Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Rn” G1P00000 UK 12 MINGGU DENGAN


KEHAMILAN NORMAL JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN DI PUSKESMAS
WAJAK KABUPATEN MALANG

Disusun untuk memenuhi tugas praktik pendidikan profesi bidan


Dosen Pembimbing Klinik : Yulia Silvani, S.Keb,Bd.,M.Keb.

Oleh:
PURWARANI FEBRIA DAMAYANTI
200070500111008

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “Rn” G1P00000 UK 12 MINGGU DENGAN


KEHAMILAN NORMAL JANIN TUNGGAL HIDUP INTRAUTERIN DI PUSKESMAS
WAJAK KABUPATEN MALANG

Oleh:
Purwarani Febria Damayanti 200070500111008

Telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh dosen pembimbing klinik dan perseptor
lahan di Puskesmas Wajak
Pada……………….2020

Dosen Pembimbing Klinik


Program Pendidikan Profesi Bidan Preseptor Lahan
FKUB

Yulia Silvani, S.Keb,Bd.,M.Keb.


NIP. 2012088707042001

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Sempurna yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ny “Rn”
G1P00000 UK 12 Minggu dengan Kehamilan Normal Janin Tunggal Hidup
Intrauterin di Puskesmas Wajak Kabupaten Malang”. Laporan Pendahuluan ini
merupakan tugas dalam rangkaian Pendidikan Profesi Bidan, Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis didukung oleh:
1. Dr. dr. Wisnu Barlianto., MsiMed., Sp.A (K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya
2. dr. Yahya Irwanto., Sp.Og (K) selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. dr. Ni Luh Putu Herli Mastuti., Sp.A., M.Biomed selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan
4. Fatmawati, S.ST.,M.Keb., selaku koordinator Pendidikan Profesi Bidan
5. Yulia Silvani, S.Keb,Bd.,M.Keb. selaku Dosen Pembimbing Klinik Program
Profesi Bidan FKUB yang memberikan bimbingan serta dukungan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan penyelesaian laporan pendahuluan ini.

Malang, September 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin yang berlangsung selama 280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu trimester pertama mulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua mulai dari bulan keempat sampai 6 bulan,
trimester ketiga mulai dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2009). Pada
umumnya, sebagian besar wanita yang sedang hamil akan mengalami banyak
perubahan, salah satunya mengalami pembatasan gerak tubuh dalam beraktivitas
(Winkjosastro, 2009).
Pada awal masa kehamilan, akan terjadi perubahan dalam tubuh ibu baik
secara fisik maupun psikologis. Perubahan tersebut mengakibatkan ibu merasakan
ketidaknyamanan. Ibu mengalami morning nausea (mual) dan vomoting (muntah),
perut begah, konstipasi, pusing dan mudah lelah (Khairoh, 2014). Selain
ketidaknyamanan, Kementrian Kesehatan Indonesia memperkirakan 20% kehamilan
akan mengalami komplikasi. Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi
sebagian besar komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila: 1) ibu segera mencari
pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur
penanganan yang sesuai, 3) tenaga kesehatan mampu melakukan identifikasi dini
komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi, tenaga kesehatan dapat memberikan
pertolongan pertama dan melakukan tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan
rujukan; 5) proses rujukan efektif; 6)pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna
(Kemenkes RI, 2013).
Bidan berperan dalam penurunan tingkat ketidaknyamanan dan komplikasi
dalam kehamilan salah satunya dengan melakukan pelayanan antenatal care (ANC).
Pelayanan antenatal care adalah pelayanan yang dilakukan tenaga kesehatan pada
ibu hamil yang bertujuan untuk mencegah risiko yang tidak diinginkan selama
kehamilan. Pelayanan antenatal care dilakukan sekurang-kurangnya 4 kali selama
masa kehamilan, yaitu yang dilakukan: 1 (Satu) kali pada trimester pertama (K1), 1
(Satu) kali pada trimester kedua (K2), 2 (Dua) kali pada trimester ketiga (K3), dan
status antenatal care lengkap (K4) apabila Ibu melakukan kunjungan lengkap mulai
dari kunjungan K1-K3 (Syafrudin dan Hamidah, 2009).
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil Kunjungan 1 (K1) telah memenuhi
target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan yakni sebesar 95%,
dimana jumlah capaian K1 95,75%. Kunjungan lengkap (K4) pada tahun 2015 belum
memenuhi target Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Kesehatan yakni sebesar
95%, dimana jumlah capaian K4 adalah 86,70% (Kemenkes RI, 2015). Meskipun
demikian cakupan K1 dan K4 secara umum cenderung mengalami kenaikan
dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan
komprehensif pada ibu hamil, Ny. “Rn” G1P00000 UK 12 Minggu dengan Kehamilan
Normal Janin Tunggal Hidup Intrauterin di Puskesmas Wajak Kabupaten Malang.
1.2 TujuanPenulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan pada
Ibu dengan kehamilan normal TM I secara komprehensif dengan pendekatan
7 langkah varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada asuhan
kebidanan kehamilan normal TM I.
2. Mampu melakukan interpretasi data pada asuhan kebidanan kehamilan
normal TM I.
3. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial yang mungkin
timbul pada asuhan kebidanan kehamilan normal TM I.
4. Mampu mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera pada asuhan kebidanan kehamilan normal TM I.
5. Mampu memutuskan pemberian rencana tindakan komprehensif pada
asuhan kebidanan kehamilan normal TM I.
6. Mampu melakukan tindakan asuhan kebidanan pada kehamilan normal TM I.
7. Mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan pada kehamilan
normal TM I.
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Penulis
Merupakan pengalaman belajar dalam melaksanakan praktek kebidanan
khususnya asuhan kebidanan komprehensif pada kasus Ibu hamil trimester I
serta memberikan informasi mengenai aplikasi asuhan kebidanan
komprehensif berdasarkan 7 langkah Varney.
1.3.2 Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi bidan sebagai upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang optimal berupa pemantauan, memberikan informasi
serta pelayanan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan
komprehensif pada Ibu hamil trimester I.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan agar Puskesmas dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan
dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif khususnya pada Ibu
hamil trimester I,
2. Bagi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan atau referensi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada kasus Ibu
hamil trimester I.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam laporan ini yaitu memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ibu hamil trimester I.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan, manfaat,
ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori yang digunakan penulis untuk
mengembangkan teori asuhan kebidanan komprehensif pada Ibu hamil
trimester I yang berisi tentang konsep dasar kehamilan, perubahan
fisiologis, anatomis dan psikis, ketidaknyamanan dan cara mengatasi,
komplikasi pada kehamilan serta konsep pelayanan antenatal care
(ANC).
BAB 3 KERANGKA KONSEP ASUHAN
Bab ini berisi pola pikir dalam melakukan asuhan kebidanan yang
sesuai dengan kasus dikorelasikan dengan tinjauan teori yang sudah
didapatkan.
BAB 4 TINJAUAN KASUS
Bab ini berisi data-data dan keseluruhan manajemen asuhan
kebidanan melingkupi 7 langkah Varney yang meliputi pengkajian,
interpretasi data, identifikasi masalah/diagnosa potensial, identifikasi
kebutuhan segera, rencana tindakan, implementasi dan evaluasi.
BAB 5 PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan apa saja hasil pembuatan kasus yang mencakup
semua aspek yang terkait dengan teori kasus, SOP Rumah Sakit,
evidence based practice. Dan membahas tentang keterkaitan antar
faktor dari data yang diperoleh dikorelasikan dengan tinjauan teori yang
didapatkan pada asuhan kebidanan komprehensif Ibu hamil trimester I.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang menjabarkan tentang
jawaban dari tujuan penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi hingga kelahiran bayi,
lama kehamilan dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi adalah 40 minggu.
Menurut Tresnawati (2012 dalam Diana, 2017), masa kehamilan adalah masa
yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin yang berlangsung selama
280 hari (40 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, trimester pertama berlangsung
hingga usia kehamilan 12 minggu, trimester kedua berlangsung pada usia
kehamilan 13-27 minggu, trimester ketiga berlangsung pada usia kehamilan
28-40 minggu (Prawirohardjo, 2009) Kehamilan trimester 3 adalah
pertumbuhan dan perkembangan janin periode 3 bulan pertama setelah
fertilisasi yang dimulai pada minggu ke-0 sampai minggu ke-12 (Manuaba,
2010). Adaptasi kehamilan trimester 3 mempengaruhi tubuh ibu dan
menimbulkan perubahan anatomi, fisiologi dan psikologi.
2.1.2 Etiologi Kehamilan
A. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang
mengandung ovum dibuahi oleh sperma atau terjadi penyatuan ovum
dan sperma. Penetrasi zona pelusida memungkinkan terjadinya kontak
antara spermatozoa dan membran oosit. Membran sel germinal segera
berfusi dan sel sperma berhenti bergerak. Tiga peristiwa penting terjadi
dalam oosit akibat peningkatan kadar kalsium intraseluler yang terjadi
pada oositsaat terjadi fusi antara membran sperma dan sel telur.
Ketiga peristiwa tersebut adalah blok primer terhadap polispermia,
reaksi kortikal dan blok sekunder terhadap polispermia. Setelah masuk
kedalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma
sel telur dan membran inti (nukleus) sperma pecah. Pronukleus laki-
laki dan perempuan terbentuk (zigot). Sekitar 24 jam setelah fertilisasi,
kromosom memisahkan diri dan pembelahan sel pertama terjadi
(Heffner, 2008).

Gambar 2.1 Fertilisasi


B. Nidasi
Umumnya nidasi terjadi di dinding depat atau belakang uterus,
dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjdi, barulah dapat disebut
adanya kehamilan. Bila nidasi telah terjadi, mulailah terjadi diferensiasi
zigot menjadi morula kemudian blastula (Sukarni dan Wahyu, 2013).
Blastula akan membelah menjadi glastula dan akhirnya menjadi embrio
sampai menjadi janin yang sempurna di trimester ketiga (Saiffullah,
2015).

Gambar 2.2 Nidasi


2.1.3 Tanda Gejala Kehamilan
a. Tanda pasti kehamilan
1) Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-
bagian janin.
2) Denyut jantung janin
a) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
b) Dicatat dan didengar alat Doppler.
c) Dicatat dengan feto elektrokardiogram.
d) Dilihat pada ultrasonografi (USG).
3) Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen
b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
1) Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama
haid terakhir (HPHT) dan taksiran tanggal persalinan (TTP)
yang dihitung menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (Hari +
7) dan (bulan + 3).
2) Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan
hingga akhir triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari,
maka disebut morning sickness.
3) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu
bau-bauan.
4) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan
padat bisa pingsan.
5) Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan
kemudian nafsu makan timbul kembali.
6) Fatigue
7) Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri
disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomery
terlihat membesar.
8) Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh
rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan
kedua kehamilan.
9) Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid.
10) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta, dijumpai di muka (Chloasma gravidarum), areola
payudara, leher dan dinding perut (linea nigra=grisea).
11) Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
12) Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya
dijumpai pada triwulan akhir.
c. Tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar.
2) Uterus membesar.
3) Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya
uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang
lain.
4) Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina
menjadi kebiru-biruan.
5) Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus
karena embrio biasanya terletak disebelah atas, dengan
bimanual akan terasa benjolan yang asimetris.
6) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang
(braxton hicks).
7) Teraba ballotement.
8) Reaksi kehamilan positif.
2.1.4 Perubahan Anatomi Fisiologi Kehamilan Trimester 1
Perubahan fisiologi kehamilan trimester 1 yang terjadi pada beberapa
organ adalah sebagai berikut :
 Vagina dan Vulva
Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat peningkatan
pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin
merah dan kebiru-biruan disebut Tanda Chadwicks. Vagina membiru
karena pelebaran pembuluh darah, PH 3,5-6 merupakan akibat
meningkatnya produksi asam laktat karena kerja laktobaci achidophilus
(Kusmiyati dkk, 2009).
 Serviks Uteri
Pada kehamilan, serviks uteri mengalami perubahan karena
hormon estrogen meningkat dan dengan adanya hipervaskularisasi
serta meningkatnya suplai darah maka kontensitas menjadi lunak dan
warnanya lebih biru yang disebut tanda Goodell. Perubahan serviks
terutama terdiri atas jaringan fibrosa. Glandula cervikalis
mensekresikan lebih banyak mucus dan plak yang akan menutupi
kanalis cervikalis. Fungsi utama dari plak mukus ini adalah untuk
menutup kanalis cervikalis dan untuk memperkecil resiko infeksi genital
yang meluas ke atas. (Kusmiyati dkk, 2009).
 Ovarium
Pada kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada umur kehamilan 16 minggu. Korpus luteum
graviditas berdiameter kira-kira 3 cm lalu mengecil setelah plasenta
terbentuk. (Manuaba, 2010)
 Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah
pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang kadarnya
meningkat. Uterus meningkat dari ukuran sebelum hamil sebesar 5
-10 cm menjadi 25-36 cm. ukuran uterus meningkat hingga 5-6 kali
lipat, kapasistasnya meningkat 3000-4000 kali lipat dan beratnya
meningkat 20 kali lipat pada akhir kehamilan (Kisner, et al., 2017).
Uterus yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertropi
dan hiperplasia, sehingga beratnya 1000 gram, dengan panjang ±
20 cm dan tebal dinding ± 2,5 cm saat akhir kehamilan. (Kusmiyati
dkk, 2009).
Berikut adalah tinggi fundus uteri :

Gambar 2.3 Tinggi Fundus Uteri


 Payudara/Mammae
Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon
somatomammotropin,estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Pada kehamilan akan terbentuk lemak
sehingga mammae menjadi lebih besar. Pada kehamilan 12 minggu
keatas dari puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih
disebut colostrum. Perubahan pada payudara disebabkan oleh kadar
estrogen, progesteron, laktogen plasental, dan prolaktin. Stimulasi
hormonal menimbulkan proliferasi 5 jaringan, dilatasi pembuluh darah
dan perubahan sekretorik pada payudara. Sedikit pembesaran
payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami
khususnya oleh primigravida pada kehamilan minggu ke- 4. (Kusmiyati
dkk, 2009).
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI
yaitu:
1) Estrogen, berfungsi :
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara.
b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam
sehingga
payudara tampak makin membesar.
c) Tekanan serta saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
2) Progesteron, berfungsi :
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
b) Meningkatkan jumlah sel asinus.
3) Somatomammotropin, berfungsi :
a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein,
b) Laktalbumin, dan laktoglaobulin.
c) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara.
d) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan
(Manuaba, 2010).
 Sistem Endokrin
Perubahan besar pada sistem endokrin yang penting terjadi
untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal janin dan
pemulihan pascapartum (nifas). Selama minggu-minggu pertama,
korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan
progesteron. Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan fetus, pertumbuhan payudara, retensi air dan natrium
serta pelepasan hormon hipofise. Progesteron mempengaruhi tubuh
ibu melalui relaksasi otot polos, relaksasi jaringan ikat, kenaikan
suhu, pengembangan duktus laktiferus dan alveoli serta perubahan
sekretorik dalam payudara. (Kusmiyati dkk, 2009).
 Traktus Uranius / Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada ibu hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering
buang air kecil. Desakan tersebut dapat menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh. (Manuaba, 2010). Pada bulan-bulan pertama
kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai membesar,
sehingga timbul sering kencing (berkemih). Frekuensi berkemih yang
meningkat juga akibat peningkatan aliran ginjal sampai 80%. Keadaan
ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar
dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai
turun 6 kebawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan
timbul lagi karena kandung kemih mulai tertekan kembali. Disamping
sering kencing, terdapat pula poliuria. Poliuria disebabkan oleh adanya
peningkatan sirkulasi darah diginjal, sehingga filtrasi di glumerulus juga
meningkat sampai 69 %.
 Tratus Digestivus / Pencernaan
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual
(nausea) atau muntah (vomitus) yang terjadi pada saat bangun tidur.
Penyebabnya secara pasti tidak diketahui namun kemungkinan besar
akibat reaksi terhadap peningkatan hormon HCG. Karena pengaruh
estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat yang dapat
menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), lambung
terasa panas, mual/muntah.
 Sistem Kekebalan
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh,
kadar Immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah. (Kusmiyati dkk,
2009).
 Sistem Integument
Timbulnya kloasma gravidarum merupakan keluhan yang sering
terjadi sejak akhir bulan kedua. Perubahan pigmen tersebut akibat
melanocyt 9 stimulating hormone (MSH) yang merupakan
perangsangan estrogen dan progesterone. Hiperpigmentasi ini terjadi
pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae, papilla
mammae, linea nigra, chloasma gravidarum.
2.1.5 Perubahan Psikologi Kehamilan Trimester 1
a. Segera setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen
dalam tubuh akan meningkat sehingga menyebabkan timbulnya rasa
mual dan muntah, pada pagi hari lelah, lemah, dan membesarnya
payudara, pada saat ini ibu baru merasakan dirinya tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya, kadang seorang ibu merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan oleh karena itu
sering kali pada kehamilannya ibu berharap tidak hamil.
b. Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anaknya.
c. Mencari tanda-tanda yang lebih meyakinkan bahwa dirinya memang
hamil.
d. Bertambahnya berat badan selama trimester I.
e. Hubungan seks biasanya mengalami penurunan libido selama
trimester I, yang dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran
payudara, keprihatinan dan kekhawatiran (normal).
f. Reaksi pria (suami) timbul kebanggaan atas kemampuannya
mempunyai keturunan.
2.1.6 Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester I dan Cara Menangani
Tabel 2.1 Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester I dan Cara Menangani

No Jenis Cara Mengatasi


Ketidaknyamanan
1 Mual Muntah - Mengatur pola makan sedikit
tapi sering
- Menghindari stress
- Meminum air jahe
- Menghindari kopi, alcohol dan
tembakau
2 Hipersaliva - Mengkonsumsi vit.B6
1,5mg/hari
- Menyikat gigi
- Berkumur
- Menghisap permen yang
mengandung mint
3 Pusing - Istirahat dan tidur serta
menghilangkan stress
- Mengurangi aktifitas
4 Mudah lelah - Melakukan pemeriksaan kadar
besi
- Menganjurkan ibu untuk
istirahat siang hari
- Menganjurkan ibu untuk lebih
banyak minum air putih
- Menganjurkan ibu untuk
olahraga ringan
- Mengonsumsi makanan
seimbang
5 Peningkatan frekuensi - Menganjurkan ibu untuk
berkemih berlatih kegel
- Buang air kecil secara teratur
- Menghindari pemakaian celana
ketat
6 Konstipasi - Konsumsi makanan berserat
- Terapi farmakologi laxative
oleh dokter kandungan
7 Heartburn - Menghindari makanan tengah
malam
- Menghindari makan porsi besar
- Memposisikan kepala lebih
tinggi pada saat telentang
- Tidak mengkonsumsi rokok
dan alkohol
Sumber : (Prawirohardjo, 2010).
2.1.7 Tanda Bahaya Kehamilan
a. Perdarahan pervaginam
Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
perdarahan sedikit (spotting) disekitar waktu pertama haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (tanda Hartman) dan itu
normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan
ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh (erosi). Perdarahan
semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda infeksi yang
tidak membahayakan nyawa ibu hamil dan janinnya. Perdarahan
masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Perdarahan pada awal masa kehamilan
Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22
minggu. Perdarahan akan dikatakan tidak normal bila ada tanda-
tanda :
a) Keluar darah merah
b) Perdarahan yang banyak
c) Perdarahan dengan nyeri
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya abortus,
kehamilan ektopik atau kehamilan mola.
2) Perdarahan pada masa kehamilan lanjut
b. Mual Muntah Berlebihan
Mual (Nausea) dan muntah (vomiting) dapat terjadi pada 50%
kasus ibu hamil. Mual bisa terjadi pada pagi hari, gejala ini bisa terjadi
pada usia kehamilan 6-12 minggu. Perasaan mual ini karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Muntah
yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur 20 minggu, dengan
keluhan muntah yang kadang begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan kembali sehingga dapat
mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-
hari, berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin
bahkan seperti gejala apendisitis, pielititis dan sebagainya.
(Prawirohardjo, 2010)
c. Sakit kepala hebat
d. Nyeri perut hebat
Nyeri abdomen yang menunjukkan suatu masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah nyeri perut hebat, menetap, dan
tidak hilang setelah istirahat. Jika hal ini terjadi, bisa berarti apendisitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan
preterm, gastritis, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau
infeksi lain. (Hidayati, 2009).
e. Demam tinggi
Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38°C dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. (Prawirohardjo, 2010).
2.1.8 Kebutuhan Ibu Hamil
a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi
pusat pernafasan, CO2 menurun dan O2 yang meningkat akan
bermanfaat bagi janin. (Kusmiyati dkk, 2009).
b. Nutrisi
Pada trimester I (0-12 minggu) umumnya nafsu makan ibu akan
berkurang, sering timbul rasa mual dan muntah. Sehingga Ibu disarankan
untuk makan dalam porsi sedikit namun sering dengan makanan yang
tinggi energi.
Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal.
Kemudian sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat
sampai akhir kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan
untuk pemekaran jaringan ibu seperti penambahan volume darah,
pertumbuhan uterus, dan payudara, serta penumpukan lemak. Selama
trimester III energi tambahan digunakan untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.
Karena banyaknya perbedaan kebutuhan energi selama hamil,
maka WHO menganjurkan jumlah tambahan sebesar 150 Kkal sehari
pada trimester I, 350 Kkal sehari pada trimester II dan III. Di Kanada,
penambahan untuk trimester I sebesar 100 Kkal dan 300 Kkal untuk
trimester II dan III. Sementara di Indonesia berdasarkan Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal
perhari selama kehamilan. Angka ini tentunya tidak termasuk
penambahan akibat perubahan temperatur ruangan, kegiatan fisik, dan
pertumbuhan. Patokan ini berlaku bagi mereka yang tidak merubah
kegiatan fisik selama hamil.
Sama halnya dengan energi, kebutuhan wanita hamil akan protein
juga meningkat, bahkan mencapai 68 % dari sebelum hamil. Jumlah
protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan
sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.
Di Indonesia melalui Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun
1998 menganjurkan penambahan protein 12 g/hari selama kehamilan.
Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100
g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari
(gravida mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg
BB/hari (di bawah 15 tahun).
Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3
bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak,
ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan
(nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian.
Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan
kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira
300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat
meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang
ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk
keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Berdasarkan
Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi Tahun 1998, seorang ibu hamil
perlu tambahan zat gizi ratarata 20 mg perhari. Sedangkan kebutuhan
sebelum hamil atau pada kondisi normal rata-rata 26 mg per hari (umur
20 – 45 tahun) (Andriani, 2016).
c. Personal Hygien
Bagian tubuh yang sangat membutuhkan perawatan kebersihan
adalah daerah genital, karena saat hamil biasanya terjadi pengeluaran
sekret vagina yang berlebih. Selain mandi, mengganti celana dalam
secara rutin minimal dua kali. (Kusmiyati dkk, 2009)
d. Pakaian
Pakaian ibu hamil harus longgor, mudah menyerap keringat, tidak
memakai hak tinggi, dan pakaian selalu kering. Payudara perlu ditopang
dengan BH yang memadai untuk mengurangi rasa tidak enak karena
ukuran payudara yang membesar. (Kusmiyati dkk, 2009)
e. Eliminasi
Keluhan yang dialami adalah konstipasi. Tindakan pencegahan ini
adalah harus mengkonsumsi makanan yang tinggi serat dan banyak
minum air putih. Walaupun ibu hamil sering mengatakan keluhan sering
buang air kecil, tindakan untuk mengurangi asupan cairan tidak
dianjurkan karena akan mengakibatkan dehidrasi (Kusmiyati dkk, 2009).
f. Seksualitas
Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai
akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak
lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila :
1) Terdapat perdarahan pervaginam
2) Terdapat riwayat abortus berulang
3) Abortus/partus prematurus imminens
4) Ketuban pecah
5) Serviks telah membuka
g. Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktifitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan, seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar.
Maka dari itu ibu hamil harus memperhatikan sikap tubuh seperti : duduk,
berdiri, berjalan, tidur, bangun dari berbaring, membungkuk dan
mengangkat.
i. Istirahat
Ibu hamil dianjurkan pada saat tidur khususnya pada waktu hamil itu
harus posisi berbaring miring karena untuk meningkatkan oksigenasi
fetoplasental. Tidur malam hari selama kurang dari 8 jam dan istirahat
dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam (Kusmiyati dkk,
2009).
2.2 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester 1 (Antenatal Care)
2.2.1 Definisi Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal care adalah pelayanan yang dilakukan tenaga
kesehatan pada ibu hamil yang bertujuan untuk mencegah risiko yang tidak
diinginkan selama kehamilan (Abrori, 2017). Menurut Agustini (2013, dalam
Abrori, 2017), standar pelayanan antenatal care mencakup anamnesa,
pemeriksaan fisik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas
indikasi, penyuluhan, konseling, informasi dan edukasi (KIE), motivasi ibu
hamil serta rujukan pada kasus tertentu sesuai indikasi. Menurut Permenkes
No.97 tahun 2014, pelayanan kesehatan komprehensif dan berkualiatas
dilakukan melalui:
 Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan
gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan
cerdas
 Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
 Penyiapan persalinan yang bersih dan aman
 Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi dan
gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat dan
cerdas
 Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan
 Penyiapan persalinan yang bersih dan aman
Pelayanan antenatal care dilakukan sekurang-kurangnya 4 kali selama
masa kehamilan yang dilakukan:
a. 1 (Satu) kali pada trimester pertama
b. 1 (Satu) kali pada trimester kedua
c. 2 (Dua) kali pada trimester ketiga
Pelayanan antenatal terpadu yang dilakukan pada ibu hamil melalui:

a. Pemberian pelayanan dan konseling kesehatan termasuk stimulasi


dan gizi agar kehamilan berlangsung sehat dan janinnya lahir sehat
dan cerdas.

b. Deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan.

c. Persiapan persalinan yang bersih dan aman.

d. Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan


jika terjadi penyulit/komplikasi.
d. Penatalaksanaan kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu
bila diperlukan.
e. Melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarganya dalam menjaga
kesehatan dan gizi ibu hamil, menyiapkan persalinan dan
kesiagaan bila terjadi penyulit/komplikasi.
2.2.2 Tujuan Antenatal Care (ANC)
Tujuan ANC menurut Bartini (2012) adalah:
 Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang janin.
 Meningkatkan dan mempertahankan fisik dan mental ibu.
 Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi
yang mungkin terjadi selama kehamilan (termasuk riwayat
penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan).
 Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusifMempersiapkan peran ibu dan keluarga
dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh dan
berkembang secara normal, serta mempersiapkan kesehatan
yang optimal bagi janin.
2.2.3 Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Terdapat enam standar dalam pelaksanaan pelayanan antenatal
berikut ini menurut Permenkes nomor 269 (2008):
 Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan dan berinteraksi dengan
masyarakat secar berkala untuk memberikan penyuluhan dan motivasi
ibu, suami dan anggota keluarganya untuk memeriksakan kehamilan
secara dini dan teratur.

 Pemeriksaan dan Pemantauan Ante Natal Care (ANC)


Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan aantenatal.
Pemeriksaan meliputi anamneseis, dan pemantauan ibu dan janin,
bidan juga harus mengenal kehamilan resiko tinggi,imunisasi, nasihat
dan penyuluhan, mencatat data yang tepat setiap kunjungan. Bila
ditemukan kelainan, harus mampu mengambil tindakan yang
diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya.
 Penyebab anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan, atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan
sesuai dengan kebutuhan yang berlaku.
 Pengolahan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikkan tekanan darah
pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsilainnya,
serta mengambil tindakan tepat dan merujuknya.
 Persiapan persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hami, suami dan
keluarga untuk memastikan persiapan persalinan bersih dan aman,
persiapan transportasi serta biaya untuk merujuk. Bila tiba – tiba terjadi
keadaan gawat darurat, bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah
untuk hal ini (Jannah, 2012).
Menurut Buku KIA (2015), standar minimal pelayanan ANC
yang harus dilaksanakan adalah 10T yaitu:
 Timbang berat badan
 Tentukan status gizi dengan ukur lila
 Ukur Tekanan darah
 Ukur Tinggi fundus uteri
 Tentukan presentasi janin dan hitung DJJ
 Pemberian tablet Fe 90 tablet selama kehamilan
 Pemberian imunisasi TT
Pemberian imunisasi TT dilakukan berdasarkan status
imunisasi TT ibu hamil, penentuan status imunisasi dapat
ditentukan dengan panduan skrinning imunisasi TT. Jadwal
pemberian imunisasi TT adalah sebagai berikut:
Tabel 2.2 Pemberian Imunisasi TT
Interval (selang %
Antigen waktu Lama Perlindungan

minimal) Perlindungan
Pad
TT1 a kunjungan - -

antenatal pertama

4 minggu setelah
TT2 TT1 3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99

25
TT5 1 tahun setelah TT4 tahun/seumur 99
hidup
Sumber: Hani, dkk. 2011.
 Tes laboratorium meliputi pemeriksaan Hb, golongan darah,
tes HIV, tes hepatitis, protein urin dan reduksi urun
 Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan
persalinan
 Tatalaksana kasus
2.2.4 Penapisan Ibu Hamil menurut Poedji Rochjati
Menurut Buku KIA (2015) penapisan ibu hamil dibagi dalam 3
kelompok yaitu:
 Kehamilan Resiko Rendah (KRR) skor 2 hijau
Kehamilan resiko rendah merupakan kehamilan normal tanpa
masalah/faktor resiko. Kemungkinan besar dapat dilakukan persalinan
normal, namun tetap dilakukan pemantauan komplikasi persalinan
pada ibu dan bayi baru lahir.
 Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) skor 6 – 10 kuning
Kehamilan resiko tinggi merupakan kehamilan dengan faktor
resiko, yang dapat berasal dari dari ibu dan atau janin yang dapat
menyebabkan komplikasi persalinan. Dampak KRT adalah kematian /
kesakitan / kecacatan pada ibu dan atau bayi baru lahir.
 Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) skor ≥12 merah
Kehamilan resiko sangat tinggi merupakan kehamilan dengan
faktor resiko ganda 2 atau lebih yang dapat berasal ibu dan atau
janinnya. Kehamilan KRST memiliki bahaya komplikasi persalinan dan
kematian ibu dan bayi yang lebir besar. Berikut adalah gambar kartu
skor Poedji Rochjati:
Gambar 2.4 Kartu Skor Poedji Rochjati

Sumber : Buku Kesehatan Ibu dan Anak, 2018


Pathway Kehamilan TM I Fertilisasi Konsepsi Morulla Nidasi Blastula, trofoblas, Embriogenes & Organogenesisis
desidua

Periode pre embrio (mgg 1-3)


Mulai dari implantasi
Perkembangan selaput janin
Perkembangan plasenta
Kesiapan menjalani
proses kehamilan-
Ansietas melahirkan 
Periode embrio (minggu 4-8)
Khawatir akan Sangat antusias Minggu ke-4
kehamilannya kehamilannya Pemanjangan embrio atas
menjadi kepala, bawah
ekor. S. peredaran darah
Perubahan pada Ibu terbentuk, jantung
Perubahan fisik Perubahan psikis
hamil berdetak. Lambung, liver,
thyroid, kelenjar timus
berkembang. Plasenta
S.GIT S.Integumen S.Urinaria S.Reproduksi S.Kardiovaskular terbentuk sempurna.
Minggu ke-5
Pertumbuhan kepala lebih
Esterogen  Progesteron  Esterogen  Uterus Esterogen & Sekresi cepat. Permulaan
membesar Progesteron aldosteron  pembentukan kaki &
 tangan.
Tonus otot HCG  Terbentuk striae Minggu ke-6
GIT  gravidarum Menekan VU Hipertrofi otot Retensi H2O & NA Mata,hidung,mulut,kaki,
uterus dan jari tangan mulai
terbentuk.
Asam
Gerakan Volume darah  Minggu ke 7-8
lambung  Gangguan citra Frekuensi
Uterus Embrio sudah berbentuk
peristaltik  tubuh BAK  ciri manusia. Jenis kelamin
membesar
mulai terlihat.
Mual muntah
Disfungsi Gangguan
motilitas GIT eliminasi urin
Periode janin (mgg 9-40)
Minggu ke 9-12
Konstipasi Ketidakseimbanga Resiko kekurangan Tungkai atas berkembang
n nutrisi kurang volume cairan menjadi proporsi normal &
dari kebutuhan tungkai bawah lebih
panjang. Genetalia
eksterna dapat dibedakan.
BAB III
KERANGKA KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Kehamilan Fisiologis
No.Rekam Medik : Sistem penyimpanan rekam medik yang dipergunakan adalah
sistem numerik (berdasarkan angka atau nomor). Fungsinya
sebagai media komunikasi antara petugas kesehatan satu
dengan lainnya. Petugas kesehatan harus menuliskan no.rekam
medik karena terdapat kemungkinan nomor rekam medik
berbeda namun inisial atau nama pasien sama. Petugas
harus memperhatikan nomor rekam medik untuk menghindari
tertukarnya angka-angka yang bisa menyebabkan nomor rekam
medik salah simpan (Ismainar, 2018).
Tanggal : Hari dan tanggal pengkajian harus ditulis untuk mengetahui
waktu dilakukan pengkajian. Indikator penaganan masalah
pasien dapat dilihat dari waktu pengkajian (Rismalinda, 2015).
Pukul : Jam pengkajian harus ditulis untuk mengetahui waktu
dilakukan pengkajian. Indikator penaganan masalah pasien
dapat dilihat dari waktu pengkajian (Rismalinda, 2015).
Tempat :Pengkajian tempat berguna untuk menentukan
penatalaksanaan awal yang sesuai dengan kasus dan
berguna apabila ada rujukan awal sehingga mempermudah
proses administrasi (Nursalam, 2013).
A. Pengkajian (Identifikasi Data Dasar)

Data Subyektif
Data subyektif adalah informasi yang dicatat mencakup identitas,
keluhan yang diperoleh dari hasil wawancara langsung kepada pasien/klien
(anamnesa) atau dari keluarga atau tenaga kesehatan (aloanamnesa)
(Nursalam, 2013).
Komponen data subyektif antara lain:
1. Identitas klien
Data identitas klien berfungsi sebagai identifikasi klien dan meliputi 6
aspek, yaitu:
 Nama : data dasar dalam identifikasi pasien
 Usia : sumber informasi yang bertujuan untuk menentukan
apakah klien termasuk kedalam kelompok resiko dalam kehamilan
atau tidak. Ibu hamil usia ≤ 20 tahun dan ≥ 35 tahun tergolong
resiko tinggi. Ibu hamil kurang dari 20 tahun alat-alat reproduksinya
belum matang, mental dan psikisnya belum siap, sedangkan ibu
hamil berusia lebih dari 35 tahun termasuk ke dalam kehamilan
beresiko tinggi yang dapat menyebabkab kelahiran bayi cacat
bahkan kematian. (Sinclair, 2010).
 Agama : sebagai pedoman pendekatan pemberian konseling
atau asuhan kebidanan serta dukungan mental sesuai keyakinan
klien.
 Pendidikan : sumber informasi tingkat pengetahuan dan
pemahaman klien karena tingkat pendidikan dapat memengaruhi
sikap perilaku kesehatan seseorang.
 Pekerjaan : sumber informasi untuk mengetahui
pengaruh aktfitas kerja terhadap permasalahan kesehatan klien
seperti pekerjaan yang banyak menuntut kemampuan fisik, berdiri
terlalu lama, dan bekerja di malam hari. Pekerjaan dengan resiko
paparan bahan kimia juga memiliki resiko tinggi pada kondisi
kesehatan seseorang (Sinclair, 2010).
 Alamat : sumber informasi terkait lingkungan tempat tinggal dan
penyakit endemis disekitar tempat tinggal klien sehingga
memudahkan tenaga kesehatan melakukan deteksi dini
permasalah kesehatan klien (Sulistyawati & Nugraheny, 2011).
2. Keluhan Utama
Informasi berupa keluhan atau masalah kesehatan yang dirasakan
oleh klien secara subyektif yang digunakan untuk membuat keputusan
klinik, mengakkan diagnosa dan mengembangkan rencana asuhan sesuai
kondisi pasien (Sulistyawati & Nugraheny, 2011). Keluhan utama yang
sering dirasakan oleh Ibu menurut Patimah, dkk (2020) yaitu :
 Mual Muntah : Angka kejadian Diperkirakan selama kehamilan
sebanyak 70-85% wanita mengalami mual muntah, hal ini terjadi
pada usia kehamilan 4-9 mg puncaknya usia kehamilan 12 mg
dan hanya 20 % terjadi pada usia kehamilan 20 mg. Penyebab
mual muntah antara lain : Faktor hormone kehamilan (HCG),
yang menstimulasi produksi estrogen pada ovarium dan hormon
estrogen diketahui meningkatkan mual muntah - Faktor
pencernaan, hormon estrogen dapat memicu peningkatan asam
lambung sehingga membuat mual muntah - Faktor psikologis,
perasaan bersalah, marah, ketakutan dan cemas dapat
menambah mual dan muntah - Faktor keturunan, ibu yang
mengalami mual muntah maka anak yang dilahirkan memiliki
resiko 3 % mengalami mual muntah sampai mengalami HEG.
 Sembelit/Susah buang air besar : Prevalensi konstipasi sekitar
35% sampai 39% terjadi pada ibu hamil trimester 1. Pengaruh
progesteron dan hormon pencernaan (motilin). Progesteron
berperan dalam proses relaksasi pada kerja otot halus.
Peningkatan hormon ini, mengakibatkan gerakan organ
pencernaan menjadi lambat. Akibatnya, proses pengosongan
lambung jadi lebih lama dan waktu transit makanan di lambung
meningkat. Selain itu, penurunan hormon motilin
mempengaruhi gerakan peristaltik usus juga melambat
sehingga daya dorong dan kontraksi usus terhadap sisa-sisa
makanan melemah. Alhasil, sisa makanan menumpuk lebih
lama di usus dan sulit dikeluarkan. Penurunan aktifitas ibu hamil
dapat mempengaruhi proses metabolisme di dalam tubuh
sehingga mempengaruhi gerakan peristaltik usus yang
menyebabkan terjadinya sembelit/ susah buang air besar.
 Heartburn/ Rasa Panas Pada Bagian Dada : Sebesar 30%-80%
wanita hamil mengeluhkan keluhan ini. Rasa panas pada bagian
dada dikeluhkan oleh 2-3 dari 10 wanita atau 22% wanita hamil
di awal kehamilannya. Peningkatan progesterone
menyebabakan penurunan kerja lambung dan esophagus
bawah akibatnya makanan yang masuk cenderung lambat
dicerna sehingga makanan menumpuk hal ini menyebabakan
rasa penuh atau kenyang dan kembung.
 Keputihan sering muncul pada kehamilan. Angka kejadian pada
trimester satu 18,5%. Keputihan yang keluar dari vagina
dikatakan normal karena meningkatnya hormon estrogen, stress
dan kelelahan.
 Pusing. Angka kejadian Pusing dilaporkan oleh lebih dari
setengah dari wanita hamil, yang lebih sering terjadi di dua
pertama trimester kehamilan. Pusing terjadi sebanyak 50%
wanita hamil dan lebih sering terjadi pada trimester 1 dan 2
kehamilan (52,44%). Hal ini merupakan gejala yang normal
selama kehamilan. Penyebab pusing antara lain : Peningkatan
hormone progesterone menyebabkan pembuluh darah melebar
sehingga darah cenderung berkumpul di kaki, sehingga
menyebabkan tekanan darah ibu lebih rendah dari biasanya,
yang dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menyebabkan
pusing sementara – Anemia, Hal ini terjadi karena peningkatan
volume plasma darah yang akan mempengaruhi kadar
haemoglobin darah, sehingga jika peningkatan volume dan sel
darah merah tidak diimbangi dengan kadar hemoglobin yang
cukup, akan mengakibatkan terjadinya anemia. - Hipertensi
(tekanan darah tinggi).
 Mudah Lelah. Angka Kejadian Kelelahan selama kehamilan
adalah yang paling umum selama trimester pertama. Penyebab
Selama awal kehamilan, perubahan hormonal mungkin
penyebab kelelahan. Tubuh ibu memproduksi lebih banyak
darah untuk membawa nutrisi ke bayi Ibu tumbuh. Kadar gula
darah ibu dan tekanan darah juga lebih rendah. Hormon,
terutama peningkatan kadar progesteron, yang bertanggung
jawab untuk membuat ibu mengantuk. Selain perubahan fisik
yang terjadi dalam tubuh , perubahan emosi dapat berkontribusi
untuk penurunan energi.
 Sering kencing. Angka Kejadian Sering buang air kecil
dikeluhkan oleh ibu hamil sebanyak 59% pada trimester
pertama. Penyebab sering kencing pada trimester I selama
kehamilan terjadi perubahan pada sistem perkemihan mulai usia
kehamilan 7 minggu, keinginan sering buang air kecil pada awal
kehamilan ini dikarenakan rahim yang membesar dan menekan
kandung kencing.
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Hal-hal yang dikaji dalam riwayat menstruasi adalah:
 Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
Informasi hari pertama haid terakhir digunakan untuk
menentukan usia kehamilan dan tafsiran persalinan
(Rismalinda, 2015). Taksiran persalinan dapat dihitung dengan
tanggal HPHT ditambah 7, bulan dikurangi 3, dan tahun
ditambah 1.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Sumber informasi untuk mengetahui adakah penyulit pada
kehamilan, persalinan atau nifas yang lalu. Riwayat obstetri yang jelek
dapat memengaruhi kehamilan sekarang dan proses persalinan yang
akan datang misalnya prosedur medis atau bedah sebelumnya.
Multigravida berisiko mengalami solusio plasenta dan abruptio
plasenta. Berat badan lahir bayi sebelumnya dapat membantu
memperkirakan kesesuain panggul dan janin sehingga dapat
melakukan deteksi dini panggul sempit (Khairoh, 2014). Kejadian
abortus diduga mempunyai efek terhadap kehamilan berikutnya, baik
pada timbulnya penyulit dalam kehamilan maupun pada hasil
kehamilan itu sendiri. Wanita dengan riwayat abortus mempunyai
resiko yang lebih tinggi untuk terjadinya persalinan premature, abortus
berulang pada awal kehamilan, dan berat badan lahir rendah (Amalia
dan Sayono, 2015).
c. Riwayat KB
Kontrasepsi hormonal sebagian besar mengandung hormon
estrogen dan progesteron. Hormon dalam kontrasepsi ini telah diatur
sedemikian rupa sehingga mendekati kadar hormon dalam tubuh
akseptor namun bila digunakan dalam jangka waktu yang lama akan
timbul efek samping. Kedua hormon tersebut mempermudah retensi
ion natrium dan sekresi air disertai kenaikan aktivitas renin plasma dan
pembentukan angiontensin sehingga dapat memicu terjadinya
peningkatan tekanan darah. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi
beresiko lebih besar mengalami hipertensi dalam kehamilan serta
meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal neonatal lebih tinggi
(Cunningham, 2006).
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan klien
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit yang diderita pasien pada saat ini yang ada
hubungannya dengan kehamilannya (Ambarwati, 2008). Riwayat
kesehatan yang perlu dikaji adalah pernah/sedang menderita penyakit
seperti asma, jantung, darah tinggi, diabetus mellitus, atau penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, atau penyakit lain yang dapat
berpengaruh terhadap kehamilan klien dan kondisi janin. Jika ibu
hamil HBsAg dan HBeAg positif maka harus ada perencanaan dengan
dokter untuk pemberian HBIG dan vaksin Hepatitis B untuk mencegah
penularan inveksi VHB vertical (Soemoharjo, 2008). Ibu yang
mempunyai riwayat hipertensi beresiko lebih besar mengalami
hipertensi dalam kehamilan serta meningkatkan morbiditas dan
mortalitas maternal neonatal lebih tinggi (Cunningham, 2006). Ibu
hamil dengan riwayat hipertensi kronik yang telah ada sebelum hamil
hingga usia kehamilan 20 minggu, dapat semakin memburuk setelah
usia gestasi 24 minggu dan apabila disertai protein urin, diagnosisnya
adalah superimposed preeclampsia. Preeklampsia pada hipertensi
kronik biasanya muncul pada usia kehamilan lebih dini daripada
preeclampsia murni, serta cenderung cukup parah dan pada banyak
kasus disertai dengan hambatan pertumbuhan janin sehingga
perlunya mendeteksi riwayat kesehatan klien secara dini yang memiliki
resiko buruk bagi kehamilannya (Manuaba, 2007).
b. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini dikaji untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit
genetik yang dapat diturunkan sehingga dapat memperburuk kondisi
ibu dan janin (Yulaikhah, 2008). Data riwayat penyakit yang dapat
membahayakan kehamilan muda yang dikaji meliputi penyakit
menurun seperti hipertensi, diabetus mellitus, sedangkan penyakit
menular antara lain meliputi TBC, hepatitis, HIV atau penyakit menular
seksual (Prawirohardjo, 2014).
5. Riwayat psikososial dan sosial budaya
Data psikosoisal dikaji untuk mengetahui latar belakang klien dan
pengaruh penyakit yang diderita terhadap hidupnya dan keluarganya
(Yulaikhah, 2008). Pada kasus kehamilan riwayat psikososial yang dikaji
antara lain respon pasien dan keluarga terhadap kondisi kehamilan saat
ini. Kondisi psikologis ibu dapat memengaruhi kesejahteraan janin dan
penerimaan klien dan keluarga pada kehamilannya dapat membantu
kelancaran pemberian asuhan kebidanan. Sosial budaya dapat
memengaruhi kehamilan klien misalnya tradisi minum jamu tradisional
untuk memperlancar kehamilan dan persalinan. Pada kehamilan trimester
1 umumnya Ibu akan merasakan suasana hati yang sensitive, penuh
gejolak dan emosi, mudah tersinggung, marah dan cemburu, oleh karena
itu, dukungan sosial terutama dari suami dan keluarga sangat
berpengaruh pada kondisi psikis Ibu (Melati dan Raudatussalamah,
2012).
6. Pola Kebiasaan
a. Pola nutrisi dan cairan
Pengkajian pola nutrisi dan cairan bertujuan untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi untuk proses persalinan.
Data asupan makan yang dikaji adalah kualitas dan kuantitas
makanan, normalnya 3x/hari dengan jenis umumnya (nasi, sayur, lauk
pauk, buah). Data masuknya cairan atau minum normalnya adalah
sekitar 8 gelas/hari (teh, susu, air putih). Saat kehamilan trimester awal
sering terjadi rasa begah dan mual muntah yang dapat menurunkan
asupan makanan, sehingga untuk mengurangi keinginan muntah maka
ibu dianjurkan makan dengan porsi sedikit namun sering dengan
makanan berkonsistensi kering / tidak berkuah, menghindari makanan
pedas dan berbau menyengat (Priyanti, 2014).
b. Pola Istirahat
Kebiasaan istirahat ibu dikaji untuk mengetahui hambatan yang
mungkin muncul yang dapat mengganggu kehamilan karena faktor
pola istirahat. Data yang dikaji terkait pola istirahat adalah dalam sehari
berapa jam ibu tidur dan bagaimana kualitas tidurnya. Data pola
istirahat adalah tidur siang normalnya 1–2 jam/hari, tidur malam
normalnya 6-8 jam/hari dengan kualitas tidur nyenyak dan tidak
terganggu (Yulaikhah, 2008). Pada kehamilan trimester 1, Ibu sering
mengalami rasa mual dan lebih sering merasa lelah, oleh sebab itu,
istirahat yang cukup sangat diperlukan untuk mengurangi
ketidaknyamanan tersebut. Pola istirahat setiap minimal 15 menit
dalam 2 jam dapat diterapkan oleh Ibu (Melati dan Raudatussalamah,
2012).
c. Pola Aktifitas
Pengkajian pola aktifitas bertujuan untuk mengetahui aktifitas
ibu selama masa kehamilan trimester 1 yang berhubungan dengan
faktor kelelahan ibu dan ketidaknyamanan yang ibu rasakan. Data
yang dikaji adalah apakah aktifitas ibu bekerja dengan beban kerja
tinggi / kegiatan fisik yang memberatkan ibu yang dapat memengaruhi
terjadinya penyulit atau komplikasi pada kehamilan (Yulaikhah, 2008).
Pekerjaan ibu dapat meningkatkan risiko terjadinya abortus karena ibu
yang berkerja terlalu berat dapat menurunkan kondisi fisik ibu yang
dapat menyebabkan pengurangan aliran darah ke plasenta. Hal ini
dapat berimbas pada pembatasan jumlah nutrisi dan oksigen yang
mengalir ke janin sehingga menyebabkan kejadian abortus. Para ahli
juga menyebutkan bahwa hal ini berkaitan dengan stress dan beratnya
pekerjaan ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi janin yang
sedang dikandungnya (Irayani, 2015).
d. Pola eliminasi
Data BAK normalnya adalah 6–8x/hari, jernih, bau khas,
sedangkan data BAB normalnya adalah kurang lebih 1x/hari,
konsistensi lembek, warna kuning. Pada Ibu hamil trimester 1
gangguan rasa nyaman yang sering muncul adalah konstipasi, ini
adalah masalah nutrisi yang umum terjadi akibat tekanan pada
peristaltic usus karena uterus yang membesar, pengaruh hormone
relaksin plasenta, dan kemungkinan akibat meningkatnya
progesterone. Konstipasi menimbulkan rasa begah dan hilang nafsu
makan (Megasari dkk, 2015). Selain konstipasi, sering buang air kecil
juga dikeluhkan oleh ibu hamil sebanyak 59% pada trimester pertama.
Penyebab sering kencing pada trimester I selama kehamilan karena
terjadi perubahan pada sistem perkemihan mulai usia kehamilan 7
minggu, keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini
dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung kencing
(Patimah dkk, 2020).
b. Pola Hubungan Seksual
Pola hubungan seksual ibu dengan suami selama kehamilan
dan mengetahui apakah ada keluhan terkait hubungan seksual yang
dapat berhubungan dengan masalah kesehatan ibu. Hubungan seksual
tidak dilarang selama hamil, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu
seperti :
 Terdapat tanda infeksi (nyeri/panas)
 Terjadi perdarahan pervaginam saat koitus
 Pernah mengalami abortus
 Pengeluaran air ketuban mendadak
Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum 16
minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi yang
akan meningkatkan resiko abortus pada trimester awal dan kelahiran
premature pada trimester akhir sebelum mencapai usia aterm
(Yulaikhah, 2008). Ibu pada trimester 1 juga sering mengalami
ketidaknyamanan seperti mudah lelah, pusing, dan mual muntah
sehingga keinginan untuk berhubungan seksial pada masa awal
kehamilan menurun (Nurymasari dkk, 2017).
c. Pola Kebiasaan Buruk
Pengkajian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat kebiasaan buruk klien yang dapat memengaruhi
kesejahteraan janinnya, seperti pijat oyok, merokok, mengkonsumsi
alkohol, jamu dan narkoba. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan
merokok dapat meningkatkan resiko abortus, placenta previa, fetal
alcohol síndrome yang terdiri dari gangguan pertumbuhan janin,
kelainan jantung, otak serta tulang. Bahaya terjadinya cacat akibat
konsumsi zat-zat berbahaya yang ada dalam kandungan rokok, alkohol
dan obat-obatan terlarang sangat besar pada usia kehamilan 4-8
minggu karena periode ini janin mengalami diferensiasi organ dan
perkembangan fungsi tubuh (Prawirohardjo, 2014).
Data Obyektif
a. Kartu Skor Poedji Rochyati
Kartu Skor Poedji Rochyati (KSPR) bertujuan sebagai
penapisan ibu hamil apakah termasuk ibu hamil dengan resiko
rendah/tinggi/sangat tinggi terjadinya komplikasi sehingga dapat
dilakukan rujukan segera dan terencana. KSPR masih relevan
digunakan untuk deteksi dini faktor risiko ibu hamil. Pencegahan faktor
empat terlambat penting untuk menurunkan angka kematian maternal
(Widarta dkk, 2015).
b. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Pengkajian keadaan umum meliputi lemah,
cukup, baik (Cunningham et al., 2012). Keluhan minor berupa
“emesis gravidarum” dapat meningkat menjadi “hiperemesis
gravidarum” pada kehamilan trimester 1, pada kondisi ini sudah
terdapat gejala klinis yang memerlukan perawatan, seperti muntah
berlebihan yang menyebabkan dehidrasi, dan keadaan umum lemah
serta gejala klinis lainnya (Manuaba, 2007).
 Kesadaran : Pengkajian kesadaran klien bertujuan untuk
mengevaluasi kondisi fisik secara umum (Cunningham et al., 2012).
Data kesadaran adalah composmentis, apatis, delirium,somnolen,
koma. Kesadaran klien sangat penting dinilai, dengan melakukan
anamnesis kesadaran dinilai baik jika klien dapat menjawab semua
pertanyaan. Klien sadar menunjukkan tidak ada kelainan fisik berat
dan psikologis (Manuaba, 2007). Ibu hamil trimester 1 dengan
keluhan ringan kebanyakan menunjukkan tuingkat kesadaran
composmentis, namun Ibu dengan keluhan hiperemesis gravidarum
akan menunjukkan tingkat kesadaran yang semakin menurun sesuai
dengan tingka keparahan derajat mual dan muntah. Ibu dengan
hiperemesis gravidarum tingkat III dapat menunjukkan tingkat
kesadaran dari somnolen hingga coma (Manuaba, 2007).
 Tekanan darah : Pemantauan tekanan darah selama kehamilan
trimester 1 bertujuan untuk deteksi dini adanya hipertensi kronik
yang timbul sebelum kehamilan 20 minggu dan menetap hingga 12
minggu pasca persalinan dan atau hipertensi gestasional yaitu
hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
dapat menghilang 3 bulan pasca persalinan. Tekanan darah normal
yaitu 90-140 mmHg pada tekanan sistol dan 60-90 mmHg pada
tekanan diastole (Suryani dan Wulandari, 2018).
 Suhu : Pengukuran suhu bertujuan untuk menentukan suhu tubuh
klien sebagai pemantauan tanda-tanda vital dan infeksi. Data ini
normalnya adalah 36,5 – 37,50C,  380C dianggap tidak normal dan
ada tanda infeksi. Infeksi pada trimester 1 pada kehamilan sangat
membahayakan kondisi ibu dan janin dan meningkatkan
kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik, abortus spontan,
kematian janin dalam rahim, infeksi perinatal, intra uterine growth
restriction, dan kelainan konginetal. Suhu tubuh yang meningkat
dapat meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan dan disertai
peningkatan frekuensi jantung. Pada Ibu hamil umumnya mengalami
peningkatan suhu tubuh hingga 0,50C disebabkan oleh peningkatan
hormon progesteron yang disertai peningkatan metabolisme tubuh
(Khairoh, 2014).
 Nadi : Pengukuran nadi bertujuan untuk menilai fungsi sistem
kardiovaskular secara umum. Nadi normal adalah 60 – 90 kali/menit.
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan frekuensi jantung sejak
UK 4 minggu sekitar 15-20 denyut permenit, kondisi ini memuncak
pada UK 28 minggu disebabkan peningkatan curah jantung akibat
peningkatan total volume darah (Khairoh, 2014).
 Pernafasan : Pengukuran frekuensi pernapasan bertujuan untuk
menilai fungsi sistem respirasi secara umum dan mengkaji secara
dini adanya penyakit pernafasan yang dapat menjadi penyulit saat
kehamilan dan persalinan (Khairoh, 2014). Frekuensi pernapasan
normal adalah 16 – 24 kali/menit. Umumnya, wanita yang tidak
memiliki kelainan pernafasan sebelum kehamilan, tidak ada masalah
dan perubahan signifikan pada freuensi pernafasan di trimester 1
kehamilan, karena ukuran uterus relatif masih kecil dan belum
mendesak diafraghma (Prawirohardjo, 2014).
 Berat badan : Pemantauan berat badan ibu hamil bertujuan sebagai
deteksi dini kekurangan gizi atau adanya penyakit tertentu pada ibu
hamil. Kenaikan berat badan normal selama kehamilan 9 – 13,5 kg
atau pertambahan berat badan tiap minggunya adalah 0,4-0,5 kg
(Khairoh, 2014). Penurunan berat badan yang drastis biasanya
terjadi pada ibu anemia, hiperemesis gravidarum atau menderita
TBC. Pada trimester pertama, tidak jarang terjadi penurunan berat
badan yang disebabkan rasa mual di awal kehamilan.
 Tinggi badan : Pengukuran tinggi badan bertujuan untuk deteksi dini
kehamilan dengan faktor resiko (Kemenkes RI, 2015). Tinggi badan
ibu hamil normalnya adalah > 145 cm, bila tinggi badan ibu hamil
<145 cm atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
maka ibu berisiko tinggi komplikasi dalam persalinan (Khairoh,
2014). Tinggi badan merupakan pemeriksaan 10T pada pelayanan
ANC (Kemenkes, 2018).
 Lingkar lengan (LILA) : Pengukuran LILA merupakan parameter
antropometri selsin body mass index (BMI) untuk menentukan status
gizi pada ibu hamil (Khairoh, 2014). Data normal LILA adalah >23,5
cm, bila ibu hamil memiliki LILA <23,5 cm maka disebut sebagai
kekurangan energi kronik. Status gizi psada Ibu hamil trimester 1
akan berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa
perkembangan dan pembentukan organ-organ tubuh
(organogenesis). Ibu yang kekurangan gizi juga beresiko memiliki
penyakit antara lain: Anemia, perdarahan, berat badan Ibu tidak
bertambah secara normal karena penyakit infeksi (Agustian, 2010).
c. Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan
klien untuk memperoleh data yang sistematis dan menentukan
masalah dan tindakan yang tepat untuk klien (Khairoh, 2014).
Informasi dari hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk
membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan
mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai
dengan kondisi klien.
 Bagian Kepala
Pemeriksaan bagian kepala bertujuan untuk mengetahui bentuk,
fungsi dan kelainan pada kepala (Khairoh, 2014). Data yang dikaji
adalah sebagai berikut:
 Rambut : Pada kehamilan muda (Trimester 1) jumlah
rambut telogen masih dalam batas normal. Namun malnutrisi
dapat berpengaruh pada pertumbuhan rambut terutama
malnutrisi protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi
kering dan kusam. Hilangnya pigmen membuat rambut tampak
berwarna coklat kusam. Kekurangan vitamin B12, asam folat,
asam amino, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan zat besi
juga dapat menyebabkan kerontokan rambut (Sari dan Wibowo,
2016).
 Wajah : wajah yang pucat merupakan salah satu
tanda anemia, terdapat kloasma gravidarum yang merupakan
tanda kehamilan dan umumnya 50-70% wanita hamil
mengalami kondisi ini (Prawirohardjo, 2014).
 Mata : periksa perubahan warna konjungtiva mata.
Konjungtiva yang pucat menandakan ibu mengalami anemia
sehingga harus dilakukan penanganan lebih lanjut. persentase
ibu dengan anemia lebih besar pada kelompok abortus
dibandingkan pada kelompok tidak abortus. Seorang wanita
hamil mengidap anemia, pengaruhnya dapat terjadi pada awal
kehamilan yaitu terhadap pembuahan (janin, plasenta, darah).
Hasil pembuahan membutuhkan butir-butir darah merah dalam
pertumbuhan embrio (Irayani, 2015). Pada pemeriksaan mata
juga amati warna sklera, apabila sklera berwarna kuning curigai
ibu memiliki riwayat hepatitis. Ibu hamil yang terinfeksi hepatitis
B dapat menularkan virus ke bayi mereka selama kehamilan
atau persalinan, sehingga penapisan perlu dilakukan untuk
mengetahui prevalensi ibu hamil yang mengidap hepatitis B
agar dapat dilakukan penatalaksanaan yang sesuai sedini
mungkin (Mustikda dan Hasanah, 2018).
 Mulut/gigi : ibu hamil mengalami perubahan hormone
esterogen dan progesterone yang berdampak mempengaruhi
kesehatan mulut dan gigi. Peningkatan resiko pembengkakan
gusi maupun perdarahan. Hal ini terjadi karena pelunakan
jaringan di daerah gusi akibat peningkatan hormone, terkadang
timbul benjolan bengkak kemerahan pada gusi dan
menyebabkan gusi mudah berdarah. Gambaran gangguan gigi
dan lidah pada trimester 1 akibat sering muntah atau
hipersalivasi seperti lidah kotor, gigi caries, dan gusi epulis perlu
di kaji untuk menentukan pemberian KIE serta penatalaksanaan
tindakan selanjutnya (Manuaba, 2007).
 Leher
Pemeriksaan bertujuan untuk menentukan struktur integritas
leher, bentuk dan organ yang berkaitan dengan leher (Khairoh, 2014).
Data yang dikaji antara lain adakah pembesaran kelenjar tiroid,
bendungan vena jugularis dan pembesaran kelenjar limfe.
Pembesaran pada vena jugularis curigai ibu memiliki masalah jantung.
 Payudara
Pengkajian payudara bertujuan untuk mengetahui bentuk,
postur, kesimetrisan, edema, masa abnormal dan tanda-tanda infeksi
(Khairoh, 2014). Pemeriksaan payudara dilakukan secara inspeksi dan
palpasi, pemeriksaan inspeksi bertujuan untuk mengkaji kesimetrisan
kedua payudara, kebersihan kedua payudara, kondisi puting susu, dan
hiperpigmentasi pada kedua aerola mamae. Pemeriksaan palpasi
payudara untuk mengkaji adakah pengeluaran kolostrum, adakah
massa abnormal atau pembesaran kelenjar limfe, adakah cairan/rabas
yang keluar dari puting.
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudara
menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua, payudara akan bertambah
ukurannya dan vena di bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara
kan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama
kolostrum dapat keluar.Kolostrum berasal dari kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat
diproduksi karena hormon prolaktin ditekan oleh prolactin inhibiting
hormone. Ukuran payudara sebelum kehamilan tidak mempunyai
hubungan dengan banyaknya air susu yang dikeluarkan
(Prawirohardjo, 2014).
 Abdomen
Pemeriksaan abdomen bertujuan untuk mengkaji bentuk dan
tanda-tanda abnormalitas pada abdomen (Sartika, 2010). Data yang
dikajai antara lain:
 Inspeksi : Pemeriksaan inspeksi abdomen pada trimester 1
yaitu melihat adakah bekas luka operasi caesar untuk
menentukan perencanaan persalina klien, adakah linea alba
dan striae gravidarum (Sartika, 2010).
 Palpasi : Pada kehamilan trimester 1 belum dapat
dilakukan pemeriksaan Leopold karena usia dan ukuran janin
yang masih terlalu kecil. Pemeriksaan Leopold dapat dilakukan
pada UK 28 minggu. Namun pemeriksaan Leopold sebelum
usia 36 minggu dianggap tidak efektif karena letak, posisi dan
presentasi janin masih berubah-ubah (Prawirohardjo, 2014)..
 Auskultasi : pemeriksaan auskultasi bertujuan untuk
mengetahui denyut jantung janin (DJJ) sebagai tanda pasti
kehamilan. Dengan pemeriksaan DJJ juga dapat mengetahui
adanya janin kembar. Denyut jantung janin normal adalah 120–
160x/menit, jika DJJ  120 atau  160 maka hal ini merupakan
tanda fetal distress. DJJ dapat terdengar dengan fetoskop pada
UK 20 minggu dan menggunakan dopler pada UK 10 minggu
(Prawirohardjo, 2014).
 Ekstremitas
Pengkajian ekstremitas bertujuan untuk mengetahui fungsi,
bentuk, kesimetrisan dan kelainan pada organ ekstremitas (Sartika,
2010). Data yang dikaji yang berhubungan dengan kehamilan antara
lain kesimetrisan ekstremitas, oedema pada ekstremitas atas dan
bawah (+/+) yang berhubungan dengan preekalmsi, adakah varises
atau peradangan, kuku jari dan akral apakah pucat yang dapat menjadi
tanda anemia pada Ibu, refleks patella (+/-), jika reaksi negatif
kemungkinan ibu hamil mengalami kekurangan vitamin B1. Jika
dihubungkan dengan kehamilan, kekurangan vitamin B1 sebelum
konsepsi 0-2 minggu akan menyebabkan gangguan pada tahap
blastositogenesis. Ibu yang kekurangan vitamin B1 juga akan
meningkatkan rasa ketidaknyamanan pada trimester 1 yaitu keletihan,
lemah badan, gangguan tidur, hilangnya refleks dan kontrol saraf juga
sembelit (Gernard et al, 2016).
 Genitalia
 Genitalia eksterna
Pengkajian genetalia eksterna bertujuan untuk mengetahui
kondisi atau kelainan pada genetalia eksterna, misalkan oedema pada
vagina, tanda-tanda IMS, varises vulva, dan pembengkakan pada
kelenjar skene atau bartolini (Khairoh, 2014). Pada wanita hamil terjadi
perubahan anatomi, perubahan reaksi imunologis, perubahan flora
serviko-vaginal, yang semuanya akan perpengaruh pada perjalanan
dan manifestasi klinis IMS apabila Ibu menderita IMS. Ketika Ibu hamil
menderita IMS, maka akan memungkinkan penularan ascendant dan
agen penyebab IMS masuk ke sirkulasi janin menembus barier
plasenta, dan pada kehamilan trimester 1 sangat membahayakan
kondisi ibu dan janin dan meningkatkan kemungkinan terjadinya
kehamilan ektopik, abortus spontan, kematian janin dalam rahim,
infeksi perinatal, intra uterine growth restriction, dan kelainan
konginetal. Deteksi dini penyakit IMS pada Ibu hamil diperlukan untuk
menentukan langkah perawatan yang akan diambil, kolaborasi dengan
tenaga medis lain diperlukan dalam kasus ini (Agustini dan Arsani,
2013).
 Genitalia interna
Pemeriksaan genetalia interna dilakukan dengan pemeriksaan
dalam untuk mengetahui fungsi dan abnormalitas pada genetalia
interna. Pada kasus kehamilan, pemeriksaan genetalia interna hanya
dilakukan atas dasar indikasi, misalnya perdarahan pada kehamilan
muda (Khairoh, 2014).
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada ibu hamil
trimester 1 adalah pemeriksaan hemoglobin, golongan darah bila
belum mengetahui golongan darah ibu hamil, pemeriksaan HIV (PITC),
pemeriksaan hepatitis. Bila ada indikasi infeksi menular seksual lainnya
makan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi
(Khairoh, 2014). Pemeriksaan lain yang dilakukan di trimester 1 adalah
pemeriksaan ultrasonografi (USG). Menurut kesepakatan Perkumpulan
Ultrasonografi Indonesia (PUSKI) dianjurkan pemeriksaan USG 4x
dalam kehamilan dengan rincian 1x pada trimester 1, 1x pada trimester
2, dan 2x pada trimester 3. Pemeriksaan ini untuk melihat kondisi janin,
implantasi plasenta, keadaan ketuban, usia kehamilan, dan detak
jantung janin pada trimester 1 (Manuaba, 2007).
 Pemeriksaan Panggul
Pada Ibu hamil perlu dilakukan pemeriksaan untuk menilai
keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan
yang dapat menimbulkan penyulit persalinan, apakah terdapat degaan
kesempitan panggul atau kelainan panggul.
Pemeriksaan panggul luar dilakukan:
a. Pada pemeriksaan pertama ibu hamil G1.
b. Pada Ibu yang pernah melahirkan namun ada kelainan pada
persalinan yang lalu (SC) primigravida.
Ukuran yang dapat memberi petunjuk pada bidan adanya
kemungkinan panggul sempit antara lain : Distansia spinarum (24-26
cm), Distansia cristarum (28-30 cm), conjugata externa (+- 18 cm),
Ukuran lingkar panggul (80-95 cm) (Khairoh, 2014).
B. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data dasar merupakan identifikasi untuk merumuskan
diagnosa, masalah dan kebutuhan berdasarkan interpretasi data subyektif dan
data obyektif yang telah diperoleh (Purwandari, 2008). Diagnosa kebidanan
dibuat sesuai standar nomenklatur kebidanan yakni:
Dx: Gx Px x x x x UK (1-13 minggu) dengan kehamilan fisiologis Janin tunggal,
hidup, intrauterine.
Ds: diagnosa yang diperoleh dari keterangan dan keluhan yang disampaikan
ibu secara langsung. Penentuan usia kehamilan dari data subjektif pada
trimester 1 dapat ditetapkan dengan menghitung HPHT.
Do: diagnosa yang diperoleh dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan oleh
tenaga kesehatan yang mengarah ke diagnosa. Penentuan usia kehamilan,
janin tunggal, hidup, dan intrauterine saat trimester 1 pada pemeriksaan
objektif didapatkan melalui pemeriksaan USG.
Masalah : masalah yang menyertai diagnosa dan keadaan pasien yang
memengaruhi kenyamanan dan kesehatan psikologis klien. Masalah yang
umum terjadi pada kehamilan trimester 1 yaitu rasa letih, mual dan muntah,
sembelit dan begah.
Kebutuhan : kebutuhan yang diberikan sesuai masalah yang ada dan tidak
harus segera dilakukan.
C. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
Diagnosa atau masalah potensial diidentifikasi berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosis yang sudah ditentukan pada langkah interpretasi data
dasar (Purwandari, 2008). Diagnosa dan masalah potensial merupakan langkah
antisipasi dan pencegahan masalah kebidanan yang mungkin akan terjadi.
Seperti contoh ketika seorang Ibu dengan kehamilan trimester 1 mengalami
hiperemesis gravidarum, maka masalah potensial yang mungkin akan muncul
yaitu dehidrasi (Manuaba, 2007).
D. Identifikasi Kebutuhan Segera
Identifikasi kebutuhan segera dilakukan untuk mengidentifikasi perlunya
tindakan segera, baik tindakan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau
rujukan berdasarkan kondisi klien. Tindakan dapat berupa terapi yang
dibutuhkan segera atau menunggukolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
untuk mengatasi masalah klien selama kehamilan (Purwandari, 2008). Seperti
contoh ketika seorang Ibu dengan kehamilan trimester 1 mengalami hiperemesis
gravidarum, maka masalah potensial yang mungkin akan muncul yaitu dehidrasi.
Kebutuhan segera berupa pemberian antiemesis dan rehidrasi cairan dan
perbaikan asupan gizi dimana dalam pelaksanaan pemberian kebutuhan bidan
berkolaborasi dengan dokter dan ahli gizi (Manuaba, 2007)..
E. Perencanaan Asuhan atau Intervensi
Perencanaan asuhan bertujuan untuk menentukan rencana asuhan yang
menyeluruh yang ditentukan berdasarkan pengkajian data pada langkah
sebelumnya (Purwandari, 2008). Perencanaan asuhan juga meliputi
perencanaan asuhan pada masalah atau diagnosa potensial yang sudah
ditentukan sebelumnya. Pada kasus kehamilan fisiologis, rencana asuhan yang
dirumuskan adalah sebagai berikut:
Dx: Gx Px x x x x UK (1-13 minggu) dengan kehamilan fisiologis, janin
tunggal/kembar, hidup/mati, intrauterine/ekstrauterin
Tujuan:
1. Selama dilakukan pelayanan antenatal care (ANC) pada ibu hamil,
diharapkan ibu mengerti akan kondisinya dan janinnya ditandai dengan ibu
menggangguk dan mengatakan “baik bu bidan, saya mengerti”.
2. Setelah 30 menit dilakukan pelayanan antenatal care (ANC) pada ibu hamil,
diharapkan kondisi ibu dan janin tetap dalam batas normal yakni:
 Keadaan umum ibu dan janin baik
 Penambahan berat badan ibu ±0,5 kg per minggu
 Lingkar lengan ibu >23,5 cm
 Tanda-tanda vital ibu dalam batas normal
TD : ± 120/80 mmHg, stabil
N : 60 – 100 kali/menit
S : 36,5 – 37,50C
RR : 16 – 24 kali/menit
 Tinggi fundus uteri sesuai masa kehamilan
 DJJ (+) 120-160 kali/menit
 Intervensi:
Intervensi yang dilakukan kepada klien yaitu semua pemeriksaan pada ANC
K1, yang meliputi:
1. Lakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan ibu!
R/ penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan bertujuan
untuk memantau kecukupan energi ibu hamil berdasarkan perhitungan
IMT. Penambahan berat badan normal adalah ±0,5 kg per minggu.
2. Lakukan pengukuran lingkar lengan atas ibu!
R/ pengukuran lingkar lengan atas bertujuan untuk deteksi dini
kekurangan energi kronik (KEK). LILA normal adalah >23,5 cm.
3. Lakukan pengukuran tanda-tanda vital!
R/ pemantauan tekanan darah ibu hamil bertujuan untuk deteksi dini
preeclampsia, pemeriksaan suhu badan bertujuan untuk deteksi dini
infeksi sehingga dapat menentukan tindakan segera.
4. Ukur tinggi fundus uteri (TFU)!
R/ pengukuran tinggi fundus uteri bertujuan untuk menentukan usia
kehamilan dan taksiran berat badan janin, selain itu pengukuran TFU
bertujuan untuk deteksi dini pembesaran uterus tidak sesuai masa
kehamilan, misalnya karena polihidramnion.
5. Pantau kondisi janin dengan menghitung DJJ!
R/ pemantauan DJJ bertujuan untuk deteksi dini faktor-faktor resiko
kematian prenatal.
6. Lakukan tes laboratorium pada ibu hamil bila diperlukan!
R/ tes laboratorium yang dilakukan adalah haemoglobin (Hb), golongan
darah, PITC, hepatitis, reduksi urin dan protein urin. Pemeriksaan tes
laboratorium bertujuan untuk deteksi dini penyakit pada ibu hamil.
7. Lakukan tata laksanan kasus sesuai keluhan ibu!
R/ bila ditemukan masalah atau penyakit pada ibu, maka perlu
dilakukan perawatan khusus sesuai indikasi.
8. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan!
R/ Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan diharapkan klien dapat
mengerti tentang kondisinya saat ini dan dapat mempersiapkan diri
untuk keadaan yang akan dihadapi.
9. Anjurkan ibu tetap mengkonsumsi tablet besi secara teratur hingga
menjelang persalinan!
R/ ibu hamil memerlukan zat besi lebih tinggi karena pengeluaran
darah ketika persalinan. Tablet besi bertujuan untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta.
10. Anjurkan ibu agar makan dan minum cukup bergizi!
R/ makan makanan yang cukup dan bergizi bertujuan untuk mencegah
bayi makrosomia dan BBLR, selain itu pada ibu hamil terjadi
peningkatan metabolisme sehingga membutuhkan asupan energi yang
cukup.
11. Ajarkan ibu hamil trimester 1 tentang cara menangani keluhan mual
muntah, mudah lelah, pusing, sembelit, heartburn.
R/ pemahaman ibu hamil terhadap cara mengatasi keluhan bertujuan
agar ibu dapat tetap melakukan kegiatannya sehari-hari dan tidak
merasa terganggu dengan kehamilannya!
12. Berikan konseling tanda bahaya pada kehamilan trimester 1!
R/ pemahaman ibu terkait kondisi bahaya yang terjadi pada dirinya
bertujuan agar ibu segera memeriksakan dirinya dan mendapatkan
penanganan sehingga tidak terjadi keterlambatan.
13. Anjurkan ibu untuk melakukan USG pada trimester 1!
R/ USG pada trimester 1 dapat untuk mengonfirmasi kehamilan,
deteksi dini kelainan janin, serta menentukan usia kehamilan.
14. Beri tahu ibu untuk memeriksakan diri kembali 1 bulan lagi atau segera
jika ada keluhan!
R/ kunjungan antenatal care (ANC) pada trimester 1 dilakukan minimal
1 kali atau >1 kali jika ada keluhan.
F. Implementasi
Merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan yang telah dibuat
sebelumnya secara menyeluruh dengan efisien dan aman (Purwandari, 2008).
G. Evaluasi
Langkah ini dilakukan sebagai evaluasi keefektifan rencana asuhan yang
telah diberikan. Evaluasi ini meliputi evaluasi tindakan yang dilakukan segera
dan evaluasi asuhan kebidanan yang meliputi catatan perkembangan. Ada
kemungkinan sebagian rencana asuhan yang diberikan berjalan tidak efektif
sehingga memerlukan kegiatan yang berkesinambungan atau pengulangan
kembali setiap asuhan yang tidak efektif. Catatan perkembangan asuhan
kebidanan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP. SOAP adalah catatan yang
bersifat sederhana, jelas, logis, dan tertulis (Purwandari, 2008).
S : Data Subyektif. Data ini diperoleh melalui anamnesa.
O : Data Obyektif. Hasil pemeriksaan klien dan pemeriksaan pendukung
lainnya.
A : Assessment. Interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat
kesimpulan.
P : Penatalaksanaan. Merupakan tindakan dari diagnosa yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Abrori dan Mahwar Qurbaniah. 2017. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Pontianak :
Universitas Muhammadiyah Pontianak.
Agustian, Efrinita Nur. 2010. Hubungan Antara Asupan Protein dengan Kekurangan
Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Kecamatan Jebres. Skripsi. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Agustini, Ni Nyoman Mestri dan Ni Luh Kadeh Alit Arsani. 2013. Infeksi Menular
Seksual dan Kehamilan. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSA.
Amalia, Lu’lul Maghni dan Sayono. 2015. Faktor Risiko Kejadian Abortus (Studi di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat.
10(1).
Andriani, Dewi. 2016. Optimalisasi Perilaku Pemenuhan Nutrisi Pada Ibu Hamil
Trimester Satu Melalui Penyuluhan. Adi Husada Noursing Jurnal. 2(2).

Bartini, Istri. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Cunningham, et. al, 2006.Obstetri Williams, Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cunningham F Garry et al. 2012. Obstetri Williams Edisi 23. Jakarta: EGC.
Gernand AD, Schulze KJ, Stewart CP, Jr KPW, Christian P. 2016. Micronutrient
deficiencies in pregnancy worldwide. Health effects and prevention.
Hani, Ummi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Heffner, L. (2008). At A Glance: Sistem Reproduksi. Edisi 2. Jakarta: Erlangga.

Hidayati, R. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.


Jakarta. Salemba Medika.
Ismainar, Hetty. 2018. Manajemen unit kerja: untuk perekam medis dan informatika
kesehatan ilmu kesehatan masyarakat keperawatan dan kebidanan.
Yogyakarta. Deepublish.
Irayani, Fahrul. 2015. Analisis Hubungan Anemia Pada Kehamilan Dengan Kejadian
Abortus Di Rsud Demang Sepulau Raya Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal
Kesehatan. 7(2).
Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: CV Andi
Offset.
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdar). Jakarta :
Balitbangkes Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI (2018). Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Khairoh, Miftahul dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya. CV
Jakad Publishing.
Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya Syafrudin.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
Megasari, Miratu dkk. 2015. Panduan Belajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta.
DeePublish.
Melati, Rima dan Raudatussalamah. 2012. Hubungan Dukungan Sosial Suami
dengan Motivasi dalam Menjaga Kesehatan Selama Kehamilan. Jurnal
Psikologi. (8)2.
Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Nurymasari, Umi Wenny dkk. 2017. Kecemasan Saat Coitus Selama Kehamilan
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kesamben Kabupaten Jombang). Jurnal
Kebidanan 7(2).
Patimah, Meti dkk. 2020. Pendidikan Kesehatan Ibu Hamil Tentang
Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester I dan Penatalaksanaannya.
Jurnal Pengabdian Masyarakat. (41)3.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 tahun 2017. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Permenkes 269/Menkes/III/2008 mengenai Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan:Sejarah dan Profesionalisme. Jakarta :


EGC.
Prawirohardjo Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Priyanti, Sari. 2014. Cara Mengatasi Morning Sickness pada Ibu Hamil Trimester 1 di
BPS Ny. Wahyu Surowati Desa Warungdowo Pohjentrek Pasuruan. Hospital
Majapahit. (6)1.
Rismalinda. 2015. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: TIM
Saifudin, Abdul Bari. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-
Sarwono Prawirohardjo.
Sari, Dani Kartika dan Adityo Wibowo. 2016. Perawatan Herbal pada Rambut
Rontok. MAJORITY (5)5.
Sinclair. Costance. 2010. Buku Saku Kebidanan. Jakarta. EGC
Soemoharjo, Soewignyo. 2008. Hepatitis Virus B. Jakarta. EGC.
Sulistyawati. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. jakarta: salemba
Medika.
Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. Jakarta. EGC.
Trisnawati, F. 2012. Asuhan Kebidanan Jilid I. Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya.
Yulaikhah, Lily. 2008. Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC.
Widarta, Gede Danu dkk. 2015. Deteksi Dini Risiko Ibu Hamil dengan Kartu Skor
Poedji Rochjati dan Pencegahan Faktor Empat Terlambat. Majalah Obstetri &
Ginekologi. (23)1.
Winkjosastro, Hanifa et al. 2009. Ilmu Kandungan Edisi 2 Cetakan 7. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai