NEONATAL
Disusun Oleh :
1. Agustina Andriyana ( P27224014)
2. Aljulia Rahmanuri ( P27224014)
3. Anis hidayatul Aminah ( P27224014)
4. Annisa Mulbaidah ( P27224014)
5. Danik Ismawati ( P27224014099)
6. Hanny Novianti Evissa ( P27224014)
7. Ibis Naha Frastitis ( P27224014)
8. Lita Anggun Sefita Mulyanda ( P27224014)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmad dan karunia-Nya sehingga telah tersusun makalah Asuhan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Pendokumentasian Varney dan SOAP
pada Neonatus.
Makalah ini dibuat guna memperdalam pemahaman kami tentang
pendokumentasian serta untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampu
kami. Dengan selesainya tugas ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
terkait yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah kami masih sangat jauh dari sempurna dan masih
banyak kesalahan, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan dari pembaca
guna melengkapi dan memperbaiki di waktu mendatang.
Akhirnya kami berharap makalah ini memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap bayi baru lahir akan mengalami bahaya jiwa saat proses
kelahirannya. Ancaman jiwa berupa kematian tidak dapat di duga secara
pasti walaupun dengan bantuan alat-alat medis modern
sekalipun,seringkali memerikan gamaran erbeda terhadap kondisi bayi saat
lahir.
Oleh karena itu,kemauan dan keterampilan tenagan medis yang
menangani kelahiran bayi mutlak sangat dibutuhkan,tetapi tidak semua
tenaga medis memilki kemampuan dan keterampilan standar dalam
melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang dapat di
handalkan,walaupun mereka itu memiliki latar belakang pendidikan
sebagai profesional ahli.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebab kegawatdaruratan pada neonatus ?
2. Bagaimana kondisi-kondisi yang menyebakan kegawatdaruratan pada
neonatus ?
3. Bagaiamana penanganan kegawatdaruratan pada neonatus ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kegawatdaruratan pada neonatus
2. Untuk mengetahui kondisi-kondisi yang menyebakan
kegawatdaruratan pada neonatus
3. Untuk mengetahui penanganan kegawatdaruratan pada neonatus
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neonatus
Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai
dengan usia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system. Neonatus bukanlah
miniatur orang dewasa, bahkan bukan pula miniatur anak. Neonatus
mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.
Masa perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.
Transisi ini hampir meliputi semua sistem organ tapi yang terpenting bagi
anestesi adalah system pernafasan sirkulasi, ginjal dan hepar. Maka dari
itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu tindakan anestesi terhadap neonatus.
B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegawatdaruratan pada Neonatus
1. Faktor Kehamilan
a) Kehamilan kurang bulan
b) Kehamilan dengan penyakit DM
c) Kehamilan dengn gawat janin
d) Kehamilan dengan penyakit kronis ibu
e) Kehamilan dengan pertumbuhan janin terhambat
f) Infertilitas
2. Faktor pada Partus
a) Partus dengan infeksi intrapartum
b) Partus dengan penggunaan obat sedatif
3. Faktor pada Bayi
a) Skor apgar yang rendah
b) BBLR
c) Bayi kurang bulan
d) Berat lahir lebih dari 4000gr
e) Cacat bawaan
f) Frekuensi pernafasan dengan 2x observasi lebih dari 60/menit
C. Kondisi-Kondisi Yang Menyebabkan Kegawatdaruratan Neonatus
1. Hipotermia
Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh < 360C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada
hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah (low reading
termometer) sampai 250C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia
dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian.
Akibat hipotermia adalah meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi
hipoksia), terjadinya metabolik asidosis sebagai konsekuensi glikolisis
anaerobik, dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat
hipoglikemia. Hilangnya kalori tampak dengan turunnya berat badan
yang dapat ditanggulangi dengan meningkatkan intake kalori.
Etiologi dan factor presipitasi dari hipotermia antara lain :
prematuritas, asfiksia, sepsis, kondisi neurologik seperti meningitis dan
perdarahan cerebral, pengeringan yang tidak adekuat setelah kelahiran
dan eksposure suhu lingkungan yang dingin.
Penanganan hipotermia ditujukan pada:
a. Mencegah hipotermia
b. Mengenal bayi dengan hipotermia
c. Mengenal resiko hipotermia
d. Tindakan pada hipotermia.
Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang
termudah dan cepat adalah dengan menggunakan stetoskop atau
meraba denyut tali pusat. Meraba arteria mempunyai keuntungan
karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus
menerus, dihitung selama 6 detik (hasilnya dikalikan 10 = Frekuensi
denjut jantung selama 1 menit)
Hasil penilaian :
a) Apabila frekeunsi. > 100 x / menit dan bayi bernafas spontan,
dilanjutkan dengan menilai warna kulit
b) Apabila frekuensi < 100 x / menit walaupun bayi bernafas
spontan menjadi indikasi untuk dilakukan VTP (Ventilasi
Tekanan Positif)
3. Warna Kulit
IDENTITAS
A. Identistas
Nama bayi : Bayi Ny.L
Umur Bayi : 7 hari
Tgl/jam lahir : 19 Mei 2012 pukul 11.23 WIB
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Status reg : 225/12
Nama Ibu : Ny. L Nama Ayah : Tn. A
Umur : 27 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Buruh
DATA SUBJEKTIF
Ibu cemas karena bayinya rewel, menangis merintih, perut membuncit dan
kulitnya terlihat kuning
Riwayat penyakit saat ini
1. Riwayat penyakit kehamilan
Tidak ada
2. Kebiasaan saat hamil
Makan : 3x sehari, porsi biasa , menu : nasi beserta lauk pauknya
Minum : 6 8 gelas per hari
Merokok : Tidak pernah
Jamu : Tidak pernah
3. Kebiasaan saat nifas
Makan : 3x sehari, porsi biasa, menu : nasi beserta laukpauknya
Minum : 6 - 8 gelas per hari
Merokok : Tidak pernah
Jamu : Minum 1 gelas per hari sejak hari ketiga nifas (sari rapet
dan kunyit asam)
Menjemur bayi : 2x sejak nifas, frekuensi 15 menit, jam 07.30 WIB
4. Riwayat nifas :
Rawat di klinik Bidan 1 hari setelah melahirkan, pulang paksa dengan
alasan ingin pulang.
Bayi kuning sejak 2 hari lalu
5. Riwayat persalinan sekarang
P1 A0
Jenis persalian : Persalinan Pervaginam spontan
Ditolong oleh : Bidan
Tempat Persalinan : Klinik bidan Yulia
Umur kehamilan : 39 minggu
Ketuban : warna jernih, banyaknya 500 c
Komplikasi persalinan : Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada
Keadaan bayi baru lahir : Bayi langsung menangis, tonus otot (+)
6. Riwayat menyusui : 5x dalam sehari tetapi tiadak adekuat, ASI
eksklusif (+)
7. Riwayat imunisasi :
Vit K sudah diberikan
Hep Bo sudah diberikan
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Samnolen
Suhu : 37oC,
Pernafasan : 48x / menit ,
Nadi : 125 x / menit
Berat badan lahir : 3200 gram
Berat badan sekarang : 3400 gram
Pemeriksaan fisik secara klinis :
1. Kepala : UUK datar, tidak ada moulase
a. Muka : Simetris, warna kuning
b. Mata : Simetris, sklera kuning, konjungtiva pucat, tidak
juling, reflek cahaya (+)
c. Hidung : Ada septum, tidak ada polip
d. Mulut : Simetris, tidak ada celah antara bibir ataupun
hidung, tidak ada sianosis
e. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, warna
kulit
leher kuning.
2. Dada : Simetris, tidak ada pembesaran, puting menonjol,
tidak ada retraksi dada.
3. Abdomen : Perut membuncit, pembesaran pada hati tali pusat
sudah puput.
4. Genital : Testis sudah masuk kedalam skrotum, lubang
penis terletak di sentralis.
5. Anus : Terdapat lubang anus, sudah BAB warna Dempul
dan BAK warna gelap
6. Ekstremitas :
a. Bagian atas : Simetris, jumlah jari tangan lengkap, pada tangan
dan jari tidak ada sianosis, gerakan aktif.
b. Bagian bawah : Simetris, jumlah jari kaki lengkap, pada kaki tidak
ada sianosis, gerakan aktif.
7. warna kulit : Tidak ada bercak dan tanda lahir, warna kulit
keseluruhan kuning
Reflex :
Refleks moro (+)
Rooting refleks (+)
Refleks palmar (+)
Refleks tonickneck (+)
Daya hisap lemah.
8. Eliminasi :
Miksi : Frekuensi : 4 x per hari, warna kuning
Mekonium/feses : Frekuensi : 1 x per hari, warna Dempul konsistensi
lunak
9. Data Penunjang : Saat ini tidak dilakukan
10. Gol Darah ibu : O (+) diketahui pada saat kehamilan
PLANNING IN ACTION
1. Menyampaikan pada ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa bayinya
kemungkinan mengalami ikterus patologis. Ibu dan suami mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan suami agar tetap tenang. Ibu
bersedia agar selalu tenang agar kondisinya tidak menurun.
3. Mengobservasi TTV dan konsistensi warna kulit.
Hasil pemeriksaan :
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. warna kulit kuning.
4. Melakukan pencegahan kehilangan panas dengan cara tidak meletakan bayi di
atas benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya, menutup pintu dan
jendela rapat-rapat, mengganti pakaian bayi jika basah dan tidak meletakan
bayi di dekat benda yang suhunya lebih rendah dari suhu
tubuhnya.membedong bayi.
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membersihkan ujung tali pusat
meggunakan air yang sudah matang dan keringkan, lalu bungkus tali pusat
meggunakan kassa steril.
6. Kontak dini dengan ibu ( metode kanguru ).
7. MemBerikan konseling pada ibu tentang :
a. Menjaga kehangatan bayi dengan cara ibu lebih sering mendekap bayi,
tata ruangan yang hangat untuk mencegah hipotermi
b. Cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara meletakan bayi di
tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi menempel dengan
perut ibu dan sesering mungkin
c. Cara merawat tali pusat dengan cara membersihkannya menggunakan air
matang dan membungkusnya dengan kassa steril.
8. Mengawasi tanda-tanda bahaya pada bayi, seperti pernafasan lebih cepat, suhu
yang panas,tali pusat merah atau bernanah, mata bengkak, tidak ada BAK atau
BAB dalam 24 jam
9. Meletakkan bayi pada yang terang , untuk mempertahankan suhu badan pada
bayi.
10. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, jika bayi tidak mau
menyusui anjurkan ibu untuk memerah asinya dan memberikannya
menggunakan sendok
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Samnolen
2. TTV
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. Warna kulit kuning.
3. Wajah : Pucat
4. Mata
a. Konjungtiva : Anemis
b. Sklera mata : Ikterik
5. Abdomen : Perut membuncit,terlihat pembesaran hati dan kulit perut
kuning
6. Eliminasi :
a. BAK:4x/hari warna gelap
b. BAB:2x/hari warna dempul, konsistensi lunak
ASSATMENT
Bayi Ny. L umur 6 hari dengan ikterus patologis.
PLANING IN ACTION
1. Menyampaikan pada ibu dan suami tentang hasil pemeriksaan bahwa bayi
mangalami ikterus dan bayi harus di rujuk. Ibu dan suami mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
2. Memberikan dukungan emosional kepada ibu dan suami agar tetap tenang. Ibu
bersedia agar selalu tenang agar kondisinya tidak menurun.
3. Mengobservasi TTV dan konsistensi warna kulit.
Hasil pemeriksaan :
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. warna kulit kuning.
4. Melakukan pencegahan kehilangan panas dengan cara tidak meletakan bayi di
atas benda yang suhunya lebih rendah dari suhu tubuhnya, menutup pintu dan
jendela rapat-rapat, mengganti pakaian bayi jika basah dan tidak meletakan
bayi di dekat benda yang suhunya lebih rendah dari suhu
tubuhnya.membedong bayi.
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara membersihkan ujung tali pusat
meggunakan air yang sudah matang dan keringkan, lalu bungkus tali pusat
meggunakan kassa steril.
6. Kontak dini dengan ibu ( metode kanguru ).
7. MemBerikan konseling pada ibu tentang :
a. Menjaga kehangatan bayi dengan cara ibu lebih sering mendekap bayi, tata
ruangan yang hangat untuk mencegah hipotermi
b. Cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara meletakan bayi di
tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi menempel dengan
perut ibu dan sesering mungkin
c. Cara merawat tali pusat dengan cara membersihkannya menggunakan air
matang dan membungkusnya dengan kassa steril.
8. Meletakkan bayi pada yang terang , untuk mempertahankan suhu badan pada
bayi.
9. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya, jika bayi tidak mau
menyusui anjurkan ibu untuk memerah asinya dan memberikannya
menggunakan sendok
10. Dampingi ibu dan bayi ke tempat rujukan
11. Bawa alat-alat dan obat-obatan yang mungkin di butuhkan diperjalanan
menuju tempat rujukan
12. Anjurkan keluarga menyiapkan transportasi menyediakn uang untuk biaya
administrasi
13. Siapkan dan bawa surat rujukan ke tempat rujukan
DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Samnolen
2. TTV
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
d. Warna kulit kuning.
3. Wajah : Pucat
4. Mata
a. Konjungtiva : Anemis
b. Sklera mata : Ikterik
5. Abdomen : Perut membuncit,terlihat pembesaran hati dan kulit perut
kuning
ASSETMENT
Bayi Ny. L umur 6 hari dengan ikterus patologis.
PLANING IN ACTION
1. Pantau tanda-tanda vital
Hasil pemeriksaan :
a. Nadi : 130 x/menit
b. RR : 48 x/menit
c. Suhu : 36,8 C
2. Anjurkan ibu untuk tetap menyusui .
3. Memberi kehangatan , dengan metode kanguru
4. Mencegah hipotermi
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. H
DENGAN HIPOTERMI SEDANG
A. PENGKAJIAN DATA
Lama persalinan
Kala I : 8 jam
Kala II : 30 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
Jumlah :10 jam 50 menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital
Temp : 35,7oC
RR : 60 x/menit
BB : 2900 gram
Pols : 130 x/menit
C. DIAGNOSA POTENSIAL
Hipotermi berat
D. TINDAKAN SEGERA
Beri tahu keluarga tentang persiapan rujukan apabila keadaan bayinya
semakin buruk.
E. RENCANA TINDAKAN
1. Hangatkan tubuh bayi
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya mempertahankan suhu tubuh
bayi
b. Ajarkan pada ibu tentang cara menghangatkan bayi
c. Anjurkan pada ibu utnuk melakukan teknik penghangatan pada bayi
baru lahir
d. Observasi kemampuan ibu dalam melakukan teknik penghangatan
e. Libatkan keluarga atau suami dalam membantu ibu melakukan
teknik penghangatan
2. Pemberian ASI
a. Jelaskan pada ibu tentang pentingnya ASI bagi bayi
b. Ajarkan pada ibu tentang untuk menyusui yang benar
c. Anjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
d. Observasi kemampuan ibu dalam membantu ibu menyusui bayinya
e. Libatkan keluarga atau suami dalam membantu ibu menyusui bayinya
PELAKSANAAN
1. Menghangatkan tubuh bayi
a. Bayi dipakaikan topi atau kain untuk menjaga kepala tetap hangat
b. Menggunakan popok yang dilapisi plastik sehingga bayi mendapat sumber panas
terus menerus
c. Mengganti kain/pakaian/popok yang basah dengan yang kering
d. Kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi diantara bagian tubuh bayi dengan
dada dan perut ibu dalam baju kanguru
2. Melakukan perawatan kebersihan bayi baru lahir
a. Segera mengeringkan tubuh bayi dengan handuk kering, bersih dan hangat
b. Menunda memandikan bayi + 24 jam setelah kelahiran
c. Merawat tali pusat
d. Memandikan dengan mandi kering
3. Membantu ibu menyusui bayinya kepanpun ketika bayi mau menyusui
4. Melakukan pemantauan bati baru lahir
a. Pantau kemampuan menghisap
b. Keaktifan bayi
c. Pantau keadaan umum bayi seperti suhu, BB, nadi
5. Menjelaskan tanda dan bahaya pada bayi baru lahir
a. Pernapasan sulit (lebih dari 60 x/menit), < 30 x/mnt, > 60 x/mnt
b. Suhu tubuh terlalu rendah ( < 36 0C)
c. Warna kulit terutama 24 jam pertama, biru/pucat
d. Menghisap lemah, banyak muntah, mengantuk berlebihan
e. Aktivitas (bayi menggigil, menangis lemah, badan lemas dan kejang)
EVALUASI
1. Ibu mau menghangatkan bayinya dengan metode kanguru
2. Bayi mau diberi/mendapatkan ASI meskipun sedikit-sedikit
3. Bayi dalam keadaan bersih
4. Pakaian/popok selalu dalam keadaan kering
5. Tanda-tanda vital
Suhu : 360C
Nadi :120 x/menit
RR : 40 x/menit
B. Kesimpulan