Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN

NEONATAL

PENDOKUMENTASIAN VARNEY DAN SOAP PADA NEONATUS


Dosen Pengampu : Ari Kurniarum, S.SiT., M.Kes

Disusun Oleh :
1. Agustina Andriyana ( P27224014)
2. Aljulia Rahmanuri ( P27224014)
3. Anis hidayatul Aminah ( P27224014)
4. Annisa Mulbaidah ( P27224014)
5. Danik Ismawati ( P27224014099)
6. Hanny Novianti Evissa ( P27224014)
7. Ibis Naha Frastitis ( P27224014)
8. Lita Anggun Sefita Mulyanda ( P27224014)

DIV KEBIDANAN REGULER A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmad dan karunia-Nya sehingga telah tersusun makalah Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Pendokumentasian Varney dan SOAP
pada Neonatus.
Makalah ini dibuat guna memperdalam pemahaman kami tentang
pendokumentasian serta untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampu
kami. Dengan selesainya tugas ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
terkait yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah kami masih sangat jauh dari sempurna dan masih
banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan dari pembaca
guna melengkapi dan memperbaiki di waktu mendatang.
Akhirnya kami berharap makalah ini memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi pembaca.

Klaten, 18 April 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses
kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat di duga secara
pasti walaupun dengan bantuan alat-alat medis modern
sekalipun,seringkali memerikan gamaran erbeda terhadap kondisi bayi saat
lahir.
Oleh karena itu,kemauan dan keterampilan tenagan medis yang
menangani kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan,tetapi tidak semua
tenaga medis memilki kemampuan dan keterampilan standar dalam
melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat di
handalkan,walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan
sebagai profesional ahli.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebab kegawatdaruratan pada neonatus ?
2. Bagaimana kondisi-kondisi yang menyebakan kegawatdaruratan pada
neonatus ?
3. Bagaiamana penanganan kegawatdaruratan pada neonatus ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kegawatdaruratan pada neonatus
2. Untuk mengetahui kondisi-kondisi yang menyebakan
kegawatdaruratan pada neonatus
3. Untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan pada neonatus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai
dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus bukanlah
miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus
mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.
Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.
Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi
anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka dari
itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus.
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegawatdaruratan pada Neonatus
1. Faktor Kehamilan
a) Kehamilan kurang bulan
b) Kehamilan dengan penyakit DM
c) Kehamilan dengn gawat janin
d) Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
e) Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
f) Infertilitas
2. Faktor pada Partus
a) Partus dengan infeksi intrapartum
b) Partus dengan penggunaan obat sedatif
3. Faktor pada Bayi
a) Skor apgar yang rendah
b) BBLR
c) Bayi kurang bulan
d) Berat lahir lebih dari 4000gr
e) Cacat bawaan
f) Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih dari 60/menit
C. Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Neonatus
1. Hipotermia

Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 360C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada
hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading
termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia
dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi
hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis
anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat
hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan
yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.
Etiologi dan factor presipitasi dari hipotermia antara lain :
prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi neurologik seperti meningitis dan
perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran
dan eksposure suhu lingkungan yang dingin.
Penanganan hipotermia ditujukan pada:
a. Mencegah hipotermia
b. Mengenal bayi dengan hipotermia
c. Mengenal resiko hipotermia
d. Tindakan pada hipotermia.

Tanda-tanda klinis hipotermia:


a. Hipotermia sedang (suhu tubuh 320C - <360C ), tanda-tandanya
antara lain : kaki teraba dingin, kemampuan menghisap lemah,
tangisan lemah dan kulit berwarna tidak rata atau disebut kutis
marmorata.
b. Hipotermia berat (suhu tubuh < 320C ), tanda-tandanya antara lain :
sama dengan hipotermia sedang, dan disertai dengan pernafasan
lambat tidak teratur, bunyi jantung lambat, terkadang disertai
hipoglikemi dan asidosisi metabolik.
c. Stadium lanjut hipotermia, tanda-tandanya antara lain : muka,
ujung kaki dan tangan berwarna merah terang, bagian tubuh
lainnya pucat, kulit mengeras, merah dan timbul edema terutama
pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)
2. Hipertermia

Hipertermia adalah kondisi suhu tubuh tinggi karena kegagalan


termoregulasi. Hipertermia terjadi ketika tubuh menghasilkan atau
menyerap lebih banyak panas daripada mengeluarkan panas. Ketika
suhu tubuh cukup tinggi, hipertermia menjadi keadaan darurat medis
dan membutuhkan perawatan segera untuk mencegah kecacatan dan
kematian.
Penyebab paling umum adalah heat stroke dan reaksi negatif obat.
Heat stroke adalah kondisi akut hipertermia yang disebabkan oleh
kontak yang terlalu lama dengan benda yang mempunyai panas
berlebihan. Sehingga mekanisme penganturan panas tubuh menjadi
tidak terkendali dan menyebabkan suhu tubuh naik tak terkendali.
Hipertermia karena reaksi negative obat jarang terjadi. Salah satu
hipertermia karena reaksi negatif obat yaitu hipertensi maligna yang
merupakan komplikasi yang terjadi karena beberapa jenis anestesi
umum.
Tanda dan gejala : panas, kulit kering, kulit menjadi merah dan
teraba panas, pelebaran pembuluh darah dalam upaya untuk
meningkatkan pembuangan panas, bibir bengkak. Tanda-tanda dan
gejala bervariasi tergantung pada penyebabnya. Dehidrasi yang terkait
dengan serangan panas dapat menghasilkan mual, muntah, sakit
kepala, dan tekanan darah rendah. Hal ini dapat menyebabkan pingsan
atau pusing, terutama jika orang berdiri tiba-tiba. Tachycardia dan
tachypnea dapat juga muncul sebagai akibat penurunan tekanan darah
dan jantung. Penurunan tekanan darah dapat menyebabkan pembuluh
darah menyempit, mengakibatkan kulit pucat atau warna kebiru-biruan
dalam kasus-kasus lanjutan stroke panas. Beberapa korban, terutama
anak-anak kecil, mungkin kejang-kejang. Akhirnya, sebagai organ
tubuh mulai gagal, ketidaksadaran dan koma akan menghasilkan.
3. Hiperglikemia
Hiperglikemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi dimana
jumlah glukosa dalam plasma darah berlebihan.

Hiperglikemia disebabkan oleh diabetes mellitus. Pada diabetes


melitus, hiperglikemia biasanya disebabkan karena kadar insulin yang
rendah dan / atau oleh resistensi insulin pada sel. Kadar insulin rendah
dan / atau resistensi insulin tubuh disebabkan karena kegagalan tubuh
mengkonversi glukosa menjadi glikogen, pada akhirnyanya membuat
sulit atau tidak mungkin untuk menghilangkan kelebihan
glukosa dari darah.
Gejala hiperglikemia antara lain : polifagi (sering kelaparan),
polidipsi (sering haus), poliuri (sering buang air kecil), penglihatan
kabur, kelelahan, berat badan menurun, sulit terjadi penyembuhan
luka, mulut kering, kulit kering atau gatal, impotensi (pria), infeksi
berulang, kussmaul hiperventilasi, arrhythmia, pingsan, koma.
4. Tetanus Neonaturum

Tetanus neonaturum adalah penyakit tetanus yang diderita oleh


bayi baru lahir yang disebabkan karena basil klostridium tetani.
Tanda-tanda klinis antara laian : bayi tiba-tiba panas dan tidak mau
minum, mulut mencucu seperti mulut ikan, mudah terangsang, gelisah
(kadang-kadang menangis) dan sering kejang disertai sianosis, kaku
kuduk sampai opistotonus, ekstremitas terulur dan kaku, dahi berkerut,
alis mata terangkat, sudut mulut tertarik ke bawah, muka rhisus
sardonikus.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan :
a. Bersihkan jalan napas,
b. longgarkan atau buka pakaian bayi,
c. masukkan sendok atau tong spatel yang dibungkus kasa ke dalam
mulut bayi,
d. ciptakan lingkungan yang tenang dan
e. berikan ASI sedikit demi sedikit saat bayi tidak kejang.
5. Penyakit-penyakit pada ibu hamil

Kehamilan Trimester I dan II, yaitu : anemia kehamilan,


hiperemesis gravidarum, abortus, kehamilan ektopik terganggu
(implantasi diluar rongga uterus), molahidatidosa (proliferasi abnormal
dari vili khorialis).
Kehamilan Trimester III, yaitu : kehamilan dengan hipertensi
(hipertensi essensial, pre eklampsi, eklampsi), perdarahan antepartum
(solusio plasenta (lepasnya plasenta dari tempat implantasi), plasenta
previa (implantasi plasenta terletak antara atau pada daerah serviks),
insertio velamentosa, ruptur sinus marginalis, plasenta sirkumvalata).
6. Sindrom Gawat Nafas Neonatus

Sindrom gawat nafas neonatus merupakan kumpulan gejala yang


terdiri dari dispnea atau hiperapnea dengan frekuensi pernafasan lebih
dari 60 kali per menit, sianosis, merintih, waktu ekspirasi dan retraksi
di daerah epigastrium, interkostal pada saat inspirasi ( Perawatan Anak
Sakit, Ngastiah. 2010).
7. Penyakit Membran Hialin (PMH)

Penyebab kelainan ini adalah kekurangan suatu zat aktif pada


alveoli yang mencegah kolaps paru. PMH sering kali mengenai bayi
prematur, karena produksi surfaktan yang di mulai sejak kehamilan
minggu ke 22, baru mencapai jumlah cukup menjelang cukup bulan.
Penyebab PMH adalah surfaktan paru. Surfaktan paru adalah zat
yang memegang peranan dalam pengembangan paru dan merupakan
suatu kompleks yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak.
Senyawa utama zat tersebut adalah lesitin. Zat ini mulai di bentuk pada
kehamilan 22-24 minggu dan mencapai maksimum pada minggu ke
35. Fungsi surfaktan adalah untuk merendahkan tegangan permukaan
alveolus akan kembali kolaps setiap akhir ekspirasi, sehingga untuk
bernafas berikutnya di butuhkan tekanan negatif intrathoraks yang
lebih besar dan di sertai usaha inspiarsi yang lebih kuat. Kolaps paru
ini menyebabkan terganggunya ventilasi sehingga terjadi hipoksia,
retensi CO2. dan oksidosis
Prognosis bayi dengan PMH terutama ditentukan oleh prematuritas
serta beratnya penyakit. Bayi yang sembuh mempunyai kesempatan
tumbuh dan kembang sama dengan bayi prematur lain yang tidak
menderita PMH.
PMH umumnya terjadi pada bayi prematur dengan berat badan
1000-2000 gram. Atau masa generasi 30-36 minggu. Gangguan
pernafasan mulai tampak dalam 6-8 jam pertama setelah lahir dan
gejala yang karakteritis mulai terlihat pada umur 24-72 jam.
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Foto thorak
Atas dasar adanya gangguan pernafasan yang dapat di sebabkan
oleh berbagai penyebab dan untuk melihat keadaan paru, maka
bayi perlu dilakukan pemeriksaan foto thoraks.
b. Pemeriksaan darah
Perlu pemeriksaan darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit.
9. Penatalaksanaan Tindakan yang perlu dilakukan :
a. Memberikan lingkungan yang optimal, suhu tubuh bayi harus
dalam batas normal (36.5-37oc) dan meletakkan bayi dalam
inkubator.
b. Pemberian oksigen dilakukan dengan hati-hati karena terpengaruh
kompleks terhadap bayi prematur, pemberian oksigen terlalu
banyak menimbulkan komplikasi fibrosis paru, kerusakan retina
dan lain-lain.
c. Pemberian cairan dan elektrolit sangat perlu untuk
mempertahankan hemeostasis dan menghindarkan dehidrasi.
Permulaan diberikan glukosa 5-10 % dengan jumlah 60-125 ML/
Kg BB/ hari.
d. Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder. Penisilin

dengan dosis 50.000-10.000 untuk / kg BB / hari / ampisilin


100 mg / kg BB/ hari dengan atau tanpa gentasimin 3-5 mg / kg BB
/ hari.
e. Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah
pemberian surfaktan ekstrogen ( surfaktan dari luar)
10. Keperawatan
Pada umumnya dengan BB lahir 1000-2000 gram dan masa
kehamilan kurang dari 36 minggu.
a. Bahaya kedinginan

Bayi PMH adalah bayi prematur sehingga kulitnya sangat tipis,


jaringan lemak belum berbentuk dan pusat pengatur suhu belum
sempurna. Akibatnya bayi dapat jatuh dalam keadaan cold injury,
sianosis, dispnea, kemudian apnea. Untuk mencegah harus dirawat
dalam inkubator yang dapat mempertahankan suhu bayi 36.5oC-
37cC
b. Resiko terjadi gangguan pernafasan

Gejala pertama biasanya timbul dalam 4 jam setelah lahir. Tata


laksana perawatan bayi prematur adalah
1) Dirawat dalam inkubator dengan suhu optimum
2) Bila bayi mulai terlihat sianosis, dispnea / hiperapsnea segera
berikan oksigen
3) Kesukaran dalam pemberian makanan, untuk memenuhi
kebutuhan kalori maka dipasang infus dengan cairan glukosa
5-10 %. Makanan bayi yang terbaik adalah asi. Karena itu
selama bayi belum diberi asi harus tetap pertahankan dengan
memompa payudara ibu setiap 3 jam.
c. Resiko mendapat infeksi, untuk mencegah infeksi, perawat harus
bekerja secara aseptik dan inkubator harus aseptik pula. Ruangan
tempat merawat bayi terpisah, bersih, dan tidak di benarkan banyak
orang memasuki ruangan tersebut kecuali petugas, semua alat yang
diperlukan harus steril.
d. Kebutuhan rasa nyaman. Gangguan rasa nyaman dapat terjadi
akibat tindakan medis, misalnya penghisapan lendir, pemasangan
infus dll. Untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya selain sikap
yang lembut setiap menolong bayi dalam memberi pasi harus di
pangku.
11. Penanganan Kegawatdaruratan pada Bayi Baru Lahir

Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak,


jantung dan organ-organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang
meliputi pemijatan jantung dan menjamin ventilasi yang adekwat
(Rilantono, 1999). Tindakan ini merupakan tindakan kritis yang
dilakukan pada saat terjadi kegawatdaruratan terutama pada sistem
pernafasan dan sistem kardiovaskuler. kegawatdaruratan pada kedua
sistem tubuh ini dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang
singkat (sekitar 4 6 menit).
Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan
dengan segera sebagai upaya untuk menyelamatkan hidup (Hudak dan
Gallo, 1997). Resusitasi pada anak yang mengalami gawat nafas
merupakan tindakan kritis yang harus dilakukan oleh perawat yang
kompeten. Perawat harus dapat membuat keputusan yang tepat pada
saat kritis. Kemampuan ini memerlukan penguasaan pengetahuan dan
keterampilan keperawatan yang unik pada situasi kritis dan mampu
menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pasien kritis (Hudak dan
Gallo, 1997).
D. Apakah bayi baru lahir memerlukan resusitasi?

Kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan untuk memulai


pernafasan saat lahir,dan sekitar 1% saja yang memerlukan resusitasi
lengkap mulai dari pembersihan jalan nafas hingga pemberian obat
obatan darurat. Untuk praktisnya, setiap menolong bayi baru lahir ada 5
pertanyaan yang menentukan apakah resusitasi dibutuhkan:
1. Apakah bersih dari mekonium?
2. Apakah bernafas atau menangis?
3. Apakah tonus otot baik?
4. Apakah warna kulit kemerahan?
5. Apakah cukup bulan?

Jika salah satu dari 5 pertanyaan tersebut jawabannya tidak,maka


perlu dilakukan resusitasi
E. Mengapa diberikan resusitasi.?

Tindakan resusitasi diberikan untuk mencegah kematian akibat


asfiksia. Dan bila pada bayi asphiksia berat yang tidak dilakukan tindakan
resusitasi secara benar akan meninggal atau mengalami gangguan system
saraf pusat,misalnya cerebral palsy, kelainan jantung misalnya tidak
menutupnya ductus arteriosus
F. Kapan Bayi perlu resusitasi.?

Tiga hal penting dalam resusitasi


1. Pernafasan

Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya pernafasan


selama 1 menit. Nafas tersengal sengal berarti nafas tidak efektif dan
perlu tindakan misalnya apneu. Jika pernafasan telah efektif yaitu
pada bayi normal biasanya 30 50 x / menit dan menangis, kita
melangkah ke penilaian selanjutnya
2. Frekuensi Jantung

Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang
termudah dan cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau
meraba denyut tali pusat. Meraba arteria mempunyai keuntungan
karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus
menerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 = Frekuensi
denjut jantung selama 1 menit)
Hasil penilaian :
a) Apabila frekeunsi. > 100 x / menit dan bayi bernafas spontan,
dilanjutkan dengan menilai warna kulit
b) Apabila frekuensi < 100 x / menit walaupun bayi bernafas
spontan menjadi indikasi untuk dilakukan VTP (Ventilasi
Tekanan Positif)
3. Warna Kulit

Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit


menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap
diberikan. Bila terdapat sianosis perifer, oksigen tidak perlu diberikan,
disebabkan karena peredaran darah yang masih lamban, antara lain
karena suhu ruang bersalin yang dingin.
G. Peran Bidan Dalam Kegawatdaruratan Neonatal
Kematian ibu dan bayi terjadi karena kegawatdaruratan yang tidak
tertangani dengan baik, dapat disebabkan oleh :
1. Keterlambatan dalam memutuskan untuk mencari perawatan
2. Keterlambatan mencapai fasilitas rujukan tingkat pertama
3. Keterlambatan dalam benar-benar menerima perawatan setelah tiba di
fasilitas tersebut.
Sebagai contoh : Staf di sebuah pos kesehatan pedesaan pelayanan
kegawatdaruratan dasar dengan akan kemampuan tidak diharapkan untuk
melakukan bedah caesar bagian tetapi akan diharapkan untuk membuat
diagnosis yang benar, resusitasi dan menstabilkan pasien, dan merujuk
padanya. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik
Bidan yang antara lain mengatur hal-hal berikut ini (keterangan: kami
kutipkan yang berkaitan dengan anak):
1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk
mendekatkan pelayanan kegawatan obstetri dan neonatal kepada
setiap ibu hamil/bersalin, nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar
penanganan dini atau pertolongan pertama sebelum rujukan dapat
dilakukan secara cepat dan tepat waktu.
2. Dalam menjalankan kewenangan yang diberikan, bidan harus:
a. Melaksanakan tugas kewenangan sesuai dengan standar profesi
b. Memiliki keterampilan dan kemampuan untuk tindakan yang
dilakukannya
c. Mematuhi dan melaksanakan protap yang berlaku di wilayahnya
d. Bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan dan berupaya
secara optimal dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi
atau janin.
3. Pelayanan kebidanan dalam masa kehamilan, masa persalinan dan
masa nifas meliputi pelayanan yang berkaitan dengan kewenangan
yang diberikan. Perhatian khusus diberikan pada masa sekitar
persalinan, karena kebanyakan kematian ibu dan bayi terjadi dalam
masa tersebut.
4. Pelayanan kesehatan kepada anak diberikan pada masa bayi
(khususnya pada masa bayi baru lahir), balita dan anak pra sekolah.
5. Pelayanan kesehatan pada anak meliputi:
a. Pelayanan neonatal esensial dan tata laksana neonatal sakit di luar
rumah sakit yang meliputi:
1) Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
2) Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
3) Membersihkan jalan nafas,mempertahankan bayi bernafas
spontan
4) Pemberian asi dini dalam 30 menit setelah melahirkan
5) Mencegah infeksi pada bayi baru lahir antara lain melalui
perawatan tali pusat secara higienis, pemberian imunisasi dan
pemberian asi eksklusif.
b. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada
bayi 0-28 hari
c. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian asi eksklusif untuk
bayi di bawah 6 bulan dan makanan pendamping asi (mpasi)
untuk bayi di atas 6 bulan.
d. Pemantauan tumbuh kembang balita untuk meningkatkan
kualitas tumbuh kembang anak melalui deteksi dini dan
stimulasi tumbuh kembang balita.
e. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan,
sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan
segera merujuk pada dokter.
f. Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan
antara lain:
1) Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk
remaja putri, calon pengantin, ibu dan bayi
2) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bidan diberi
wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang
mengalami asfiksia, yang sering terjadi partus lama,
ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada
bayi dengan berat badan lahir rendah, utamanya bayi
prematur. Bayi tersebut selanjutnya perlu dirawat di fasilitas
kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang
dari 1750 gram.
3) Hipotermi pada bayi baru lahir bidan diberi wewenang
untuk melaksanakan penanganan hipotermi pada bayi baru
lahir dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dini
dan metode kangguru.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. L USIA 7
HARI DENGAN IKHTERUS NEONATORUM

IDENTITAS
A. Identistas
Nama bayi : Bayi Ny.L
Umur Bayi : 7 hari
Tgl/jam lahir : 19 Mei 2012 pukul 11.23 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Status reg : 225/12
Nama Ibu : Ny. L Nama Ayah : Tn. A
Umur : 27 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
DATA SUBJEKTIF
Ibu cemas karena bayinya rewel, menangis merintih, perut membuncit dan
kulitnya terlihat kuning
Riwayat penyakit saat ini
1. Riwayat penyakit kehamilan
Tidak ada
2. Kebiasaan saat hamil
Makan : 3x sehari, porsi biasa , menu : nasi beserta lauk pauknya
Minum : 6 8 gelas per hari
Merokok : Tidak pernah
Jamu : Tidak pernah
3. Kebiasaan saat nifas
Makan : 3x sehari, porsi biasa, menu : nasi beserta laukpauknya
Minum : 6 - 8 gelas per hari
Merokok : Tidak pernah
Jamu : Minum 1 gelas per hari sejak hari ketiga nifas (sari rapet
dan kunyit asam)
Menjemur bayi : 2x sejak nifas, frekuensi 15 menit, jam 07.30 WIB
4. Riwayat nifas :
Rawat di klinik Bidan 1 hari setelah melahirkan, pulang paksa dengan
alasan ingin pulang.
Bayi kuning sejak 2 hari lalu
5. Riwayat persalinan sekarang
P1 A0
Jenis persalian : Persalinan Pervaginam spontan
Ditolong oleh : Bidan
Tempat Persalinan : Klinik bidan Yulia
Umur kehamilan : 39 minggu
Ketuban : warna jernih, banyaknya 500 c
Komplikasi persalinan : Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
Keadaan bayi baru lahir : Bayi langsung menangis, tonus otot (+)
6. Riwayat menyusui : 5x dalam sehari tetapi tiadak adekuat, ASI
eksklusif (+)
7. Riwayat imunisasi :
Vit K sudah diberikan
Hep Bo sudah diberikan
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Samnolen
Suhu : 37oC,
Pernafasan : 48x / menit ,
Nadi : 125 x / menit
Berat badan lahir : 3200 gram
Berat badan sekarang : 3400 gram
Pemeriksaan fisik secara klinis :
1. Kepala : UUK datar, tidak ada moulase
a. Muka : Simetris, warna kuning
b. Mata : Simetris, sklera kuning, konjungtiva pucat, tidak
juling, reflek cahaya (+)
c. Hidung : Ada septum, tidak ada polip
d. Mulut : Simetris, tidak ada celah antara bibir ataupun
hidung, tidak ada sianosis
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, warna
kulit
leher kuning.
2. Dada : Simetris, tidak ada pembesaran, puting menonjol,
tidak ada retraksi dada.
3. Abdomen : Perut membuncit, pembesaran pada hati tali pusat
sudah puput.
4. Genital : Testis sudah masuk kedalam skrotum, lubang
penis terletak di sentralis.
5. Anus : Terdapat lubang anus, sudah BAB warna Dempul
dan BAK warna gelap
6. Ekstremitas :
a. Bagian atas : Simetris, jumlah jari tangan lengkap, pada tangan
dan jari tidak ada sianosis, gerakan aktif.
b. Bagian bawah : Simetris, jumlah jari kaki lengkap, pada kaki tidak
ada sianosis, gerakan aktif.
7. warna kulit : Tidak ada bercak dan tanda lahir, warna kulit
keseluruhan kuning
Reflex :
Refleks moro (+)
Rooting refleks (+)
Refleks palmar (+)
Refleks tonickneck (+)
Daya hisap lemah.
8. Eliminasi :
Miksi : Frekuensi : 4 x per hari, warna kuning
Mekonium/feses : Frekuensi : 1 x per hari, warna Dempul konsistensi
lunak
9. Data Penunjang : Saat ini tidak dilakukan
10. Gol Darah ibu : O (+) diketahui pada saat kehamilan

ASSASMENT (19 Mei 2014, pukul 10.00 WIB)


Bayi Ny. L umur 3 hari dengan kemungkinan ikterus patologis.

PLANNING IN ACTION
1. Menyampaikan pada ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya
kemungkinan mengalami ikterus patologis. Ibu dan suami mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan suami agar tetap tenang. Ibu
bersedia agar selalu tenang agar kondisinya tidak menurun.
3. Mengobservasi TTV dan konsistensi warna kulit.
Hasil pemeriksaan :
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. warna kulit kuning.
4. Melakukan pencegahan kehilangan panas dengan cara tidak meletakan bayi di
atas benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya, menutup pintu dan
jendela rapat-rapat, mengganti pakaian bayi jika basah dan tidak meletakan
bayi di dekat benda yang suhunya lebih rendah dari suhu
tubuhnya.membedong bayi.
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membersihkan ujung tali pusat
meggunakan air yang sudah matang dan keringkan, lalu bungkus tali pusat
meggunakan kassa steril.
6. Kontak dini dengan ibu ( metode kanguru ).
7. MemBerikan konseling pada ibu tentang :
a. Menjaga kehangatan bayi dengan cara ibu lebih sering mendekap bayi,
tata ruangan yang hangat untuk mencegah hipotermi
b. Cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara meletakan bayi di
tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi menempel dengan
perut ibu dan sesering mungkin
c. Cara merawat tali pusat dengan cara membersihkannya menggunakan air
matang dan membungkusnya dengan kassa steril.
8. Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi, seperti pernafasan lebih cepat, suhu
yang panas,tali pusat merah atau bernanah, mata bengkak, tidak ada BAK atau
BAB dalam 24 jam
9. Meletakkan bayi pada yang terang , untuk mempertahankan suhu badan pada
bayi.
10. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, jika bayi tidak mau
menyusui anjurkan ibu untuk memerah asinya dan memberikannya
menggunakan sendok

EVALUASI SETELAH 24 JAM (20 Mei 2014, pukul 10.00 WIB)


DATA SUBJEKTIF
Bayi Ny. L dengan umur 4 hari dengan keadaan lemah,Rewel, menangis merintih
dan kulit kekuningan

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Samnolen
2. TTV
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. Warna kulit kuning.
3. Wajah : Pucat
4. Mata
a. Konjungtiva : Anemis
b. Sklera mata : Ikterik
5. Abdomen : Perut membuncit,terlihat pembesaran hati dan kulit perut
kuning
6. Eliminasi :
a. BAK:4x/hari warna gelap
b. BAB:2x/hari warna dempul, konsistensi lunak

ASSATMENT
Bayi Ny. L umur 6 hari dengan ikterus patologis.

PLANING IN ACTION
1. Menyampaikan pada ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa bayi
mangalami ikterus dan bayi harus di rujuk. Ibu dan suami mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan suami agar tetap tenang. Ibu
bersedia agar selalu tenang agar kondisinya tidak menurun.
3. Mengobservasi TTV dan konsistensi warna kulit.
Hasil pemeriksaan :
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. warna kulit kuning.
4. Melakukan pencegahan kehilangan panas dengan cara tidak meletakan bayi di
atas benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya, menutup pintu dan
jendela rapat-rapat, mengganti pakaian bayi jika basah dan tidak meletakan
bayi di dekat benda yang suhunya lebih rendah dari suhu
tubuhnya.membedong bayi.
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membersihkan ujung tali pusat
meggunakan air yang sudah matang dan keringkan, lalu bungkus tali pusat
meggunakan kassa steril.
6. Kontak dini dengan ibu ( metode kanguru ).
7. MemBerikan konseling pada ibu tentang :
a. Menjaga kehangatan bayi dengan cara ibu lebih sering mendekap bayi, tata
ruangan yang hangat untuk mencegah hipotermi
b. Cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara meletakan bayi di
tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi menempel dengan
perut ibu dan sesering mungkin
c. Cara merawat tali pusat dengan cara membersihkannya menggunakan air
matang dan membungkusnya dengan kassa steril.
8. Meletakkan bayi pada yang terang , untuk mempertahankan suhu badan pada
bayi.
9. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, jika bayi tidak mau
menyusui anjurkan ibu untuk memerah asinya dan memberikannya
menggunakan sendok
10. Dampingi ibu dan bayi ke tempat rujukan
11. Bawa alat-alat dan obat-obatan yang mungkin di butuhkan diperjalanan
menuju tempat rujukan
12. Anjurkan keluarga menyiapkan transportasi menyediakn uang untuk biaya
administrasi
13. Siapkan dan bawa surat rujukan ke tempat rujukan

EVALUASI SELAMA PERJALANAN KE TEMPAT RUJUKAN


DATA SUBJEKTIF
Bayi masih lemah,masih Rewel, menangis merintih dan kulit kekuningan

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Samnolen
2. TTV
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. Warna kulit kuning.
3. Wajah : Pucat
4. Mata
a. Konjungtiva : Anemis
b. Sklera mata : Ikterik
5. Abdomen : Perut membuncit,terlihat pembesaran hati dan kulit perut
kuning

ASSETMENT
Bayi Ny. L umur 6 hari dengan ikterus patologis.

PLANING IN ACTION
1. Pantau tanda-tanda vital
Hasil pemeriksaan :
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
2. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui .
3. Memberi kehangatan , dengan metode kanguru
4. Mencegah hipotermi
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. H
DENGAN HIPOTERMI SEDANG

A. PENGKAJIAN DATA

Identitas Nama Anak : Bayi Ny. H


Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 2 Oktober 2013
Jam : 09.30 WIB
Anak : Kedua
Alamat : Jl. AHMAD YANI NO.56

Nama Ibu : Ny. H Nama Ayah : Tn. S


Umur : 25 tahun Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Ahmadyani Alamat : Jl.Ahmadyai
1. Riwayat persalinan sekarang Usia kehamilan : 38 minggu

Lama persalinan
Kala I : 8 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
Jumlah :10 jam 50 menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Temp : 35,7oC
RR : 60 x/menit

BB : 2900 gram
Pols : 130 x/menit

B. INTERPRETASI DATA DASAR


1. Diagnosa
Bayi baru lahir dengan hipotermi sedang
Data Dasar :
a. Suhu : 35.70C
b. APGAR SCORE : 6/7
c. Ekstrimitas : Membiru
d. Kedua kaki teraba dingin
e. Kulit terdapat bercak merah
f. Menangis lemah
g. Tampak mengantuk tetapi masih bisa dibangunkan
h. Aktivitas lemah
i. Tali pusat masih basah
2. Masalah
a. Nutrisi tidak adequat
b. Keterbatasan aktifitas
c. Ketidaknyamanan pada bayi
3. Kebutuhan
a. Segera hangatkan bayi
b. Pemberian nutrisi
c. Pemenuhan lingkungan yang nyaman
d. Perawatan tali pusat

C. DIAGNOSA POTENSIAL
Hipotermi berat
D. TINDAKAN SEGERA
Beri tahu keluarga tentang persiapan rujukan apabila keadaan bayinya
semakin buruk.

E. RENCANA TINDAKAN
1. Hangatkan tubuh bayi
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya mempertahankan suhu tubuh
bayi
b. Ajarkan pada ibu tentang cara menghangatkan bayi
c. Anjurkan pada ibu utnuk melakukan teknik penghangatan pada bayi
baru lahir
d. Observasi kemampuan ibu dalam melakukan teknik penghangatan
e. Libatkan keluarga atau suami dalam membantu ibu melakukan
teknik penghangatan

2. Pemberian ASI
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI bagi bayi
b. Ajarkan pada ibu tentang untuk menyusui yang benar
c. Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
d. Observasi kemampuan ibu dalam membantu ibu menyusui bayinya
e. Libatkan keluarga atau suami dalam membantu ibu menyusui bayinya

3. Menjaga personal hygiene bayi


a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya pemeliharaan kebersihan bayi
b. Ajarkan pada ibu tentang cara memandikan bayi
c. Anjurkan pada ibu untuk mengjaga kebersihan bayinya
d. Observasi kemampuan ibu dalam menjaga kebersihan bayinya
e. Libatkan keluarga atau suami dalam membantu ibu menjaga kebersihan bayinya.

4. Pemantauan bayi baru lahir


a. Jelaskan pada ibu mengenai tanda bahaya bayi baru lahir
b. Ajarkan pada ibu tentang penanganan dini terhadap tanda bahaya bayi baru lahir
c. Libatkan anggota keluarga lainnya dalam memantau keadaan bayi baru lahir

PELAKSANAAN
1. Menghangatkan tubuh bayi
a. Bayi dipakaikan topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat
b. Menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapat sumber panas
terus menerus
c. Mengganti kain/pakaian/popok yang basah dengan yang kering
d. Kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi diantara bagian tubuh bayi dengan
dada dan perut ibu dalam baju kanguru
2. Melakukan perawatan kebersihan bayi baru lahir
a. Segera mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat
b. Menunda memandikan bayi + 24 jam setelah kelahiran
c. Merawat tali pusat
d. Memandikan dengan mandi kering
3. Membantu ibu menyusui bayinya kepanpun ketika bayi mau menyusui
4. Melakukan pemantauan bati baru lahir
a. Pantau kemampuan menghisap
b. Keaktifan bayi
c. Pantau keadaan umum bayi seperti suhu, BB, nadi
5. Menjelaskan tanda dan bahaya pada bayi baru lahir
a. Pernapasan sulit (lebih dari 60 x/menit), < 30 x/mnt, > 60 x/mnt
b. Suhu tubuh terlalu rendah ( < 36 0C)
c. Warna kulit terutama 24 jam pertama, biru/pucat
d. Menghisap lemah, banyak muntah, mengantuk berlebihan
e. Aktivitas (bayi menggigil, menangis lemah, badan lemas dan kejang)
EVALUASI
1. Ibu mau menghangatkan bayinya dengan metode kanguru
2. Bayi mau diberi/mendapatkan ASI meskipun sedikit-sedikit
3. Bayi dalam keadaan bersih
4. Pakaian/popok selalu dalam keadaan kering
5. Tanda-tanda vital
Suhu : 360C
Nadi :120 x/menit
RR : 40 x/menit

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-2


Tanggal 3-10-20013 jam : 09.00 WIB
S : Ibu mengatakan bayi minum ASI kuat
O:
1. Bayi baru lahir hari ke-2
2. Keadaan umum bayi baik
3. Tali pusat masih basah
4. Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5 0C
Nadi :135 x/menit
RR : 40 x/menit
A:
1. Diagnosa
Bayi baru lahir ke-2
Dasar :
a. Bayi baru lahir tanggal 2-10-2013 pukul 09.30 WIB
b. Keadaan umum baik
c. Tali pusat masih basah
d. Tanda-tanda vital
e. Suhu : 36,5 0c
f. Nadi : 135 x/menit
g. RR : 40 x/menit
2. Masalah
Potensial terjadi infeksi tali pusat
Dasar : tali pusat masih basah
3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang perawatan tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik
b. Penyuluhan tentang pemberia ASI
c. Penyuluhan tentang personal hygiene/kebersihan tubuh
P:
1. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif selama 6 bulan
2. Beritahu pada ibu mengenai tanda-tanda bahaya pada BBL
3. Evaluasi cara perawatan kebersihan bayi baru lahir
4. Libatkan keluarga dalam menjaga kestabilan suhu badan bayi baru lahir

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-7

Tanggal 9-10-20013 jam : 09.00 WIB


S:
1. Ibu mengatakan bayinya sudah dapat menghisap ASI kuat
2. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB
3. Ibu mengatakan sudah bisa melakukan perawatan pada bayinya dan tali pusat
sudah puput
O:
1. BB : 3000 gram
Pols : 138 x/menit
RR : 40 x/menit
Temp : 36.50C
Lila : 9 cm
2. Refleks menghisap (+), ASI diberikan setiap bayi menangis, ASI sudah mulai
banyak
3. Tali pusat masih basah
4. Eliminasi BAK 6-7 x/hari, BAB 3 x/hari
A:
1. Diagnosa
Bayi baru lahir ke-7
Dasar : Bayi lahir spontan tanggal 2-10-2007 pukul 09.30 WIB
2. Masalah
Untuk sementara tidak ada
3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang pemberian ASI ekslusif dan mencegah infeksi pada bayi
baru lahir dengan perawatan teknik septik dan antibiotik
b. Pesonal hygiene
c. Penyuluhan pemberian imunisasi dini
P:
1. Pantau keadaan umum bayi
2. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksluif selama 6 bulan dan melakukan
pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
3. Anjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dan perawatan bayi baru lahir
4. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI setiap mau menyusui

CATATAN PERKEMBANGAN HARI KE-14


Tanggal 16-10-2013 jam : 09.00 WIB
S:
1. Ibu mengatakan berat badan bayi bertambah
2. Ibu mengatakan bayinya sudah mulai aktif
O:
1. BB : 3300 gram
Pols : 130 x/menit
RR : 34 x/menit
Temp : 36,50C
Lila : 9 cm
2. Refleks menghisap (+)
Refleks sucking (+)
Refleks stapping (+)
Refleks moro (+)
3. ASI diberikan setiap bayi mau/menangis dan ASI sangat lancar
4. Eliminasi BAK 6-7 x/hari, BAB 3 x/hari
A:
1. Diagnosa
Bayi baru lahir ke-14
Dasar : bayi baru lahir spontan tanggal 2-10-2007 pukul 09.30 WIB
2. Masalah
Untuk sementara tidak ada
3. Kebutuhan
a. Penyuluhan tentang perawatan bayi sehari-hari dirumah
b. Penyuluhan tentang nutrisi yag adequat
P:
1. Anjurkan pada ibu untuk mnejaga personal hygiene bagi bayinya
2. Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI ekslusifnya
3. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan bayi sehari-hari dengan benar
BAB III
PENUTUP

B. Kesimpulan

Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi


dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( usia
28 hari) membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan
psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang bisa saja
timbul sewaktu-waktu (Sharieff, Brousseau, 2006).
Kasus kegawatdaruratan obstetri dan noenatal apabila tidak segera
ditangani akan berakibat kesakitan yang berat, bahkan kematian ibu dan
janinya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin, dan bayi
baru lahir. Secara umum terdapat 4 penyebab utama kematian ibu, janin,
dan bayi baru lahir dari sisi obstetri, yaitu (1) perdarahan; (2) infeksi
sepsis; (3) hipertensi dan preeklampsia/eklampsia; dan (4) persalinan
macet (distosia). Terdapat lebih dari ( tiga perempat) kematian noenatal
disebabkan kesulitan bernapas saat lahir ( asfiksia), infeksi, komplikasi
lahir, dan berat badan lahir yang rendah.
C. Saran
Kasus kegawatdaruratan merupakan hal yang saat ini mendapat
perhatian yang begitu besar. Oleh karena itu, diharapkan seluruh pihak
memberikan kontribusinya dalam merespon kasus kegawatdaruratan ini.
Bagi mahasiswa, sudah seyogyanya memberikan peran dengan
mempelajari dengan sungguh-sunggu kasus-kasus kegawatadaruratan dan
memaksimalkan keterampilan dalam melakukan penanganan
kegawatdaruratan yang berada dalam koridor wewenang bidan
DAFTAR PUSTAKA

Wiknjosastro Hanifa, Ilmu Kebidanan. 2009. Jakarta : PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardo.
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Anda mungkin juga menyukai