Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PATOLOGI PADA IBU


G1P0000Ab000 UK 10-12 MINGGU DENGAN ABORTUS
INCOMPLETE DI RUANG NIFAS RSUD BANGIL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Profesi Bidan


Periode 14 Desember 2015- 6 Februari 2015

Oleh :
Putu Intan Hartaningrum
NIM. 150070500111013

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.


Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung
dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008). Kehamilan sebagai
keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu
dan janin. Tenaga kesehatan harus dapat mengenal perubahan yang mungkin
terjadi sehingga kelainan yang ada dapat dikenal lebih dini. Misalnya perubahan
yang terjadi adalah edema tungkai bawah pada trimester terakhir dapat merupakan
fisiologis. Namun bila disertai edema ditubuh bagian atas seperti muka dan lengan
terutama bila diikuti peningkatan tekanan darah dicurigai adanya pre eklamsi.
Perdarahan pada trimester pertama dapat merupakan fisiologis dengan adanya
tanda Hartman yaitu akibat proses nidasi blastosis ke endometrium yang
menyebabkan permukaan perdarahan berlangsung sebentar, sedikit dan tidak
membahayakan kehamilan tetapi dapat merupakan hal patologis yaitu abortus,
kehamilan ektopik atau mola hidatidosa (Mansjor, dkk, 2001).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan di seluruh dunia


lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Di Indonesia
menurut Survai Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, angka
kematian ibu masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup. Prioritas
penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%),
infeksi (11%), abortus (5%) dan partus lama (5%). Pendarahan menempati
persentase tertinggi penyebab kematian ibu, anemia dan kekurangan energi kronis
(KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi
(Profil Kesehatan Indonesia, 2008).

Abortus merupakan kejadian yang paling sering dijumpai pada kehamilan.


Prevalensi abortus sekitar 10-15 % dari semua tanda klinis kehamilan yang
dikenali, tapi secara empiris estimasi dan prevalensi masih bervariasi dari yang
terendah 2-3% sampai yang tinggi sekitar 30%. Tiga penyebab klasik kematian
ibu di dunia ini disebabkan oleh 3 faktor yaitu keracunan kehamilan,
perdarahan,dan infeksi sedangkan penyebab ke empat yaitu abortus.

World Health Organization (WHO) melaporkan setiap tahun 42 juta


wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan yang menyebabkan tingginya
kejadian abortus, terdiri dari 20 juta merupakan unsafe abortion dan paling sering
terjadi pada negara-negara dimana abortus itu illegal.

Kehamilan risiko adalah kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi


keadaan ibu dan janin. Dengan demikian, untuk menghadapi kehamilan risiko
harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif
sampai dengan waktunya harus diambil sikap tegas dan cepat untuk dapat
menyelamatkan ibu dan bayinya (Manuaba, 2007).

Penyebab dari kejadian kehamilan risiko pada ibu hamil adalah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial
ekonomi dan pendidikan yang rendah. Dengan adanya pengetahuan ibu tentang
tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya untuk
memeriksakan kehamilan secara rutin. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan
kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan
diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya
komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Selain
itu, ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang tanda kehamilan risiko baik
melalui tenaga kesehatan terutama bidan, petugas Posyandu, media massa
(televisi, koran, dll), sehingga dapat mengenal risiko kehamilan dan mengunjugi
bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan asuhan antenatal (Maulana,
2008).

Kasus kehamilan risiko banyak ditemukan di masyarakat, tetapi tenaga


kesehatan tidak bisa menemukannya satu persatu, karena itu peran serta bidan
sangat dibutuhkan dalam mendeteksi ibu hamil risiko. Salah satu tindakan bidan
yaitu melalui promosi kesehatan dan pencegahan risiko, seperti pemberian
suplemen nutrisi, zat besi, imunisasi tetanus toksoid dan pemberian konseling
tentang tanda bahaya kehamilan, dan keluarga berencana. Mendeteksi dan
melakukan penatalaksanaan penyakit hipertensi dan diabetes mellitus
(Muslihatun, 2009).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan (manajemen 7 langkah Varney) yang tepat pada Ibu
dengan abortus incomplete.
1.2.2 Tujuan Khusus
1 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian baik data subyektif
maupun obyektif pada ibu dengan abortus incomplete
2 Mahasiswa mampu melakukan interpretasi data dasar (diagnosa,
masalah, kebutuhan) pada ibu dengan abortus incomplete
3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
pada ibu dengan abortus incomplete
4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada ibu
dengan abortus incomplete
5 Mahasiswa mampu melakukan intervensi/ rencana asuhan sesuai
standar untuk dengan abortus incomplete
6 Mahasiswa mampu melakukan implementasi dari rencana asuhan
yang sudah dibuat pada ibu dengan abortus incomplete
7 Mahasiswa mampu menilai kembali/ mengevaluasi tindakan yang
telah diberikan pada ibu dengan abortus incomplete

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Bagi Penulis
Merupakan pengalaman belajar dalam melaksanakan praktek kebidanan
khususnya asuhan kebidanan pada Ibu abortus imminens.
1.3.2 Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai upaya meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang optimal berupa pemantauan,
memberikan informasi serta pelayanan yang tepat dan adekuat dalam
memberikan asuhan kebidanan, khususnya pada Ibu abortus incomplete
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
a. Bagi Puskesmas
Sebagai referensi untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan khususnya pada Ibu abortus incomplete
b. Bagi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada Ibu
abortus incomplete
1.4 Ruang Lingkup
Memberikan asuhan kebidanan pada Ibu Abortus incomplete.
1.5 Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini meliputi uraian mengenai latar belakang, tujuan,
manfaat, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Bab ini berisi tentang uraian teori-teori yang berhubungan dengan
Abortus, yang dapat mendukung dan membantu dalam pembahasan
kasus ini.
Bab III Kerangka Konsep Asuhan
Bab ini berisi pola pikir dalam melakukan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan kasus dikorelasikan dengan tinjauan teori yang sudah
didapatkan.
Bab IV Tinjauan Kasus
Bab ini berisi data-data dan keseluruhan manajemen asuhan
kebidanan melingkupi 7 langkah Varney yang meliputi pengkajian,
interpretasi data, diagnosa potensial, rencana tindakan,
implementasi dan evaluasi.
Bab IV Pembahasan
Bab ini menguraikan apa saja hasil pembuatan kasus yang
mencakup semua aspek yang terkait dengan teori kasus, SOP
Rumah Sakit, evidence based practice. Dan membahas tentang
keterkaitan antar faktor dari data yang diperoleh dikorelasikan
dengan tinjauan teori yang didapatkan.
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjabarkan tentang
jawaban dari tujuan penulisan.

Anda mungkin juga menyukai