborasi pemberian 8) Untuk mengurasi perasan mual
medikasi sebelum makan ketika sedang makan
(mis. Antiemetik), Jika
perlu
4. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan intervensi 1) Jelaskan terkait 1) Kekurangan zat besi dalam tubuh
tentang nutrisi selama 2x24 jam maka pentingnya konsumsi bisa menyebabkan anemia
selama kehamilan tingkat pengetahuan tablet Fe selama defisiensi besi. Pasien akan
b/d kurang minat membaik dengan kriteria kehamilan dan masa nifas mengalami gejala-gejala, seperti
dalam belajar hasil: (Definisi, manfaat, cara letih, sesak napas, pusing atau
1) Perilaku membaik minum). sakit kepala, serta denyut jantung
2) Minat dalam belajar meningkat, akibat berkurangnya
meningkat pasokan oksigen ke seluruh
3) Pengetahuan meningkat tubuh. Sehingga berdasarkan hal
tersebut, pemberian obat
penambah darah pada ibu nifas
tidak dianjurkan kecuali ibu
mengalami keluhan yang
mengarah ke anemia.
20
2) Anemia pada masa nifas adalah
2) Jelaskan anemia yang persalinan dengan perdarahan,
terjadi pada ibu nifas ibu hamil dengan anemia, nutrisi
(Definisi, gejala dan yang kurang
penyebab). 3) Untuk mencukupi kebutuhan zat
3) Anjurkan pasien dan besi selain dari suplemen
keluarga memonitor
asupan makanan
5. Intoleran aktivitas Setelah dilakukan intervensi 1) Observasi adanya mual 1) Adanya mual dan muntahakan
b/d selama 3x24 jam maka dan muntah. semakin memperaparah kondisi
Ketidakseimbangan toleransi aktivitas px karena nutrisi yang masuk
antar suplai dan meningkat dengan kriteria ketubuh tidak adekuat sehingga
kebutuhan oksigen hasil: tidak ada energi yang masuk
1) Perasaan lemah 2) Identifikasi kemampuan 2) Konjungtiva anemis menandakan
menurun makan px, kondisi kurangnya pasokan Hb kedalam
2) Tekanan darah konjungtiva px. tubuh, Hb berfungsi sebagai
membaik transport oksigen dan nutrisi
3) Kemudahan dalam untuk seluruh jaringan tubuh
melakukan aktivitas 3) Observasi TTV setiap 4 3) Untuk mengidentifikasi adanya
21
sehari-hari meningkat jam. tanda hipovolemia yang berat
4) Kolaborasi dengan ahli 4) Kalori diperlukan px untuk
gizi pemberian diit TKTP proses recovery dan sumber
energi sedangkan protein
bermanfaat untuk mempercepat
proses penyembuhan luka
hecting episiotomy
22
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
1. Pengkajian
Identitas Pasien Kasus 2 Kasus 3
Nama Ny.A Ny. B
Umur 30 tahun 19 Tahun
Agama Islam Islam
Suku/bangsa Jawa Betawi
Pendidikan SMP SMP
Pekerjaan IRT IRT
Alamat Surabaya Surabaya
Status pernikahan Menikah Menikah
Diagnosa Medik Post Partum spontan Post Partum spontan
P1001 usia kehamilan P1001 usia kehamilan
37/38 minggu dengan anemia 37/38 minggu
Anemia dengan Anemia
20
memiliki riwayat penyakit TB 160 cm, TD 120/80
anemia ataupun darah mmHg, nadi 91x/menit,
rendah sebelumnya, akan suhu 36oC, pernapasan 19
tetapi pada saat kehamilan x/menit.
trimester I Ny.A
merasakan pusing dan
mual muntah terus
menerus. Pada saat
pengkajian tanggal 01
april 2020 Ny.A
mengatakan bahwa masih
merasakan pusing dan
badan terasa lemas, Ny.A
juga mengatakan bahwa
nafsu makannya menurun
dan membuatnya merasa
cemas dan sedih jika ia
tidak bisa memberikan
produksi ASI yang baik
untuk anaknya.
21
penyakit jantung lainnya.
Riwayat Menarche : 12 tahun Menarche: umur 11
menstruasi Siklus : Teratur Siklus:teratur ( ) tidak (v )
Lamanya : 2-7 hari Banyaknya: 100cc
Keluhan : tidak ada Lamanya: 6-7 hari
HPHT : 20-06-18 Keluhan: tidak ada.
HPHT: 09 Mei 2018
Riwayat Anak ke-1, jenis kelamin Anak ke-1, jenis kelamin
persalinan laki-laki, persalinan laki-laki, persalinan
spontan, Penolong spontan, Penolong
persalinan bidan, BBL persalinan bidan, BBL
2800 gr, PB 48cm, 2900 gr, PB 48cm,
perdarahan 250cc perdarahan 250cc
Riwayat keluarga Px mengatakan jika tidak Px mengatakan jika tidak
berencana menggunakan KB dan menggunakan KB dan
tidak ada keluhan lain tidak ada keluhan lain
Riwayat Ny.A mengatakan jika Px mengatakan tinggal di
lingkungan rumahnya berada wilayah perumahan ramai
diperumahan yang jauh penduduk, kondisi
dari pabrik, jalan raya dan kebersihan rumah selalu
sungai ataupu gunung dijaga. Lingkungan rumah
yang berpotensi jauh dari industri pabrik
mengalami bencana alam. dan pembuangan limbah
Aspek psikososial Px mengatakan bahwa Kelahiran adalah sebuah
sakit yang dialaminya proses tuhan memberi
sekarang bisa rezeki. Ibu sangat
disembuhkan, Ny.A mengharapkan anaknya.
berharap ingin segera Sikap anggota keluarga
pulih dan dapat merawat terhadap keadaan saat ini
anaknya kembali. Ny.A Keluarga bahagia terhadap
mengatakan jika anaknya anaknya. Px mengatakan
yang terpenting bagi siap menjadi tetapi belum
dirinya. Ny.A mengatakan tau cara pemberian asi, Px
bahwa keluarga mengatakan yang
22
mendukung dan memberi terpenting saat ini adalah
perhatian cukup untuk anaknya.
dirinya
Pola nutrisi Frekuensi makan : 3 Frekwensi makan: 3 x
xsehari sehari
Nafsu makan : menurun Nafsu makan :
Jenis makanan rumah : ( V ) baik, ( ) tidak
saat dirumah pasien makan nafsu
bebas dan bergizi (TKTP). Jenis makanan rumah:
Makanan yang tidak Makanan sehat Makanan
disukai/ alergi/ pantangan : yang tidak disukai/ alergi/
tidak ada pantangan : sayur sayuran
dan ampela.
Pola eliminasi BAK BAK
Frekuensi : 4-5 kali Frekwensi : 7-10 kali
Warna : kuning jernih Warna : keruh
Keluhan : tidak ada Keluhan saat BAK : tidak
ada
BAB BAB
Frekuensi : 1 – 2 kali Frekwensi: 1 kali
Warna : kuning Warna:Kecoklatan
kecoklatan. Bau : khas
Bau : khas veces Konsistensi : Padat
Konsistensi : lembek padat Keluhan ..Tidak ada
Keluhan: tidak ada
Pola personal Ny.A mandi 2-3x/sehari. Mandi
hygiene Frekwensi : 3x /hari
Pola istirahat Lama tidur :6-8jam/hari Lama tidur : 6-8 jam /hari
tidur Kebiasaan sebelum tidur : Kebiasaan sebelum tidur :
sharing bersama suami dan Menyusui anaknya
keluarga sambil menonton Keluhan : tidak ada
TV
Keluhan: tidak ada
Pola aktivitas Ny.A mengatakan jika Aktivitas px selama di RS
23
aktifitas dibantu oleh dibantu oleh keluarga,
keluarga semenjak ia
merasakan pusing dan
lemas setelah melahirkan.
Pola kebiasaan Ny.A mengatakan jika Px mengatakan tidak
tidak pernah memiliki riwayat merokok,
mengkonsumsi alkohol, minuman keras dan
minuman keras ataupun kertergantungan obat
obat-obat terlarang
24
ada keluhan
Hidung Reaksi alergi : tidak ada Reaksi alergi : Tidak alergi
reaksi alergi. Sinus : Tidak ada sinusitis
Sinus : tidak sinusitis.
Lainnya sebutkan : tidak ada
keluhan
Mulut dan Gigi geligi : gigi lengkap dan Gigi geligi: Tidak terdapat
Gigi tidak berlubang, tidak ada karies gigi
gigi palsu. Gigi lengkap
Kesulitan menelan : tidak Kesulitan menelan : .Tidak ada
mengalamkesulitan menelan.
Lainnya sebutkan : tidak ada
keluhan.
Dada dan Mammae : membesar (√) ya Mammae : membesar (v )
Axila ( ) tidak ya ( ) tidak
Areolla mammae : coklat Areolla mammae :
kehitaman, normal Hiperpigmentasi
Papila mammae : ada, bersih Papila mammae : Sejajar,
dan menonjol. Colostrum exverted
: sudah keluar Colostrum : Tidak ada
Pernafasan Jalan nafas : tidak ada Jalan nafas : Paten
sumbatan jalan nafas. Suara nafas . : Vesikular
Suara nafas : tidak ada Menggunakan otot-ototbantu
suara nafas tambahan. pernafasan : Tidak ada
Menggunakan otot-otot
bantu pernafasan : tidak ada
penggunaan otot bantu nafas.
Lainnya sebutkan : tidak ada
keluhan
Sirkulasi Tekanan darah:100/60mmHg Kecepatan denyut apical :
Jantung Kecepatan denyut apical: 91x/menit
80x/mnt Irama : Teratur / Sinus
Irama : reguler Kelainan bunyi jantung : Tidak
Timbul Sakit dada: Ny.R ada
25
mengatakan tidak merasakan Sakit dada : Tidak ada
nyeri dada Timbul .: Tidak ada
Lainnya sebutkan: tidak ada
keluhan.
Abdomen Tidak terdapat distensi Tinggifundus uterus:sepusat
abdomen, tidak ada DRA 7x2 cm
pembasaran hepar. Kontraksi: ya
Bising usus 14x/mnt
Perineum Perineum: Terdapat luka IntegritasVagina:Utuh, tidak
dan Genitalia episiotomi 3 cm edema
Perineum:Tampak adanya
lochea rubra: berwarna rupture
merah segar dan amis Tandainfeksi (REEDA)
R:Rednes : ya
Vesika Urinaria: normal, E:Edema : tidak
tidak ada nyeri tekan . E: Echimosis : tidak
D: Discharge : ya
Lainnya: tidak terdapat odem A:Approximate: baik
dan titik biru pada luka, tidak Lokia : jumlah 200cc
terdapat cairan atau pus warna/jenis merah bau
diluka. jahitan rapat. seperti menstruasi
Hemorrhoid : derajat
Ekstrimitas Turgor kulit: elastis, tidak Turgor kulit : Elastis
turun dan dapat kembali Warna kulit : Sawo matang
seperti semula Edema : Tidak ada
Warna kulit: sawo matang Kontraktur pada persendian
ekstrimitas : tidak ada
Kontraktur pada persendian Tanda Homan : -
ekstrimitas: tidak ada Kesulitan dalam pergerakan:
kelainan tidak ada
26
3. Hasil pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan Kasus 1 Kasus 2
USG
Laboratorium 1. WBC : 8,35 103/L 1.Hemoglobin:8,5g/dl
2. Hb : 7 gr/dL 2. WBC:8,35 3.Eutrophils:61,4
3. HCT : 29,7 %
4.Limfosit:29,35 5.Monosit:7,38
4. Trombosit : 230
5. Albumin : 2,8 6.Basofil:0,64 RBC:5,36 7.Hematokrit:46,7
6. SGOT : 27 8.Albumin;3,5 Urea:14,6 9.Bun:6,8
7. SGPT : 21
Kreatin: 0,46 10.Glukosa sewaktu: 108
8. HbsAg : non-reaktif
9. Ureum : 23,5 mg/dL
10. Creatinin : 0,7 mg/dL
Rontgen -
4. Terapi
Identitas Pasien Obat Dosis
Kasus 1 Asam mafenamat 3x500mg
Amoxillin 3x500mg
Vit C 1x100mg
Solvitron 2x200mg
Tranfusi Darah 3 bag
B. Analisa Masalah
Data Etiologi Masalah
KASUS 1
DS : Penurunan Perfusi perifer tidak
Ny.A mengatakan badan konsentrasi efektif
terasa lemas dan kepala terasa hemoglobin (SDKI, 2017)
pusing
DO :
Px tampak pucat
Konjungtiva anemis
27
akral teraba dingin
CRT >2 detik
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmH
N : 80x/mnt
Hb : 7 g/dL
DS : Faktor risiko : Risiko Syok
Ny.A mengatakan badan perdarahan
terasa lemas
DO :
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmH
N : 80x/mnt
Hb : 7 g/dL
Terdapat luka
Episiotomy 3 cm
Perdarahan 250cc
DS : Kelemahan Intoleransi Aktfitas
(SDKI, 2017)
Ny.R mengatakan badan
terasa lemas dan Pusing. Px
juga mengatakan jika mau
melakukan suatu hal diantu
oleh keluarga
DO :
Px tampak lemas dan
pucat
Tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmH
N : 80x/mnt
Hb : 7g/dL
KASUS 2 Penurunan Perubahan perfusi
28
DS : Klien mengatakan : komponen seluler jaringan
DO :
a) Konjungtiva anemis
180cc
d) TD : 120/80 mmHg
Nadi : 91x/menit
RR : 19xmenit
Suhu : 360C
detik
8,5 g/Dl
DS : Klien mengatakan : Involusi uterus dan Gangguan rasa nyaman
nyeri
‘klien mules pada perutnya Trauma jalan lahir,
29
4, nyeri hilang timbul, durasi
saat duduk.
nifas hari 1
TD : 120/80 mmHg ND : 91
x/menit
c. Kesadaran : komposmentis
saat berjalan
kontraksi baik
DS : Klien mengatakan : Laserasi Episotomi Resiko Infeksi
30
karena ada jahitan”
DO : a) Keadaan luka di
perineum kering
diperineum
C. Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
Kasus 1
Perfusi Perifer Tidak 1. monitor tanda tanda Dx I
31
membaik (CRT <2 dapat berisitirahat
oksigen yang
diangkut
berkurang
5. sebagai medikasi
utama untuk
meningkatkan Hb
32
Defisit Nutrisi b/d Dx II
pemulihan
33
mulut juga dapat
berpengaruh
ketika seseorang
hendak makan
6. sebagai acuan
dalam peningkatan
nutrisi pasien
7. suplemen yang
diberikan agar
pasien bertambah
selera ketika
makan
8. untuk mengurasi
perasan mual
ketika sedang
makan
Setelah dilakukan 1. Monitor tanda tanda Dx IV
34
menurun makanan dibutuhkan pasien
menurun mengidentifikasi
4. Pemeberian
tranfusi sebagai
medikasi yang
tepat untuk
mengembalikan
banyak keluar
akibat perdarahan
35
24 jam diharapkan gangguan memori, keluhan nyeri dada,
hangat
normal TD : 120/80
mmHg N : 80 – 100
x/menit RR : 12 – 20
X/menit Suhu : 36 –
37,5oC
c. membrane mukosa
merah muda
Diag 2
dan Trauma jalan lahir, intensitas dan skala nyeri) durasi, intensitas, dan
36
kepada Ny. B selama 3 x hari baik
12.00
Diag 3
37
a. Nadi 80 – 100 x/menit nyeri tekan berlebihan nutrisi pasien yang
REEDA protein
38
D. Tindakan keperawatan
6. Memonitor hasil laboratorium Hb 09.30 perdarahan yang masih 09.30 perdarahan yang masih
10.30 timbul timbul
dan HCT
7. Membantu pasien untuk oral 6. Memonitor hasil 7. Memonitor hasil
hygiene sebelum dan sesudah laboratorium Hb dan HCT laboratorium Hb dan
10.45
makan 10.00 7. Membantu pasien untuk 10.00 HCT
11.00 8. Mengidentifikasi kemampuan oral hygiene sebelum dan 8. Membantu pasien
makan px dan makanan yang sesudah makan untuk oral hygiene
11.00 disukai pasien 8. Mengidentifikasi sebelum dan sesudah
9. Mengobservasi mual dan muntah kemampuan makan px makan
px dan makanan yang disukai 9. Mengidentifikasi
11.30
12.00 10. Memberikan posisi yang nyaman 10.30 pasien 10.30 kemampuan makan px
pada pasien (semi fowler) 9. Mengobservasi mual dan dan makanan yang
13.30
11. Mengedukasi Ny.R untuk 11.00 muntah px 11.00 disukai pasien
istirahat yang cukup 10. Memberikan posisi yang 10. Mengobservasi mual
11.30 11.30
12. Pemberian obat : nyaman pada pasien (semi dan muntah px
Asmef 500mg fowler) 11. Memberikan posisi
Amoxilin 500mg 11. Mengedukasi Ny.R untuk yang nyaman pada
13. Pemberian transfusi darah kolf II 11.30 istirahat yang cukup 11.30 pasien (semi fowler)
14. Melakukan kolaborasi pemberian 12. Pemberian obat : 12. Mengedukasi Ny.R
12.00 12.00
diit TKTP Asmef 500mg untuk istirahat yang
15. Timbang terima dengan dinas Amoxilin 500mg cukup.
siang 12.30 13. Pemberian transfusi darah 12.30 13. Pemberian obat :
kolf II Asmef 500mg
13.30 13.30
SOAP Amoxilin 500mg
Dx I : Risiko Syok 14. Melakukan kolaborasi
S : Ny.R mengatakan masih terasa pemberian diit TKTP
lemas dan pusing SOAP 15. Timbang terima
Dx I : Risiko Syok dengan dinas siang.
S : Ny.R mengatakan badan
O: masih terasa lemas SOAP
Observasi TTV O: Dx I : Risiko Syok
TD = 100/60 mmHg Observasi TTV S : Ny.R mengatakan
N = 72x/menit TD = 110/70 mmHg lemas dan pusing sudah
RR = 20x/menit N = 82x/menit berkurang
S = 3,70C RR = 20x/menit O:
3.2.5 Evaluasi
Pada saat dilakukan evaluasi risiko syok ditandai dengan faktor risiko
kehilangan volume cairan (perdarahan) tinjauan kasus Ny.A dan Ny.B masih
mengatakan badan lemas dan pusing pasca persalinan dan hari kedua keluhan
mulai berkurang, dan saat hari ketiga dilakukan tindakan keperawatan klien
mengatakan lemas dan pusing mulai berkurang. Berdasarkan tinjauan kasus
kondisi vital sign Ny.A dan Ny.B mengalami perbaikan tekanan darah sistole
>90mmHg.
Pada diagnosa kedua perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan konsentrasi Hemoglobin saat dilakukan tindakan keperawatan
kolaborasi pemberian transfusi darah dapat meningkatkan kadar Hb sebanyak 1-
2gr/dL pada Ny.Adan Ny.B. Hal ini sesuai dengan (Indayanie & Rachmawati,
2015) pada pemberian transfusi darah untuk menaikkan tingkat Hb sebanyak 1
gr/dL diperlukan PRC 4 mL/ kgBB atau satu (1) unit dapat menaikkan kadar
hematokrit 3–%. Zat tersebut diberikan selama dua (2) sampai empat (4) jam
dengan kecepatan antara 1–2 mL/menit, dengan golongan darah ABO dan Rh
yang diketahui.
Pada diagnosa ketiga intoleran aktifitas berhubungan dengan kelemahan
berdasarkan tinjauan kasus ketiga pasien Ny.A dan Ny.B mengatakan badan
terasa lemas, kegiatan masih dibantu keluarga dan sebagian besar dilakukan diatas
tempat tidur. Hal ini terjadi ketiga klien masih dalam kondisi post partum dengan
komplikasi anemia. Anemia mengakibatkan kadar Hb dalam darah berada
dibawah nilai normal, sedangkan fungsi Hb sebagai transport oksigen dan nutrisi
sangat penting. Dampak anemia yang paling jelas terlihat adalah menurunnya
kemampuan berfikir (konsentrasi dan kecerdasan berkurang) dan terganggunya
aktifitas fisik karena kondisi badan yang mudah lelah. Selain itu, anemia gizi
dapat mengganggu respons sistem kekebalan, terutama sel limfosit-T, sehingga
mempermudah terserang penyakit infeksi (Pramodya, Rahfiludin, & Fatimah,
2015).
BAB 4
Amallia, S., Afriyani, R., & Utami, S. P. (2017). Faktor Risiko Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil di Rumah Sakit BARI Palembang, 3(3), 389–395.
Husna, A. A. (2019). Studi Kasus Anemi Pada Ibu Hamil dengan Pendekatan
Nutrition Care Process (NCP) di Wilayah Puskesmas Salewangeng
Kabupaten Wajo. Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.
Indayanie, N., & Rachmawati, B. (2015). Packed Red Cell dengan Delta Hb dan
Jumlah Eritrosit Anemia Penyakit Kronis, 21(3).
Irma, K. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas dengan Anemia Berat.
Tasikmalaya.
Manuaba. (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Pramodya, J., Rahfiludin, Z., & Fatimah, S. (2015). Perbedaan Aktivitas Fisik,
Kadar Hb, dan Kesegaran Jasmani (Studi Pada Siswi KEK dan Tidak KEK
di SMAN 1 Grogol Kabupaten Kediri). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(3).
Rodiani, & Bernolian. (2016). Transfusi Darah dalam Post Partum Haemorrhage
(PPH).
Saleha. (2014). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.